• Tidak ada hasil yang ditemukan

APAKAH IMAN ANDA SUDAH BENAR?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APAKAH IMAN ANDA SUDAH BENAR?"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

APAKAH IMAN ANDA

SUDAH BENAR?

Oleh: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu,

dan mengusir setan demi nama-Mu,

dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

(Mat. 7:22-23)

Perjalanan hidup sebagai orang Kristen perlu dievaluasi kembali, apakah selama ini sudah mempunyai iman yang benar. Ada kemungkinan tanpa sadar kita menjalani

hidup Kristen seolah-olah sudah benar, tetapi ternyata salah, bahkan salah total. Apakah selama ini iman kita sudah bertumbuh dengan sehat atau tidak? Sungguh mengerikan bila apa yang tertulis di Mat. 7:22-23 itu terjadi dalam hidup

kita, meskipun kita menganggap diri kita bukan termasuk kategori orang-orang munafik tersebut. Mereka melakukan mujizat, pelayanan “rohani”, demi nama Tuhan,

tetapi ternyata tidak pernah di”kenal” oleh Tuhan.

“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia” Mat. 15:8-9

Tuhan mengkritik kebiasaan orang yang beribadah secara rutin, tetapi yang hatinya jauh dari pada Tuhan (Mat. 15:8-9). Alkitab juga mengkritik orang yang giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar dan tidak takluk pada kebenaran Allah (Rom. 10:1-3). Ada juga yang beribadah hanya untuk dilihat orang, alias munafik

(2)

"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada

tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Mat. 6:5

Tuhan Yesus juga mengingatkan tentang bagaimana iman yang bertumbuh pada saat firman diberitakan, sebagai benih yang jatuh dipinggir jalan, ke tanah yang berbatu-batu, dan ada yang dalam semak duri. (Luk. 8:12-14).

Ada pula iman paganisme, iman yang spiritnya sama dengan spirit menyembah

kepada berhala. Meskipun menyembah Kristus, namun spiritnya menyembah Kristus

sebagai berhala bukan sebagai TUHAN, memperalat Kristus hanya untuk memenuhi

segala keinginan pribadinya, demi kesuksesannya, kesehatannya, kekayaannya, keberuntungannya, dll., bukan untuk tunduk pada kehendak Kristus. Spirit ibadahnya adalah anthropocentris (berpusat pada manusia). Semuanya merupakan tanda peringatan bagi kita semua, iman macam apakah yang kita miliki selama ini?

Apakah yang menjadi perbedaan kualitatif antara agama Kristen dibandingkan dengan agama-agama lainnya? Agama Kristen adalah agama yang didasarkan / berintikan iman, bukan didasarkan/berintikan kelakukan manusia.[1] Maka iman menjadi kunci kita datang kepada Tuhan.

IMAN REFORMED

Berbicara mengenai konsep iman di dalam kekristenan, kita percaya bahwa iman Reformed merupakan perwujudan yang paling murni dan konsisten dari agama Kristen. Dari sekian banyak topik pengajaran yang ada di dalam tiap halaman Alkitab, kita menjumpai dan mempelajari salah satu prinsip dasar dari iman Reformed ialah kedaulatan Allah. Iman Reformed menegaskan dan mengakui bahwa kedaulatan Allah itu meliputi dan di dalam segala sesuatu.

Kedaulatan Allah! Apakah makna dari ungkapan tersebut? Ungkapan itu bermakna supremasi Allah, keMahakuasaan Allah, serta keilahian Allah. Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyebut Allah adalah Allah. Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyebut-Nya sebagai Yang Mahatinggi, yang berbuat menurut kehendak-Nya terhadap seluruh ciptaan-Nya, dan tidak ada seorang pun yang dapat menolak tangan-Nya dengan berkata kepada-Nya, “Apa yang Kaubuat?” (Dan. 4:35). Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan mengumumkan bahwa Ia adalah Yang Mahakuasa, yang mempunyai segala kuasa

1

(3)

baik di surga maupun di bumi, sehingga tak ada seorang pun dapat menggagalkan keputusan-keputusan nasihat-Nya, menghalangi tujuan-tujuan-Nya, ataupun menentang kehendak-kehendak-Nya (Maz 115:3). Menyebut Allah berdaulat sama halnya dengan menyatakan bahwa Dia adalah Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuan (1Tim. 6:15). Demikianlah kedaulatan Allah yang digambarkan di dalam Alkitab.

Kedaulatan Allah menurut Kitab Suci itu bersifat mutlak, memiliki daya tarik, dan tak terbatas. Dia tidak dibatasi oleh otoritas hukum atau peraturan apapun kecuali oleh keberadaan serta kehendak-Nya sendiri, bahwa Allah adalah hukum bagi

diri-Nya sendiri dan bahwa Dia tidak memiliki kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban dalam bentuk apa pun, kepada siapa pun.

Kedaulatan mencirikan seluruh Keberadaan Allah. Dia berdaulat dalam seluruh atribut-Nya. Dia berdaulat dalam menjalankan kuasa-Nya. Kuasa-Nya dinyatakan seturut kehenda-Nya, di mana pun dan kapan pun Dia berkehendak.

Fakta ini dicatat dalam setiap halaman Alkitab.

Kedaulatan Allah itu meliputi segala sesuatu maka tidak mungkin cukup bagi kita untuk membahasnya satu demi satu. Kita belajar untuk mengerti kedaulatan Allah di dalam salah satu aspek yaitu kedaulatan Allah dalam karya keselamatan.

Tak ada satu hal pun yang dapat membuat Allah terkejut, sebab Dia adalah satu Pribadi yang “di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya” (Ef. 1:1). Bahkan perbuatan-perbuatan dosa manusia hanya dapat terjadi dengan seizin-Nya. Ia mengontrol dan memakainya bagi kemuliaan-Nya sendiri. Jika aspek dosa tersebut di kesampingkan, maka tidak akan ada lagi penyataan yang dapat secara memadai menyatakan atribut, anugerah, kemurahan, kasih, dan kekudusan Allah yang mulia, seperti yang dinyatakan dalam penebusan-Nya atas orang berdosa. Menolak kebenaran ini sama artinya dengan mengeluarkan Allah dari pemerintahan dunia, dan itu berarti kita hanya mempunyai Allah yang terbatas.

Tidak ada, sama sekali tidak ada yang dapat menyelamatkan manusia berdosa dari kematian kecuali tindakan supranatural yang berkuasa dari Allah. Jadi untuk menyelamatkannya Allah harus mengambil inisiatif, harus membayar hukuman baginya, harus membersihkannya dari dosa-dosanya, dan dengan itu mengembalikan dia ke dalam kekudusan dan kebenaran.

Alkitab memberitahu kita bahwa Allah telah menyelamatkan sejumlah besar umat manusia dari hukuman dosa-dosa mereka. Mereka ini adalah kaum pilihan, yang disebut sekitar 25 kali dalam kitab suci, misalnya: “oleh karena orang-orang pilihan, waktu itu akan dipersingkat” (Mat. 24:22); “Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu” (1Tes. 1:4);

(4)

“Orang-orang yang terpilih telah memperolehnya. Dan “Orang-orang-“Orang-orang yang lain telah tegar hatinya” (Rm. 11:7); “Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah?” (Rm. 8:33); dan masih banyak lagi.

Untuk melakukan karya penebusan itu, Kristus, Pribadi Kedua Allah Tritunggal, melalui mujizat kelahiran dari anak dara mengenakan natur manusia, dan dilahirkan sebagai manusia sama seperti seorang bayi normal dilahirkan. Demikianlah Allah berinkarnasi dan menjadi salah satu dari antara kita. Selanjutnya Yesus menjalani kehidupan yang sempurna tanpa dosa di tengah-tengah umat manusia sebagai wakil dari umat pilihan-Nya. Ia menaklukkan diri-Nya di bawah hukum-Nya sendiri dan menanggung di dalam diri-Nya hukuman yang telah Allah tentukan bagi dosa. Penderitaan Kristus di dalam natur manusia-Nya, yaitu di saat Ia tergantung selama enam jam di atas kayu salib, bukanlah terutama penderitaan secara fisik, melainkan penderitaan secara mental dan spiritual. Di saat Ia berseru: “Allah-Ku, Allah-“Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Ia sesungguhnya sedang menderita kesengsaraan neraka yaitu keterpisahan dari Allah. Penderitaan semacam itu melampaui pengertian kita. Namun, karena Ia menderita sebagai pribadi Allah – Manusia, maka penderitaan-Nya itu mempunyai nilai yang sebanding dengan penderitaan yang seharusnya dialami oleh seluruh umat pilihan-Nya di dalam kekekalan, yaitu di dalam neraka.

Anugerah hidup kekal tidak diberikan kepada semua orang, tetapi hanya kepada sejumlah orang yang telah dipilih Allah. Ini tidak berarti Allah menolak mereka yang ingin diselamatkan, karena undangan yang diberikan berbunyi: “Barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan

cuma-cuma” (Why. 22:17). Akan tetapi faktanya adalah orang yang mati rohaninya tidak

dapat mempunyai keinginan untuk datang kepada Kristus. ”Tidak ada seorangpun

yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku.” (Yoh. 6:44). Hanya mereka yang rohaninya telah dihidupkan oleh Roh Kudus

yang dapat mempunyai hasrat atau keinginan itu. Itulah orang-orang, yang oleh Kitab Suci, disebut kaum pilihan.

Kita tidak diberitahu mengapa Allah tidak mau menyelamatkan semua orang padahal semuanya sama-sama tidak layak. Jika mau, Ia dapat membangkitkan sejumlah besar pendeta, misionaris, dan berbagai pekerja Kristen, atau Ia dapat bekerja begitu rupa melalui Roh Kudus-Nya, sehingga seluruh dunia ini dipertobatkan dalam waktu singkat. Terlebih lagi, Ia yang dikorbankan di Kalvari adalah Pribadi yang mempunyai nilai yang tak terbatas yang jika Allah memang berkenan, cukup untuk menyelamatkan semua orang. Namun demikian, Kitab Suci memberitahu kita bahwa memang tidak semua orang diselamatkan. Bagaimanapun, kita dapat mengatakan bahwa penebusan yang dikerjakan dengan harga mahal oleh Allah, merupakan hak pribadi Allah dan Ia bebas menggunakannya sesuai dengan keinginan-Nya. Allah yang telah menciptakan dunia ini, memiliki dunia ini, dan

(5)

menjalankannya sesuai dengan kedaulatan kehendak-Nya yang baik sampai kepada hal terbesar yaitu karya penyelamatan.

Tindakan pemilihan Allah sebelum dunia dijadikan, berkenaan dengan siapa yang akan diselamatkan, mutlak tergantung pada kehendak-Nya yang berdaulat. Pilihan-Nya atas orang-orang berdosa tertentu tidak didasarkan pada respon atau ketaatan merek ayang telah Ia lihat sebelumnya, seperti iman, pertobatan, dsb. Sebaliknya, Allah memberikan iman dan pertobatan kepada masing-masing individu yang Ia pilih. Tindakan-tindakan itu merupakan hasil, dan bukannya penyebab dari pemilihan Allah. Oleh karenanya, pilihan tidak ditentukan atau dikondisikan oleh sifat atau tindakan baik manusia yang telah Allah lihat sebelumnya, melainkan semata-mata karena Dia berkehendak untuk memilih mereka.

Iman merupakan pemberian Allah kepada orang berdosa, bukan pemberian orang berdosa kepada Allah (Ef. 2:8-9). Lalu dengan cara bagaimanakah Allah

menyebabkan mereka yang telah dipilih-Nya dapat menggunakan iman mereka? Jawabnya adalah melalui regenerasi atau kelahiran baru. Roh Kudus membuat hati manusia takluk kepada-Nya dan menanamkan di dalam dirinya, suatu natur baru yang mencintai kebenaran dan membenci dosa. Ia tidak memaksa manusia sehingga mereka melawan kehendaknya sendiri, namun Ia membuat mereka untuk dengan rela dan spontan taat kepada kehendak-Nya. Pemazmur mengatakan: “Pada hari kuasa-Mu dinyatakan, umat-kuasa-Mu akan dengan rela mempersembahkan diri mereka” (Mzm. 110:3, KJV).

Jadi Allah memberikan kepada umat-Nya kehendak untuk datang kepada-Nya. Ketika seseorang diberi natur yang baru, maka ia akan bereaksi sesuai dengan natur yang baru tersebut, seperti yang terjadi pada semua ciptaan yang lain. Sama seperti tanaman anggur yang secara alamiah menghasilkan buah anggur, demikian juga seorang yang mempraktekkan imannya dan melakukan pekerjaan baik menjadi karakteristik dari pertobatannya. Hal ini memang tidak terjadi seluruhnya sekaligus karena ia masih tinggal di dalam natur yang lama yang melekat padanya, dan selama ia masih tinggal dalam dunia ini maka itu berarti ia masih tetap berada di dalam lingkungan yang berdosa. Tetapi, dengan natur barunya, ia dapat menikmati firman Tuhan, berdoa dan bersekutu dengan sesama orang Kristen.

Dengan demikian menurut iman Reformed, keselamatan itu dikerjakan dan digenapkan oleh kuasa dari Allah Tritunggal, Allah Bapa memilih siapa yang akan diselamatkan, Allah Putra mati bagi mereka, dan Allah Roh Kudus membuat kematian Kristus itu efektif dengan memberikan iman dan pertobatan kepada orang-orang pilihan-Nya, dan karenanya menyebabkan mereka dengan sukarela taat kepada Injil. Keseluruhan proses (pemilihan, penebusan dan regenerasi) adalah karya Allah dan hanya didasarkan pada anugerah-Nya saja. Jaminan keselamatan orang-orang pilihan didasarkan bukan pada kemampuan dan tekad mereka yang labil tetapi oleh

(6)

kesetiaan Allah yang memelihara mereka sampai pada akhirnya. Dengan demikian,

orang- orang pilihan terdorong untuk senantiasa bersyukur dan terus hidup dalam kekudusan bagi kemuliaan nama-Nya. Soli Deo Gloria (/Selvia).

Referensi:

Loraine Boettner, Iman Reformed, Momentum, 2000. Arthur W. Pink, Kedaulatan Allah, Momentum, 2005. Pdt. Stephen Tong, Session NREC Indonesia.

Sumber:

FAITH

WHERE UNDERSTANDING AND APPLICATION MEET IN ONE PAGE Edisi Mei 2008, halaman 2 s/d 6.

Diterbitkan oleh: Persekutuan Pemuda GRII Ngagel – Surabaya.

Jalan Ngagel Jaya Selatan (Ruko Manyar Megah Indah) K1 – K3A Surabaya

Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat kepatuhan ibu yang kurang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.008) dengan

return pada hari rabu ini disebabkan karena telah terjadi kenaikan minyak dunia pada. pekan tersebut yaitu di mencapai lebih dari US$110 per barel dan pada

Terima kasih kepada kedua orang tuaku (Alm Papa dan Mama) yang selalu mendoakan anaknya sampai bisa menyelesaikan tanggung jawabnya sesuai dengan yang diinginkan..

Dengan mengerjakan soal cerita, siswa mampu menemukan strategi yang efektif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung perbandingan dan pecahan dengan teliti3.

Gambar 22 Grafik Regresi Linier dari Transek P Variabel X pada setiap grafik regresi linear adalah tahun perubahan garis pantai, sedangkan variabel Y pada setiap

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui beberapa kondisi sifat fisik dan kimia tanah pada jenis tanah mineral di areal tanaman kelapa sawit dengan umur tanam berbeda (10 dan

Pada penelitian ini pendekatan ARDL dan VAR digunakan untuk mengetahui kebutuhan aluminum di masa mendatang dengan menggunakan variabel kebutuhan/konsumsi aluminium, GDP

Oleh karena itu, penulis ingin menelaah lebih dalam mengenai brand identity dan cara berkomunikasi Indoestri Makerspace dengan media sosial Instagram melalui