• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE REVERSED BENDING"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Viego Kisnejaya Suizta

2104 100 043

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. Ir. Wajan Berata, DEA JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2010

TUGAS AKHIR

PENGARUH PROSES LAKU PANAS QUENCHING AND

PARTITIONING TERHADAP UMUR LELAH BAJA

PEGAS DAUN JIS SUP 9A DENGAN METODE

(2)

Latar Belakang

Fungsi Pegas

:

Membuat stabil kendaraan bermotor saat

menerima beban statik dan dinamik untuk memberi

kenyamanan pada pengendara.

Sifat Mekanik Yang Dibutuhkan

Pegas Daun :

1. Kekuatan tarik 5. Kekakuan

2. Ketangguhan 6. Impact strength 3. Keuletan 7. kekerasan

(3)

Latar Belakang (Lanjutan)

 Baja pegas JIS SUP 9A dapat dipakai sebagai material pegas daun bila mendapatkan proses laku panas quenching dan

tempering (standar JIS dan SNI).

 Proses laku panas quenching dan partitioning yang baru beberapa tahun ini dikembangkan dapat menjadi alternatif

untuk mendapatkan sifat mekanik lebih baik. (banyak dipakai untuk trip steel dan ADI).

 Patah lelah merupakan salah satu penyebab utama kegagalan material atau konstruksi.

 Pegas daun rentan terhadap kerusakan akibat lelah karena mendapatkan beban dinamis (berulang-ulang).

(4)

Perumusan Masalah

 Mencari pengaruh umur lelah baja pegas daun pada uji lelah reversed bending, akibat proses laku panas quenching and

partitioning lalu membandingkan umur lelahnya dengan baja

pegas daun awal (non treat) juga pada material hasil proses laku panas quenching and tempering hasil penelitian ornag lain.

(5)

Batasan Masalah

 Material yang digunakan untuk penelitian ini sesuai standar dan sertifikat material JIS SUP 9A dan memiliki struktur mikro yang homogen.

 Pemanasan pada saat proses quenching dan partitioning sempurna dan merata diseluruh material uji.

 Waktu pemindahan spesimen uji dari dapur pemanas ke media pendingin dan dari media pendingin ke media pendingin berikutnya adalah sama untuk

semua spesimen uji.

 Kondisi peralatan yang digunakan saat pengambilan data diasumsikan terkalibrasi.

 Pengujian dilakukan pada frekuensi kerja dan mesin yang sama yaitu mesin

(6)

Batasan Masalah (Lanjutan)

 Tidak terdapat cacat maupun retak visual.

 Hasil pengujian mekanik, seperti data hasil uji tarik dan struktur mikro yang pernah dilakukan pada penelitian sebelumnya memiliki data yang valid.

(7)

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh proses laku panas quenching and partitioning terhadap umur lelah pegas daun.

2. Membandingkan umur lelah pegas daun proses laku panas

quenching and partitioning dengan material awal (non treat).

3. Membandingkan umur lelah pegas daun proses laku panas

quenching and partitioning dengan proses laku panas

(8)

Dasar Teori

Baja pegas :

baja karbon dan baja paduan yang biasa digunakan oleh pabrik pembuat pegas dan pembuat komponen-komponen kendaraan yang digunakan untuk

menerima beban statik dan dinamik.

(9)

Dasar Teori (Lanjutan)

Material Baja Pegas :

 Baja kadar karbon tinggi dalam bentuk koil/wire

Contoh : JIS SUP 10 dan JIS SUP 12

 Baja kadar karbon tinggi dalam bentuk plat/strip

Contoh : JIS G 4801 (SUP 3, SUP 6, SUP 7, SUP 9A, SUP 9, SUP 11A, SUP 13)

 Baja pegas paduan

Contoh : Chromium Vanadium, ASTM A231

 Baja pegas stainless steels

Contoh : Stainless Type 304, ASTM A313 (18% chromium, 8% nickel)

 Baja pegas paduan dasar tembaga

Contoh : Spring Brass, ASTM B 134 (70% copper, 30% zinc)

 Baja pegas paduan dasar nikel

Contoh : Monel* (67% nickel, 30% copper)

 Baja pegas paduan dasar nikel dengan modulus elastisitas konstan

(10)

Dasar Teori (Lanjutan)

Proses Laku Panas

 Proses laku panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan dengan temperatur, waktu tahan dan laju pendinginan

tertentu untuk mendapatkan fase dan struktur mikro akhir tertentu dan sifat mekanik yang relatif lebih baik.

 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses laku panas: • Kadar karbon/unsur paduan

• Temperatur austenisasi

• Waktu penahanan (holding time) • Laju pendinginan

• Kondisi permukaan • Ukuran benda kerja

(11)

Dasar Teori (Lanjutan)

Pengerasan (hardening)

 Pengerasan (hardening) adalah suatu proses laku panas untuk mendapatkan kekerasan maksimum serta kekuatan yang lebih tinggi dari baja/paduan.

 Pengerasan terdiri dari tiga tahap :

1. Pemanasan sampai daerah austenisasi

2. Holding time pada temperatur austenisasi 3. Laju pendinginan yang relatif cepat

(12)

Dasar Teori (Lanjutan)

Quenching

 Quenching adalah suatu proses laku panas dan dingin dengan laju pendinginan yang cepat yang dilakukan pada suatu media semisal air, oli atau salt bath untuk memperoleh sifat

mekanik yang lebih keras.

 Media pendingin yang umum digunakan adalah

1. Air 4. Air garam/brine

2. Oli 5. Air dan minyak/emulei

(13)

Dasar Teori (Lanjutan)

Partitioning

Partitioning adalah:

1. Suatu proses perlakuan panas yang dilakukan setelah proses quenching dengan menahan pada temperatur diantara temperatur MS dan MF dan menaikan pada temperatur tertentu untuk memperoleh struktur akhir martensit dan austenit sisa yang kaya karbon dan menstabilkan pada temperatur ruang dengan laju pendinginan cepat.

[Speer, J.G., et. al., 2005]

2. Proses perlakuan panas yang dilakukan setelah proses quenching dengan menahan pada temperatur diantara MS dan MF dan menaikkan pada

temperatur tertentu untuk mendapatkan struktur akhir martensit dan austenit sisa yang kaya karbon dengan menghambat pertumbuhan presipitasi karbida dengan laju pendinginan cepat.

(14)

Dasar Teori (Lanjutan)

 Tujuan Partitioning adalah

 Membatasi kelarutan karbon dalam martensit dan memperkaya karbon pada austenit sisa

 Memperoleh austenit sisa yang kaya akan karbon dan stabil pada temperatur kamar

 Mencegah timbulnya presipitasi karbida

 Perbedaan antara proses partitioning, austempering dan tempering berdasarkan struktur akhir yang dihasilkan adalah

(15)

Dasar Teori (Lanjutan)

Menurut prosesnya Quenching dan Partitioning ada 2, yaitu: 1. One step treatment

2. Two step treatment

(16)

Dasar Teori (Lanjutan)

Kelelahan (Fatique)

 Mekanisme awal retakan :

•Goresan pada permukaan • Retakan pada permukaan/

dekat permukaan • Inklusi

Pemusatan tegangan

akibat adanya cacat Deformasi plastis setempat

Garis-garis slip pada Permukaan spesimen Cacat permukaan

(17)

Dasar Teori (Lanjutan)

Umur lelah

didefinisikan sebagai jumlah siklus yang dicapai

material sampai material tersebut mengalami patah dengan pembebanan tertentu.

Batas lelah (endurance limit/fatigue limit)

didefinisikan sebagai besarnya beban maksimal yang menghasilkan umur lelah tak terhingga.

(18)

Penelitian yang pernah dilakukan pada

baja pegas daun JIS SUP 9A

 Andika, Beny pada tahun 2010 dengan judul penelitian tugas akhirnya Pengaruh Temperatur Dan Waktu Penahanan Saat Partitioning Pada Proses Quenching Dan Partitioning Terhadap Sifat Mekanik Baja Pegas JIS SUP 9A. Dengan hasil data yang didapatkan, diantaranya adalah

Material Awal (non treat)

Spesimen

Sifat Mekanik

0,2 % yield strength UTS Elongation (N/mm2) (N/mm2) (%)

1 1171 1240 8,97

2 1200 1251 9,50

(19)

Penelitian yang pernah dilakukan pada baja

pegas daun JIS SUP 9A (Lanjutan)

 Andika, Beny pada tahun 2010 dengan judul penelitian tugas akhirnya Pengaruh Temperatur Dan Waktu Penahanan Saat Partitioning Pada Proses Quenching Dan Partitioning Terhadap Sifat Mekanik Baja Pegas JIS SUP 9A. Dengan hasil data yang didapatkan, diantaranya adalah

Material Quencing 190°C and Partitioning 250°C dengan Holding Time 10 detik

Spesimen

Hasil Uji Tarik Rata-rata ± SD Tensile Strength (N/mm2) Elongation (%) Tensile Strength ± SD (N/mm2) Elongation ± SD (%) 1 1824 4,649 1843 ± 19 5,705 ± 1,057 2 1861 6,762

(20)

Penelitian yang pernah dilakukan pada baja

pegas daun JIS SUP 9A (Lanjutan)

Eko Juniardi, Romi pada tahun 2010 dengan judul penelitian tugas akhirnya Studi Eksperimen

Perbandingan Umur Lelah Material Baru Dan Rekondisi Pada Baja Pegas JIS SUP 9A. Dengan hasil data yang didapatkan, diantaranya adalah

Spesimen

Hasil Uji Tarik Rata-rata ± SD

Tensile Strength (psi) Elongation (%) Tensile Strength ± SD (psi) Elongation ± SD (%) 1 156087,1 7,862 153406 ± 2681,102 8,431 ± 0,569 2 150724,9 9

(21)

Metodologi

 Diagram alir penelitian :

M u l a i P e r s i a p a n m a t e r i a l a w a l B a j a J I S S U P 9 A S t u d y l i t e r a t u r P e m o t o n g a n d a n p e m b e n t u k a n S p e s i m e n u j i l e l a h r e v e r s e d b e n d i n g P r o s e s Q u e n c h i n g a n d P a r t i t i o n i n g M a t e r i a l u j i l e l a h r e v e r s e d b e n d i n g P r o s e s Q u e n c h i n g T e m p e r a t u r 8 6 0 ° C d a n H o l d in g T im e 3 0 m e n it la lu d i la k u k a n p e n d in g in a n s a m p a i t e m p e r a t u r 1 9 0 ° C d e n g a n S a lt B a t h s e la m a 3 d e t ik P r o s e s P a r t i t i o n i n g T e m p e r a t u r 2 5 0 ° C d a n H o l d in g T im e 1 0 d e t i k A M a t e r i a l A w a l u j i l e l a h r e v e r s e d b e n d i n g

(22)

Metodologi (Lanjutan)

U j i L e l a h M a t e r i a l A w a l T i n g k a t B e b a n : 0 , 5 S u ; 0 , 8 S u S e l e s a i U j i L e l a h M a t e r i a l Q u e n c h i n g a n d P a r t i t i o n i n g T i n g k a t B e b a n : 0 , 5 S u ; 0 , 6 5 S u ; 0 , 8 S u A K u r v a S - N : - H a s i l E k s p e r i m e n - P e r h i t u n g a n T e o r i t i s A n a l i s a D a t a D a n P e m b a h a s a n K e s i m p u l a n U m u r L e l a h

(23)

Komposisi Kimia SUP 9A

 Komposisi kimia material SUP 9A pada JIS G 4801-1984 (Spring Steel) dan sertifikat material :

(24)
(25)

Uji Kelelahan

 Dilakukan pada spesimen yang telah diberi perlakuan panas

quenching and partitioning dan material awal (non treat).

 Pengujian kelelahan yang dilakukan adalah fatique reversed

bending test dengan menggunakan mesin LFE-150 di

Laboratorium Metalurgi Teknik Mesin ITS.

 Pengujian dilakukan dengan tingkat beban pada :

Material awal (non treat) : 0,5σu ; 0,8σu

(26)

Mesin Uji Lelah

(27)

Spesimen Uji Lelah

 Spesimen uji lelah dibentuk sesuai dengan manual handbook operational for LFE-150 fatique machine test.

(28)

Rancangan Tabel Uji Lelah

 Contoh tabel uji lelah penelitian:

Catatan :

σu = tegangan ultimate material Baja Pegas Daun JIS SUP 9A

No Kode Spesimen Tingkat Beban Defleksi, D

(in) Umur Lelah, NF (Siklus) Nf Rata-rata 1. A1 0,8 σu B1 2. A2 0,65 σu B2 3. A3 0,5 σu B3

(29)

Data Uji Lelah

 Tabel hasil uji lelah material baja pegas awal (non treat)

 Kondisi material awal (non treat ) setelah uji lelah reversed bending

No Kode Spesimen Tingkat Beban (psi) Defleksi, D (in) Umur Lelah, Nf (Siklus) Nf Rata-rata 1. A1 0,8 σu 144566,392 1,235 17199 19649 (2,0x104) B1 22099 2. A2 0,5 σu 90353,995 0,772 127399 524699 (5,2x105) B2 921999 0,8σu 0,5σu

(30)

Data Uji Lelah (Lanjutan)

 Tabel hasil uji lelah material baja pegas dengan laku panas

quenching and partitioning

No Kode Spesimen Tingkat Beban

(psi) Defleksi, D (in) Umur Lelah, Nf (Siklus) Nf Rata-rata 3. A3 0,8 σu 213832,952 1,827 15099 13349 (1,3x104) B3 11599 4. A4 0,65 σu 173739,273 1,485 27899 26549 (2,6x104) B4 25199 5. A5 0,5 σu 133645,595 1,142 78199 68249 (6,8x104)

(31)

Data Uji Lelah (Lanjutan)

 Kondisi material quenching and partitioning setelah uji lelah reversed bending

0,5σu

0,65σu 0,8σu

(32)

Data Uji Lelah (Lanjutan)

(33)

Data Uji Lelah (Lanjutan)

(34)

Data Uji Lelah (Lanjutan)

 Kurva S-N Gabungan hasil percobaan material quenching and partitioning, material awal (non treat), serta material quenching and tempering

(35)

Data Uji Lelah (Lanjutan)

Gambar

Gambar mesin uji lelah reversed bending LFE-150
Gambar Spesimen Uji Lelah Reversed Bending LFE-150

Referensi

Dokumen terkait

Limbah rumah sakit adalah semua limbah baik yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun nonmedis yang kemungkinan

Pada pembelajaran gitar klasik untuk tahap pemula, terkhusus untuk pembelajaran anak. Pertama kali yang diajarkan di Antonio School of Music yaitu

Ülesooritajate grupis olid statistiliselt olulised need õpetajapoolset õppetööd takistavat käitumist ja hoiakuid iseloomustavad tunnused, mis selgitavad õpilastepoolse

Metode yang digunakan di setiap mata pelajaran sehingga mampu meningkatkan semnagat literasi berbeda-beda dan media yang digunakan dalam penyampaian dalam

Menurut Robbins dan Judge dalam Candra kepuasan kerja (job satisfaction) dapat didefinisikan sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil

Berdasarkan penjelasan dari Tambunan, Chenery dan Srinivasan, bahwa pembangunan ekonomi dalam jangka panjang akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang tinggi,

Dengan menggunakan kontroler Fuzzy-Sliding Mode Control sistem pendulum-kereta mampu menstabilkan batang pendulum pada posisi 0 radian dan kereta berada di titik tengah rel,

[r]