• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PENGARUH TERPAAN BERITA, PERSEPSI KERENTANAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU HIDUP SEHAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL PENGARUH TERPAAN BERITA, PERSEPSI KERENTANAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU HIDUP SEHAT."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

PENGARUH TERPAAN BERITA, PERSEPSI KERENTANAN

DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU HIDUP

SEHAT.

(Studi Pengaruh Antara Terpaan Berita Covid-19 di Media Online, Persepsi Kerentanan dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Hidup Sehat Mahasiswa S1

FISIP UNS)

Oleh:

Sri Wahyuni

D0216089

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

PENGARUH TERPAAN BERITA, PERSEPSI KERENTANAN DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU HIDUP SEHAT (Studi Pengaruh Antara Terpaan Berita Covid-19 di Media Online, Persepsi Kerentanan dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Hidup Sehat Mahasiswa S1

FISIP UNS) Sri Wahyuni Aldofo Eko Setyanto

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Abstract

Covid-19 is a topic that is currently being discussed. There is a lot of news about Covid-19 presented by the mass media today. People get a lot of information about Covid-19 through various sources, one of which is online media. The increasing number of Covid-19 patients is due to a lack of public understanding of the perception of susceptibility and lack of discipline in implementing health protocols.

This study aims to examine the influence of news exposure about Covid-19 in online media, perceptions of susceptibility and the social environment on healthy life behavior. The theories used in this study include the S – O – R (Stimulus – Organism – Response) theory, the Health Belief Model theory and the Social Learning theory. The sample of this research is 95 students of S1 FISIP UNS with probability sampling technique and questionnaire as data collection instrument. The data analysis technique used is Pearson Product Moment and Multiple Linear Regression.

From the results of data analysis with Pearson Product Moment simultaneously obtained the results of F count > F table that is 22,800>3,097. And the multiple linear regression equation obtained is Y = 22.534 + 0.101X1 + 0.449X2 + 0.086X3 + e. Based on this equation, it can be explained that each variable has an effect on healthy living behavior with a variable coefficient of media exposure of 0.101, perception of susceptibility of 0.449 and social environment of 0.086. The exposure of news about Covid-19 in online media, the perception of susceptibility and the social environment simultaneously have a positive and significant effect on the healthy behavior of S1 FISIP UNS students with an F count > F table, which is 22,800>3,097 at a significance level of 5% 0.05.

Keywords: News Exposure, Perception of Susceptibility, Social Environment,

(3)

Pendahuluan

Pada akhir tahun 2019, masyarakat di seluruh dunia dihebohkan dengan munculnya virus baru yang menyerang sistem pernapasan. Virus tersebut pertama kali muncul di Wuhan China pada awal Desember 2019 dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Virus tersebut bernama SARS CoV-2 dan masyarakat lebih mengetahuinya dengan nama virus Corona atau Covid-19. Menurut World Health Organisazion (WHO) virus Covid-19 adalah kelompok virus yang menyebabkan berbagai penyakit pada hewan maupun manusia. Dalam website resmi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, infeksiemerging.kemkes.go.id hingga 6 Juli 2020, di Indonesia terdapat 63.749 kasus konfirmasi positif Covid-19, sebanyak 3.171 kasus meninggal dengan persentase kematian sebesar 5,0%. Kasus positif Covid-19 terus mengalami penambahan sejak diumumkan pada awal bulan Maret lalu.

Virus Covid-19 menyebar dengan cepat sehingga setiap hari terdapat penambahan jumlah orang yang positif Covid-19. Untuk menekan angka penyebaran Covid-19 diperlukan suatu perubahan perilaku dalam masyarakat sekaligus sebagai upaya pencegahan Covid-19, yaitu dengan perilaku hidup sehat. Menurut Notoatmmodjo (2012:135), perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan usaha atau aktivitas seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.

