MAKALAH ULUMUL HADITS
“RUANG LINGKUP SANAD”
Pengampu : Ulfah Rahmati, M.pd.I
Disusun oleh :
Manik Wulandari
:
(1510310006)
Frida Aulin Nisa
:
(1510310018)
Ahmad imamudin
:
(1510310038)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang yang tidak melihat dengan mata kepala sendiri suatu peristiwa masih dapat mengetahuinya melalui pemberitaan. Persoalannya, tidak semua pemberitaan itu benar. Ada pembeitaan yang biasa, atau sengaja di buat keliru. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk melakukan klarifikasi atau berita-berita yang diterima agar tidak keliru dalam menilai suatu peristiwa di masa lalu.
Kebenaran suatu berita sangat di tentukan oleh kualitas pewarta, yang darinya suatu berita di terima. Jika pewarta bertingkat-tingkat, maka pewarta terakhir harus mampu menunjukkan kesinambungan urutan pewarta sebelumnya sampai ke pewarta-pewarta pertama, yang mengantarkan berita tersebut hingga sampai kepada dirinya.
Demikian halnya dengan hadist Nabi SAW. Untuk menerima hadist dari Nabi Muhammad unsur-unsur tersebut, yakni pewarta (Rawi), materi berita (matnul hadist) dan sandaran berita (sanad). Satupun tidak dapat di tinggalkan.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari sanad?
2. Bagaimana pembagian dari rangkaian sanad? 3. Apa saja jenis-jenis sanad?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sanad.
2. Untuk mengetahui pembagian dari rangkaian sanad. 3. Untuk mengetahui jenis-jenis sanad.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sanad
Dari segi bahasa, sanad berarti: د تع لا artinya yang menjadi sandaran, tempat bersandar, arti yang lain sesuatu yang dipegangi atau dipercaya. Dalam istilah ilmu hadis sanad ialah rangkaian urutan orang-orang yang menjadi sandaran atau jalan yang menghubungkan satu hadis atau sunnah sampai pada Nabi SAW. Sanad menurut istilah ahli hadis yaitu :
ت لا ىلا لصو لا قيرطلا
Artinya jalan yang menyampaikan kepada matan hadist.2
Dari definisi-definisi tersebut, dapat dipertegas pengertian sanad secara terperinci, sebagai berikut,
لواا هردصم ع ت لا اولق يدلا اورلا لسلس وا ت لا قيرط
Artinya jalan matan hadist, yaitu silsilah para rawi yang menukilkan matan hadist dari sumbernya yang pertama (Rosullah SAW).3
Dengan demikian, sanad adalah rantai penutur atau perawi (periwayat) hadist. Sanad terdiri atas seluruh penutur, mulai orang yang mencatat hadis tersebut dalam bukunya (kitab hadis) hingga rosulullah. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat.4 Perhatikan contoh sanad berikut ini :
د ع ع عفا ع كلام ا ر خا sebagian yang lainnya. (al - Hadis).5
Dalam hadis di atas yang dinamakan “sanad” yaitu:
ه ىلص ه لوسر ا ر ع ب ه د ع ع عفا ع كلام ا ر خ : لاق ملسو هيلع
Berkaitan dengan terma sanad di temukan terma – terma lainnya yang merupakan pengembangan (isytaq) dari kata sanad, seperti kata isnad, musnid, dan musnad. Ketiga terma tersebut saling terkait dengan fungsi masing – masing.6
1. Isnad
Istilah al-isnad, berarti “menyandarkan, menegaskan (mengembalikan ke asal),
dan mengangkat”. Yang dimaksud disini adalah : هلئاق ىلا ثيدحلا عفر
Artinya menyandarkan hadist kepada orang yang mengatakannya atau
2
Ibid ; hlm 12
3
Solahudin,M dan Suyadi,Agus.ulumul hadis.cv pustaka setia.Bandung.2011.hlm 90
4
Ibid ; hlm 90
5
Op.cit ; hlm 13
6
3
هلئاق ىلا ثيدحلاوزع
Artinya mengasalkan hadist kepada orang yang mengatakannya.
Menurut Ath-Thibi, seperti yang di kutip oleh al-qosimi, kata isnad dengan
as-sanad mempunyai arti yang hampir sama atau berdekatan. Ibnu jama‟ah, dalam hal ini lebih tegas lagi. Menurutnya, ulama‟ muhadisin memandang kedua istilah tersebut mempunyai pengetian yang sama, yang keduanya dapat di pakai secara bergantian.7
2. Musnid dan Musnad
Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadis dengan sanadnya hingga sampai pada sang penutur (qoil), baik mempunyai ilmunya maupun tidak kecuali ia mengisnadkan hadis seorang diri
Musnad berarti materi hadis yang di isnadkan. Dalam pengertian terminologis (istilah) kata musnad di pahami dengan tiga makna, yaitu:
a. Kitab yang menghimpun hadis sistem periwayatan masing-masing sahabat sebagai sumber riwayat, misalnya musnad al-imam ahmad, maksudnya adalah bersumber pada kitab ahmad
b. Hadis marfu‟ yang muttashil sanadnya ; makna hadis yang demikian dinamakan hadis musnad ;
c. Bermakna sanad.8
B. Tinggi rendahnya sanad (silsilatul Adz-Dzahab)
Sebagaimana kita ketahui, bahwa suatu hadis sampai kepada kita semua, tertulis dalam kitab hadis, melalui sanad-sanad. Setiap sanad bertemu dengan rowi yang di jelaskan sandaran menyampaikan berita (sanad yang setingkat lebih atas ) sehingga seluruh sanad itu merupakan suatu rangkaian. Rangkaian sanad itu berdasarkan perbedaan tingkat kedhabit-an dan keadilan rowi yang di jadikan sanadnya, ada yang berderajat tinggi, sedang, dan lemah. Rangkaian sanad yang berderajat tinggi menjadikan suatu hadis lebih tinggi derajatnya dari pada hadis yang rangkaian sanadnya sedang atau lemah. Para muhadisin membagi tingkatan sanadnya menjadi sebagai berikut
1. Ashahhu al-Asanid (sanad-sanad yang lebih shohih)
Para ulama‟ seperti imam An-Nawawi dan ibnu Ash-Shalah tidak membenarkan menilai suatu (sanad) hadis dengan Ashahhu al-asanid, atau menilai suatu (matan) hadist dengan Ashahhu al-asanid, scara mutlak, yakni tanpa menyadarkan pada hal yang mutlak.
Penilaian ashahhu al-asanid ini hendaklah secara muqoyyad. Artinya di khususkan kepada sahabat tertentu mislanya ashahhu al-asnid dari abu huroirah r.a atau di khususkan kepada penduduk daerah tertentu, misalnya ashahhu al-asanid dari penduduk madinah, atau dikhususkan dalam masalah tertentu, jika hendak menilai matan suatu hadist, misalnya ashahhu al-asanid
7
Op.cit ; hlm 93
8
4
dalam bab wudhu atau masalah mengangkat tangan dalam berdoa. Contoh ashahhu al- asanid yang muqoyyat tersebut adalah
a) Sabahat tertentu, yaitu :
1) Umar ibnu Al-Khathab r.a yaitu yang diriwayatkan oleh ibnu shihab Az-zuhri dari salim bin „abdullah bin umar, dari
ayahnya („abdullah bin umar), dari kakeknya (umar bin
khathab).
2) Ibnu Umar r.a adalah yang diriwayatkan oleh Malik dari Nafi‟ dari Ibnu Umar r.a
3) Abu Hurairah r.a yaitu yang diriwayatkan oleh Ibnu Shihab Az-Zuhri dari ibnu almusayyab dari abu hurairah r.a
b) Penduduk kota tertentu, yaitu:
1) Kota Mekah, yaitu yang diriwayatkan oleh bnu „Uyainah dari
„Amru bin Dinar dari Jabir bin Abdullah r.a
2) Kota Madinah, yaitu yang diriwayatkan oleh Ismail bin Abi Hakim dari Abidah bin Abi Shufyan dari Abi Hurairah r.a Contoh ashahhu al-asanid yang mutlak, seperti :
a) Jika menurut Imam Bukhori, yaitu Malik, Nafi‟, dan Ibnu Umar r.a.
b) Jika mnurut Ahmad bin Hambal, yaitu Az-Zuhri, Salim bin Abdillah dan ayahnya (Abdillah bin Umar)
c) Jika menurut Imam An-Nasa‟i, yaitu Ubaidillah Ibnu Abbas dan Umar bin Khathab r.a.
2. Ahsanu Al-Asanid
Hadis yang bersanad Ahsanu al-asanid lebih rendah derajatnya daripada yang bersanad Ashahhu al-asanid. Ashahhu al-asanid itu antara lain bila hadis tersebut bersanad:
a) Bahaz bin Hakim dari ayahnya (Hakim bin Mu‟awiyah) dari
kakeknya (Mu‟awiyah bin Haidah)
b) Amru bin Syu‟aib dari ayahnya (Syu‟aib bin Muhammad) dari
kakeknya (Muhammad bin Abdillah bin „Amr bin „Ash)
3. Adh‟afu Al-Asanid
Rangkaian sanad yang paling rendah derajatnya disebut adh‟afu al -asanid atau auha al-asanid. Rangkaian sanad yang adh‟afu al-asanid, yaitu: a) Yang muqoyyad kepada sahabat:
1) Abu Bakar Ash-Shidiq r.a., yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Shadaqah bin Musa dari Abi ya‟qub Farqad bin Ya‟qub dari Murrah Ath-Thayyib dari Abu bakar r.a.
