• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAHAN (OVERLAY) DAN PELEBARAN PERKERASAN LENTUR PADA PROYEK JALAN SEI RAMPAH-TANJUNG BERINGIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAHAN (OVERLAY) DAN PELEBARAN PERKERASAN LENTUR PADA PROYEK JALAN SEI RAMPAH-TANJUNG BERINGIN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAHAN (OVERLAY) DAN PELEBARAN PERKERASAN LENTUR PADA PROYEK JALAN SEI

RAMPAH-TANJUNG BERINGIN

TUGAS AKHIR

Ditulis Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Sains Terapan

Oleh

ALFRED SINAMBELA NIM: 0905131002

PROGRAM STUDI TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN

2013

(2)

ABSTRAK

PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAHAN (OVERLAY) DAN PELEBARAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN SEI RAMPAH – TANJUNG

BERINGIN, SERDANG BEDAGAI Oleh: Alfred Sinambela (0905131002)

Jalan Sei Rampah – Tanjung Beringin merupakan jalan nasional, dimana menurut fungsinya, jalan ini termasuk jalan Kolektor yang melayani volume lalu lintas yang cukup tinggi, jarak jauh dan perkotaan.

Perencanaan jalan harus diperhatikan kekuatan, kenyamanan, dan usia jalan sehingga sarana dan prasarana transportasi seperti jalan dapat dibangun dengan baik sehingga kehidupan masyarakat di daerah tersebut meningkat. Inilah yang mendorong penulis memilih topik ini.

Adapun Topik bahasan Tugas Akhir ini dibatasi pada Perencanaan Tebal Lapis Tambahan dan Pelebaran Perkerasan Lentur Pada Ruas Jalan Sei Rampah – Tanjung Beringin, Serdang Bedagai. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk membandingkan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh perencana dengan perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: Observasi (pengamatan) langsung di lapangan, mengadakan konsultasi dengan narasumber, dan mencari data ke P2JJ (Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan).

Metode yang digunakan penulis dalam Perencanaan tebal lapis perkerasan adalah Metode Lendutan dan Pelebaran Perkerasan Lentur dengan Metode Analisa Komponen Konstruksi lapisan perkerasan jalan pada proyek pembangunan Jalan Sei Rampah – Tanjung Beringin terdiri dari: AC-WC, AC-BC.

Kata kunci: AC-WC dan AC-BC, Metode Lendutan, Metode Analisa Komponen.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih-Nya memberikan pengetahuan, pengalaman, dan kesempatan kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini

Tugas Akhir yang berjudul “PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAHAN (OVERLAY) DAN PELEBARAN PERKERASAN LENTUR PADA RUAS JALAN SEI RAMPAH – TANJUNG BERINGIN, SERDANG BEDAGAI” ini dimaksudkan adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Sains Terapan Politeknik Negeri Medan.

Dalam proses pembuatan tugas akhir ini, penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa material, spiritual, informasi, maupun administrasi. Oleh karena itu, sudah selayaknya penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak M.Syahruddin,ST.M.T., Selaku Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Bapak. Drs. Syaiful Hazmi, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan.

3. Ibu Ir.Hasnita,MSCE., Selaku Ketua Program Studi Teknik Perancangan Jalan Jembatan.

4. Bapak.Amrizal,ST,M.T., Selaku Sekertaris Program Studi Teknik Perancangan Jalan Jembatan.

5. Bapak. Drs.Kusumadi,M.T, selaku Wali Kelas Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan 8-A.

6. Bapak Gallio Budianto, BET, M.Sc., selaku Pembimbing penulisan Tugas Akhir ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Sipil.

8. Seluruh Pegawai Administrasi Teknik Sipil.

9. Seluruh sivitas akademika Politeknik Negeri Medan.

10. Bapak. Rayuan K Manurung ST, selaku Kepala SNVT Pembangunan Jalan Sei Rampah – Tj Beringin.

11. Bapak-bapak pekerja pada proyek peningkatan Jalan di Sei Rampah – Tj Beringin.

12. Para alumni sipil Politeknik Negeri Medan yang telah bekerja yang telah banyak membantu penulis selama berlangsungnya Tugas Akhir.

13. Orangtua tercinta dan saudara-saudara penulis.

(4)

14. Teman sekelas rekan-rekan penulis.

Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis juga menyadari kemungkinan terdapat kekurangan dan kesilapan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran-saran dan kritikan yang dapat memperbaiki Tugas Akhir ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Medan, September 2013

Hormat penulis:

ALFRED SINAMBELA NIM: 0905131002

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii BAB I. PENDAHULUAN ... I-1

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ... I-1 1.2 Batasan Masalah ... I-3 1.3 Tujuan Penelitian ... I-3 1.4 Manfaat Penelitian ... I-3 1.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... I-3 1.6 Sistematika Penulisan ... I-3 BAB II. TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... II-1 2.1 Umum ... II-1 2.2 Penggolongan Jalan ... II-2 2.3 Konstruksi Perkerasan Jalan ... II-8 2.4 Jenis California Bearing Ratio (CBR) ... II-16 2.5 Pelapisan Tambahan (Overlay) ... II-18 2.6 Dasar-dasar Perencanaan ... II-19

BAB III. TINJAUAN UMUM PROYEK ... III-1 3.1 Latar Belakang Proyek ... III-1

(6)

3.2 Data Umum Proyek ... III-3 3.3 Struktur Organisasi Konsultan ... III-4 3.4 Data Non Teknis ... III-5 3.5 Data Teknis ... III-6 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... IV-1 4.1 Flowchart Perhitungan Tebal Lapis Tambah ... IV-1 4.2 Pelaksanaan Penggunaan Benkelman Beam ... IV-2 4.3 Pembahasan Perhitungan Tebal Lapis Tambah

Dengan Metode Lendutan (BenkelmanBeam) ... IV-4 4.4 Pembahasan Perhitungan Pelebaran Perkerasan Lentur

Dengan Metode Analisa Komponen ... IV-14 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... V-1

5.1 Simpulan ... V-1 5.2 Saran ... V-1 DAFTAR KEPUSTAKAAN

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar II.1 Struktur Perkerasan Lentur ... II-9 Gambar II.2 Struktur Perkerasan Kaku ... II-9 Gambar II.3 Penyebaran beban roda melalui lapisan perkerasan jalan ... II-10 Gambar III.1 Peta Lokasi Proyek ... III-2 Gambar IV.1 Grafik Lendutan Balik Sta. 0+500 – 3+500 ... IV-10 Gambar IV.2 Susunan tebal lapis tambahan ... IV-12

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel II-1. Spesifikasi dan Lebar Badan Jalan Minimum

Berdasarkan Penyediaan Prasarana jalan ... II-5 Tabel II-2 Kriteria Tingkat Pelayanan Lalu lintas ... II-6 Tabel II-3 Nilai SMP (Satuan Mobil Penumpang) ... II-7 Tabel II-4 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Nilai SMP ... II-8 Tabel II-5 Tebal Nominal Minimum Lapisan Beraspal dan Toleransi ... II-15 Tabel II-6 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan ... II-22 Tabel II-7 Koefisien distribusi kendaraan (C) ... II-22 Tabel II-8 Angka ekivalen (E) beban sumbu kendaraan ... II-23 Tabel II-9 Faktor hubungan antara umur rencana

dengan perkembangan lalu lintas ... II-24 Tabel II-10 Temperatur perkerasan rata-rata tahunan (TPRT) ... II-25 Tabel II-11 Faktor koreksi tebal lapis tambah ... II-26 Tabel II-12 Faktor Pertumbuhan Lalu lintas (R) ... II-30 Tabel II-13 Koefisien Distribusi Kendaraan (C) ... II-31 Tabel II-14 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan ... II-31 Tabel II-15 Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan ... II-33 Tabel II-16 Koefisien Kekuatan Relatif (a) ... II-35 Tabel II-17 Faktor Regional ... II-37 Tabel II-18 Indeks Permukaan Akhir Umur Rencana (IPt) ... II-38 Tabel II-19 Indeks Permukaan Awal Umur Rencana (IPo) ... II-38 Tabel II-20 Batas-batas Minimum Tebal Lapisan Permukaan ... II-39 Tabel II-21 Batas-batas Minimum Tebal Lapis Pondasi Atas ... II-40 Tabel III-1 Data Umum Proyek ... III-3

(9)

Tabel IV-1 Perhitungan lendutan balik yang mewakili pada

Proyek Perencanaan Jalan Sei Rampah – Tanjung Beringin

(Serdang Bedagai) ... IV-10

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Lendutan (Benkleman Beam) 2. Data Dinamic Cone Penetrometer (DCP) 3. Data Lalu Lintas

4. Data Gambar Rencana

5. Foto Dokumentasi Inventarisasi Jalan 6. Lembar Asistensi Tugas Akhir

(11)

BAB I  PENDAHULUAN 

 

1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul 

  Sejarah  perkembangan  jalan  raya  yang  pada  mulanya  dari  berupa  bekas  jejak,   berubah  menjadi  jalan  raya  modern.  Jalan  dibuat  karena  manusia  perlu  bergerak  dan  berpindah‐pindah  dari  suatu  tempat  ketempat  lain  untuk  mempertahankan  kelangsungan  hidupnya.  Jejak  jalan  tersebut  berfungsi  sebagai  penuntun  arah  dan  menjadikan  jejak  jalan  semakin  melebar  dikarenakan  seringa  berpindah‐pindahnya  mereka.  Kemudian  kurang  lebih  5000  tahun  yang  lalu,  manusia  hidup  berkelompok,  untuk  keperluan  tukar  menukar  barang  pokok  mereka  mulai  menggunakan  jalur  jalan  secara  tetap  yang  berfungsi  sebagai  jalan  prasarana sosial dan ekonomi. 

Dari  sejarah  perkembangan  peradaban  manusia  dan  dari  berbagai  penemuan  para  pakar  transportasi  tentang  sejarah  perkembangan  jalan  dapatlah  diketahui  bahwa  jalan  pertama  yang  menggunakan  perkerasan  ditemukan  di  daerah  Mesopotamia  3500  SM. 

Penemuan  ini  dipandang  sebagai  awal  dari  sejarah  keberadaan  jalan  raya.  Konstruksi  jalan  yang  terdiri  dari  tanah  asli    dilapisi  dengan  batu  kapur  dan  ditutup  dengan  batu  bata  juga   ditemukan  diantara  Babilonia  hingga  Mesir  yang  diperkirakan  dibangun  2500‐2568  SM  oleh  raja  Cheope  yang  berfungsi  untuk  mengangkut  batu‐batu  besar  dalam  membangun  Great  Pyramid. 

  Seiring  perkembangan  zaman    jalan  modern  pada  masa  Kekaisaran  Romawi  yang  mengalami  kejayaan  dalam  membangun  jalan  pada  tahun  753‐  476  SM.  Hal  tersebut  berdasarkan atas berbagai penemuan antara lain: 

a) Penemuan  danau  aspal  Trinidad  oleh  Sir  Walter  Religh  Tahun  1595,  dimana  dengan  bahan  temuan  tersebut  dapat  dipergunakan  untuk  memperkeras  lapisan  permukaan  jalan. 

b) Penemuan  danau  aspal  Trinidad  oleh  Sir  Walter  Religh  Tahun  1595,  dimana  dengan  bahan  temuan  tersebut  dapat  dipergunakan  untuk  memperkeras  lapisan  permukaan  jalan. 

c) Metode  perinsip  desak  diperkenalkan  oleh  orang  Scotlandia  yaitu  pada  tahun  1790  yaitu  Thomas  Telford,  yaitu  suatu  konstruksi  perkerasan  jalan  yang  dibuat  menurut  jembatan  lengkung  dari  batu  belah,  serta  menambahkan  susunan  batu  –  batu  kecil  diatasnya. 

