1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 7 BANDA ACEH
Skripsi
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
RICKI MAULIZAR SAHPUTRA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan kurnia-Nyalah telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi tentang:
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda Aceh” sebagai tugas akhir dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Salawat dan
salamkepada baginda Rasulullah SAW karena perjuangan dan keihlasannya untuk
mengangkat harkat dan martabat umatnya dari alam kebodohan ke alam
berpendidikan seperti saat sekarang ini.
Berbagai pengarahan, bimbingan dan bantuan dari pembimbing telah penulis
peroleh, untuk itu penulis menyampaikan ucapan rasa terimakasih kepada
Drs. Hasmunir, M.Si sebagai pembimbing utama dan Drs. Amsal Amri, M.Pd sebagai
pembimbing kedua yang telah membimbing dan mendidik penulis selama ini,
terkadang penulis banyak kesalahan dalam penulisan namun pembimbing sangat
gigih dan sangat sabar untuk membimbing penulis, yang masih banyak kekurangan
dalam penulisan skripsi ini. Semoga kesehatan dan keberkahan selalu melimpah
untuk beliau.
Penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini, yaitu:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, serta
Dosen yang telah memberikan ilmu dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Drs. Abdul Wahab Abdi, M.Si, baik
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu proses pelaksanaan
penelitian untuk penulisan skripsi ini.
3. Dra.Hj.Asyiah M.Ali, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 7 Banda Aceh
dan Wita Rosa Fatmala, SPd selaku guru mata pelajaran geografi yang telah
memberikan motivasi dan masukan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi. Serta siswa-siswi khususnya kelas XI IS 2 yang telah
ii
4. Teristimewa, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang tua
tercinta yaitu Ayahanda Abdul Rahman dan Ibunda Manisah. Terimakasih telah
membesarkanku, mendidikku dengan penuh kasih sayang, dukungan dan
pengorbanan yang tulus, serta doa yang selalu dipanjatkan dari kedua orang tua
penulis tidak terlepas dari keberhasilan penulis.
5. Terimakasih kepada Popi Mariana yang selalu ngomel dan mendukung, serta
memotivasiku dalam pembuatan skripsi ini.
6. Terimakasih kepada adik-adik ku tersayang Sahwal idil Fitrah, Windi
Rahmatillah, Adam, M. Fasha, Mutia Risti, Henny Alfia, Romi Darliansyah, Cut
Munawwarah, Rita Bahagia, Hendra Mahyudi, Eko Arrahman, Agus Triwan, dan
M. Riski Saputra Kapundung yang telah mendukung, memberikan motivasi dan
mendo’akan kelancaran skripsi penulis.
7. Sahabat-sahabatku, Yogi Farmesa S.Pd, Mia Zakian Yusuf S.Pd, Rivatul Savera,
Yanti Muharrami S.Pd,Yulia Riskiyanti S.Pd, Nanda Mutia S.Pd, Fahrul Razi
S.Pd, Shidqi Iskandar S.Pd, Fathiadhura S.Pd, Dhenisa S.Pd, Hammad Muhajir,
Adelia Rahmawati S.Pd, Zulfahmi, Arif Rahman, seluruh teman-teman Unit B
Geo 2010 dan seluruh anggota Menwa Sat 101/ WB- USK terima kasih atas
bantuan, do’a, dukungan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.
Selanjutnya kepada semuanya yang telah memberikan do’a dan dukungannya,
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
8. Seluruh teman-teman mahasiswa geografi angkatan 2010, 2011 dan 2012,
terimakasih atas kebersamaan yang telah dilewati, semoga menjadi kenangan
terindah bagi penulis.
Berbagai usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penulisannya.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan sebagai
masukan untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.
Darussalam, November 2016
iii ABSTRAK
Kata Kunci : Penerapan, Kooperatif, Kartu arisan, Hasil Belajar.
Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model yang
menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran. Tipe kartu
arisan adalah menjalankan prinsip arisan dimana setiap pesertanya mendapat giliran
menjawab pertanyaan sesuai dengan hasil undian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar siswa; (2) Aktivitas guru dan siswa; (3)
Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran; dan (4) Respon siswa terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan. Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI IS-2 SMA Negeri 7 Banda Aceh yang berjumlah 32 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan (1) Lembar pre-test dan post-test;
(2) Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa; (3) Lembar pengamatan
keterampilan guru; dan (4) lembar respon siswa. Analisis data menggunakan statistik
deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persentase ketuntasan
secara individual meningkat dari 20 siswa yang tuntas pada siklus I, 25 siswa tuntas
pada siklus II, dan 30 tuntas pada siklus III, persentase ketuntasan klasikal pun
meningkat dari 60% pada siklus I, 80% pada siklus II, dan 90% pada siklus III; (2)
Aktivitas guru dan siswa meningkat menjadi sesuai dengan persentase waktu ideal;
(3) Keterampilan guru meningkat dari perolehan skor 2,5 pada siklus I dengan
kategori sedang, skor 3,1 pada siklus II dengan kategori baik, dan 3,4 pada siklus III
dengan kategori baik; (4) Respon siswa, terhadap model pembelajaran kooperatif tipe
kartu arisan dapat dikatakan baik. 95 persen dari 32 siswa berpendapat bahwa dengan
belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan dapat meningkatkan
iv
1.5.Ruang Lingkup Penelitian ... 6
1.6.Definisi Operasional ... 7
BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1. Pengertian Belajar ... 9
2.2. Proses Pembelajaran ... 10
2.3. Hasil Belajar... 11
2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13
2.4.1 Faktor Internal ... 13
2.4.2 Faktor Eksternal ... 13
2.4.3 Faktor Pendekatan Belajar ... 13
2.5.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan ... 14
2.5.1 Pengertian Tipe Kartu Arisan ... 14
2.5.2 Tahapan-tahapan pelaksanaan kartu arisan ... 14
2.6 Keterkaitan Materi Geografi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan ... 16
v
2.6.1.1Potensi Geografi Untuk Penyediaan Industri ... 16
2.6.1.2Potensi Geografis Indonesia Unruk Energi Alternatif ... 31
2.6.1.3Barang Tambang Sebagai Sumber Daya Alam ... 31
2.7 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 38
3.2. Subjek Penelitian ... 38
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.4. Instrument penelitian ... 39
3.5. Teknik Pengolahan Data ... 41
3.5.1 Analisis Hasil Belajar Siswa ... 41
3.5.2 Aktivitas Guru dan Siswa ... 42
3.5.3 Analisis Data Keterampilan Guru Dalam Mengelola ... 42
3.5.4 Respon Siswa Terhadap Kegiatan pembelajaran ... 43
3.6. Indikator Kinerja ... 43
3.7. Prosedur dan Rencana Penelitian ... 44
3.7.1. Tahap Persiapan ... 45
3.7.1.1. Menentukan Kelas Penelitian ... 45
3.7.1.2. Menetapkan Materi Yang disajikan ... 45
3.7.1.3. Menyusun Rancangan Pembelajaran (RPP) ... 45
3.7.1.4. Menyusun Alat Evaluasi ... 46
3.7.1.5. Menyusun Lembaran Pengamatan Aktivitas ... 46
3.7.1.6. Lembar Pengelolaan Pembelajaran ... 46
3.7.2. Tahap Pelaksanaan ... 47
3.7.3. Tahap Perencanaan (Planning) ... 47
3.7.4. Tahap Tindakan ... 47
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN 4.1.Deskripsi Wilayah Penelitian ... 48
4.1.1 Letak Wilayah Penelitian ... 48
vi
4.1.3 Fasilitas Sekolah ... 51
4.1.4 Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa ... 52
4.2.Hasil Penelitian ... 53
4.2.1 Tahapan Penelitian Siklus I ... 53
4.2.1.1 Perencanaan ... 54
4.2.1.2 Pelaksanaan ... 54
4.2.1.3 Pengamatan ... 55
4.2.2 Hasil Penelitian Siklus I ... 55
4.2.2.1 Hasil Belajar Siklus I ... 55
4.2.2.2 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 57
4.2.2.3 Keterampilan Guru Mengelola Pembelajara Siklus I ... 61
4.2.2.4 Refleksi dan Tindak Lanjut ... 62
4.2.3 Tahapan Penelitian Siklus II ... 66
4.2.3.1 Perencanaan ... 66
vii
4.3.4 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ... 96
BAB V PENUTUP 5.1.Simpulan ... 98
5.2.Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 101
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Subjek penelitian ... 38
Tabel 4.1 Fasilitas Sekolah ... 51
Tabel 4.2 Keadaan Guru dan Pegawai ... 52
Tabel 4.3 Keadaan Siswa ... 53
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 57
Tabel 4.5 Aktivitas Guru Siklus I ... 58
Tabel 4.6 Aktivitas Siswa Siklus I ... 60
Tabel 4.7 Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus I ... 62
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 70
Tabel 4.9 Aktivitas Guru Siklus II ... 72
Tabel 4.10 Aktivitas Siswa Siklus II ... 73
Tabel 4.11 Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus II ... 75
Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 81
Tabel 4.13 Aktivitas Guru Siklus III ... 82
Tabel 4.14 Aktivitas Siswa Siklus III ... 84
Tabel 4.15 Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus III ... 86
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1 bagan hubungan tujuan intruksional, pengalaman belajar dan hasil
belajar ... 12
2. Gambar 2.2 Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 24
3. Gambar 4.1 Peta Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh ... 49
4. Gambar 4.2 Denah SMA Negeri 9 Banda Aceh ... 50
5. Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Individual ... 91
6. Gambar 4.4 Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal ... 91
7. Gambar 4.5 Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 93
8. Gambar 4.6 Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 94
9. Gambar 4.7 Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III... 95
10.Gambar 4.8 Grafik Keterampilan Guru Mengelola Pembelajaran... 96
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Lampiran 1 Silabus ... 102
2. Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 118
3. Lampiran 3 Soal Pre-test dan Post-test Siklus I ... 140
4. Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 144
5. Lampiran 5 Soal Pre-test dan Post-test Siklus II ... 159
6. Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 163
7. Lampiran 7 Soal Pre-test dan Post-test Siklus III ... 176
8. Lampiran 8 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru dan siswa... 180
9. Lampiran 9 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru ... 183
10. Lampiran 10 Lembar Angket Respon Siswa ... 186
11. Lampiran 11 Analisis Hasil Belajar Siklus I ... 188
12. Lampiran 12 Analisis Hasil Belajar Siklus II ... 189
13. Lampiran 13 Analisis Hasil Belajar Siklus III ... 190
14. Lampiran 14 Persentase Aktivitas Guru dan Siswa ... 191
15. Lampiran 15 Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 192
16. Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian Tindakan Kelas ... 193
17. Lampiran 17 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 196
18. Lampiran 18 Surat Izin Penelitian dari FKIP... 197
19. Lampiran 19 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan ... 198
20. Lampiran 20 Surat Izin Penelitian dari Sekolah ... 199
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan langkah awal untuk kemajuan suatu negara.
Kemajuannya selalu ditentukan oleh kualitas pendidikan yang ada di negaranya.
Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam mewujudkan
masyarakat yang maju dan mampu menghadapi tantangan globalisasi, sehingga
dengan sendirinya setiap warga negara mampu mengembangkan diri sebagai manusia
seutuhnya.
Peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus diupayakan
dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui
peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan termotivasi dalam belajar, semakin
bertambah pengetahuan, bertambah keterampilan dan semakin paham terhadap materi
yang dipelajari. Menurut Mulyasa (2004:32):
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.
Berdasarkan hal tersebut, upaya guru dalam mengembangkan keaktifan
belajar siswa sangatlah penting, sebab keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi
keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.
Dari berbagai macam cabang ilmu, geografi merupakan salah satu cabang
2
Geografi dianggap suatu cabang ilmu yang dibutuhkan, karena dalam kehidupan
sehari-hari banyak hal yang dijumpai yang berhubungan dengan geografi. Selain itu,
geografi merupakan suatu ilmu yang membahas fenomena yang terjadi di seluruh
belahan bumi. Hal ini berarti semua manusia membutuhkan geografi, karena geografi
mempengaruhi semua aspek kehidupan. Kendala-kendala yang sering dijumpai
sehingga siswa kurang berminat pada mata pelajaran geografi adalah terbatasnya
penggunaan media serta kurang tepatnya penggunaan strategi pembelajaran.
Penggunaan strategi pembelajaran adalah salah satu cara guru untuk membuat
siswa menjadi lebih menarik dalam pembelajaran. Strategi yang menyenangkan,
kreatif dan inovatif akan menjadikan pelajaran geografi lebih mudah, menyenangkan
dan tidak membosankan. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran
yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui
keterampilan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal di sekolah SMA
Negeri 7 Banda Aceh, hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kurang
maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian dan keaktifan siswa kelsa XI
IS pada tahun ajaran 2015-2016 rata-rata mendapat 60, Hasil ini masih di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Secara klasikal
KKM 70 hanya baru dicapai 40%.
Berdasarkan hasil observasi awal menunjukan bahawa. Kebanyakan strategi
pembelajaran yang digunakan guru tidak bervariasi dan pelajaran berpusat pada guru.
Akibatnya siswa hanya mendengarkan tanpa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Siswa merasa enggan untuk bertanya akhirnya hanya memendam
3
bisa menyerap pelajaran. Untuk menghindari hal-hal tersebut, strategi pembelajaran
Kooperatif Tipe Kartu Arisan dapat menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
Model tipe kartu arisan adalah salah satu pembelajaran kooperatif, dimana
siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari
setiap pertanyaan yang keluar dari dalam gelas yang telah dikocok oleh guru.Strategi
ini merupakan bentuk kerja sama antar kelompok yang di dalamnya sangat diperlukan
komunikasi antar teman kelompoknya maupun dengan guru sebagai fasilitator.
Strategi tersebut adalah suatu aktivitas siswa dengan suasana yang mengarah pada
kerja kelompok dan kecepatan. Suasana permainan dalam pembelajaran inilah yang
dapat membuat siswa menjadi tertarik dalam kerja siswa. Selain itu siswa akan lebih
rileks, tanggung jawab, kerja sama, serta bersaing secara sehat dalam proses
pembelajaran. Siswa dituntut agar mereka lebih cepat dan tepat dalam menjawab dari
setiap soal yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti ingin mengetahui hasil
belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda Aceh”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan
4
1. Apakah dengan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda
Aceh?
2. Bagaimanakah aktivis guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran
mencerminkan keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe kartu
arisan dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IS SMA Negeri 7
Banda Aceh?
3. Bagaimanakah keterampilan guru dalam kegiatan pembelajaran
mencerminkan keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda
Aceh?
4. Bagimanakah respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI ISSMA Negeri 7 Banda Aceh?
1.3Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.
2. Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran
5
3. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.
4. Untuk mengetahui respon siswa setelah proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ada dua yaitu secara teoretis
dan secara praktis:
1.4.1 Manfaat Teoretis
1.4.1.1Bagi Guru
1. Menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Menambah motivasi guru dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran
sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan kurikulum program pendidikan.
3. Menambah keterampilan dan kompetensi yang memenuhi standar pendidikan
nasional dalam mengelola pembelajaran di kelas.
1.4.1.2Bagi Siswa
2. Menambah wawasan bagi siswa untuk lebih mudah memahami pelajaran
geografi dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe kartu
arisan.
6 1.4.1.3Bagi Penulis
2. Menambah wawasan pengetahuan penulis tentang penerapan strategi
pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.
3. Motivasi untuk lebih meningkatkan pengetahuan penulis dalam mengelola
pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran teknik kartu arisan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi sekolah, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dalam memecahkan masalah, keberhasilan mutu pendidikan dan perbaikan
pengajaran di sekolah.
2. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
masukan dan gambaran mengenai penerapan strategi pembelajaran kooperatif
tipe kartu arisan.
1.5Ruang Lingkup Penelitian
Agar lebih terarah dan menghindari kekeliruan serta memperlancar penelitian
yang akan dilaksanakan, yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan
7 1.6Definisi Operasional
Untuk memudahkan memahami makna dari kata-kata operasional yang akan
dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mendefenisikan kata operasional yang
dipakai dalam penelitian sebagai berikut:
1. penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu
maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekan suatu teori,
metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu
kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok yang telah terencana dan
tersusun sebelumnya (Gramedia Pustaka Utama, 2008: 950).
2. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang
dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan
permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran. (Miftahul, 2011:32).
3. Tipe kartu arisan adalah menjalankan prinsip arisan dimana setiap pesertanya
mendapat giliran menjawab pertanyaan sesuai dengan hasil undian. Kartu
arisan dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan guru dalam
8
digunakan antara lain gelas, kartu soal, dan kartu jawaban (Tri
Megantorowati, 2012:3).
4. Hasil Belajar adalah suatu hasil atau titik pencapaian yang dicapai oleh
seseorang setelah melakukan suatu proses pembelajaran, dimana pencapaian
tersebut berupa perubahan secara kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan). Dimyati dan Mudjiono (2009:3-4) mengatakan
“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran
9 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Pengertian Belajar
Menurut Arsyad (2000: 1) bahwa “Belajar adalah proses yang kompleks yang
terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya”. Salah satu tanda bahwa seseorang
itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang
mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,
keterampilan, atau sikapnya.
Belajar merupakan suatu tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai
tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi berkat
siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Lingkugan yang
dipelajari siswa dapat berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,
manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 7).
Berdasarkan pengertian belajar dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas
atau tindakan peserta didik untuk membuat suatu perubahan pada dirinya baik itu
perubahan secara kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan) sehingga dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
mencakup bidang kognitif, afektif, psikomotoris yang berorientasi pada proses
pembelajaran yang dialami siswa (Sudjana, 2005: 22). Dimyati dan Mudjiono
10
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran
dari puncak proses belajar”. Berdasarkan pengertian hasil belajar dapat, dikatakan
bahwa hasil belajar adalah suatu hasil atau titik pencapaian yang dicapai oleh
seseorang setelah melakukan suatu proses pembelajaran, dimana pencapaian tersebut
berupa perubahan secara kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan).
.
2.2 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah. Guru
sebagai tenaga pengajar dan siswa sebagai objek pengajar. Keberhasilan seorang
pengajar akan terjamin bila dia dapat mengajar, sehingga siswanya mengerti suatu
masalah melalui tahap proses belajar. Dengan begitu ia telah mampu menanamkan
pendidikan kepada siswanya. Pendidikan merupakan pengarahan yang diberikan
dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, atau oleh guru kepada
siswanya agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Jadi pendidikan itu dapat
dikatakan suatu usaha untuk membina dan mengembangkan bakat dan kepribadian
anak dalam masyarakat secara produktif menuju ketingkat yang optimal sehingga
mendapatkan tingkat kehidupan yang lebih baik.
Saat ini yang paling utama memberikan pendidikan adalah guru yang berperan
dalam mengajar dan membina anak didiknya sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat. Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan
11
yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi
yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam
hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana
pembelajaran yang tersedia (Hasibuan, 2008:3).
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, terdapat aspek kemampuan yang
harus dikuasai dan dilakukan oleh guru dalam mengajar, agar pembelajaran dapat
efektif. Suryosubroto (2009:11-12) mengemukakan:
Mengajar yang efektif itu tergantung pada sikap guru, tingkah laku guru, motivasi, perhatian terhadap perbedaan individu, mengorganisasi bahan, memberi ilustrasi, memberi tugas, pertanyaan dalam kelas, penguasaan bahan, memberi komentar terhadap jawaban siswa, keterlibatan siswa dan evaluasi, yang kesemua ini adalah peranan yang paling dominan.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu
proses dimana seorang guru berupaya untuk memberikan dorongan kepada siswa agar
terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. Proses ini merupakan suatu
perwujudan dari reaksi antara siswa dengan lingkungannya.
2.3 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa. setelah
siswa menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi
pada pembelajaran yang dialami siswa (Sudjana, 2005:22). Selanjutnya Sudjana
(2005:2) mengatakan “Hasil belajar itu berhubungan dengan tujuan instruksional dan
pengalaman belajar yang dialami siswa. Sebagaimana dituangkan dalam bagan
12 Tujuan instruksional
Pengalaman Belajar a c Hasil Belajar
b
Gambar 21. Bagan hubungan tujuan intruksional, pengalaman belajar, dan
hasil belajar (Sudjana, 2005).
Bagan tersebut menggambarkan unsur yang terdapat dalam pembelajaran.
Hasil belajar dalam hal ini berhubungan dengan tujuan instruksional dan pengalaman
belajar. Adanya intruksional merupakan panduan tertulis akan perubahan perilaku
yang diinginkan pada diri siswa (Sudjana, 2005). Sementara pengalaman belajar
meliputi apa-apa yang dialami siswa baik itu kegiatan mengobservasi, membaca,
meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengar, mengikuti perintah.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa hasil belajar siswa tidak hanya
ditentukan dari kemampuan belajarnya, tetapi juga sistem pengajaran yang digunakan
oleh guru misalnya dalam mengajar menggunakan model pembelajaran yang
disesuaikan dengan materi. Oleh karena itu, guru harus mampu menguasai berbagai
metode pembelajaran serta mengaplikasikannya dalam pembelajaran dengan tujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Keberhasilan siswa dalam belajar sangat mempengaruhi berbagai macam
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga
13 2.4.1 Faktor Internal
Faktor yang berasal dari diri siswa terdiri dari dua aspek; aspek fisiologis (
yang bersifat jasmaniah) misalnya kondisi fisik sakit-sakitan atau cacat pada fisik,
dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) misalnya kecerdasan, bakat, minat,
motivasi, dan emosi.
2.4.2 Faktor Eksternal
Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar antara lain
kondisi lingkungan di sekitar siswa yang meliputi lingkungan sosial dan nonsosial.
2.4.3 Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi
dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada
materi pembelajaran. Berdasarkan faktor di atas maka hasil belajar masing-masing
siswa berbeda satu sama lainnya (Sanjaya, 2008: 11).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan pendekatan belajar adalah
jalan yang akan ditempuh oleh guru dengan siswa untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang nantinya strategi dan model pembelajaran dapat mempermudah
guru memberikan pembelajaran serta juga dapat dipahami oleh siswa.
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan 2.5.1 Pengertian tipe kartu arisan
Pembelajaran kartu arisan dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan
guru dalam pembelajaran kooperatif dengan media serta prinsip arisan. Media yang
14
2.5.2 Tahapan - tahapan pelaksanaan tipe kartu arisan
Menurut Tri Megantorowati (2012:5) “ada sepuluh tahapan guru dalam
memahami penggunaan model kooperatif tipe kartu arisan.” Adapun ke sepuluh tahap
- tahap pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan yang dilakukan dalam tipe kartu
arisan ini yaitu:
1. Guru menyiapkan beberapa soal dan jawaban tentang materi yang telah
diajarkan secara berpasangan. Soal dan jawaban ditulis dalam kartu,
sedangkan kartu soal digulung. Masing-masing siswa mendapat 2
kartu jawaban dari 2 soal.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diacapai.
3. Menjelaskan materi.
4. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok heterogen.
5. Membagi kartu jawaban pada siswa masing-masing 2 lembar yang berbeda
antara 1 siswa dengan siswa lainnya dan gulungan kartu soal dimasukkan ke
dalam gelas.
6. Gelas yang telah berisi gulungan kartu soal dikocok, kemudian salah satu
yang jatuh dibacakan kepada siswa.
7. Memberi waktu pada siswa agar berdiskusi dengan kelompoknya untuk
menyelesaikan soal yang dibacakan guru.
8. Memerintahkan kepada siswa yang memiliki jawaban yang sesuai atas
pertanyan yang dibacakan guru untuk tunjuk jari.
9. Apabila ada 1 siswa dari suatu kelompok yang tunjuk jari, menjawab benar
15
untuk kelompoknya. Apabila tidak ada yang tunjuk jari atau yang tunjuk jari
lebih dari satu orang, maka guru harus menjelaskan jawabannya. Jawaban
yang sesuai diberi poin1, tidak menjawab atau salah diberi poin 0.
10.Menghitung perolehan poin dari tiap-tiap kelompok, menjumlahkannya dan
mengumumkannya. Guru Memberikan penghargaan pada kelompok yang
mendapat poin terbanyak. Guru memberikan pertanyaan rebutan, jika terdapat
jumlah poin yang sama pada dua kelompok atau lebih. Kelompok yang paling
cepat dan menjawab pertanyaan rebutan itu dengan tepat, kelompok itulah
yang berhak mendapat predikat juara. (Tri Megantorowati, 2012:5)
Dengan penerapan model pembelajaran ini siswa bisa aktif dalam belajar dan
bisa bekerja sama dengan siswa lain, berpikir bersama. Model pembelajaran
kooperatif tipe kartu arisan mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelebihan model
Pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan ini adalah pembelajaran yang menarik
dihubungkan dengan kehidupan nyata, sedangkan kekurangan dari model
pembelajaran ini, tidak semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran, dan nilai
tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain. Berdasarkan uraian di
tersebut jelas bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan cocok dan baik
diterapkan oleh setiap guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam upaya
16
2.6 Keterkaitan Materi Geografi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan
2.6.1 Keterkaitan Materi Geografi
2.6.1.1 Potensi Geografis Indonesia untuk penyediaan Industri
1. Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau
barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa.
2. Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Industri.
Dampak positif dari pembangunan industri sebagai berikut:
Menambah penghasilan dan meningkatkan kemakmuran penduduk.
Menghasilkan aneka barang yang diperlukan masyarakat.
Memaksimalkan penggunaan barang mentah.
Memperluas lapangan pekerjaan.
Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk luar negeri.
Merangsang masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan industri.
Memperluas kegiatan ekonomi.
Dampak negatif dari pembangunan industri sebagai berikut:
Luas lahan pertanian menjadi semakin berkurang.
Kesuburan tanah semakin berkurang.
17
Limbah industri mencemari lingkungan.
3. Faktor pendukung dan Peghambat Usaha Industri
Menurut Bintarto dan surastopo, fsktor-faktor pendukung yang
memungkinkan sesuatu industri dapat bekerja dengan lancar antara lain sebagai
berikut:
Faktor pendukung utama padal modal adalah modal (uang, alat, dan
perlengkapan) dan bahan baku yang mudah didapat secara
terus-menerus.
Faktor pendukung utama industri padat karya adalah jumlah tenaga
kerja yang sesuai dengan keperluan industri tersebut dan terdapat di
sekitar lokasi industri, serta tersedianya bahan baku yang mudah
didapat terus-menerus.
Bebrapa hal yang menjadi faktor penghambat usaha industri adalah sebagai
berikut:
Penjualan yang kurang lancar karena tingginya persaingan usaha.
Barang yang disediakan sudah tidak sesuai dengan selera konsumen.
Aliran modal kurang lancar.
Bahan baku untuk jenis-jensi barag tertentu sangat bergantung kepada
dari negeri lain.
Sarana dan prasarana tidak memadai.
18 4. Klasifikasi Industri
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh
langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil
perikanan, dan industri hasil kehutanan.
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut
hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri
pemintalan, dan industri kain.
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan
industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang
lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
Selain klasifikasi di atas, terdapat beberapa kategori industry lain sebagai
berikut:
1. Berdasarkan proses produksi
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku
untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri
alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau
dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri
konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler
19
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan
tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri
anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.
Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri
tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau
membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
Selain klasifikasi di atas, terdapat beberapa kategori industri lain sebagai
berikut.
1. Berdasarkan hasil produksi, industri dibedakan menjadi industri berat dan
industri ringan.
2. Berdasarkan lokasi, industri dibedakan menjadi industri berorientasi pada
pasar, industri berorientasi pada tenaga kerja, dan industri berorientasi
pada letak bahan baku.
3. Berdasarkan klasifikasi kementrian perindustrian, dibedakan industri
kimia dasar, industri mesin dan logam dasar, aneka industri, dan industri
20
4. Berdasarkan jumlah tenaga kerja, industri dibedakan menjadi industri
besar (lebih dari 300 0rang), industri sedang (20-30 orang), industri kecil
(5-19 orang), dan industri rumah tangga (1-4 orang).
5. Berdasarkan pengelolaan, industri dibedakan menjadi industri rakyat dan
industri negara.
6. Berdasarkan modal, industri dibedakan menjadi industri PMDN, industri
PMA, dan industri patungan.
7. Berdasarkan produktivitas perorangan, industri dibedakan menjadi industri
primer, industri sekunder, dan industri tersier.
8. Berdasarkan modal dan penggunaan tenaga kerja, industri dibedakan
menjadi industri padat modal dan industri padat karya.
9. Berdasarkan tahapan produksi, industri, industri dibedakan mejadi industri
hulu dan industri hilir.
Industri di Indonesia digolongkan 12 kelompok yaitu:
1. Industry pengolahan pangan.
Industry pengolahan pangan meliputi industry penggilingan padi, pembuatan
minyak kelapa sawit, dan minyak nabati, pembuatan tepung tapioca, pabrik the,
21
Gambar 2.2 Kakao
2. Industri Tekstil.
Industri tekstil berskala besar dan kecil banyak terdapat di jawa barat, Jakarta,
dan jawa tengah. Industri ini meliputi industri batik yang banyak terdapat di wilayah
Yogyakarta, Solo, dan pekalongan.
Gambar 2.3 Industri Pakaian
3. Industri Pengelolaan Kayu
Industri pengelolaan kayu menghasilkan bahan bangunan dan perabotan
rumah tangga. Seperti meja,kursi, dan lemari. Hasil kayu dari Indonesia banyak di
22
Gambar 2.4 Industri Kayu
4. Industri Kulit
Industri kulit menhasilakan tas, koper, sepatu, kipas, wayang, sandal, ikat
pinggang. Industri ini terdapat di sertal Jawa.
Gambar 2.5 Industri Kulit
5. Industri Kertas
Umumnya industri ini berbentuk besar yang menghasilkan produk, kertas
tulis, pembungkus, kertas karto, kertas hias, dan tisu. Industri ini terdapat di
23
Gambar 2.6 Industri Kertas
6. Industri Farmasi dan Kimia
Industri kimia dan farmasi menghasikan zat asam, garam kimia, pupuk,
pembasmi serangga, plastic, serat buatan, bahan kosmetik, cat, pernis, dan
obat-obatan. Berada pada kota-kota besar.
Gambar 2.7 Industri Obat
7. Industri Pengolahan Karet
Industri ini menghasilkan ban luar, dan ban dalam, untuk berbagai kendaraan,
bola, mainan anak-anak, alat rumah tangga, perlengkapan mobil, pesawat motor, dan
24
Gambar 2.8 Industri Karet
8. Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri ini menghasilkan semen, gelas, dan kaca, keramik, asbes.
Gambar 2.9 Industri Semen
9. Industri Pengelolan Logam
25
Gambar 2.10 Industri baja
10. Industri Peralatan
Industri ini menghasilakn peralatan transportasi dan alat berat, mobil, motor,
bus, beko,truk, alat elektronik, alat pertanian.
Gambar 2.11 Industri Elektronik
11. Industri pertambangan
Industri ini menghasilkan hasil tambang seperti, baja, emas, perak, tembaga,
26
Gambar 2. 12 Industri Bijih Besi
12. Industri Pariwisata
Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan industri pariwisata,
memiliki panorama yang bagus, beragam budaya, penduduk yang ramah.
Gambar 2.13 Objek Wisata Pura di Bali
2.6.1.2Potensi Geografis Indonesia untuk Energi Alternatif
1. Pengertian Energi Alternatif
Energi alternatif adalah semua bentuk energi yang berpotensi untuk
27
lingkungan. Diantaranya, energi surya, energi air, energi angin, energi panas bumi,
dan biomassa.
2. Jenis Energi Alternatif
1. Energi Matahari
Energi matahari dikenal sebagai tenaga surya. Secara tradisional masyarakat
Indonesia telah memanfaatkan tenaga matahari dalam proses penjemuran atau
pengeringan. Di pesisir sinar matahari dimanfaatkan untuk menjemur ikan, sedangkan
di wilayah yang bertumpu pada bidang pertanian, sinar matahari digunakan untuk
menjemur padi.
Gambar 2.14 Energi matahari
2. Energi Air
Air merupakan sumber kehidupan karena semua makhluk hidup di dunia
sangat membutuhkan air. Air juga menyimpan sebuah energi yang sangat potensial
untuk menjadi energi alternatif, banyaknya jumlah sungai, danau dan waduk yang
tersebar diseluruh Indonesia dapat digunakan sebagai sarana pemberdayaan energi air
28
Gambar 2.15 Kincir Air
3. Energi Angin
Angin merupakan salah satu bentuk energi yang terdapat di alam dan dapat
dimanfaatkan untuk pemberdayaan energi alternatif. Beberapa wilayah di Indonesia
memiliki potensi sebagai lading angin, di antaranya Jawa bagian selatan, Sulawesi,
dan Nusa tenggara Timur.
Gambar 2.16 Kincir Angin
4. Energi Kelautan
Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas
29
potensi laut di antaranya adalah energi gelombang, pasang surut air laut, arus laut
serta dari energi perbedaan salinitas.
Gambar 2.17 energi gelombang
5. Energi Biomassa
Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk sumber daya hewan
dan tumbuhan beserta limbah yang dihasilkankemudian terkumpul dalam jangka
waktuntertentu dn memiliki potensi energi. Contohnya biomassa pepohonan, tanaman
rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, dan kotoran ternak.
6. Energi panas bumi
Definisi panas bumi dalam UU No. 27 Tahun 2003 adalah sumber energi
panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral
ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam
30
Gambar 2.18 Energi Panas Bumi
Kelebihan dan kekurangan dari sumber energi alternatif
Kelebihan sumber energi alternatif sebagai berikut:
Cenderung lebih ramah lingkungan.
Pasokan ketersediaannya melimpah.
Sebagian besar energi alternatif merupakan sumber daya yang dapat
diperbaharui.
Sebagian besar merupakan sumber energi yang berasal langsung dari
fenomena alam sinar matahari, angin, dan air).
Kekurangan sumber energi alternatif sebagai berikut:
Biaya intalasi awal cukup mahal.
Kurang dapat diandalkan karena bergantung pada kondisi alam.
Belum dapat dioperasikan secara efesien karena beberapa energi alternatif
masih dalam tahap pengembangan.
31
2.6.1.3 Barang Tambang sebagai Sumber Daya Alam
1. Sumber daya alam
Sumber daya alam adalah semua potensi alam, baik berupa benda mati
maupun makhluk hidup, yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
2. Penggolongan sumber daya alam
a. Sumber daya materi yaitu sumber daya alam yang berbentuk materi.
Contohnya mineral magnetic, limonit, siderite, mineral-mineral tersebut
dapat dilebur menjadi baja.
b. Sumber daya hayati yaitu sumber daya alam yang berbentuk makhluk
hidup , yaitu hewan dan tumbuhan.
c. Sumber daya energi adalah sumber daya yang berguna untuk
menghasilkan energi. Contohnya bahan bakar fosil, gas alam, batu bara.
d. Sumber daya ruang yaitu ruang atau tempat yang diperlukan oleh manusia
untuk melakukan aktivitas. Contohnya kantor, sekolah, lapangan bola, dan
lain-lain.
e. Sumber daya waktu yaitu keterkaitan dengan waktu dengan pemanfaatan
sumber daya alam. Contohnya air sulit didapatkan saat musim kemarau.
Sumber daya alam berdasarkan pembentukannya:
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui atau sumber daya alam yang
akan habis dipakai (exhaustible resources), mencakup sumber daya energi dan
32
Sumber daya alam yang dapat diperbarui atau sumber daya alam yang tidak
akan habis dipakai (renewable resources), seperti sinar matahari dan tanah.
3. Pengertian dan jenis barang tambang
Pengertian barang tambang
Barang tambang adalah sumber daya alam yang berasal dari dalam perut bumi
dan bersifat tidak dapat diperbaharui. Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1967 tentang
Ketentuan Pokok Pertambangan yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok
Pertambangan (UUPP), disebutkan bahwa bahan galian adalah unsur kimia, mineral,
bijih, dan segala macam batuan, termasuk batuan mulia dan endapan alam.
Berdasarkan Peraturan Pemerintahan (PP) No. 27 Tahun 1980 tentang
Penggolongan Bahan-Bahan Galian, disebutkan bahwa bahan-bahan galian
terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan bahan galian strategis, golongan bahan
galian vital, dan golongan bahan galian industri.
1) Golongan bahan galian (stategis) juga dikenal dengan sebutan bahan galian
golongan A, untuk pertahanan dan keamanan negara serta penting bagi
stabilitas ekonomi nasional. Pengelolaan dilakukan oleh pemerintah atau
bekerja sama dengan pihak swasta, dalam dan luar negeri. jenisnya antara lain
batubara, minyak bumi, gas alam, uranium, nikel, dan timah.
2) Golongan bahan galian (vital )juga dikenal dengan sebutan bahan galian
golongan B, pengelolaan jenis barang tambang ini dilakukan oleh pihak
masyarakat, swasta yang diberi izin oleh pemerintah. jenisnya antara lain besi,
mangaan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, perak, intan, platina, yodium,
33
3) Golongan bahan galian (bahan galian industry) lainnya dikenal dengan
sebutan bahan galian golongan C, dilakukan oleh masyarakat dan tidak di
awasi oleh pemerintah,illegal. jenisnya antara lain fosfat, asbes, mika, tawas,
okek, batu permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, batu apung, marmer,
batu tulis, batu kapur, granit, tanah liat, dan pasir.
2.7Pengertian Penelitian Tindakan Kelas 2.7.1 Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan
tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan
memecahkan masalah dalam kelas. Dalam prakteknya, penelitian tindakan kelas
menggabungkan rangkaian tindakan dengan menggunakan prosedur penelitian
(Hidayat dan Badrujaman, 2012:12).
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaj adimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan kelas dikelompokkan menjadi empat
macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c)
simultan terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental (Arikunto, 2009:3).
Penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,
penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian
tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru
secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan,
34
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki
layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di
kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Tujuan PTK
adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran di sekolah. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK
dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahap. Adapun keempat tahap pelaksanaan tindakan kelas (action research )sebagai berikut:
2.7.1.2Tahap perencanaan
Pada tahap ini penulis menjelaskan bagaimana tahapan perencanaan penelitian
tindakan kelas. Agar mendapat hasil yang optimal sebaiknya penelitian dilakukan
berpasangan, PTK yang dilakukan oleh guru sendiri memiliki kelemahan, karena
pada guru umumnya kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian, dan tidak
memiliki banyak waktu. Pada tahap perencanaan peneliti melakukan kegiatan yaitu:
a. Menentukan materi.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
c. Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran.
d. Menyusun Lembaran Aktivitas Siswa.
e. Menyusun Laporan Observasi Kegiatan Pembelajaran.
35 2.7.1.3Tahap pelaksanaan/tindakan
Pada tahap pelaksaan yang dilakukan guru adalah melaksanakan proses
belajar mengajar sesuai dengan skenario dan RPP, yaitu PTK dilaksanakan dalam 3
siklus yang sesuai dengan perencanaan awal.
2.7.1.4Tahap pengamatan
Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengamati prosedur pelaksanaan
pembelajaran, menyangkut didalamnya aktivitas siswa serta mencatat semua hal-hal
yang perlu dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, untuk
dijadikan bahan masukkan guna menyempurnakan pada siklus-siklus selanjutnya.
Pengamatan ini dilakukan oleh seorang guru mitra (teman penelitian).
2.7.1.5Tahap refleksi
Refleksi artinya merenungkan apa yang telah dikerjakan. Kegiatan ini
bertujuan mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan, berdasarkan
data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan
tindakan melalui kegiatan pada siklus selanjutnya. Suhardjono (2009:100)
menyatakan:
Secara umum kegiatan refleksi adalah: 1) Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan; 2) Menjawab penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan; 3) Memperkirakan solusi atau keluhan yang muncul; 4) Mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi.
Rancangan PTK dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap I menyusun rancangan (Planning) yaitu peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
36
antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses
jalannya tindakan.
2. Tahap II pelaksanaan tindakan (Acting) merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan yaitu menegakkan tindakan di kelas. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini peneliti harus berusaha menaati
apa yang telah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar,
tidak dibuat-buat. Dalam refleksi keterkaitan antara pelaksaan dengan
perencanaan perlu diperhatikan secara saksama agar sinkron dengan maksud
semua.
3. Tahap III pengamatan (observatiaon) yaitu kegiatan pengamatan yang
dilakukan oleh pengamat. Pada langkah ini, guru sebagai peneliti melakukan
observasi terhadap tindakan yang dilakukannya sendiri, mecatat hal-hal yang
dipandang penting, dan hambatan-hambatan yang dialami selama melakukan
tindakan.
4. Tahap IV Refleksi (reflecting) yaitu kegiatan pada tahap keempat ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan yang didasarkan data yang telah terkumpul
pada langkah observasi.
37
38 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Banda Aceh di kelas XI IS
semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21
Agustus 2016 sampai dengan 23 September 2016.
3.2 Subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda
Aceh. Penentuan kelas tempat diadakan penelitian didasarkan atas informasi dan
referensi guru yang mengajar mata pelajaran geografi dengan mempertimbangkan
kemampuan siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut ini.
No Kelas Jumlah siswa Keterangan
1 XI IS-1 32
2 XI IS-2 30 Subjek penelitian
3 XI IS-3 32
Jumlah 94
Sumber: SMAN 7 Banda Aceh, 2015.
Penentuan siswa kelas XI IS-2 sebagai subjek penelitian karena sebagian besar
39
pembelajaran, motivasi belajar siswa dan perhatian siswa terhadap materi yang di
ajarkan rendah, sehingga mempengaruhi terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
3.3Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penlitian ini adalah dengan tes, angket,
observasi dan dokumentasi.
a. Tes yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Tes yang
dilakukan adalah dalam bentuk tertulis yaitu berupa pre-test dan post-test. Kedua tes ini digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan siswa.
b. Angket yang digunakan untuk mengetahui data respon siswa terhadap model
pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn.
c. Observasi yang digunakan untuk mengetahui data aktivitas siswa dan guru serta
keterampilan guru terhadap model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn.
d. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa gambar selama
penelitian.
3.4 Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes tulis (instrumen 1), tes yang terbentuk objektif dengan empat pilihan a, b,
c, d, jumlah soal lain ini sesuai dengan jumlah indikator yang dirumuskan
40
model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn, sedangkan post-test diberikan
setelah dilakukan kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn.
2. Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran digunakan
untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama kegiatan
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu
arisn. (instrumen 2).
3. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran model pembelajaran
kooperatif tipe kartu arisn (instrument 3). Lembar pengamatan ini digunakan
untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran
sesuai dengan apa yang terdapat dalam setiap Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn.
4. Lembar respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
kartu arisn (instrumen 4). Angket ini disusun untuk mengetahui respon siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Mulai dari komponen-komponen pembelajaran
yaitu materi, suasana kelas, cara guru dalam proses menyampaikan materi,
komentar siswa tentang keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe kartu
arisn, komentar siswa tentang harapan mengikuti pembelajaran, serta
komentar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan dua orang observer yang
berperan sebagai guru geografi. Salah satu observer merupakan wali kelas XI IS
SMAN 7 Banda Aceh. Kehadiran peneliti di kelas adalah sebagai guru yang
41
Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalitan
data yang diperlukan.
4.1Teknik Pengolahan Data
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan. Adapun teknik
pengolahan data yang digunakan adalah deskriptif dengan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
3.5.1 Analisis Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
kooperatif teknik kartu arisan dianalisis dengan menggunakan rumus persentase
sebagai berikut:
a. Untuk tingkat ketuntasan individual
Nilai = �� ℎ � � �
�� ℎ � � � � ℎ X 100% (Kemendikbud No.53 Tahun 2015)
b. Untuk tingkat ketuntasan klasikal
P = N F
x 100% (Sudijono, 2010:43)
Keterangan:
P = Persentase yang dicari
F = Frekuensi siswa yang tuntas
42
Data tes hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriftif yaitu melaksanakan
tingkat ketuntasan individual dengan klasikal. Setiap siswa dikatakan tuntas
belajarnya (ketuntasan individual) jika jawaban benar mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan.sebagai mana yang
tercantum didalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 atau 70 persen dari 10 soal
yang direncanakan oleh peneliti. Menurut Suryosubroto (2009:77) “Suatu kelas
dikatakan tuntas (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85 persen
siswa yang tuntas belajarnya”.
3.5.2 Aktivitas Guru Dan Siswa
Data aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif dengan persentase. Untuk mengetahui tingkat
reabilitas instrument ini menggunakan statistik persentase yang dikemukakan oleh
Sudijono, (2010:43):
P = Persentase yang dicari
F = Frekuensi aktivitas yang dilakukan
N = Banyaknya aktivitas yang dilakukan
3.5.3 Analisis Data Keterampilan Guru Dalam Mengelola Pengajaran
Data keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan dan dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif dengan rata-rata skor sesuai dengan yang
43 Skor 1,00 - 1,99 : kurang baik
Skor 2,00 - 2,99: Sedang
Skor 3,00 - 3,49: baik
Skor 3,50 - 4,00 : sangat baik
3.5.4 Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran
Untuk mengetahui persentase respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran
yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan digunakan analisis
statistik deskriptif persentase dalam proses pembelajaran menurut Sudijono
(2010:43):
P = N F
x 100%
Keterangan:
P = Persentase yang dicari
F = Frekuensi respon siswa
N = Jumlah siswa
3.6 Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat
tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam
meningkatkan atau memperbaiki mutu proses pembelajaran di kelas (Kunandar,
44
Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah:
a. Siswa
Hasil tes siswa dianggap kriteria ketuntasan minimal memperoleh nilai KKM
70 (Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015).
Proses pembelajaran dianggap tuntas apabila tingkat ketuntasan mencapai ≥85
persen (Suryosubroto, 2009:77).
b. Guru
Guru harus mempersiapkan dokumentasi kehadiran siswa pada siklus pertama
dan siklus kedua.
Hasil pengamatan dan observasi yang digunakan oleh guru benar-benar valid
dan sesuai dengan acuan yang telah dipersiapkan.
Keterampilan guru mengelola pembelajaran dalam model pembelajaran
kooperatif tipe kartu arisan penilaiannya menggunakan skor yaitu:
Skor 1,00 - 1,99 kurang baik
Skor 2,00 - 2,99 Sedang
Skor 3,00 - 3,99 baik
Skor 3,50 - 4,00 sangat baik
3.7 Prosedur dan Rencana Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Sebelum melaksanakan
45 3.7.1 Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan penelitian yaitu menentukan
kelas, menetapkan materi, menyusun RPP, menyusun alat evaluasi pretest dan post test, lembar pengamatan aktivitas, lembar pengelolaan, lembar respon. Semua persiapan perencanaan ini disesuaikan dengan materi yang akan disajikan.
Langkah-langkah dalam perencanaan tersebut yaitu.
3.7.1.1Menentukan Kelas Penelitian
Sebelum PTK dilakukan, peneliti harus menentukan kelas penelitian yang
akan diteliti. Kelas penelitian ditentukan karena masalah yang ada. Penelitian ini
mengambil kelas XI IS-2, karena sebagian besar aktivitas bersifat masih berpusat
pada guru sehingga siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran, motivasi belajar
siswa dan perhatian siswa terhadap materi yang di ajarkan rendah, sehingga
mempengaruhi terhadap rendahnya hasil belajar siswa.
3.7.1.2Menetapkan Materi yang Disajikan
Materi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Pelestarian Lingkungan
Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan. Materi ini dalam kegiatan pembelajaran ada
3 siklus yang terbagi dalam tiga sub judul. Sub judul pertama membahas tentang
lingkungan hidup, siklus kedua membahas tentang kualitas dan baku mutu
lingkungan hidup dan siklus ketiga membahas tentang pencemaran, perusakan, dan
risiko lingkungan hidup.
3.7.1.3Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang Didasarkan
Pada Acuan Penyusunan Rencana Pembelajaran.
Berdasarkan acuan kurikulum yang berlaku disekolah penelitan, RPP dibuat
46
kegiatan belajar mengajar. RPP dibuat sedemikian rupa sesuai dengan
langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.
3.7.1.4Menyusun Alat Evaluasi Berupa Soal Pre-Test dan Pos-Test
Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes awal ( pre-test) dan test akhir (pos-test). Jumlah evaluasi yang diberikan berjumlah 10 soal. Masing-masing pada tiap siklus evaluasi yang diberikan berjumlah 10 soal berupa test
awal (pre-test) dan test akhir (pos-test).
3.7.1.5Menyusun Lembaran Pengamatan AktivitasGuru
Pada saat peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran dilakukan observasi
(pengamatan) oleh dua orang pengamat. Tugas pengamat adalah mengisi format
lembaran aktivitas guru dan siswa berdasarkan jumlah kolom yang diberikan dengan
9 langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Untuk aktivitas guru penilaian dilakukan 2
menit sekali dari 2 x 45 menit atau 90 menit waktu pembelajaran SMA. Masing
masing pengamat memberikan tanda kegiatan pada format lembaran aktivitas guru
yang telah disediakan. Penilaian terhadap aktivitas guru dilakukan untuk menilai
semua kegitan guru yang dituntut harus sesuai dengan langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan
3.7.1.6 Lembar Pengelolaan Pembelajaran
Untuk lembaran kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran, format
keterampilan guru harus sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan yaitu
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan terdiri dari kriteria-kriteria
keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran yang mencerminkan model