• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN KKN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN KKN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB III

PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN KKN

1.1 Bidang Indonesia Melayani

3.1.1 Sosialisasi Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar

Program sosialisasi Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar merupakan program yang dijalankan oleh bidang Indonesia Melayani. Program ini dijalankan pada tanggal 10 Agustus 2016 pukul 19.00 – 20.30 WITA di Wantilan Banjar Curah, Desa Gubug yang kelompok sasaran nya yaitu aparatur dan tentunya masyarakat Desa Gubug. Ada pun pihak-pihak yang terlibat dalam sosialisasi Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar ini meliputi Mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental Periode XIII, Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kepala BPD Gubug, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga selaku pembicara untuk materi Kartu Indonesia Pintar, Ketua Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tabanan selaku pembicara untuk materi Kartu Indonesia Sehat, BIMAS Polresta Tabanan selaku pembicara untuk materi tambahan (KAMTIBNAS), Karang Taruna Desa Gubug, Ibu-ibu PKK Desa Gubug, Koordinator KKN Kabupaten Tabanan Universitas Udayana, dan masyarakat Desa Gubug.

Pelaksanaan kegiatan sosialisasi ini pertama-tama diawali dengan berkoordinasi bersama Kepala Desa dan Sekretaris Desa untuk pengadaan sosialisasi ini. Kemudian mahasiswa melakukan survey dan mengirim surat permohonan pembicara kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tabanan dan BPJS Kesehatan Cabang Tabanan. Setelah itu mahasiswa membuat dan menyebarkan surat kepada para undangan. Lalu mahasiswa melakukan persiapan-persiapan untuk sosialisasi mulai dari mempersiapkan konsumsi, peralatan dan administrasi hingga eksekusi sosialisasi.

Adapun permasalahan pada pelaksanaan kegaitan sosialisasi ini adalah terdapat perubahan waktu kegiatan sosialisasi yang pada awalnya dijadwalkan pukul 17.00 WITA kemudian diubah menjadi pukul 19.00 WITA. Perubahan waktu kegiatan sosialisasi ini dikarenakan berbenturan dengan rangkaian kegiatan lomba HUT RI. Selain itu kurang aktifnya masyarakat dalam sesi tanya jawab pada akhir sosialisasi juga menjadi permasalahan pada kegiatan sosialiasi ini. Solusi untuk permasalahan ini salah satunya adalah mahasiswa langsung menghubungi para pembicara dan para undangan terkait perubahan waktu kegiatan sosialisasi ini. Hasil dari diadakannya sosialisasi ini

(2)

2 adalah masyarakat mendapatkan informasi mengenai penggunaan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar.

Gambar 3.1 Suasana Sosialisasi Di Wantilan Br. Curah

3.1.2 Pelatihan Komputer untuk Staff Kantor Desa

Zaman modern menuntut ketepatan dan kerapihan dalam bekerja. Teknologi sudah menyentuh segala aspek, mulai dari kehidupan sehari-hari seperti memasak hingga pekerjaan kantor, tidak terkecuali pekerjaan administrative desa. Teknologi membantu mempermudah dalam mengerjakan sesuatu, dan data yang disimpan pun lebih aman dan lebih mudah untuk diakses. Namun terkadang dikarenakan keterbatasan teknologi dan kemampuan mengoprasikannya, orang –orang enggan menggunakan teknologi padahal teknologi memiliki lebih banyak dampak positif dibandingkan hal negative. Dengan alasan itulah mahasiswa KKN Revolusi Mental 2016 memberikan pelatihan komputer untuk staff Kantor Desa Gubug. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan aparat desa dalam pengoprasian komputer. Pelatihan computer ini di harapkan bisa meningkatkan kemampuan untuk melayani warga Desa Gubug, sehingga warga bisa merasakan kinerja aparat desa yang lebih cepat dan efisien.

