• Tidak ada hasil yang ditemukan

11 SI PI Siti Maesaroh Hapzi Ali Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "11 SI PI Siti Maesaroh Hapzi Ali Sistem"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL

Untuk memenuhi Tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN

INTERNAL FORUM DAN QUIZ EL MINGGU KE-11

Jurusan Magister Akuntansi

Disusun oleh:

Siti Maesaroh (55516120009)

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

(2)

1. Sistem Pengendalian Internal (SPI) dan contohnya, baik yang di impelementasikan pada perusahaan sesuai referensi yang mencakup tiga point:

a. Pengendalian preventif, detektif dan korektif. b. Integritas dan keandalan pemrosesan.

c. Authorization/access control

Penjelasannya sebagai berikut:

a. Pengendalian preventif, detektif dan korektif

Pengendalian Preventif merupakan pengendalian yang diterapkan untuk mencegah terjadinya kecurangan. Berguna untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum ada masalah. Pengendalian preventif bisa meliputi karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, penggunaan komputer yang memadai, prosedur pencatatan yang layak.

Contoh implementasi di dalam perusahaan:

- Mempekerjaan personil akuntansi yang berkualitas tinggi - Pemisahan tugas pegawai yang memadai

- Mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas dan informasi.

- Dibuatnya standar operasional prosedur untuk suatu kegiatan entitas - Dibuatnya pemisahan fungsi dalam suatu entitas

- Dibuatnya rentang otorisasi dalam suatu entitas

- Memeriksa program baru atau berkas-berkas baru yang mengandung makro dengan program anti virus sebelum dipakai

- Menyadarkan pada setiap pemakai untuk waspada terhadap virus.

Pengendalian Detektif dirancang untuk menemukan terjadinya kecurangan. Pengendalian ini mencakup pemeriksaan dan perbandingan seperti catatan kinerja dan pemeriksaan independen atas kinerja. kegiatan pengendalian yang dilakukan dalam rangka mencari atau mendeteksi adanya suatu permasalahan dan mencari akar permasalahan tersebut, atau dengan kata lain pengendalian yang dilakukan dimana telah terdapat suatu permasalahan.

Contoh implementasi di dalam perusahaan:

- Konfirmasi dengan pemasok utang usaha

- Penggunaan teknik-teknik komputer seperti limit transaksi, kata kunci, pengeditan, dan sistem pemeriksaan seperti audit internal

- Dilakukan rekonsiliasi kas

- Dilaksanakannya audit secara periodik

- Secara rutin menjalankan program antivirus untuk mendeteksi infeksi virus - Melakukan pembandingan ukuran-ukuran berkas untuk mendeteksi perubahan

(3)

- Melakukan pembandingan tanggal berkas untuk mendeteksi perubahan tanggal berkas.

Pengendalian Korektif dirancang untuk memastikan bahwa tindakan korektif diambil untuk memperbaiki hal-hal yang tidak diharapkan atau untuk memastikan bahwa hal-hal tersebut (seperti penyalahgunaan, otorisasi yang tidak layak, atau pencurian) tidak terulang. Kegiatan pengendalian yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi jika terdapat suatu permasalahan yang menyebabkan resiko tidak tercapainya tujuan organisasi, yang telah ditemukan pada kegiatan pengendalian preventif maupun detektif.

Contoh implementasi di dalam perusahaan:

- Pemeliharaan backup copies atas transaksi dan file utama, dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahan memasukkan data

- Dilakukannya perbaikan suatu sistem informasi atas kesalahan data yang disebabkan adanya eror dalam sistem informasi suatu entitas

- Memastikan pem-backup-an yang bersih

- Memiliki rencana terdokumentasi tentang pemulihan infeksi virus

- Menjalankan program antivirus untuk menghilangkan virus dan program yang tertular.

b. Integritas dan keandalan pemrosesan

Integritas (integrity) adalah pemrosesan sistem bersifat lengkap, akurat, tepat waktu dan diotorisasi. Sebuah sistem dikatakan memiliki integritas apabila dapat melaksanakan fungsi yang diperuntukkan bagi sistem tersebut secara keseluruhan dan bebas dari manipulasi sistem, baik yang tidak diotorisasi maupun yang tidak disengaja. Tujuan utama dari pengendalian aplikasi adalah untuk melindungi, mendeteksi, dan mengoreksi kesalahan dalam transaksi ketika mengalir melalui berbagai tahap dalam program pemrosesan data.

Pengendalian Pemrosesan dan Penyimpanan Data

Pengendalian-pengendalian umum yang membantu mempertahankan integritas pemrosesan data dan penyimpanan data adalah sebagai berikut:

- Kebijakan dan prosedur - Fungsi pengendalian data - Prosedur rekonsiliasi - Rekonsiliasi data eksternal - Pelaporan penyimpangan - Pemeriksaan sirkulasi data - Nilai default

- Pencocokan data - Label file

(4)

- Mekanisme perlindungan database - Pengendalian konversi data

- Pengamanan data.

Pengendalian yang Berhubungan dengan Beberapa Prinsip Keandalan

Pengendalian berikut ini sesuai untuk beberapa prinsip keandalan, yaitu: perencanaan strategis dan penganggaran, mengembangkan rencana keandalan sistem, dan melaksanakan dokumentasi.

Tabel Ringkasan Pengendalian Umum Utama Keandalan

Kategori

Rencana strategis berlapis yang secara periodik dievaluasi, tim penelitian dan pengembangan untuk menilai dampak teknologi baru atas jalannya bisnis, anggaran untuk mendukung rencana strategis.

Mengembang

(5)

c. Authorization/access control

Aktivitas Pengendalian (Control Activites) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko perusahaan yang telah diidentifikasi. Aktivitas pengendalian dikelompok dalam kategori:

1. Pengendalian komputer (computer control). 2. Pengendalian fisik (phisycal control).

Pengendalian Komputer (Computer Control)

Terbagi atas dua kelompok umum yaitu

- Pengendalian umum (general control); berkaitan dengan perhatian pada keseluruhan perusahaan, seperti pengendalian atas pusat data, basis data perusahaan, pengembangan sistem, dan pemeliharaan program.

- Pengendalian aplikasi (application control); memastikan integritas sistem tertentu seperti aplikasi pemrosesan pesanan penjualan, utang usaha, dan aplikasi penggunaan.

Pengendalian Fisik (Physical Control)

Aktivitas ini dilakukan secara manual, seperti penjagaan aktiva secara fisik, atau dapat melibatkan penggunaan komputer untuk mencatat berbagai transaksi atau pembaruan akun. Pengendalian fisik tidak berkaitan dengan logika komputer yang sesungguhnya melakukan pekerjaan akuntansi ini.

Enam kategori aktivitas pengendalian fisik:

1. Otorisasi transaksi

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen. Otorisasi umum diberikan pada para personel operasional untuk melakukan oprasi rutin.

Contohnya; prosedur untuk mengesahkan pembelian persediaan dari pemasok yang ditunjuk hanya ketika tingkat persediaan jatuh pada titik pemesanan ulang yang ditetapkan.

2. Pemisahan fungsi

Pemisahan tugas karyawan adalah salah satu aktivitas pengendalian yang paling penting untuk meminimalkan fungsi yang tidak boleh disatukan. Fungsi yang tidak boleh disatukan adalah antara:

(6)

3. Supervisi

Supervisi adalah pengendalian penyeimbang dari ketidakberadaan pengendalian pemisahan pada operusahaan kecil atau dalam berbagai area fungsional yang kekurangan personel. Asumsi yang digunakan adalah perusahaan mempekerjakan personel yang kompeten dan dapat dipercaya.

4. Pencatatan akuntansi

Pencatatan Akuntansi (Accounting Record) perusahaan terdiri atas dokumen sumber, jurnal, dan buku besar yang menangkap esensi ekonomi dari berbagai transaksi dan menyediakan jejak audit berbagai peristiwa ekonomi. Perusahaan harus memelihara jejak audit dengan dua alasan yaitu: Pertama; informasi ini dibutuhkan untuk melakukan operasi harian. Kedua; jejak audit memainkan peranan penting dalam audit keuangan perusahaan.

5. Pengendalian akses (Acces Control)

Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa hanya personel yang sah saja yang memiliki akses ke aktivitas perusahaan. Pengendalian akses memainkan bagian penting dalam menjaga aktiva yang terdiri dari akses secara langsung atau tidak langsung. Akses langsung dicontohkan peralatan keamanan fisik, seperti; kunci, lemari besi, pagar, dan sistem alarm elektronik serta infra merah. Akses tidak langsung yaitu aktiva berwujud akses ke catatan dan dokumen yang mengendalikan penggunaan, kepemilikan dan pengaturan aktiva.

6. Verifikasi independen (Verification Procedures)

Prosedur adalah pemeriksaan independen sistem akuntansi untuk mengidentifikasi kesalahan dan kesalahan penyajian. Verifikasi berbeda dengan supervisi karena terjadi setelah fakta,oleh seseorang yang tidak secara langsung terlibat dalam transaksi atau pekerjaan yang diverifikasi. Melalui prosedur verifikasi independen, pihak manajemen dapat mengakses:

1. Kinerja individu

2. Integritas sistem pemrosesan transaksi

3. Kebenaran data yang terdapat dalam catatan akuntansi.

Contoh verifikasi independen meliputi:

- Rekonsiliasi total batch pada titik-titik tertentu selama pemrosesan transaksi. - Membandingkan aktiva fisik dengan catatan akuntansi.

- Rekonsiliasi berbagai akun buku pembantu dengan akun pengendaliannya. - Mengkaji laporan manajemen (baik komputer atau manual) yang meringkas

(7)

2. Implementasi Sistem Informasi & Pengendalian Internal di perusahaan dan kendalanya serta rekomendasi perberbaikan di masa yang akan datang

Profil Perusahaan Blue Bird Group

Blue Bird Group merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi berkualitas di Indonesia khusunya di Jakarta, didirikan pada tahun 1972 berawal hanya dengan 25 taksi dan hingga kini telah mencapai sekitar 17.000 armada. Blue Bird melayani lebih dari tiga juta penumpang per bulan di seluruh negeri, Blue Bird Group baris jasa meliputi berbagai spektrum, dari taksi khusus yang ditargetkan pada pasar yang lebih tinggi (Silver Bird), mobil sewa (Golden Bird), charter bus (Big Bird) dan kontainer truk (Iron Bird).

Bagian dari kesuksesan Blue Bird Group adalah kemampuan dalam mempertahankan standar kualitas yang tinggi dan pelayanan yang memuaskan selama bertahun-tahun. Hingga akhirnya mendapatkan reputasi sebagai mitra transportasi yang paling dapat diandalkan. Kesuksesan yang diraih oleh Blue Bird Group saat ini tidak luput dari perbaikan sistem informasi manajemen Blue Bird dengan memanfaatkan teknologi terbaru guna meningkatkan kualitas dan pelayanannya terhadap pelanggan, hal ini menjadikan jasa taksi Blue Bird lebih unggul dibandingkan jasa taksi lainnya.

Blue Bird telah memiliki susunan organisasi yang menyertakan CIO sebagai salah satu pemegang kebijakan atrategis di perusahaan. Divisi Teknologi Informasi berada langsung dibawah Vice President Business Development, bersama dengan Divisi Corporate Image, Total Manajemen Quality, dan Public Relation. Dalam hal ini Blue Bird telah sadar bahwa penggunaan sistem dan teknologi informasi merupakan faktor penting dalam pengembangan bisnis perusahaan.

Implementasi Sistem Informasi dan Pengendalian Internal Pada Blue Bird Group

Sistem informasi manajemen dalam taksi Blue Bird adalah baik, bahkan bisa dibilang cukup canggih dan terstandar dibanding perusahaan-perusahaan taksi lain di Indonesia. Hanya dengan melihat penghargaan-penghargaan yang didapat oleh PT BLUE BIRD GROUP kita dapat dengan mudah menyimpulkan bahwa memang sistem informasi manajemen taksi Blue Bird itu canggih, modern, rapih, dan dikelola dengan baik. Seperti beberapa penghargaan dibawah ini, yaitu:

• Penghargaan Pelayanan Prima Utama 2012 Kategori Taksi

(8)

Social Media Award 2013

Gadget+ Award 2013

TOP Brand Award 2010, 2011,2012, 2013

Superbrands Award 2012, 2013, 2014

Contact Center Award (Call Center Award) by Marketing Magazine for Customer Satisfaction and Loyalty 2007, 2008, 2009, 2010,2011, 2012, 2013

E-Company Award by Warta Ekonomi Magazine 2007, 2008, 2009, 2010

Selain dengan melihat penghargaan-penghargaan yang telah didapatkan oleh PT. BLUE BIRD GROUP, sistem informasi manajemen yang baik juga dapat kita nilai dari:

1. Sistem Manajemen Keuangan

Dalam PT. BLUE BIRD GROUP ini, pembahasan mengenai sistem manajemen keuangan berkaitan dengan software yang digunakan untuk mengolah data bagi pengambilan suatu keputusan. PT BLUE BIRD GROUP menggunakan berbagai macam software yang digunakan untuk membantu menjalankan operasional perusahaan secara lebih mudah, cepat, dan cermat (seperti: order pelanggan, kendaraan yang beroperasi dan yang dalam perawatan, konsumsi bahan bakar, dsb). Software-software tersebut dapat mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyediakan akses ke data guna membantu penggunanya mengambil keputusan bisnis secara akurat. Melalui software tersebut, Blue Bird dapat meningkatkan efisiensi perusahaan (menghemat biaya namun mendatangkan banyak manfaat). Hanya dengan mengklik sebuah tombol, maka kita dapat melihat visibilitas diseluruh operasional perusahaan. Salah satu softwarenya adalah SAP Netweaver BI dengan modul-modul Financial Accounting (FI), Controlling (CO), CO Probablity Analysis (CO PA), Plant Maintenance (PM), dan modul yang dirancang khusus yaitu Taximeter System.

2. Sistem Produksi

Dibawah ini merupakan beberapa teknologi yang telah dimanfaatkan oleh Blue Bird Group dalam meningkatkan kualitas dan pelayanannya terhadap pelanggan:

1. Sistem Komunikasi Radio

Dalam hal teknologi, Blue Bird Group termasuk perusahaan yang tanggapakan teknologi. Pada awal berdirinya Blue Bird yang pertama mengimplementasikan sistem komunikasi radio disetiap taksinya.

2. Sistem Database Pelanggan

(9)

memasukkan data-data customer tersebut, mulai dari nama, nomor telepon, dan alamat si customer.

Kemudian saat customer tersebut melakukan pemesanan untuk kedua kalinya, operator Blue Bird akan langsung mengkonfirmasi bahwa customer yang menelepon pada saat itu bernama A, Beralamat X, dan memiliki nomor telepon Z, sehingga customer tersebut tidak perlu melakukan hal yang sama dengan menyebutkan data diri pada setiap pemesanan taksi.

