Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 83 HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RSUD BANGKINANG TAHUN 2013
Erlinawati1, Rela Haryati2
Dosen STIKes Tambusai Riau, Indonesia1
Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau2
ABSTRACT
Preeclampsia occurs in approximately 5% of all pregnancies, 10% of pregnancies in the first children and 20-25% in pregnant women with a history of chronic hypertension before pregnancy. The purpose of this research was to determine the relationship of maternal history of hypertension on the incidence of preeclampsia in hospitals Bangkinang 2013). Preeclampsia is a disease with signs of hypertension, edema and proteinuria that arise because of pregnancy, the disease usually occurs in the third trimester of pregnancy, but may occur earlier. This is the type of quantitative analytical penenlitian a case control. With the total sampling technique Systematic sampling and random sampling. Analysis of data using univariate and bivariate analysis. Univariate analysis was obtained from a history of hypertension group as many as 19 (27.9%) consists of a group totaling 14 cases (41.2%) and control group numbered 5 (14.7%). Bivariate analysis using statistical test obtained p value = 0.015 <(0.05) with a confidence level of 95%. This suggests that there is a history of hypertension in relation to the incidence of maternal preeclampsia in hospitals Bangkinang 2013. The results of this study are expected to provide information about events preklamsia so health workers can provide fast service and handling in reducing complications in mothers who develop preeclampsia, especially in pregnant women who have a history of hypertension.
Keywords : history of hypertension, pre-eclampsia
PENDAHULUAN
Kesehatan ibu dan bayi merupakan masalah yang menjadi perhatian dunia, oleh karena itu pada bulan September tahun 2000 di adakan United Nation Millenium Declaration (UNMD), deklarasi ini menghasilkan program yang dikenal sebagai Millennium Development goals (MDGs) dengan target pencapaian pada tahun 2015, MDGs berisi delapan tujuan pembangunan milenium, yang mana salah satu indikator dari MDGs yang kelima
adalah mengurangi ¾ angka kematian ibu (AKI) dengan target AKI 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (MDGs, 2011).
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 84
tertinggi dengan 290 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di negara maju, yaitu 14 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. (Depkes RI, 2011). Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir tahun 2012 AKI Indonesia meningkat dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012, dan angka tersebut masih tertinggi di Asia. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia, diperoleh data sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan menurun menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (Depkes RI, 2012). Penyebab angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah perdarahan 25%, partus tak maju 17%, infeksi 13%, aborsi tidak aman 13%, eklamsi 12%, dan penyebab lain 12%. (Supartrini, 2011).
Berdasarkan Profil Provinsi Riau tercatat AKI pada tahun 2011 sebesar 122,1 per 100.000 kelahiran hidup dan menurun pada tahun 2012 menjadi 112,7 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB di Provinsi Riau tahun 2011 sebanyak 11,4 per 1000 kelahiran hidup, menurun menjadi 9,4 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2012 (Profil Dinkes Riau, 2012) (Fadlun, 2012).
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinurea yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya terjadi pada triwulan ketiga kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. (Prawirohardjo, 2005). Salah satu faktor predisposisi terjadinya preeklampsia atau eklampsia adalah adanya riwayat hipertensi kronis,
atau penyakit vaskuler hipertensi sebelumnya, atau hipertensi esensial (Rozikan, 2007).
Preeklamsia terjadi pada kurang lebih 5% dari seluruh kehamilan, 10% pada kehamilan anak pertama dan 20-25% pada perempuan hamil dengan riwayat hipertensi kronik sebelum hamil (yudasmara, 2012). Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu. Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih besar mengalami preeklamsi, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal lebih tinggi (Cunningham, 2006).
Berdasarkan data survey awal di RSUD Bangkinang, diperoleh data jumlah persalinan dengan preeklamsia menjadi angka lima tertinggi dari lima belas penyakit obstetrik dan tindakan yaitu dari 82 orang (16,53%) pada tahun 2012 menjadi 34 orang (11,68%) pada tahun 2013. Dari data tersebut angka kejadian preeklamsia masih tinggi dan menjadi sorotan
karena menyebabkan
morbiditas/kesakitan pada ibu dan janin dan dapat berakhir dengan mortalitas/kematian. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Riwayat Hipertensi Pada Ibu Bersalin dengan Kejadian Preeklamsia Di RSUD Bangkinang Tahun 2013 ”.
METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah case control. Penelitian ini dilaksanakan di ruang kebidanan
dan Rekam Medik RSUD
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 85
Populasi adalah seluruh data ibu bersalin sebanyak 291 data, sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan perbandingan 1:1 dimana sampel terdiri atas kelompok kasus yaitu ibu bersalin dengan kejadian preeklamsia yang tercatat di Rekam Medik RSUD Bangkinang tahun 2013 sebanyak 34, sedangkan kontrolnya adalah ibu bersalin yang
tidak mengalami preeklamsia yang tercatat di Rekam Medik RSUD Bangkinang tahun 2013 sebanyak 34. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang di peroleh dari catatan register di ruangan Kebidanan Di RSUD Bangkinang. Instrumen yang akan digunakan adalah lembar cheklis.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 mei sampai tanggal 28 mei 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 34 ibu bersalin dengan preeklamsia (kasus) dan 34 ibu bersalin dengan tidak preeklamsia (kontrol) yang pernah dirawat di
RSUD Bangkinang tahun 2013. Data yang diambil pada penelitian ini meliputi Riwayat hipertensi (Variabel Independen) dan preeklamsia (Variabel Dependen) dan didapat di Ruang Kebidanan
dan Rekam medik RSUD
Bangkinang, didapatkan hasil analisis sebagai berikut:
Analisis Univariat
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Riwayat Hipertensi di RSUD Bangkinang Tahun 2013
No Riwayat
Hipertensi
Kelompok Sampel Jumlah
Kasus (Preeklamsia)
Kontrol (Tidak Preeklamsia)
n %
N % n %
1 Ya 14 41,2 5 14,7 19 27,9
2 Tidak 20 58,8 29 85,3 49 72,1
Jumlah 34 100 34 100 68 100
Analisis Bivariat
Tabel 4.2 Hubungan Riwayat Hipertensi pada Ibu Bersalin dengan Kejadian Preeklamsia di RSUD Bangkinang Tahun 2013
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat dari 68 ibu bersalin di RSUD Bangkinang jumlah kejadian dengan preeklamsia (kasus) dengan riwayat hipertensi adalah 14 ibu bersalin dan dengan tidak memiliki riwayat hipertensi adalah 20 ibu bersalin.
Sedangkan kejadian bukan preeklamsia (kontrol) dengan riwayat hipertensi adalah 5 ibu bersalin dan dengan riwayat hipertensi 29 ibu bersalin.
Berdasarkan uji statistik dengan person chi square, maka Riwayat
Hipertensi
Preeklamsia Jumlah P
value
OR Kasus
(Preeklamsia)
Kontrol (Tidak Preeklamsia)
n % n % N %
Ya 14 41,2 5 14,7 19 27,9
Tidak 20 58,8 29 85,3 49 72,1 0,015 4,06
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 86
diperoleh nilai p = 0,015 dengan
derajat kemaknaan α (0,05) yang
berarti (p < 0,05). Berarti ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian preeklamsia di RSUD Bangkinang.
a. Odds kasus (preeklamsia) = 14/20
= 0,7
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa pengaruh eksposure pada kelompok kasus adalah sebesar 0,7
b. Oods kontrol (Bukan preeklamsia) = 5/29
= 0,17
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa pengaruh eksposure pada kelompok kontrol adalah sebesar 0,17
c. Odds rasio = 14.29/5.20 = 406/100
= 4,06
Dapat dilihat bahwa nilai odds rasio (OR) adalah 4,06. Ini artinya responden dengan persalinan dengan riwayat hipertensi akan berpeluang 4 kali mengalami preeklamsia. Dari pada responden persalinan yang tidak memiliki riwayat hipertensi.
PEMBAHASAN
Analisis Bivariat Hubungan Riwayat Hipertensi Pada Ibu Bersalin Dengan Kejadian Preeklamsia Di RSUD Bangkinang Tahun 2013.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penenliti, di
dapatkan hasil Pvalue (0,015) ≤ α
(0,05), yang artinya ada hubungan bermakna antara riwayat hipertensi dengan kejadian preeklamsia, dengan nilai OR 4,06. Ini artinya responden dengan riwayat hipertensi akan berulang 4 kali mengalami preeklamsia.
Hal ini berkaitan dengan teori Cunningham (2006), Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu. Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih besar mengalami preeklamsi, serta meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal lebih tinggi. Preeklamsia terjadi pada kurang lebih 5% dari seluruh kehamilan, 10% pada kehamilan anak pertama dan 20-25% pada perempuan hamil dengan riwayat hipertensi kronik sebelum hamil (Yudasmara, 2012).
Riwayat Hipertensi
diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10% seluruh kehamilan. ibu yang mengalami hipertensi selama masa hamil, setengah sampai dua pertiganya didiagnosa mengalami preeklampsia (Bobak, 2004). Hipertensi kronis ialah hipertensi yang menetap oleh sebab apapun yang ditemukan pada umur kehamilan kurang dari 20 minggu atau hipertensi yang menetap setelah 6 minggu pasca persalinan. Semua hipertensi kronis dengan penyebab apapun pada kehamilan dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia (Revina, 2012)
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 87
mencolok dan dapat disertai satu gejala preeklampsia atau lebih, seperti edema, proteinuria, nyeri kepala, nyeri epigastrium, muntah, gangguan visus (Supperimposed preeklampsia), bahkan dapat timbul eklampsia dan perdarahan otak (Rozikan, 2007).
