• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL TREND IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY (TIMSS) PADA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL TREND IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY (TIMSS) PADA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 MAKASSAR"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gela Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh NURMANIA NIM 1053611130 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)

v

SURAT PERJANJIAN

Nama : NURMANIA

NIM : 105361113016

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Trend in International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini. 4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Desember 2020 Yang Membuat Perjanjian

Nurmania

(6)

vi

Motto:

Sesungguhnya setelah kesukaran itu ada kemudahan,

Karena itu, setelah selesai mengerjakan sesuatu, maka berdoalah.

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku, atas keikhlasannya dan doanya dalam memdukung penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

(7)

vii

International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada Kelas VIII. SMP

Muhammadiyah 6 Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Alimuddin, M.Si dan Pembimbing II Fathrul Arriah, S.Pd., M.Pd.

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dan penyebab terjadinya kesalahan dalam menyelesaiakan soal TIMSS berdasarkan kategori kesalahan Newman. Jenis penelitian adalah penelitian deksriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar, kemudian memilih masing-masing subjek untuk diwawancarai yang mewakili setiap kesalahan Newman. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes diagnostik yang memuat 3 soal pada konten aljabar yang diambil dari Mathematics Concepts and Mathematics

Items yang diterbitkan oleh TIMSS USA, dan pedoman wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang melakukan kesalahan membaca, 18,33% yang melakukan kesalahan memahami, 32,67% yang melakukan kesalahan transformasi, 53,33% yang melakukan kesalahan keterampilan proses, dan 56,67% yang melakukan kesalahan penulisan jawaban. Kesalahan memahami soal yang dilakukan siswa yaitu siswa tidak sesuai menuliskan apa yang diketahui dalam soal penyebabmya yaitu siswa kurang teliti menuliskan informasi dari soal. Kesalahan transformasi yang dilakukan siswa yaitu siswa tidak mampu mentransformasikan rumus tersebut dengan benar ke dalam soal, siswa tidak mampu menentukan model matematika dengan benar, penyebab terjadinya kesalahan transformasi kurangnya pemahaman konsep dan tidak mengusai materi. Kesalahan keterampilan proses yang dilakukan siswa yaitu siswa tidak mampu menyelesaikan prosedur penyelesaian dengan benar, siswa tidak mengetaui prosedur penyelesaian yang digunakan, siswa tidak mengusai teknik menghitung, penyebab terjadinya keterampilan proses yaitu kurang teliti, tidak mengusai konsep perhitungan, kurangnya pemahaman mengenai materi. Kesalahan penulisan jawaban yang dilakukan siswa yaitu siswa tidak menuliskan jawaban akhir dengan tepat, penyebab terjadinya kesalahan penulisan jawaban prosedur penyelesaian kurang tepat, kurang teliti pada proses perhitungan, tidak memeriksa kembali jawaban.

(8)

viii

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyususn skripsi ini dengan baik, sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dengan segala keterbatasan dan kekurangan penulis, skripsi ini dapat selesai karena adanya suatu usaha yang tak mengenal lelah dan pantang menyerah, mulai dari tahap observasi sampai selesai skripsi ini ditulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa mulai dari penyusunan hingga selesainya skripsi ini ditulis, tidak sedikit hambatan dan tantangan yang dialami penulis. Namun, hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi berkat adanya bantuan dari berbagai pihak.

Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih kedua orang tua saya Bapak Mansyur dan Ibu Nuharah serta saudaraku yang telah memberi doa restu dan segala pengorbanan yang begitu besar untuk keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Serta seluruh keluarga besar saya yang telah memberikan doa restu, dorongan dan semangat untuk mendambakan keberhasilan saya. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang di kehidupan dunia dan akhirat. Banyak hambatan dilalui penulis dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat kehendak-Nyalah sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

(9)

ix

2. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda Ma’ruf, S.Pd., M.Pd., selaku Sekertaris Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Dr.Alimuddin, M.Si., selaku dosen pembimbing I dan Fathrul Arriah, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

5. Ayahanda Prof. Dr. Usman Mulbar, M.Pd., dan Dr. Ilham Minggi, M.Si., selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrument penelitian.

6. Para Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar memeberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan.

7. Bapak Ismail, S.Pd, MM., selaku Kepala SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang telah memebrikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian. 8. Bapak Rifaid selaku guru bidang studi matematika di kelas VIII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.

9. Siwa-siswi kelas VIII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian ini.

(10)

x

penelitian, untuk bantuannya dalam memberikan ide dan motivasi selama penyususnan skripsi ini, juga untuk persahabatan yang luar biasa.

