• Tidak ada hasil yang ditemukan

oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL (STUDI PADA MAHASISWA DI PROGRAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI

SUMATRA BARAT ANGKATAN 2014)

oleh:

ARI DARMANSYAH

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research was motivated to see how the profile of achievement of student development task in early adulthood in Guidance and Counseling Study Program STKIP PGRI West Sumatra Force 2014. The purpose of the research is to describe: (1) Profile Achievement of developmental task of student early adult in terms of intellectual, emotion, and social terms.

This typeof research is descriptive quantitative research. The population of this study amounted to 176 people consisting of 6 sessions in counseling class of 2014. The sample of this study was 55 studendt (random sampling) was taken from D and F sessions into the sample research, data collection using questionnaires by conducting trials First,the analysis used is descriptive quantitative.

The results showed that : (1 ) Profile Achievement of the student’s developmental task early adult in terms of intellectuals in category quite achieved (2) Profile Achievement of the student’s developmental task during the early adult period of emotion is sufficient condition, and of view is achieved, and (3) Profile Achievement of the student’s developmental task in early adulthood from social point of view is achieved. Based on the result of the study recommended to student to be more aware of himself as a student who is already in the early adult category.

Keywords : Development Task, Early Adult, Intellectual, Emotion, Social

PENDAHULUAN

Manusia pada hakikatnya mengalami berbagai tahapan yang harus dilalui dalam hidupnya.Tahapan tersebut terdiri dari pertumbuhan dan perkembangan yang saling berkesinambungan. Jika salah satu tahapan terganggu maka akanmempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan pada tahap selanjutnya. Seperti yang dikatakan Van den Daele (Harlock,1998: 2) bahwa “Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.

Pertumbuhan dan perkembangan tersebut akan dilalui dalam rentang waktu kehidupan manusia yang terdiri dari beberapa periode masa yang akan terjadi. Menurut Havigurts (Hurlock, 1998: 10) membagi 6 masa periode selama manusia hidup yaitu: (1) masa bayi dan awal kanak-kanak, (2) akhir masa kanak-kanak, (3) masa remaja, (4) masa dewasa awal, (5) masa dewasa madya (pertengahan), (6) masa tua atau usia lanjut.

Tugas tugas perkembangan orang dewasa menurut Bischof (Prayitno, 2006:7) adalah sebagai berikut :

a. Secara intelektual mampu memahami hubungan sebab akibat, berpikir induktif dan deduktif, pemecahan masalah secara

(3)

efisien, berpikir rasional, bijaksana dan penuh perhatian

b. Secara emosi memiliki kontrol diri, mandiri, sensitif terhadap orang lain, stabil walaupun dalam suasana kritis c. Secara sosial mudah beradaptasi, mampu

memberikan perhatian yang simpatik dalam hubungan sosial

d. Secara seksual, mampu menikmati dan mengontrol dorongan seksual, dan sensitif terhadap kebutuhan seksual pasangan e. Secara moral, mampu mengembangkan

dan mengerti nilai kata hati

f. Sebagai warga negara yang memiliki ketertarikan untuk berpartisipasi dalam kegiatan dan kegiatan pengembangan masyarakatnya

Berdasarkan uraian tugas perkembangan di atas, disimpulkan bahwa tugas perkembangan dewasa awal meliputi kesiapan para dewasa awal untuk menyesuaikan diri terhadap tugas-tugasnya, mulai dari peran diri dilingkungan, hubungan sosial, dan dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukannya.

Kenyataan yang ada di lapangan, Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan selama megikuti Perkuliahan di STKIP PGRI Sumatra Barat bahwa masih adanya mahasiswa yang belum berfikir rasional seperti tidak peduli jika tidak masuk dalam perkuliahan, adanya mahasiswa yang belum bisa hidup mandiri contohnya tugas perkuliahan yang dikerjakan oleh temannya, adanya mahasiswa yang tidak memiliki kontrol diri yang baik sehingga sering telat dan tidak hadir dalam perkuliahan karena begadang, adanya mahasiswa yang sensitif terhadap orang lain, contohnya tidak kenal tidak bertegur sapa, adanya mahasiswa yang susah beradaptasi dengan lingkungannya yang baru, dengan kata lain suka berdiam di kamar, adanya mahasiswa yang sulit untuk ikut serta dalam kegiatan kampus, adanya mahasiswa yang masih sulit untuk menahan emosi, adanya mahasiswa yang kurang menghargai sesama mahasiswa seperti marah kepada teman-temannya, dan adanya mahasiswa yang kesulitan dalam berkomunikasi karna perbedaan bahasa

Berdasarkan permasalahan yang di kemukakan di atas maka tujuan penelitian ini adalah;

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah untuk mendeskripsikan :

1. Profil pencapaian tugas perkembangan mahasiswa dari aspek intelektual

2. Profil pencapaian tugas perkembangan mahasiswa dari aspek emosi

3. Profil pencapaian tugas perkembangan mahasiswa dari aspek sosial

METODE PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif.Menurut Margono (Darmawan, 2013: 37) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut.Selanjutnya menurut Nasution (Darmawan, 2013: 39) penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran lebih jelas tentang situasi dengan memusatkan perhatian pada aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antar variabel.

Populasi adalah objek atau sasaran dalam penelitian, maka populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh mahasiswa bimbingan dan konseling yang masuk pada tahun 2014 yang berjumlah secara keseluruhan dari 6 sesi

Sumber data adalah orang atau subjek yang dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diungkap oleh peneliti. Menurut Mahmud (2011: 146) data dibedakan atas dua macam sebagai berikut:

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh peneliti, data primer disebut juga dengan data asli karena diperoleh langsung dari mahasiswa di lapangan, dalam hal ini data primer bersumber dari mahasiswa aktif kuliah

(4)

Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumbar tahun masuk 2014.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang ada, data sekunder ini disebut juga dengan data tersedia, diperoleh dari pihak administrasi Prodi BK dengan cara meminta data-data mahasiswa aktif kuliah di program studi Bimbingan dan Konseling tahun masuk 2014.

Dalam Penelitian ini untuk mendapatkan data yang sesuai dengan jenis dan sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti maka teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu angket.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pencapaian Tugas Perkembangan Mahasiswa pada Masa Dewasa Awal dilihat dari Segi Intelektual

Berdasarkana data yang diperoleh mengenai Pencapaian Tugas Perkembangan Mahasiswa Pada Masa Dewasa Awal dilihat dari Segi Intelektual dari 55 responden, tidak terdapat satu orangpun dalam kategori sangat tercapai, pada kategori cukup tercapai terdapat 26 orang (47,27%), pada kategori kurang tercapai terdapat 21 orang (38,18%), pada kategori tercapi terdapat 8 orang (14,55%) dan kategori sangat kurang tercapai tidak ada. Jadi secara umum pencapaian tugas perkembangan mahasiswa pada masa dewasa awal ini berkategori cukup tercapai.

Menurut Bischof (Prayitno, 2006:7) tugas perkembangan dewasa awal secara intelektual yaitu : (a)memahami hubungan sebab akibat, (b) pemecahan masalah secara efisien, (c) berfikir rasional, (d) penuh perhatian. Berikut ini diuraikan pembahasan berdasarkan masing-masing indikator:

a. Memahami Hubungan Sebab Akibat Berdasarkan hasil analisis data dalam memahami hubungan sebab akibat diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 1 orang (1,82%) berada pada kategori tercapai, pada kategori cukup tercapai terdapat 25

orang (45,45%), pada kategori kurang tercapai terdapat 27 orang (49,09%), pada kategori sangat kurang tercapai terdapat 2 orang (3,64%) dengan sangat tercapai tidak ada. Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari memahami hubungan sebab akibat pada kategori kurang tercapai.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa yang dasarnya sudah dewasa awal dalam memahami hubungan sebab akibat yang kurang tercapai karna persentase tugas perkembangannya tergolong rendah, jadi peneliti berasumsi para mahasiswa belum dapat memahami hubungan dari suatu tindakan yang diambilnya dan kurang dapat bertanggung jawab.

b. Pemecahan Masalah Secara Efisien Berdasarkan hasil analisis data pada pemecahan masalah secara efisien diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 22 orang (40%) berada pada kategori kurang tercapai, pada kategori cukup tercapai terdapat 18 orang (32,72%), pada kategori tercapai terdapat 13 orang (23,64%), pada kategori sangat kurang tercapai terdapat 2 orang (3,64%) dan kategori sangat tercapai tidak ada. Jadi pencapaian tugas perkembangan mahasiswa pada masa dewasa awal dari segi intelektual juga mempengaruhi pemecahan masalah secara efisien.

berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa pencapaian tugas perkembangan mahasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari pemecahan masalah secara efisien masih kurang tercapai, peneliti berasumsi bahwa mahasiswa belum bisa untuk mencarikan solusi terhadap permasalahan yang dialaminya dan kurang efektif dalm keseharian. c. Berfikir Rasional

(5)

Berdasarkan hasil analisis data dalam berfikir rasional diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 5 orang (9,09%) berada pada kategori tercapai, pada kategori cukup tercapai terdapat 26 orang (47,27%), pada kategori kurang tercapai terdapat 21 orang (38,18%), kategori sangat kurang tercapai terdapat 3 orang (5,45%) dan sangat tercapai tidak ada. Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari berfikir rasional pada kategori kurang tercapai.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa yang dasarnya sudah dewasa awal dalam berfikir rasional sudah cukup banyak dilihat dari frekuensi mahasiswanya, jadi peneliti berasumsi para mahasiswa sudah dapat memilah sesuatu yang pantas dan tidak pantasnya dalam memilih pilihan. d. Penuh Perhatian

Berdasarkan hasil analisis data dalam penuh perhatian diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 24 orang (43,64%) berada pada kategori kurang tercapai, pada kategori cukup tercapai terdapat 21 orang (38,18%), pada kategori tercapai terdapat 9 orang (16,36%), pada kategori sangat kurang tercapai terdapat 1 orang (1,82%) dan kategori sangat tercapai tidak ada. Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari penuh perhatian pada kategori kurang tercapai.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa para mahasiswa dalam kesehariannya untuk lebih memperhatikan segala sesuatu masih rendah/sedikit, jadi peneliti berasumsi para mahasiswa yang masih sedikit memiliki rasa perhatiannya untuk lebih meningkatkan rasa perhatiannya demi kebaikan dirinya sendiri.

2. Pencapaian Tugas Perkembangan Mahasiswa pada Masa Dewasa Awal dilihat dari Segi Emosi

Berdasarkan hasil analisis data dalam pencapaian tugas perkembangan mahasiswa pada dewas awal dilihat dari segi emosi diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 3 orang (5,45%) berada pada kategori tercapai, pada kategori cukup tercapai terdapat 32 orang (58,18%), pada kategori kurang tercapai terdapat 20 orang (36,36%), dan kategori sangat kurang tercapai dengan sangat tercapai tidak ada. Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari segi emosi pada kategori cukup tercapai.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa memiliki emosi yang cukup stabil karna persentase segi emosinya cukup banyak, jadi peneliti berasumsi para mahasiswa yang masih dewasa awal emosinya cukup dapat dikontrol dengan baik.

Menurut Bischof (Prayitno, 2006:7) tugas perkembangan dewasa awal secara emosi yaitu : (a) memiliki kontrol diri, (b) mandiri, (c) pemecahan masalah secara efisien, (d) stabil walaupun dalam suasana kritis. Berikut ini diuraikan pembahasan berdasarkan masing-masing indikator: a. Memiliki Kontrol Diri

Berdasarkan hasil analisis data dalam penuh perhatian diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 29 orang (52,73%) berada pada kategori cukup tercapai, pada kategori kurang tercapai terdapat 18 orang (32,73%), pada kategori tercapai terdapat 8 orang (14,55%), dan pada kategori sangat kurang tercapai dengan kategori sangat tercapai tidak ada. Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari memiliki kontrol diri pada kategori cukup tercapai.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa para mahasiswa dalam mengontrol diri maupun

(6)

emosinya sudah cukup banyak, ini menggambarkan bahwa para mahasiswa sudah sadar dengan kedewasaaan mereka, jadi peneliti berasumsi para mahasiswa yang sudah dikatakan dewasa awal mampu mengontrol dirinya secara baik dan benar dan ini sudah bagus dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa. b. Mandiri

Berdasarkan hasil analisis data dalam penuh perhatian diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 26 orang (47,27%) berada pada kategori cukup tercapai, pada kategori kurang tercapai terdapat 23 orang (41,82%), pada kategori tercapai terdapat 5 orang (9,09%), pada kategori sangat kurang tercapai terdapat 1 orang (1,81%) dan kategori sangat tercapai tidak ada. Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari mandiri pada kategori cukup tercapai.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa para mahasiswa dalam kemandiriannya sudah cukup banyak, ini menggambarkan bahwa para mahasiswa yang rata-rata jauh dari orang tua sudah bisa hidup mandiri, jadi peneliti berasumsi para mahasiswa yang sudah dikatakan dewasa awal mampu hidup mandiri dalam kesehariannya, walaupun tidak dekat dengan keluarga.

