Implementasi Kebijakan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Ngawi (Studi Kasus Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Ngawi)
Oleh :
Nama : Syaiful Ma’arif NIM : D0111080
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi persyaratan
untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.
Penduduk merupakan modal yang sangat bernilai bagi suatu Negara. Hal ini disebabkan karena penduduk adalah salah satu dari unsur-unsur negara yang berperan sebagai pelaku sekaligus sasaran pembangunan. Penduduk merupakan sumber daya utama/pokok dalam menentukan maju mundurnya suatu negara secara. Dalam kehidupannya penduduk akan mengalami berbagai peristiwa penting yang terjadi sebagai suatu siklus hidup. Siklus hidup, pengalaman dan peristiwa penting itu antara lain adalah kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, dan berbagai peristiwa penting lainnya. Peristiwa-peristiwa penting tersebut perlu dilakukan pencatatan karena sangat mempengaruhi pengalaman hidup setiap manusia dan apabila peristiwa itu terjadi pasti akan selalu membawa akibat hukum bagi orang yang bersangkutan maupun bagi masyarakat di sekitarnya. Data mengenai penduduk merupakan data pokok yang perlu diketahui karakteristiknya (kuantitas, distribusi, komposisi dan kualitas) sehingga dapat diketahui potensi maupun kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menuju subyek yang berkualitas dalam hal ini penduduk.
9. Russia 142 Juta Eropa dimanfaatkan dan diberdayakan oleh Indonesia sebagai kekuatan untuk membangun negara menjadi lebih maju sehingga mampu bersaing dengan negara lain dalam lingkungan global. Namun semakin besar jumlah penduduknya maka pengaturan terhadap penduduk tersebut juga akan semakin sulit, agar data mengenai penduduk bersifat valid dan dapat digunakan oleh Pemerintah sebagai dasar untuk membuat keputusan atau kebijakan maka harus diperlukan suatu pengaturan yang komprehensif. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah membuat suatu kebijakan yang mengatur mengenai kependudukan yakni Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Menurut Undang-Undang tersebut Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
kependudukan, maka setiap penduduk wajib memiliki sebuah dokumen kependudukan yang menunjukkan bahwa penduduk tersebut merupakan warga negara. Dokumen tersebut berisi hal-hal yang berkaitan dengan diri pribadi yang bersangkutan seperti nama, tempat tinggal, tempat dan tanggal lahir, dan sebagainya. Dengan adanya dokumen kependudukan, maka seorang penduduk telah terdaftar sebagai warga negara dan mempunyai hak antara lain dapat memperoleh pelayanan yang sama sebagai warga negara.
Namun dalam pelaksanaan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Ngawi, masih terjadi permasalahan, yakni salah satunya adalah jumlah dokumen kependudukan yang diterbitkan pemerintah Kabupaten Ngawi tidak sesuai dengan peristiwa kependudukan yang terjadi.
Jumlah Akta Sipil Yang Diterbitkan Menurut Jenis Akta Tahun 2010-2014.
Jenis Akta 2010 2011 2012 2013 2014
Akta Kelahiran 40,979 22.394 22.999 20.594 17.208
Akta Kematian 12 24 15 29 46
Akta Perkawinan 101 71 76 57 65
Akta Perceraian 8 6 10 6 9
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Ngawi
Jumlah Kelahiran Dan Kematian Tahun 2010-2014.
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Ngawi
Jumlah Nikah, Talaq Dan Cerai Tahun 2010-2014.
dokumen, sementara jumlah kelahiran pada tahun yang sama sebanyak 10.454 kelahiran. Sementara itu akta kematian diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Ngawi pada tahun 2014 sebanyak 46 dokumen, sementara jumlah kematian pada tahun itu sebanyak 1.065 peristiwa. Kemudian akta perkawinan diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Ngawi pada tahun 2014 sebanyak 65 dokumen, padahal jumlah pernikahan tahun itu sebanyak 6.953. Sementara itu pada tahun 2014 akta perceraian yang diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Ngawi sebanyak 9 dokumen, padahal pada tahun yang sama jumlah perceraian sebanyak 1.015 peristiwa. Berdasarkan data-data tersebut dapat kita simpulkan bahwa kesadaran masyarakat Kabupaten Ngawi akan pentingnya dokumen kependudukan masih rendah.
Dokumen kependudukan merupakan dokumen yang penting bagi pemerintah agar terjaminnya pembangunan baik pada tingkat daerah maupun dalam skala nasional. Jika penduduk tidak mempunyai dokumen kependudukan akan menghambat pembangunan yang dicanangkan pemerintah, karena penduduk merupakan sasaran dari pembangunan tersebut. Hal tersebut akan menimbulkan kerugian di pihak penduduk maupun pemerintah. Kerugian penduduk yakni mereka akan kehilangan hak-hak sebagai warga negara. Bagi pemerintah, akan mengganggu program dan kebijakan mereka.
Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk mencari tahu lebih lanjut tentang ”Implementasi Kebijakan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Ngawi (Studi Kasus Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Ngawi)”.
B. Rumusan Masalah.
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Implementasi Kebijakan Administrasi Kependudukan di Kabupaten Ngawi ? 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung Implementasi Kebijakan