IV-1
Bab IV Perancangan Arsitektur
IV.1 Arsitektur Data
Kualitas data merupakan produk dasar dari fungsionalitas SI [SPE92]. EAP bersifat data-driven di mana arsitektur data merupakan acuan dalam pendefinisian arsitektur aplikasi dan teknologi. Tahapan arsitektur data bertujuan mendefinisikan jenis informasi yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan bisnis organisasi.
Arsitektur data mendefinisikan jenis data utama (entitas data) yang diperlukan oleh setiap fungsi/proses bisnis. Arsitektur yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam perancangan basis data lojik dan fisik, serta untuk pengimplementasian basis data.
IV.1.1 Entitas Data
Kandidat entitas data bisa didapatkan dari beragam sumber, misalnya: definisi fungsi/proses bisnis, hasil wawancara, IRC, desain basis data yang telah ada sebelumnya, dll. Pendefinisian entitas data dilakukan dengan memetakan kebutuhan setiap entitas bisnis terhadap informasi yang dibutuhkannya. Tabel IV-1 (cuplikan dari Lampiran F) menunjukkan asosiasi antara entitas bisnis “Pelayanan Informasi” dengan entitas data yang dibutuhkan. Terdefinisinya entitas data yang dibutuhkan oleh setiap entitas bisnis, menunjukkan tingkat persebaran data dalam organisasi serta untuk mengidentifikasi entitas data yang dibutuhkan namun belum tersedia.
Setiap entitas data tidak boleh didefinisikan secara beririsan, Conceptual Data Model (CDM) dimanfaatkan untuk mengeliminasi entitas-entitas data yang redundant. CDM merepresentasikan hubungan antar entitas data. CDM digambar secara terpisah untuk setiap entitas bisnis. Gambar IV-1(cuplikan dari Lampiran F) merupakan CDM dari entitas bisnis “Pelayanan Informasi”.
IV-2
Terdapat 87 entitas data yang teridentifikasi di BP2T. Hasil identifikasi tersebut beserta CDM dapat diacu secara lengkap di Lampiran F. Perlu dicatat bahwa entitas data mendefinisikan informasi bisnis pada level konseptualnya. Oleh karena itu, pada tahap analisis dan perancangan perangkat lunak perlu dilakukan penerjemahan entitas data yang bersesuaian dengan suatu perangkat lunak secara lebih detil/spesifik untuk menghasilkan rancangan basis data yang tepat.
IV.1.2 Pemetaan Entitas Data Terhadap Proses Bisnis
Matriks data usage dimanfatkan untuk menggambarkan keterkaitan data dengan setiap proses bisnis. Penyusunan relasi antara entitas data dengan proses bisnis dilakukan untuk mengetahui tingkat keterlibatan proses bisnis dalam melakukan modifikasi terhadap entitas data – berupa create, update, retrieved, dan delete. Relasi tersebut ditampilkan dalam bentuk matriks dengan daftar entitas data sebagai sumbu horizontal serta daftar proses bisnis pada sumbu vertikal.
Tabel IV-1 Identifikasi Entitas Data
ENTITAS BISNIS ENTITAS DATA Pelayanan Informasi berkas permohonan biaya retribusi bukti penerimaan berkas evaluasi pelayanan informasi jenis izin komponen biaya log pertanyaan-jawaban persyaratan pertanyaan pihak pemohon
rencana pelayanan informasi rencana penyebarluasan informasi sop pelayanan informasi visi, misi, dan rencana strategis
IV-3
Gambar IV-1 CDM Entitas Bisnis "Pelayanan Informasi"
Nilai untuk setiap cell matriks diisi dengan ketentuan sebagai berikut:
1) C = “create”, artinya proses bisnis terlibat dalam pembuatan, pemutakhiran, dan penggunaan entitas data.
2) U = “update”, artinya proses bisnis terlibat dalam pemutakhiran, penghapusan, dan penggunaan entitas data.
3) R = “retrieved”, artinya proses bisnis terlibat dalam penggunaan entitas data.
Untuk menjamin integritas data pastikan bahwa untuk setiap entitas data hanya diproduksi (create) oleh satu proses bisnis saja. Selain itu perlu diperhatikan
IV-4
bahwa setiap entitas data harus diperbaharui/diacu minimal oleh satu proses bisnis baik proses penciptanya ataup proses lain. Hasil dari proses identifikasi dan relasi tersebut dapat diacu pada Tabel IV-2 (cuplikan dari Lampiran F) di mana merelasikan 101 proses bisnis dengan 87 entitas data. Tabel IV-3 (cuplikan dari Lampiran F) adalah diagram aliran arsitektur data yang merupakan hasil pengolahan dari matriks data usage untuk menunjukkan tingkat persebaran data di dalam organisasi.
IV.1.3 Subjek Basis Data
Matriks relasi entitas data dengan proses bisnis dimanfaatkan untuk menentukan lingkup fungsionalitas suatu aplikasi. Proses ini dilakukan dengan melakukan penataan ulang posisi proses bisnis dan entitas data sehingga dihasilkan jajaran cell bernilai “C” di sepanjang diagonal utama matriks. Kemudian dilakukan pengelompokan terhadap entitas data - entitas data yang berada pada rumpun lokasi yang berdekatan sehingga menghasilkan deretan kotak hasil pengelompokan.
Kotak-kotak yang terbentuk disebut sebagai subjek basis data. Sebaran nilai matriks yang terletak di luar area subjek basis data merepresentasikan tingkat sharing data di dalam organisasi. Setelah dilakukan penataan ulang dan pengelompokan terhadap matriks didapatkan 14 subjek basis data. Subjek basis data yang berhasil diidentifikasi dapat diacu secara lengkap di Lampiran F. Tabel IV-4 (cuplikan dari Lampiran F) menunjukkan subjek basis data “Pelayanan Informasi”.
SIAK merupakan satu-satunya sistem legacy yang dimiliki oleh pihak BP2T Kutai Barat – sebagaimana dinyatakan di bab III.4.1.1. Perlu dicatat bahwa hampir seluruh data BP2T masih dikelola secara manual. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan pemetaan antara IRC terhadap arsitektur data, karena kecilnya potensi redundancy data.
IV-5
Tabel IV-2 Data Usage Matrix
E N T IT A S D A T A re n ca n a p en y eb ar lu as a n i n fo rm as i re n ca n a p el ay an an i n fo rm as i so p p e la y an an i n fo rm as i p er ta n y aa n lo g p er ta n y aa n -j aw ab a n re n ca n a p el ay an an p en g ad u an so p p e la y an an p en g a d u an p en g ad u a n p ih ak p en g ad u k at eg o ri p en g ad u an d o m ai n m as al ah al te rn at if s o lu si lo g m as al ah -t in d ak l an ju t re n ca n a p el ay an an a d m in is tr as i so p p e la y an an a d m in is tr as i je n is i zi n p er sy ar at an b ia y a re tr ib u si k o m p o n en b ia y a st an d ar p e la y an an m in im al re n ca n a p en an am an m o d al re n ca n a an al is a d an p ro m o si PROSES BISNIS P el ay an an I n fo rm as i
Merencanakan teknis penyebarluasan informasi
C R R R R
Merencanakan teknis pelayanan informasi
C C R R R R
Melayani pertanyaan masyarakat
R C C R R R R
Menyebarluaskan informasi ke masyarakat
R R R R R
Menerima permintaan pelacakan permohonan
R U U R
Melacak keberadaan permohonan
R R U R P el ay an an P en g ad u an
Merencanakan teknis pelayanan pengaduan
C C R R
Menerima pengaduan
R C C
Mengkategorikan jenis pengaduan
R C
Menganalisis akar masalah
R R C
Menetapkan tindakan
IV-6
Tabel IV-3 Diagram Alir Arsitektur Data
E N T IT A S D A T A re n ca n a p en y eb ar lu as an i n fo rm as i re n ca n a p el ay an an i n fo rm as i so p p el ay a n an i n fo rm as i p er ta n y aa n lo g p e rt an y a an -j aw ab an re n ca n a p el ay an an p en g ad u a n so p p el ay a n an p en g ad u an p en g ad u an p ih ak p en g ad u k at eg o ri p en g ad u an d o m a in m as al ah al te rn a ti f so lu si lo g m as al ah -t in d ak l an ju t re n ca n a p el ay an an a d m in is tr as i so p p el ay a n an a d m in is tr as i je n is i zi n p er sy ar at an b ia y a re tr ib u si k o m p o n en b ia y a st an d ar p el ay a n an m in im al re n ca n a p en an am an m o d al re n ca n a an a li sa d an p ro m o si PROSES BISNIS P el ay an an I n fo rm as i
Merencanakan teknis penyebarluasan informasi
Pelayanan
Informasi
Merencanakan teknis pelayanan informasi
Melayani pertanyaan masyarakat Menyebarluaskan informasi ke
masyarakat
Menerima permintaan pelacakan
permohonan
Melacak keberadaan permohonan
P e la y an an P en g ad u an
Merencanakan teknis pelayanan pengaduan
Pelayanan
Pengaduan
Menerima pengaduanMengkategorikan jenis pengaduan Menganalisis akar masalah
Menetapkan tindakan
Mendokumentasikan pengaduan
IV-7 Tabel IV-4 Subjek Basis Data: Pelayanan Informasi
E N T IT A S D A T A re n ca n a p en y eb ar lu as an i n fo rm as i re n ca n a p el ay an an i n fo rm as i so p p el a y an an i n fo rm as i p er ta n y aa n lo g p er ta n y aa n -j aw ab an PROSES BISNIS P e la y an an I n fo rm as i
Merencanakan teknis penyebarluasan informasi
C
Merencanakan teknis pelayanan informasi
C C
Melayani pertanyaan masyarakat
R C C
Menyebarluaskan informasi ke masyarakat
R
Menerima permintaan pelacakan permohonan
R U U
Melacak keberadaan permohonan
R R U
IV.2 Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi bertujuan mendefinisikan aplikasi yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung kegiatan bisnis organisasi. Aplikasi merupakan mekanisme tearstruktur untuk mengelola data di dalam organisasi [SPE92]. Pendefinisian yang tepat dan lengkap menghasilkan daftar aplikasi yang mampu menyediakan akses terhadap informasi bisnis dengan format yang dibutuhkan secara efisien.
IV.2.1 Seleksi Kandidat Aplikasi
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengidentifikasi kandidat aplikasi yang dibutuhkan dalam mengelola informasi bisnis yang dibutuhkan. Identifikasi terhadap kandidat aplikasi dilakukan dengan memanfaatkan matriks data usage. Pada matriks data usage didapatkan 14 subjek basis data yang menjadi dasar dalam menentukan kandidat aplikasi.
Untuk setiap subjek basis data didefinisikan kandidat aplikasi digunakan untuk melakukan pengelolaan terhadap subjek basis data tersebut. Setelah kandidat
IV-8
aplikasi didaftar secara lengkap, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi potensi redundancy fungsionalitas dari kandidat aplikasi yang ada.
Teridentifikasi kebutuhan pengelolaan pengetahuan untuk setiap entitas bisnis organisasi. Hal tersebut terlihat dari adanya kebutuhan aplikasi knowledge management untuk 13 dari 14 subjek basis data yang terdefinisi. Oleh karena itu, diperlukan aplikasi knowledge management yang mengelola pengetahuan organisasi secara terintegrasi. Pengintegrasian aplikasi knowledge management bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan bisnis organisasi. Aplikasi pengelolaan pengetahuan terintegrasi tersebut dinamakan “Aplikasi Knowledge Management BP2T”. Dua aplikasi lain yang teridentifikasi di lebih dari 1 subjek basis data adalah aplikasi pengelolaan izin dan aplikasi pembayaran retribusi.
Tabel kandidat aplikasi di Lampiran G dilengkapi dengan analisis keuntungan/dampak dari pemanfaatan aplikasi dalam upaya pengembangan dan perbaikan performa suatu fungsi/proses bisnis. Di akhir proses ini teridentifikasi 11 aplikasi yang diperlukan utuk melakukan pengelolaan terhadap informasi bisnis, yaitu:
1) Aplikasi Pelayanan Informasi; 2) Aplikasi Pelayanan Pengaduan;
3) Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan; 4) Aplikasi Pemrosesan Perizinan;
5) Aplikasi Pembayaran Retribusi; 6) Aplikasi Pengelolaan Izin;
7) Aplikasi Knowledge Management BP2T; 8) Sistem Informasi Keuangan;
9) Sistem Informasi Layanan Umum; 10)Sistem Informasi SDM;
IV-9
IV.2.2 Pemetaan Aplikasi Terhadap Fungsi Bisnis
Tujuan tahapan ini yaitu untuk mengidentifikasi fungsi bisnis yang membutuhkan dukungan dari suatu aplikasi tertentu. Pemetaan tersebut untuk mencegah redundancy fungsionalitas antar aplikasi. Tabel IV-5 (cuplikan dari Lampiran H) menunjukkan hasil pemetaan aplikasi terhadap fungsi bisnis dari entitas bisnis “Pelayanan Informasi”.
Hasil pemetaan yang dilalukan di tahap ini menunjukkan seluruh fungsi bisnis akan mendapatkan dukungan dari aplikasi yang diusulkan. Khusus untuk fungsi bisnis perencanaan teknis penyebarluasan informasi dan pelaksanaan peninjauan lapangan akan mengolaborasikan pemrosesan melalui aplikasi dan manual.
Secara teknis fungsi bisnis “Perencanaan teknis penyebarluasan informasi” tetap mendapatkan dukungan dari aplikasi knowledge management BP2T, namun proses bisnis “Pelaksanaan penyebaran informasi” akan tetap dikerjakan secara manual. Penyebaran informasi akan dilakukan secara langsung di loket customer service kantor BP2T atau melalui publikasi umum melalui media publikasi fisik yang ada. Penyediaan informasi melalui perangkat lunak (website) dianggap tidak efektif karena tidak tersedia infrastruktur jaringan yang memadai bagi masyarakat Kutai Barat untuk terhubung dengan internet.
Fungsi bisnis “Peninjauan lapangan” juga mengombinasikan pemrosesan melalui aplikasi dengan proses manual. Aplikasi pemrosesan perizinan dimanfaatkan dalam mendukung fungsi bisnis tersebut. Namun aplikasi tersebut hanya digunakan sebagai media pemrosesan data lapangan dan tidak terkait dengan kegiatan pengambilan data lapangan itu sendiri. Meskipun terjadi proses reformatting data yang tidak efisien, namun opsi ini dipilih karena tidak ada jaminan terdapat infrastruktur komunikasi yang memadai di lokasi survei. Pengumpulan data akan dilakukan secara offline, mencatatnya dalam bentuk hardcopy, kemudian input data ke aplikasi akan dilakukan di kantor BP2T.
IV-10
Selanjutnya, dilakukan pemetaan antara unit organisasi terhadap aplikasi. Pemetaan tersebut dimanfaatkan untuk mengidentifikasi unit organisasi yang bertindak sebagai pengguna suatu aplikasi. Hal ini merupakan salah satu keunggulan EAP dimana organisasi dipandang sebagai satu kesatuan, sehingga tidak ada informasi bisnis atau aplikasi yang dimiliki secara khusus oleh suatu unit organisasi tertentu. Lingkungan sharing data dalam organisasi mengakibatkan identifikasi aplikasi dilakukan secara independen terhadap struktur organisasi. Tabel IV-6 menunjukkan hasil pemetaan antara aplikasi terhadap unit organisasi di dalam BP2T.
IV.2.3 Analisis Dampak
Tujuan dari tahapan ini adalah menentukan dampak dari aplikasi yang terdefinisi di arsitektur aplikasi terhadap sistem legacy yang dimiliki organisasi (terdokumentasi di IRC). Analisis dampak menjadi bagian dari proses penyusunan rencana implementasi/migrasi, yaitu dengan membandingkan aplikasi yang dimiliki oleh organisasi saat ini dengan aplikasi yang direncanakan di masa mendatang.
Perbandingan tersebut dilakukan untuk mengklasifikan sistem legacy ke dalam tiga kategori aksi, yaitu: completely replaced, partially replaced, dan retained. Untuk setiap aksi diberikan keterangan berupa alasan atau proyeksi pengembangan dari setiap sistem legacy. Hasil analisis dampak ini dapat diacu pada Tabel IV-7.
IV.3 Arsitektur Teknologi
Arsitektur teknologi merupakan proses mendefinisikan model konseptual dari platform teknologi [SPE92]. Tahap ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pendefinisian dua arsitektur enterprise perencanaan SI lainnya, yaitu arsitektur data dan aplikasi. Penentuan platform teknologi dilakukan setelah arsitektur data dan aplikasi didefinisikan untuk menjamin platform teknologi yang dihasilkan konsisten terhadap arsitektur data dan aplikasi.
IV-11 Tabel IV-5 Relasi Aplikasi Terhadap Fungsi Bisnis
APLIKASI A p li k as i P el ay an an I n fo rm as i A p li k as i P el ay an an P en g a d u an A p li k as i P el ay an an A d m in is tr as i P er iz in an A p li k as i P em ro se sa n P er iz in a n A p li k as i P em b ay ar an R et ri b u si A p li k as i P en g el o la an I zi n A p li ka si K n o w le d g e M a n a g em en t B P 2 T S is te m I n fo rm as i K eu an g an S is te m I n fo rm as i L ay an an U m u m S is te m I n fo rm as i S D M S is te m I n fo rm as i P er le n g k ap an FUNGSI BISNIS Pelayanan Informasi Perencanaan teknis penyebarluasan informasi X Perencanaan teknis pelayanan
informasi X
Pelaksanaan pelayanan
informasi X
Penelusuran permohonan X
Tabel IV-6 Relasi Aplikasi Terhadap Unit Organisasi APLIKASI A p li k as i P e la y an an I n fo rm as i A p li k as i P e la y an an P en g ad u an A p li k as i P e la y an an A d m in is tr as i P er iz in an A p li k as i P e m ro se sa n P e ri zi n an A p li k as i P e m b ay ar an R et ri b u si A p li k as i P e n g el o la an I zi n A p li ka si K n o w le d g e M a n a g em en t B P 2 T S is te m I n fo rm as i K eu an g an S is te m I n fo rm as i L a y an an U m u m S is te m I n fo rm as i S D M S is te m I n fo rm as i P er le n g k ap an UNIT ORGANISASI
Gubernur Kalimantan Timur X
Bupati Kutai Barat X
Bendahara Daerah X X X
Dinas teknis Terkait X
Kepala BP2T X X X
Sekretariat X X X X X X
Subbag Umum X X X X
Subbag Keuangan X X X
Subbag Perencanaan Program X Bidang Penanaman Modal X X X X X Subbid Investasi dan Kerjasama X X X X X Subbid Pengendalian dan Pengawasan
Investasi X X X X X
Bidang Analisa dan Promosi X X X Subbid Analisa Potensi X X X
Subbid Promosi X X X
Bidang Perizinan Usaha X X X X X X X Bidang Perizinan Tertentu X X X X X X X
IV-12
Tabel IV-7 Analisis Dampak Arsitektur Aplikasi terhadap Sistem Legacy
No. Aplikasi Sistem Legacy
Analisis Dampak C o m p le te ly r ep la ce d P a rt ia ll y re p la ce d R e ta in ed Keterangan (Alasan/Proyeksi) 1 Aplikasi Pelayanan Informasi -
Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal 2 Aplikasi Pelayanan
Pengaduan
-
Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal 3 Aplikasi Pelayanan
Administrasi Perizinan
-
Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal 4 Aplikasi Pemrosesan Perizinan SIAK X
Aplikasi pemrosesan perizinan melakukan pertukaran data dengan SIAK untuk menjaga konsistensi data kependudukan
5 Aplikasi Pembayaran Retribusi
-
Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal 6 Aplikasi Pengelolaan Izin SIAK X
Aplikasi pengelolaan izin melakukan pertukaran data dengan SIAK untuk menjaga konsistensi data kependudukan
7 Aplikasi Knowledge Management BP2T
-
Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal 8 Sistem Informasi
Keuangan
-
Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal 9 Sistem Informasi
Layanan Umum
-
Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal 10 Sistem Informasi
SDM
-
Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal 11 Sistem Informasi
Perlengkapan
-
Tidak terdapat sistem legacy, sehingga pengimplmentasian aplikasi dilakukan dari awal
Studi kasus tugas akhir ini dilakukan di lingkungan Pemkab Kutai Barat, di mana faktor utama yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan platform teknologi adalah terkait aspek geografis. Kutai Barat merupakan kabupaten dengan luas wilayah terbesar di Indonesia di mana memiliki topografi wilayah yang kompleks serta dukungan infrastruktur fisik yang tidak memadai. Arsitektur teknologi yang dihasilkan di tahapan ini diharap menjadi solusi bagi permasalahan tersebut.
IV.3.1 Prinsip dan Kandidat Platform Teknologi
Tahapan ini bertujuan mengidentifikasi prinsip yang mendasari pendefinisian kandidat platform teknologi dalam mendukung lingkungan sharing data. Penentuan prinsip platform teknologi, membutuhkan pemahaman yang baik
IV-13
terhadap perkembangan dan tren TIK saat ini. Komponen yang perlu dicakup dalam prinsip dan platform teknologi tersebut meliputi aspek: data, hardware, software, dan network. Pendefinisian terhadap kandidat platform teknologi dilakukan secara independen terhadap suatu vendor/merk tertentu, kecuali terdapat kondisi di mana organisasi telah menentukan penggunaan suatu jenis produk tertentu.
Identifikasi terhadap prinsip dan kandidat platform teknologi dalam lingkup studi kasus di BP2T Pemkab Kutai Barat perlu mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1) Kondisi geografis. Kerumitan kondisi geografis serta infrastruktur fisik yang tidak memadai mengakibatkan mobilitas penduduk di daerah ini terbatas.
2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kabupaten Kutai Barat merupakan daerah yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah berupa emas dan batu bara. Sumber daya alam menjadi sumber pendapatan utama bagi APBD Kutai Barat. Namun demikian, pembangunan fisik di Kutai Barat mendapat prioritas yang tinggi. Oleh karena itu, terdapat keterbatasan kemampuan pendanaan untuk investasi di sektor-sektor lain, sehingga rencana investasi perangkat TIK perlu disusun seefisien mungkin.
3) Infrastruktur TIK yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor keterbatasan biaya sebagaimana dibahas pada poin sebelumnya menuntut efisiensi dalam kegiatan pengadaan perangkat TIK. Oleh karena itu, perangkat TIK yang sudah dimiliki sebelumnya diupayakan dapat dioptimalkan pemanfaatannya sehingga dapat menekan alokasi biaya pengadaaan bagi perangkat TIK.
Prinsip platform teknologi diturunkan dari Non Functional Requirement (NFR) dari perangkat lunak. NFR menyediakan panduan yang berupa batasan kualitas perangkat lunak. Pemahaman terhadap NFR diperoleh dari [SPE92], [PRS01], [PRC02], dan [CHU08] diterjemahkan ke dalam prinsip platform teknologi yang
IV-14
dirangkum di Tabel IV-8 dan Tabel IV-9. Prinsip tersebut merupakan dasar dalam mengidentfikasi kandidat platform teknologi. Kandidat platform teknologi dinyatakan dengan rinci di Lampiran H yang terdiri dari komponen hardware, software dan komunikasi.
Tabel IV-8 Prinsip Platform Teknologi
ASPEK PRINSIP PLATFORM TEKNOLOGI
Software a) Sistem operasi dan aplikasi pendukung harus legal.
b) Sistem operasi yang digunakan bersifat portable, scalable, interoperable,
dan compatible.
c) Sistem legacy sebisa mungkin dipertahankan serta dioptimalkan
penggunaannya
d) Aplikasi menggunakan antarmuka berbasis Graphical User Interface (GUI).
e) Aplikasi menyediakan umpan balik yang proporsional terhadap aksi yang
dilakukan user.
f) Aplikasi diimplementasikan menggunakan paradigma pemrograman
berorientasi objek.
g) Aplikasi diimplementasikan dengan kakas dan/atau bahasa pemrogaman
yang seragam.
h) Aplikasi dilengkapi dokumentasi pembangunan dan user manual perangkat
lunak.
i) Aplikasi memiliki mekanisme pengamanan data untuk mencegah terjadinya
pengaksesan data secara ilegal (misalnya: password).
j) Aplikasi memiliki kemampuan error-checking dan recovery dari error
(recoverability).
k) Aplikasi menyediakan fasilitas search-engine untuk memberi kemudahan
kepada user dalam mencari informasi yang dibutuhkannya
l) Pertukaran data antar aplikasi dilakukan dengan mengimplementasikan
web-service
m) Pemeliharaan terhadap perangkat lunak dilakukan secara berkala
Hardware a) Pemrosesan data dilakukan oleh server utama yang dilengkapi dengan
backup server yang menjadi aktif ketika server utama down.
b) Penyimpanan data dilakukan secara redundant yang terdiri dari primary dan
backup database-server.
c) Spesifikasi hardware yang dipilih harus memenuhi kapasitas pemrosesan
data dari sistem yang dirancang.
d) Terdapat mekanisme pengamanan aset hardware yang dimiliki BP2T,
misalnya: pemasangan alarm, kunci gembok,dll
e) Optimasi biaya investasi pengadaan hardware dan peralatan penunjang lain
yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan perangkat TIK yang sudah dimiliki sebelumnya.
IV-15 Tabel IV-9 Prinsip Platform Teknologi (lanjutan)
ASPEK PRINSIP PLATFORM TEKNOLOGI
Network a) Menggunakan arsitektur client/server dalam pengimplementasian jaringan.
b) Tersedianya jaringan komunikasi yang reliable untuk melakukan pertukaran
data.
c) Teknologi intranet dimanfaatkan untuk keperluan pertukaran data di internal
kantor BP2T, sedangkan untuk melakukan pertukaran data dengan pihak eksternal BP2T dengan memanfaatkan teknologi extranet yaitu dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN).
d) Teknologi VSAT dimanfaatkan untuk pengimplementasian internet karena
belum memadainya infrastruktur komunikasi di Kutai Barat.
Data a) Input data dilakukan sekali dan dilengkapi dengan time-stamp serta tanpa
dilakukannya reformatting data secara manual.
b) Input data memiliki mekanisme konfirmasi, verifikasi, otorisasi, validasi, support-attachment, consistency-checking, dan cross-examination.
c) Pengelolaan data diimplementasikan dalam lingkungan sharing data sehingga
pengelolaannya perlu dilakukan secara terpusat.
d) Recoverability yaitu terdapat mekanisme untuk menyalin (backup) data.
e) Penyimpanan data menggunakan basis data relasional dan pengaksesannya
menggunakan Standard Query Language (SQL).
f) Terdapat mekanime enkripsi data-data sensitif sebelum dilakukan
pertukaran/pengiriman data.
g) Media penyimpanan data (storage) harus reliable.
IV.3.2 Distribusi Data dan Aplikasi
Tahap ini bertujuan menentukan strategi pendistribusian data dan aplikasi untuk mendukung kegiatan bisnis BP2T. Rencana pendistribusian data dan aplikasi dibuat dengan memanfaatkan kandidat platform teknologi yang dihasilkan oleh tahap sebelumnya. Distribusi diartikan sebagai lokasi fisik tempat penyimpanan/peletakan server dan workstation. Artifak yang akan dihasilkan pada tahap ini berupa peta persebaran entitas data dan aplikasi relatif terhadap lokasi bisnis, lokasi data dan lokasi aplikasi disimpan. Kedua peta tersebut mendefinisikan pendistribusi entitas data dan aplikasi.
Pada tahap pemodelan bisnis dihasilkan pemetaan antara fungsi dan proses bisnis terhadap lokasi dimana proses bisnis tersebut terjadi. Peta tersebut kemudian dimanfaatkan untuk mengetahui hubungan antara entitas data dan aplikasi dengan
IV-16
lokasi bisnis. Hubungan antara entitas data dengan lokasi bisnis didapatkan dengan mengolaborasikannya dengan data usage matrix. Hasil dari proses ini ditampilkan di Tabel IV-10 (Cuplikan dari Lampiran H).
Selanjutnya dicari hubungan antara aplikasi dengan lokasi bisnis, yaitu dengan mengolaborasikan peta aplikasi terhadap fungsi/proses bisnis dengan peta antara fungsi/proses bisnis terhadap lokasi bisnis. Peta yang ditunjukkan di Tabel IV-11 menunjukkan persebaran aplikasi terhadap lokasi aplikasi yang menjadi masukan dalam pemilihan alternatif antarmuka, apakah desktop-based atau web-based. Secara umum ketujuh lokasi aplikasi tersebut dapat dikategorikan ke dalam 3 lokasi perkantoran yaitu: Kantor BP2T (meliputi: back-office BP2T, loket customer service, loket pengajuan permohonan, ruang pemrosesan berkas, loket penyerahan dokumen dan kasir), Kantor Pemkab Kutai Barat, dan Kantor Pemprov Kalimantan Timur. Aplikasi yang digunakan untuk lebih dari 1 lokasi perkantoran akan menggunakan antarmuka berbasis web, sedangkan untuk aplikasi yang hanya digunakan di lingkungan kantor BP2T menggunakan antarmuka berbasis desktop.
IV.3.3 Konfigurasi platform teknologi
Aktifitas yang dikerjakan pada tahapan ini bertujuan mendefinisikan konfigurasi dari platform teknologi pada level konseptualnya – sehingga independen terhadap pilihan aktual (vendor/merk) dari hardware, software, communication service yang digunakan. EAP mendefinisikan konfigurasi platform teknologi dimana mencakup 3 level konseptual arsitektur teknologi yaitu:
1) Conceptual workstation, yaitu fasilitas yang dipergunakan oleh user untuk mengakses data dan aplikasi. Konfigurasi level pertama ini ditampilkan di Gambar IV-2.
2) Conceptual enterprise network, menggambarkan hubungan di antara komponen komputasi dalam rancangan sistem. Komponen komputasi meliputi perangkat komputer, I/O devices, storage devices, dan fasilitas telekomunikasi. Namun demikian, rancangan conceptual enterprise
IV-17
network ini dapat berubah secara fleksibel dan adaptif. Konfigurasi level kedua dapat diacu di Gambar IV-3.
3) Business systems architecture, yaitu teknologi yang dipergunakan dalam pengimplementasian dan pemeliharaan aplikasi dan basis data. Susunan konfigurasi level ketiga ini dapat diacu di Tabel IV-12 dan Tabel IV-13. Pembuatan model untuk level ini dilakukan dengan mengklasifikasikan aplikasi dan basis data ke dalam 5 operasi utama, yaitu:
a) Operational Information Update, yaitu operasi yang bertujuan melakuakan create, update, dan delete suatu jenis data/informasi. Aplikasi menyediakan layar yang berupa dialog untuk keperluan ini.
b) Operational Information Inquiry, yaitu operasi untuk mengakses data secara interaktif dan melihat data dalam format/bentuk yang beragam.
c) Operational Report View, yaitu operasi yang bertujuan membantu user mencari dan melihat laporan hasil generate atau laporan berkala.
d) Ad Hoc Information, yaitu fasilitas untuk mengakses data dengan SQL atau bahasa pengaksesan lain.
e) Business Rule Inquiry and Update, yaitu operasi yang memungkinkan user dapat merubah suatu rule mengenai pengoperasian sistem bisnis. Misalnya: rule perubahan data, rule otorisasi, pendefinisian trigger dan prosedur, serta penentuan kriteria untuk pengambilan keputusan.
IV.3.4 Pemetaan Platform Teknologi Terhadap Aplikasi
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menyempurnakan arsitektur teknologi yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya, yaitu dengan mengidentifikasi hubungan antara platform teknologi dengan aplikasi yang membutuhkannya. Pemetaan terhadap platform teknologi ini tidak hanya dilakukan terhadap kandidat aplikasi yang tercantum di dalam arsitektur aplikasi saja namun juga dilakukan terhadap
IV-18
sistem legacy yang telah dilakukan pada tahap pencatatan IRC. Kedua pemetaan tersebut dapat dimanfaatkan dalam mengidentifikasi platform-platform teknologi baru apa saja yang perlu diakuisisi dan menjadi masukan dalam penyusunan rencana implementasi di layer terakhir EAP. Hasil pemetaan antara aplikasi dengan platform teknologi yang membutuhkannya ditunjukkan pada Tabel IV-14(cuplikan dari Lampiran H).
Tabel IV-10 Peta Distribusi Entitas Data
ENTITAS DATA
LOKASI BISNIS LOKASI DATA
K an to r P em d a P ro v in si / K ab u p at en B a ck -o ff ic e B P 2 T L o k et c u st o m er s er v ic e (p u sa t in fo rm as i) L o k et p en g aj u an p e rm o h o n an R u an g p em ro se sa n b er k as L o k et p en y er ah an d o k u m en d an k as ir L o k as i S u rv ei D a ta b a se s er ve r (p ri m a ry ) d i k an to r B P 2 T D a ta b a se s er ve r (b a ck u p ) d i k an to r P em k ab K u ta i B ar a t D a ta b a se s er ve r (b a ck u p ) d i k an to r P em p ro v K al ti m
rencana penyebarluasan informasi X X X X
rencana pelayanan informasi X X X X
sop pelayanan informasi X X X X X
Pertanyaan X X X
log pertanyaan-jawaban X X X
rencana pelayanan pengaduan X X X X
sop pelayanan pengaduan X X X X X
Pengaduan X X X X X
IV-19
Tabel IV-11 Peta Distribusi Aplikasi
APLIKASI
LOKASI BISNIS LOKASI APLIKASI ANTARMUKA
K an to r P em d a P ro v in si / K ab u p at en B a ck -o ff ic e B P 2 T L o k et c u st o m er s er vi ce ( p u sa t in fo rm as i) L o k et p en g aj u an p er m o h o n an R u an g p em ro se sa n b er k as L o k et p en y er ah an d o k u m en d an k as ir L o k as i S u rv ei W o rk st a ti o n k an to r P e m ro v K al ti m W o rk st a ti o n k an to r P e m k ab K u ta i B ar at W o rk st a ti o n b a ck -o ff ic e B P 2 T W o rk st a ti o n l o k et c u st o m er se rv ic e W o rk st a ti o n l o k et p en g aj u an p e rm o h o n an W o rk st a ti o n r u an g p em ro se sa n b e rk as W o rk st a ti o n l o k et p en y er ah an d o k u m en d an k as ir D ek to p -b a se d W eb -b a se d
Aplikasi Pelayanan Informasi X X X X X
Aplikasi Pelayanan Pengaduan X X X X X
Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan X X X
Aplikasi Pemrosesan Perizinan X X X
Aplikasi Pembayaran Retribusi X X X
Aplikasi Pengelolaan Izin X X X X X X
Aplikasi Knowledge Management BP2T X X X X X X
Sistem Informasi Keuangan X X X X X
Sistem Informasi Layanan Umum X X X X X
Sistem Informasi SDM X X X X X
IV-20
IV-21
IV-22 Tabel IV-12 Business Systems Architecture (1)
FUNGSI UTAMA APLIKASI A p li k as i P el ay a n an I n fo rm as i A p li k as i P el ay a n an P en g ad u an A p li k as i P el ay a n an A d m in is tr as i P er iz in an A p li k as i P em ro se sa n P er iz in an A p li k as i P em b ay a ra n R et ri b u si A p li k as i P en g el o la an I zi n A p li k as i K n o w le d g e M a n a g em e n t B P 2 T S is te m I n fo rm as i K eu an g an S is te m I n fo rm as i L ay an a n U m u m S is te m I n fo rm as i S D M S is te m I n fo rm as i P er le n g k ap an
Operational Information Update X X X X X X X X X X X
Operational Information Inquiry X X X X X X X X X X X
Operational Report Review X X X X X X X X X X X
Ad hoc Information Review
Business Rule Inquiry X
Tabel IV-13 Business Systems Architecture (2)
APLIKASI
SUBJEK BASIS DATA
P e la y an an i n fo rm as i P e la y an an P en g ad u an P e re n c an aa n p e la y an an a d m in is tr as i P e la y an an A d m in is tr as i P er iz in an P e n g en d al ia n D o k u m en I zi n P e m an ta u an d an E v al u as i P e n il ai an K in er ja P e m b in aa n d an P en g aw as an K eu an g an L ay an an U m u m M S D M N et w o rk I n fr as tr u cu tu re D ev el o p m en t S e rv ic e D ev el o p m en t P e rl en g k ap an
Aplikasi Pelayanan Informasi X
Aplikasi Pelayanan Pengaduan X
Aplikasi Pelayanan Administrasi
Perizinan X X
Aplikasi Pemrosesan Perizinan X X
Aplikasi Pembayaran Retribusi X X X
Aplikasi Pengelolaan Izin X X X
Aplikasi Knowledge Management
BP2T X X X X X X X X X X X X X
Sistem Informasi Keuangan X
Sistem Informasi Layanan Umum X
Sistem Informasi SDM X
IV-23
Tabel IV-14 Relasi Aplikasi Terhadap Platform Teknologi
APLIKASI
SOFTWARE HARDWARE NETWORK
DATA
Penggunaan Basis Data
D es k to p -b as ed W eb -b as ed
Sistem Operasi Perangkat Lunak Pendukung W o rk st at io n / C li en t P C R ep o si to ry / S er ve r P C In tr an et E x tr an et In te rn et B at ch O n li n e R el as io n al F il e S er ve r
Aplikasi Pelayanan Informasi
X Client: Microsoft Windows 2000/XP - X X X X X Server: Microsoft Windows Server 2003 Aplikasi Pelayanan Pengaduan
X Client: Microsoft Windows 2000/XP - X X X X X Server: Microsoft Windows Server 2003 Aplikasi Pelayanan Administrasi Perizinan
X
Client: Microsoft Windows 2000/XP
Program file transfer
X X X X X X
Server: Microsoft Windows Server 2003 Aplikasi Pemrosesan Perizinan
X
Client: Microsoft Windows 2000/XP
Program file transfer
X X X X X X
Server: Microsoft Windows Server 2003