• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Praktis. KESELAMATAN JALAN PADA ZONA KERJA DI JALAN dalam mendukung proyek-proyek EINRIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Petunjuk Praktis. KESELAMATAN JALAN PADA ZONA KERJA DI JALAN dalam mendukung proyek-proyek EINRIP"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Oktober 2010

Petunjuk Praktis

KESELAMATAN JALAN PADA ZONA KERJA DI JALAN

dalam mendukung proyek-proyek EINRIP

(2)

Daftar Isi

Daftar Isi ... 2

Bagian I. Umum ... 3

1.1. Ruang Lingkup ... 3

1.2. Isu Keselamatan pada Zona Kerja ... 4

1.3. Ketetentuan Umum Tanda Rambu dan Delineasi Pada Zona Kerja ... 6

Bagian II. Prosedur Keselamatan Jalan pada zona Kerja ... 11

2.1. Kebutuhan Pengaturan Lalu Lintas ... 11

2.2. Kebutuhan Rencana Manajemen Lalu Lintas ... 13

2.3. Persyaratan Rencana Manajemen Lalu Lintas ... 14

2.4. Besaran Zona Kerja ... 19

2.5. Pekerjaan Jalan yang Terletak di Tikungan ... 20

2.6. Lokasi kerja yang Berkeselamatan ... 20

Bagian III. Contoh Manajemen Lalu Lintas pada Zona Kerja ... 21

(3)

Bagian I. Umum

1.1. Ruang Lingkup

Penerapan terhadap praktik keselamatan jalan pada zona kerja di jalan diperlukan untuk menjamin keselamatan bagi semua pekerja dan pengguna jalan. Petunjuk Praktis Pengaturan Lalu-Lintas pada Zona Kerja di Jalan memberikan panduan dasar yang mudah untuk diikuti oleh para pemilik proyek, kontraktor dan konsultan dalam hal merencanakan penempatan tanda dan rambu sementara yang meliputi deskripsi, ketentuan umum, ketentuan teknis, dan cara perencanaan bagi pihak yang terkait dengan pekerjaan jalan.

Buku ini diperuntukkan bagi pekerjaan jalan pada jalan nasional yang mengambil sebagian atau seluruh dari Ruang Milik Jalan (RUMIJA) yang diperkirakan bisa mengganggu arus lalu lintas dan keselamatan pemakai jalan. Sebagai bagian dukungan terhadap Proyek-Proyek EINRIP, maka contoh-contoh dalam buku ini hanya berlaku untuk jalan dengan kecepatan lalu-lintas eksisting 60 km/jam.

Bagi jalan dengan kecepatan eksisting lebih tinggi, perlu digunakan Standards Australia Field Guides (HB 81-1 to 9) sebagai acuan.

Penyelenggara Jalan dalam melaksanakan preservasi Jalan dan/atau peningkatan kapasitas Jalan wajib menjaga Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

(4)

1.2. Isu Keselamatan pada Zona Kerja

Berapapun besaran proyek dan lamanya pekerjaan, seluruh jenis pekerjaan jalan perlu menerapkan standar keselamatan dan manajemen lalu-lintas yang baik. Ada beberapa pertimbangan keselamatan yang perlu diperhatikan, antara lain:

• SELURUH PEKERJA (TERMASUK AHLI TEKNIK) DALAM ZONA KERJA HARUS MEMAKAI JAKET KESELAMATAN. UNTUK PEKERJAAN PADA WAKTU MALAM, HARUS DILENGKAPI DENGAN JAKET REFLEKTIF.

• JALAN HARUS BERSIH DARI PASIR DAN KERIKIL. JALAN PERLU DISAPU (MANUAL ATAU DENGAN MESIN) SECARA RUTIN – TERUTAMA UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR.

• MENYINGKIRKAN SELURUH OBJEK BERBAHAYA SEPERTI

CONCRETE BLOCK, TONGKAT, TIANG BESI, RANTING POHON

DAN CONCRETE BARRIER YANG TIDAK DIPASANG DENGAN BENAR DARI JALAN DAN ZONA RUMIJA. OBJEK TERSEBUT TIDAK BOLEH DIGUNAKAN SEBAGAI PENGARAH ATAU PENGATUR LALU-LINTAS PADA ZONA KERJA.