Penelitian dilakukan oleh Apri Rahmadani di Ginekologi RSUD Raden Mattaher Jambi pada 2 - 30
januari 2013 yang berjudul ”faktor –
faktor terjadinya preeklamsia di RSUD Raden Mattaher Jambi”. Sampel penelitian berjumlah 152 sampel, yang terdiri dari 76 kasus dan 76 kontrol ibu hamil menjalani rawat inap di bangsal Obstetri dan Ginekologi RSUD Raden Mattaher Jambi tahun 2012. Hasil penelitian menemukan ibu yang mengalami terjadinya preeklampsia-eklampsia yang memiliki riwayat hipertensi
dengan (p=0,000, OR=17,697). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat hipertensi dengan terjadinya preeklampsia-eklampsia di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Jambi tahun 2012 dan ibu yang memiliki riwayat hipertensi akan resiko 17,697 kali mengalami terjadinya preeklampsia-eklampsia dibandingkan dengan ibu yang tidak ada riwayat hipertensi.
Menurut peneliti, Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa salah satu faktor predisposisi terjadinya preeklampsia adalah riwayat hipertensi. Bahaya yang spesifik pada kehamilan yang disertai oleh hipertensi adalah resiko timbulnya preeklampsia yang mungkin hampir dijumpai 20% pada ibu hamil.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul hubungan riwayat hipertensi pada ibu bersalin persalinan dengan kejadian preeklamsia di RSUD Bangkinang tahun 2013, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaruh eksposure pada kelompok kasus adalah sebesar 0,7 2. Pengaruh eksposure pada kelompok kontrol adalah sebesar 0,17.
3. Responden dengan riwayat hipertensi memiliki peluang sebesar 4 kali untuk terjadi preeklamsia dari pada ibu tidak memiliki riwayat hipertensi.
4. Ada hubungan signifikan antara persalinan dengan riwayat hipertensi dengan kejadian preeklamsia di RSUD Bangkinang tahun 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin (2009) dalam Dian kustianingrum 2012. Asuhan Kebidanan Ny S G1p0a0 Dengan Hipertensi Di RSUD Dr.Moewardi Surakarta Tahun 2012. Diakses tanggal 1 maret 2013. Dari sumber http:// hipertensi dan asuhannya.pdf
Bobak ,dkk. (2004 ). Buku Ajar Keperawatan Maternitas .Jakarta : ECG
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 88
Chapter (2004).. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklamsi Diperoleh Tanggal 1 Maret 2013 . Dari sumber repositori.usu.ac.id Depkes, RI (2012). SDKI
Diah, widyatun 2012. Preeklamsi dan Eklamsi. Diakses tanggal 19 maret 2013. Dari sumber http:// jurnal bidan diah.com
Dinkes riau (2011). profil kesehatan profinsi riau. Di akses tanggal 28 februari 2014,dari http://www.profilkesehattan riau.go.id
Feryanto, Achmad & Fadlun. 2012. Asuhan kebidanan patologi. Jakarta : Salemba Medika
Hana Nurhanifa 2013:
penatalaksanaan hipertensi pada kehamilan . diakses tanggal 1
maret 2013 dari.
http:/hananurhanifah.blogspot. com
Hanifa 2013. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal :Jakarta Yayasan Bina Pustakawan Sarwono
Hidayat A.Aziz .2007, Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data .Jakarta : Salemba Medika
Manuaba I.A.B.G.2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan.Jakarta : ECG
Nugroho Taufan 2011.Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan .Yogyakarta :Salemba Medika
Nugroho.M. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi & Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika
Prawiroharjo. Sarwono .2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Revina. (2012).Hipertensi Pada Kehamilan .Di Akses Pada Tanggal 1 Maret 2014. Dari sumber
.Http://Bidanku.Com/Hipertensi Pada Kehamilan .
Rozikan 2007. Faktor-Faktor Risiko Terjadinya Preeklampsia Berat Di Rumah Sakit Dr. H. Soewondo Kendal. Di Akses Pada Tanggal 25 Februari 2014.
Dari sumber Http.//
Rozikan.Pdf
Rukiyah Dkk 2010. Asuhan Kebidanan Patologi IV. Jakarta Tras Info Media
Saifudin . Abdul Bahri .2011. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal . Jakarta Yayasan Bina Pustaka
Suhemi (2009) dalam Dian kustianingrum 2012. Asuhan Kebidanan Ny S G1 p0 a0 Dengan Hipertensi Di RSUD Dr.Moewardi Surakarta Tahun 2012. Diakses tanggal 1 maret 2014.http:// hipertensi dan asuhannya.pdf
Wheeler, Linda. 2004. Buku Saku Asuhan Pranatal & Pasca Partum. Jakarta: ECG