• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN JALAN (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CARA MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN JALAN (1)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

CARA MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN JALAN

1.

Cara Menghitung Volume Jalan Mac Adam

Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan sirtu, berikut cara untuk menghitung volumenya:

Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.

Sirtu

=3 m x 1 m = 3 m2 Telford 10/15 =3 m x 1 m = 3 m2 Urugan sirtu bahu

((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3

(2)

Cara untuk menghitung volume jalan sirtu sebenarnya cukup mudah, karena hanya menghitung kebutuhan sirtu (pasir batu) saja. Seperti terlihat pada gambar di atas, cara untuk menghitung volumenya adalah:

Volume per 1 m', sirtu dengan ketebalan 10 cm, lebar jalan 3 meter =0,1x3x1

=0,3 m3

Jadi, kebutuhan bahan untuk urugan siru/m' dengan lebar jalan 3 meter adalah 0,3 m3. Misalkan saja lebarnya berbeda dan tebal urugan juga berbeda, kita tinggal mengalikan dengan rumus yang sama.

3. Cara Menghitung Volume Jalan Burda

Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan burda, berikut cara untuk menghitung volumenya:

Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.

Burda

(3)

((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3

Sktesa gambar dan contoh perhitungan volume bisa Anda bisa melihat pada gambar di atas.

CONTOH PERHITUNGAN PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Untuk merencanakan Lapisan Tebal Perkerasan pada perencanaan konstruksi jalan raya, data-datanya yaitu :

Komposisi kendaraan awal umur rencana pada tahun 2009

1. Mobil penumpang (1+1) = 1850 Kendaraan

2. Bus 8 ton (3+5) = 385 Kendaraan

3. Truk 2 as 10 ton (4+6) = 75 Kendaraan

4. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 35 Kendaraan

5. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 25 Kendaraan

Jalan akan dibuka pada tahun 2013

Klasifikasi Jalan

1. Klasifikasi Jalan = 1

2. Jalan = Kolektor

3. Lebar Jalan = 7 meter

4. Arah = 2 jalur, 2 arah tanpa median

Umur Rencana (5+5) tahun

Pertumbuhan lalu lintas

 = 5 % selama pelaksanaan

 = 5 % perkembangan lalu lintas

Curah hujan rata-rata pertahun : 750 mm/tahun

Kelandaian jalan 6%

Jenis lapisan perkerasan yang digunakan :

 Lapisan permukaan : Laston

 Pondasi atas : Batu pecah kelas A

 Pondasi bawah : Sirtu Kelas B

(4)

Menghitung LHR ( Lintas Harian Rata-Rata)

 a. Komposisi Kendaraan awal umur rencana (2009)

 a. Mobil penumpang (1+1) = 1850 kendaraan

 b. Bus 8 ton (3+5) = 385 kendaraan

 c. Truk 2 as 10 ton (4+6) = 75 kendaraan

 d. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 35 kendaraan

 e. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 25 kendaraan

LHR 2009 (a+b+c+d+e) = 2370 Kendaraan

Perhitungan LHR pada tahun 2013

 a. Mobil penumpang 1850 x ( 1 + 0,05)4 = 2249 kend/hari

 b. Bus 8 ton 385 x ( 1 + 0,05)4 = 468 kend/hari

 c. Truk 2 as 10 ton 75 x ( 1 + 0,05)4 = 91 kend/hari

 d. Truk 2 as 13 ton 35 x ( 1 + 0,05)4 = 43 kend/hari

 e. Truk 3 as 20 ton 25 x ( 1 + 0,05)4 = 30 kend/hari

LHR 2013 (a+b+c+d+e) = 2881 kend/hari

Perhitungan LHR pada tahun pada Tahun ke 5 (2018)

 a. Mobil penumpang 2249 x ( 1 + 0,05)5 = 2870 kend/hari

 b. Bus 8 ton 468 x ( 1 + 0,05)5 = 597 kend/hari

 c. Truk 2 as 10 ton 91 x ( 1 + 0,05)5 = 116 kend/hari

 d. Truk 2 as 13 ton 43 x ( 1 + 0,05)5 = 54 kend/hari

 e. Truk 3 as 20 ton 30 x ( 1 + 0,05)5 = 39 kend/hari

LHR 2018 (a+b+c+d+e) = 3677 kend/hari

Perhitungan LHR pada tahun pada Tahun ke 5 berikutnya (2023)

 a. Mobil penumpang 2870 x ( 1 + 0,05)5 = 3663 kend/hari

(5)

 c. Truk 2 as 10 ton 116 x ( 1 + 0,05)5 = 148 kend/hari

 d. Truk 2 as 13 ton 54 x ( 1 + 0,05)5 = 69 kend/hari

 e. Truk 3 as 20 ton 39 x ( 1 + 0,05)5 = 49 kend/hari

LHR 2023 (a+b+c+d+e) = 4692 kend/hari

Menentukan Angka Ekivalen

Angka ekivilen per sumbu dapat dilihat pada tabel di bawah :

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)

Berdasarkan tabel didapat angka ekivalen :

 a. Mobil penumpang (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004

 b. Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593

(6)

 d. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648

 e. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 0,2923 + 0,5415 + 0,5415 = 1,3753

Menentukan LEP

Dari data yang telah di dapat, dapat dihitung nilai LEP yaitu :

 a. Mobil penumpang 2249 x 0,5 x 0,0004 = 0,44974

 b. Bus 8 ton 468 x 0,5 x 0,1593 = 37,2738

 c. Truk 2 as 10 ton 91 x 0,5 x 0,35 = 15,9535

 d. Truk 2 as 13 ton 43 x 0,5 x 1,0648 = 22,6497

 e. Truk 3 as 20 ton 30 x 0,5 x 1,3753 = 20,8961

LEP 2009 (a+b+c+d+e) = 97,2229

Menentukan LEA

Perhitungan LEA untuk 5 tahun (2014)

 a. Mobil penumpang 2870 x 0,5 x 0,0004 = 0,57399

 b. Bus 8 ton 597 x 0,5 x 0,1593 = 46,3362

 c. Truk 2 as 10 ton 116 x 0,5 x 0,35 = 20,3612

 d. Truk 2 as 13 ton 54 x 0,5 x 1,0648 = 28,9074

 e. Truk 3 as 20 ton 39 x 0,5 x 1,3753 = 26,6693

LEA 2014 (a+b+c+d+e) = 124,084

Perhitungan LEA untuk 10 tahun (2019)

 a. Mobil penumpang 3663 x 0,5 x 0,0004 = 0,73257

 b. Bus 8 ton 762 x 0,5 x 0,1593 = 60,7151

 c. Truk 2 as 10 ton 148 x 0,5 x 0,35 = 25,9866

 d. Truk 2 as 13 ton 69 x 0,5 x 1,0648 = 36,894

 e. Truk 3 as 20 ton 49 x 0,5 x 1,3753 = 34,0375

(7)

Menentukan LER

CBR rata-rata = 4+5+6+7+8+9+10+5+4+8 / 10 = 6,6

CBR max = 10 CBR min = 4

(8)

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

dengan metode Analisa Komponen, Depaertemem Pekerjaan Umum (1987)

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

(9)

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

(10)

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

dengan metode Analisa Komponen

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

(11)

batas-batas minimum tebal lapisan perkerasan untul lapis pondasi

Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 6,8 - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 d1 = 7,5 - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A d2 = 20 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B d3 = 10

ITP = a1 x d1 + a2 x d2 + a3 x d3 7,25 = 3 + 2,8 + 0,12 d3

= 5,8 + 0,12 d3

d3 = 12,08 cm = 12 cm ( untuk D3 tebal minimum adalah 10 cm)

Untuk 10 Tahun

Koefisien kekuatan relatif, dilihat dari tabe koefisien relatif

 - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 a1 = 0,40

 - Lapisan Pondasi atas : Batu pecah kelas A a2 = 0,14

 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B a3 = 0,12

Tebal lapisan minimum dilihat dari ITP = 8,3

 - Lapisan permukaan : Laston, MS 744 d1 = 7,5

(12)

 - Lapisan Pondasi bawah : Sirtu kelas B d3 = 10

ITP = a1 x d1 + a2 x d2 + a3 x d3 8,5 = 3 + 2,8 + 0,12 d3

= 5,8 + 0,12 d3 d3 = 22,5 cm = 23 cm

Untuk 10 Tahun

8,5 = 0,4 d1 + 0,14 d2 + 0,12 d3 8,5 = 0,4 d1 + 2,8 + 2,76 = 5,56 + 0,4 d1

d1 = 7,35 cm = 7 cm

d0 = 7,5 - 7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Lentur Jalan Lingkar Majalaya dengan menggunakan metode Analisis Komponen SNI 03-1732-1989, harga termurah diperoleh untuk komposisi

Lalu lintas yang digunakan untuk perancangan tebal perkerasan lentur dalam pedoman perancangan tebal perkerasan lentur adalah lalu intas komulatif selama umur

Berapa tebal perkerasan yang diperlukan untuk umur rencana jalan (UR) 20 tahun dengan menggunakan metode perkerasan lentur.. Berapa dimensi drainase yang sesuai

Rencanakan tebal konstruksi perkerasan dengan metoda analisa komponen Bina Marga konstruksi bertahap, umur rencana ...tahun.. konstruksi tahap kedua pada tahun

Di dalam menentukan tebal perkerasan konstruksi jalan, yang harus diperhatikan adalah bahwa lapisan tersebut harus mampu menahan beban kendaraan yang melewati ruas jalan

• Menentukan kemiringan jalan arah melebar dengan cara menarik benang sesuai elevasi perkerasan jalan (tebal lapisan perkerasan belum dipadatkan). 3) Elevasi pada

Dengan mengetahui secara tepat tingkat kemampuan suatu jalan dalam menerima suatu beban lalu lintas, maka tebal lapisan perkerasan jalan dapat ditentukan dan umur rencana

• Perencanaan perkerasan lentur pada tebal lapis ulang (overlay) dan pelebaran jalan pada umur rencana 10 tahun dengan menggunakan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur