• Tidak ada hasil yang ditemukan

340239664 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "340239664 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif"

Copied!
227
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KARTU ARISAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

RICKI MAULIZAR SAHPUTRA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadhirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan kurnia-Nyalah telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi tentang:

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda Aceh” sebagai tugas akhir dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Salawat dan

salamkepada baginda Rasulullah SAW karena perjuangan dan keihlasannya untuk

mengangkat harkat dan martabat umatnya dari alam kebodohan ke alam

berpendidikan seperti saat sekarang ini.

Berbagai pengarahan, bimbingan dan bantuan dari pembimbing telah penulis

peroleh, untuk itu penulis menyampaikan ucapan rasa terimakasih kepada

Drs. Hasmunir, M.Si sebagai pembimbing utama dan Drs. Amsal Amri, M.Pd sebagai

pembimbing kedua yang telah membimbing dan mendidik penulis selama ini,

terkadang penulis banyak kesalahan dalam penulisan namun pembimbing sangat

gigih dan sangat sabar untuk membimbing penulis, yang masih banyak kekurangan

dalam penulisan skripsi ini. Semoga kesehatan dan keberkahan selalu melimpah

untuk beliau.

Penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala, serta

Dosen yang telah memberikan ilmu dan dukungan sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Drs. Abdul Wahab Abdi, M.Si, baik

secara langsung maupun tidak langsung telah membantu proses pelaksanaan

penelitian untuk penulisan skripsi ini.

3. Dra.Hj.Asyiah M.Ali, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 7 Banda Aceh

dan Wita Rosa Fatmala, SPd selaku guru mata pelajaran geografi yang telah

memberikan motivasi dan masukan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi. Serta siswa-siswi khususnya kelas XI IS 2 yang telah

(6)

ii

4. Teristimewa, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada kedua orang tua

tercinta yaitu Ayahanda Abdul Rahman dan Ibunda Manisah. Terimakasih telah

membesarkanku, mendidikku dengan penuh kasih sayang, dukungan dan

pengorbanan yang tulus, serta doa yang selalu dipanjatkan dari kedua orang tua

penulis tidak terlepas dari keberhasilan penulis.

5. Terimakasih kepada Popi Mariana yang selalu ngomel dan mendukung, serta

memotivasiku dalam pembuatan skripsi ini.

6. Terimakasih kepada adik-adik ku tersayang Sahwal idil Fitrah, Windi

Rahmatillah, Adam, M. Fasha, Mutia Risti, Henny Alfia, Romi Darliansyah, Cut

Munawwarah, Rita Bahagia, Hendra Mahyudi, Eko Arrahman, Agus Triwan, dan

M. Riski Saputra Kapundung yang telah mendukung, memberikan motivasi dan

mendo’akan kelancaran skripsi penulis.

7. Sahabat-sahabatku, Yogi Farmesa S.Pd, Mia Zakian Yusuf S.Pd, Rivatul Savera,

Yanti Muharrami S.Pd,Yulia Riskiyanti S.Pd, Nanda Mutia S.Pd, Fahrul Razi

S.Pd, Shidqi Iskandar S.Pd, Fathiadhura S.Pd, Dhenisa S.Pd, Hammad Muhajir,

Adelia Rahmawati S.Pd, Zulfahmi, Arif Rahman, seluruh teman-teman Unit B

Geo 2010 dan seluruh anggota Menwa Sat 101/ WB- USK terima kasih atas

bantuan, do’a, dukungan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

Selanjutnya kepada semuanya yang telah memberikan do’a dan dukungannya,

yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.

8. Seluruh teman-teman mahasiswa geografi angkatan 2010, 2011 dan 2012,

terimakasih atas kebersamaan yang telah dilewati, semoga menjadi kenangan

terindah bagi penulis.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini, namun

penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penulisannya.

Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan sebagai

masukan untuk kesempurnaan di masa yang akan datang.

Darussalam, November 2016

(7)

iii ABSTRAK

Kata Kunci : Penerapan, Kooperatif, Kartu arisan, Hasil Belajar.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model yang

menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling

memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran. Tipe kartu

arisan adalah menjalankan prinsip arisan dimana setiap pesertanya mendapat giliran

menjawab pertanyaan sesuai dengan hasil undian. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar siswa; (2) Aktivitas guru dan siswa; (3)

Keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran; dan (4) Respon siswa terhadap

model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas XI IS-2 SMA Negeri 7 Banda Aceh yang berjumlah 32 orang.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan (1) Lembar pre-test dan post-test;

(2) Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa; (3) Lembar pengamatan

keterampilan guru; dan (4) lembar respon siswa. Analisis data menggunakan statistik

deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persentase ketuntasan

secara individual meningkat dari 20 siswa yang tuntas pada siklus I, 25 siswa tuntas

pada siklus II, dan 30 tuntas pada siklus III, persentase ketuntasan klasikal pun

meningkat dari 60% pada siklus I, 80% pada siklus II, dan 90% pada siklus III; (2)

Aktivitas guru dan siswa meningkat menjadi sesuai dengan persentase waktu ideal;

(3) Keterampilan guru meningkat dari perolehan skor 2,5 pada siklus I dengan

kategori sedang, skor 3,1 pada siklus II dengan kategori baik, dan 3,4 pada siklus III

dengan kategori baik; (4) Respon siswa, terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

kartu arisan dapat dikatakan baik. 95 persen dari 32 siswa berpendapat bahwa dengan

belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan dapat meningkatkan

(8)

iv

1.5.Ruang Lingkup Penelitian ... 6

1.6.Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORETIS 2.1. Pengertian Belajar ... 9

2.2. Proses Pembelajaran ... 10

2.3. Hasil Belajar... 11

2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 13

2.4.1 Faktor Internal ... 13

2.4.2 Faktor Eksternal ... 13

2.4.3 Faktor Pendekatan Belajar ... 13

2.5.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan ... 14

2.5.1 Pengertian Tipe Kartu Arisan ... 14

2.5.2 Tahapan-tahapan pelaksanaan kartu arisan ... 14

2.6 Keterkaitan Materi Geografi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan ... 16

(9)

v

2.6.1.1Potensi Geografi Untuk Penyediaan Industri ... 16

2.6.1.2Potensi Geografis Indonesia Unruk Energi Alternatif ... 31

2.6.1.3Barang Tambang Sebagai Sumber Daya Alam ... 31

2.7 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 38

3.2. Subjek Penelitian ... 38

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.4. Instrument penelitian ... 39

3.5. Teknik Pengolahan Data ... 41

3.5.1 Analisis Hasil Belajar Siswa ... 41

3.5.2 Aktivitas Guru dan Siswa ... 42

3.5.3 Analisis Data Keterampilan Guru Dalam Mengelola ... 42

3.5.4 Respon Siswa Terhadap Kegiatan pembelajaran ... 43

3.6. Indikator Kinerja ... 43

3.7. Prosedur dan Rencana Penelitian ... 44

3.7.1. Tahap Persiapan ... 45

3.7.1.1. Menentukan Kelas Penelitian ... 45

3.7.1.2. Menetapkan Materi Yang disajikan ... 45

3.7.1.3. Menyusun Rancangan Pembelajaran (RPP) ... 45

3.7.1.4. Menyusun Alat Evaluasi ... 46

3.7.1.5. Menyusun Lembaran Pengamatan Aktivitas ... 46

3.7.1.6. Lembar Pengelolaan Pembelajaran ... 46

3.7.2. Tahap Pelaksanaan ... 47

3.7.3. Tahap Perencanaan (Planning) ... 47

3.7.4. Tahap Tindakan ... 47

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN 4.1.Deskripsi Wilayah Penelitian ... 48

4.1.1 Letak Wilayah Penelitian ... 48

(10)

vi

4.1.3 Fasilitas Sekolah ... 51

4.1.4 Keadaan Guru, Pegawai dan Siswa ... 52

4.2.Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Tahapan Penelitian Siklus I ... 53

4.2.1.1 Perencanaan ... 54

4.2.1.2 Pelaksanaan ... 54

4.2.1.3 Pengamatan ... 55

4.2.2 Hasil Penelitian Siklus I ... 55

4.2.2.1 Hasil Belajar Siklus I ... 55

4.2.2.2 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 57

4.2.2.3 Keterampilan Guru Mengelola Pembelajara Siklus I ... 61

4.2.2.4 Refleksi dan Tindak Lanjut ... 62

4.2.3 Tahapan Penelitian Siklus II ... 66

4.2.3.1 Perencanaan ... 66

(11)

vii

4.3.4 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran ... 96

BAB V PENUTUP 5.1.Simpulan ... 98

5.2.Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Subjek penelitian ... 38

Tabel 4.1 Fasilitas Sekolah ... 51

Tabel 4.2 Keadaan Guru dan Pegawai ... 52

Tabel 4.3 Keadaan Siswa ... 53

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 57

Tabel 4.5 Aktivitas Guru Siklus I ... 58

Tabel 4.6 Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

Tabel 4.7 Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus I ... 62

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 70

Tabel 4.9 Aktivitas Guru Siklus II ... 72

Tabel 4.10 Aktivitas Siswa Siklus II ... 73

Tabel 4.11 Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus II ... 75

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 81

Tabel 4.13 Aktivitas Guru Siklus III ... 82

Tabel 4.14 Aktivitas Siswa Siklus III ... 84

Tabel 4.15 Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Siklus III ... 86

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 2.1 bagan hubungan tujuan intruksional, pengalaman belajar dan hasil

belajar ... 12

2. Gambar 2.2 Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 24

3. Gambar 4.1 Peta Kecamatan Banda Raya Kota Banda Aceh ... 49

4. Gambar 4.2 Denah SMA Negeri 9 Banda Aceh ... 50

5. Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Individual ... 91

6. Gambar 4.4 Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal ... 91

7. Gambar 4.5 Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 93

8. Gambar 4.6 Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 94

9. Gambar 4.7 Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III... 95

10.Gambar 4.8 Grafik Keterampilan Guru Mengelola Pembelajaran... 96

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lampiran 1 Silabus ... 102

2. Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 118

3. Lampiran 3 Soal Pre-test dan Post-test Siklus I ... 140

4. Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 144

5. Lampiran 5 Soal Pre-test dan Post-test Siklus II ... 159

6. Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 163

7. Lampiran 7 Soal Pre-test dan Post-test Siklus III ... 176

8. Lampiran 8 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru dan siswa... 180

9. Lampiran 9 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru ... 183

10. Lampiran 10 Lembar Angket Respon Siswa ... 186

11. Lampiran 11 Analisis Hasil Belajar Siklus I ... 188

12. Lampiran 12 Analisis Hasil Belajar Siklus II ... 189

13. Lampiran 13 Analisis Hasil Belajar Siklus III ... 190

14. Lampiran 14 Persentase Aktivitas Guru dan Siswa ... 191

15. Lampiran 15 Keterampilan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 192

16. Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian Tindakan Kelas ... 193

17. Lampiran 17 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 196

18. Lampiran 18 Surat Izin Penelitian dari FKIP... 197

19. Lampiran 19 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan ... 198

20. Lampiran 20 Surat Izin Penelitian dari Sekolah ... 199

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan langkah awal untuk kemajuan suatu negara.

Kemajuannya selalu ditentukan oleh kualitas pendidikan yang ada di negaranya.

Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam mewujudkan

masyarakat yang maju dan mampu menghadapi tantangan globalisasi, sehingga

dengan sendirinya setiap warga negara mampu mengembangkan diri sebagai manusia

seutuhnya.

Peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus diupayakan

dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui

peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan termotivasi dalam belajar, semakin

bertambah pengetahuan, bertambah keterampilan dan semakin paham terhadap materi

yang dipelajari. Menurut Mulyasa (2004:32):

Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri.

Berdasarkan hal tersebut, upaya guru dalam mengembangkan keaktifan

belajar siswa sangatlah penting, sebab keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi

keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.

Dari berbagai macam cabang ilmu, geografi merupakan salah satu cabang

(16)

2

Geografi dianggap suatu cabang ilmu yang dibutuhkan, karena dalam kehidupan

sehari-hari banyak hal yang dijumpai yang berhubungan dengan geografi. Selain itu,

geografi merupakan suatu ilmu yang membahas fenomena yang terjadi di seluruh

belahan bumi. Hal ini berarti semua manusia membutuhkan geografi, karena geografi

mempengaruhi semua aspek kehidupan. Kendala-kendala yang sering dijumpai

sehingga siswa kurang berminat pada mata pelajaran geografi adalah terbatasnya

penggunaan media serta kurang tepatnya penggunaan strategi pembelajaran.

Penggunaan strategi pembelajaran adalah salah satu cara guru untuk membuat

siswa menjadi lebih menarik dalam pembelajaran. Strategi yang menyenangkan,

kreatif dan inovatif akan menjadikan pelajaran geografi lebih mudah, menyenangkan

dan tidak membosankan. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran

yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui

keterampilan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi awal di sekolah SMA

Negeri 7 Banda Aceh, hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi kurang

maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian dan keaktifan siswa kelsa XI

IS pada tahun ajaran 2015-2016 rata-rata mendapat 60, Hasil ini masih di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Secara klasikal

KKM 70 hanya baru dicapai 40%.

Berdasarkan hasil observasi awal menunjukan bahawa. Kebanyakan strategi

pembelajaran yang digunakan guru tidak bervariasi dan pelajaran berpusat pada guru.

Akibatnya siswa hanya mendengarkan tanpa terlibat langsung dalam proses

pembelajaran. Siswa merasa enggan untuk bertanya akhirnya hanya memendam

(17)

3

bisa menyerap pelajaran. Untuk menghindari hal-hal tersebut, strategi pembelajaran

Kooperatif Tipe Kartu Arisan dapat menjadi salah satu alternatif dalam meningkatkan

hasil belajar siswa.

Model tipe kartu arisan adalah salah satu pembelajaran kooperatif, dimana

siswa bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan kesesuaian jawaban dari

setiap pertanyaan yang keluar dari dalam gelas yang telah dikocok oleh guru.Strategi

ini merupakan bentuk kerja sama antar kelompok yang di dalamnya sangat diperlukan

komunikasi antar teman kelompoknya maupun dengan guru sebagai fasilitator.

Strategi tersebut adalah suatu aktivitas siswa dengan suasana yang mengarah pada

kerja kelompok dan kecepatan. Suasana permainan dalam pembelajaran inilah yang

dapat membuat siswa menjadi tertarik dalam kerja siswa. Selain itu siswa akan lebih

rileks, tanggung jawab, kerja sama, serta bersaing secara sehat dalam proses

pembelajaran. Siswa dituntut agar mereka lebih cepat dan tepat dalam menjawab dari

setiap soal yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti ingin mengetahui hasil

belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan,

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda Aceh”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan

(18)

4

1. Apakah dengan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda

Aceh?

2. Bagaimanakah aktivis guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran

mencerminkan keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe kartu

arisan dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IS SMA Negeri 7

Banda Aceh?

3. Bagaimanakah keterampilan guru dalam kegiatan pembelajaran

mencerminkan keterlaksaan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan

dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda

Aceh?

4. Bagimanakah respon siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan dalam

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI ISSMA Negeri 7 Banda Aceh?

1.3Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.

2. Untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran

(19)

5

3. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.

4. Untuk mengetahui respon siswa setelah proses pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini ada dua yaitu secara teoretis

dan secara praktis:

1.4.1 Manfaat Teoretis

1.4.1.1Bagi Guru

1. Menambah pengetahuan dalam mengelola perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian pembelajaran dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Menambah motivasi guru dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran

sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan kurikulum program pendidikan.

3. Menambah keterampilan dan kompetensi yang memenuhi standar pendidikan

nasional dalam mengelola pembelajaran di kelas.

1.4.1.2Bagi Siswa

2. Menambah wawasan bagi siswa untuk lebih mudah memahami pelajaran

geografi dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe kartu

arisan.

(20)

6 1.4.1.3Bagi Penulis

2. Menambah wawasan pengetahuan penulis tentang penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.

3. Motivasi untuk lebih meningkatkan pengetahuan penulis dalam mengelola

pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran teknik kartu arisan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

dalam memecahkan masalah, keberhasilan mutu pendidikan dan perbaikan

pengajaran di sekolah.

2. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan

masukan dan gambaran mengenai penerapan strategi pembelajaran kooperatif

tipe kartu arisan.

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Agar lebih terarah dan menghindari kekeliruan serta memperlancar penelitian

yang akan dilaksanakan, yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan dalam meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan

(21)

7 1.6Definisi Operasional

Untuk memudahkan memahami makna dari kata-kata operasional yang akan

dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mendefenisikan kata operasional yang

dipakai dalam penelitian sebagai berikut:

1. penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu

maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah

dirumuskan. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekan suatu teori,

metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu

kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok yang telah terencana dan

tersusun sebelumnya (Gramedia Pustaka Utama, 2008: 950).

2. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran yang

mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam

kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang

dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,

budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.

Pembelajaran kooperatif mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan

permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran. (Miftahul, 2011:32).

3. Tipe kartu arisan adalah menjalankan prinsip arisan dimana setiap pesertanya

mendapat giliran menjawab pertanyaan sesuai dengan hasil undian. Kartu

arisan dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan guru dalam

(22)

8

digunakan antara lain gelas, kartu soal, dan kartu jawaban (Tri

Megantorowati, 2012:3).

4. Hasil Belajar adalah suatu hasil atau titik pencapaian yang dicapai oleh

seseorang setelah melakukan suatu proses pembelajaran, dimana pencapaian

tersebut berupa perubahan secara kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan

psikomotorik (keterampilan). Dimyati dan Mudjiono (2009:3-4) mengatakan

“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran

(23)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Pengertian Belajar

Menurut Arsyad (2000: 1) bahwa “Belajar adalah proses yang kompleks yang

terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya”. Salah satu tanda bahwa seseorang

itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang

mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,

keterampilan, atau sikapnya.

Belajar merupakan suatu tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai

tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Proses belajar terjadi berkat

siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. Lingkugan yang

dipelajari siswa dapat berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan,

manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2013: 7).

Berdasarkan pengertian belajar dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas

atau tindakan peserta didik untuk membuat suatu perubahan pada dirinya baik itu

perubahan secara kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik

(keterampilan) sehingga dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan

mencakup bidang kognitif, afektif, psikomotoris yang berorientasi pada proses

pembelajaran yang dialami siswa (Sudjana, 2005: 22). Dimyati dan Mudjiono

(24)

10

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran

dari puncak proses belajar”. Berdasarkan pengertian hasil belajar dapat, dikatakan

bahwa hasil belajar adalah suatu hasil atau titik pencapaian yang dicapai oleh

seseorang setelah melakukan suatu proses pembelajaran, dimana pencapaian tersebut

berupa perubahan secara kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik

(keterampilan).

.

2.2 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah. Guru

sebagai tenaga pengajar dan siswa sebagai objek pengajar. Keberhasilan seorang

pengajar akan terjamin bila dia dapat mengajar, sehingga siswanya mengerti suatu

masalah melalui tahap proses belajar. Dengan begitu ia telah mampu menanamkan

pendidikan kepada siswanya. Pendidikan merupakan pengarahan yang diberikan

dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, atau oleh guru kepada

siswanya agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Jadi pendidikan itu dapat

dikatakan suatu usaha untuk membina dan mengembangkan bakat dan kepribadian

anak dalam masyarakat secara produktif menuju ketingkat yang optimal sehingga

mendapatkan tingkat kehidupan yang lebih baik.

Saat ini yang paling utama memberikan pendidikan adalah guru yang berperan

dalam mengajar dan membina anak didiknya sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di

masyarakat. Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan

(25)

11

yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi

yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam

hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana

pembelajaran yang tersedia (Hasibuan, 2008:3).

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, terdapat aspek kemampuan yang

harus dikuasai dan dilakukan oleh guru dalam mengajar, agar pembelajaran dapat

efektif. Suryosubroto (2009:11-12) mengemukakan:

Mengajar yang efektif itu tergantung pada sikap guru, tingkah laku guru, motivasi, perhatian terhadap perbedaan individu, mengorganisasi bahan, memberi ilustrasi, memberi tugas, pertanyaan dalam kelas, penguasaan bahan, memberi komentar terhadap jawaban siswa, keterlibatan siswa dan evaluasi, yang kesemua ini adalah peranan yang paling dominan.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah suatu

proses dimana seorang guru berupaya untuk memberikan dorongan kepada siswa agar

terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. Proses ini merupakan suatu

perwujudan dari reaksi antara siswa dengan lingkungannya.

2.3 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa. setelah

siswa menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi

pada pembelajaran yang dialami siswa (Sudjana, 2005:22). Selanjutnya Sudjana

(2005:2) mengatakan “Hasil belajar itu berhubungan dengan tujuan instruksional dan

pengalaman belajar yang dialami siswa. Sebagaimana dituangkan dalam bagan

(26)

12 Tujuan instruksional

Pengalaman Belajar a c Hasil Belajar

b

Gambar 21. Bagan hubungan tujuan intruksional, pengalaman belajar, dan

hasil belajar (Sudjana, 2005).

Bagan tersebut menggambarkan unsur yang terdapat dalam pembelajaran.

Hasil belajar dalam hal ini berhubungan dengan tujuan instruksional dan pengalaman

belajar. Adanya intruksional merupakan panduan tertulis akan perubahan perilaku

yang diinginkan pada diri siswa (Sudjana, 2005). Sementara pengalaman belajar

meliputi apa-apa yang dialami siswa baik itu kegiatan mengobservasi, membaca,

meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengar, mengikuti perintah.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa hasil belajar siswa tidak hanya

ditentukan dari kemampuan belajarnya, tetapi juga sistem pengajaran yang digunakan

oleh guru misalnya dalam mengajar menggunakan model pembelajaran yang

disesuaikan dengan materi. Oleh karena itu, guru harus mampu menguasai berbagai

metode pembelajaran serta mengaplikasikannya dalam pembelajaran dengan tujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan siswa dalam belajar sangat mempengaruhi berbagai macam

faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga

(27)

13 2.4.1 Faktor Internal

Faktor yang berasal dari diri siswa terdiri dari dua aspek; aspek fisiologis (

yang bersifat jasmaniah) misalnya kondisi fisik sakit-sakitan atau cacat pada fisik,

dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) misalnya kecerdasan, bakat, minat,

motivasi, dan emosi.

2.4.2 Faktor Eksternal

Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar antara lain

kondisi lingkungan di sekitar siswa yang meliputi lingkungan sosial dan nonsosial.

2.4.3 Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi

dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada

materi pembelajaran. Berdasarkan faktor di atas maka hasil belajar masing-masing

siswa berbeda satu sama lainnya (Sanjaya, 2008: 11).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan pendekatan belajar adalah

jalan yang akan ditempuh oleh guru dengan siswa untuk mencapai suatu tujuan

pembelajaran yang nantinya strategi dan model pembelajaran dapat mempermudah

guru memberikan pembelajaran serta juga dapat dipahami oleh siswa.

2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan 2.5.1 Pengertian tipe kartu arisan

Pembelajaran kartu arisan dapat diartikan sebagai suatu cara yang digunakan

guru dalam pembelajaran kooperatif dengan media serta prinsip arisan. Media yang

(28)

14

2.5.2 Tahapan - tahapan pelaksanaan tipe kartu arisan

Menurut Tri Megantorowati (2012:5) “ada sepuluh tahapan guru dalam

memahami penggunaan model kooperatif tipe kartu arisan.” Adapun ke sepuluh tahap

- tahap pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan yang dilakukan dalam tipe kartu

arisan ini yaitu:

1. Guru menyiapkan beberapa soal dan jawaban tentang materi yang telah

diajarkan secara berpasangan. Soal dan jawaban ditulis dalam kartu,

sedangkan kartu soal digulung. Masing-masing siswa mendapat 2

kartu jawaban dari 2 soal.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diacapai.

3. Menjelaskan materi.

4. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok heterogen.

5. Membagi kartu jawaban pada siswa masing-masing 2 lembar yang berbeda

antara 1 siswa dengan siswa lainnya dan gulungan kartu soal dimasukkan ke

dalam gelas.

6. Gelas yang telah berisi gulungan kartu soal dikocok, kemudian salah satu

yang jatuh dibacakan kepada siswa.

7. Memberi waktu pada siswa agar berdiskusi dengan kelompoknya untuk

menyelesaikan soal yang dibacakan guru.

8. Memerintahkan kepada siswa yang memiliki jawaban yang sesuai atas

pertanyan yang dibacakan guru untuk tunjuk jari.

9. Apabila ada 1 siswa dari suatu kelompok yang tunjuk jari, menjawab benar

(29)

15

untuk kelompoknya. Apabila tidak ada yang tunjuk jari atau yang tunjuk jari

lebih dari satu orang, maka guru harus menjelaskan jawabannya. Jawaban

yang sesuai diberi poin1, tidak menjawab atau salah diberi poin 0.

10.Menghitung perolehan poin dari tiap-tiap kelompok, menjumlahkannya dan

mengumumkannya. Guru Memberikan penghargaan pada kelompok yang

mendapat poin terbanyak. Guru memberikan pertanyaan rebutan, jika terdapat

jumlah poin yang sama pada dua kelompok atau lebih. Kelompok yang paling

cepat dan menjawab pertanyaan rebutan itu dengan tepat, kelompok itulah

yang berhak mendapat predikat juara. (Tri Megantorowati, 2012:5)

Dengan penerapan model pembelajaran ini siswa bisa aktif dalam belajar dan

bisa bekerja sama dengan siswa lain, berpikir bersama. Model pembelajaran

kooperatif tipe kartu arisan mempunyai kelemahan dan kelebihan. Kelebihan model

Pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan ini adalah pembelajaran yang menarik

dihubungkan dengan kehidupan nyata, sedangkan kekurangan dari model

pembelajaran ini, tidak semua siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran, dan nilai

tergantung pada individu yang mempengaruhi nilai teman lain. Berdasarkan uraian di

tersebut jelas bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan cocok dan baik

diterapkan oleh setiap guru dalam melaksanakan proses pembelajaran dalam upaya

(30)

16

2.6 Keterkaitan Materi Geografi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan

2.6.1 Keterkaitan Materi Geografi

2.6.1.1 Potensi Geografis Indonesia untuk penyediaan Industri

1. Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah

untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi

adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga

dalam bentuk jasa.

2. Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Industri.

Dampak positif dari pembangunan industri sebagai berikut:

 Menambah penghasilan dan meningkatkan kemakmuran penduduk.

 Menghasilkan aneka barang yang diperlukan masyarakat.

 Memaksimalkan penggunaan barang mentah.

 Memperluas lapangan pekerjaan.

 Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap produk luar negeri.

 Merangsang masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan industri.

 Memperluas kegiatan ekonomi.

Dampak negatif dari pembangunan industri sebagai berikut:

 Luas lahan pertanian menjadi semakin berkurang.

 Kesuburan tanah semakin berkurang.

(31)

17

 Limbah industri mencemari lingkungan.

3. Faktor pendukung dan Peghambat Usaha Industri

Menurut Bintarto dan surastopo, fsktor-faktor pendukung yang

memungkinkan sesuatu industri dapat bekerja dengan lancar antara lain sebagai

berikut:

 Faktor pendukung utama padal modal adalah modal (uang, alat, dan

perlengkapan) dan bahan baku yang mudah didapat secara

terus-menerus.

 Faktor pendukung utama industri padat karya adalah jumlah tenaga

kerja yang sesuai dengan keperluan industri tersebut dan terdapat di

sekitar lokasi industri, serta tersedianya bahan baku yang mudah

didapat terus-menerus.

Bebrapa hal yang menjadi faktor penghambat usaha industri adalah sebagai

berikut:

 Penjualan yang kurang lancar karena tingginya persaingan usaha.

 Barang yang disediakan sudah tidak sesuai dengan selera konsumen.

 Aliran modal kurang lancar.

 Bahan baku untuk jenis-jensi barag tertentu sangat bergantung kepada

dari negeri lain.

 Sarana dan prasarana tidak memadai.

(32)

18 4. Klasifikasi Industri

a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh

langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil

perikanan, dan industri hasil kehutanan.

b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut

hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri

pemintalan, dan industri kain.

c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan

industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang

lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

Selain klasifikasi di atas, terdapat beberapa kategori industry lain sebagai

berikut:

1. Berdasarkan proses produksi

a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku

untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri

alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau

dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri

konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler

(33)

19

a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan

tersebut dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri

anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.

b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.

Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri

tekstil.

c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak

langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau

membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri

perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

Selain klasifikasi di atas, terdapat beberapa kategori industri lain sebagai

berikut.

1. Berdasarkan hasil produksi, industri dibedakan menjadi industri berat dan

industri ringan.

2. Berdasarkan lokasi, industri dibedakan menjadi industri berorientasi pada

pasar, industri berorientasi pada tenaga kerja, dan industri berorientasi

pada letak bahan baku.

3. Berdasarkan klasifikasi kementrian perindustrian, dibedakan industri

kimia dasar, industri mesin dan logam dasar, aneka industri, dan industri

(34)

20

4. Berdasarkan jumlah tenaga kerja, industri dibedakan menjadi industri

besar (lebih dari 300 0rang), industri sedang (20-30 orang), industri kecil

(5-19 orang), dan industri rumah tangga (1-4 orang).

5. Berdasarkan pengelolaan, industri dibedakan menjadi industri rakyat dan

industri negara.

6. Berdasarkan modal, industri dibedakan menjadi industri PMDN, industri

PMA, dan industri patungan.

7. Berdasarkan produktivitas perorangan, industri dibedakan menjadi industri

primer, industri sekunder, dan industri tersier.

8. Berdasarkan modal dan penggunaan tenaga kerja, industri dibedakan

menjadi industri padat modal dan industri padat karya.

9. Berdasarkan tahapan produksi, industri, industri dibedakan mejadi industri

hulu dan industri hilir.

Industri di Indonesia digolongkan 12 kelompok yaitu:

1. Industry pengolahan pangan.

Industry pengolahan pangan meliputi industry penggilingan padi, pembuatan

minyak kelapa sawit, dan minyak nabati, pembuatan tepung tapioca, pabrik the,

(35)

21

Gambar 2.2 Kakao

2. Industri Tekstil.

Industri tekstil berskala besar dan kecil banyak terdapat di jawa barat, Jakarta,

dan jawa tengah. Industri ini meliputi industri batik yang banyak terdapat di wilayah

Yogyakarta, Solo, dan pekalongan.

Gambar 2.3 Industri Pakaian

3. Industri Pengelolaan Kayu

Industri pengelolaan kayu menghasilkan bahan bangunan dan perabotan

rumah tangga. Seperti meja,kursi, dan lemari. Hasil kayu dari Indonesia banyak di

(36)

22

Gambar 2.4 Industri Kayu

4. Industri Kulit

Industri kulit menhasilakan tas, koper, sepatu, kipas, wayang, sandal, ikat

pinggang. Industri ini terdapat di sertal Jawa.

Gambar 2.5 Industri Kulit

5. Industri Kertas

Umumnya industri ini berbentuk besar yang menghasilkan produk, kertas

tulis, pembungkus, kertas karto, kertas hias, dan tisu. Industri ini terdapat di

(37)

23

Gambar 2.6 Industri Kertas

6. Industri Farmasi dan Kimia

Industri kimia dan farmasi menghasikan zat asam, garam kimia, pupuk,

pembasmi serangga, plastic, serat buatan, bahan kosmetik, cat, pernis, dan

obat-obatan. Berada pada kota-kota besar.

Gambar 2.7 Industri Obat

7. Industri Pengolahan Karet

Industri ini menghasilkan ban luar, dan ban dalam, untuk berbagai kendaraan,

bola, mainan anak-anak, alat rumah tangga, perlengkapan mobil, pesawat motor, dan

(38)

24

Gambar 2.8 Industri Karet

8. Industri Barang Galian Bukan Logam

Industri ini menghasilkan semen, gelas, dan kaca, keramik, asbes.

Gambar 2.9 Industri Semen

9. Industri Pengelolan Logam

(39)

25

Gambar 2.10 Industri baja

10. Industri Peralatan

Industri ini menghasilakn peralatan transportasi dan alat berat, mobil, motor,

bus, beko,truk, alat elektronik, alat pertanian.

Gambar 2.11 Industri Elektronik

11. Industri pertambangan

Industri ini menghasilkan hasil tambang seperti, baja, emas, perak, tembaga,

(40)

26

Gambar 2. 12 Industri Bijih Besi

12. Industri Pariwisata

Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan industri pariwisata,

memiliki panorama yang bagus, beragam budaya, penduduk yang ramah.

Gambar 2.13 Objek Wisata Pura di Bali

2.6.1.2Potensi Geografis Indonesia untuk Energi Alternatif

1. Pengertian Energi Alternatif

Energi alternatif adalah semua bentuk energi yang berpotensi untuk

(41)

27

lingkungan. Diantaranya, energi surya, energi air, energi angin, energi panas bumi,

dan biomassa.

2. Jenis Energi Alternatif

1. Energi Matahari

Energi matahari dikenal sebagai tenaga surya. Secara tradisional masyarakat

Indonesia telah memanfaatkan tenaga matahari dalam proses penjemuran atau

pengeringan. Di pesisir sinar matahari dimanfaatkan untuk menjemur ikan, sedangkan

di wilayah yang bertumpu pada bidang pertanian, sinar matahari digunakan untuk

menjemur padi.

Gambar 2.14 Energi matahari

2. Energi Air

Air merupakan sumber kehidupan karena semua makhluk hidup di dunia

sangat membutuhkan air. Air juga menyimpan sebuah energi yang sangat potensial

untuk menjadi energi alternatif, banyaknya jumlah sungai, danau dan waduk yang

tersebar diseluruh Indonesia dapat digunakan sebagai sarana pemberdayaan energi air

(42)

28

Gambar 2.15 Kincir Air

3. Energi Angin

Angin merupakan salah satu bentuk energi yang terdapat di alam dan dapat

dimanfaatkan untuk pemberdayaan energi alternatif. Beberapa wilayah di Indonesia

memiliki potensi sebagai lading angin, di antaranya Jawa bagian selatan, Sulawesi,

dan Nusa tenggara Timur.

Gambar 2.16 Kincir Angin

4. Energi Kelautan

Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas

(43)

29

potensi laut di antaranya adalah energi gelombang, pasang surut air laut, arus laut

serta dari energi perbedaan salinitas.

Gambar 2.17 energi gelombang

5. Energi Biomassa

Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk sumber daya hewan

dan tumbuhan beserta limbah yang dihasilkankemudian terkumpul dalam jangka

waktuntertentu dn memiliki potensi energi. Contohnya biomassa pepohonan, tanaman

rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, dan kotoran ternak.

6. Energi panas bumi

Definisi panas bumi dalam UU No. 27 Tahun 2003 adalah sumber energi

panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral

ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam

(44)

30

Gambar 2.18 Energi Panas Bumi

Kelebihan dan kekurangan dari sumber energi alternatif

Kelebihan sumber energi alternatif sebagai berikut:

 Cenderung lebih ramah lingkungan.

 Pasokan ketersediaannya melimpah.

 Sebagian besar energi alternatif merupakan sumber daya yang dapat

diperbaharui.

 Sebagian besar merupakan sumber energi yang berasal langsung dari

fenomena alam sinar matahari, angin, dan air).

Kekurangan sumber energi alternatif sebagai berikut:

 Biaya intalasi awal cukup mahal.

 Kurang dapat diandalkan karena bergantung pada kondisi alam.

 Belum dapat dioperasikan secara efesien karena beberapa energi alternatif

masih dalam tahap pengembangan.

(45)

31

2.6.1.3 Barang Tambang sebagai Sumber Daya Alam

1. Sumber daya alam

Sumber daya alam adalah semua potensi alam, baik berupa benda mati

maupun makhluk hidup, yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan manusia.

2. Penggolongan sumber daya alam

a. Sumber daya materi yaitu sumber daya alam yang berbentuk materi.

Contohnya mineral magnetic, limonit, siderite, mineral-mineral tersebut

dapat dilebur menjadi baja.

b. Sumber daya hayati yaitu sumber daya alam yang berbentuk makhluk

hidup , yaitu hewan dan tumbuhan.

c. Sumber daya energi adalah sumber daya yang berguna untuk

menghasilkan energi. Contohnya bahan bakar fosil, gas alam, batu bara.

d. Sumber daya ruang yaitu ruang atau tempat yang diperlukan oleh manusia

untuk melakukan aktivitas. Contohnya kantor, sekolah, lapangan bola, dan

lain-lain.

e. Sumber daya waktu yaitu keterkaitan dengan waktu dengan pemanfaatan

sumber daya alam. Contohnya air sulit didapatkan saat musim kemarau.

Sumber daya alam berdasarkan pembentukannya:

 Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui atau sumber daya alam yang

akan habis dipakai (exhaustible resources), mencakup sumber daya energi dan

(46)

32

 Sumber daya alam yang dapat diperbarui atau sumber daya alam yang tidak

akan habis dipakai (renewable resources), seperti sinar matahari dan tanah.

3. Pengertian dan jenis barang tambang

Pengertian barang tambang

Barang tambang adalah sumber daya alam yang berasal dari dalam perut bumi

dan bersifat tidak dapat diperbaharui. Berdasarkan UU No. 11 Tahun 1967 tentang

Ketentuan Pokok Pertambangan yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok

Pertambangan (UUPP), disebutkan bahwa bahan galian adalah unsur kimia, mineral,

bijih, dan segala macam batuan, termasuk batuan mulia dan endapan alam.

Berdasarkan Peraturan Pemerintahan (PP) No. 27 Tahun 1980 tentang

Penggolongan Bahan-Bahan Galian, disebutkan bahwa bahan-bahan galian

terbagi atas tiga golongan, yaitu golongan bahan galian strategis, golongan bahan

galian vital, dan golongan bahan galian industri.

1) Golongan bahan galian (stategis) juga dikenal dengan sebutan bahan galian

golongan A, untuk pertahanan dan keamanan negara serta penting bagi

stabilitas ekonomi nasional. Pengelolaan dilakukan oleh pemerintah atau

bekerja sama dengan pihak swasta, dalam dan luar negeri. jenisnya antara lain

batubara, minyak bumi, gas alam, uranium, nikel, dan timah.

2) Golongan bahan galian (vital )juga dikenal dengan sebutan bahan galian

golongan B, pengelolaan jenis barang tambang ini dilakukan oleh pihak

masyarakat, swasta yang diberi izin oleh pemerintah. jenisnya antara lain besi,

mangaan, bauksit, tembaga, timbal, seng, emas, perak, intan, platina, yodium,

(47)

33

3) Golongan bahan galian (bahan galian industry) lainnya dikenal dengan

sebutan bahan galian golongan C, dilakukan oleh masyarakat dan tidak di

awasi oleh pemerintah,illegal. jenisnya antara lain fosfat, asbes, mika, tawas,

okek, batu permata, pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, batu apung, marmer,

batu tulis, batu kapur, granit, tanah liat, dan pasir.

2.7Pengertian Penelitian Tindakan Kelas 2.7.1 Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan

tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan

memecahkan masalah dalam kelas. Dalam prakteknya, penelitian tindakan kelas

menggabungkan rangkaian tindakan dengan menggunakan prosedur penelitian

(Hidayat dan Badrujaman, 2012:12).

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaj adimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan kelas dikelompokkan menjadi empat

macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c)

simultan terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental (Arikunto, 2009:3).

Penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian

tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru

secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan,

(48)

34

PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki

layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di

kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Tujuan PTK

adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas guru dalam memecahkan

masalah pembelajaran di sekolah. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK

dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahap. Adapun keempat tahap pelaksanaan tindakan kelas (action research )sebagai berikut:

2.7.1.2Tahap perencanaan

Pada tahap ini penulis menjelaskan bagaimana tahapan perencanaan penelitian

tindakan kelas. Agar mendapat hasil yang optimal sebaiknya penelitian dilakukan

berpasangan, PTK yang dilakukan oleh guru sendiri memiliki kelemahan, karena

pada guru umumnya kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian, dan tidak

memiliki banyak waktu. Pada tahap perencanaan peneliti melakukan kegiatan yaitu:

a. Menentukan materi.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

c. Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran.

d. Menyusun Lembaran Aktivitas Siswa.

e. Menyusun Laporan Observasi Kegiatan Pembelajaran.

(49)

35 2.7.1.3Tahap pelaksanaan/tindakan

Pada tahap pelaksaan yang dilakukan guru adalah melaksanakan proses

belajar mengajar sesuai dengan skenario dan RPP, yaitu PTK dilaksanakan dalam 3

siklus yang sesuai dengan perencanaan awal.

2.7.1.4Tahap pengamatan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah mengamati prosedur pelaksanaan

pembelajaran, menyangkut didalamnya aktivitas siswa serta mencatat semua hal-hal

yang perlu dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, untuk

dijadikan bahan masukkan guna menyempurnakan pada siklus-siklus selanjutnya.

Pengamatan ini dilakukan oleh seorang guru mitra (teman penelitian).

2.7.1.5Tahap refleksi

Refleksi artinya merenungkan apa yang telah dikerjakan. Kegiatan ini

bertujuan mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan, berdasarkan

data yang telah terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan

tindakan melalui kegiatan pada siklus selanjutnya. Suhardjono (2009:100)

menyatakan:

Secara umum kegiatan refleksi adalah: 1) Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang telah dilakukan; 2) Menjawab penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan; 3) Memperkirakan solusi atau keluhan yang muncul; 4) Mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi.

Rancangan PTK dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap I menyusun rancangan (Planning) yaitu peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut

(50)

36

antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses

jalannya tindakan.

2. Tahap II pelaksanaan tindakan (Acting) merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan yaitu menegakkan tindakan di kelas. Hal yang perlu

diingat adalah bahwa dalam tahap kedua ini peneliti harus berusaha menaati

apa yang telah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar,

tidak dibuat-buat. Dalam refleksi keterkaitan antara pelaksaan dengan

perencanaan perlu diperhatikan secara saksama agar sinkron dengan maksud

semua.

3. Tahap III pengamatan (observatiaon) yaitu kegiatan pengamatan yang

dilakukan oleh pengamat. Pada langkah ini, guru sebagai peneliti melakukan

observasi terhadap tindakan yang dilakukannya sendiri, mecatat hal-hal yang

dipandang penting, dan hambatan-hambatan yang dialami selama melakukan

tindakan.

4. Tahap IV Refleksi (reflecting) yaitu kegiatan pada tahap keempat ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan yang didasarkan data yang telah terkumpul

pada langkah observasi.

(51)

37

(52)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Banda Aceh di kelas XI IS

semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21

Agustus 2016 sampai dengan 23 September 2016.

3.2 Subjek penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IS SMA Negeri 7 Banda

Aceh. Penentuan kelas tempat diadakan penelitian didasarkan atas informasi dan

referensi guru yang mengajar mata pelajaran geografi dengan mempertimbangkan

kemampuan siswa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut ini.

No Kelas Jumlah siswa Keterangan

1 XI IS-1 32

2 XI IS-2 30 Subjek penelitian

3 XI IS-3 32

Jumlah 94

Sumber: SMAN 7 Banda Aceh, 2015.

Penentuan siswa kelas XI IS-2 sebagai subjek penelitian karena sebagian besar

(53)

39

pembelajaran, motivasi belajar siswa dan perhatian siswa terhadap materi yang di

ajarkan rendah, sehingga mempengaruhi terhadap rendahnya hasil belajar siswa.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penlitian ini adalah dengan tes, angket,

observasi dan dokumentasi.

a. Tes yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Tes yang

dilakukan adalah dalam bentuk tertulis yaitu berupa pre-test dan post-test. Kedua tes ini digunakan untuk melihat sejauh mana perkembangan siswa.

b. Angket yang digunakan untuk mengetahui data respon siswa terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn.

c. Observasi yang digunakan untuk mengetahui data aktivitas siswa dan guru serta

keterampilan guru terhadap model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn.

d. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data berupa gambar selama

penelitian.

3.4 Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes tulis (instrumen 1), tes yang terbentuk objektif dengan empat pilihan a, b,

c, d, jumlah soal lain ini sesuai dengan jumlah indikator yang dirumuskan

(54)

40

model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn, sedangkan post-test diberikan

setelah dilakukan kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn.

2. Lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran digunakan

untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama kegiatan

pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu

arisn. (instrumen 2).

3. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran model pembelajaran

kooperatif tipe kartu arisn (instrument 3). Lembar pengamatan ini digunakan

untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran

sesuai dengan apa yang terdapat dalam setiap Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisn.

4. Lembar respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

kartu arisn (instrumen 4). Angket ini disusun untuk mengetahui respon siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Mulai dari komponen-komponen pembelajaran

yaitu materi, suasana kelas, cara guru dalam proses menyampaikan materi,

komentar siswa tentang keuntungan model pembelajaran kooperatif tipe kartu

arisn, komentar siswa tentang harapan mengikuti pembelajaran, serta

komentar siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan dua orang observer yang

berperan sebagai guru geografi. Salah satu observer merupakan wali kelas XI IS

SMAN 7 Banda Aceh. Kehadiran peneliti di kelas adalah sebagai guru yang

(55)

41

Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalitan

data yang diperlukan.

4.1Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu

suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai

dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan. Adapun teknik

pengolahan data yang digunakan adalah deskriptif dengan melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

3.5.1 Analisis Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran

kooperatif teknik kartu arisan dianalisis dengan menggunakan rumus persentase

sebagai berikut:

a. Untuk tingkat ketuntasan individual

Nilai = �� ℎ � � �

�� ℎ � � � � ℎ X 100% (Kemendikbud No.53 Tahun 2015)

b. Untuk tingkat ketuntasan klasikal

P = N F

x 100% (Sudijono, 2010:43)

Keterangan:

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi siswa yang tuntas

(56)

42

Data tes hasil belajar dianalisis dengan analisis deskriftif yaitu melaksanakan

tingkat ketuntasan individual dengan klasikal. Setiap siswa dikatakan tuntas

belajarnya (ketuntasan individual) jika jawaban benar mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh satuan pendidikan.sebagai mana yang

tercantum didalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 atau 70 persen dari 10 soal

yang direncanakan oleh peneliti. Menurut Suryosubroto (2009:77) “Suatu kelas

dikatakan tuntas (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85 persen

siswa yang tuntas belajarnya”.

3.5.2 Aktivitas Guru Dan Siswa

Data aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran dianalisis dengan

menggunakan statistik deskriptif dengan persentase. Untuk mengetahui tingkat

reabilitas instrument ini menggunakan statistik persentase yang dikemukakan oleh

Sudijono, (2010:43):

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi aktivitas yang dilakukan

N = Banyaknya aktivitas yang dilakukan

3.5.3 Analisis Data Keterampilan Guru Dalam Mengelola Pengajaran

Data keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan dan dianalisis dengan

menggunakan statistik deskriptif dengan rata-rata skor sesuai dengan yang

(57)

43 Skor 1,00 - 1,99 : kurang baik

Skor 2,00 - 2,99: Sedang

Skor 3,00 - 3,49: baik

Skor 3,50 - 4,00 : sangat baik

3.5.4 Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran

Untuk mengetahui persentase respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran

yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan digunakan analisis

statistik deskriptif persentase dalam proses pembelajaran menurut Sudijono

(2010:43):

P = N F

x 100%

Keterangan:

P = Persentase yang dicari

F = Frekuensi respon siswa

N = Jumlah siswa

3.6 Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat

tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) dalam

meningkatkan atau memperbaiki mutu proses pembelajaran di kelas (Kunandar,

(58)

44

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah:

a. Siswa

 Hasil tes siswa dianggap kriteria ketuntasan minimal memperoleh nilai KKM

70 (Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015).

 Proses pembelajaran dianggap tuntas apabila tingkat ketuntasan mencapai ≥85

persen (Suryosubroto, 2009:77).

b. Guru

 Guru harus mempersiapkan dokumentasi kehadiran siswa pada siklus pertama

dan siklus kedua.

 Hasil pengamatan dan observasi yang digunakan oleh guru benar-benar valid

dan sesuai dengan acuan yang telah dipersiapkan.

 Keterampilan guru mengelola pembelajaran dalam model pembelajaran

kooperatif tipe kartu arisan penilaiannya menggunakan skor yaitu:

Skor 1,00 - 1,99 kurang baik

Skor 2,00 - 2,99 Sedang

Skor 3,00 - 3,99 baik

Skor 3,50 - 4,00 sangat baik

3.7 Prosedur dan Rencana Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Sebelum melaksanakan

(59)

45 3.7.1 Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan penelitian yaitu menentukan

kelas, menetapkan materi, menyusun RPP, menyusun alat evaluasi pretest dan post test, lembar pengamatan aktivitas, lembar pengelolaan, lembar respon. Semua persiapan perencanaan ini disesuaikan dengan materi yang akan disajikan.

Langkah-langkah dalam perencanaan tersebut yaitu.

3.7.1.1Menentukan Kelas Penelitian

Sebelum PTK dilakukan, peneliti harus menentukan kelas penelitian yang

akan diteliti. Kelas penelitian ditentukan karena masalah yang ada. Penelitian ini

mengambil kelas XI IS-2, karena sebagian besar aktivitas bersifat masih berpusat

pada guru sehingga siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran, motivasi belajar

siswa dan perhatian siswa terhadap materi yang di ajarkan rendah, sehingga

mempengaruhi terhadap rendahnya hasil belajar siswa.

3.7.1.2Menetapkan Materi yang Disajikan

Materi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Pelestarian Lingkungan

Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan. Materi ini dalam kegiatan pembelajaran ada

3 siklus yang terbagi dalam tiga sub judul. Sub judul pertama membahas tentang

lingkungan hidup, siklus kedua membahas tentang kualitas dan baku mutu

lingkungan hidup dan siklus ketiga membahas tentang pencemaran, perusakan, dan

risiko lingkungan hidup.

3.7.1.3Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang Didasarkan

Pada Acuan Penyusunan Rencana Pembelajaran.

Berdasarkan acuan kurikulum yang berlaku disekolah penelitan, RPP dibuat

(60)

46

kegiatan belajar mengajar. RPP dibuat sedemikian rupa sesuai dengan

langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan.

3.7.1.4Menyusun Alat Evaluasi Berupa Soal Pre-Test dan Pos-Test

Alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes awal ( pre-test) dan test akhir (pos-test). Jumlah evaluasi yang diberikan berjumlah 10 soal. Masing-masing pada tiap siklus evaluasi yang diberikan berjumlah 10 soal berupa test

awal (pre-test) dan test akhir (pos-test).

3.7.1.5Menyusun Lembaran Pengamatan AktivitasGuru

Pada saat peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran dilakukan observasi

(pengamatan) oleh dua orang pengamat. Tugas pengamat adalah mengisi format

lembaran aktivitas guru dan siswa berdasarkan jumlah kolom yang diberikan dengan

9 langkah-langkah kegiatan pembelajaran. Untuk aktivitas guru penilaian dilakukan 2

menit sekali dari 2 x 45 menit atau 90 menit waktu pembelajaran SMA. Masing

masing pengamat memberikan tanda kegiatan pada format lembaran aktivitas guru

yang telah disediakan. Penilaian terhadap aktivitas guru dilakukan untuk menilai

semua kegitan guru yang dituntut harus sesuai dengan langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan

3.7.1.6 Lembar Pengelolaan Pembelajaran

Untuk lembaran kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran, format

keterampilan guru harus sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan yaitu

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kartu arisan terdiri dari kriteria-kriteria

keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran yang mencerminkan model

Gambar

Gambar 2.2 Kakao
Gambar 2.10 Industri baja
Gambar 2.2. Siklus Rancangan PTK  (Arikunto 2009:16)
Gambar 4.2 Denah SMA Negeri 7 Banda Aceh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada umumnya, analisis transmisi harga vertikal dilakukan terhadap harga- harga komoditas yang sama, namun demikian, analisis transmisi harga vertikal juga dapat dilakukan

Berdasarkan pembahasan pada bab I sampai bab II maka dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari

Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di pulau Burung dan pulau Tikus terdapat 204 individu yang terdiri dari 47 jenis, yaitu 24 jenis dari kelas Gastropoda dan 23 jenis dari

Dengan adanya aplikasi ini bagi pemula yang menggemari bulu tangkis dapat mempelajari dengan baik dan benar, selain itu aplikasi ini juga memberikan informasi yang lengkap

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor : 08/Ba-HPL/Pws PL II/BM/PUTR/V/2017 Tanggal, 29

Kita diberi kesempatan mengeluarkan sebagian dari bahan makanan kita untuk saudara-saudara kita yng berhak menerimanya lewat zakat fitrah. Di samping makna solidaritas yang

Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 116,

Pembahasan tentang proses pembangunan tidak dapat dan tidak boleh jauh dari besar dan mendesaknya berbagai masalah yang mengancam masyarakat