11. Teman-teman Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng khusunya 2016 yang selalu menyemangati dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini, juga untuk persahabatan yang luar biasa.

12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memeberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya saran kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

Makassar, November 2020 Penulis

(11)

xi

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Fokus Penelitian ... 5 C. Rumusan Masalah ... 5 D. Tujuan Penelitian ... 5 E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

1. Analisis Kesalahan ... 7

(12)

xii

Konten Aljabar ... 15

B. Hasil Penelitian Relevan ... 20

C. Kerangka Pikir ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24 B. Lokasi Penelitian ... 24 C. Subjek Penelitian ... 24 D. Prosedur Penelitian ... 24 E. Sumber Data ... 25 F. Instrumen Penelitian ... 26

G. Teknik Pengumpulan data ... 26

H. Teknik Analisis Data ... 27

I. Teknik Pengujian Keabsahan data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Simpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

xiii

Tabel Halaman

2.1 Contoh kesalahan membaca yang dilakukann siswa ... 10

2.2 Contoh kesalahan memahami yang dilakukan siswa ... 10

2.3 Contoh kesalahan transformasi yang dilakukan siswa ... 11

2.4 Contoh kesalahan keterampilan proses yang dilakukan ... 12

2.5 Contoh kesalahan keterampilan proses yang dilakukan ... 13

2.6 Proporsi kemampuan yang diuji pada dimensi konten kelas VIII ... 14

4.1 Pengelompokan Jenis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Makassar dalm Menyelesaikan Soal TIMSS ... 31

4.2 Subjek Penelitian yang Terpilih Untuk di Wawancarai ... 42

4.3 Rekapitulasi Persentase Kesalahan Siswa Berdasarkan Kesalahan Newman ... 53

(14)

xiv

Gambar Halaman

4.1 Hasil Pekerjaan Subjek S3 SN2 Kesalahan Memahami ... 37

4.2 Hasil Pekerjaan Subjek S5 SN1 Kesalahan Transformasi ... 38

4.3 Hasil Pekerjaan Subjek S5 SN2 Kesalahan Transformasi ... 40

4.4 Hasil Pekerjaan Subjek S12SN1 Kesalahan Keterampilan Proses ... 42

4.5 Hasil Pekerjaan Subjek S12 SN2Kesalahan Keterampilan Proses ... 44

4.6 Hasil Pekerjaan Subjek S12 SN3Keterampilan Proses ... 46

4.7 Hasil Pekerjaan Subjek S7 SN1 Kesalahan Penulisan Jawaban ... 48

4.8 hasil pekerjaan subjek S7 SN2 Kesalahan Penulisan Jawaban ... 50

(15)
(16)

1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan ilmu pengetahuan serta teknologi( IPTEK) yang terus menjadi pesat sudah bawa implikasi pergantian pada dunia pembelajaran. Dunia pembelajaran sangat terpaut pada peserta didik bagaikan partisipan didik yang ialah subjek utama pada pembelajaran. Partisipan didik wajib dibekali dengan pengetahuan, keahlian, serta perilaku yang memungkinkan buat mandiri.

Kurikulum pembelajaran sekolah menengah pertama ada sebagian mata pelajaran pokok yang wajib dipahami siswa salah satunya merupakan pengkajian matematika. Pengkajian matematika ialah kajian yang berfungsi dalam kehidupan tiap hari.

Matematika ialah bidang eksak yang mempunyai kedudukan berarti dalam kehidupan tiap hari. Danty & RCIPrahmana (Wulandari, 2018:1) mengatakan bahwaedukasi matematika ialah ilmu dasar yang menggunakan otak kita untuk berpikir pada semua bidang kehidupan manusia. Matematika mampu menyiapkanSDM yang berkualitas tinggi yang mempunyai keahlian, mendapatkan, mengelola, dan memanfaatkan informasi dengan tuntutan keperluan.

Mata pelajaran matematika ialah pelajaran sangat penting yang wajib dipelajari dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.Namun ada paradigma negatif yang muncul dibenak peserta didik dalam pelajaran matematika yaitu, tiba-tiba banyak yang bermunculan siswa yang menganggap bahwa matematika ialah pelajaran yang sangat susah untuk dipahami. Hal tersebut bisa berdampak pada

(17)

masa depan khususnya pada perkembangan ilmu matematika yang akan mendatang. Adapun asesmen yang dapat mengukur prestasi matematika ialah dengan TIMSS.

TIMSS ialah suatu penilaian berstandar internasional yang mengarah dalam bidang sains dan matematika yang tujuannya dalam mengetahui peningkatan pembelajaran. TIMSSdilaksanakan mulai pada tahun 1995, 1999, 2003, 2007, 2011, 2015. Indonesia mulai berpatisipasi pada tahun 1999. Hasil TIMSS Indonesia pada lima tahun terakhir menunjukkan prestasi matematika berada pada tingkat rendah, berdasarkan standar benckmark internasional.

Selaras dengan data tersebut hasil terbaru yaitu TIMSS 2015 Indonesia yang dikemukakan Nizam (Hadi Syamsul dan Novaliyosi, 2019: 563) ialah skor yang diperoleh Indonesia 397 dari skor rata-rata internasional 500, sehingga Indonesia menempati peringkat 44 dari 49 negara.

Dari data tersebut bisa menyimpulkan bahwa keikutsertaan Indonesia padaTIMSS menunjukkan prestasi matematika berada pada kategori rendah.Rendahnya prestasi siswa pada mata pelajaran matematika menunjukkan siswa mengalami kesulitan sehingga menimbulkan adanya kesalahan dalam mengerjakan soal matematika. Soedjadi (Permatasari, 2015:2) mengatakan bahwa kesulitan yang dialami siswa akan memungkinkan terjadi kesalahan sewaktu menjawab soal. Berarti ini dapat disimpulkan bahwa melihat kesalahan pada saat mengerjakan soal matematika maka ini menjadi suatu sumber paling penting dalam mengenal kesukaraan siswa dalam menyelesaikan soal matematika.

Kesalahan dapat terjadi karena disebabkan oleh dua aspek ialah aspek internal dan aspek eksternal. Aspek internal ialah bersumber dalam diri

(18)

manusia.Misalnya, kurangnya bakat dan minat siswa dalam belajar. Aspek eksternal ialah bersumber dari luar.Misalnya, faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.Kesalahan pada matematika ialah suatu tindakan yang menggerakkan peserta didik dalam bentuk penyimpangan saat menyelesaikannya.Secara umum kesalahan yang sering muncul pada peserta didik pada saat menyelesaikannya soal yaitu, kurang memahami tentang materi pokok yang dipelajarinya, kurang penguasaannya dalam bahasa/sombol matematika, salah dalam penerapan rumusnya, salah dalam menghitung, dan kurangnyaketelitian.Hal ini sejalan dengan teori kesalahan Newman.

Teori kesalahan Newman diterapkan untuk menganalisis kesalahan peserta didik dalam langkah yang sederhana.Jenis kesalahan berdasarkan kategori kesalahan Newman. Kategori kesalahan Newman menurut Singh (Lestari, 2019: 9-12) yaitu:

1. Kealpaan membaca berlaku ketika peserta didik tidak mampu membaca kata-kata ataupun simbol-sombol di dalam soal.

2. Kealpaan memahami berlaku ketika peserta didik tidak bisa memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan.

3. Kealpaan transformasi berlaku ketika siswa benar memahami permasalahan yang terdapat dalam soal, namun tidak mampu memilih pendekatan untuk menyelesaikan permasalahan.

4. Kealpaan keterampilan proses terjadi jika peserta didik bisa menggunaka operasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan tetapi ia tidak bisa menjalankan langkah penyelesaian dengan baik.

(19)

5. Kealpaan penulisan jawaban terjadi ketika peserta didik bisa mendapatkan penyelesaian masalah, tetapi peserta didik kesulitan untuk menuliskan penyelesaiannya.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Muhammadiyah 6 Makassar, pada tanggal 01 Agustus 2019, ternyata peserta didik yang berada disekolah itu masih banyak yang melakukan kesalahan dalam penyelesaian soal karena terjadinya kesulitan dalam proses penyelesaian. Kealpaan yang terjadi ialah tidak memakai operasi matematika dengan benar, langkah penyelesaian yang kurang tepat dan tidak menuliskan hasil akhir secara lengkap. Kealpaan yang terjadi dalam proses penyelesaian merupakan bukti kesukaran siswa dalam menyelesaikan soal, sehingga terjadi dengan hasil belajarnya peserta didik yang matematikanya sangat rendah dan masih mendapatkan nilai di bawa rata-rata, meskipun soal yang diberikan soal mudah.

Didukung oleh peneliti lain, yaitu penelitian Agasi meneliti tentang keahlian peserta didik dengan menyelesaikan soal TIMSS tipe penalaran. Peneliti tersebut memberikan kesimpulan bahwa 75% peserta didik mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal penalaran yang menggunakan pemahaman tingi yang dimaksud pada soal. Kecermatan peserta didik untuk menganalisis informasinya yang didapatkan masih belum tepat dan cenderung mengabaikaninformasinya terebut. Kesulitan peserta didik dengan menyelesaikan soal masih penyebab utama peserta didik yang masih sering bermunculan pada saat menyelesaikan soal.