(5)

• TIDAK DIPERBOLEHKAN MENEMPATKAN ALAT BERAT, MESIN, KENDARAAN PROYEK, KERIKIL/ PASIR ATAU MATERIAL LAINNYA DIDALAM ‘ZONA BEBAS’ DIMANA PEKERJAAN JALAN DILAKUKAN.

• TABEL ZONA BEBAS DENGAN FUNGSI KECEPATAN DITAMPILKAN DIBAWAH INI. TABEL INI UTUK DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN BAGI KONTRAKTOR UNTUK MELETAKKAN MATERIAL DAN PERALATAN SECARA SELAMAT.

85

th

percentile

KECEPATAN

EKSISTING

SEBELUM PROYEK

PERKIRAAN LHR

(TERMASUK SEPEDA MOTOR)

ZONA BEBAS YANG

DIBUTUHKAN

(DIHITUNG DARI PINGGIR

LAJUR LALU-LINTAS

TERDEKAT)

40 – 70 km/jam

Kurang dari 1000 kend/hari

3m

40 – 50 km/jam

Lebih dari 1000 kend/hari

3m

60 -70 km/jam

Lebih dari 1000 kend/hari

4m

Tabel 1.1. Zona Bebas Minimum Dalam Zona Kerja

(6)

1.3. Ketetentuan Umum Tanda Rambu dan Delineasi Pada Zona Kerja

Tanda, rambu dan pengarah dipergunakan untuk memperingati, menginformasikan, memandu dan mengendalikan lalu lintas agar secara aman dan selamat melintasi zona kerja.

• Seluruh Tanda, Rambu dan Pengarah harus dipelihara agar selalu dalam kondis baik dan bersih.

• Seluruh Tanda, Rambu dan Pengarah yang digunakan pada malam hari harus mampu memantulkan cahaya (reflektif) minimum setingkat Engineer Grade (EG) dalam kondisi yang bersih dan tidak rusak.

• Rambu peringatan zona kerja harus mencukupi. Detail jenis dan lokasi penempatan rambu diberikan pada diagram dalam buku panduan ini.

• Zona kerja harus terdelineasi dengan baik menggunakan alat yang reflektif termasuk plastic bollards, patok pengarah, hazard markers dan peralatan lain yang disetujui. Objek berbahaya (seperti concrete blocks, ranting pohon, dan concrete barrier) tidak boleh digunakan sebagai delineator atau pengatur lalu lintas pada zona kerja. • Jalur yang harus dilalui oleh lalu lintas dari kedua arah harus diinformasikan dengan jelas.

• Tidak diperbolehkan adanya alternatif jalur lainnya selain yang telah ditetapkan. Bila ada kemungkinan rute lain, perlu dilakukan penutupan dengan delineasi yang kuat.

• Bollards atau kerucut lalu-lintas dapat digunakan untuk memandu pengemudi di sepanjang zona kerja. Contoh-contoh akan diberikan pada bagian akhir dalam Buku ini.

• Seluruh tanda dan rambu harus dipasang sedemikian agar tidak mudah jatuh atau tertiup angin. • Seluruh tanda dan rambu harus mengikuti kaidah 6 C sebagai berikut:

(7)

KAIDAH

SYARAT RAMBU

KEWAJIBAN KONTRAKTOR:

Conspicuous

Tiap rambu harus mudah dilihat. Seluruh rambu harus dapat dilihat oleh

pengemudi.

Clear

Tiap rambu harus jelas – mudah

dibaca.

Seluruh rambu harus dipelihara dan dalam

kondisi yang baik dan bersih.

Comprehensible Tiap rambu harus mudah

dimengerti (tidak

membingungkan).

Seluruh rambu yang digunakan sesuai

dengan standar yang berlaku di Indonesia

(jika ada) atau standar lainnya yang sesuai.

Credible

Tiap rambu harus masuk akal dan

sesuai dengan situasi.

Rambu tidak digunakan bila tidak

memberikan informasi yang masuk akal.

Consistent

Jenis rambu yang sama harus

digunakan untuk situasi yang

sama – diseluruh wilayah

Indonesia.

Menggunakan rambu standar pada seluruh

zona pekerjaan jalan agar pengguna jalan

dapat mudah mengerti.

Correct

Rambu harus digunakan untuk

situasi yang tepat – ada beberapa

rambu peringatan yang hampir

sama namun memiliki arti yang

berbeda.

Hanya memasang rambu yang tepat. Jangan

menggunakan sembarang rambu.

(8)

Jenis Rambu

Ada tiga jenis rambu yang digunakan:

JENIS

KEGUNAAN

CONTOH RAMBU

Rambu Larangan

dan Perintah

Menyatakan perbuatan yang dilarang

dilakukan dan menyatakan perintah

yang wajib dilakukan oleh pengguna

jalan. Mereka harus mentaati dan Polisi

dapat menindaknya.

Batas kecepatan maksimum

Larangan mendahului

Larangan berbelok

Perintah berhenti sesaat, dan beri

prioritas

Perintah tetap di lajur kiri

Perintah belok kiri/kanan

Rambu Peringatan

Memperingatkan pengguna jalan

tentang kemungkinan ada bahaya atau

tempat berbahaya di bagian jalan

didepannya.

Pekerjaan jalan di depan

Pengurangan lajur

Rambu Petunjuk

Menyatakan petunjuk mengenai jurusan,

jalan, situasi, tempat, pengaturan bagi

pengguna jalan untuk menghindari

kemungkinan pengguna jalan mengambil

lajur yang salah.

Delineator

Kerucut lalu lintas

(9)

Penggunaan Rambu yang Baik Pada Zona Kerja

Kontraktor perlu melakukan:

• Menempatkan rambu yang benar dan aman. Seluruh rambu harus diletakkan minimal 1 meter dari lajur lalu lintas;

• Memastikan bahwa seluruh rambu berada dalam jarak pandang pengguna jalan;

• Memastikan bahwa seluruh rambu dapat terlihat – tidak tertutup oleh pohon, rumput, kendaraan proyek, mesin atau halangan lainnya;

• Tidak menempatkan rambu yang dapat mengahalangi pandangan pengguna jalan terhadap rambu lainnya; • Selalu memeriksa agar rambu tidak mengarahkan pengguna jalan pada lajur yang salah atau lokasi yang

membahayakan;

• Periksa kondisi seluruh rambu minimal satu hari sekali;

• Tidak mengarahkan pengguna jalan untuk melanggar aturan. Pastikan bahwa seluruh bentuk pengalihan tidak memaksa pengguna jalan untuk memotong marka ganda menerus, atau melanggar rambu larangan/perintah;

• Setelah pekerjaan selesai - tutup rambu yang tidak diperlukan; • Tutup atau pindahkan rambu yang tidak perlu;

• Selalu memperhatikan batas kecepatan yang aman. Bila pekerjaan selesai untuk mengembalikan kecepatan pada kondisi normal, pastikan bahwa kondisi jalan pada kondisi yang baik, bersih dari pasir atau kerikil dan tidak ada pekerja ;

(10)

Penggunaan Delineator yang Baik Pada Zona Kerja

• Gunakan kerucut lalu lintas yang mamantulkan cahaya – minimum tingginya 450 mm – untuk memberi delineasi pada zona kerja. Selalu letakkan kerucut lalu lintas dalam satu garis yang menerus sehingga tampak sebagai garis tepi lalu lintas. Perbaiki atau ganti kerucut yang tertabrak atau tertiup angin;

• Pergunakan taper yang panjang. Ingat bahwa pengemudi memerlukan taper yang lebih panjang – minimum panjang taper diberikan pada Tabel dibawah.

Status

jalan

Panjang daerah pendekat,

A (m)

Panjang taper awal,

B (m)

Panjang daerah menjauh,

C (m)

Sudut α,

(°)

Lokal

50 - 120

140

10 - 30

60

Kolektor

120 - 300

190

30 - 45

60

Arteri

300 - 500

280

45 - 90

60

(11)

Bagian II. Prosedur Keselamatan Jalan pada zona Kerja

2.1. Kebutuhan Pengaturan Lalu Lintas

Penelitian membuktikan bahwa resiko kecelakaan pada zona kerja tiga kali lebih besar. Kontraktor perlu memastikan bahwa seluruh upaya dilakukan untuk menjaga keselamatan pekerja dan pengguna jalan pada zona kerja. Konsultan perlu mengerti pentingnya isu keselamatan pada zona kerja dan memastikan bahwa dilakukan supervisi terhadap Kontraktor mengenai hal ini.

Zona kerja harus memiliki resiko minimum:

T

IDAK

A

DA

K

EJUTAN

T

IDAK

A

DA

J

EBAKAN

T

IDAK

A

DA

O

BJEK

B

AHAYA

I

NFORMASI YANG DIBERIKAN SECARA BAIK

P

ESAN YANG

K

ONSISTEN

-

DIULANGI JIKA PERLU

J

ARAK PANDANG YANG BAIK DALAM SETIAP KONDISI

(12)

Tidak ada kejutan

•Zona Pendekat bertujuan untuk memperingatkan pengguna jalan tentang pekerjaan jalan didepannya.

Tidak ada jebakan

•pejalan kaki, pekerja, dan pengendara tidak boleh terjebak menuju lokasi yang berbahaya;

•Sebagai tambahan dari rambu peringatan, dapat digunakan pagar untuk melindungi pengguna jalan dari objek bahaya.

Tidak ada objek bahaya

•Hanya delineator yang tidak berbahaya yang digunakan;

•Drum dari besi yang dicor dengan semen TIDAK boleh digunakan. Benda tersebut merupakan bahaya bagi pengguna jalan.

Informasi yang diberikan secara baik

•Pengguna jalan dapat merespon informasi dengan baik bila berjarak 2 detik

Pesan yang konsisten - diulangi jika perlu

•Pesan yang disampaikan harus jelas, sederhana dan konsisten

Jarak pandang yang baik dalam setiap kondisi

(13)

2.2. Kebutuhan Rencana Manajemen Lalu Lintas

Rencana Manajemen Lalu Lintas (RML) adalah gambar atau seperangkat gambar yang menunjukkan alat-alat pengaturan lalu lintas yang akan digunakan dalam zona kerja serta daftar jadwal pemrograman pekerjaan – menyebutkan hari dan waktu pekerjaan dilaksanakan. RML dipersiapkan oleh kontraktor dan disetujui oleh Konsultan sebelum dapat diimplementasikan.

RML menunjukkan secara detail gambar manajemen lalu lintas pada saat pelaksanaan proyek. RML tidak dapat (dan tidak boleh) disalin dari situs internet! RML digambar dalam skala 1:500 atau 1:10000, menunjukkan seluruh rambu dan marka yang digunakan beserta spesifikasinya.

Dalam mengembangkan RML, kontraktor perlu memikirkan seluruh tahapan kerja dalam pembangunan jalan dan apa yang akan dilakukan dalam setiap tahapannya. Hal ini perlu dilakukan karena dapat membantu kontraktor dalam pentahapan dan alokasi sumber daya serta agar kontraktor dapat mempertimbangkan dengan baik apa yang akan terjadi di lapangan. Misalnya:

- Apakah lajur lalu lintas akan menyempit - Apakah lajur akan ditutup

- Apakah ada pemakaian satu lajur untuk dua arah - Apakah ada perlintasan median

- Apakah ada pengalihan lalu lintas

- Apakah ada pengalihan jalur sementara/ by pass - Apakah ada penutupan berkala

- Apakah ada penggunaan bahu (atau median) untuk lajur lalu lintas

Jawaban dari pertanyaan tersebut akan menentukan manajemen lalu lintas detail untuk setiap tahapan konstruksi jalan.

(14)

2.3. Persyaratan Rencana Manajemen Lalu Lintas

Kontraktor harus memberikan waktu minimal 10 hari bagi Konsultan untuk menerima, membaca dan mengkaji RML. Dalam kurun waktu tersebut, Konsultan perlu mengkaji dan menilai RML dan perlu mendiskusikannya dengan Kontraktor. Hanya setelah RML disetujui, pekerjaan konstruksi dapat dimulai

Minimal 2 hari sebelum konstruksi dimulai, Konsultan dan Kontraktor perlu bertemu di lapangan untuk menentukan lokasi penempatan rambu dan delineator secara tepat.

Zona kerja dibagi kedalam 4 zona – tabel berikut menjelaskan masing-masing zona. RML harus menunjukkan dengan jelas bahwa keempat zona tersebut dipertimbangkan dalam penyusunan RML dan bahwa rambu dan delineator serta aktivitas lainnya telah direncanakan untuk keempat zona tersebut.

(15)

Z

ONA

K

ERJA

F

UNGSI

Zona Pendekat.

(Umumnya sepanjang 200m pada kecepatan eksisting 60km/jam).

Memperingatkan pengendara tentang pekerjaan jalan. Mereka perlu diinformasikan tentang keberadaan pekerjaan jalan dan

diarahkan agar dengan aman melaluinya (rambu batasan kecepatan, penutupan lajur, penyempitan lajur, dsb.)

Zona Peralihan

(Umumnya sepanjang 150m pada kecepatan eksisting 60km/jam dan perlu menurunkan kecepatan hingga 40km/jam atau pengalihan

lajur).

Memandu pengendara pada lajur yang semestinya agar dapat secara aman melintasi zona kerja. Jika pekerjaan jalan tidak

menyebabkan perubahan lajur lalu-lintas, Zona ini dapat diminimalkan.

Zona Pekerjaan

Sepanjang pekerjaan jalan – biasanya 100 meter hingga beberapa kilometer

Menngendalikan pengendara melewati area dimana pekerjaan dilaksanakan dalam kecepatan dan lajur yang aman bagi

mereka dan juga aman bagi pekerja.

Zona Penjauh

(Kira-kira sepanjang 150m untuk jalan bebas hambatan)

Untuk memberi informasi bagi pengendara bahwa mereka telah melalui zona kerja dan menginformasikan batas kecepatan yang berlaku pada jalan didepannya, juga untuk

mengingatkan mereka untuk selalu berhati-hati dalam berkendara.

(16)
(17)
(18)

Langkah Detail

1 Pengumpulan Data Lingkup pekerjaan, metode konstruksi, data geometrik jalan, data lalu lintas 2 Identifikasi Zona Kerja Durasi pekerjaan, lokasi dan waktu pekerjaan jalan, rentang waktu lalu lintas

terganggu 3 Identifikasi alternatif

metoda kerja

Penyempitan lajur, penutupan lajur, satu lajur dua arah, melintasi median, pengalihan rute (detour), jalan sementara, penutupan berkala, penggunaan bahu atau median sebagai jalur lalu lintas

4 Analisis VCR dan dampak lalu lintas

Studi dampak lalu lintas, batas kemampuan menampung arus lalu lintas (misal LOS=D, VCR 0.85, atau panjang antrian 1 km)

5 Analisis perbaikan teknis Pekerjaan diluar jam sibuk, malam hari, akhir pekan, pelarangan parkir/berhenti, penjadwalan ulang pekerjaan, jalur yang digunakan bersama, pelarangan berputar, dll.

6 Evaluasi Rencana Manajemen Lalu lintas

Waktu henti dan tunda kendaraan yang diterima, menjamin keselamatan dan tidak menjadi penyebab kecelakaan , pertimbangan biaya proyek dan manajemen lalu lintas, polusi udara dan hilangnya mata pencaharian. 7 Modifikasi Prosedur Review design, prosedur kerja, alternatif metoda konstruksi, prosedur

(19)

2.4. Besaran Zona Kerja

Terdapat kondisi dimana beberapa zona kerja tumpang tindih (overlap). Jika hal ini terjadi, maka perlu dibuat keputusan antara terus mengendalikan lalu lintas dari zona kerja pertama hingga zona kerja terakhir atau memperbolehkan mereka kembali pada kondisi (kecepatan) sebelum zona kerja pertama.

Sebagai aturan yang umum, jika jarak antara akhir Zona Kerja 1 ke awal zona pendekat pada Zona Kerja 2 kurang dari 1 KM, maka kedua zona kerja tersebut harus dijadikan satu kesatuan. Tidak boleh ada zona penjauh antara

keduanya. Pengendara harus selalu dikendalikan dengan batas kecepatan dan delineator sepanjang kedua zona kerja tersebut.

Jika jarak antara akhir Zona Kerja 1 ke awal zona pendekat pada Zona Kerja 2 lebih dari 1 KM, maka kedua zona tersebut dipisahkan pengaturannya. Zona penjauh diberlakukan diantara kedua zona pekerjaan.

L ≤ 1 KM: satu kesatuan zona kerja L > 1 KM: zona kerja terpisah

(20)

2.5. Pekerjaan Jalan yang Terletak di Tikungan

Jika pekerjaan jalan terletak di tikungan, zona kerja harus diperpanjang hingga lalu lintas yang mendekat dapat melihat dengan jelas lajur yang harus mereka tempuh. Hal ini sebaiknya dapat dilakukan dengan memastikan bahwa Zona Pendekat berada pada segmen jalan yang lurus dengan jarak pandang memadai. Jika pekerjaan jalan terletak di bagian jalan tertentu sehingga Zona Pekerjaan terjadi …………., Zona Peralihan perlu diperpanjang hingga ke Zona Pekerjaan. Jika pekerjaan berada di sisi jalan yang tidak membutuhkan perubahan lajur, Zona Peralihan dapat diminimalkan.

2.6. Lokasi kerja yang Berkeselamatan

Peraturan mewajibkan kita untuk menjaga keselamatan di lokasi kerja. Hal ini berarti bahwa kita harus melindungi pekerja dan pengguna jalan yang melalui zona kerja. Ada beberapa hal utama yang perlu diperhatikan:

Jika pekerja bekerja kurang dari 3m dari lajur terdekat, maka kita harus:

- Mengendalikan kecepatan 40 km/jam pada Zona Peralihan dan Zona Pekerjaan

- Pastikan bahwa kerucut lalu lintas atau delineator terletak pada garis lurus minimal 1,5m dari pekerja terdekat, untuk mengarahkan lalu lintas

Jika beton penghalang (rigid barrier) diletakkan sepanjang jalan antara pekerja dan pergerakan kendaraan, maka hal-hal diatas boleh tidak dilakukan. Beton penghal-halang harus disatukan dengan erat (sesuai petunjuk penggunaan dari pabrik), dan terminal harus diletakkan diluar clear zone.

(21)

Bagian III. Ketentuan Penempatan dan Kebutuhan Rambu

Kebutuhan dan penempatan rambu sangat dipengaruhi oleh lokasi dan durasi pekerjaan jalan.

Di luar/ disisi lajur lalu lintas

Bahu jalan

Lajur kiri

Lajur tengah

Lajur kanan

Dua lajur atau lebih

Median

Satu jalur jalan

(22)
(23)

Gambar disamping menunjukkan panduan pengaturan lalu-lintas pada lokasi

pekerjaan yang berada pada jalan dua-lajur dua-arah, dengan menutup

sementara sebagian lajur lalu lintas, namun cukup untuk dilalui oleh lalu-lintas

dua arah.

Untuk jalan dengan volume yang cukup tinggi, dan pekerjaan jalan berlangsung

lama, perlu diberikan centre line (marka tengah) sementara yang menerus, atau

dapat juga digunakan pavement tape.

(24)
(25)

Gambar disamping menunjukkan panduan pengaturan lalu lintas pada

pekerjaan jalan yang berada pada jalan dua-lajur dua-arah dan menutup

sebagian lajur lalu lintas, namun hanya dapat dilalui oleh satu lajur lalu-lintas.

Pengaturan tersebut menggunakan rambu ‘give way’ (beri prioritas) pada satu

arah lalu-lintas.

Pengaturan ini tidak berlaku bila:

-

Volume lalu lintas melebihi 500 kendaraan per hari; atau

-

Zona Pekerjaan lebih dari 100 meter; atau

-

Pengendara tidak memiliki jarak pandang yang cukup terhadap kendaraan

yang datang dari arah depannya.

Jika hal diatas terjadi, gunakan lampu isyarat lalu-lintas sementara atau gunakan

flag-man.

(26)
(27)

Gambar disamping menunjukkan pengaturan lalu-lintas pada jalan dua-lajur

satu-arah. Pekerjaan jalan menutup satu lajur. Rambu-rambu ditempatkan di

kedua sisi jalan.

(28)
(29)

Gambar disamping menunjukkan pengaturan lalu-lintas pada jalan dua-lajur

satu-arah. Pekerjaan jalan menutup satu lajur. Rambu-rambu ditempatkan di

kedua sisi jalan.

(30)
(31)

Gambar disamping menunjukkan pekerjaan jalan yang menutup seluruh badan

jalan. Lalu-lintas dialihkan ke jalan sementara yang terletak disisi jalan yang

sedang ditangani.

Penggunaan jalan sementara harus memperhatikan hal-hal berikut:

- Kondisi lajur sementara harus layak dilalui kendaraan

- Pengalihan tidak boleh terletak pada tikungan

-

Jika menggunakan bahu sebagai lajur tambahan, perhatikan kekuatan

bahu

-

Bersihkan lajur sementara dari reruntuhan, debu yang mempengaruhi

(32)

Bagian IV. Contoh Masalah Keselamatan pada Zona Pekerjaan Jalan

PEKERJAAN JALAN MASALAH KESELAMATAN

Zona Pendekat dimaksudkan untuk memberi informasi tentang pekerjaan didepan. Rambu ini terlalu banyak tulisan dan tidak terbaca. Pada lokasi ini sudah mulai perlu dilakukan kontrol kecepatan, namun tidak ada batas kecepatan yang diberikan.

Rambu ini sedikit tulisannya dan lebih mudah dibaca. Tapi tidak memberikan informasi tambahan untuk memandu, menginformasikan atau mengatur pengendara.

Rambu ini terletak tepat di awal Zona Peralihan, dan informasi yang perlu diberikan disini adalah batas kecepatan dan bahwa jalur jalan ditutup didepan. Semua pengguna jalan perlu diinformasikan untuk menggunakan jalur yang lain.

(33)

PEKERJAAN JALAN MASALAH KESELAMATAN

Barikade plastik mudah dilihat dan cocok sebagai delineator. Namun, taper perlu diperpanjang hingga membentuk ‘tembok’ melintas badan jalan.

Rambu ‘Dilarang Masuk’ perlu ditempatkan pada lokasi yang lebih terlihat. Rambu peringatan ‘Hati-hati’ tidak ada gunanya dan perlu diletakkan di lokasi lainnya jika dibutuhkan.

Blok beton tidak boleh dignakan karena sangat berbahaya bagi pengendara sepeda motor.

Pengendara tidak diperbolehkan mengambil jalan sendiri melalui zona kerja. Mereka harus ditunjukkan rute yang harus ditempuh dan jalur lainnya harus di tutup dengan delineator.

Pasir dan kerikil di permukaan jalan adalah ancaman bagi pengendara sepeda motor. Jalan perlu disapu setiap hari.

(34)

PEKERJAAN JALAN MASALAH KESELAMATAN

Tumpukan pasir seharusnya tidak ditempatkan disini karena berbahaya bagi pengendara – terutama setelah hari gelap.

Pipa-pipa tersebut adalah objek bahaya sisi jalan dan seharusnya tidak diletakkan disini – walaupun hanya sebentar. Objek tersebut berada di dalam clear zone (3m dari sisi terluar lajur terdekat) dan mereka akan sangat berbahaya bila kendaraan (mobil/truk/bis/sepeda motor) keluar lajur.

Kurangnya delineasi untuk membantu memandu pengendara. Kerucut lalu lintas perlu diletakkan maksimum setiap 20m.

(35)

PEKERJAAN JALAN MASALAH KESELAMATAN

Rambu-rambu tersebut tidak membantu apapun bagi keselamatan pekerjaan jalan. Mereka dibiarkan di tengah jalan dan dapat ditabrak kendaraan pada malam hari.

Barikade perlu digunakan dengan barikade lainnya untuk menutup seluruhnya badan jalan/simpang. Rambu-rambu perlu digunakan dimana diperlukan.

Gambar

Tabel 1.1. Zona Bebas Minimum Dalam Zona Kerja
Tabel 1.2. Kaidah 6 C Perambuan
Tabel 1.3. Minimum Panjang Taper yang Dibutuhkan
Gambar 2.1. Gambar Tipikal Zona Kerja
+3

Referensi

Dokumen terkait

Se on niin hassuu, ku toisista ihmisistä voi nähdä sen ku ite aina kokenu hirveesti sen et ei oo työelämässä ni on ihan turha ihminen et mikä pointti mun elämällä on

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa dosis dan ukuran butiran pupuk Fosfatsuper tidak berpengaruh nyata terhadap P-tersedia tanah pada tanaman jagung.. Namun

dapat diselesaikan dengan dana yang ada, akan diselesaikan di tahun berikutnya. Masyarakat juga sudah jelas dengan APB-DESA yang ada karena selalu diinformasikan

Teori integral Henstock-Pettis dalam tulisan ini dapat dikembangkan antara lain kajian mengenai sifat-sifat primitif fungsi terintegral Henstock-Pettis pada ruang Euclide R n ,

Pembelajara n berbasis diskusi BM : 1x(3x3 0”) Membuat Bisnis Plan (Tugas 1) Kriteria: Ketepatan, kesesuaian, ketelitian dan ketajaman mengolah dan menganalisis data

Memiliki tanggul di sekeliling fasilitas dengan ketinggian lebih dari sama dengan 1 meter dari permukaan tanah untuk menghindari terjadinya ceceran dan/atau tumpahan Limbah B3

Pengujian terhadap sistem ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan penempatan arrester yang optimal terhadap tegangan lebih transien pada transformator daya

sensual, yang biasa disebut dengan kesenangan, kebahagiian jenis ini sering dipandang sebagai satu-satunya kebahagiaan$ &leh karena itu sering keluar ungkapan “kalau