Perencanaan Tebal
Perkerasan Jalan Lentur
Metode MAK
Faktor yang Perlu Diperhatikan
1. Fungsi Jalan 2. Umur Rencana 3. Lalu Lintas
4. Sifat Tanah Dasar 5. Kondisi Lingkungan
6. Material Lapis Perkerasan
1. Fungsi Jalan
Berdasarkan pasal 8 Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan:
a. Jalan Arteri b. Jalan Kolektor c. Jalan Lokal
d. Jalan Lingkungan
Download UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
2. Umur Rencana
– Umur rencana lapis perkerasan lentur didesain menggunakan 20 tahun dan masa perawatan jalan 10 tahun.
– Umur rencana lebih dari 20 tahun dinilai kurang ekonomis, karena pertumbuhan lalu lintas yang sukar diprediksi
3. Lalu Lintas
– Jalur Lalu Lintas – Volume Lalu Lintas – LHRT
– Kapasitas
4. Sifat Tanah Dasar
– Sifat tanah dasar sangat memengaruhi ketebalan lapis perkerasan dan material perkerasan di atasnya secara keseluruhan.
– Daya dukung tanah dasar bias dicari dengan metode California Bearing Ratio (CBR)
– Nilai CBR diperoleh dari hasil uji lab ataupun pengujian langsung di lapangan
5. Kondisi Lingkungan
– Berpengaruh terhadap sifat teknis struktur lapis perkerasan dan komponen material lapis perkerasan
– Pelapukan bahan material
– Mempengaruhi penurunan tingkat kenyamanan lapis perkerasan
6. Material Lapis Perkerasan
– Perencanaan tebal perkerasan jalan dipengaruhi oleh jenis lapisan yang digunakan untuk menyusun lapisan perkerasan tersebut.
– Hal ini ditentukan dari ketersediaan material di lokasi proyek jalan, apakah mudah didapatkan atau tidak, serta mutu yang diinginkan tersedia atau tidak
Perencanaan Perkerasan
Jalan Lentur
Perencanaan Tebal Perkerasan
Metode Analisa Komponen SKBI 1987
Parameter yang Diperlukan
1. Lalu Lintas Rencana
2. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR 3. Faktor Regional
4. Indeks Permukaan (IP)
5. Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
6. Batas-Batas Minimum Tebal Lapis Perkerasan
1. Lalu Lintas Rencana
a. Jumlah Jalur dan Koefisien Distribusi Kendaraan (C)
b. Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan c. Lalu Lintas Harian Rata-Rata
d. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) e. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
f. Lintas Ekivalen Tengah (LET) Lintas Ekivalen Rencana (LER)
2. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR
– DDT ditetapkan berdasarkan grafik korelasi disamping
– Selain itu bisa juga menggunakan persamaan:
DDT = 4,3 log CBR + 1,7
3. Faktor Regional
4. Indeks Permukaan
– Menyatakan nilai kerataan atau kehalusan permukaan yang berkaitan dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas
a. IP = 1,0 menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga menganggu lalu lintas kendaraan.
b. IP = 1,5 menyatakan tingkat pelayanan rendah yang masih mungkin ( jalan tidak terputua )
c. IP = 2 menyatakan tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih cukup.
d. IP = 2,5 menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
– Dalam menentukan IP pada akhir umur rencana, perlu dipertimbangkan faktor – faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen rencana ( LER )
– Dalam menentukan Indeks permukaan pada awal umur rencana ( IPo ) perlu
diperhatikan jenis lapis
permukaan jalan ( kerataan/
kehalusan serta kekokohan) pada awal umur rencana
seperti yang tercantum dalam Tabel
5. Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
– Digunakan juga Nomogram untuk mendapatkan nilai ITP
Nomogram 1
Nomogram 2
Nomogram 3
Nomogram 4
Nomogram 5
Nomogram 6
Nomogram 7
Nomogram 8
Nomogram 9
Contoh
Penggunaan
– Nilai ITP dapat digunakan untuk mencari nilai D1, D2, dan D3 dari persamaan 3.10 sebagai berikut. ITP= a1D1 + a2D2 + a3D3
– 1, 2, 3 a a a = Koefisien kekuatan relative bahan lapis keras – 1, 2, 3 D D D = Tebal masing – masing lapisan lapis keras
– Untuk koefisien relatif bahan (a) yang akan digunakan pada persamaan di atas dapat dilihat pada Tabel berikut berdasarkan jenis bahan yang digunakan.
Batas Minimum Tebal Lapis
Perkerasan a. Lapis
Permukaan
(Surface Course)
Batas Minimum Tebal Lapis
Perkerasan
b. Lapis Pondasi Atas (Base
Course)
Batas Minimum Tebal Lapis Perkerasan c. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base
Course)
– Untuk ketebalan D3 menggunakan rumus balik dari persamaan 3.10, apabila hasil dari perhitungan < 10 cm maka nilai ketebalan yang dipakai minimum 10 cm
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
Referensi
Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen. Jakarta.
Terima Kasih
See you next on
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Menggunakan Metode AASHTO 1993