ETIKA INFORMASI DAN PLAGIARISME
Informasi merupakan pesan (ucapan) atau kumpulan pesan yang terdiri dari symbol atau makna yang dapat ditafsirkan. Akan tetapi dalam menyampaikan informasi harus ada etikanya, agar informasi yang diberikan bisa bermanfaat. Etika dalam menyampaikan informasi harus dapat dipertanggungjawabkan, sehingga informasi yang diberikan tidak hoax. Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Dalam era saat ini berita atau informasi hoax semakin cepat menyebar, dikarenakan teknoloagi informasi yang semakin berkembang dan mudah diakses oleh siapa saja. Pembuat berita palsu ini telah menyalahgunakan etika dari profesi sebagai penulis berita. Sebagai pembaca kita harus lebih cerdas dalam memilah informasi dan jangan menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Dikarenakan adanya jejaring sosial yang tumbuh semakin besar, berita hoax jadi semakin sulit untuk ditangani.
Selain informasi yang mengandung hoax adalagi yang perlu kita ketahui bahwa ada informasi yang diberikan namun cuma copas (copy paste) saja. Dalam hal ini informasi yang diberikan mengandung plagiarisme. plagiarisme adalah penggunaan ulang ide seseorang, proses, hasil, atau kata-kata tanpa memberikan pengakuran kepada pengarang dan sumber aslinya. Plagiarisme didefinisikan dalam buku “Kode Etika Peneliti” (MPR LIPI, 2007) sebagai mengambil alih gagasan, atau kata-kata tertulis dari seseorang, tanpa pengakuan pengambilalihan dan dengan niat menjadikannya sebagai bagian dari karya keilmuan yang mengambil.
Berikut adalah lima (5) tingkat plagiarisme berdasaran petunjuk IEEE