2) Abu Thalib (Ahli Al-Bait) r.a. yaitu hadis yang diriwayatkan oleh
„Amru bin Syamir Al-ju‟fi dari jabir bin Yazid dari Harist Al-Anwar dari Ali bin Abi Thalib r.a
5
b) Yang Muqoyyad kepada penduduk:
1) Kota yaman, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Hafshah bin „Umar dari Al-Hakim bin Aban dari „Ikrimah dari Ibnu „Abbas r.a
2) Kota Mesir, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Muhammad bin Al-Hajjaj Ibnu Rusydi dari ayahnya dari kakeknya dari
Qurrah bin „Abdurrahman dari setiap orang yang memberikan hadist kepadanya.
Sanad „aliy adalah sebuah sanad yang jumlah rowinya lebih sedikit dibandingkan dengan sanad lain. Hadits dengan sanad yang jumlah rowinya sedikit akan tertolak
dengan sanad yang sama jika jumlah rowinya lebih banyak. Sanad „aliy ini dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu sanad yang mutlak dan sanad yang nisbi (relatif)
(a) Sanad „aliy yang bersifat mutlak adalah sebuah sanad yang jumlah rowinya hingga sampai kepada Rasulullah lebih sedikit jika dibandingkan dengan sanad yang lain. Jika sanad tersebut shohih, sanad itu menempati tingkatan tertinggi dari jenis sanad „aliy
(b) Sanad „aliy yang bersifat nisbi dalah sebuah sanad yang jumlah rowi didalamnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan para imam ahli hadits,
seperti syu‟bah, al-a‟masy, ibnu juraij, ats-tsauri malik as-syafi‟i bukhori muslim dan sebagainya, meskipun jumlah rowinya setelah mereka hingga sampai kepada Rasulullah lebih banyak.
Para ulama hadits memberikan perhatian serius terhadap sanad „aliy sehingga
mereka membukukan sebagian diantaranya dan menamakannya dengan ats-tsulstiyyat. Yang dimaksudkan dengan ats-tsulsiyyat adalah hadits-hadits yang jumlah rowi dalam sanadnya antara rowi yang menulisnya dengan Rasulullah berjumlah tiga orang rowi.
Di antara kitab-kitab tersebut adalah ats-tsulsiyyat al-bukhori karya imam ibnu hajar as-qolani dan ats-tsulsiyyat ahmad bin hanbal karya imam as-safarini. 2. Sanad mazil
Sanad mazil adalah sebuah sanad jumlah rowinya lebih banyak jika dibandingkan dengan sanad yang lain. Hadits dengan sanad yang lebih banyak akan tertolak dengan sanad yang sama jika jumlah rowinya lebih sedikit.10
9
Solahudin,M dan Suyadi,Agus.ulumul hadis.cv pustaka setia.Bandung.2011.hlm 96
10
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, sanad adalah rantai penutur atau perawi (periwayat) hadist. Sanad terdiri atas seluruh penutur, mulai orang yang mencatat hadis tersebut dalam bukunya (kitab hadis) hingga rosulullah. Sanad memberikan gambaran keaslian suatu riwayat.
لواا هردصم ع ت لا اولق يدلا اورلا لسلس وا ت لا قيرط
Artinya jalan matan hadist, yaitu silsilah para rawi yang menukilkan matan hadist dari sumbernya yang pertama (Rosullah SAW).11
Tinggi rendahnya sanad (silsilatul Adz-Dzahab) :
1. Ashahhu al-Asanid (sanad-sanad yang lebih shohih)
Contoh ashahhu al- asanid yang muqoyyat tersebut adalah Umar ibnu Al-Khathab r.a yaitu yang diriwayatkan oleh ibnu shihab Az-zuhri dari salim bin
„abdullah bin umar, dari ayahnya („abdullah bin umar), dari kakeknya (umar
bin khathab). 2. Ahsanu Al-Asanid
Hadis yang bersanad Ashahhu al-asanid lebih rendah derajatnya daripada yang bersanad Ashahhu al-asanid.
3. Adh‟afu Al-Asanid
Rangkaian sanad yang paling rendah derajatnya disebut adh‟afu al-asanid atau auha al-asanid.
Jenis-jenis sanad : 1. Sanad „aliy
Sanad „aliy adalah sebuah sanad yang jumlah rowinya lebih sedikit
dibandingkan dengan sanad lain. 2. Sanad mazil
Sanad mazil adalah sebuah sanad jumlah rowinya lebih banyak jika dibandingkan dengan sanad yang lain.
11
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Solahudin,M dan Suyadi,Agus. 2011. Ulumul Hadis. Bandung : CV. Pustaka Setia.
2. Syakur Sf, M.2009. Ulumul al-Hadits. Kudus :MASEIFA jendela ilmu.