DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv KATA PENGANTAR ... v ABSTRAK ... vii ABSTRACT ... viii DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
DAFTAR SINGKATAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Kanker ... 8
2.2 Kemoterapi Pada Pasien Kanker ... 15
2.3 Kecemasan ... 17
2.4 Pendidikan Kesehatan ... 25
2.5 Pengaruh Pemberian Video Edukasi Terhadap Kecemasan ... 28
BAB III KERANGKA KONSEP ... 30
3.1 Kerangka Konsep ... 30
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 31
3.3 Hipotesis ... 33
4.1 Jenis Penelitian ... 34
4.2 Kerangka Kerja ... 35
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
4.4 Populasi, Teknik Sampling Penelitian dan Sampel... 36
4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ... 38
4.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
5.1 Hasil Penelitian ... 45
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
5.3 Keterbatasan Penelitian ... 58 BAB VI PENUTUP ... 59 6.1 Simpulan ... 59 6.2 Saran….. ... 60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ABSTRAK
Kemoterapi merupakan salah satu cara pengobatan kanker yang akan menimbulkan efek samping fisiologis dan psikologis. Salah satu efek samping psikologis adalah kecemasan karena stres dan trauma terkait dengan pengobatan yang dijalani. Salah satu cara untuk mengatasi kecemasan tersebut dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang kemoterapi. Pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui video edukasi kemoterapi yang berisi tentang cara penanganan efek samping kemoterapi sehingga dapat mengurangi kecemasan pasien kanker yang akan kemoterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh video edukasi kemoterapi terhadap kecemasan pasien kanker dalam menjalani kemoterapi di RSUP Sanglah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian quasy-experiment. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 30 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol dimana masing-masing kelompok 15 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner BAI (Beck Anxiety Inventory). Metode analisa data menggunakan uji t-test independent. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh video edukasi kemoterapi terhadap kecemasan pasien kanker dalam menjalani kemoterapi (p-value 0,000). Diharapkan kepada pihak rumah sakit dapat mempertimbangkan penggunaan video edukasi kemoterapi untuk mengurangi kecemasan pasien dalam menjalani kemoterapi.
Kata kunci : Kanker, Kemoterapi, Video Edukasi, Kecemasan Referensi (60: 2006-2015)
ABSTRACT
Chemotherapy is one of cancer treatment that will cause physiological and psychological side effects. One of the psychological side effectsis anxiety due to stress and trauma associated with the treatment that is being undertaken. To deal with these anxieties is by providing health education about chemotherapy.Health education can be given through chemotherapy educational videos that contain the way to handle side effects of chemotherapy thus can reduce anxiety on cancer patients who will do chemotherapy. The purpose of this study is to determine the effect of chemotherapy education videos on anxiety of cancer patients in undergoing chemotherapy at Sanglah Public Hospital.This study is a quantitative with quasy-experiment research design. Sampling using purposive sampling technique with 30 people as samples and divided into two groups, they are: intervention group and control group in which each group consist of 15 people.Data collection was done by using BAI (Beck Anxiety Inventory) questionnaire.Method of data analysisis by using independent t-test. The result showed that there was an effect of chemotherapy education videos on anxiety of cancer patients in undergoing chemotherapy (p-value 0.000). It is expected that the hospital may consider the use of chemotherapy educational videos to reduce anxiety of patients in undergoing chemotherapy.
Keywords: Cancer, Chemotherapy, Educational Videos, Anxiety Refrence (60: 2006-2015)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya, sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu organ yang ditempatinya (Corwin, 2009). Sel abnormal ini terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan secara fisiologis tidak berfungsi (Price & Wilson, 2006). Kanker saat ini merupakan salah satu penyakit penyebab utama kematian di seluruh dunia dan merupakan suatu penyakit yang paling dicemaskan dan ditakuti oleh banyak orang (Kemenkes RI, 2015).
Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2015 diseluruh dunia terdapat sekitar 22 juta orang penderita kanker. Jumlah kasus kanker di seluruh dunia diprediksi akan mengalami peningkatan 5-15 juta kasus baru setiap tahunnya pada 2020. Menurut prediksi WHO pada tahun 2030 akan ada 75 juta orang yang terkena kanker di dunia (Ariani S, 2015). Pada tahun 2011 WHO mengungkapkan terjadi peningkatan jumlah penderita kanker setiap tahunnya hingga mencapai 6,25 juta orang dan dua pertiganya berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia.
Diperkirakan prevalensi penyakit kanker semakin meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi tumor/kanker di Indonesia sebesar 1,4 per 1.000 penduduk atau total sekitar 330.000 orang. Lima provinsi di Indonesia dengan jumlah penderita kanker terbanyak tersebar di DI
Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Bengkulu, dan DKI Jakarta. Bali menempati tempat ke-tiga dengan persentasi 2% (RISKESDAS,2013). Dinas kesehatan Provinsi Bali memperkirakan per tahun rata-rata orang baru yang menderita kanker mencapai 40 orang di Bali. Jumlah ini akan terus berubah dan cenderung meningkat tajam.
Prevalensi peningkatan jumlah penderita kanker ini terutama berhubungan dengan bertambahnya usia harapan hidup, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, serta kecenderungan kebiasaan merokok dan gaya hidup yang tidak sehat (Ariani S, 2015). Penyebab pasti dari kanker sendiri saat ini belum teridentifikasi secara pasti. Ada beberapa teori yang menyebutkan kanker dipengaruhi oleh perubahan genetik, konsep kehilangan kontrol (feedback deletion), teori multifaktor oleh beberapa penyebab seperti genetik, hormon, virus, atau kimia (Sudiono, 2007).
Penatalaksanaan kanker saat ini dengan menghindari faktor risiko dan menjalani pengobatan (Diananda, 2008). Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (2006), penatalaksanaan atau pengobatan utama penyakit kanker meliputi empat macam yaitu pembedahan, radiasi, kemoterapi dan terapi hormon. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan memberikan obat penghambat perkembangan sel kanker yang disebut sitostatika. Sifat dari obat kemoterapi bekerja secara spesifik dan sistemik untuk mematikan sel-sel kanker. Obat kemoterapi ini akan menyebar ke seluruh jaringan tubuh, dan dapat menghambat perkembangan sel-sel kanker yang sudah menyebar luas di seluruh tubuh. (Badri C, 2006).
Pengobatan kemoterapi bersifat karsinogenik dan akan menimbulkan efek samping. Efek samping dari kemoterapi dibagi menjadi dua yaitu efek fisiologis dan efek psikologgis (Badri C, 2006). Efek samping psikologis pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi seperti depresi, kecemasan, stress, mudah tersinggung (Jong. W, 2007). Efek samping psikologis ini
biasanya timbul karena adanya efek langsung atau efek samping obat yang digunakan selama waktu kemoterapi. Hal ini membuat pasien sering kali merasa cemas, tegang, fobia, atau depresi. Bila sebelum kemoterapi pasien sudah merasa takut atau cemas terhadap pengobatan kemoterapi, maka reaksi psikologis pasca kemoterapi yang muncul sering kali menjadi lebih berat (Rahayu & Khairina, 2015)
Kecemasan pada pasien kanker biasanya muncul pada saat dinyatakan menderita kanker dan kecemasan timbul karena menjalani proses pengobatan kanker yang menyebabkan stress dan traumatis (Levenson,2011). Berdasarkan penelitian Breen et al (2009) menemukan prevalensi kecemasan didapat 45% dan depresi 25%. Survei ini dilakukan pada 192 pasien yang menjalani kemoterapi dengan berbagai macam jenis kanker. Penelitian dari Lasma (2010) di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan hasil penelitian responden yang mengalami tidak cemas 20.3%, cemas ringan 62.2%, cemas sedang (14.8%) dan cemas berat (2,7%) dari 74 orang responden yang menjalani kemoterapi. Menurut (Rahayu & Khairina, 2015) dalam penelitiannya didapatkan hasil pasien kanker yang menjalani kemoterapi ≤ 4 kali lebih banyak mengalami tingkat kecemasan sedang dan yang ≥ 4 kali mengalami tingkat kecemasan ringan. Penelitian tersebut menunjukan semakin seringnya seseorang menjalani kemoterapi tingkat kecemasan cenderung menurun dan sebaliknya.
Tingginya kecemasan dan kekhawatiran terkait pengobatan kemoterapi ini maka dibutuhan suatu persiapan pasien yang akan menerima pengobatan. Salah satunya dengan memberikan edukasi atau pendidikan terkait terapi yang akan dilakukan (Penelope Schofield et al, 2008). Pendidikan kesehatan merupakan sebuah metode yang digunakan untuk memberikan informasi kepada individu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui cara-cara dalam memelihara kesehatan yang benar. Terdapat berbagai media dalam memberikan pendidikan kesehatan salah satunya adalah melalui audio visual melalui video. Media audio visual ini
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses penyampaian informasi kesehatan (Munadi, 2008).Kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting karena dapat memperjelas materi yang disampaikan. Pendidikan kesehatan dengan media yang menarik dapat lebih efektif digunakan sebagai media penyebaran informasi kesehatan sehingga lebih mudah diterima oleh sasaran. (Mubarak dkk, 2007).
Menurut Penelope Schofield et al (2008) edukasi yang diberikan melalui video memiliki hasil yang signifikan dalam menurunkan kecemasan pasien kanker yang akan menjalani kemoterapi dan juga meningkatkan kepuasan mereka dengan informasi tentang efek samping kemoterapi dengan menonton video. Penelitian ini menunjukkan bahwa informasi melalui video dapat menurunkan tingkat kecemasan sebelum kemoterapi. Maka dari itu sangat pentingnya untuk menyediakan informasi untuk pasien tentang kemoterapi dan memberikan keterampilan untuk perawatan terkait efek samping dari kemoterapi. Karena kebanyakan pasien tidak ingat dengan semua informasi yang diberikan dalam konsultasi medis terkait informasi awal tentang kemoterapi yang diberikan. Menurut penelitian yang dilakuakn Carey M, et al (2006) pemberian informasi dengan video maka pasien bisa memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang terutama dalam penerimaan diri sebagai pasien kanker dan mengurangi ambang dari kecemasannya.
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah merupakan rumah sakit rujukan di Bali dan daerah Indonesia Timur untuk penanganan pasien kanker dan kemoterapi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di ruang kemoterapi one day care Sanjiwani pada Bulan September 2016, jumlah pasien yang menjalani kemoterapi dalam satu hari kurang lebih 15-19 orang dan dalam sebulan kurang lebih 330 orang yang menjalani kemoterapi di ruangan tersebut. Jumlah pasien yang menjalani kemoterapi
selama tahun 2015 sebanyak 1194 orang. Untuk pemberian tindakan kemoterapi pada tahun 2015 sudah diberikan sebanyak 3.707 kali. Terbagi menjadi pemberian kemoterapi pada pasien yang rawat jalan sudah diberikan sebanyak 2906 orang dan yang rawat inap sebanyak 1913 orang.
Hasil wawancara dengan tiga pasien yang akan menjalani kemoterapi di RSUP Sanglah, dua pasien diantaranya mengatakan cemas setiap kali akan kemoterapi dimana mereka sudah menjalani kemoterapi yang ketiga dan kedua kalinya. Salah satu pasien kanker yang akan melakukan kemoterapi juga mengatakan cemas setiap kali akan kemoterapi dikarenakan menunggu obat yang lama, takut akan efek samping yang ditimbulkan atau pun masih terpengaruh oleh ruangan dan pasien yang lain. Sedangkan hasil wawancara dengan 5 orang keluarga pasien yang menunggu keluarganya yang sedang mendapat kemoterapi mengatakan keluarganya yang di kemoterapi juga selalu cemas setiap akan diberikan kemoterapi.
Perawat yang bertugas diruang tersebut mengatakan untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan kemoterapi dengan cara pendekatan dengan meningkatkan caring dan memberikan pendidikan kesehatan setiap kali sebelum diberikan kemoterapi, agar pasien tidak cemas dengan tindakan yang akan dilakukan. Metode yang digunakan untuk memberikan pendidikan kesehatan dengan cara menjelasakan tindakan kemoterapi yang akan dilakukan kepada pasien secara lisan dengan bantuan leaflet ataupun lembar balik. Pendidikan kesehatan dengan cara tersebut masih dikatakan kurang efektif dan efisien oleh perawat yang bertugas, pasien terkadang masih saja kurang mengerti sehingga timbulah kecemasan pada pasien yang akan menjalani kemoterapi. Sedangkan pemberian edukasi tentang kemoterapi melalui video di ruang tersebut belum ada, masih menggunakan penjelasan secara lisan oleh perawat kepada pasien.
Berdasarkan uraian diatas tentang permasalahan pasien kanker yang menjalani kemoterapi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh video edukasi kemoterapi terhadap kecemasan pasien kanker dalam menjalani kemoterapi di RSUP Sanglah
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian adalah “Adakah pengaruh video edukasi kemoterapi terhadap kecemasan pasien kanker dalam menjalani kemoterapi di RSUP Sanglah?”
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini memiliki tujuan umum yaitu untuk mengetahui pengaruh video edukasi kemoterapi terhadap kecemasan pasien kanker dalam menjalani kemoterapi di RSUP Sanglah.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kecemasan pre-test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di RSUP Sanglah.
2. Mengidentifikasi kecemasan post-test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di RSUP Sanglah.
3. Menganalisis perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah diberikan edukasi dengan video pada kelompok intervensi. 4. Menganalisis perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah
diberikan edukasi kemoterapi standar pada kelompok kontrol. 5. Menganalisis perbedaan selisih kecemasan antara kelompok
kontrol dan kelompok intervensi.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan teori dan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan mengenai pengaruh video edukasi kemoterapi
terhadap kecemasan pasien kanker dalam menjalani kemoterapi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kerangka pemikiran kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan atau sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dalam penatalaksanaan kecemasan pasien kanker dalam menjalani kemoterapi.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh rumah sakit sebagai kebijakan baru untuk pemberian pendidikan kesehatan melalui video edukasi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh perawat sebagai intervensi penatalaksanaan kecemasan pasien kanker dalam menajalani kemoterapi dengan memberikan pendidikan kesehatan melalui video edukasi kemoterapi.