Pelaksanaan pelatihan komputer untuk pegawai Kantor Desa Gubug pertama-tama diawali dengan berkoordinasi bersama Kepala Desa dan Sekretaris Desa mengenai kemampuan dan kendala yang dialami oleh para pegawai kantor desa. Mahasiswa melanjutkan survey kepada pegawai kantor desa mengenai kendala yang dialami oleh pegawai kantor desa dan waktu pelatihan. Mahasiswa lalu mengadakan rapat untuk menentukan materi bahan ajar dan waktu pengajaran. Hasil rapat menyatakan bahwa pelatihan bisa dilakukan setiap hari kerja dan untuk waktu menyesuaikan dengan jam

(3)

3 para pegawai staff desa. Pelatihan ini diberikan pada saat jam kerja dengan mencontohkan secara langsung bagaimana pengoprasian computer yang baik dan benar. Mahasiswa juga memberikan pelatihan penggunaan internet seperti cara membuat e-mail, cara menyimpan data secara online (cloud dan google drive) dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan program ini ada beberapa kendala yang dihadapi seperti jam pengajaran, dan juga usia para pegawai kantor desa. Usia menjadi masalah dikarenakan pegawai Kantor Desa Gubug tidak terlahir di era melek teknologi, sehingga sulit untuk membiasakan diri bersentuhan dengan teknologi. Mereka lebih nyaman menggunakan pulpen, kertas dan lainnya untuk menyimpan data, padahal kemungkinan data hilang sangatlah besar. Dengan kemauan keras untuk belajar maka kemampuan pegawai desa menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Untuk panduan di hari depan, mahasiswa telah menyiapkan buku pendukung agar apabila nanti ada kendala ataupun hal yang kurang dipahami, para pegawai Kantor Desa bisa lebih mudah mencari solusi dan mempelajarinya.

Gambar 3.2 Mahasiswa sedang membantu staff kantor desa dalam bidang IT 3.1.3. Pembuatan SOP – Keterbukaan Administrasi Publik

SOP (Standar Operasional Prosedur) merupakan sarana bagi warga untuk mendapatkan informasi. SOP harus terbuka dan bermanfaat, terbuka artinya jujur dan mudah di akses. Pembuatan SOP diawali dengan koordinasi bersama Kepala Desa dan Sekretaris Desa terkait alur pembuatan KTP, KK dan SKTT. Ketiga alur tersebut merupakan alur wajib dan dirasa sebagai alur yang paling diperlukan oleh masyarakat Desa Gubug. Setelah berkoordinasi, menghubungi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Tabanan untuk meminta poster alur administrasi pembuatan KTP, KK dan SKTT. Permintaan dilakukan secara formal dengan mengirimkan surat. Pihak Dinas

(4)

4 Kependudukan dan Catatan Sipil sangat kooperatif sehingga tidak ada kendala yang berarti. Tahap selanjutnya adalah berkoordinasi dengan seluruh kepala dusun untuk menempelkan poster-poster tersebut di masing-masing bale banjar dan wantilan.

Tahapan yang kurang lebih sama ditempuh untuk membuat spanduk atau banner. Untuk pembuatan spanduk, tahap pertama ialah berkoordinasi dengan Kepala Desa Gubug dan Sekertaris Desa Gubug. Setelah melakukan koordinasi, mahasiswa membuat design untuk spanduk.

Kendala yang dihadapi tidaklah banyak, utamanya hanyalah sekitar penempatan poster, tidak adanya papan informasi disetiap bale banjar yang menyulitkan penempelan poster-poster. Setelah berkoordinasi lagi dengan kepala dusun setiap banjar, ditemukanlah solusi untuk permasalahan tersebut. Mahasiswa akhirnya memilih letak strategis agar SOP tersebut mudah dibaca.

Manfaat dari program ini sudah langsung bisa dirasakan oleh masyarakat Desa Gubug, masyarakat yang tadinya tidak mengetahui alur pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluaraga) dan SOP lainnya kini dengan mudah bisa mendapat informasi.

Gambar 3.3 X-Banner AlurAdministrasi Pembuatan KTP dan Kartu Keluarga

(5)

5 3.1.4 Melengkapi Administrasi Database

Administrasi database desa sangatlah penting mengingat data-data yang disimpan oleh desa merupakan pokok penduduk desa semisal data kartu keluarga, KTP dan lain-lain. Desa Gubug sudah menerapkan administrasi database berbasis computer, namun belum memaksimalkannya. Adapun database yang kurang lengkap atau kurang valid. Mahasiswa berusaha membantu menyelesaikan masalah ini. Dalam program ini ikut pula berpartisipasi Kepala Desa Gubug, Sekertaris Desa Gubug, Seluruh Kepala Dusun yang ada di Desa Gubug dan tentunya masyarakat Desa Gubug. Pertama mahasiswa berkoordinasi dengan aparat desa, Kepala Desa, Sekertaris Desa dan Kepala Dusun setiap dusun di Desa Gubug. Tahap selanjutnya adalah turun ke lapangan, mahasiswa mencoba menvalidasi dan melengkapi data agar nantinya database yang dimiliki oleh Kantor Desa Gubug merupakan data yang terbaru, dan valid.

