51 Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
1
Nila Wijayanti 1
Dosen Agribisnis Fakultas Fakultas Pertanian Dan Perikanan, Universitas Samawa ABSTRAK
Kualitas dan harga produk merupakan dua hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Kualitas produk ditentukan dari mutu bahan, yang meliputi daya tahan produk, performance atau penampilan, serta fungsi dan manfaatnya. Penetapan harga produk oleh perusahaan ditentukan dari kualitas barang atau jasa. Kualitas produk yang tinggi, akan menyebabkan harga dari suatu produk tersebut juga tinggi. Sebelum melakukan pembelian, konsumen melewati tahapan-tahapan atau proses, antara lain: pengenalan masalah kebutuhan atau keinginan, pencarian informasi mengenai produk-produk yang dibutuhkan atau diinginkan, penilaian terhadap alternatif pilihan produk-produk, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Secara umum, konsumen menilai bahwa apabila suatu produk harganya tinggi atau mahal, maka produk tersebut mempunyai kualitas yang baik. Tujuan penulisan ini adalah untuk membahas tentang adanya pengaruh kualitas dan harga produk terhadap keputusan pembelian konsumen.
52 PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang
warga masyarakatnya banyak
berkecimpung dalam dunia usaha. Berbagai macam usaha digeluti, dari mulai usaha kecil, usaha menengah, hingga usaha besar. Jenis usaha yang berkembang juga bermacam-macam, ada usaha kuliner, usaha konveksi, usaha meubel, dan masih banyak lagi jenis usaha berdiri. Perkembangan dunia usaha di Indonesia saat ini sangat pesat, banyak ide-ide kreatif dan inovatif bermunculan. Banyaknya ide-ide kreatif serta inovatif ini menyebabkan produk-produk berkembang dengan harga dan kualitas barang yang bervariasi.
Menurut Liwe (2013), Konsumen sekarang ini cenderung memilih tempat belanja yang menawarkan produk yang bervariasi dan lengkap, menyangkut kedalaman, luas, dan kualitas keragaman barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Strategi perusahaan dalam menjual produk yang bervariasi dapat menaikkan tingkat pembelian konsumen. Persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan para pengusaha untuk menawarkan produk yang berkualitas, dan mampu mempunyai nilai yang lebih serta berbeda dari produk pesaing, (Purwati dkk, 2012).
Kualitas produk menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk. Kualitas produk ditentukan dari fungsi, manfaat dan mutu bahan baku yang digunakan, sehingga dengan adanya kualitas produk yang baik dan terpercaya akan membuat konsumen selalu memilih dan setia pada produk tersebut (Setiawan dkk, 2015). Menurut Irawan dan Japarianto (2013), kualitas produk suatu barang atau jasa merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi kepuasan konsumen. Kebutuhan dan keinginan konsumen akan barang atau jasa bisa terpenuhi secara maksimal dengan kualitas produk yang baik.
Kualitas dari suatu produk akan mempengaruhi tingkat harga. Penetapan harga suatu produk oleh perusahaan dilakukan dengan berbagai pertimbangan, dimana harga tersebut akan disesuaikan dengan kualitas produknya, (Purwati dkk, 2012). Penetapan harga produk yang tepat akan berpengaruh besar dan mendapatkan perhatian yang lebih dari konsumen, jika harga yang ditawarkan perusahaan sesuai dengan mutu bahan baku, kualitas, dan daya beli konsumen, maka pilihan konsumen akan jatuh pada produk tersebut (Setiawan dkk, 2015).
Semakin tinggi tingkat persaingan,
53 menghadapi berbagai macam pilihan
alternatif untuk produk, harga, dan kualitas yang bervariasi, sehingga konsumen akan selalu mencari produk dengan nilai yang dianggap paling tinggi, (Kotler, 2005). Konsumen seringkali melihat kualitas suatu produk itu dari harga, apabila produk tersebut lebih mahal, maka dapat dipastikan bahwa kualitas produk tersebut lebih baik. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen (Purwati dkk, 2012).
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), kualitas yang rendah akan menimbulkan ketidakpuasan pada konsumen. Ketidakpuasan ini tidak hanya pada konsumen yang menggunakan produk tersebut, tapi juga akan berdampak pada konsumen lain yang belum menggunakan produk tersebut, karena konsumen yang kecewa terhadap suatu produk akan bercerita setidaknya paling sedikit kepada 15 orang lainnya.
Tulisan ini bertujuan untuk membahas mengenai pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen. Diharapkan dengan adanya tulisan ini dapat memberikan gambaran mengenai adanya pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen.
Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan sejumlah kegiatan bisnis yang tujuannya untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen terhadap barang atau jasa yang dipertukarkan (Kotler, 1997). Pemasaran pertanian mencakup pemindahan barang atau jasa mulai dari subsistem pengadaan dan penyaluran input pertanian, produsen hasil pertanian, agroindustri, pedagang pengumpul, pengecer, dan lembaga-lembaga perantara, dan pemakai lainnya. Menurut Gumbira-Sa’id dan Intan (2001), pemasaran pertanian didefinisikan sebagai sejumlah kegiatan bisnis yang ditujukan untuk memberi kepuasan kepada konsumen dari barang atau jasa yang dipertukarkan dalam bidang pertanian, baik input maupun output (hasil produk pertanian).
Manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksa naan konsepsi, penetuan harga, promosi, dan distribusi barang atau jasa, serta gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi, (Kotler, 2000). Harga Produk
Harga merupakan jumlah semua nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat atau nilai dari suatu barang atau jasa, (Kotler dan Amstrong, 2003). Harga adalah satuan
54 moneter atau ukuran lainnya (termasuk
barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa (Tjiptono, 1997).
Kualitas Produk
Menurut Kotler (2005), kualitas produk merupakan keseluruhan ciri dari suatu produk. Kualitas produk merupakan karakteristik barang atau jasa yang yang tergantung kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan (Kotler dan Amstrong, 2008).
Kualitas produk merupakan karakteristik yang mampu memuaskan kebutuhan, yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan. Kualitas produk mencakup daya tahan produk, kehandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta nilai-nilai lainnya yang diukur sesuai dengan persepsi kualitas dari para konsumen, (Ahyari, 1990; Assauri, 1998).
Menurut Gaspersz (2008), kualitas produk mempunyai 8 dimensi, yang meliputi:
1. Performance, performance merupakan tampilan dari sebuah produk sesungguhnya. Performance sebuah produk adalah pencerminan bagaimana produk tersebut ditampilkan atau disajikan kepada konsumen. Sebuah
produk bisa dikatakan memenuhi performance yang baik, apabila dapat memenuhi harapan dari para konsumen.
2. Reliability, reliability atau keandalan yaitu tingkat konsistensi keandalan sebuah produk didalam proses operasionalnya. Sebuah produk dikatakan memiliki tingkat keandalan yang tinggi apabila dapat menarik kepercayaan dari konsumen terkait dengan kualitas keandalan suatu produk. Kualitas keandalan suatu produk adalah ukuran kemungsuatu produk tidak akan rusak dalam suatu periode waktu tertentu.
3. Features, features atau keistimewaan tambahan merupakan kelengkapan atribut-atribut sebuah produk.
4. Conformance to specification, kesesuaian dengan spesifikasi sebuah produk dapat dikatakan telah akurat apabila, produk-produk yang dipasarkan oleh produsen sudah sesuai dengan perencanaan perusahaan (produk-produk yang mayoritas diinginkan konsumen).
5. Durability, durability atau daya tahan berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6. Service ability, service ability meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta penanganan
55 keluhan konsumen. Service ability
mengandung artian bahwa apabila produk rusak atau gagal, maka kesiapan perbaikan produk tersebut dapat dihandalkan, sehingga konsumen tidak merasa dirugikan.
7. Aesthethic, aesthethic atau keindahan produk terhadap panca indera dapat didefinisikan sebagai atribut-atribut yang melekat pada sebuah produk seperti warna, model atau desain, bentuk, rasa, aroma, dan lain-lain. Aesthethic merupakan pelengkap suatu produk sehingga performance produk tersebut menjadi lebih baik dihadapan pelanggan.
8. Customer perceived quality, kualitas yang dipersepsikan yaitu kualitas yang dirasakan.
Keputusan Pembelian
Kotler dan Keller (2007), Keputusan pembelian merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan pembelian suatu produk.
Tahapan-tahapan dalam
keputusan pembelian dapat kita lihat pada gambar 1
Gambar1 : Tahapan/proses pengambilan
keputusankonsumen (Kotler, 2005)
Tahapan-tahapan dalam keputusan pembelian dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tahapan pengenalan masalah Pada tahap pertama ini, konsumen mengenali suatu masalah yaitu kebutuhan atau keinginnnya. Kebutuhan atau keinginan ini bisa ditimbulkan dari lingkungan internal dalam keluarga maupun eksternal. 2. Tahapan pencarian informasi Pada
tahapan kedua ini, konsumen yang telah mengetahui kebutuhan atau keinginannya tersebut, akan mencari informasi mengenai produk barang atau jasa yang dibutuhkan atau
Pengenalan masalah
Pencarian Informasi
Penilaian/Evaluasi Terhadap Beberapa Alternatif
Keputusan Pembelian
56 diinginkan. Sumber-sumber informasi
bagi konsumen bisa didapat dari: a. Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman,
kenalan, atau tetangga.
b. Sumber komersial, yaitu iklan, sales, wiraniaga, pejangan di toko.
c. Sumber publik, yaitu media massa, internet, televise, radio.
d. Sumber eksperimental, yaitu dari pengkajian, penanganan suatu kasus, dan pengalaman dari pemakaian produk.
3. Tahapan evaluasi alternatif atau pilihan Pada tahapan ketiga ini, konsumen kemudian mengevaluasi atau menilai berbagai macam merk produk pilihan atau alternatif.
4. Tahapan keputusan pembelian Pada tahapan kelima ini, konsumen sudah pada tahap akan melakukan pembelian produk, atau konsumen sudah mempunyai keputusan pembelian setelah mengevaluasi beberapa produk pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau keinginannya.
5. Tahapan pasca pembelian Tahapan pasca pembelian adalah tahapan
dimana perusahaan harus
memperhatikan lebih lanjut (meneliti dan memonitor), mengenai tingkat kepuasan konsumen setelah menggunakan produk yang dibelinya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Ahyari. A, 1990. Manajemen Produksi.
Yogyakarta: BPFE.
Assauri. S, 1998. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: LPFEUI.
Gaspersz. V, 2008. Total Quality Management. Penerbit: Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Gumbira-Sa’id. E, dan A.H. Intan, 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Irawan. D, dan E. Japarianto, 2013. Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Melalui Kepuasan Sebagai Variabel Intervening pada Pelanggan Restauran Por Kee Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran. 1(2). 1-8.
Kotler. P, (2000). Marketing
Management: An Asian
Perspective. Prentice Hall, Edisi Millenium.
Kotler. P, dan G. Amstrong, 2003. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Kotler. P, 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Kotler. P, dan K. Keller, 2007.
Manajemen Pemasaran. Edisi ke-12, Jilid 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Kotler. P, dan G. Amstrong, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
57 Liwe. F, 2013. Kesadaran Merk,
Keragaman Produk, dan Kualitas Produk Pengaruhnya Terhadap
Pengambilan Keputusan
Konsumen Membeli di Kentucky
Fried Chicken Manado. Jurnal
EMBA, 2(4). 2107-2116. ISSN 2303-1174.
Lupiyoadi. R, dan Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta.
Purwati, H. Setiawan, dan Rohmawati, 2012. Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat (Studi Kasus pada PT. Nusantara Solar Sakti). Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (Jenius). 2(3). 260-277. Setiawan. H, Y. Herwati, dan S.
Asmarani, 2015. Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Suplemen Kesehatan K-Omega Squa (Studi Kasus Pada Stokis Pt K-Link Nusantara Cabang Plaju Palembang). Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis. Vol. 2. 70-85. ISSN 2085-1375.
Tjiptono. F, 1997. Strategi Pemasaran. Gramedia. Jakarta.