(12)

Jalan  Aspal  modern  merupakan  hasil  karya  imigran  Belgia  Edward  de  Smedt  di  Columbia  University,  New  York.  Pada  tahun  1872,  ia  sukses  merekayasa  aspal  dengan  kepadatan  maksimum.  Aspal  itu  dipakai  di  Battery  Park  dan  Fifth  Avenue,  New  York,  tahun  1872  dan  Pennsylvania  Avenue,  Washington  D.C  pada  tahun  1877.  Pada  dasarnya  pembangunan  jalan  adalah  proses  pembukaan  ruangan  lalu  lintas  yang  mengatasi  pelbagai  rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan  terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh‐tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan  hutan). Berbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini. 

Muka  bumi  harus  diuji  untuk  melihat  kemampuannya  untuk  menampung  beban  kendaraan.  Berikutnya,  jika  perlu,  tanah  yang  lembut  akan  diganti  dengan  tanah  yang  lebih  keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan  dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan  dibuat dengan aspal ataupun semen. 

Selain  itu,  jalan  dapat  meningkatkan  kegiatan  ekonomi  di  suatu  tempat  karena  menolong  orang  untuk  pergi  atau  mengirim  barang  lebih  cepat  ke  suatu  tujuan.  Dengan  adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat  dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi  lalu lintas di sepanjang lintasannya.  

Pemakaian  jalan  yang  berkepanjangan  akan  menyebabkan  jalan  akan  mengalami  kerusakan  dan  aus  serta  terjadi  penurunan  yang  disebabkan  oleh  berbagai  hal,  baik  itu  dari  beban yang dipikul dari kendaraan yang lewat/melintas diatasnya, dan juga dipengaruhi oleh  faktor alam (iklim).  

Di  pokok  bahasan  ini  kami  akan  membahas  mengenai  Proyek  Perencanaan  Teknis  Jalan, dimana akan dilakukan perencanaan jalan lama yang sudah tidak layak dilalui lagi oleh  kendaraan. Jalan ini merupakan salah satu urat perekonomian yang berada di daerah tersebut,  sehingga perlu dilakukan perencanaan peningkatan jalan yang baru.  

Jalan  lama  tersebut  akan  dilakukan  peningkatan.  Dimana  umur  rencana  yang  sudah  diperhitungkan  sebelumnya  yang  dihitung  dari  berbagai  aspek,  baik  itu  dari  aspek  klasifikasi  jalan  maupun  jumlah  kendaraan  yang  lewat.  Di  samping  itu  faktor  curah  hujan  pun  diperhitungkan  dalam  perhitungannya,  nilai  CBR  maupun  nilai  lain  yang  mendukung  dalam  perhitungan nantinya 

. Dengan data dan berbagai referensi yang sudah ada maka Perencanaan Tebal Lapis  Tambah  akan  dihitung  dengan  Metode  Lendutan  dan  Pelebaran  Perkerasan  lentur  dihitung  dengan Metode Analisa Komponen. 

 

(13)

1.2. Batasan Masalah  

  Sesuai  dengan  judul  yang  diambil  dalam  penyusunan  Tugas  Akhir  adalah: 

“Perencanaan  Tebal  Lapis  Tambahan  dan  Pelebaran  Perkerasan  Lentur”,  maka  pembatasan  masalah yang diambil adalah : 

Merencanakan  Tebal  Lapis  Tambahan  dengan  Metode  Lendutan  dan  Pelebaran  Perkerasan Lentur dengan Metode Analisa Komponen pada Proyek Jalan Sei Rampah‐Tanjung  Beringin. 

 

1.3. Tujuan Penelitian 

Adapun tujuan penelitian dalam penulisan tugas akhir ini adalah: 

Untuk memahami hasil perhitungan pada Lapis Perkerasan AC‐BC dan AC‐WC di Proyek Jalan  Sei  Rampah‐Tj  Beringin  dengan  menggunakan  Metode  Lendutan  dan  Pelebaran  Perkerasan  Lentur dengan Metode Analisa Komponen. 