Dengan program ini pendataan akan menjadi lebih mudah, dan data yang dimiliki adalah data terbaru sehingga apabila ada keperluan warga Gubug bisa terdata dengan baik. Mahasiswa juga membantu menertibkan administrasi database, dengan cara merapikan folder database diperangkat computer desa. Kegiatan lainnya adalah memindahkan data mentah yang bersifat non-komputer (tulisan tangan, kertas, dll.) kedalam computer. Hal ini dilakukan agar data mudah diakses dan lebih aman (tidak tercecer dan tidak rusak).

Permasalahan yang ditemukan selama program ini dilaksanakan adalah sebagian warga belum memiliki kartu keluarga sehingga menyulitkan pendataan dan sebagian warga tidak memperbaharui data ke kantor desa sehingga ketika dilakukan pengeckan ke lapangan data yang ada tidak valid dengan data yang dimiliki penyensus.

(6)

6 Gambar 3.6 Melakukan Sensus Data UKM

1.2 Bidang Indonesia Bersih

1.2.1 PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Kegiatan PHBS dimulai dari melakukan persiapan terlebih dahulu, melakukan survei ke sekolah yang bersangkutan, kemudian membuat surat perijinan dan mengirimkan surat ke sekolah sekaligus berkoordinasi dengan pihak sekolah mengenai jadwal pelasanaan sosialisasi di SD yang bersangkutan, serta menyiapkan peralatan dan materi yang dibutuhkan untuk kegiatan sosialisasi, dan kegiatan persiapan tersebut dilakukan sebelum hari kegiatan sosialisasi dilakukan. Sasaran dari kegiatan PHBS ini adalah anak-anak SD di sekolah tersebut. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan sosialisasi adalah mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental periode XIII Tahun 2016 dan melibatkan pihak sekolah yang menjadi tempat kegiatan sosialisasi dilakukan.

Kegiatan PHBS pertama dimulai dari tanggal 30 Juli 2016 yang berlokasi di SDN 4 Gubug. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi PHBS di SDN 4 Gubug ini, tidak terdapat kendala yang berarti dan selurun rangkaian acara dapat berjalan dengan lancar. Dan hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah anak-anak di SDN 4 Gubug dapat tahu caramencuci tangan dengan baik dan benar.

Kegiatan PHBS kedua dimulai dari tanggal 3 Agustus 2016 yang berlokasi di SDN 1 Gubug Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi PHBS di SDN 1 Gubug ini, tidak terdapat kendala yang berarti dan selurun rangkaian acara dapat berjalan dengan lancar. Dan hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah anak-anak di SDN 1 Gubug dapat tahu cara mencuci tangan dengan baik dan benar.

Kegiatan PHBS kedua dimulai dari tanggal 4 Agustus 2016 yang berlokasi di SDN 3 Gubug Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi PHBS di SDN 3 Gubug ini, tidak

(7)

7 terdapat kendala yang berarti dan selurun rangkaian acara dapat berjalan dengan lancar. Dan hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah anak-anak di SDN 3 Gubug dapat tahu cara mencuci tangan dengan baik dan benar.

Kegiatan PHBS kedua dimulai dari tanggal 5 Agustus 2016 yang berlokasi di SDN 2 Gubug Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi PHBS di SDN 2 Gubug ini, pada saat pelaksanaan terdapat sedikit kendala yaitu terjadi mati listrik yang menyebabkan kegiatan PHBS tidak dapat dilaksanakan dengan menggunakan pengeras suara. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah anak-anak di SDN 3 Gubug dapat tahu cara mencuci tangan dengan baik dan benar.

Kegiatan PHBS kedua dimulai dari tanggal 6 Agustus 2016 yang berlokasi di SDN 5 Gubug. Dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi PHBS di SDN 5 Gubug ini, tidak terdapat kendala yang berarti dan selurun rangkaian acara dapat berjalan dengan lancar. Dan hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah anak-anak di SDN 5 Gubug dapat tahu cara mencuci tangan dengan baik dan benar.

Gambar 3.7 Suasana Sosialisasi PHBS

3.2.2 Pengadaan Tong Sampah dengan 3 media Berbeda

Kegiatan pengadaan toh sampah dengan 3 media berbeda diawali dengan melakukan survei harga tong sampah di berbagai tempat yang berbeda, selanjutnya dilakukan pembelian tong sampah, kemudian dilanjutkan dengan melakukan koordinasi dengan kepala Desa Gubug mengenai penyerahan tong sampah dan dilanjutkan berkoordinasi dengan pihak sekolah mengenai penyerahan tong sampah. Setelah

(8)

8 melakukan koordinasi, dilakukan penyerahan tong sampah kepada pihak sekolah dan setelah itu melakukan evaluasi setelah kegiatan selesai.

Penyerahan tong sampah yang berjumlah tiga set dengan warna yang berbeda dilakukan pada hari Rabu tanggal 24 Agustus 2016 kepada pihak Desa Gubug yang pada saat itu diwakilkan oleh sekretaris Desa Gubug. Setelah penyerahan kemudian pada tanggal 26 Agustus 2016 dilakukan penempatan tong sampah di kantor Desa Gubug, SDN 4 Gubug, SDN 5 Gubug, dan SDN 1 Gubug.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, melibatkan Kepala Desa Gubug, Kepala Sekolah yang bersangkutan, dan mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental Unud Periode XIII tahun 2016. Sasaran kegiatan ini adalah lingkungan di Desa Gubug itu sendiri. Pada saat pelaksanaan kegiatan ini, terdapat kendala pada saat pendistribusian tong sampah mengingat bahwa tong sampah yang dibawa cukup banyak. Dan untuk mensiasati hal tersebut, akhirnya tong sampah didistribusikan satu persatu menggunakan sepeda motor. Hasil dari kegiatan ini adalah tempat-tempat umum yang strategis memiliki tong sampah dan anak-anak SD mengetahui pentingnya pemilahan sampah sebelum dibuang.

Gambar 3.8 Suasana Penyerahan Tong Sampah

3.2.3 Pengadaan bibit tanaman bergizi dan bermanfaat

Kegiatan pengadaan bibit tanaman bergizi dan bermanfaat diawali dengan melakukan survei harga bibit tanaman di berbagai tempat yang berbeda, selanjutnya dilakukan pembelian bibit tanaman, kemudian dilanjutkan dengan melakukan

(9)

9 koordinasi dengan kepala Desa Gubug mengenai penyerahan bibit tanaman dan dilanjutkan berkoordinasi dengan Ketua PKK Desa Gubug mengenai penyerahan bibit tanaman. Setelah melakukan koordinasi, dilakukan penyerahan bibit tanaman kepada ibu-ibu PKK Desa Gubug dan setelah itu melakukan evaluasi setelah kegiatan selesai. Penyerahan bibit tanaman bergizi dan bermanfaat yang dilakukan pada hari Senin tanggal 8 Agustus 2016 kepada ibu-ibu PKK Desa Gubug bersama dengan Kepala Desa Gubug. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, melibatkan Kepala Desa Gubug, Ibu PKK Desa Gubug, dan mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental Unud Periode XIII tahun 2016. Sasaran kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di Desa Gubug. Pada saat pelaksanaan kegiatan ini, terdapat kendala akibat kurangnya jumlah bibit tanaman yang tersedia karena jumlah ibu PKK yang tidak sebanding. Solusi yang dilakukan adalah pemberian bibit tanaman dilakukan dengan cara pengundian. Hasil dari kegiatan ini adalah Ibu PKK dapat memanfaatkan pekarangan rumah yang masih kosong untuk dijadikan lahan tanam tanaman yang memiliki nilai gizi dan keasrian lingkungan.

Gambar 3.9 Suasana Penyerahan bibit tanaman bergizi dan bermanfaat 3.2.4 Program Gotong Royong

Kegiatan gotong royong diawali dengan berkoordinasi dengan perangkat Desa Gubug mengenai tempat, hari, alat, dan waktu pelaksanaan gotong royong tersebut, kemudian dilakukan persiapan alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan gotong royong tersebut.

(10)

10 Kegiatan gotong royong telah dilakukan sebanyak beberapa kali, yang pertama dilakukan pada tanggal 24 Juli 2016 bertempat di Gudang bekas wantilan Desa Gubug yang melibatkan Mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental Periode XIII tahun 2016 bersama Perangkat Desa Gubug. Sasaran kegiatan gotong royong ini adalah perangkat Desa Gubug. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah kurangnya ketersediaan alat-alat kebersihan yang ada sehingga membuat kegiatan gotong royong ini sedikit agak lama. Hasil dari kegiatan gotong royong ini adalah Gudang bekas wantilan tersebut dapat digunakan kembali.

Kegiatan gotong royong kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2016 bertempat di depan kantor Desa Gubug yang melibatkan Mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental Periode XIII tahun 2016 bersama Perangkat Desa Gubug beserta Mahasiswa KKN Undiksha. Sasaran kegiatan gotong royong ini adalah perangkat Kantor Desa Gubug. Tidak ada kendala yang berarti pada gotong royong ini.

Kegiatan gotong royong ketiga dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2016 bertempat di Kuburan Desa Gubug yang melibatkan Mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental Periode XIII tahun 2016 bersama Masyarakat Desa Gubug. Sasaran pada gotong royong ini adalah Masyarakat Desa Gubug. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah kurangnya ketersediaan alat-alat kebersihan dan luasnya kuburan yang ada sehingga membuat kegiatan gotong royong ini menjadi lama.

Kegiatan gotong royong keempat dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2016 bertempat di Kantor Desa Gubug tepatnya gotong royong membersihkan kolam ikan di Desa Gubug. Kegiatan ini melibatkan Mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental Periode XIII tahun 2016 bersama dengan Perangkat Desa Gubug. Sasaran kegiatan ini adalah lingkungan Kantor Desa Gubug. Kendala yang dihadapi adalah pengisian kolam ikan yang terlalu lama dikarenakan debit air yang keluar kecil. Hasil dari kegiatan gotong royong ini adalah kolam ikan menjadi bersih.

(11)

11 Gambar 3.10 Suasana Gotong Royong

3.2.5 Pengadaan Alat-alat Kebersihan

Kegiatan pengadaan alat-alat kebersihan diawali dengan melakukan survei harga di berbagai tempat yang berbeda, selanjutnya dilakukan pembelian alat alat yang dibutuhkan, kemudian dilanjutkan dengan melakukan koordinasi dengan kepala Desa Gubug mengenai penyerahan alat alat kebersihan dan kemudian dilakukan penyerahan alat-alat kebersihan kepada pihak desa dan setelah itu melakukan evaluasi setelah kegiatan selesai.

Pembelian alat-alat kebersihan dilakukan pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016, dan penyerahan alat alat tersebut dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2016 kepada pihak Desa Gubug yang pada saat itu diwakilkan oleh sekretaris Desa Gubug.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, melibatkan Sekertaris Desa Gubug, dan mahasiswa KKN Tematik Revolusi Mental Unud Periode XIII tahun 2016. Sasaran kegiatan ini adalah lingkungan kantor Desa Gubug itu sendiri. Pada saat pelaksanaan kegiatan ini, tidak terdapat kendala yang berarti. Hasil dari kegiatan ini adalah kantor Desa Gubug memiliki tambahan alat-alat kebersihan yang nantinya dapat digunakan juga untuk kegiatan gotong royong di lingkungan desa Gubug.

(12)

