• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. hingga menampilkan hasilnya. Penelitian kuantitatif ini dianggap paling cocok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. hingga menampilkan hasilnya. Penelitian kuantitatif ini dianggap paling cocok"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN

Dalam kajian ini, yang peneliti gunakan adalah pendekatan kuantitatif. Menurut (Machmud, 2016) “mendefinisikan penelitian kuantitatif sebagai penelitian yang menekankan pada fenomena-fenomena obyektif serta banyak menggunakan angka, mulai dari tahap mengumpulkan data, menafsirkan data, hingga menampilkan hasilnya”. Penelitian kuantitatif ini dianggap paling cocok untuk diterapkan ke dalam kajian ini. guna menghitung frekuensi kemunculan tema pesan kreatif pada akun Instagram @kemenkes_ri dan tema pesan kreatif yang cenderung di unggah oleh akun Instagram @kemenkes_ri.

3.2 TIPE DAN DASAR PENELITIAN

Tipe penelitan yang dipakai oleh peneliti adalah tipe deskriptif (Machmud, 2016) mengemukakan bahwa “tipe penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau”. Dalam kajian deskriptif ini akan diterapkan pada variabel mandiri, tanpa ada perbandingan dan dihubungan dengan variabel lain. Berdasarkan tipe penelitian yang digunakan, peneliti berupaya untuk menggambarkan (mendeskriptifkan) apa adanya dengan seberapa besar frekuensi tema pesan kreatif pada akun Instagram @kemenkes_ri dan tema pesan kreatif apa yang cenderung diunggah oleh akun Instagram @kemenkes_ri. Sehingga tercapai dengan penelirian deskriptif yaitu bisa menemukan mana yang yang paling banyak frekuensi tema pesan kreatif

(2)

30

yang diunggah dan tipe pesan kreatif apa yang sering di unggah oleh @kemenkes_ri.

Dasar kajian ini menggunakan analisis isi. (Eriyanto, 2011) mengemukakan bahwa “analisis isi ialah metode ilmiah yang memanfaakan dokumen cetak maupun visual untuk dipelajari dan ditarik sebuah kesimpulan atas suatu fenomena yang diteliti”. Dengan menentukan metode analisis isi untuk penelitian ini, peneliti dapat menemukan hasil secara kuantitatif seberapa besar frekuensi tema pesan kreatif pada akun Instagram @kemenkes_ri dan tema pesan kreatif apa yang cenderung diunggah oleh akun Instagram @kemenkes_ri.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Sugiono mengemukakan bahwa teknik pengumpulan ini merupakan “langkah yang paling strategis dalam penelitian, pakena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiono, 2015)”. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan:

3.1. Dokumentasi

“Dokumentasi adalah teknik yang dipakai untuk mencari data yang berkaitan dengan pengumpulan data melalui sumber – sumber dokumen. Menurut (Sugiono, 2015)”. Dokumentasi merupakan sebuah alat penambah atau menjadi salah satu bukti peneliti dalam mendapatkan data temuan dan informasi dalam bentuk dokumen, arsip, buku, angka dan tulisan yang berupa keterangan dan laporan untuk memperkuat kajian tersebut.

(3)

31

Dokumentasi dipergunakan untuk mempermudah peneliti untuk mengumpulkan, mempermudah pengelompokkan sebuah kemudian dikaji secara lebiih terinci. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan tangkapan layar (screenshoot) konten unggahan akun @kemenkes_ri.

3.4 RUANG LINGKUP OBJEK PENELITIAN

Ruang lingkup dalam penelitiani ini yakni peneliti memilih pesan konten tema pesan kreatif instagram sebagai objek yang dipilih untuk melakukan penelitian. Alasan peneliti mengambil media sosial instagram sebagai objek penelitian karena di zaman yang modern dan dalam new media khalayak lebih banyak memilih untuk menunggah dan mebagikan semua kegiatannya melalui mediasosial terkhusus untuk Instagram. Karena dengan slah satu sifatnya yautu untuk bebas berkekspresi dari pada di dunianyata. Peneliti memilih salah satu akun Instagram yang sudah ter verified yaitu aku @kemenkes_ri, dikarenakan akun ini menjadi poros penting informasi mengenai COVID-19 pada masa pandemi sekarang ini. Dengan fungsinya yang memberikan informasi mengenai covid -19 akun Instagram @kemenkes_ri mempunyai pengikut yang sangat banyak. Dalam unggahan akun Instagram tersebut juga banyak memberikan informasi mengenai perkembangan COVID-19, vaksin, penggunan masker yang baik dan benar dan masih banyak lagi. Untuk menarik perhatian followers konten unggahan @kemenkes_ri tidak melulu soal data dan angka persebaran covid yang tiap hari makin melunjak. Tetapi @kemenkes_ri menyajikan konten

(4)

32

yang sangat dekat dengan followers, seperti unggahan yang bertema kartun yang dikemas menjadi percakapan dengan kegiatan sehari-hari, sehingga dapat menarik perhatian dan menyampaikan informasi dengan ringan namun tidak mengurangi informasi yang akan disampaikan. Peneliti akan berfokus pada unggahan konten pesan kreatif yang di upload oleh akun instagam @kemenkes_ri pada bulan 3 Januari sampai 26 Juni 2021 dengan total jumlah 14 unggahan konten tema pesan konten kreatif.

Ruang lingkup penelitian ini adalah unggahan dalam Instagram @kemenkes_ri dengan kriteria yang peneliti tentukan untuk diteliti.

Adapun kriterianya yaitu:

1. Mengumpulkan unggahan berupa foto carousel (foto sekaligus dalam sekali unggahan) yang diunggah melalui akun Instagram Kemenkes RI. 2. Unggahan dengan gambar tema konten kreatif komik.

3. Unggahan yang diunggah dalam kurun waktu 3 januari s/d 26 Juni 2021. 4. Unggahan dengan subjek komik terlihat.

5. Unggahan berupa slide, maka foto pada slide terakhir yang dipilih jika mencangkup slide-slide sebelumnya.

Berdasarkan pendataan yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat populasi sejumlah 201 unggahan konten yang dimuat oleh akun instagram @kemenkes_ri dalam kurun waktu 3 Januari s/d 26 Juni 2021. Untuk menentukan jumlah objek penelitian yang digunakan, mengenai besar sampel tidak ada ketentuan pasti, yang penting dalam hal ini representative (Kriyantono, 2006). Maka dari itu, sampel yang termasuk dalam kriteria

(5)

33

berjumlah 14 unggahan yang termasuk dalam konten pesan kreatif berbentuk carousel.

3.5 UNIT ANALISIS DAN SATUAN UKUR

Untuk langkash selanjutknya peneliti akan meneliti dan mngeanalisis dengan menentukan Unit Analisis. Krippendoff dalam (Eriyanto, 2011) mengemukakan bahwa “unit analisis ialah segala sesuatu yang kita observasikan, dicacat dan ditetapkan sebagai data. Unit analisa sendiri dapat dikatakan sebagai sesuatu seperti apa yang akan di teliti dan digunakan untuk menyimpulkan kandungan apa yang ada pada sebuah unggahan. Komponen dari isi ini berupa kata, kaliamat, potongan adegan, foto, dan paragraph”. Kajian kali ini, penelitiakan menggunakan unit analisa tematik. Analisis temattik adalah proses pemilihan, atau mengodean pesan yang akan menghasilkan daftar tema, model tema, kualifikasi terkait dengan tema itu, atau pun gabungan dari yang telah di kemukakan oleh (Poerwandari, 2005). “Tema itu memungkinkan menjelaskan suatu fenomena. Suatu tema dapat diberikan pemahaman pada tingkat termanifestasi (manifest levels) secara langsung bisa terlihat. Tema – tema bisa diperoleh secara induktif dari informasi mentah atau diperoleh secara deduktif dari teori atau penelitian – penelitian sebelumnya”. Pada penelitian ini, unit analisis yang digunakan berupa postingan tema pesan kreatif yang diunggah oleh akun instagram @kemenkes_ri.

Satuan ukur penelitian ini ialah berupafrekuensi kemunculan kategori pada unggahan yang telah ditetapkan peneliti dalam unggahan yang menjadi objek penelitian. Dengan satuan tolak ukur yang yang dipakai diharpakn dapat

(6)

34

mempermudah peneliti untuk mengitungseberapa frekuensi kemunculan tema pesan kreatif dan tema pesan kreatif apa yang cenderung diunggah pada objek penelitian.

3.6 STRUKTUR KATEGORISASI

Kategorisasi menurut Kerlinger (2006: 221) adalah sekedar cara lain untuk pemilihan. Artinya, suatu kategori adalah pilihan (partisi) atau subpilihan. Menurut Festinger (1976) dalam Bungin (2008:135) kategori adalah 30 pertanyaan yang menggambarkan suatu kelas fenomena ke dalam prilaku yang diamati tersebut dapat dilambangkan. Biasanya sistem kategori terdiri dari dua atau lebih ketegori. Dalam analisis ini, definisi operasional merupakan kategorisasi yang digunakan untuk menyaring isi pesan yang dingin dikemukakan peneliti dalam media yang dianalisis (Prasmoko, 2011:14). Pada kajian ini, peneliti menyiapkan dan mengelompokkan hingga terbentuk kategorisasi berdasarkan data dari unggahan tema pesan kreatif yang sudah dikelompokkan oleh peneliti sebelumnnya. Setelah peneliti melakukan pengumpulan dan pengelomkpokkan, peneliti mendapatkan 6 kategori dalam unggahan akun instagram @kemenkes_ri yaitu tema protokol kesehatan (Prokes), tema vaksin, tema varian virus, tema di rumah saja, tema masker, dan tema mudik.

Beberapa kategori tema tersebut didapatkan/disimpulkan melalui masing-masing judul konten, isi konten, dan caption konten yang ada pada setiap konten sampel dalam penelitian ini. Melalui judul dan isi konten serta caption konten, peneliti dapat menyaring isi pesan dalam media tersebut yang kemudian

(7)

35

dikategorikan dalam beberapa bentuk kategori dalam menggambarkan suatu kelas fenomena tertentu. Contohnya, tema vaksin diberikan atas dasar judul konten yang terdapat dalam konten kreatif postingan @kemenkes_ri di Instagram yaitu “Vaksin gratis untuk semua” yang memiliki isi konten terkait tentang vaksin. Hal tersebut diaplikasikan terhadap seluruh konten sampel untuk mendapatkan kategorisasi masing-masing. Dalam penelitian ini, beberapa kategori terbentuk sebagai berikut.

a. Tema Protokol Kesehatan (Prokes)

Tema Protokol Kesehatan (Prokes) merupakan konten yang berisi tentang informasi terkait dengan protokol/aturan kesehatan berlaku dalam masa apndemik COVID-19 di Indonesia. Ciri-ciri atau indikasi dalam tema ini adalah konten yang mengandung kosa kata protokol kesehatan/prokes dalam menjalani pandemi COVID-19. b. Tema Vaksin

Tema vaksin merupakan salah satu hal yang diragukan oleh sebagian masyarakat, dan takut untuk melakukan vaksin. Vaksin sendiri dibedakan menjadi dua vaksin yaitu vaksin untuk orang dewasa dan lansia. Ciri-ciri atau indikasi dalam tema ini adalah konten ini memiliki kosa kata vaksin dan dominan dengan kosa kata tersebut, berisi informasi ilustrasi ajakan vaksin dari masyarakat yang sudah melakukan vaksin, dengan diikuti alasan yang jelas dan untuk lansia memberikan informasi atau penjelasan agar tidak takut melakukan vaksin.

(8)

36 c. Tema Varian virus

Tema varian virus memberikan informasi tentang adanya varian virus baru yang akhi-akhir ini bertambah dan patut diwaspadai gejala-gejala barunya, dengan ini @kemenkes_ri mencoba mengemas dengan unggahan konten kreatif yang menggunakan olustrasi kartun dan percakapan. Ciri-ciri atau indikasi dalam tema ini adalah konten menjelaskan bahwa adanya varian virus baru yang akhir-akhir ini muncul dengan ciri-ciri yang disebutkan.

d. Tema Dirumah aja

Tema dirumah aja merupakan tema yang berkaitan dengan ajakan untuk menghindari virus COVID-19 dengan cara berada didalam rumah saja, mengurangi aktivitas diluar. Ciri-ciri atau indikasi dalam tema ini adalah konten yang berisi informasi seperti kegiatan yang menggambarkan aktivitas di dalam rumah dan melakukan kegiatan yang seru dirumah. Memiliki kosa kata dirumah aja e. Tema Masker

Tema masker merupakan tema yang berisi himbauan untuk selalu memakai masker. Ciri-ciri atau indikasi dalam tema ini adalah konten yang berisi informasi tentang ajakan untuk memakai masker, dan memberikan alasan jika tidak memakai masker.

f. Tema Mudik

Tema mudik merupakan tema yang berisi tentang larangan untuk tidak mudik saat pandemi. Ciri-ciri atau indikasi dalam tema ini adalah konten yang berisi informasi tentang ajakan untuk tidak

(9)

37

mudik, dan memberikan alasan beserta fakta yang ada untuk menguatkan pesan tersebut.

3.7 PROSES KODING DATA

Proses penelitisn ini, peneliti menggunakan lembar koding untuk menentukan objek penelitian pada akun Instagram @kemenkes_ri yang menrepresentasikan tema pesan kreatif melalui indicator-indikacor pada kategorisasi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Berikut merupakan table lembar koding yang digunakan oleh peneliti:

Lembar Coding Nama Coder:

No Tanggal Postingan Tema konten pesan

kreatif

A B C D E F 1 3 Januari

2021

(10)

38 2 9 Januari 2021 SMS blast vaksinasi 3 30 Januari 2021

Vaksin gratis untuk semua 4 28 Maret

2021

(11)

39 5 4 April

2021

Lansia jangan takut divaksinasi 6 11 April

2021

1 orang didampingi 2 lansia 7 18 April

2021

(12)

40 8 26 April

2021

Tetap vaksinasi saat puasa

9 1 Mei

2021

Hal hal wajib yang harus diperhatikan sebelum vaksin COVID-19 saat puasa

10 12 Mei

2021

(13)

41

11 14 Mei

2021

Varian baru virus COVID-19 12 17 Juni

2021

Sudah divaksin tapi positif covid 13 19 Juni

2021

(14)

42 14 26 Juni

2021

Varian baru COVID-19 Jumlah

Keterangan:

A. : Tema COVID-19 B. : Tema Vaksin C. : Tema Varian Virus D. : Tema Dirumahaja E. : Tema Masker F. : Tema Mudik

Gambaran teknis pada penelitisn ini, peneliti akan memberikan data dan meminta bantuan terhadap dua orang yang memiliki latar belelakang dan studi yang sama yaitu mahasiswa ilmu komunikasi, dan dapat membantu peneliti saat proses koding data dalam halmenetukan tiap kategorisasi dan dimasukan kedalam lembar kodinh yang sudah disiapkan oleh penulis. Proses ini dipercayai dapat dilakukan untuk mengetahui apakah kategorisasi yang sudah dikategorisasikan oleh penulis sudah dapat dipercaya atau

(15)

43

belum. Langkah ini memiliki tujuan untuk lebih meyakinkan dan menjadikan data lebih kuat dan lebih akurat bahwa kategorii yang dipilih oleh peneliti telah layak di gunakan dalam kajian ini.

Dalam penelitiaan ini, pengkoding data dilakukan dengan oleh peneliti dan dibantu oleh 2 koder. Adapun kriteria koder yang dipilih peneliti sebagai berikut:

Koder 1:

1. Mahasiswa Ilmu komunikasi yang merupakan pengguna aktif Instagram 2. Memahami tahapan riset analisis isi konten Instagram

3. pernah mengakses dan mengikuti akun Instagram @kemenkes_ri 4. memahami struktur kategorisasi dalam riset ini.

5. Melihat semua tema konten kreatif pada akun Instagram @kemenkes_ri

koder 2:

1. Mahasiswa Ilmu komunikasi yang merupakan pengguna aktif Instagram 2. Memahami tahapan riset analisis isi konten Instagram

3. pernah mengakses dan mengikuti akun Instagram @kemenkes_ri 4. memahami struktur kategorisasi dalam riset ini.

5. Melihat semua tema konten kreatif pada akun Instagram @kemenkes_ri

Kedua koder tersebut adalah Rochmad Indra Januari sebagai koder 1, dan Riska Defita Candra Riya Sari sebagai koder 2. Semua identitas dan surat pernyataan koder 2 dan koder 1 terlampir.

(16)

44

Selanjutnya, peneliti melakukan perhitungan data yang dibantu oleh koder. Data yang telah didapatkan peneliti akan proses kedalam lembar kerja yang cocok dengan kategorisasi yang sudah diterapkan sebelumnya. Setelah dikelompokkan dan diolah tahapan selanjutnya yaitu akan di lakukan perhitungan untuk mengukur realibilitas data. Langkah selanjutnya untuk menpermudah peneliti melakukan pengkategorian, maka diperlukan lembar kerja koding. Lembar kerja koding dalam penelitian ini, yang bagaimana sebagai berikut:

3.8 TEKNIK ANALISIS DATA

Setelah seluruh objek penelitian telah di koding dan valid, tahap selanjutnya ialah mengiput atau merekap data (Eriyanto, 2011), dalam tahap ini temuan dari analisis isi nantinya akan dituangkan dalam bentuk tabel frekuensi sederhana. Pada kolom ini akan tercangkup frekuensi dari setiap kategorisai dan persentase. Dibawah ini adalah contoh tabel frekuensi yang akan digunakan oleh peneliti dalam kajian ini:

(17)

45

1.4.2 Tabel Frekuensi

No Kategori Frekuensi Persentase

1 Tema Protokol Kesehatan 2 Tema Vaksin

3 Tema Varian virus

4 Tema pesan di Rumah aja 5 Tema pesan kreatif Masker 6 Tema pesan kreatif Mudik Jumlah

Sumber: Eriyanto, 2011:306

Frekuensi yang akan timbul yang akan dihitung dalam bentuk perrsentase biasa disebut juga dengan frekuensi relatif. Untuk memperoleh porsentase atau frekuemsi relatif dan menggunakan rumus seperti dibawah ini:

𝑃 = 𝐹 𝑁 × 100% Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi N : Jumlah data

3.9 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Penelitian ini belum sepenuhnya terpercaya atau tidak makadari itu peneliti membutuhkan uji keabshan data yang mempunyai dua spek dalam uji keabsahan data yaitu uji reliabilitas dan uji validitas. “Validitas ini untuk

(18)

46

memastikan rumus atau menjadikan alat ukur yang digunakan peneliti sah (valid) sehingga dapat menghasilkan temuan penelitian yang tepat (Eriyanto, 2011)”. “Penelitian ini berhubungan pada data sehingga menggunakan jenis validitas muka (face validity), yaitu untuk memastikan keselarasan antara alat ukur yang digunakan dengan hal yang ingin diukur (Eriyanto, 2011)”.

Selain kevalidan yang harus ada, alat ukur juga dituntut untuk memiliki reliabilitas yang pertama. “Uji reliabilitas ini dapat melihat sejauh mana alat ukur bekerja dan yang peneliti gunakan dapat menghasilkan temuan yang sama meskipun telah digunakan beberapa kali (Eriyanto, 2011)”. Dan setelah semua sudah muncul dan mendapatkan hasil maka ini lah tujuan dari teknik ini melihat apakah tingkat persentase dan kesepakatan atau perasamaan pada coder dan peneliti, tapi sebelum itu peneliti akan mencari observed agreement terlebih dahulu agar dapat dengan mudah menemukan hasil.

(19)

47

Tabel 3.9 Tabel Observed Agreement antara Peneliti dan Koder

No. Kategori Peneliti Koder M

Proporsi dari Seluruh Kategori (pi) 1. COVID-19 2. Vaksin 3. Varian virus 4. Di rumah aja 5. Masker 6. Mudik Total

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahuo tingkat reabilitas peneliti dan koder dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus formula reliabilitas dari Holsti sebagai berikut:

Keterangan:

CR = Coeficient reliability (Reliabilitas antar koder) M = jumlah koding yang disetujui

N1 = jumlah koding dari peneliti N2 = jumlah koding dari koder

(20)

48

“Reliabilitas bergerak antara 0 hingga 1, yang mana 0 berarti tidak ada satupun yang disetujui oleh para koder dan 1 berarti persetujuan sempurna diantara koder. Semakin tinggi angka, semakin tinggi pula angka reliabilitas. Dalam formula Holsti ini, angka reliabilitas minumum yang ditoleransi ialah 0,7 atau 70%. Artinya jika hasil perhitungan diatas 0,7 atau 70%, maka alat ukur yang digunakan benar-benar reliabel. (Eriyanto, 2011)”.

Rumus Holsti sudah banyak digunakan oleh penelitian lain, namun Eriyanto juga mengemukakan bahwa “rumus ini masih memiliki kelemahan mendasar yakni hanya memperhitungkan setuju atau tidaknya diantara dua koder tanpa memperhitungan berapa kategori yang digunakan”. Padahal peluang terjadinya persetujuan dapat ditentukan dari jumlah kategori. Atas pernyatan yang dikemukakan Eriyanto tersebut, peneliti juga menyempurnakan uji reliabilitas dengan rumus lain yakni rumus formula Scott (Scott Pi) yang rumusnya adalah:

“Peneliti membagi hasil frekuensi yang disetujui dari total frekuensi. Sementara untuk memperoleh hasil persetujuan yang diharapkan dapat dilakukan dengan cara menghitung proporsi masing-masing kategori (pi), kemudian

dikuadratkan dan dijumlahkan (∑pi2). Selanjutnya, kedua angka telah diperoleh dapat dimasukkan ke dalam rumus. Angka reliablitas akan bergerak dari angka 0 hingga 1, dimana semakin besar angka yang ditunjukkan maka semakin tinggi pula reliabilitas dari alat ukur yang digunakan. (Eriyanto, 2011)”.

Gambar

Tabel 3.9 Tabel Observed Agreement antara Peneliti dan Koder

Referensi

Dokumen terkait

Untuk fungsi yang dapat diubah dalam bentuk eksplisit, turunan fungsi dapat dicari dengan cara seperti yang sudah kita pelajari

Berbeda halnya ketika pembeli itu datang lebih dahulu dari pada pembeli, mengenai maksudnya yaitu membeli, maka ketika seorang makelar mempertemukan keduanya

Pada hasil tersebut peningkatan nilai keuntungan yang diharapkan terbesar terjadi pada peningkatan frekuensi penyemprotan F3 (10 hari) menjadi F2 (7 hari)

· Sebelum memasang braket USB, pastikan untuk mematikan komputer Anda dan mencabut kabel daya listrik dari stop kontak daya untuk mencegah kerusakan pada braket USB. Konektor IEEE

Hal ini tentunya dapat memberikan manfaat ganda bagi pemerintah daerah dimana selain dapat mengatasi keterbatasan dana pembangunan, juga dapat membuat masyarakat

 Deskripsi Modul : Membuat laporan hasil pemeriksaan merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Pengawas Konstruksi Bangunan Gedung (Construction

Siswa melakukan tata-cara menulis dengan menggunakan etika yang baik dalam Siswa melakukan tata-cara menulis dengan menggunakan etika yang baik dalam tata bahasanya, sesuai dengan

Saya mau Pesan bukunya mas Handy yg Dasar Pemrograman SCADA Software dengan Wonderware InTouch, dan yg PLC – Teori, Pemrograman dan Aplikasinya dalam Otomasi Sistem.. caranya