3. GPS (Global Postioning System)

Untuk lebih meningkatkan pelayanan dan kualitasnya, Blue Bird Group telah memanfaatkan teknologi terbaru, yakni Global Positioning System atau yang lebih dikenal dengan sebutan GPS, sudah sekitar empat tahun belakangan ini Blue Bird menggunakan teknologi GPS (Global Positioning System). Selain digunakan untuk melacak posisi armada-armadanya, GPS ini juga digunakan sebagai sarana berkomunikasi antara armada taksi dengan Call Center.

Berbeda dengan teknologi komunikasi radio yang terbatas pada komunikasi suara yang sudah umum digunakan oleh operator-operator taksi, teknologi GPS ini mempermudah operator dalam menentukan posisi customer dan armada mana yang bisa menjangkaunya, sehingga pelayanan bisa dilakukan lebih cepat dan mengurangi antrean order. Keunggulan lainnya, customer tidak perlu mendengarkan suara berisik dari radio komunikasi ketika ada lelang order yang masuk. Sebelum penerapan GPS, response time Blue Bird Group berkisar antara 20-30 menit. Kini, response time berkisar antara 10-15 menit.

Hal ini tentu akan meningkatkan produktivitas per unit taksi Blue Bird Group yang kini berjumlah lebih dari 15.000 unit. Data lainnya, tujuh bulan sejak penerapan GPS pada ratusan unit taksi Silver Bird di tahun 2001, jumlah pesanan per hari meningkat dari 1.000 menjadi 2.000, atau naik 100%. Melihat hasilnya yang positif, Blue Bird Group pun kemudian memasang peralatan GPS yang senilai US$800 pada setiap unit taksinya. Harga tersebut belum termasuk perangkat lunak, perangkat keras, dan peralatan pemantau di kantor.

Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, Blue Bird Group pun melakukan pembenahan ke dalam dengan menerapkan sistem Enterprise Resources Planning (ERP). Penerapan ini bertujuan meningkatkan efisiensi, produktivitas, yang pada gilirannya berujung pada peningkatan profit. Kedepan, Blue Bird Group berencana menerapkan sistem Customer Relationship Management (CRM). Sebab, mereka telah memiliki data yang cukup mengenai para pelanggan setianya.

4. SMS Taksi

(10)

layanan ini, pelanggan cukup mengirimkan SMS ke nomor 1234 untuk melakukan order taksi.Pelayanan ini merupakan sebuah langkah strategis yang diambil oleh Blue Bird untuk menjaring pelanggannya.

Untuk dapat melakukan order, customer terlebih dahulu harus mendaftarkan nomor telepon selulernya melalui SMS atau website Blue Bird Group. Selain itu alamat dimana taksi akan menjemput pelanggan juga harus didaftarkan. Setelah itu baru pelanggan dapat memesan taksinya. Saat ini baru pelanggan yang memiliki telepon selular dengan menggunakan operator Indosat saja (seperti Matrix, IM3, dan Mentari) yang bisa memanfaatkan pelayanan ini. 5. Taksi voucher

Selain meluncurkan fasilitas yang memudahkan pelanggannya dalam melakukan order melalui sms, Blue Bird juga memberikan fasilitas yang memudahkan para pelanggannya dalam hal pembayaran. Kini para pelanggan Blue Bird tidak lagi diharuskan membayar jasa taksi Blue Bird dengan uang tunai, karena saat ini terdapat fasilitas taksi voucher yang dapat digunakan untuk membayar jasa taksi Blue Bird sebagai pengganti uang tunai.

Untuk dapat menggunakan fasilitas ini, pelanggan terlebih dahulu harus mengisi formulir taksi voucher melalui website Blue Bird Group. Dalam formulir tersebut para pelanggan juga harus mendaftarkan kartu kredit apa yang akan digunakan untuk pembayaran jasa taksi, karena dalam penggunaan fasilitas taksi voucher ini pembayaran akan secara otomatis dipotong dari rekening kartu kredit yang didaftarkan. Voucher yang diterima oleh Blue Bird Group juga bertindak sebagai tanda terima dan akan dikembalikan kepada para pelanggan pada setiap akhir bulan.

6. Website Khusus dan Aplikasi Smartphone

Hal lain yang juga menjadi sorotan dalam pengelolaan sistem informasi taksi Blue Bird adalah sistem pemasaran yang berkaitan dengan cara pemesanan taksinya. Blue Bird “peka” terhadap perkembangan zaman yang semakin canggih, juga permintaan pasar yang selalu ingin cepat dan instan. Canggih, cepat, dan instan membuat Blue Bird mengikuti permintaan pasar dengan meluncurkan sistem pemesanan taksi melalui website dan bahkan aplikasi smartphone.

Melalui website, penumpang dapat memesan melalui

reservation.bluebirdgroup.com, dan melalui smartphone dapat mendownload aplikasi “Blue Bird Taxi Mobile Reservation” di Blackberry App World, Apple App Store, Google Play Store, Windows Phone Apps, dan OVI Store. 7. Argometer

(11)

armada-pasti kepada setiap penumpang taksi Blue Bird. Dikatakan jelas, adil dan armada-pasti karena:

• melalui argometer, penumpang dapat dengan jelas mengetahui berapa uang yang harus ia keluarkan untuk membayar tarif taksi tersebut,

• melalui argometer, perlakuan tarif yang dikenakan dapat berlaku adil dan pasti sesuai dengan seberapa jauh jarak tempuhnya. Hal ini juga menghindari taksi Blue Bird untuk digunakan sebagai taksi gelap dengan pebayaran tawar menawar.

Cara kerja argometer: Saat penumpang naik ke taksi, pengemudi diwajibkan langsung menyalakan argo dengan menekan tombol yang ada pada argometer. Hal ini mencerminkan kedisiplinan yang ditekankan oleh Blue Bird. Apabila pengemudi tidak menyalakan argo, maka pengemudi yang bersangkutan bisa melaporkan hal tersebut kepada Blue Bird dengan catatan pengemudi akan dikenakan denda sebesar Rp. 5.000. Jika pengemudi tidak melapor, dan ada yang melaporkan ke pihak Blue Bird mengenai kejadian tersebut maka pelapor akan mendapatkan apresiasi berupa uang sebesar Rp. 250.000 dan pengemudi bersangkutan akan dipecat.

8. MDT (Mobile Data Terminal)

Sepertihalnya GPS, Mobile Data Terminal ini juga merupakan instrument pelengkap armada taksi Blue Bird. MDT mirip seperti pager, dimana setiap informasi yang terkait dengan pengemudi akan tampil dilayarnya. Informasi yang ditampilkan meliputi: identitas pengemudi, keadaan dijalan (laka, macet, dll), order histroy, order yang muncul, dsb.

MDT juga merupakan alat penangkap order dalam radius 3-4 km untuk setiap order yang dilelang via data komputer, sehingga tidak ada lagi istilah pengemudi berebut order atau spekulasi posisi taksi yang terlalu jauh dari tempat jemput konsumen.

3. Sistem Sumber Daya Manusia

Sistem sumber daya manusia juga merupakan hal yang tak kalah penting bagi Blue Bird, karena bagaimanapun juga jantung utama Blue Bird Group terletak pada SDM nya dalam hal ini pengemudi. Bagaimanapun, serapih dan secanggih apapun sistem-sistem lain dalam Blue Bird pada akhirnya pengemudi lah yang akan berhadapan langsung dengan penumpang / customer. Dari pengemudi inilah citra Blue Bird dibangun.

(12)

tersebut, pihak Blue Bird sering menggunakan mistery shopper atau penumpang yang diminta untuk menguji sopir. Bahkan tak jarang President Director Blue Bird Group Holding, ibu Noni Purnomo juga menjadi mistery shopper-nya.

Kendala - Kendala Sistem Informasi Pada Blue Bird Group • Kurang promosi dan diskon.

• Kurang inovasi lagi karena sudah banyak pesaingnya. Terutama saat ini sudah banyak sekali transportasi yang berbasis online untuk mendapatkan pelanggan atau penumpang.

• Sumber daya pemasaran yang lemah.

• Keluhan reservasi by phone.

• Harga jual yang relative mahal dibandingkan dengan taksi-taksi pesaingnya.

Alternatif untuk Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Sistem Informasi Pada Blue Bird Group Pada Masa yang Akan Datang

• Mengedepankan kualitas pelayanan diferensiasi non harga, seperti kualitas, layanan, kecepatan dan fleksibilitas.

• Perlu dilakukan strategi dalam bentuk kemudahan mendapatkan produk dan penawaran harga murah, serta promosi-promosi yang menarik.

• Dapat memilih strategi untuk pasar yang lebih fokus dan perlu memasukan segmen pasar yang baru untuk dapat meningkatkan market share nya.

• Meningkatkan produk berbasis TI yang dapat memantau kegiatan operasional secara keseluruhan.

• Pengembangan Produk (Product Development) : Meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau mengembangkan produk-produk yang sudah ada

• Memperbanyak armada/ outlet-outlet tersebar di berbagai wilayah strategis di Indonesia seperti di mall, tempat-tempat hiburan, hotel, dll.

• Inovasi teknologi, pengadaan SDM yang ahli dan harga yang kompetitif

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hapzi Ali, 2016, Modul Sistem Informasi & Pengendalian Internal. Mercu Buana

2. Hapzi Ali, 2009, Sistem Informasi Manajemen, Berbasis Teknologi Informasi, Hasta Cipta Mandiri, Jogyakarta

3. http://konsep-e-business.blogspot.co.id/2013/02/strategi-e-business_25.html

4. https://dosen.perbanas.id/dukungan-teknologi-informasi-pada-tujuan-bisnis-perusahaan-bagian-1/?print=print

5. https://cholinsimpelunik.wordpress.com/2014/03/13/manajemen-strategik-dalam-perusahaan-taksi/

6. https://hersintapusdika.wordpress.com/

7. http://williamglgrr.blogspot.co.id/2014/11/pengendalian-sistem-informasi.html 8. http://didikpoltek.blogspot.co.id/2012_07_01_archive.html

9. https://simaalways.wordpress.com/2013/10/23/sistem-informasi-akutansi-sistem-informasi-akutansi-etika-penipuan-dan-pengendalian-internal/ 10.

http://priyohanweersyah.blogspot.co.id/2011/12/pengendalian-sistem-informasi.html

Gambar

Tabel Ringkasan Pengendalian Umum Utama Keandalan

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah kualitas fisik dan komposisi kimia keju yang dihasilkan dengan getah biduri sebanyak 0,025% mempunyai nilai rendemen

Pengenalan terhadap zat merupakan hal yang sangat penting dan suatu keharusan bagin siapa saja yang berada dalam lingkungan zat ( terutama pada laboraturium atau

STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA PERUSAHAAN EFEK LEMBAGA PENUNJANG PROFESI PENUNJANG EmitenI. Perusahaan

Menuju Jati Diri Pendidikan Yang Mengindonesia (Yogyakarta, Komite Rekonstruksi Pendidikan DIY dan Gadjah Mada University Press, Cetakan Pertama, Oktober 2009), h..

Demi menghormati para leluhur yang telah menciptakan beraneka kebudayaan tersebut kita harus mengembalikan kebudayaan- kebudayaan yang mulai luntur dengan kesadaran dan rasa

Penelitian ini menggunakan metode survey. Responden adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan Swasra Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia sebanyak 60

berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (PU), persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) tidak berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (PU), persepsi kemudahan penggunaan

Berdasarkan hasil analisa dan pengujian terhadap hipotesis khusus pada penelitian ini membuktikan bahwa hasil belajar ranah kognitif aspek menerapkan (C3) siswa