12 Gambar 3.11 Penyerahan Alat-alat kebersihan di kantor perebekel desa Gubug

3.3 Bidang Indonesia Tertib

3.3.1 Sosialisasi Bahaya Narkoba, Anti kekerasan seksual, dan HIV AIDS

Progam sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 Agustus 2016 yang berlokasi di Dusun Curah. Program ini diawali dengan berkoordinasi bersama Kepala Dusun Curah untuk meminjam wantilan untuk sosialisasi, dilanjutkan dengan Koordinasi dengan Kadus Curah, kemudian membuat design spanduk sosialisasi, membuat surat permohonan pembicara dan, Membuat surat permohonan pembicara dan mengirim untuk BNN, percetakan spanduk sosialisasi, mempersiapkan konsumsi untuk sosialisasi, Persiapan tempat sosialisasi, briefing sosialisasi, menjemput narasumber sosialisasi dan terakhir pelaksanaan sosialisasi. Sasaran program ini adalah masyarakat Desa Gubug serta terdapat pihak-pihak yang terlibat adalah Mahasiswa KKN RM Unud yakni Mahasiswa KKN RM UNUD Periode XIII. pihak BNN, pihak Polres Tabanan. Adapun kendala atau permasalahan yang dihadapi diantaranya yakni Kurangnya aktifnya warga Desa Gubug mengenai bahaya narkoba, kekerasan seksual, dan HIV AIDS, Berubahnya jam pelaksanaan sosialisasi karena berbenturan dengan jam acara rangkaian 17 Agustus adanya pergantian narasumber H-1 sebelum sosialisasi. Adapun solusinya yakni memundurkan jam pelaksanaan sosialisasi dari pukul 17.00 menjadi 19.00 dan mengganti narasumber untuk menjadi pembiacara yang awalnya dari pihak kepolisian menjadi pihak BNN. Hasil yang diharapkan tentunya adalah warga Desa Gubug menjadi paham bahaya narkoba, kekerasan seksual, dan HIV AIDS.

(13)

13 Gambar 3.12 Suasana penyampaian materi penyalahgunaan narkoba

Gambar 3.13 Suasana peserta saat sosialisasi berlangsung

3.3.2 Pengadaan Plang Nama Tempat Umum dan Plang Nomor Rumah

Program pengadaan plang nama tempat umum dilaksanakan pada 19 Agustus 2016 pukul 09.00 WITA. Sasaran program ini adalah Masyarakat diluar lingkungan Desa Gubug. Lokasi pelaksanaan program ini akni lingkungan Desa Gubug. Adapun pihak yang terlibat dalam program ini yakni mahasiswa KKN RM UNUD Periode XIII. Program ini diawali dengan Survei tempat pembuatan pembuatan plang nama jalan dan tempat umum sebanyak tiga kali, , survey penomoran rumah di Banjar Gubug Baleran, kemudian memesan plang nama tempat umum, pengambilan plang nama tempat umum, briefing pemasangan nama tempat umum dan plang nomor rumah, dan terakhir pemasangan plang nama tempat umum dan nomor rumah di beberapa tempat yang

(14)

14 sudah disurvei sebelumnya. Tidak terdapat kendala dalam pelaksanaan program ini. Hasil dari pelaksanaan program ini adalah Terdapat papan petunjuk tempat umum maupun ruang publik.

Program pengadaan plang nomor rumah dilaksanakan pada tanggal yang sama namun pada jam yang berbeda yakni pada jam 15.00 WITA Sasaran program ini adalah seluruh masyarakat Desa Gubug. Lokasi pelaksanaan program adalah Dusun Gubug Baleran. Pelaksanaan program ini diawali dengan survei ke seluruh dusun di Desa Gubug untuk pengecekan nomor rumah, survey penomoran rumah di Banjar Gubug Baleran, kemudian memesan plang nomor rumah, dilanjutkan dengan pengambilan plang nomor rumah, selanjutnya briefing pemasangan nomor rumah, dan terakhir pemasangan plang nomor rumah pada rumah-rumah yang sudah di survei di Dusun Gubug Baleran dan tidak memiliki nomor rumah. Tidak teradapat dalam pelaksanaan program ini. Adapaun hasil yang didapatkan dari pelakasanaan program ini yakni Terlengkapinya plang nomor rumah-rumah warga di Desa Gubug.

(15)

15 Gambar 3.15 Suasana penempelan nomor rumah di Dusun Gubug Baleran

3.3.3 Pengadaan Papan Informasi

Program pengadaan papan informasi dilaksanakan pada 22 Agustus 2016. Lokasi pelaksanaan program ini bertempat di Kantor Desa Gubug. Sasaran program ini yakni adalah seluruh warga yang ada di Desa Gubug. Adapun pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program ini adalah Sekretaris kantor Desa Gubug, serta mahasiswa KKN RM Unud periode XIII . Pelaksanaan program ini diawali dengan Pembuatan proposal pengajuan pembuatan papan informasi, Pengiriman proposal ke PT Bai Mei Sho, Pengambilan papan informasi, Memvernis papan informasi, Mengecat papan informasi, Briefing penyerahan dan penempatan papan informasi, dan terakhir penyerahan dan penempatan papan informasi. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini yakni tidak tersedianya biaya dalam rancangan untuk membuat papan informasi, oleh karena itu solusi yang diambil untuk mengatasi permasalahan ini adalah membuat proposal pengajuan pembuatan papan informasi ke PT. Bali Mei Sho. Hasil yang dicapai dalam pelaksaan program ini adalah terdapatnya papan informasi di kantor Desa Gubug sebagai pusat sumber segarala informasi yang ada di Desa Gubug.

