• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

Luly Riananda*

email: Lulyria@yahoo.com

A. Kependudukan

1. Pengertian Penduduk

Penduduk suatu Negara atau daerah bisa didefinisikan

menjadi dua, yaitu orang yang tinggal di daerah tersebut dan

orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut.

Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang

menempati wilayah geografi dan ruang tertentu.1

Dalam UU RI No 52 Tahun 2009 pasal 1 dijelaskan,

penduduk adalah warga Negara Indonesia dan orang asing yang

bertempat tinggal di Indonesia.2 Jadi, orang-orang yang

bertempat tinggal di wilayah Indonesia disebut dengan

penduduk.

2. Transfer Penduduk

Transfer penduduk adalah istilah untuk Negara yang

mewajibkan perpindahan sekelompok penduduk dari kawasan

tertentu, terutama dengan alasan etnisitas atau agama.

Kebijakan transmigrasi oleh pemerintah Indonesia selama orde

baru bisa dikategorikan transfer penduduk. Perpindahan

penduduk lainnya dapat pula karena imigrasi, seperti imigrasi

dari Eropa ke Koloni-Koloni Eropa di Amerika, Afrika, Australia,

dan tempat-tempat lainnya.

Berdasarkan estimasi yang diterbitkan oleh Biro Sensus

Amerika Serikat, penduduk dunia mencapai 6,5 milyar jiwa

Ramdani Wahyu, ISD (Ilmu Sosial Dasar), (Bandung: Pustaka Setia, 2013), 267.

2

(2)

penduduk dunia akan mencapai 7 milyar jiwa, sekitar 12 tahun

setelah penduduk dunia mencapai 5 milyar.

Berikut adalah peringkat Negara-negara di dunia

berdasarkan jumlah penduduk tahun 20053:

a. Republik Rakyat Tiongkok (1.306.313.812 jiwa)

b. India (1.103.600.000 jiwa)

c. Amerika Serikat (298.186.698 jiwa)

d. Indonesia (241.973.879 jiwa)

e. Brasil (186.112.794 jiwa)

f. Pakistan (162.419.946 jiwa)

g. Bangladesh (114.319.628 jiwa)

h. Rusia (143.420.309 jiwa)

i. Nigeria (128.771.988 jiwa)

j. Jepang (127.417.244 jiwa)

3. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah

penduduk disuatu wilayah tertentu pada waktu tertentu

dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat

pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi

jumlah penduduk disuatu wilayah pada masa yang akan

datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan

datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, tidak

hanya dibidang sosial dan ekonomi, tetapi juga dibidang

politik. Akan tetapi, prediksi jumlah penduduk dengan cara

seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk

di masa yang akan datang. Untuk itu, diperlukan proyeksi

penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang

membutuhkan data yang lebih rinci.

kelahiran dan perpindahan penduduk disuatu wilayah

menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk diwilayah yang

3 Ramdani Wahyu,

(3)

bersangkutan, sedangkan kematian menyebabkan

berkurangnya jumlah penduduk diwilayah tersebut.4

Pertumbuhan penduduk mempengaruhi secara langsung

upaya peningkatan mutu pemanfaatan sumberdaya manusia.

Pertumbuhan penduduk merupakan sumber utama peningkatan

jumlah sumber daya manusia yang memerlukan pembinaan,

pengembangan serta pemanfaatan.5 Dalam hubungan ini, adanya

pertumbuhan penduduk relatif masih tinggi memperberat tekanan

terhadap sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta

mempersempit usaha-usaha menciptakan keserasian sosial.

4. Kebijaksanaan Kependudukan di Indonesia

a. Pengendalian Pertumbuhan Penduduk

Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dikemukakan

bahwa kebijaksanaan kependudukan diarahkan pada

pengembangan penduduk sebagai sumber daya manusia

agar menjadi kekuatan pembangunan bangsa yang efektif

dan bermutu dalam rangka mewujudkan mutu kehidupan

masyarakat yang senantiasa meningkat. Sehubungan

dengan itu perlu menyebarkan penduduk, di samping

pendidikan, kesehatan, pertumbuhan ekonomi,

pembangunan daerah, dan penciptaan lapangan kerja.6

Jelaslah bahwa salah satu unsur pokok kebijaksanaan

kependudukan sebagai upaya pengembangan sumber daya

adalah upaya pengendalian pertumbuhan penduduk. Oleh

karena itu pengendalian pertumbuhan penduduk akan

ditingkatkan dan diintensifkan dalam Repelita V.

Pengendalian pertumbuhan penduduk terutama akan

4

Ibid., 270.

5

Tukiran Kasto, Kebijakan dan Perencanaan Kependudukan di Indonesia, (Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Stusi Sosial UGM, 1990), 41.

6

(4)

dilaksanakan melalui penurunan tingkat kelahiran dan

penurunan tingkat kematian.7

b. Penurunan Tingkat Kelahiran

Penurunan tingkat kelahiran terutama akan

diusahakan secara langsung melalui pemantapan

pelaksanaan program keluarga berencana yang diarahkan

pada keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat dan potensi

yang ada. Kebijaksanaan penurunan tingkat kelahiran perlu

pula dibarengi dengan kebijaksanaan yang diarahkan

kepada usaha meningkatkan umur persalinan pertama dan

dengan upaya meningkatkan kesadaran penduduk akan

kegunaan dan keuntungan mempunyai anak sedikit.

Kebijaksanaan ini selanjutnya akan mendorong

pelembagaan Norma Keluarga Kecil yang Bahagia dan

Sejahtera (NKKBS) akan mempercepat penurunan tingkat

kelahiran. Sesuai dengan amanat GBHN usaha langsung

untuk menurunkan tingkat kelahiran adalah melalui

kebijaksanaan pelaksanaan keluarga berencana.8 Dengan

makin banyaknya peserta keluarga berencana, maka akan

dapat diusahakan secara lebih efektif penurunan tingkat

kematian dan peningkatan peranan wanita dalam

pembangunan yang akhirnya akan menurunkan tingkat

kelahiran.

c. Penurunan Tingkat Kematian

Dalam Repelita V secara nasional tingkat kematian

diharapkan dapat diturunkan dari 58 per 1.000 kelahiran

pada akhir Repelita IV menjadi sekitar 50 per 1.000

kelahiran pada akhir Repelita V. Sasaran penurunan tingkat

kematian bayi ini akan dibarengi dengan penurunan tingkat

kematian kasar dari 7,9 per 1.000 penduduk pada tahun

1993. Sementara itu, angka harapan hidup pada waktu lahir

7

Tukiran Kasto, Kebijakan dan Perencanaan Kependudukan di Indonesia, 45.

8 Masri Singarimbun,

(5)

diharapkan meningkat dari 63 tahun pada tahun 1988

menjadi sekitar 65 tahun pada tahun 1993.9

Dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran di atas,

dalam Repelita V dilaksanakan usaha-usaha peningkatan

pelayanan. Hal tersebut dilakukan dengan mengusahakan

agar pelayanan kesehatan tidak saja dekat, tetapi juga

terjangkau rakyat banyak. Dalam hubungan ini maka

jumlah Puskesmas dan fungsinya terus ditingkatkan dan

dikembangkan sehingga menjadi pusat pembangunan

kesehatan diwilayah kerjanya.

Sementara itu untuk lebih mendekatkan pelayanan

kesehatan kepada rakyat dilakukan juga Pelayanan Terpadu

yang memberikan pelayanan kesejahteraan ibu dan anak

seperti dalam mengatasi masalah-masalah gizi, diare,

imunisasi, dan keluarga berencana. Disamping itu untuk

meningkatkan produktivitas kerja, sekaligus sebagai usaha

untuk mencapai sasaran pembangunan kependudukan,

dilakukan pula upaya peningkatan kesehatan kerja.

d. Peningkatan Mutu Penduduk

Peningkatan status gizi berperan penting dalam

pencapaian sasaran-sasaran kependudukan. Kebijaksanaan

di bidang pangan dan gizi secara umum ditujukan bagi

peningkatan upaya penyediaan pangan dan

penganekaragaman pola konsumsi pangan dalam rangka

terpenuhinya kebutuhan gizi penduduk yang semakin

bermutu secara merata.

Selain di bidang gizi, bidang pendidikan juga berperan

penting dalam usaha mencapai sasaran-sasaran

kependudukan terutama melalui perubahan sikap dan

perilaku terhadap suatu tatanan kehidupan yang baru.

Kesadarn dan kemampuan yang dibutuhkan dalam rangka

melaksanakan cara hidup sehat, pengendalian kelahiran,

9 Tukiran Kasto,

(6)

peningkatannya melalui pendidikan. Sejalan dengan ini

maka usaha-usaha di bidang pendidikan terus

ditingkatkan.10

e. Persebaran dan Mobilitas Penduduk

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan akan sangat

membantu di dalam pemecahan masalah persebaran

penduduk dan tenaga kerja yang lebih seimbang.

Ketimpangan persebaran penduduk mengakibatkan bahwa

di daerah padat penduduk sumberdaya alam menderita

tekanan eksploitasi berlebihan, sedang di daerah jarang

penduduk sumber daya alam tidak dikelola secara efektif.

Oleh karena itu kebijaksanaan persebaran penduduk dan

tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembangunan daerah

tertuju pada tercapainya keseimbangan antara jumlah

penduduk dengan sumber daya alam yang tersedia.

Dalam rangka memperbaiki pola persebaran

penduduk dan angkatan kerja, maka perlu diupayakan

pembagian lapangan kerja antar daerah yang seimbang.

kegiatan yang dilakukan adalah melalui program Antar Kerja

Antar Daerah (AKAD) yang dimaksudkan untuk

mempertemukan permintaan dengan penawaran tenaga

kerja. Dengan demikian diharapkan penyebaran tenaga

kerja akan dapat terlaksana dengan lebih lancar. 11

5. Masalah Kependudukan

Pada dasarnya masalah kependudukan merupakan suatu

sumber masalah sosial yang penting, oleh karena pertambahan

penduduk dapat menghambat penduduk dapat menjadi

penghambat dalam pelaksanaan pembangunan, terutama jika

pertambahannya tersebut tidak dapat terkontrol secara efektif.

Masalah sosial sebagai akibat pertambahan penduduk tidak

hanya dirasakan oleh masyarakat-masyarakat pada daerah

10

Tukiran Kasto, Kebijakan dan Perencanaan Kependudukan di Indonesia, 48.

11

(7)

tertentu saja, melainkan dirasakan pula oleh masyarakat

secara menyeluruh dalam suatu Negara.

Akibat pertambahan penduduk biasanya ditandai oleh

kondisi yang serba tidak merata, terutama mengenai

sumber-sumber penghidupan masyarakat yang semakin terbatas. Di

Indonesia telah melakukan berbagai usaha dalam rangka

pengaturan pertambahan jumlah penduduk melalui program

Keluarga Berencana. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara

menyeluruh. Kecuali itu juga dilakukan program Transmigrasi,

yang dimaksudkan sebagai usaha pemerataan atau keserasian

jumlah penduduk di seluruh wilayah tertentu.12

a. Ledakan penduduk

 pertambahan jumlah penduduk disebabkan oleh jumlah

kelahiran (natalitas) yang lebih besar dari pada jumlah

kematian (mortalitas). Di Indonesia sekarang laju

kelahiran 49 dan jumlah ini menunjukkan laju kelahiran

yang tinggi. Laju kelahiran yang sedang antara 20 – 30,

sedangkan laju kelahiran rendah di bawah 20.

 Pertambahan penduduk yang pesat juga disebabkan oleh

penurunan angka kematian. Di dunia Barat kematian

bayi telah turun sampai 0,5% dan bagi dokter hal ini

merupakan tantangan. Malthus sendiri sudah

membayangkan bahwa penurunan angka kematian akan

memunculkan gejala kelebihan penduduk yang serius.

Menurut perhitungan, jika dalam waktu yang relatif

singkat di dunia kita nantinya akan terjadi sistem

pembatasan kelahiran yang optimal, maka kesimpulannya:

masih dibutuhkan 40 tahun lebih untuk menghentikan

pertumbuhan penduduk. Ini disebabkan dengan adanya

program KB yang intensif saja penduduk dunia masih akan

mampu melipat dua kali, sehingga dalam tahun 2020

12 Abdulsyani,

(8)

jumlah umat manusia di planet kita mencapai 7 milyar

jiwa.13

Penduduk di Indonesia menghadapi masalah dalam 4

aspek yaitu14:

 Jumlah penduduk di Indonesia besar, yaitu

merupakan urutan kelima di dunia;

 Tingkat pertambahan cepat. Menurut sensus

penduduk tahun 1980, tingkat pertambahan

penduduk Indonesia setahun 2,32%. Ini berarti

sebagian besar penduduk terdiri atas anak-anak yang

masih memerlukan berbagai kebutuhan;

 Penyebaran penduduk di Indonesia tidak merata.

Sekitar 65% penduduk Indonesia berada di pulau

Jawa, sedangkan penduduk-penduduk luar Jawa

seluruhnya hanya 35%;

 Pertumbuhan penduduk dan hubungannya dengan

pendidikan serta lapangan kerja.

B. Lingkungan Hidup

Hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya

bersifat sirkular, manusia mempengaruhi lingkungan dan begitu

juga hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh kondisi

lingkungan hidupnya. Menurut Gunawan suratmo lingkungan

hidup adalah segala sesuatu di sekitar suatu obyek yang saling

mempengaruhi. Yang termasuk dalam lingkungan hidup tersebut

dibagi menjadi dua yaitu sumber daya alam dan sistem hubungan

antara sumber daya alam tersebut. Lingkungan alam dibagi

menjadi lingkungan fisik dan kimia, lingkungan biologi, dan

lingkungan manusia meliputi bentuk sosio ekonomi dan sosial

kebudayaan.

13

Hariwijaya Soewandi, dkk., Ilmu Alamiah Dasar, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), 146.

14

(9)

Munajat Danusaputra, lingkungan hidup adalah semua

benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan

tingkah laku yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada

dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan

manusia dan jasad-jasad hidup.15

Sedangkan UU RI No 32 Tahun 2009 pasal 1 menjelaskan,

lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lain.

Dari berbagai macam definisi tentang lingkungan hidup

tersebut, bisa dipahami bahwa lingkungan hidup manusia adalah

segala sesuatu yang selain diri kita baik yang berupa lingkungan

abiotik, lingkungan biotik, dan juga lingkungan sosial serta

budaya yang berada di sekitar manusia yang mempengaruhi hidup

manusia.

1. Pengelolaan Lingkungan Hidup

Dalam Undang-Undang tentang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup pada BAB I pasal 1 di jelaskan

bahwa16:

a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah

upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah

terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan

hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,

pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan

hukum;

b. Rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

yang selanjutnya disingkat RPPLH adalah perencanaan

15

Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Bandung: Djambatan,1999), 51.

16

(10)

tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup,

serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam waktu

kurun waktu tertentu;

c. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya

pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut

UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap

usaha dan atau kegiatan yang tidak berdampak penting

terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha

atau kegiatan.

2. Masalah dan Pengendalian Lingkungan Hidup

a. Pencemaran Lingkungan

Umumnya ahli lingkungan membagi kriteria

lingkungan hidup dalam tiga golongan besar, yakni:

1) Lingkungan fisik: segala sesuatu di sekitar kita sebagai

benda mati;

2) Lingkungan biologis: segala sesuatu di sekitar kita sebagi

benda hidup;

3) Lingkungan sosial, adalah manusia yang hidup secara

bermasyarakat.

Keberadaan lingkungan tersebut pada hakekatnya

selalu dijaga dari kerusakan yang parah. Suatu kehidupan

lingkungan akan sangat tergantung pada ekosistemnya.

Oleh karena itu, masyarakat secara terus-menerus harus

didorong untuk mencintai, memelihara, dan bertanggung

jawab terhadap kerusakan lingkungan. Sebab untuk

menjaga semuanya itu tidak ada lagi yang bisa dimintai

pertanggung jawaban kecuali manusia sebagai pemakai atau

pengguna itu sendiri. Kerusakan suatu lingkungan akan

berakibat pada manusia itu sendiri, dan demikian pula

sebaliknya.

Salah satu produk dari kerusakan lingkungan adalah

(11)

misalnya, bisa dikategorikan melalui ukuran zat pencemar

yang diizinkan dibuang pada suatu jangka waktu tertentu.

Misalnya suatu berat unsur atau senyawa kimia setiap hari.

Pencemaran itu lebih banyak terjadi karena limbah pabrik

yang masih murni, mereka belum melalui proses waste

water treatment atau pengolahan. Dampaknya pada

lingkungan secara umum, jelas sangat merusak dan

berakibat fatal bagi lingkungan secara keseluruhan.17

Di samping adanya sumber daya alam, alam air dan

tanah, udara adalah sumber daya alam yang mengalami

pencemaran sebagai akibat sampingan dari aktivitas

manusia itu. Selain dari aktivitas manusia, proses alami,

seperti kegiatan gunung berapi, tiupan angin terhadap lahan

gundul berdebu dan lain sebagainya juga merupakan

sumber dari pencemaran udara.

Menurut sifat penyebaran bahan pencemarannya,

sumber pencemar udara dikelompokkan ke dalam tiga

kelompok besar, yaitu sumber titik, sumber area, dan

sumber bergerak. Sumber titik dan area dapat dijadikan

satu kelompok, sehingga pengelompokannya menjadi dua,

yakni sumber stationer dan sumber bergerak. Termasuk

kedalam sumber stationer adalah kegiatan rumah tangga,

industri, pembakaran sampah, letusan gunung berapi.

Adapun sumber bergerak adalah kendaraan angkutan.

b. Pengendalian Pencemaran

Salah satu akibat yang paling pasti dari adanya

pencemaran adalah perubahan tatanan lingkungan alam

atau ekosistem yang sebelumnya secara alami telah terjadi.

Akibat lainnya adalah tidak atau kurang berfungsi satu atau

beberapa elemen lingkungan dikarenakan kegiatan manusia

yang mengakibatkan pencemaran tersebut. Akibat lain, dan

17 Rusmin Tumanggor,

(12)

ini mungkin yang paling fatal adalah menurunnya kualitas

sumber daya dan kemudian tidak bisa dimanfaatkan lagi.

Dengan akibat-akibat seperti itu, maka sudah tidak

bisa ditunda lagi bahwa pencemaran haruslah dilakukan,

tidak sekedar dihindari, akan tetapi diperlukan juga

tindakan-tindakan preventif atau pencegahan. Pencegahan

terhadap pencemaran merupakan upaya yang sangat besar

bagi penyelamatan masa depan bumi, air, dan udara di

dunia ini.

Dengan menyadari bahwa setiap kegiatan pada

dasarnya menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup,

maka perlu dengan perkiraan pada perencanaan awal,

sehingga dengan cara demikian dapat dipersiapkan langkah

pencegahan maupun penanggulangan dampak negatifnya

dan mengupayakan pengembangan dampak positif dari

kegiatan tersebut. Sehubungan dengan itu, maka diperlukan

analisis mengenai dampak lingkungan sebagai proses dalam

pengambilan keputusan tentang pelaksanaan rencana

kegiatan.

Mengenai pencegahan dan penanggulangan

pencemaran, dalam pasal 17 UULH dinyatakan bahwa:

ketentuan tentang pencegahan dan penanggulangan

perusakan dan pencemaran lingkungan hidup beserta

pengawasannya yang dilakukan secara menyeluruh dan

atau secara sektoral ditetapkan dengan peraturan

perundangan.18 Dengan melihat kepedulian pemerintah

dalam hal penyelamatan lingkungan hidup, maka

masyarakat pun harus mendukung sekaligus mengontrol

dari pelaksanaan berbagai kebijakan itu. Sebab yang

demikian inilah disebut sebagai partisipasi dari kesadaran

masyarakat.

18 Rusmin Tumanggor,

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta:Bumi

Aksara, 2002.

Kasto, Tukiran. Kebijakan dan Perencanaan Kependudukan di

Indonesia. Yogyakarta:Pusat Antar Universitas Stusi Sosial

UGM, 1990.

http://prokum.esdm.go.id/uu/2009/UU%2032%20Tahun%202009%

20(PPLH).pdf

http://www.hsph.harvard.edu/population/policies/indonesia.populat

ion09.pdf

Singarimbun, Masri. Penduduk dan Perubahan. Yogyakarta:Pustaka

Pelajar, 1996.

Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.

Bandung:Djambatan, 1999.

Soerjani, Muh. Lingkungan Sumber Daya Alam dan Kependudukan

Dalam Pembangunan. Jakarta:UI Press, 1987.

Soewandi, Hariwijaya, dkk. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:Ghalia

Indonesia, 1999.

Tumanggor, Rusmin. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta:Kencana,

2010.

Wahyu, Ramdani. ISD (Ilmu Sosial Dasar). Bandung:Pustaka Setia,

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil simulasi numerik diketahui bahwa untuk satu nilai Fn, hambatan gelombang akan terus menurun seiring bertambahnya nilai S/L, sedangkan untuk nilai S/L yang sama,

Output Proses Input Daftar barang tersedia Pencatatan Persediaan Barang Laporan Persediaan Barang Daftar barang terjual Proses pengadaan Barang Laporan pengadaan barang

Pada akhirnya program aplikasi transaksi pemesanan tiket pesawat terbang ini dapat diaplikasikan pada travel-travel besar untuk berkomunikasi dengan travel-travel kecil atau

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelbihan dari pembelajaran yang dilakukan, data kualitatif diperoleh dari

Pegawai hanya memasukan data penduduk, data kriteria dan data penilaian penduduk, sedangkan proses perhitungan dan pembuatan laporan dilakukan oleh sistem.Penerapan

Capaian Program Jumlah cakupan (Jenis) layanan administrasi perkantoran yang dilaksanakan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Jumlah cakupan (Jenis) layanan

Harga minyak turun hampir dua persen pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor fokus pa- da pembengkakan pasokan minyak mentah global, yang meningkat lebih

Mengajukan PERUBAHAN DATA RINCI saya sebagi PTK sesuai dengan kondisi terbaru dan berdasarkan dokumen legal yang benar. Dan saya juga bersedia menyediakan dokumen pendukung