c. Sensitif terhadap Orang lain

Berdasarkan hasil analisis data dalam penuh perhatian diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 24 orang (43,64%) berada pada kategori kurang tercapai, pada kategori cukup tercapai terdapat 18 orang (32,73%), pada kategori tercapai terdapat 10 orang (18,18%), pada kategori sangat kurang tercapai terdapat 2 orang (3,64%) dan kategori sangat tercapai terdapat 1 orang (1,82%). Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari sensitif

terhadap orang lain pada kategori kurang tercapai.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa para mahasiswa dalam sensitif terhadap orang lain masih sedikit ini bisa dikatakan tidak baik bagi diri mahasiswa itu sendiri, untuk menjadi pribadi yang baik mahasiswa harus bisa peka terhadap lingkungannya, jadi peneliti berasumsi para mahasiswa yang sudah masih sedikit rasa sensitif terhadap orang lain ini dikarenakan kurang akrba dengan lingkungannya baik dengan teman perkuliahan dan peneliti berharap hal ini dapat berusah seiring berjalannya waktu dalam perkuliahan.

d. Stabil Walaupun dalam Suasana Kritis Berdasarkan hasil analisis data dalam penuh perhatian diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 27 orang (49,09%) berada pada kategori cukup tercapai, pada kategori kurang tercapai terdapat 25 orang (45,45%), pada kategori sangat kurang tercapai terdapat 2 orang (3,64%), pada kategori tercapai terdapat 1 orang (1,82%) dan kategori sangat tercapai tidak ada. Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari stabil walaupun dalam suasana kritis pada kategori cukup tercapai.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa para mahasiswa dalam kestabilan walaupun dalam suasana kritis sudah cukup banyak. Emosi yang dimiliki para mahasiswa sudah dapat dikondisikan sesuai dengan kapasitas mereka sebagai mahasiswa. Jadi peneliti mempunyai ide agar emosi para mahasiswa lebih baik kedepannya mahasiswa dapat melatih diri dengan permainan mengontrol emosi agar mempunyai emosi yang baik adanya.

(7)

3. Pencapaian Tugas Perkembangan Mahasiswa pada Masa Dewasa Awal dilihat dari Segi Sosial

Berdasarkan hasil analisis data dalam pencapaian tugas perkembangan mahasiswa pada dewas awal dilihat dari segi emosi diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 10 orang (18,18%) berada pada kategori tercapai, pada kategori cukup tercapai terdapat 20 orang (36,36%), pada kategori kurang tercapai terdapat 25 orang (45,43%), dan kategori sangat kurang tercapai dengan sangat tercapai tidak ada. Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari segi sosial pada kategori kurang tercapai.

Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa memiliki sosial yang sedikit, jadi peneliti berasumsi para mahasiswa yang sosialnya sedikit dikarenakan rasa untuk lebih mengenal lingkungan sekitar masih rendah.

Menurut Bischof (Prayitno, 2006:7) tugas perkembangan dewasa awal secara emosi yaitu : (a) mudah beradaptasi, (b) simpati dalam hubungan sosial. Berikut ini diuraikan pembahasan berdasarkan masing-masing indikator: a. Mudah Beradaptasi

Berdasarkan hasil analisis data dalam penuh perhatian diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 23 orang (41,82%) berada pada kategori kurang tercapai, pada kategori tercapai terdapat 15 orang (27,27%), pada kategori cukup tercapai terdapat 13 orang (23,64%), pada kategori sangat tercapai terdapat 3 orang (5,45%) dengan kategori sangat tercapai terdapat 1 orang (1,81%). Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari mudah beradaptasi berada pada kategori kurang tercapai.

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa para mahasiswa dalam mudah beradaptasi masih

sedikit. Para mahasiswa ini seharusnya dapat dengan mudah untuk berdaptasi karna mahasiswa merupakan calon guru BK yang punya sosial tinggi. Jadi peneliti berasumsi para mahasiswa kurang mudah beradaptasi dikarenakan rasa malu atau tidak percaya diri.

b. Simpati dalam Hubungan Sosial Berdasarkan hasil analisis data dalam penuh perhatian diketahui bahwa dari 55 responden, terdapat 25 orang (45,45%) berada pada kategori cukup tercapai, pada kategori kurang tercapai terdapat 23 orang (41,82%), pada kategori tercapai terdapat 6 orang (10,91%), pada kategori sangat kurang tercapai terdapat 1 orang (1,82%) dan kategori sangat tercapai tidak ada.

Jadi faktor yang mempengaruhi pencapaian tugas perkembangan mahasasiswa pada masa dewasa awal dilihat dari mandiri pada kategori cukup tercapai.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan dari hasil penelitian secara keseluruhan pencapaian tugas perkembangan mahasiswa pada masa dewasa awal sudah berada pada kategori sesuai. Hasil penelitian secara umum adalah sebagai berikut:

1. Profil pencapaian tugas perkembangan mahasiswa pada masa dewasa awal dari segi intelektual cukup tercapai 2. Profil pencapaian tugas perkembangan

mahasiswa pada masa dewasa awal dari segi emosi cukup tercapai

3. Profil pencapaian tugas perkembangan mahasiswa pada masa dewasa awal dari segi sosial cukup tercapai

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukaan di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut bagi :

1. Mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2014

Diharapkan agar semua mahasiswa yang aktif berkuliah agar mengerti bahwa perkuliahan yang baik

(8)

adalah perkuliahan yang sadar akan kewajibannya sebagai mahasiswa sehingga nantinya apa yang sudah dipelajari di jam pelajaran mampu diterapkan dengan baik dalam kesehariannya .

2. Pengelola Prodi BK STKIP PGRI Sumatera Barat

Diharapkan agar pengelola Prodi BK agar dapat menyiapkan kondisi yang kondusif dalam membantu pencapaian tugas perkembangan serta meningkatkan program perkuliahan untuk menyiapkan tenaga-tenaga dosen pembimbing di sekolah tinggi yang profesional dalam setiap kegiatan ataupun organisasi yang dapat berpengaruh kepada pencapaian hasil belajar mahasiswa.

3. Penasehat Akademi

Diharapkan dengan dilaksankannya penelitian ini menjadi gambaran bagi para dosen agar dapat mengetahui tentang intelektual, emosi dan sosial para mahasiswanya. Sehingga dalam pelayanan akademik di kampus dapat terkelola dengan baik dan sesuai dengan permasalahan yang ada dan tampak di lapangan. Dan untuk pengelola Institusi STKIP PGRI Sumatera Barat dapat meningkatkan mutu pembelajaran di Institusi STKIP PGRI Sumatera Barat.

4. Peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan lagi oleh peneliti selanjutnya terkait tugas perkembangan dewasa awal, lebih lagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian tentang tugas perkembanga yang dilihat dari aspek sosial yang dirasa masih bisa diketahui penyebabnya.

KEPUSTAKAAN

Hurlock, B.Elizabet. 1998. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Mahmud. 2011. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Mubin & Cahyadi. 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Quantum Teaching

Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Prayitno, Elida. 2006. Pskilogi Orang Dewasa. Padang: Angkasa Raya

7

4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan tanaman eceng gondok (Eichornia crassipes (Malt)) sebagai kompos/pupuk organik dengan sedimen Danau Tondano sebagai media tanam

ketidakjujuran berpikir dan bertindak serta kemandirian yang masih rendah. Berdasarkan observasi pada hari Senin 8 Oktober2012 di SMA Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasamaan,

Tingkat konformitas membabi buta mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat dapat dikategorikan tinggi yaitu dengan persentase sebesar 82,02%, yang

Menteri di Jabatan Perdana Menteri, Datuk Seri Abdul Hamid Zainal Abidin apabila mengulas tentang keputusan kabinet untuk tidak mengesahkan perceraian melalui SMS

Salah satu ciri utama daerah mampu dalam melaksanakan otonomi daerah adalah terletak pada kemampuan keuangan daerah untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya dengan

Tersedianya unsur hara ini, dibantu dengan adanya cendawan yang bersimbiosis dengan akar tanaman dimana akar yang terinfeksi oleh mikoriza akan memiliki daya jelajah yang

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta penyertaan hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Konsep Karya Tugas Akhir

Teori Surface and Deep Structure yang dicetuskan oleh Noam Chomsky digunakan sebagai tolok ukur, sehingga dapat dihasilkan temuan-temuan, berupa makna budaya yang terdapat