• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memahami Pengelolaan Keuangan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Memahami Pengelolaan Keuangan Daerah"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Memahami Pengelolaan

Keuangan Daerah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(2)

Minggu

Ke

Kemampuan

akhir yang

diharapkan

Bahan Kajian (materi ajar)

Sub Materi

6

Mahasiswa

dapat

memahami

Anggaran

Pendapatan

dan Belanja

Daerah.

1. Pengertian

Pengelolaan Keuangan

Daerah.

2. Hubungan Keuangan

antara Pemerintah

Pusat dan

Daerah/Undang-undang perimbangan

keuangan pusat dan

daerah.

3. Macam-macam

sumber dana APBD.

4. Pengertian pemberian

Pinjaman dan / hibah

serta Penerusan

Pinjaman.

• Pengertian Pengelolaan

Keuangan Daerah,

membahas Permendagri ttg

hal tsb.

• Hubungan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan

Daerah/Undang-undang

perimbangan keuangan

pusat dan daerah.

• Macam-macam sumber

dana APBD, berdasarkan

pelaksanaan UU ttg Perimb

Keu Pusat dan Daerah.

• Pengertian pemberian

Pinjaman dan / hibah serta

Penerusan Pinjaman.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(3)

Landasan Hukum

Pengertian Pengelolaan Keuangan

Daerah

Hubungan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah/Undang-undang

perimbangan keuangan pusat dan

daerah

Macam-macam sumber dana APBD.

Pengertian pemberian Pinjaman dan /

hibah serta Penerusan Pinjaman.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(4)

Landasan Hukum

1)

UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara

2)

UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara

3)

UU No. 15/2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara

4)

UU Nomor 32/2004 tentang Pemerintah Daerah

5)

UU No. 33/2004 ttg Perimbangan Keuangan antara Pem. Pusat dan Pem. Daerah

6)

PP Nomor 54 Tahun 2005, tentang Pinjaman Daerah

7)

PP Nomor 55 Tahun 2005, tentang Dana Perimbangan

8)

PP Nomor 56 Tahun 2005, tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

9)

PP Nomor 57 Tahun 2005, tentang Hibah Kepada Daerah

10)

PP Nomor 58 Tahun 2005, tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

11)

PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah

12)

PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

13)

Kepmenkeu No. 141/KMK.07/2001 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

14)

Permendagri No. 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang

diperbarui dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(5)

UU No. 18/1965

PP. 36 / 1972

PP. 48 / 1973

Kep. MDN 22 / 1974

UU No. 5/1974

PP. 5 / 1975

PP. 6 / 1975

Per. MDN 11 / 1975

UU No. 22/1999

PP. 105 / 2000

Kep. Mendagri 29 / 2002

UU No. 32/2004

PP 58/2005

Per 13/Mendagri/2006

Per 59/Mendagri/2007

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(6)

PKD

PP 58/2005

PP 58/2005

PERDA

PERMENDAGRI

13 / 2006

UU 32/2004

UU 33/2004

UU 17/2003

UU 1/2004

UU 15/2004

PP 24/2005

PP 8/2006

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Peraturan KDH

UU 32/2004

UU 33/2004

OMNIBUS REGULATIONS

(7)

Pengaturan yang komprehensif dan terpadu

dalam satu peraturan perundangan saja

Bertujuan agar memudahkan dalam

pelaksanaannya dan tdk menimbulkan multi

tafsir dalam penerapannya, sehingga tidak

membingungkan pemeriksa dan pelaksana

Memuat kebijakan terkait dgn perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan dan

pertanggung jawaban keuangan daerah.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(8)

Substansi:

1. Bagaimana wewenang, hak &

kewajiban Daerah ditopang

oleh manajemen keuangan

“modern”.

2. Jawaban atas kebutuhan PP

tentang Penyusunan,

Pelaksanaan, Penatausahaan,

Pelaporan,

Pertanggungjawaban, dan

Pengawasan Keuda (Pasal

182 & Pasal 194).

UU 17/2003

UU 1/2004

UU 15/2004

UU 25/2004

UU 33/2004

PP

PP

PP

UU 32/2004

Pasal 222

Pasal 237

PP 58/2005

Pemerintahan

Daerah

misal: SAP, dstnya

Omnibus

Regulation

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(9)

Landasan Yuridis PP 58/2005 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah

Tata cara penyusunan rencana kerja dan anggaran

satuan kerja perangkat daerah serta tata cara

penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran satuan

kerja perangkat daerah diatur dalam Perda yang

berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

UU 32 /2004 ttg Pemerintahan Daerah

Pasal 182

Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan

daerah diatur lebih lanjut dengan Perda yang

berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

Pasal 194

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(10)

Landasan … (2)

Ketentuan mengenai pokok-pokok penyusunan RKA SKPD

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan peraturan

pemerintah

Pengelolaan dan pertanggung-jawaban keuangan daerah

dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan di

bidang keuangan negara dan perbendaharaan negara

Pasal 69 ayat (4)

Pasal 82

UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan

daerah diatur dengan peraturan pemerintah

Pasal 86

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(11)

1.

Mempertajam esensi sistem penyelenggaraan pemerintahan

Daerah dalam konteks pengelolaan keuangan daerah.

2.

Memperjelas distribusi kewenangan (

distribution of authority

)

dan memperjelas derajat pertanggungjawaban (

clarity of

responsibility

) pada level penyelenggaraan pemerintahan

Daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah.

Money

Follows

Fuction

UU 32/2004

Pemerintahan

Daerah

HAK

Pasal 21

KEWAJIBAN

Pasal 22

KELOLA

&

IMPLEM

ENTASI

Masyarakat

1. Kesejahteraan

Rakyat

2. Demokratisasi

3. Otonomi

4. Efisiensi &

Efektivitas

Sumber daya

5. Pemberdayaan

masyarakat

RKPD

• Pendapatan • Belanja • Pembiayaa n

PP 58/05

Pasal 23 (1) (2)

Pe

ngelolaa

n

Keuda

Perhatikan

kaidah aturan

hukum yang lain

UU/PP/Perpres, dll

Pasal 167 ayat (2):

Pelayanan dasar,

pendidikan, kesehatan,

fasos & fasum, serta

jaminan sosial

Pasal 167 ayat (3):

• SAB

• SPM

• Standar Harga

• Tolok Ukur Kinerja

Urusan

• Wajib

• Pilihan

• Concurrent

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(12)

Dani Sugiri, SE, SST Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

(13)

Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan

Pemerintahan Daerah adalah suatu sistem

pembagian keuangan yang adil, proporsional,

demokratis, transparan, dan efisien dalam rangka

pendanaan penyelenggaraan Desentralisasi,

dengan mempertimbangkan potensi, kondisi,

dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan

penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan

Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem

yang menyeluruh dalam rangka pendanaan

penyelenggaraan asas Desentralisasi,

Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan.

Dani Sugiri, SE, SST Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(14)

Sebagian Urusan

Sumber

Pendanaan

APBD

APBN

Pemerintah

Pusat

Pemerintah

Daerah

Penerimaan

Pembiayaan

Tugas

Pembantuan

dari Pusat ke

Daerah dan Desa

DAK

BHP dan BP

DAU

Dana Darurat

Dan Hibah

SILPA tahun lalu

Dana Cadangan

Penjualan Kekayaan

Daerah yang

Dipisahkan

Pinjaman Daerah

Kewenangan Pemda :

• Urusan Wajib (SPM)

- Propinsi (16 jenis urusan)

- Kab/Kota (16 jenis urusan)

• Urusan Pilihan

Kewenangan Pemerintah:

• 6 urusan

• di luar 6 Urusan

Lain-lain

Pendapatan

Dana

Perimbangan

PAD

Dekonsentrasi

Desentralisasi

Kementerian/

Lembaga

SKPD

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Pusat dan Daerah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(15)

Sumber pendanaan

UU No.33/2004

Pemerintah

Pusat

Pemerintah

Daerah

PAD

UU 34/2000

UU No.33/2004

Dana

Perimbangan

Lain-lain

Pendapatan

Belanja

Surplus/Defisit

Penerimaan

Pembiayaan

Tugas

Pembantuan

Pemerintah

Pusat kpd

Daerah/Desa

Dekonsentrasi

Desentralisasi

APBN

Kewenangan

UU No.32/2004

APBD

PP TERKAIT DENGAN KEBIJAKAN FISKAL NASIONAL

dalam Konteks Keuangan Daerah

PP 07/2008

Dana

Dekonsentrasi

dan Tugas

pembantuan

• PP 58/2005

Pengelolaan

Keuangan

Daerah

• RPP RKA-SKPD

• PP 65/2001

• PP 66/2001

PP 55/2005 Dana

Perimbangan

PP 57/2005

Hibah Kepada

Daerah

PP 54/2005

Pinjaman

Daerah

PP 23/2003

PP 56/05

SIKD

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(16)

Desentralisasi: penyerahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah pusat kepada provinsi/kabupaten/kota

Dani Sugiri, SE, SST Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Dekonsentrasi: pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur

sebagai wakil pemerintah pusat dan/atau perangkat pusat di daerah

Dana yang berasal dari Anggaran K/L (APBN) yang dilaksanakan oleh

Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.

Mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka

pelaksanaan Dekonsentrasi.

Tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di

Daerah.

Dialokasikan untuk kegiatan Non Fisik.

Dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Dana Dekonsentrasi

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(17)

Tugas Pembantuan:

Penugasan dari pemerintah pusat

kepada provinsi/kabupaten /kota

& desa atau dari

provinsi/kab/kota ke desa untuk melaksanakan tugas

tertentu yang disertai pembiayaan, sarana, & prasarana

serta sumberdaya manusia dengan kewajiban melaporkan

pelaksanaannya

dan

mempertanggungjawabkannya

kepada yang menugaskan

Dana yang berasal dari Anggaran K/L (APBN)

yang

dilaksanakan oleh Daerah.

Mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam

rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

Ditugaskan pelaksanaannya kepada Gubernur/Bupati/

Walikota;

Dialokasikan untuk kegiatan Fisik;

Dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(18)

Ruang Lingkup Keuangan Daerah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

KEUANGAN

DAERAH

HAK

•PAJAK

•RETRIBUSI

•PINJAMAN

KEWAJIBAN

•MENYELENGGARAK AN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH •MEMBAYAR TAGIHAN PIHAK KETIGA

PENERIMAAN

PENGELUARAN

KEKAYAAN

DAERAH

•TIDAK DIPISAHKAN •DIPISAHKAN

KEKAYAAN

PIHAK LAIN

YANG

DIKUASAKAN

PEMDA

(19)

Menambah ekuitas

dana lancar

Hak daerah

Tidak perlu dibayar

kembali

Mengurangi ekuitas

dana Lancar

Kewajiban daerah

Tidak akan diperoleh

Pembayarannya

kembali

Penerimaan yang

perlu dibayar kembali

Pengeluaran yang

akan Diterima

kembali

Pendapatan

daerah

Belanja

Daerah

Pembiayaan

daerah

Struktur

APBD

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(20)

PAD

Dana Penimbangan

Lain-lain pendapatan

daerah yang sah

Klasifikasi menurut

fungsi

Klasifikasi menurut

program dan kegiatan

sesuai Urusan

Pemerintahan

Penerimaan pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan

Pendapatan

Daerah

Belanja

Daerah

Pembiayaan

Daerah

Struktur

APBD

Struktur APBD

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(21)

Dani Sugiri, SE, SST Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

(22)

Pendapatan Asli Daerah;

Dana Perimbangan; dan

Lain-lain Pendapatan

Daerah Yang Sah.

Dani Sugiri, SE, SST Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(23)

A.

Pajak Daerah;

B.

Retribusi Daerah;

C.

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan; dan

a)

bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan

milik daerah/BUMD;

b)

bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan

milik pemerintah/BUMN; dan

c)

bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan

milik swasta atau kelompok usaha masyarakat

D.

Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(24)

a.

hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak

dipisahkan;

b.

jasa giro;

c.

pendapatan bunga;

d.

penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;

e.

penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain

sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan

barang dan/atau jasa oleh daerah;

f.

penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah

terhadap mata uang asing;

g.

pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan

pekerjaan;

h.

pendapatan denda pajak;

i.

pendapatan denda retribusi;

j.

pendapatan hasil eksekusi atas jaminan;

k.

pendapatan dari pengembalian;

l.

fasilitas sosial dan fasilitas umum;

m.

pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan; dan

n.

pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(25)

Dana Bagi Hasil;

a.

bagi hasil pajak; dan

b.

bagi hasil bukan pajak.

Dana Alokasi Umum; dan

Dana Alokasi Khusus

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(26)

hibah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah

lainnya, badan/lembaga/ organisasi swasta dalam

negeri, kelompok masyarakat/perorangan, dan

lembaga luar negeri yang tidak mengikat;

dana darurat dari pemerintah dalam rangka

penanggulangan korban/kerusakan akibat

bencana slam;

dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada

kabupaten/kota;

dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang

ditetapkan oleh pemerintah; dan

bantuan keuangan dari provinsi atau dari

pemerintah daerah lainnya.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(27)

Pajak daerah

Retribusi daerah

Hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan

Lain-lain PAD yang syah

Dana Bagi Hasil

DAU

DAK

Hibah

Dana Darurat

Lain-lain pendapatan yang

ditetapkan Pemerintah

PAD

Dana

Perimbangan

Lain-lain

Pendapatan

Daerah yang sah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(28)

Diprioritaskan Untuk Melindungi dan Meningkatkan

Kualitas Kehidupan Masyarakat

Belanja

Daerah

Urusan

wajib

Peningkatan

Pelayanan dasar

Pedidikan

Kesehatan

Fasilitas sosial

Fasilitas umum

Mengembangkan

sistem jaminan

sosial

Potensi unggulan

Kondisi/ kekhasan

Daerah seperti :

Pertambangan, perikanan,

Pertanian, perkebunan,

Kehutananan dan pariwisata

Urusan

pemerintahan

Urusan

Pilihan

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(29)

Klasifikasi

Belanja

Organisasi

Fungsi

Program

Kegiatan

Urusan

Pemerintahan

(kewenangan

prop/kab/kot

Fngs. pengelolaan

Keuangan negara

(10 fungsi)

Jenis

Bel. pegawai

Hibah

Bel. Barang dan

jasa

Bantuan sosial

Bel. Modal

Bagi hasil &

Bantuan keuangan

Bunga

Bel. Tidak terduga

Subsidi

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(30)

Digunakan untuk tujuan keselarasan dan keterpaduan

pengelolaan keuangan negara, terdiri dari :

a.

Pelayanan umum

b.

Pertahanan

c.

Ketertiban dan keamanan

d.

Ekonomi

e.

Lingkungan hidup

f.

Perumahan dan fasilitas umum

g.

Kesehatan

h.

Pariwisata dan Ekonomi kreatif

i.

Agama

j.

Pendidikan

k.

Perlindungan sosial

Klasifikasi Belanja Menurut Fungsi

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(31)

Terdiri dari :

a.Belanja pegawai

b.Belanja barang dan jasa

c. Belanja modal

d.Bunga

e.Subsidi

f. Hibah

g.Bantuan sosial

h.Belanja bagi hasil dan bantuan

keuangan, serta

i. Belanja tak terduga

Klasifikasi Belanja Menurut Jenis Belanja

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(32)

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(33)

Pengelolaan Keuangan Daerah

Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah

dilaksanakan

oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah

selaku pejabat pengelola APBD;

dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah

selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(34)

Pengelolaan Keuangan Daerah

Tugas Pejabat Pengelolaan Keuangan Daerah:

1.

menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan

APBD;

2.

menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan

APBD;

3.

melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang

telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

4.

melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;

5.

menyusun laporan keuangan yang merupakan

per-tanggungjawaban pelaksanaan APBD.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(35)

Pengelolaan Keuangan Daerah

Tugas Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pejabat

Pengelolaan Keuangan Daerah:

1.

menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang

dipimpinnya;

2.

menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

3.

melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang

dipimpinnya;

4.

melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

5.

mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab

satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

6.

mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung

jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

7.

menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja

perangkat daerah yang dipimpinnya.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(36)

Implikasi

Akomodasi

Perubahan

Kerangka

Regulasi

Permasalahan

Implementasi di

Daerah

Penyempurnaan

Permendagri

13/2006 berikut

lampiran

Komitmen MDN thd Pedoman

Pengelolaan Keuda agar

:

mudah difahami

mudah dilaksanakan

tidak menimbulkan masalah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(37)

Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah

Kuasa BUD

Kepala Daerah

(Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuda)

Sekretaris Daerah

(Koordinator Pengelolaan Keuda)

PPKD Selaku BUD

(Kepala BPKAD)

Kuasa PA

Bendahara

PPK-SKPD

PPTK

Pengguna Anggaran

(Kepala SKPD)

(38)

PENGGUNA

ANGGARAN

AKUNTANSI &

PELAPORAN

KEUANGAN

PENYIAPAN

SPM

VERIFIKASI

SPJ

PPK-SKPD

(SEKRETARIS/TATA USAHA/KEUANGAN)

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(39)

Dani Sugiri, SE, SST Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

(40)

Pinjaman adalah hak negara

Pempus dapat memberikan pinjaman

dan/atau hibah ke Daerah atau sebaliknya

dengan persetujuan DPR

Pemda dapat memberikan pinjaman

kepada/menerima pinjaman dari daerah lain

dengan persetujuan DPRD

Pinjaman dan atau hibah daerah dapat

merupakan penerusan pinjaman/hibah dari

pemerintah/lembaga asing melalui Pempus

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(41)

Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang

mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang

atau menerima manfaat yang bernilai uang dari

pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani

kewajiban untuk membayar kembali

Merupakan alternatif sumber pembiayaan APBD

dan/atau untuk menutup kekurangan kas.

Pinjaman Daerah digunakan untuk membiayai

kegiatan yang merupakan inisiatif dan

kewenangan Daerah berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

Pemerintah Daerah dilarang melakukan pinjaman

langsung kepada pihak luar negeri, kecuali untuk

kasus Obligasi Daerah

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(42)

Membiayai pengadaan prasarana Daerah

atau harta tetap lain yang berkaitan dengan

kegiatan yang bersifat meningkatkan

penerimaan yang dapat digunakan untuk

mengembalikan pinjaman

Memberikan manfaat bagi pelayanan

masyarakat

Mengatasi masalah jangka pendek yang

berkaitan dengan Arus kas Daerah.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(43)

Pinjaman Jangka Pendek

;

jangka waktu kurang atau sama dengan satu tahun

anggaran dan kewajiban pembayaran kembali pinjaman

yang meliputi pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain

seluruhnya harus dilunasi dalam tahun anggaran yang

bersangkutan

Pinjaman Jangka Menengah

;

jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran dan

kewajiban pembayaran kembali pinjaman yang meliputi

pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain harus dilunasi

dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan

Kepala Daerah yang bersangkutan

Pinjaman Jangka Panjang

.

jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran dan

kewajiban pembayaran kembali pinjaman yang meliputi

pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain harus dilunasi

pada tahun-tahun anggaran berikutnya sesuai dengan

persyaratan perjanjian pinjaman yang bersangkutan.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(44)

Pinjaman daerah bersumber dari:

a.

pemerintah;

b.

pemerintah daerah lain;

c.

lembaga keuangan bank;

d.

lembaga keuangan bukan

bank; dan

e.

masyarakat.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

(45)

Batas maksimal kumulatif

Pemerintah Daerah tidak

melebihi 60% (enam puluh

persen) dari Produk Domestik

Bruto tahun yang

bersangkutan.

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Prodip III Kepabeanan dan Cukai

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan itu, antara matlamat utama sesebuah sekolah adalah untuk mewujudkan iklim sekolah yang positif iaitu suatu persekitaran kerja yang mendorong dan dapat

Pandeglang membangun model mental berdasarkan pemahaman dan pengalaman siswa yang dibantu dengan analogi yang dibuatnya dan dipengaruhi oleh karakteristik dan

Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh reference group dan marketing mix secara simultan terhadap minat menggunakan produk arisan nuansa 3 di Bmt Nusa

• Mengembangkan dan menyosialisasikan pedoman bagi otoritas pendidikan tentang kebijakan dan praktik analisis risiko multibahaya untuk pengurangan risiko dan kesiapsiagaan

Kami mohon dengan hormat agar peserta yang sedang sakit berat/keras dan ibu-ibu hamil yang mendekati masa persalinan tidak dipanggil untuk mengikuti PLPG.. Apabila Saudara

Lain daripada itu, dengan memperhatikan keadaan masyarakat Indonesia yang majemuk, baik dari sisi agama, ras, suku, maupun bahasa, wasiat wajibah dalam hukum

A client session starts by connecting to a server and negotiating the session details, after which the client can send message, presence, and IQ stanzas to other entities on

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi