Rancang Bangun Sistem Informasi Seller dan
Admin Untuk Aplikasi Keeponic (Marketplace
Peralatan Hidroponik) Berbasis Web
Abdul AzizProgram Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Informatika dan Komputer,
Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy – Depok, Indonesia abdul.aziz@tik.pnj.ac.id
Muhammad Bahrijar Program Studi Teknik Informatika Jurusan Teknik Informatika dan Komputer,
Politeknik Negeri Jakarta
Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy – Depok, Indonesia muhammad.bahrijar.tik17@mhsw.pnj.ac.i
ABSTRAK
Pertanian hidroponik merupakan salah satu teknik urban farming dengan memanfaatkan air sebagai media tanam dengan menekankan kebutuhan hara nutrisi tanaman. Pertanian hidroponik semakin diminati oleh masyarakat biasa maupun petani di Indonesia karena pemeliharaan yang mudah dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit. Berdasarkan data yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada hasil penetrasi pengguna internet 2019-2020 (Q2) mengemukakan bahwa, total pengguna internet Indonesia saat ini mencapai 196,71 dari 266,91 juta jiwa. Berdasarkan hasil survei Markplus dalam Government Roundtable terkait sektor pertanian, 98.2% masyarakat setuju urban farming memiliki prospek dalam meningkatkan pendapatan ekonomi sehingga dapat dijadikan peluang baru bagi masyarakat yang ingin berbisnis. Dalam penelitian ini difokuskan pada pembangunan sistem informasi marketplace berbasis web untuk pelaku usaha hidroponik dalam menjual produk, menerima pesanan, melihat statistik penjualan, dan membuat artikel terkait hidroponik yang terintegrasi dengan aplikasi mobile bernama ‘Keeponic’. Sistem informasi penjualan produk hidroponik ini dibangun menggunakan framework React JS dan Node JS. Untuk membuktikan sistem dapat diterima pengguna akhir, maka dilakukan penilaian kebergunaan sistem dengan System Usability Scale (SUS). Didapat bahwa sistem mendapat kategori ‘Good’ setelah skor rata-rata SUS dikonversikan dengan Adjective Rating Scale, berarti sistem informasi marketplace Keeponic seller berbasis website berhasil memenuhi standar kebergunaan oleh pengguna.
Kata kunci : Hidroponik, Sistem Informasi, Framework React JS, Node JS.
BAB
I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi dan informasi saat ini telah banyak memanfaatkan internet untuk menunjang kelancaraan kegiatan disetiap sektor usaha. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada hasil survei penetrasi penguna internet Indonesia 2019-2020 (Q2) mengemukakan bahwa, total pengguna internet Indonesia saat ini mencapai 196,71 juta jiwa dari 266,91 juta jiwa penduduk Indonesia [1]. Mengingat bahwa internet adalah salah satu bentuk teknologi informasi yang relatif paling mudah dijangkau dan efisien dalam memperoleh informasi atau data terutama untuk periklanan bisnis dan perdagangan. Sehingga, mendorong para pelaku usaha untuk berlomba-lomba membuat suatu sistem informasi penjualan di internet atau yang dikenal sebagai marketplace.
Marketplace merupakan wadah elektronik pemasaran produk yang menghubungkan banyak penjual dan pembeli untuk saling bertransaksi [2]. Penjual hanya perlu melakukan pendaftaran ke marketplace untuk dapat berjualan secara online. Sehingga, penjual tidak perlu bersusah payah untuk membuat sistem sendiri.
Marketplace dapat diterapkan ke dalam
sektor agribisnis khususnya pertanian hidroponik. Pertanian hidroponik merupakan salah satu teknik dalam budidaya pertanian dengan memanfaatkan air sebagai media tanam, mulai diminati oleh masyarakat biasa maupun petani di Indonesia karena pemeliharaan yang mudah dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit untuk bertani [3]. Hidroponik termasuk
teknik dari konsep urban farming [4]. Urban
farming adalah konsep memindahkan pertanian
konvensional ke pertanian perkotaan yang dilakukan oleh siapa saja, dilahan-lahan area pemukiman termasuk perkantoran, kampus, rumah tinggal, dan sekolah yang digunakan sebagai salah satu bentuk upaya mengatasi ketersediaan pangan sekaligus memperbaiki kualitas lingkungan [5]. Urban farming akan menjadi tren yang diminati pasar bahkan setelah pandemi Covid-19 atau coronavirus berakhir. Pernyataan ini didukung berdasarkan hasil survei Markplus dalam Government Roundtable
Series 2 terkait pemulihan ekonomi di Sektor
Pertanian yang dipaparkan oleh Dini Bonafitria (2020) selaku Senior Business Analyst
Markplus menyebutkan bahwa, dari survei yang melibatkan 110 responden, 92.7% masyarakat yang sudah melakukan kegiatan urban farming, akan terus melakukan kegiatannya walaupun setelah pandemi berakhir dan 98.2% masyarakat setuju urban farming memiliki prospek dalam mendukung kegiatan pertanian dengan alasan yaitu 76,9% responden menilai
urban farming bisa mendorong ketahanan
pangan, 75,9% ramah lingkungan, dan 63,9% responden menilai urban farming dapat meningkatkan pendapatan ekonomi sehingga dapat dijadikan suatu opportunity atau peluang baru bagi masyarakat yang ingin berbisnis di masa pandemi terutama dalam kebutuhan peralatan hidroponik. Selain itu, masyarakat masih merasa adanya kebutuhan dukungan terhadap kegiatan urban farming terutama dalam kebutuhan peralatan hidroponik.
Dengan adanya peluang terhadap perkembangan pertanian hidroponik, dalam penelitian ini penulis berfokus pada perancangan dan pembangunan sistem informasi marketplace bagi admin dan seller atau pelaku usaha hidroponik. Pembuatan sistem dilakukan secara menyeluruh mulai dari pembuatan frontend menggunakan framework react js dan backend menggunakan node js. Sistem ini akan digunakan untuk mengelola informasi produk, transaksi penjualan, statistik penjualan, dan artikel terkait hidroponik serta sistem ini akan terintegrasi pada aplikasi Keeponic mobile untuk menampilkan informasi produk dan artikel terkait hidroponik kepada
customer.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hidroponik
Hidroponik adalah aktivitas budidaya lahan pertanian tanpa menggunakan media tanah. Budidaya lahan pertanian hidroponik menggunakan air yang berisi larutan nutrient sebagai medium pengganti tanah, sehingga proses bercocok tanam secara hidroponik dapat memanfaatkan lahan yang sempit. Budidaya hidroponik biasanya ditempatkan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga agar pertumbuhan tanaman tumbuh secara optimal dan terlindung dari unsur luar seperti hujan, hama penyakit, iklim, dan lain-lain [3].
B. Sistem Pengujian
Dalam penelitian ini, pengujian fungsionalitas perangkat lunak menggunakan metode Black box testing dan pengujian
usability menggunakan metode System Usability Scale (SUS).
1) Black-Box Testing
Black box testing merupakan metode
pengujian yang fokus utamanya adalah mengamati hasil eksekusi melalui data yang diuji pada fungsionalitas atau unit dari perangkat lunak tanpa harus memperhatikan kode program perangkat lunak [6]. Metode pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh kebutuhan fungsionalitas perangkat lunak berjalan sebagaimana mestinya. Pengujian Black box terdapat beberapa bagian seperti Unit Testing, prototype
testing dan Stress Testing.
2) System Usability Scale
System Usability Scale (SUS) adalah
suatu metode uji yang memiliki alat ukur berupa kuesioner untuk mengukur usability atau kebergunaan suatu sistem [7]. SUS memiliki 10 (sepuluh) instrumen pernyataan, setiap pernyataannya dinilai menggunakan skala likert yang berkisar dari 1 sampai 5, yaitu ‘Sangat Tidak Setuju’, ‘Tidak Setuju’, ‘Netral’, ‘Setuju’, dan ‘Sangat Setuju’. Tabel 1 merupakan standardisasi pernyataan SUS [8]. Tabel 1. Pernyataan kuesioner sus
No Pertanyaan Skala Likert
1. I think that I would like to use this system
frequently
2. I found the system unnecessarily complex
1 sampai 5 3. I thought the system was
easy to use
1 sampai 5 4. I think that I would need
the support of a technical person to be able to use this system
1 sampai 5
5. I found the various functions in this system were well integrated
1 sampai 5
6. I thought there was too much inconsistency in this system
1 sampai 5
7. I would imagine that most people would learn to use this system very quickly
1 sampai 5
8. I found the system very cumbersome to use
1 sampai 5 9. I felt very confident
using the system
1 sampai 5 10. I needed to learn a lot
of things before I could get going with this system
1 sampai 5
Untuk mempermudah mengartikan setiap skor SUS perlu dikonversi ke dalam Adjective Rating Scale.
Tabel 2. Adjective rating sus
Adjective Rating SUS Score
Best Imaginable 85.6 - 100 Excellent 71.5 – 85.5 Good 60 – 71.4 OK 35.8 – 50.9 Poor 20.4 – 35.7 Awful 12.6 – 20.3 Worst Imaginable 0 – 12.5
BAB III METODE
Metode yang dilakukan untuk merealisasikan perancangan sistem pada penelitian ini meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan Sistem
Pembahasan mengenai analisis kebutuhan sistem website Keeponic Seller didasari oleh proses wawancara dengan salah satu penjual peralatan hidroponik yang
beroperasi di Ujung Berung Kabupaten Bandung. Beliau bernama Bapak Islamiarto selaku pemilik toko growponics.id. Hasil dari wawancara tersebut didapatkan kebutuhan fungsional sistem dan non-fungsional, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kebutuhan Fungsional
1. Penjual dapat mendaftarkan produk yang dijual ke dalam web
2. Penjual dapat menerima pesanan dari pembeli.
3. Penjual dapat melihat laporan penjualan.
4. Penjual dapat mencairkan dana hasil dari penjualan.
5. Penjual dapat membuat artikel terkait hidroponik.
b. Kebutuhan Non Fungsional
1. Sistem dapat diakses secara online agar dapat diakses dimana pun
2. Sistem dapat diakses melalui segala jenis aplikasi browser.
2. Rancangan Aplikasi
Dalam merancang sistem informasi
marketplace kebutuhan hidroponik untuk admin
dan seller ini menggunakan pemodelan UML
Use Case Diagram.
Gambar 1. Use case diagram sistem
Gambar 1 merupakan use case diagram sistem yang akan dibuat. Terdapat dua aktor yaitu
Seller dan Admin serta fungsionalitas yang
dapat dilakukan oleh aktor. Seller memiliki yaitu untuk memasarkan produk yang dimiliki ke aplikasi Keeponic dan menerima pesanan dari pembeli yang melakukan pembelian di aplikasi mobile Keeponic. Setiap fungsionalitas tidak dapat dilakukan jika aktor belum melakukan login ke dalam sistem.
3. Realisasi Rancangan Aplikasi a. Halaman Login
Gambar 2. Halaman login
Gambar 2 merupakan halaman login dari sistem informasi Keeponic bebasis web. Admin dan Seller memiliki halaman login yang sama.
Admin dan seller harus memasukkan email dan password pada form agar dapat masuk ke dalam
sistem.
b. Halaman List Produk
Gambar 3. Halaman list produk
Gambar 3 merupakan halaman list produk yang berisikan daftar produk yang dimiliki oleh Seller. Halaman ini terdapat tombol “Tambah Produk” untuk ke halaman tambah produk.
c. Halaman Tambah Produk
Gambar 4. Halaman tambah produk
Gambar 4 merupakan halaman tambah produk, Seller dapat diharuskan memasukkan foto produk dan informasi lainnya yang terdapat keterangan wajib. Pada halaman tersebut ada beberapa fungsi yang dipakai seperti mendapatkan harga ongkos kirim dan lainnya. d. Halaman Kelola Pesanan (Dibayar)
Gambar 5. Halaman kelola pesanan (dibayar) Gambar 5 merupakan halaman kelola pesanan yang menampilkan daftar pesanan yang sudah dibayar oleh pembeli. Aksi “Konfirmasi Pesanan” jika penjual sudah mengirim pesanan pembeli ke kurir dan mendapatkan nomor pengiriman, penjual dapat memasukkannya ke dalam inputan nomor pengiriman seperti pada Gambar 6.
e. Halaman Kelola Artikel
Gambar 7. Halaman kelola artikel
Gambar 7 merupakan halaman daftar artikel, halaman tersebut menampilkan daftar artikel yang dibuat oleh Seller. Fitur yang ada pada halaman tersebut adalah tambah, ubah, dan hapus artikel.
f. Halaman Kelola Profil
Gambar 8. Halaman kelola profil
Gambar 8 merupakan halaman kelola profil Seller. Seller dapat mengubah informasi akun, toko, dan mengubah password akun. g. Halaman FAQ
Gambar 9. Halaman FAQ
Gambar 9 merupakan halaman frequently
asked questions (FAQ), Seller dapat melihat
informasi seputar penggunaan website dan lainnya di halaman FAQ.
h. Halaman Pengajuan Seller
Gambar 10. Halaman pengajuan seller
Gambar 10 merupakan halaman pengajuan seller, admin dapat menolak atau menyetujui pengguna yang mendaftarkan akunnya sebagai seller. Ada beberapa fungsi yang digunakan pada halaman pengajuan seller. i. Halaman Kelola Artikel (Admin)
Gambar 11. Halaman kelola artikel (admin)
Gambar 11 merupakan halaman kelola artikel untuk admin. Admin dapat menghapus artikel yang dibuat oleh seller dan admin juga dapat mengubah status artikel aktif atau tidak aktif.
j. Halaman Kelola FAQ
Gambar 12. Halaman kelola faq
Gambar 12 merupakan halaman kelola faq untuk admin, pada halaman ini terdapat tombol tambah faq, tabel daftar faq, dan aksi untuk mengubah dan menghapus data faq. k. Halaman Pencairan Dana
Gambar 13. Halaman pencairan dana
Gambar 13 merupakan halaman pencairan dana. Pada halaman ini menampilkan informasi dana aktif yang dimiliki seller. Dapat dilihat pada halaman ini terdapat tombol “Cairkan Dana”, Seller dapat menekan tombol tersebut untuk menampilkan form pencairan dana. Selain itu, setelah seller melakukan
pencairan dana maka akan ditampilkan ke dalam tabel pada bagian “Riwayat Pencairan”. l. Halaman Konfirmasi Pencairan Dana
Gambar 14. Halaman konfirmasi pencairan dana Gambar 14 merupakan halaman konfirmasi pencairan dana untuk admin. Pada halaman ini admin dapat mengonfirmasi status pencairan dana dari seller apakah sudah ditransfer atau belum. Jika sudah admin dapat menekan konfirmasi status dan mengirimkan bukti transfer.
4. Pengujian
Pengujian bertujuan untuk memastikan apakah fitur atau fungsi yang ada pada sistem telah berjalan dengan baik serta sesuai dengan kebutuhan atau tidak. Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode
black-box testing yaitu melakukan alpha testing dan beta testing. Alpha Testing untuk pengujian
fungsionalitas sistem dengan total 59 skenario pengujian yang dilakukan oleh pengembang sistem. Beta Testing diuji secara langsung oleh
end-user dengan menggunakan User Acceptance Test. Pengujian stress testing
menggunakan software yaitu Apache JMeter untuk mengetahui performa sistem, pengujian ini berfokus terhadap jumlah user yang mengakses sistem. Pengujian prototype
menggunakan platform berbasis web yang bernama Maze Design yang merupakan
platform untuk menguji usability terhadap prototype antarmuka pengguna.
1) Alpha Testing
Berdasarkan pengujian alpha testing terhadap 59 skenario pengujian, didapat seluruh 59 skenario uji bernilai pass atau bernilai 1, kemudian dilakukan perhitungan persentase keberhasilan dengan rumus pada Gambar 15.
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑜 𝑢𝑗𝑖 𝑝𝑎𝑠𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑘𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑜 𝑢𝑗𝑖 𝑥 100%
Gambar 15. Rumus persentase keberhasilan
Terdapat 59 Skenario pengujian menggunakan alpha = = 100%
Berdasarkan hasil pengujian yang mendapatkan nilai persentase 100 % (persen) dapat disimpulkan bahwa setiap fungsionalitas pada modul sistem tidak memiliki kesalahan fungsionalitas. Website Keeponic Seller dan
Admin dapat menampilkan dan menjalankan
semua proses sesuai dengan sistem yang dirancang.
2) Beta Testing
Untuk mengetahui bahwa sistem yang dibuat dapat diterima oleh pengguna akhir, maka perlu dilakukan pengujian sistem kepada pengguna akhir untuk mendapatkan tolak ukur kebergunaan sistem. Dalam hal ini, tolak ukur yang digunakan adalah System Usability Scale (SUS). SUS adalah metode pengukuran apakah sistem yang diukur “usable” oleh pengguna. Terdapat 5 responden yang menjadi partisipan dalam pengujian yang merupakan pelaku usaha peralatan hidroponik. Setelah hasil kuesioner didapatkan, maka setiap jawaban dari instrumen pernyataan responden perlu dikonversikan menjadi bentuk penilaian dengan rumus.
Skor Responden = ((I1-1) + (5-I2) + (I3-1) + (5-I4) + (I5-1) + (5-I6) + (I7-1) + (5-I8) + (I9-1) + (5-I10) * 2.5)
Setelah masing-masing skor dihitung, maka dicari rata-rata dari setiap skor. Berikut ini adalah hasil dari perhitungan skor SUS.
Tabel 3. Perhitungan skor kuesioner sus
Responden Hasil Hitung Skor SUS (Hasil Hitung * 2.5) 1 34 85 2 36 90 3 26 65 4 35 87.5 5 26 65 RATA-RATA 78.5
Berdasarkan Tabel 3 didapat bahwa rata-rata skor SUS bernilai 78,5. Rata-rata-rata skor SUS ini perlu dikonversi terlebih dahulu agar dapat diinterpretasikan apakah website Keeponic
seller memenuhi apa yang pengguna atau end user butuhkan. Apabila skor ini dikonversikan
ke dalam bentuk Adjective Grading Scale, maka didapat bahwa skor SUS berada di dalam kategori Excellent yang berarti sistem berhasil memenuhi kebutuhan dan diterima oleh pengguna.
3) Stress Testing
Stress testing merupakan kegiatan pengujian software untuk mengetahui performa atau ketahanan sistem terhadap banyaknya permintaan resource yang terjadi pada sistem. Pengujian stress testing ini dilakukan dengan mensimulasikan jumlah user yang melakukan
request kepada endpoint server. Pengujian
dilakukan menggunakan software Apache JMeter. Spesifikasi server yang dipakai oleh sistem marketplace Keeponic sebagai berikut. Tabel 4. Spesifikasi server
Spesifikasi Instance Amazon Machine Image
Amazon Linux 2 AMI 2018.03.0 (HVM), SSD Volume Type
Type t2.micro
vCPU 1
Memory 1 GB
Instance Storage EBS Only, Volume Size 8 GiB
Network Performance Low to Moderate
Tabel 5 merupakan hasil pengujian yang dilakukan dengan mensimulasikan jumlah user yang mengakses sistem secara bersamaan. Tabel 5. Hasil stress testing
User Total Request Average (ms) Waktu Selesai (detik) Error (%) 100 500 907 21 0 500 2500 2221 22 0 1000 5000 5239 83 0
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada Tabel 5 didapatkan error
request sebesar 0% sehingga disimpulkan
bahwa, belum ditemukan kegagalan pada server
marketplace Keeponic dalam menangani dari
500 hingga 5000 request secara bersamaan dengan masing-masing banyaknya user. Untuk mengetahui bagaimana kinerja web maka dilakukan pengujian kecepatan web
menggunakan tools yang dikembangkan oleh Google Developer bernama PageSpeed Insights
untuk mengetahui apakah terdapat hal-hal yang masih belum efektif atau tidak dari segi kecepatan suatu website. PageSpeed Insights menerapkan nilai yang tergolong ke dalam 3 kelas, yaitu 100 – 90 (fast), 89 – 50 (medium), dan 49 – 0 (slow).
Hasil pengujian menggunakan PageSpeed Insights menghasilkan nilai 91 pada desktop
mode yang berarti termasuk ke dalam kelas
cepat (fast) dan hanya perlu untuk mengurangi beberapa kode CSS dan JavaScript yang tidak terpakai. Pada mobile mode menghasilkan nilai 57 yang berarti termasuk ke dalam kelas sedang (medium).
4) Prototype Testing
Pengujian desain antarmuka pengguna sistem Keeponic seller dilakukan menggunakan
platform bernama Maze design sebagai media testing ke user. Tabel 6 di bawah ini
merupakan skenario dan tugas yang dilakukan pada pengujian prototype.
Tabel 6. Tugas dan skenario pengujian prototype
No Tugas Skenario
1 Menambah
produk
“Anda merupakan penjual peralatan hidroponik yang baru menggunakan website Keeponic seller, dan
Anda akan
menambahkan 1 produk yang akan Anda jual yaitu Bibit Selada. Silahkan menggunakan website ini untuk menjual Bibit Selada Anda.”
2 Memproses Pesanan
“Anda akan menerima salah satu pesanan yang dilakukan pembeli. Silahkan Anda temukan salah satu pesanan yang telah dibayar dan proses pesanan tersebut sampai pesanan dikirim.” 3 Mencairkan
dana
“Anda ingin mencairkan dana hasil penjualan, temukan halaman pencairan dana, kemudian lakukanlah pencairan dana sebesar Rp 100.000,-.”
Berikut hasil pengujian dilakukan oleh 5 responden mendapatkan data pengujian yang
diperoleh dari platform maze design yang disajikan pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Skor prototype testing No Tugas. Average Duration (s) Mission Usability score 1 8.5 76 2 6.5 82 3 5.0 87
Maze Usability Score
(Rata-rata nilai) = (76 + 82 +
87) / 3 = 78.6
Berdasarkan hasil pengujian prototype yang dilakukan mendapatkan skor 78.6 yang setelah dikonversikan ke dalam bentuk
adjective grading scale masuk ke dalam
kategori Excellent yang berarti menyatakan bahwa prototype yang dibuat dapat diterima oleh pengguna.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan perancangan dan pembangunan sistem pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan perancangan dan pembangunan sistem informasi marketplace Keeponic untuk seller dan admin berbasis web telah berhasil diimplementasikan sesuai dengan analisis kebutuhan yang telah ditetapkan.
SARAN
Berdasarkan pelaksanaan skripsi dan pembuatan sistem informasi website Keeponic yang telah dibangun, masih diperlukan perbaikan agar sistem dapat berjalan lebih efektif kedepannya, saran untuk pengembangan aplikasi Keeponic selanjutnya yaitu:
1. Tampilan sistem perlu ditingkatkan responsivitas pada mode mobile untuk menghasilkan pengalaman pengguna yang lebih baik.
2. Menambah pilihan jasa pengiriman dengan menggunakan API dari pihak ketiga yang menawarkan banyak pilihan jasa pengiriman barang Indonesia.
3. Menggunakan jasa pencairan dana dengan
platform Iris Midtrans agar proses pencairan dana ke seller dapat diproses secara otomatis.
DAFTAR PUSTAKA
[1] I. Sofiani and A. I. Nurhidayat, “Sistem Informasi Rancang Bangun Aplikasi E-Marketplace Hasil Pertanian Berbasis Website Dengan Menggunakan Framework Codeigniter,” Manaj. Inform., vol. 10, pp. 25–32, 2019.
[2] N. Wahyuni, A. S. M. Irman, and A. Gunawan, “Pengenalan Dan Pemanfaatan Marketplace E-Commerce,” J. Pengabdi. Din., vol. 5, no. 1, 2018.
[3] I. S. Roidah, “Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem Hidroponik,” vol. 1, no. 2, pp. 43–50, 2014.
[4] C. Natalia, Y. Kusumarini, and J. F. Poillot, “Perancangan Interior Fasilitas Edukasi Hidroponik Di Surabaya,”
Intra, vol. 5, no. 2, pp. 97–106, 2017.
[5] K. Wijaya, A. Y. Permana, S. Hidayat, and H. Wibowo, “Pemanfaatan Urban Farming Melalui Konsep Eco-Village Di Kampung Paralon Bojongsoang Kabupaten Bandung,” J. Arsit. ARCADE, vol. 4, no. 1, p. 16, 2020.
[6] T. Hidayat and H. D. Putri, “Testing Student Portal on Academic Information Systems (SINA) using Black Box Testing with Equivalence Partitioning Methods and Boundary Value Analysis (in Bahasa : Pengujian Portal Mahasiswa pada Sistem Informasi Akademik ( SINA ) menggunakan Black Box T,” J.
Inform. Pengemb. IT, vol. 7, no. 1, pp.
83–92, 2019.
[7] Y. A. Manullang, “Rancang Bangun Aplikasi TEMPATIN ( E- Commerce Pemesanan dan Penyewaan Ruangan ) Berbasis Android,” pp. 1–7.
[8] J. Brooke, “SUS: A ‘Quick and Dirty’ Usability Scale,” Usability Eval. Ind., no. July, pp. 207–212, 2020.