(16)

16 Gambar 3.16 Suasana pengedaan papan informasi

3.3.4 Penempelan Poster tertib lingkungan dan Pengadaan Papan 10 Budaya Malu Program penempelan poster tertib lingkungan dilaksanakan bersamaan dengan program sosialisasi PHBS dari bidang Indonesia Bersih. Adapun lokasi pelaksanaan program ini bertempat di seluruh SD Negeri di Desa Gubug, yakni SD Negeri 1 Gubug, SD Negeri 2 Gubug, SD Negeri 3 Gubug, SD Negeri 4 Gubug, dan SD Negeri 5 Gubug. Program ini menyasar ke masyarakat Desa Gubug yakni anak-anak sekolah dasar. Poster tertib lingkungan yang ditempel terdiri dari 4 jenis yakni poster tertib penggunaan air, penggunaan tertib listrik (hemat listrik), poster tertib larangan merokok untuk kawasan tertentu, serta bahaya HIV AIDS. Pelaksanaan program ini dimulai dengan berkordinasi dengan semua Kepala Sekolah Dasar yang ada di Desa Gubug, kemudian mencari materi poster dan membuat desain poster, selanjutnya membawa desain ke percetakan, dan terakhir penempelan poster. Kegiatan penempelan poster dilaksanakan bersamaan dengan program sosialisasi PHBS di setiap sekolah dasar di Desa Gubug. Penempelan poster pertama dilakukan di SDN 4 Gubug, penempelan poster kedua dilakukan di SDN 1 Gubug, penempelan poster ketiga dilakukan di SDN 3 Gubug, penempelan poster keempat dilakukan di SDN 2 Gubug, dan penempelan poster terakhir dilakukan di SDN 5 Gubug. Tidak terdapat kendala dalam pelaksanaan program ini. Adapun hasil yang diharapkan yang akan didapatkan dari pelaksanaan program ini adalah terciptanya lingkungan yang tertib serta meningkatnya perilaku tertib masyarakat.

Selanjutnya untuk program pengadaan papan 10 budaya malu dilasaknakan tanggal 26 Agustus 2016. Sasaran program ini adalah perangkat kantor Desa Gubug. Pelaksanaan program ini bertempat di kanto Desa Gubug. Pelaksanaan program

(17)

17 pengadaan program ini diawali dengan koordinasi dengan Sekretaris kantor Desa Gubug untuk permintaan ijin dan penempatan, kemudian dilanjutkan dengan pencarian materi, selanjutnya pembuatan design papan, dan terakhir kemudian pemasangan papan 10 budaya malu di ruangan perangkat kantor Desa Gubug.

Gambar

Gambar 3.1 Suasana Sosialisasi Di Wantilan Br. Curah
Gambar 3.2 Mahasiswa sedang membantu staff kantor desa dalam bidang IT
Gambar 3.4 Penempelan Poster Alur Administrasi di Banjar-Banjar
Gambar 3.5 Melakukan Sensus Kartu Keluarga di Br. Curah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian parit pada areal tidak meningkatkan berat biji per hektar dibandingkan tanpa parit namun pemberian bahan organik di dalam parit meningkatkan berat biji per

Dengan tujuan menghasilkan potensi gas Landfill yang dihasilkan dari penguraian limbah organik Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang Kabupaten Bekasi sebagai

 Makanan yang mengandung protein (hewani dan nabati).. b) Menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dalam jumlah dan porsi yang sesuai supaya kebutuhan gizi pada

Hutan sekunder merupakan jenis lahan yang memiliki kedalaman air lebih dalam, hal ini disebabkan karakteristik tanah pada lahan tersebut mempunyai pori yang lebih

biomekanika maka dapat dikaitkan hasilnya dengan work sampling sehingga didapatkan jumlah operator optimum yang ada di stasiun sortasi pada bagian. pengangkatan krat

4 Dari uraian tesebut dapat dikemukakan bahwa apabila seorang dokter memberikan suntikan yang mematikan kepada seorang pasien atas permintaan pasien itu sendiiri atau

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Belanja Bantuan Keuangan untuk Tambahan Penghasilan

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit