• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemuda merupakan faktor kunci dalam pembangunan suatu bangsa. Di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemuda merupakan faktor kunci dalam pembangunan suatu bangsa. Di"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemuda merupakan faktor kunci dalam pembangunan suatu bangsa. Di Indonesia pada tahun 2025 yang akan datang disebut sebagai tahun emasnya, dengan ditandai jumlah penduduk mudanya tinggi. Dari data BPS yang ada saat ini dapat diprediksi tahun 2025 jumlah penduduk usia muda dalam masa produktif akan mencapai jumlah tertinggi. Saat itu seharusnya Indonesia bisa menjadi bangsa yang lebih produktif sehingga Indonesia Emas bukan sekedar jargon belaka. Pemuda sebagai faktor penggerak dalam pembangunan disebut juga sebagai aset dalam melaksanakannya.Potensi pemuda sebagai aset tidak begitu saja muncul dengan sendirinya. Diperlukan usaha untuk mengubah potensi pemuda ini menjadi aset dalam pembangunan. Usaha mengubah potensi pemuda menjadi aset tentu merupakan tugas bersama semua komponen bangsa, utamanya adalah pemerintah sebagai pemangku kebijakan.

Salah mengelola potensi anak-anak muda ini akan menjadi hal yang negatif. Kesalahan dalam pengelolaan potensi pemuda akan menjadi sebuah beban dan masalah dalam pembangunan. Pemuda yang menjadi aset pembangunan adalah mereka yang selalu mengerjakan hal-hal positif dalam kehidupan mereka. Pemuda yang akan menjadi beban, terlibat kegiatan-kegiatan negatif seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, sex bebas dan hal negatif lainnya (Irawanto, 2006:2). Pemuda merupakan dua sisi mata uang dalam konteks sebagai aset sekaligus beban pembangunan. Jika pemerintah lalai dalam memikirkan

(2)

pengelolaan potensi pemuda yang dimilikinya saat ini, niscaya ‘Indonesia Emas 2025’ akan tetap menjadi jargon (Sumodiningrat dan Nugroho, 2005:181). Potensi yang besar itu berbanding sejajar dengan dampak yang akan ditimbulkanya. Pemerintah telah sejak lama mencoba mengelola potensi pemuda ini dengan banyak kebijakan.

Saat ini permasalahan seputar pemuda masih terus berulang dari zaman ke zaman. Pada Tahun 2007, pemerintahan Presiden SBY bersama DPR menyetujui Undang-Undang Nomor 7 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Salah satu yang ditetapkan di dalamnya adalah permasalahan pembangunan pemuda. Dalam UU No. 7 tersebut ada enam hal yang menjadi hambatan pembangunan pemuda (Kemenpora, 2010: 12), yakni.

1. Rendahnya kesempatan pemuda untuk memperoleh pendidikan, 2. Rendahnya tingkat partisispasi angkatan kerja pemuda

3. Belum serasinya kebijakan kepemudaanan di tingkat nasional maupun daerah.

4. Rendahnya kemampuan kewirausahaan di kalangan pemuda. 5. Tingginya tingkat pengangguran terbuka pemuda

6. Maraknya masalah-masalah sosial di kalangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (Napza, dan HIV/AIDS.

Enam hambatan pembangunan pemuda di atas, merupakan masalah umum yang dihadapi oleh para pemuda. Permasalahan ini tidak secara general bisa

(3)

geografi, maupun tentang soal pembangunan yang tidak merata, khususnya untuk mereka para pemuda yang tinggal di pulau-pulau terpencil di Indonesia. Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam situs resminya Indonesia memiliki 17.508 pulau (www.dkp.go.id). Saat ini pemerintah baru menginventaris 7353 pulau, sedangkan 10155 pulau lainnya belum bernama (Fauzi, 2005: 3). Salah satu pulau yang sudah bernama dan berpenduduk yakni Pulau Sepanjang. Perjalanan laut dari Pelabuhan KaliangetSumenep menuju Pulau Sepanjang ditempuh dengan waktu tiga puluh dua jam dengan berganti dua kali kapal. Pulau Sepanjang mempunyai potensi laut yang amat besar. Dari potensi inilah kawasan lautnya ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) dengan nama pulau itu sendiri yakni KKLD Pulau Sepanjang (www.bappeda.jatimprov.go.id).

KKLD merupakan kawasan konservasi yang kewenangan pengelolaanya berada di tangan pemerintah daerahyakni di bawah Dinas Perikanan dan Kelautan Sumenep.KKLD Pulau Sepanjang merupakan kawasan konservasi yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep. Dalam Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2007 diatur bahwa pemanfaatan kawasan ini adalah untuk mengatur eksploitasi dalam kawasan tersebut. Tujuannya adalah melindungi keanekaragaman hayati dalam laut serta memastikan ketersediaan sumber daya alam di dalamnya secara berkelanjutan (sustainable) untuk kesejahteraan masyarakat, pengembangan budidaya perikanan laut yang ramah lingkungan, pengebangan wisata bahari yang langsung bermanfaat kepada masyarakat sekitar, serta konservasi terumbu karang

(4)

(Trachyphyllia Geoffroyi), mangrove, penyu (cheloniidae), paus (balaena), padang lamun (seagrass bads), rumput laut (gracilaria) dan keanekaragaman hayati potensial yang terancam kelangsunganya (DKP, 2008: 5). Dengan kata lain KKLD merupakan potensi pembangunan daerah khususnya bagi warga masyarakat di sekitar kawasan tersebut. Kawasan yang potensial menyimpan sumberdaya alam melimpah seperti laut di sekitar pulau sepanjang, merupakan salah satu faktor dari penunjang kuatnya ketahanan wilayah.

Dalam kajian ketahanan nasional, ketahanan wilayah merupakan turunan yang lebih mikro, yakni kajian ketahanan dalam skala daerah bukan nasional. Ketahanan nasional sendiri merupakan sebuah keadaan makro kekuatan Indonesia untuk menangkal ancaman yang datang baik dalam maupun luar. Maka ketahanan wilayah mereduksi nasional menjadi wilayah, atau nasional menjadi daerah (Sunardi, 2004: 12). Ketahanan wilayah mencakup cakupan kecil sebuah daerah menangkal ancaman baik dari dalam maupun luar. Menangkal dalam artian menghadapi dan mengatasi segala hambatan dan tantangan, baik yang terberi seperti sumber daya alam, letak geografi, demografi dan segala hal yang merupakan pemberian dari Tuhan. Selain itu juga hal-hal yang tercipta semisal kondisi politik, sosial, serta budaya. Kedua faktor tersebut harus diharmoniskan agar bisa menjadi sebuah potensi sehingga mampu mencapai angka kuat dalam kategorisasi nilai ketahanan wilayah suatu daerah.

Di Pulau Sepanjang faktor alam dalam hal ini merupakan gatra sumberdaya alam merupakan hal yang kuat. Pengelolaan sumberdaya yang ada yakni potensi KKLD Pulau Sepanjang merupakan hal yang penting untuk

(5)

umumnya. Pengelolaan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat harus menjadi modelnya. Pelibatan masyarakat khususnya generasi muda menjadi penting untuk keberlanjutan dari program tersebut. Pemuda di Pulau Sepanjang tentunya mempunyai permasalah yang hampir sama dengan kebanyakan pemuda di Indonesia, meski tidak semuanya. Di daerah-daerah terpencil pemuda menghadapi permasalahan pembangunan.Potensi KKLD Pulau Sepanjang nampaknya belum mampu bersinergi dengan potensi demografi terutama pemuda yang ada di kawasan tersebut. Peran keterlibatan pemuda dalam pengelolaan potensi-potensi daerah khususnya KKLD Pulau Sepanjang, menjadi kajian menarik untuk ditelisik lebih dalam tentang sejauh mana keterlibatan pemuda dalam pengelolaan KKLD yang nantinya akan dikaitkan ketahanan wilayah Pulau Sepanjang.

1.2. Rumusan Masalah

Setelah mengurai latar belakang masalah di atas maka dapat diurai dan dipertegas tentang rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut di bawah ini.

1.2.1. Bagaimanan peran pemuda dalam pengelolaan KKLD Pulau Sepanjang.

1.2.2. Bagaimana dampak peran pemuda dalam pengelolaan KKLD Pulau Sepanjang serta dampaknya bagi ketahanan lingkungan wilayah.

(6)

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada dua (2) tujuan utama, yaitu.

1.3.1. Mendeskripsikan masyarakat Pulau Sepanjang khususnya pemuda dan KKLD Pulau Sepanjang, dengan menginventarisir kendala dalam pengelolaannya serta masalah yang dihadapi pemudanya.

1.3.2. Mengetahui posisi pemuda dan perannya dalam pengelolaan KKLD Pulau Sepanjang serta dampaknya bagi ketahanan lingkungan wilayah di Pulau Sepanjang, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian diarahkan kepada 2 (dua) hal yakni sebagai berikut di bawah ini.

1.4.1. Manfaat teoritis

Memberikan sumbangsih pemikiran terhadap perkembangan cabang ilmu ketahanan nasional yakni ketahanan wilayah dan penelitian berikutnya terutama yang berkaitan dengan masalah kepemudaan bagi ketahanan wilayah suatu daerah.

1.4.2. Manfaat praktis

a. Memberikan sumbangan praktis bagi pemerintah daerah dan instansi terkait mengenai pengelolaan kawasan konservasi berbasis pemberdayaan masyarakat khususnya pemuda.

b. Memberikan informasi yang akurat dan aktual tentang pengelolaan KKLD Pulau Sepanjang.

(7)

tambahan wawasan guna penguatan nilai kemandirian dalam mengatasi masalah yang terkait dengan ketahanan wilayah suatu daerah.

1.5. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan peneliti, penelitian semacam ini belum pernah dilakukan sebelumnya di Pogram Studi Ketahanan Nasional UGM. Sebagian besar penelitian tentang ketahanan wilayah lebih fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan. Selain itu penelitian juga belum pernah dilakukan di Pulau Sepanjang, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Beberapa tesis sebelum penelitian ini ada yang berfokus pada kajian kepemudaan, selain itu juga memfokuskan penelitian pada kajian ketahanan wilayah. Berikut ada beberapa tesis yang bisa dijadikan pembanding untuk menelusuri keaslian penelitian yang akan membedakan dengan penelitian tesis ini.

Pertama adalah tesis yang di tulis oleh Idah Rosidah, memfokuskan pada kajian pemuda, yang melakukan penelitian dengan lokus di kawasan ekowisata Gunung Api Purba Nglageran, Desa Nglangeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DIY. Penelitian ini berjudul “Partisipasi Pemuda Dalam Pengembangan Kawasan Ekowisata dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Masyarakat Desa”. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan diskripsi. Penelitian tentang partisipasi dengan tidak menggunakan

(8)

metode partisipatorif ini mencoba memotret fakta-fakta yang terjadi di lokus penelitian untuk ditarik dalam garis kesimpulannya.

Beberapa fakta ditemukan dalam penelitian tentang partisipasi pemuda dalam pengambangan kawasan di daerah tersebut. Pemuda yang dimotori oleh kelompok pemuda desa ikut dalam upaya pengembangan kawasan wisata ini. Partisipasi pemuda ini berupa pemikiran untuk memajukan daerah tersebut, partisipasi pengembangan pemuda melalui pengambangan ketrampilan dan kemahiran yang berhubungan dengan ekowisata di desa mereka, dan juga partisipasi dalam bentuk sosial. Pengembangan ekowisata yang dilakukan para pemuda ternyata membawa dampak pada ketahanan masyarakat desa di sana. Ketahanan meningkat salah satunya terlihat dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap dalam industri pariwisata berbasis lingkungan tersebut.

Penelitian kedua yang bisa menjadi pembanding dalam keaslian penelitian ini adalah tesis yang ditulis oleh Fanny Kartika Oktavianti. Penelitian tersebut berjudul “Pendapatan Pembudidaya Ikan Kelompok Wirausahan Pemuda dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Ekonomi Keluarga”. Fokus penelitian ini adalah tentang kelompok wiausaha pemuda dan ketahanan ekonomi. Sedangkan lokus tempatnya adalah Kota Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitinya menggunakan metode penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan beberapa cara yakni observasi, wawancara dan studi pustaka. Data yang diperoleh diklasifikasikan menjadi dua yakni data primer dan data sekunder.

(9)

tingkat ketahanan ekonomi di tingkat keluarga. Indikator tersebut mengacu pada pemenuhan kebutuhan fisik sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh suatu keluarga. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan pemuda yang tergabung dalam kelompok pembudidaya ikan yang menjadi objek penelitian. Kendala-kendala dalam memenuhi kebutuhan fisik keluarga pembudidaya juga menjadi fakta yang berpengaruh dalam ketahanan ekonomi para pemuda tersebut. Penelitian ini menarik kesimpulan akhir bahwa adalanya kelompok pembudidaya ikan mampu meningkatkan pendapatan sehingga berkorelasi positif terhadap ketahanan ekonomi keluarga.

Pembanding keaslian lainnya yang berfokus pada ketahanan wilayah adalah tesis yang ditulis tahun 2013 oleh Airianto. Penelitian tesis ini berjudul “Peran Serta Masyarakat Komunitas Desa Pinggiran Kota Dalam Pembinaan Ketahanan Wilayah”. Fokus dari penelitian tersebut adalah komunitas msyarakat dan ketahanan wilayah. Tesis ini mengambil lokus di Desa Tridasakti, kecamatan Tambun, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Penelitinya menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi. Menggunakan teknik analisis data diskritif analistik terhadap data yang direoleh di lapangan.

Dalam penelitian tersebut ditemukan beberapa fakta yang peran masyarakat dalam mendukung ketahanan wilayah di tempat tinggal mereka. Kemajemukan yang cukup tinggi yang da di masyarakat yang diteliti dapat dikelola dengan baik sehingga tidak menjadi penghalang. Sebagai kawasan

(10)

penyangga Jakarta, daerah yang menjadi ekspansi warga Ibu Kota ternyata penduduk Desa Tidaksakti mampu mempertahankan ketahanan wilayahnya secara optimal. Data-data yang ditemukan di lapangan dapat dianalisis dengan baik dalam penelitian tersebut sehingga mendapat kesimpulan yang sesuai dengan pokok permasalahannya.

Beberapa penelitian tesis di atas yang telah meluluskan para penelitinya dari Sekolah Pascasarjana UGM pada Program Studi Ketahanan Nasional tersebut bisa dijadikan pembanding dengan penelitian ini. Keorisinilan atau keaslian penelitian ini salah satunya adalah dengan perbedaan lokus atau tempat penelitian. Meski fokus penelitian sama yakni tentang kepemudaan dan ketahanan wilayah namun lokus penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian ini benar-benar mempunyai kebaruan (orisinalitas) khususnya pada kajian ketahanan wiulayah dan kepemudaan.

Referensi

Dokumen terkait

tradisional lebih baik dari pada masyarakat patembayam .modernisasi yang di tandai dengan industrialisasi, urbanisasi,demokratis telah membuat masyarakat mengalami

disediakan akademik, masing-masing mahasiswa wajib mengisi untuk tugas

Dalam PP no 19, ayat (1) dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

Menurut Singh (Lestari, 2019: 11) Kesalahan Keterampilan Proses (Process Skills Errors) terjadi ketika siswa dapat menentukan operasi yang digunakan dalam menyelesaikan soal,

Manual ini disusun untuk memberikan acuan dan panduan dalam permohonan, penerbitan, perpanjangan, penggantian, pembatalan, penerbitan dan pelaporan Dokumen V-Legal

Berdasarkan hasil pada pengolahan data yang telah dilakukan dalam penelitian, dapat disimpulkan bahwa Sentra Bisnis Sepatu Cibaduyut berada pada posisi fase

Peserta BPJS sebagai konsumen yang mendapatkan pelayanan kesehatan di RSUP Sanglah telah mendapatkan perlindungan hukum, khususnya mendapatkan perlindungan untuk