• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat belajar lebih aktif yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat belajar lebih aktif yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran yaitu suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dapat dikatakan bahwa, pembelajaran merupakan suatu upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam hal ini pembelajaran dapat diartikan juga sebagai usaha terencana dalam belajar agar terjadi proses belajar dalam peserta didik. Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat belajar lebih aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sdangkan menurut Corey (2011: 61) pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi – kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses atau kegiatan guru dalam mengerjakan matematika kepada peserta didiknya, yang di dalamnya terkandung upaya guru menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik dalam mempelajari matematika. Ahmad Susanto (2013: 187) berpendapat bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan belajar mengajar, kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan

(2)

2 lingkungan disaat pembelajaran matematika berlangsung agar tercipta suasa yang kondusif dan menyenangkan.

Seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan materi yang akan diajarkan, akan tetapi harus berupaya agar muatan yang disampaikan menjadi kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan mudah dipahami siswa. Apabila seorang guru tidak menyampaikan materi dengan tepat dan menarik, dapat menimbulkan rasa kesulitan belajar bagi siswa, sehingga siswa mengalami ketidaktuntasan dalam belajarnya.

Siswa sekolah dasar umumnya berkisaran antara 6 atau 7 tahun, sampai 12 atau 13 tahun. Pada tahap ini siswa berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini yaitu kemampuan dalam proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah – kaidah logika, meskipun masih terkait dengan objek yang bersifat konkret.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh melalui kegiatan menggali informasi melalui guru kelas pada tanggal 21 dan 22 oktober 2019 kelas IV SDN Wonojati Kecamatan Gondangwetan Kabupaten Pasuruan, dapat diketahui bahwa sekolah ini memiliki akreditasi B dan sudah menggunakan kurikulum 2013 sejak 2 tahun yang lalu. Untuk kondisi sekolah di SDN Wonojati sedang dalam perbaikan ruang kelas, sehingga siswa menggunakan kelas darurat dan membuat suasana pembelajaran menjadi kurang kondusif. Budaya yang diterapkan di SDN Wonojati yaitu menerapkan penguatan pendidikan karakter (PPK) didalamnya meliputi nilai Religius, Nasionalisme, Kemandirian, Gotong Royong dan Integritas. Pukul 06.50 WIB semua siswa wajib bergotong royong membersihkan kelas masing – masing,

(3)

3 selanjutnya pukul 07.00 WIB siswa mulai pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berlangsung mulai pukul 07.00 – 11.45 WIB.

Peneliti melakukan observasi pembelajaran di kelas secara langsung. Saat pembelajaran di dalam kelas peneliti menemukan bahwa pembelajaran matematika di SDN Wonojati Pasuruan masih berpusat pada guru. Dimana guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan penugasan dari pada metode variasi lainnya. Selain itu ketika menyampaikan materi guru hanya menggunakan LKS. Hal ini disebabkan SDN Wonojati Pasuruan tidak memiliki media pembelajaran yang bisa digunakan untuk membantu guru atau pendidik dalam penyampaian materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK).

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada guru kelas IV dan guru lainnya, diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas IV belum menguasai materi pembelajaran khususnya pada materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan baik. Disebabkan siswa masih merasa kesulitan dalam menghitung atau menghafal perkalian. Banyak siswa yang salah dalam menjawab soal yang diberikan guru, bahkan ada beberapa siswa yang memilih tidak mengerjakan soal. Saat peneliti bertanya kepada salah satu siswa kelas IV materi factor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dirasa sulit dan bosan saat pembelajaran matematika, oleh karena itu siswa tidak memperhatikan penjelasan guru di depan. Selain itu, kualitas keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran.

Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk memudahkan proses belajar mengajar. Media Pembelajaran sangat membantu guru dalam

(4)

4 mengajarkan dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan siswa untu belajar, membangkitkan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologi bagi siswa.

Materi pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar salah satunya yaitu Faktor Pesekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Faktor ialah suatu bilangan yang dapat atau bisa membagi (tanpa sisa) suatu bilangan lainnya. Faktor pesekutuan terbesar (FPB) dari dua bilangan adalah bilangan bulat positif terbesar yang dapat membagi habis bilangan itu. Dalam aritmatika dan teori bilangan, keipatan pesekutuan terkecil (KPK) dari dua bilangan adalah bilangan bulat positif terkecil yang dapat dibagi habis oleh kedua bilangan itu.

Berdasarkan analisis kebutuhan diatas peneliti mengembangkan media pembelajaran dalam praktik belajar matematika materi FPB dan KPK bernama “Smart Box FPB & KPK”. Media pembelajaran ini berfungsi untuk memudahkan peserta didik untuk memahami materi tersebut. Selain itu media pembelajaran “Smart Box FPB & KPK” merupakan salah satu media pembelajaran dimana siswa lebih mengetahui cara cepat menghitung FPB dan KPK tidak hanya menggunakan cara pohon faktor.

Menurut hasil penelitian terdahulu banyak peneliti yang memberikan kontribusinya terhadap mata pelajaran atau muatan matematika baik itu berupa metode, buku ajar, media pembelajaran dan lain – lain yang mampu membuat hasil belajar siswa pada mata pelajaran atau muatan matematika menjadi meningkat.

(5)

5 Khususnya pada pembelajaran matematika materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

Menurut Eka Maulindah Putri, Sanjaya (2018) “Pengembangan Media Kantongmatika Materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV di MI Al – Ma’ARIF 09 Singosari Malang” hasil penelitian Eka Maulinda Putri, Sanjaya (2018) menunjukkan bahwa, (1) Proses pengembangan produk dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu melalui beberapa tahapan seperti halnya merancang produk, validasi produk, revisi, dan uji coba lapangan, (2) tingkat kevalidan media kantongmatika memiliki tingkat kevalidan yang tinggi, (3) Perbedaan hasil tes uji coba produk pada kelas IV A sebagai kelas eksperimen atau penggunaan media pembelajaran kantongmatika menunjukkan rata – rata 79, sedangkan hasil tes kelas IV B sebagai kelas tanpa menggunakan media pembelajaran kantongmatika menunjukkan rata – rata 62. Hal ini dapat membuktikan bahwa terdapat perbedaan antara nilai antara kelas IV A dengan kelas IV B. Kelas IV A yang menggunakan media pembelajaran kantongmatika lebih tinggi nilai rata – rata daripada kelas IV B yang tidak menggunakan media pembelajaran kantongmatika.

Perbedaan penelitian ini dengan peneliti Eka Maulindah Putri (2018) yaitu pengembangan medianya yang berbeda. Peneliti terdahulu menggunakan media kantongmatika sedangkan peneliti menggunakan media Smart Box FPB & KPK. Diharapkan adanya media Smart Box FPB & KPK mampu membantu siswa dalam memahamkan konsep FPB dan KPK dan masalah – masalah mengenai kesulitan

(6)

6 belajar. Sehingga guru pada saat mengajarkan materi FPB dan KPK dapat teratasi dengan memanfaatkan media pembelajaran.

Media Smart Box FPB & KPK merupakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih mudah mengerjakan materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Biasanya untuk mengerjakan materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) menggunakan pohon faktor, akan tetapi jika menggunakan media Smart Box FPB & KPK pengerjaannya lebih mudah dan cepat. Untuk mencari faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) menggunakan media Smart Box FPB & KPK lebih memudahkan karena bilang primanya menjadi satu kolom dan bisa langsung dihitung dengan cepat. Selain itu, media pembelajaran Smart Box FPB & KPK terbuat dari bahan kayu yang dilapisi unsur logam (seng) sehingga mampu tahan lama. Selain itu media Smart Box FPB & KPK dibuat sepraktis mungkin yang berbentuk papan persegi panjang yang dapat dilipat agar mudah untuk dibawa dan disimpan. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Pengembangan Media Smart Box FPB & KPK pada Pembelajaran Matematika Kelas IV Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah

Setelah dilihat dari paparan latar belakang masalah dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul pada kelas IV Sekolah Dasar adalah :

1. Bagaimana pengembangan media Smart Box FPB & KPK kelas IV Sekolah Dasar?

(7)

7 C. Tujuan Penelitian & Pengembangan

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian pengembangan ini, yaitu :

1. Mendeskripsikan pengembangan media Smart Box FPB & KPK kelas IV Sekolah Dasar.

D. Spesifikasi Produk yang diharapkan

Spesifikasi produk berupa pengembangan media pembelajaran yang nantinya akan dikembangkan dan memiliki kriteri sebagai berikut :

1. Menurut Kontennya

Pengembangan ini yaitu berupa media pembelajaran “Smart Box FPB & KPK” sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran matematika materi factor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Langkah - langkah panduan pengembangan media pembelajaran dibuat menggunakan bahasa formal dan sesuai dengan PUEBI.

2. Menurut Kontruknya

a. Pengembangan media pembelajaran akan dituangkan dalam bentuk papan persegi panjang yang dapat dilipat agar lebih praktis dan terdapat sintaks penggunakan media dan perangkat dari media “Smart Box FPB & KPK” b. Bahan yang digunakan untuk media Smart Box FPB & KPK terbuat dari kayu

yang dilapisi unsur logam (seng) sehingga bahan tahan lama tidak mudah rapuh. c. Media pembelajaran “Smart Box FPB & KPK” di desain menggunakan gambar hewan dan angka berwarna warni yang menarik perhatian siswa dalam pembelajaran.

(8)

8 E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Pengembangan ini penting dilakukan untuk memudahkan pendidikan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kreatif, inovatif serta menyenangkan. Memberikan pengetahuan pembelajaran baru bagi pendidik atau calon pendidik bahwa media pembelajaran ini dapat digunakan sebagai alternative dalam melakukan pembelajaran matematika materi factor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK). Media pembelajaran “Smart Box FPB & KPK” dapat memudahkan siswa dalam memahami dan mengerjakan soal materi faktor persekutuan terbesar (FPB) dan kelipatan persekutuan terkecil (KPK).

F. Asumsi dan Batasan Penelitian & Pengembangan 1. Asumsi

Berdasarkan judul “Pengembangan Media Smart Box FPB & KPK Pada Pembelajaran Matematika Kelas IV Sekolah Dasar” dapat diasumsikan bahwa media pembelajaran matematika digunakan untuk kelas IV karena materi FPB & KPK dipelajari mulai kelas IV Sekolah Dasar.

2. Batasan

Adapun batasan dalam pengembangan media pembelajaran ini, yaitu :

a. Pengembangan media pembelajaran “Smart Box FPB & KPK” diperuntukan untuk kelas IV semester 1.

b. Pengembangan media “Smart Box FPB & KPK” untuk materi FPB dan KPK. c. Media Smart Box FPB & KPK digunakan di SDN Wonojati Pasuruan.

d. Media Smart Box FPB & KPK digunakan dengan jumlah siswa 32 terdiri dari laki – laki 18 siswa dan perempuan 14 siswa.

(9)

9 G. Definisi Operasional

1. Penelitian dan pengembangan adalah suatu penelitian yang bertujuan mengembangkan suatu produk dan menguji kelayakan produk, dengan langkah – langkah : (1) Analisis (Analyze), (2) Perancangan (Design), (3) Pengembangan (Development), (4) Implementasi (implementation), dan (5) Evaluasi (evaluation), sehingga nantinya produk dapat dipertanggung jawabkan.

2. Media pembelajaran Smart Box FPB & KPK adalah media yang dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika materi FPB dan KPK dengan langkah – langkah : (1) Presentasi Kelas, (2) Kelompok/Teams, (3) Permainan/games tournament, dan (4) Penghargaan/reawards.

Referensi

Dokumen terkait

Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan Transparansi Kebijakan Publik sebagai Pemoderating Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dan Pengawas Keuangan Daerah

Pada PT Kayu Lima Sentosa dalam meningkatkan sumber daya manusiannya agar mengetahui kepuasan kerja, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap kierja

MTs N jeketro tidak semuanya melaksanakan apa yang tertulis dalam konsep Edward sallis. Tapi di beberapa kesempatan MTs N Jeketro telah melakukan usaha-usaha

Ini adalah realita dalam perkoperasian karena anggota sebagai pemilik koperasi memberikan makna bahwa anggota memiliki hak penuh menentukan diterima atau disetujuinya

“Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan,

Citra merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada MY Salon di Kota Gresik, sehingga MY Salon Gresik harus merubah desain brosurnya karena brosur MY

untuk mengupayakan adanya dialog antara pemerintahan China dengan Dalai lama dan wakil-wakilnya yang menyangkut perbaikan hubungan antara kedua

Sesuai dengan tujuan dari studi ini yaitu untuk menganalisa pengaruh variabel makro ekonomi Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) dan Pertumbuhan Ekonomi (SBI) terhadap Return