Masyarakat atau khalayak dapat memperoleh informasi mengenai Covid-19 dari berbagai sumber. Disampaikan oleh Manajer Kampanye Charge.org Indonesia pada laman Kompas.com, dalam survey yang dilakukan oleh Charge.org Indonesia yang diikuti oleh 10.199 responden diperoleh data sebagai berikut:

- media sosial, 69,8 % - media online, 69,2 %

- situs resmi pemerintah, 57,8 % - televisi, 49,7 %

(4)

Masyarakat paling banyak memperoleh informasi dari media sosial, media online dan situs resmi pemerintah dimana ketiganya merupakan media yang telekomunikasi yang berbasis internet. (www.kompas.com)

Dengan maraknya pemberitaan dan terpaan dari media mengenai Covid-19 dinilai dapat memberikan pengaruh pada masyarakat Indonesia, tidak terkecuali para mahasiswa. Menurut Ardianto dan Erdinaya (2005:164), terpaan media merupakan suatu usaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media,frekuensi penggunaan,durasi penggunaan dan atensi (perhatian) masyarakat terhadap program yang di lihat.

Juru bicara pemerintah untuk penangan Covid-19 Achmad Yuris dalam dalam nasional.kompas.com mengatakan bahwa Semakin meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia disebabkan karena kedisiplinan melaksanakan potrokol kesehatan dengan melakukan perilaku hidup sehat yang kurang baik. Kurangnya kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan dan melakukan perilaku hidup sehat terjadi karena kurangnya pemahaman mereka terhadap persepsi kerentanan, bahaya penyakit dan dan manfaat serta hambatan dari pencegahan suatu penyakit. (www.kompas.com).

Sebagai makhluk sosial, seseorang tidak akan akan terlepas dari kegiatan interaksi dengan lingkungan sosial. Lingkungan sosial merupakan tempat dimana seorang individu melakukan aktivitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan keluarga, teman dan tetangga atau lingkungan sekitar. Seseorang harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan agar bisa terus bertahan. Berawal dari interaksi inilah dapat diperoleh suatu informasi. Dan pada proses interaksi juga terjadi aktivitas saling mempengaruhi.

Penelitian ini menjadi penting untuk dilakukan karena karena peneliti beranggapan bahwa berita mengenai Covid-19 di media merupakan suatu topik baru yang menarik dan sedang banyak dibicarakan. Dimana berita tersebut dapat menjadi sumber informasi untuk individu maupun masyarakat. Dengan banyaknya informasi yang diperoleh dari berita yang ada di media massa, media online maupun media sosial diharapkan mampu mengubah persepsi masyarakat

(5)

mengenai bahaya Covid-19 sehingga masyarakat lebih waspada dan mau melakukan perilaku hidup sehat sebagai upaya pencegahan tertular Covid-19.

Dari data dan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk untuk mengkaji lebih mendalam tentang Apakah Ada Pengaruh Yang Signifikan Antara Terpaan Berita Covid-19 di Media Online, Persepsi Kerentanan dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Hidup Sehat Mahasiswa S1 FISIP UNS.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada Pengaruh Yang Signifikan Antara Terpaan Berita Covid-19 di Media Online, Persepsi Kerentanan dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Hidup Sehat Mahasiswa S1 FISIP UNS?

Kerangka Teori 1. Perilaku

Perilaku adalah segala bentuk kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, baik yang terlihat atau diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh orang lain. (Notoatmodjo,2012:131). Sedangkan menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi dalam Notoatmodjo (2012,131), perilaku merupakan suatu reaksi atau respon seseorang terhadap rangsangan dari luar (stimulus).

Perilaku dapat dibedakan menjadi dua, jika dilihat dari bentuk reaksi atau respon terhadap rangsangan yaitu:

a. Perilaku tertutup (covert behavior)

Merupakan bentuk reaksi atau respon seseorang terhadap rangsangan yang tidak dapat diamati atau tertutup. Reaksi atau respon terhadap stimulus atau rangsangan yang masih terbatas pada perhatian, persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada seseorang. Dan reaksi atau respon tersebut belum dapat dilihat atau diamati secara jelah oleh pihak luar.

(6)

b. Perilaku terbuka (overt behavior)

Reaksi atau respon seseorang terhadap rangsangan/stimulus dalam bentuk nyata dan terbuka. Rekasi atau respon tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan yang dengan mudah dapat dilihat atau diamati oleh pihak luar.

2. Perilaku Hidup Sehat

Perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan usaha atau aktivitas seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya (Notoatmodjo,2012:135).

Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, Lawrence Green (1980) mengemukakan bahwa perilaku seseorang dapat ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :

1. Faktor predisposisi. Faktor predisposisi merupakan faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Yang termasuk dalam faktor predisposisi antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, nilai-nilai, persepsi, norma sosial, kebudayaan faktor sosio-demografi serta unsur lain yang terdapat dalam diri setiap individu maupun masyarakat.

2. Faktor pemungkin. Faktor pendorong merupakan faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku seseorang. Faktor pendorong meliputi sarana dan prasarana kesehatan, sumber daya yang mendukung dan fasilitas layanan kesehatan. Sarana dan prasarana pendukung dapat berupa informasi kesehatan yang dipublikasikan oleh media massa maupun media online.

3. Faktor penguat. Faktor penguat merupakan faktor yang mendorong atau menguatkan sebuah perilaku akan diteruskan atau dihentikan. Misalnya, petugas kesehatan dan tokoh masyarakat yang berada di lingkungan sekitar. (Maulana,2009:226).

(7)

Dalam Notoatmodjo (2012), perilaku hidup sehat mencakup antara lain : a. Makan makanan dengan menu seimbang. Menu seimbang dalam arti

kualitas berarti makanan yang bergizi dan mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Sedangkan menu seimbang dalam arti kuantitas berarti jumlah atau takaran dari makanan cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, tidak lebih dan tidak kurang. Di Indonesia, menu makanan seimbang dikenal dengan Empat Sehat Lima Sempurna.

b. Olahraga teratur. Yang juga mencakup kualitas dari gerakan dan kuantitas yang berarti waktu dan frekuensi yang digunakan untuk berolahraga maupun aktivitas fisik yang lain.

c. Tidak merokok. Merokok merupakan kebiasaan tidak baik yang dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit.

d. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Selain merokok, minum minuman keras dan narkoba juga merupakan kebiasaan tidak baik yang menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit.

e. Istirahat yang cukup. Terlalu banyak kegiatan sehingga waktu istirahat berkurang dapat membahayakan kesehatan.

f. Mengendalikan stress. Stress dapat terjadi pada siapa saja dan dapat berakibat pada kesehatan. Stress tidak dapat dihindari, sehingga harus menjaga agar stres tidak mengganggu kesehatan yaitu dengan mengelola atau mengendalikan stress dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

g. Perilaku atau gaya hidup lain yang bermanfaat bagi kesehatan. (Notoatmodjo,2012:135).

Sedangkan perilaku hidup sehat sebagai tindakan pencegahan Covid-19 yang berdasar pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 382 Tahun 2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid19) adalah sebagai berikut :

a. Menggunakan masker jika keluar rumah

b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan denga sabun dan air mengalir atau cairan antiseptik/handsanitizer

(8)

c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain dan menghindari kerumunan

d. Meningkatkan daya tahan tubuh, misalnya dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30 menit, istirahat yang cukup (minimal 7 jam) serta menghindari faktor resiko penyakit seperti tetap berada di rumah jika tidak ada kepentingan untuk bepergian. 3. Media Online

Media online adalah media yang ditampilkan secara online di situs web yang tersambung internet. Secara umum, media online merupakan media berbasis telekomunikasi dan multimedia yang berhubungan komputer dan internet yang didalamnya terdapat teks, foto, video dan suara. Dengan pengertian secara umum ini, terdapat berbagai kategori media online antara lain email, mailing list, website, blog, whatsapp, dan media sosial. Sedangkan media online secara khusus online diartikan sebagai media yang menyajikan tulisan jurnalistik yang berupa berita, artikel, feature secara online (Romli,2012:30).

4. Pengaruh terpaan berita mengenai Covid-19 terhadap perilaku hidup sehat

Menurut Effendy (2009:124) terpaan media adalah keadaan dimana khalayak terkena oleh pesan-pesan yang sajikan oleh media massa. Sedangkan menurut Rakhmat (2004:66) terpaan media adalah informasi yang diperoleh melalui media, yang didalamnya meliputi frekuensi, atensi, dan durasi penggunaan media. Adapula menurut Ardianto dan Erdinaya (2005:164), terpaan media merupakan suatu usaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media,frekuensi penggunaan,durasi penggunaan dan atensi (perhatian) masyarakat terhadap program yang di lihat. Dalam penelitian ini terpaan media yang dimaksud adalah terpaan berita tentang Covid19 di media massa, media online maupun media sosial.

Terpaan berita Covid19 dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat dari khalayak. Keterkaitan ini dapat dijelaskan dengan teori S-O-R

(9)

1953 dan lahir dalam ilmu komunikasi karena adanya pengaruh dari ilmu psikologi. Ilmu psikologi dan ilmu komunikasi mempunyai objek kajian yang sama yaitu jiwa manusia yang meliputi sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab perubahan perilaku tergantung pada kualitas rangsangan (Stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Unsur yang terdapat dalam model ini yaitu:

a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.

b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan khalayak yang menerima pesan. Komunikan memperhatikan pesan yang disampaikan dan kemudian mencoba untuk memahami dan mangartikan pesan yang diterima.

c. Efek (Response), merupakan dampak yang timbul akibat dari komunikasi. Dampak atau efek dari komunikasi adalah perubahan sikap, opini, perilaku, afektif, kognitif, dan konasi (Effendy,2009:225).

Teori S-O-R dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar. Model Teori S-O-R

(Effendy,2009:255)

Proses perubahan perilaku menurut gambar model teori S-O-R di atas adalah sebagai berikut :

a. Stimulus atau pesan yang disampikan kepada khalayak dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus ditolak, berarti stimulus tidak efektif dalam mempengaruhi individu dan proses perubahan perilaku berhenti di sini. Apabila diterima, berarti ada perhatian dan stimulus efektif untuk mempengaruhi individu.

b. Apabila stimulus mendapatkan perhatian berarti komunikan atau (organism) mengerti stimulus atau pesan dan dilanjutkan ke proses berikutnya.

(10)

c. Setelah itu komunikan (organism) mengolah stimulus atau pesan tersebut sehingga timbul kesediaan untuk bertindak (sikap)

d. Lalu dengan adanya dukungan fasilitas dan dorongan dari lingkungan maka stimulus atau pesan tersebut mempunyai efek tindakan dari komunikan atau organism (perubahan perilaku) (Notoatmodjo,2012:200). Keterkaitan teori S-O-R dalam penelitian ini adalah : (a) stimulus yang dimaksud adalah terpaan berita tentang Covid di media massa, media online dan media sosial; (b) organism yang dimaksud adalah mahasiswa S1 FISIP UNS; (c) response yang dimaksud adalah perilaku hidup sehat pada mahasiswa S1 FISIP UNS yang terkena terpaan berita tentang Covis19 di media massa, media online dan media sosial.

5. Pengaruh persepsi kerentanan Covid-19 terhadap perilaku hidup sehat Persepsi kerentanan adalah pendapat individu terhadap resiko terkena penyakit yang berdampak pada kondisi kesehatan (Irwan,2017:147). Ajzen(1985) menjelaskan bahwa perilaku dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi individu terhadap suatu objek. (Nurmala,2018:55)

Pengaruh persepsi kerentanan terhadap perilaku hidup sehat dapat dijelaskan dengan Teori Health Belief Model (HBM). Health Belief Model adalah teori yang dikembangkan pada tahun 1950-an oleh Hochbaum, Kagels, dan Rodenstock yang merupakan psikolog sosial di pelayanan kesehatan masyarakat Amerika Serikat.

Teori ini memfokuskan pada sikap dan persepsi seseorang yang dapat menumbuhkan rencana tindakan atau perilaku dalam diri seseorang. Teori perilaku ini lebih menekankan pada aspek keyakinan dan persepsi individu. Persepsi yang timbul dapat berupa persepsi baik maupun tidak baik yang berasal dari pengetahuan, pengalaman, serta informasi yang didapat seseorang sehingga terjadi tindakan dalam memandang sesuatu. Fokus pada teori ini adalah pada persepsi dan dugaan yang kuat dari adanya dampak suatu penyakit terhadap pengobatan atau pencegahan. (Irwan,2017:145).

(11)

Terdapat lima komponen dalam teori Health Belief Model menurut Hochbaum, Kagels, dan radenstock (dalam Kotler, Roberto, & Lee, 2002:170) antara lain :

a. Persepsi kerentanan (Perceived Susceptibility), yaitu Persepsi seseorang terhadap kemungkinan mengalami suatu keadaan yang dapat berdampak terhadap kesehatan.

b. Persepsi keparahan (Perceived Seriousness) yaitu, persepsi seseorang mengenai dampak dari suatu penyakit baik fisik, emosi, finansial dan psikologis.

c. Persepsi manfaat (perceived benefit), yaitu persepsi seseorang mengenai sejauh mana manfaat yang dirasakan dari perilaku yang dilakukan untuk mengurangi ancaman kesehatan.

d. Persepsi hambatan (perceived Barries) yaitu, persepsi seseorang mengenai suatu hal yang akan menghambat pelaksanaan perilaku yang disarankan. e. Isyarat untuk bertindak (Cues to Action) yaitu, isyarat untuk memicu atau

mempercepat suatu tindakan, seperti publisitas media, kebijakan pemerintah, lingkungan sekitar, self affiacy, yaitu kemampuan diri untuk melakukan suatu tindakan dan lain-lain.

Keterkaitan teori Health Belief Model dengan penelitian ini adalah persepsi seseorang bahwa dirinya rentan terhadap Covid-19 dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan yang disarankan. Salah satunya adalah dengan perilaku hidup sehat sebagai salah satu pencegahan terkena atau tertular penyakit Covid-19.

6. Pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku hidup sehat

Lingkungan sosial adalah semua bentuk interaksi sosial di masyarakat baik secara langsung maupun secara vicarious, yaitu pengamatan pada apa yang dilakukan dan dikenakan oleh orang lain (Peter dan Olson, 2000: 6).

Sedangkan menurut Binarto dan Surastopo dalam Sarah (2012) lingkungan sosial adalah lingkungan dimana individu dapat berinteraksi yang terdapat beberapa aspek didalamnya yaitu, sikap kemasyarakatan, sikap kejiawaan, sikap kerohanian dan lain-lain (Sarah, 2012:52)

(12)

Lingkungan membawa pengaruh yang besar terhadap perubahan perilaku. Lingkungan yang dimaksud meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial. Hal tersebut dapat memberi pengaruh karena setiap manusia harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar tetap bisa bertahan. (Nurmala,2018:50)

Lingkungan sosial dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat individu. Keterkaitan ini dapat dijelaskan dengan teori Belajar Sosial. Teori Belajar Sosial merupakan teori yang kemukakan oleh Albert Bandura. Teori ini merupakan pengembangan dari teori belajar perilaku tradisional (behavioristik) yang berfokus pada perilaku lingkungan dan faktor kognitif. Behavioristik merupakan teori perubahan perilaku yang diperoleh dari hasil pengalaman individu dan pengalaman orang lain. (Anwar,2017:99)

Teori belajar sosial ini menjelaskan pentingnya proses mengamati dan mencontoh perilaku dalam proses belajar, pembentukan sikap dan mempengaruhi respon seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar diperoleh melalui proses pengamatan terhadap situasi dan kondisi lingkungannya (Irham & Wiyani, 2014:160).

Keterkaitan teori Belajar Sosial dengan penelitian ini adalah perilaku hidup sehat yang dilakukan oleh seseorang merupakan hasil pengamatan terhadap situasi dan kondisi lingkungan yaitu adanya Covid-19, berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan meniru perubahan perilaku yang terjadi di lingkungan sekitar karena adanya Covid-19.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah survey yang dihitung menggunakan SPSS untuk mengetahui hubungan terpaan berita tentang Covid-19 di media online, persepsi kerentanan dan lingkungan sosial terhadap perilaku hidup sehat. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa S1 FISIP UNS yang berjumlah 95 orang dari teknik probability sampling.

(13)

Data primer didapatkan melalui angkat/kuesioner yang dikumpulkan dari sampel dengan skala likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi

Pearson Product Moment dan regresi linear berganda. Tahapan yang ditempuh

dalam melakukan analisis data pada penelitian ini adalah: (1) Uji Asumsi Klasik (2) korelasi Pearson Product Moment (3) Regresi Linear Berganda.

Sajian dan Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian, identitas responden diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin dan program studi. Jenis kelamin responden diketahui jumlah perempuan sebesar 67,4% dan laki-laki sebesar 32,6%. Sedangkan berdasarkan program studi responden diketahui jumlah responden program studi Ilmu Administrasi Negara sebesar 25,3%, Ilmu Komunikasi sebesar 36,8%, Sosiologi sebesar 16,8%, Hubungan Internasional sebesar 17,9%, Ilmu Administrasi Negara Non Reguler sebesar 1,1% dan Ilmu Komunikasi Non Reguler sebesar 2,1%. Selanjutnya dilakukan analisis data yang diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis dengan Pearson Product Moment

Sumber : Data Olahan SPSS,2021

Correlations Terpaan Media Persepsi Kerentanan Lingkungan Sosial Perilaku Hidup Sehat Terpaan Media Pearson Correlation 1 .470** .638** .490**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 95 95 95 95 Persepsi Kerentanan Pearson Correlation .470** 1 .338** .613** Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 N 95 95 95 95 Lingkungan Sosial Pearson Correlation .638** .338** 1 .348** Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 N 95 95 95 95 Perilaku Hidup Sehat Pearson Correlation .490** .613** .348** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 N 95 95 95 95

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(14)

Penentuan keputusan terhadap hipotesis dengan Pearson Product Moment dilakukan berdasarkan pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi. Setelah menguji hipotesis, juga menganalisis koefisien korelasi untuk mengetahui besarnya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi pada variabel terpaan media dengan perilaku hidup sehat adalah sebesar 0,490 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh secara parsial antara variabel terpaan media dan perilaku hidup sehat, sedangkan nilai koefisien korelasi yang bernilai positif berarti hubungan tersebut bersifat positif dan searah. Nilai koefisien korelasi pada variabel persepsi kerentanan dengan perilaku hidup sehat adalah sebesar 0,613 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh secara parsial antara variabel persepsi kerentanan dan perilaku hidup sehat, sedangkan nilai koefisien korelasi yang bernilai positif berarti hubungan tersebut bersifat positif dan searah.

nilai koefisien korelasi pada variabel lingkungan sosial dengan perilaku hidup sehat adalah sebesar 0,348 dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Hal ini berarti terdapat pengaruh secara parsial antara variabel lingkungan sosial dan perilaku hidup sehat, sedangkan nilai koefisien korelasi yang bernilai positif berarti hubungan tersebut bersifat positif dan searah.

Tabel 2. Uji Simultan

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .655a .429 .410 3.369 .429 22.800 3 91 .000 a. Predictors: (Constant), Lingkungan Sosial, Persepsi Kerentanan,

Terpaan Media

Sumber : Data Olahan SPSS, 2021

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa besar nilai F hitung adalah 22,800, kemudian dibandingkankan dengan nilai F tabel dengan (df) 91 dengan taraf signifikasi 5% atau 0,05. Besar nilai F tabel adalah 3,097. Dengan demikian hasilnya adalah F hitung > dari F tabel yaitu 22,800>3,097. Selain itu dapat diketahui juga nilai signifikansi (sig) sebesar 0,000. Dengan demikian nilai

(15)

signifikansi (sig) < nilai signifikasi yang sudah ditentukan (5% atau 0,05) yaitu 0,000 < 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara terpaan pemberitaan tentang Covid-19 di media online, persepsi kerentanan dan lingkungan sosial terhadap perilaku hidup sehat mahasiswa S1 FISIP UNS.

Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .665a .442 .424 3.33047

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Sosial, Persepsi Kerentanan, Terpaan Media

Sumber : Data Olahan SPSS, 2021

Dari data tabel diatas nilai Adjusted R Square menunjukkan nilai 0,424 yang berarti nilai determinasi secara simultan bernilai 42,4%. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai determinasi secara simultan ke 3 variabel bebas yaitu terpaan media, persepsi kerentanan dan lingkungan sosial memiliki nilai kontribusi sebesar 42,4%. Sisanya 57,6% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Tabel 4. Tabel Regresi Linear berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 22.534 3.409 6.610 .000 Terpaan Media .101 .052 .216 1.968 .052 Persepsi Kerentanan .449 .079 .510 5.710 .000 Lingkungan Sosial .086 .195 .045 .442 .659 a. Dependent Variable: Perilaku Hidup Sehat

Sumber : Data Olahan SPSS, 2021

Regresi linear berganda bermaksud untuk memperkirakan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiyono,2014:277). Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

(16)

Nilai konstanta adalah 22,534 dan positif menunjukkan pengaruh positif variabel independen (terpaan media, persepsi kerentanan dan lingkungan sosial) terhadap variabel dependen (perilaku hidup sehat). dari hasil tersebut dapat diperoleh persamaan sebagai berikut :

1. Terpaan Media

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Terpaan Media (X1) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,101 dan bernilai positif yang berarti jika variabel Terpaan Media (X1) mengalami peningkatan sebesar 1 poin, maka pengaruhnya terhadap variabel Perilaku Hidup Sehat (Y) akan meningkat sebesar 0,101.

2. Persepsi Kerentanan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Persepsi Kerentanan (X2) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,449 dan bernilai positif yang berarti jika variabel Persepsi Kerentanan (X2) mengalami peningkatan sebesar 1 poin, maka pengaruhnya terhadap variabel Perilaku Hidup Sehat (Y) akan meningkat sebesar 0,449.

3. Lingkungan Sosial

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa variabel Lingkungan Sosial (X3) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,086 dan bernilai positif yang berarti jika variabel Lingkungan Sosial (X3) mengalami peningkatan sebesar 1 poin, maka pengaruhnya terhadap variabel Perilaku Hidup Sehat (Y) akan meningkat sebesar 0,086.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa :

1. Variabel Terpaan Berita Covid-19 di Media Online (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku hidup sehat mahasiswa S1 FISIP UNS. 2. Variabel Persepsi Kerentanan (X2) berpengaruh positif dan signifikan

(17)

3. Variabel Lingkungan Sosial (X3) online berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku hidup sehat mahasiswa S1 FISIP UNS.

4. Variabel Terpaan Berita Covid-19 di Media Online, Persepsi Kerentanan dan Lingkungan Sosial secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku hidup sehat mahasiswa S1 FISIP UNS.

(18)

Daftar Pustaka

Anwar, Chairul. (2017). Teori-Teori Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD

Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, Lukiati Komala. (2005). Komunikasi Massa :

Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala, Siti Karlinah. (2014). Komunikasi Massa :

Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Burhan, Bungin. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Camacho, Maria Esther Irigoyen, Maria Consuelo, Marco Antonio, Marai Fernanda, Irina Lazarevich and Antonio Castano (2020). Effect of Income

Level and Perception of Suscepbility and Severity of Covid-19 on Stay at Home Preventive Behavior in a Group of Older Adults in Mexico City.

International Journal of Environmental Research and Public Helath, 17,7418. Diakses tanggal 5 November 2020 dari https://www.researchgate.net/publication/346208604

Effendy, Onong Uchjana (2009). Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Heni, Anastasia. 2020. Psikologi Jelaskan Penyebab Masyarakat Tak Patuh Protokol Corona Covid-19.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/03/130400023/psikologi-jelaskan-penyebab-masyarakat-tak-patuh-protokol-corona-covid-19. Diakses tanggal 5 Agustus 2020

Irwan. (2017). Etika dan Perilaku kesehatan Ketakan Ke-1. Yogyakarta: CV Absolute Media

Kriyantoro, Rachmat. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kusumaningrat, Hikmat dan Kusumaningrat, Purnama. (2010). Jurnalistik: Teori

dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Li, Xigen. (2018). Media Exposure, Perceived Efficacy, and Protective Behaviors

in a Public Health Emergency. Journal of Communication, 12, 2641-2660.

Diakses tanggal 5 Agustus 2020 dari

https://ijoc.org/index.php/ijoc/article/view/8118

Maulana, Heri D.J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG

(19)

Nasrullah, Rulli. (2016). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya,

Sosioteknologi, Cetakan Kedua. Bandung: Simbiosa Rektama Media

Notoatmodjo S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nugraha, Muhammad Rizki dan Sri Widowati Herieningsih. (2020). Hubungan

Terpaan Berita Covid-19 di Media Online dan Tingkat Kecemasan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Remaja. Interaksi Online, Vol.9,

no.1, pp.119-129. Diakses tanggal 30 Desember 2020 dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi online/article/view/29578 Nugraheny, Dian Erika. 2020. Penyebab Kasus Covid-19 Terus Bertambah

Menurut Pemerintah.

https://nasional.kompas.com/read/2020/06/29/08220851/penyebab-kasus-covid-19-terus-bertambah-menurut-pemerintah. Diakses tanggal 5 Agustus 2020

Nurmala, Ira et.al. (2018). Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press

Peter, J paul dan Olson, Jerry C. (2000). Consumer Behavior: Perilaku Konsumen

dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga

Prambandari Rachmawati, R., & Herieningsih, S. (2018). Hubungan Terpaan

Media Sosial dan Persepsi Kerentanan dengan Minat Melakukan Tes Kanker Serviks pada Remaja Wanita di Kota Semarang, Interkasi Online,

6(2), 134-143. Diakses tanggal 5 Agustus 2020 dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/interaksi-online/article/view/20158 Pranita, Ellyvon, 2020. Serba-Serbi Corona, Ini Persepsi dan Pengetahuan

Masyarakat Indonesia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/01/190300723/serba-serbi-corona-ini-persepsi-dan-pengetahuan-masyarakat-indonesia. Diakses tanggal 5 Agustus 2020

Romli, Asep Syamsul M. (2014). Jurnalistik Online: Pnaduan Mengelola Media

Online. Bandung: Nuansa Cendikia.

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-6-juli-2020. Diakses tanggal 5 Agustus 2020

https://promkes.kemkes.go.id/kmk-no-hk0107-menkes-382-2020-tentang- protokol-kesehatan-bagi-masyarakat-di-tempat-dan-fasilitas-umum-dalam-rangka-pencegahan-covid19. Diakses tanggal 5 Agustus 2020.

(20)

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis dengan Pearson Product Moment
Tabel 2. Uji Simultan
Tabel 4. Tabel Regresi Linear berganda

Referensi

Dokumen terkait

Namun karena pada tanggal tersebut masih bulan Ramadhan dan berbarengan dengan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), maka kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Wates dimulai setelah

Subjek dari penelitian ini yaitu para anggota tim redaksi dan anggota tim Ombudsman di balik media cetak Harian Kompas, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

Ada 3 lembaga yang menawarkan uang antara lain : pemerintah, bank sentral, dan bank umum. Setiap penawaran uang ke masyarakat dicatat dalam neraca. Pemerintah dan Bank

Pasal 2 Konvensi yang menyebutkan bahwa bilamana terjadi kejahatan-kejahatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1, maka ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ini akan

Paradigma design thinking dapat menjadi salah satu paradigma berpikir yang dapat digunakan di dalam pemecahan masalah pada masyarakat agraris dan maritim seperti Indonesia.

Pengajaran dengan bantuan menggunakan komputer berfungsi untuk mengatasi masalah- masalah diantaranya (a) Terbatasnya waktu yang tersedia bagi siswa untuk

Pada saat terjadi kontraksi atrium terjadi tekanan yang lebih besar pada ruang atrium akibat kontraksinya tersebut, sehingga besar pada ruang atrium akibat kontraksinya

Radiasi matahari di negara Indonesia nilainya relatif tinggi yaitu rata2 sebesar 4,5 kWh/m2 /hari (Bachtiar, 2012), sehingga implementasi pompa air tenaga surya memiliki potensi