 

1.3. Manfaat Penelitian 

1.4.1   Untuk  menambah  wawasan  tentang  Perencanaan  Tebal  Lapis  Tambahan  dan  Pelebaran Perkerasaan Lentur. 

1.4.2    Dapat menentukan perencanaan jalan dengan aman dan nyaman. 

 

1.4. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data   1.5.1   Studi Kepustakaan  

         Studi kepustakaan mencakup pengumpulan buku‐buku, tulisan, jurnal‐jurnal dan  lain‐lain  sebagai  referensi  yang  membahas  tentang  Perencanaan  Tebal  Perkerasaan  Lentur. 

1.5.2   Studi Kasus 

         Pelaksanaan  mengenai  data  yang  diperlukan  dari  proyek  kemudian  diolah,  dianalisis, dibahas dan disimpulkan sehingga memunculkan solusi yang bermanfaat. 

   

1.5. Sistematika Penulisan  

      Berikut  Sistematika  Penulisan  yang  akan  disajikan  dalam  menyelesaikan  Tugas  Akhir ini: 

1.5.1. BAB I PENDAHULUAN  

Bab ini berdasarkan: Alasan Pemilihan Judul, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian,  Manfaat  Penelitian,  Teknik  Pengumpulan  dan  Pengolahan  data,  dan  Sistematika  Penulisan Tugas Akhir. 

(14)

1.5.2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 

Bab ini meliputi pengambilan teori‐teori serta rumus dari beberapa sumber yang  diperoleh  untuk  mendukung  analisis  permasalahan  yang  berkaitan  dengan  judul  yang akan dibahas. 

1.5.3. BAB III TINJAUAN UMUM PROYEK 

Bab ini meliputi data yang diperoleh dari proyek yang bersangkutan   (data proyek  jalan Sei Rampah‐Tanjung Beringin). 

1.5.4. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 

Bab  ini  membahas  dan  menyelesaikan  perhitungan  hingga  mendapatkan  hasil  yang diharapakan dan cara penyajian data. 

1.5.5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan perhitungan /  permasalahan yang telah dikaji sebelumnya pada Bab IV. 

 

Gambar

Tabel IV-1   Perhitungan lendutan balik yang mewakili pada

Referensi

Dokumen terkait

Tebal perkerasan lentur dengan metode Manual Desain Perkeasan Jalan No.22.2/KPTS/Db/2012 Tipe A (lapis pondasi atas granular Base A) pada semua nilai variasi CBR

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Tugas Akhir dengan judul "Alternatif Perencanaan Lapis Tambah (Overlay) Perkerasan Lentur (Flexible

Adapun manfaat yang diperoleh dari studi ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam perencanaan tebal lapis tambahan ( overlay ) dari konstruksi

Setelah melakukan analisis perancangan tebal lapis perkerasan lentur jalan dengan menggunakan metode empirik (AASHTO 1993) dan mekanistik-empirik (KENPAVE), pada

Berdasarkan analisis tebal lapis tambah yang telah dilakukan pada metode MDP 2017 diatas yaitu didapatkan tebal overlay sebesar 120 mm dan termasuk dalam katagori lalu

Tebal lapis perkerasan lentur yang dibutuhkan pada Perencanaan Ruas Jalan Nagrak, Kabupaten Bogor berdasarkan Metode Analisa Komponen SKBI 1987 Bina Marga sebesar 42

Dari hasil data yang didapatkan yaitu tebal lapis tambah (overlay) biaya rehabilitasi dengan pendekatan simplified untuk ruas jalan tegineneng –

Dari hasil penelitian diperoleh tebal perkerasan lentur CBR 5,30% umur rencana 5 tahun tebal permukaan 13 cm, lapis pondasi atas 29 cm dan umur rencana 10 tahun tebal permukaan 17 cm,