(20)

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti akan menganalisis kealpaan siswa dalam mengerjakan soal TIMSS, sehingga dapat meminimalisir kealpan-kealpaan siswa agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Untuk itu penulis akan meneliti tentang “Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan SoalTrend In International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Makassar”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas diperoleh fokus penelitian yaitu analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal TIMSS.

C. Rumusan Masalah

Dari permasalahan dapat diuraikan dan merumuskan suatu masalah, yaitu: 1. Bagaimana deskripsi kesalahan peserta didik pada menuntaskan soal

TIMSS?

2. Bagaimana deskripsi penyebab kesalahanpeserta didikpada menuntaskan soal TIMSS?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan kesalahan peserta didik pada menuntaskan soal TIMSS.

2. Untuk mendeskripsikan penyebab kesalahan peserta didikpada menuntaskan soal TIMSS

(21)

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan mengenai kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal TIMSS.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk peserta didikdapat mengenali letak kealpaan yang dilakukan sehingga dapat memperbaiki kealpaannya

b. Untuk guru dapat memperbaiki cara mengajarnya dan mengenali kealpaan siswa agar dapat meminimalisis kealpaan tersebut.

c. Manfaat bagi penelaah yang lain yaitu sebagai referensi dan masukan untuk meneliti bidang lain yang sejenis.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. KAJIAN PUSTAKA

1. Analisis Kesalahan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis didefinisikan sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).

Atim (Avia, 2018:8) mengatakan bahwa analisis ialah suatu kegiatan mengetahui,menelaah,mengklarifikasi, memahami, mendalami, menginterprestasikan, melihat, dan mengamati suatu peristiwa yang ada. Berdasarkan pemaparan di atas disimpulkan bahwa analisis adalah suatu kagiatan yang dikerjakan untuk menyelidiki suatu persoalan secara terstruktuk agar dapat di ketahui keadaan yang sebenar-benarnya.

Pada penelitian ini, promblem yang akan di analisis yaitu kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal, analisis ini dilakukan untuk memeriksa kembali jawaban siswa agar kealpaan yang dikerjakan dapat diketahui.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kesalahan berarti kekeliruan, kealpaan dan tidak sengaja. Jadi, kealafaan adalah kekeliruan yang dilakukan seseorang dalam melaksanakan tugas yang telah dipercayakan kepadanya.

kealpaan pada matematika ialah suatu perilaku yang mengarahkan peserta didik pada bentuk penyimpangan ataupun kealpaan dalam proses pengerjaan. Kesalahan yang sering dilakukan siswa daalam menyelesaikan

(23)

soal matematika yaitu, kurangnya pemahaman tentang materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan bahasa matematika, salah dalam menerapkan rumus, salah perhitungan, kurang teliti dan lupa konsep.

Berdasarkasn pemaparan di atas disimpulkan bahwa analisis kesalahan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk menyelidiki kekeliruan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Analisi kealpaan yang dimaksud pada riset ini ialah mendeskripsikan kesalahan dan penyebab kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal.

2. Analisis Kesalahan Newman

Prosedur Kesalahan Newman dikembangakan oleh Anne Newman pada tahun 1997 yang merupakan prosedur analisis kesalahan dalam pemecahan masalah. Terdapat riset yang menggunakan prosedur kesalahan Newman diantaranya, hasil riset Clements (Lestari, 2019:7) meringkas bahwa peserta didik melalukan kealpaan terbanyak dalam menyelesaikan soal cerita pada tahap memahami makna suatu masalah, transformasi, keterampilan proses dan kecerobohan. Dan hasil riset, Praktipong dan Nakamura mengaplikasikan analisis kealpaan Newman dalam menganalisis kemampuan matematika peserta didik kelas 5 di Thailand, yaitu kesalahan yang paling banyak dilakukan pada tahap pemahaman dan transformasi. Peserta didik cenderung memiliki keterampilan pemahaman yang lebih kuat juga memiliki keterampilan yang baik dibandingkan peserta didik yang berketerampilan di bawah rata-rata.

(24)

Lima tahapan analisis kesalahan Newman dalam Praktipong dan Nakamura dibagi 2 bagian hambatan peserta didik dalam menyelesaikan problem, yaitu hambatan pertama ialah problem dalam bahasa dan pemahaman konsep sesuai dengan tahap membaca dan mengetahui makna problem. Hambatan tersebut dikaitkan dengan tahap membaca, dan mengetahui makna suatu problem. Hambatan kedua ialah problem dalam pengerjaan matematika yang meliputi transformasi, keterampilan proses dan penulisan jawaban. Prosedur Newman yaitu suatu prosedur untuk menganalisis kesalahan dalam soal uraian. Penjelasan dari kelima tahapan analisis kesalahan Newman adalah sebagai berikut:

a. Kesalahan Membaca Soal (Reading Errors)

Menurut Singh (Lestari, 2019: 9) kesalahan membaca soal (Reading

Errors) terjadi ketika siswa tidak mampu membaca kata-kata maupun

simbol yang terdapat dalam soal. Adapun indikator kesalahan yang digunakan yaitu:

1) Siswa tidak bisa membaca kata ataupun simbol yang terdapat dalam soal 2) Siswa tidak bisa membaca setiap arti kata, istilah atau simbol-silmbol

(25)

Tabel 2.1 Kealpaan Membaca Soal Soal Contoh Kemungkinan Kesalahan Siswa Keterangan Sebuah lahan berbentuk persegi panjang mempunyai keliling 320 m. Jika panjangnya tiga kali dari lebarnya, maka berapakah luas lahan tersebut? Keliling = 2 (p+l) 32 = 2 (3l +l) 32 = 6 l + 2 l 32 = 8 l l = 4 Luas = p × l = 12 × 4 = 48 m2

Dari jawaban tersebut terlihat bahwa siswa menuliskan keliling 32 m.

Sehingga siswa tersebut salah dalam membaca kata kunci/ simbol dalam soal tersebut yaitu keliling persegi panjang 320 m. Sumber: (Nurkhabibah, 2016:16)

b. Kesalahan Memahami Masalah (Comprehension Error)

Menurut Singh (Lestari, 2019: 9) kealpaan memahami masalah (Comprehension Error) berlaku ketika peserta tidak mampu menentukan informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan. Adapun indikator yang digunakan yaitu:

1) Siswa tidak mampu menentukan apa yang diketahui dalam soal 2) Siswa tidak mampu menentukan apa yang ditanyakan dalam soal 3) Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui sesuai dengan soal 4) Siswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan sesuai dengan soal 5) Siswa salah dalam mengidentifikasi informasi pada soal

(26)

Tabel 2.2 Kealpaan Memahami Soal Contoh Kemungkinan Kesalahan Siswa Keterangan Kurangkan 3x – 4y dari x – 5y (3x – 4y) – (x – 5y) = 3x – 4y – x + 5y = 3x – x – 4y + 5y = 2x + y

Dari jawaban tersebut terlihat bahwa siswa dapat membaca setiap kata, tetapi dia tidak memahami semua informasi dalam soal yaitu siswa tidak memahami arti kata kurangkan dan dari dalam soal tersebut yang mana berarti bahwa jika kurangkan a dari b maka b – a

Sumber:(Nurkhabibah, 2016:16)

c. Kesalahan Transformasi (Transformation Errors)

Menurut Singh (Lestari, 2019: 10) Kesalahan Transformasi (Transformation Errors) terjadi ketika siswa benar memahami permasalahan yang terdapat dalam soal, namun tidak mampu memilih pendekatan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Adapun indikator yang digunakan yaitu:

1) Siswa tidak mampu menentukan model matematika dengan benar untuk menyelesaikan soal

2) Siswa tidak mampu menentukan rumus matematika untuk menyelesikan soal

(27)

Tabel 2.3 Kealpaan Transformasi

Soal Contoh Kemungkinan Kesalahan

Siswa Keterangan Sisi-sisi segitiga siku-siku yang mengapit sudut siku-siku masing-masing adalah (a + b) dan (2a + 3b). Berapa kuadrat sisi miring segitiga tersebut dalam a dan b? [ + ] + 2 + 3 ] + 2ab + b + 4a + 12ab + 9b ] = [5 + 14 + 10 ] = 5 + 14 + 10 5 + 14 + 10 = 25 + 140 + 296 + 280 + 100

Dari pernyataan tersebut terlihat bahwa siswa

dapat membaca

pertanyaan dengan baik, dan tahu bahwa dia harus mencari kuadrat sisi miring. Tetapi dia

gagal untuk

memecahkan masalah dengan benar, karena dia salah membuat kalimat matematikany. Sumber: (Nurkhabibah, 2016:16)

d. Kesalahan Keterampilan Proses (Process Skills Errors)

Menurut Singh (Lestari, 2019: 11) Kesalahan Keterampilan Proses (Process Skills Errors) terjadi ketika siswa dapat menentukan operasi yang digunakan dalam menyelesaikan soal, tetapi tidak menggunakan prosedur penyelesaian dengan benar. Adapun indikator yang digunakan yaitu: 1) Siswa tidak mengetahui prosedur atau langkah-langkah yang akan

digunakan untuk menyelesaikan soal.

2) Siswa tidak mampu melakukan prosedur atau langkah-langkah dengan benar.

3) Siswa tidak mengusai konsep.

(28)

Tabel 2.4 Kealpaan Keterampilan Proses Soal Contoh Kemungkinan Kesalahan Siswa Keterangan Tentukan hasil dari 2 (2x – 3) – (3x + 2)! 2 (2x – 3) – (3x +2) = 4x – 6 – 3x + 2 = 4x – 3x – 6 + 2 = x – 4

Siswa tidak menguasai konsep dimana 3x + 2 bernilai negative sehingga jika tanda kurung nya dibuka/ dibuang maka menjadi – 3x – 2.

Sumber: (Nurkhabibah, 2016:17)

e. Kesalahan Penulisan Jawaban (Encoding Errors)

Menurut Singh (Lestari, 2019: 11) Kesalahan Penulisan Jawaban (Encoding Errors) terjadi ketika peserta didik bisa mendapatkan penyelesaian masalah, tetapi peserta didik kesulitan menuliskan penyelesaiannya. Indikator yang digunakan yaitu:

1) Siswa tidak menuliskan jawaban akhir dari dengan tepat.

2) Siswa tidak menuliskan kesimpulan dengan tepat dari pekerjaannya Tabel 2.5 Kealpaan Penulisan Jawaban

Soal Contoh Kemungkinan

Kesalahan Siswa Keterangan Sebuah segitiga dengan panjang sisinya (2x + 10) cm, (2x + 10) cm, dan keliling (8x + 32) cm. Berapakah panjang sisi yang lain?

Panjang sisi yang lain = keliling - (2x + 10) - (2x + 10) = (8x + 32) - (2x + 10) - (2x + 10) = 8x - 2x – 2x + 32 – 10 – 10 = 4x + 12

Dari jawaban tersebut terlihat

bahwa dia membuat

penyimpulan, karena dia gagal menyajikan jawabannya untuk diterima dalam bentuk tertulis yaitu karna kurangnya satuan seharusnya (4x +12) cm. Sumber: (Nurkhabibah, 2016:17)

(29)

3. TIMSS

Herman (Hadi, 2019: 565) TIMSS diselenggarakan oleh International

Association for the Evaluation Of Education Achievement (IEA) di Lynch School Of Education, Bostom College, USA, merupakan suatu badan

perserikatan global untuk melihat dan mengukur prestasi pendidikan dalam matematika dan sains. TIMSS yaitu penilaian berskala global yang paling modern yang dilaksanakan lebih 50 negara untuk menilai perkembangan edukasi matematika dan IPA.

Mullis (2019) mengemukakan TIMSS adalah penilaian internasional maupan matematika dan sains di kelas empat dan delapan.TIMSS 2019 adalah yang terbaru dari seri tren TIMSS, TIMSS dilaksanakan 4 tahun sekali dan mulai tahun 1995, 1999, 2003, 2007, 2011, 2015, 2019. Sekitar 60 negara menggunakan data tren TIMSS untuk memantau efektivitas pendidikan merekasistem dalam konteks global, dan negara-negara baru bergabung dengan TIMSS dalam setiap siklus.Sekitar 70 negara berpartisipasi dalam TIMSS 2019.

a. Tujuan TIMSS

Target TIMSS ialah meningkatkan pengkajian matematika dan IPA dengan cara mempersiapkan informasi mengenai kinerja peserta didik yang berkaitan dengan kurikulum, aplikasi, pengajian dengan lingkungan sekolah yang beda-beda. TIMSS juga diberi target untuk mengukur pengembangan pengkajuan matematika dan IPA untuk siswa kelas delapan sekolah menengah pertama serta kelas empat sekolah dasar. Hasil study TIMSS berlaku menjabarkan taraf edukasi dalam suatu negara, sehingga para ahli

(30)

menjadikan hasil study TIMSS sebagai bahan pertimbangan dalam memilih kebijakan agar mengembangkan taraf edukasi.

b. Domain TIMSS

Penilaian TIMSS berdasarkan assesement framework 2019 dibagi menjadi 2 yaitu aspek yaitu aspek konten dan aspek kognitif:

1) Aspek Konten

Penilaian dimensi konten pada kelas empat sekolah dasar ada 3 domain diantaranya, bilangan, bentuk geometri dan pengukuran, penyajian data. Penilaian aspek konten pada kelas delapan sekolah menengah pertama ada 4 domain diantaranya, bilangan, aljabar, geometri, data dan peluang. Tabel 2.6 Persentase Kemampuan Aspek Konten Kelas delapan

Domain Konten Persentase

Bilangan 30%

Aljabar 30%

Geometri 20%

Data dan Peluang 20%

Sumber: assesement framework 2019 2) Dimensi Kognitif

Aspek kognitif ada 3 domain diantaranya, meamahami informasi dan prosedur (pengetahuan), memakai konsep dalam menyelesaikan problem rutin (penerapan) dan menyelesaikan problem nonrutin (penalaran). Aspek kognitif dikatakan sebagai tingkah laku yang diharapkan dari pesesrta didik ketika berhadapan dengan domain matematika yang terdapat dalam aspek konten.

Adapun bentuk soal yang digunakan TIMSS yaitu pilihan ganda terdiri dari 4 atau 5 jawaban, isian singkat, dan uraian. Jumlah skor pada soal pilihan ganda, yaitu diberi skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk

(31)

jawaban salah. Jumlah skor pada soal isian yaitu di beri skor 1 untuk jawaban cocok dan skor 0 untuk jawaban keliru. Jumlah skor pada soal uraian, yaitu dikasih skor 2 untuk jawaban benar dan penuh, dikasih skor 1 pada jawaban cocok tetapi tidak sempurna, dikasih skor 0 pada jawaban salah dan tidak menjawab soal.

4. Menyelesaikan Soal Matematika Berbasis TIMSS pada Konten Aljabar

Mullis (2019) menjelaskan bahwa tiga puluh persen dari penilaian TIMSS yang ditujukan untuk konten aljabar terdiri dari dua bidang topik: a) Ekspresi, operasi, dan persamaan (20%)

b) Hubungan dan fungsi (10%)

Pola dan hubungan meresap di dunia di sekitar kita dan aljabar memungkinkan kita untuk mengekspresikan ini secara matematis. Menjelaskan hubungan yang melibatkan konsep aljabar maupun model aljabar harus dikuasai siswa agar dapat memecahkan masalah yang berakitan denga kehidupan sehari-hari. Mereka perlu memahami bahwa ketika ada rumus yang melibatkan dua kuantitas, jika mereka tahu satu jumlah, mereka dapa menemukan yang lain secara aljabar atau dengan substitusi. Pemahaman konseptual ini dapat diperluas ke persamaan linear untuk perhitungan tentang hal-hal yang mengembang dengan laju konstan (misalnya kemiringan). Ketika variabel terkait berubah dapat digunakan fungsi untuk menggambarkan apa yang terjadi pada variabel tersebut.Topik yang ditekankan pada ekspresi, operasi, dan persamaan yaitu:

(32)

b) Sederhanakan ekspresi aljabar yang melibatkan jumlah, produk, dan kekuatan; bandingkan ekspresi dengan menentukan apakah mereka setara.

c) Tulis ekspresi, persamaan, atau ketidaksetaraan untuk mewakili situasi masalah.

d) Memecahkan persamaan linear, ketidaksetaraan linear, dan persamaan linear simultan dalam dua variabel, termasuk yang menjadi contoh situasi kehidupan nyata.

Helva (2018) mengemukakan bahwa konten domain aljabar terdiri dari, memperluas dan mengetahui pola, menggunakan simbol algebraic untuk mengetahui keadaan matematika, memperlancar untuk menentukan

algebraik ekspressions yang sama dan penyelesaian persamaaan linear.

Mullis (Helva, 2018) mengemukakan bahwa konten aljabar terdiri dari pola (patterns), Bentuk aljabar (algebraic expressions), persamaan dan fungsi (equations/formula and functions).

a) Pola dan hubungan

Pada poin pola diharapkan peserta didik bisa menjabarkan pola bilangan, algebraic, barisan bilangan, simbol, kata, diagram dan menemukan suku-suku yang hilang. Peserta didik diharapkan bisa menggeneralisasikan pola hubungan dalam barisan ataupun suku yang berdekatan maupun diantara suku-suku barisan bilangan, kata-kata ataupun

(33)

Contoh:

Soal Konten Penerapan:

Tinggi Semak (cm) Bayangan Cahaya (cm)

20 16

40 32

60 48

80 64

Tabel di atas menunjukkan panjang 4 semak dengan ketinggian berbeda pada pukul 10 pagi.Berapa panjang bayangan pada pukul 10 pagi dari semak-semak yang memiliki katinggian 50 cm ?

Penyelesaian:

Dik. Tinggi Semak (TS) = 50 cm Dit. Bayangan Cahaya (BC) = ….? Apabila TS = BC Maka, 40 = 32 50 =1600 40 = 40 b) Expresi Aljabar

Untuk poin algebraic ekspressions diharapkan peserta didik bisa mendapatkan dan menuturkan jumlah, hasil perkalian, atau bentuk pangkat dari algebraic ekspressions yang melibatkan variabel, menentukan suatu

algebraic ekspressions ketika nilai bilangan digunakan dari variabel yang

ada. Bisa menyederhanakan algebraic ekpressions dengan mencari apakah

40 32

(34)

algebraic ekspressions sama atau tidak, dan memodelkan situasi dengan algebraic ekspressions.

Contoh:

Soal Konten Pengetahuan

1) Ada seorang laki-laki dan perempuan di suatu parade. Setiap orang membawa 2 balon. Maka ungkapan yang mewakili jumlah total balon yang dibawa dalam parade adalah…

Penyelesaian:

Dik. Laki-laki (L) = 1 Perempuan (P) = 1

Setiap orang membawa 2 balon

Dit. Tentukan bentuk aljabar yang mewakili kasus tersebut? Maka, 2 (L + P)

2) Jika adalah suatu angka antara 6 dan 9, maka + 5 antara dua angka ?

Penyelesaian:

Dik. 2 angkat antara 6 dan 9 adalah 7 dan 8 Dit. + 5antara dua angka ?

Maka,

angka = 7 ℎ 7 + 5 = 12 12 !" # 11 13 angka = 8 ℎ 8 + 5 = 13 12 !" # 12 14

(35)

c) Persamaan dan fungsi

Poin persamaan dan fungsi diharapkan peserta didik bisa menentukan suatu persamaan jika diberikan nilai dari variabel, peserta didik dapat menentukan apakah suatu nilai dapat memenuhi persamaan yang diketahui atau tidak, peserta didik bisa mengerjakan persamaan dan pertidaksamaan linear serta sistem persamaan linear dua varaibel, peserta didik bisa menentukan sebuah persamaan, pertidaksamaan, sistem persamaan jika suatu fungsi diketahui, peserta didik dapat mengetahui dan mengemukakan refresentasi fungsi sebuah tabel, grafik atau kata, dan peserta didik bisa menyelesaikan problem dengan persamaan dan fungsi Contoh:

Soal Konten Pengetahuan

1) Gunakan formula $ = 100 −&''&() untuk menentukan nilai $ketika = 9. Penyelesaian: Dik.$ = 100 −&'' &() Dit.Nilai$ ketika = 9 Maka, $ = 100 −&'' &() $ = 100 − 100 1 + 9 $ = 100 −100 10 $ = 100 − 10 = 90

(36)

Soal Konten Penerapan

2) *+" +", ℎ-+ + = 25. Maka berapah nilai dari 2 + 2 + 4 =? Penyelesaian

Dik. + = 25 Dit.2 + 2 + 4 =?

Apabila + = 25 +" +" 2 , !ℎ .+ " 2 + 2 = 50 Maka, 2 + 2 + 4 = 50 + 4 = 54

B. Hasil Penelitian Relevan

Rosnawati (2013) meneliti TIMSS 2011 tentang kemampuan penalaran matematika siswa SMP Indonesia. Hasil riset menyimpulkan bahwa soal yang digunakan pada TIMSS ialah soal dengan tingkatan rendah seperti pengetahuan diantaranya, mengenali, mengetahui serta mengaplikasikan strategi , dan juga dengan tingkatan tinggi seperti penalaran diantaranya, menguraikan, menggeneralisasi, sintesa, menghitung dan mengerjakan problem non rutin. Penyebab terjadinya kealpaan peserta didik pada saat mengerjakan soal TIMSS ialah jarang ditemui soal TIMSS pada pembelajaran dan pada saat ujian dilaksanakan.

Agasi meneliti mengenai kemampuan siswa dalam menyesaikan soal-soal TIMSS tipe penalaran. Riset tersebut meringkas bahwa 77% peserta didik yang merasa rumit pada saat menyelesaikan soal penalaran karena harus menggunakan pemahaman lebih terhadap maskud soal. Ketelitian peserta didik ketika menganalisis fakta masih dibawah rata-rata dan tidak mengenali semua fakta tersebut. Kesulitan peserta didik menyelesaikan soal merupakan problem dasar yang seringkali terjadi pada penyelesaian matematika.

(37)

Priyanto (2015) meneliti tentang siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika pokok bahasan Teorema Phytagoras berdasarkan kategori kesalahan Newman. Hasil riset dapat disimpulkan bahwa sebesar 43% siswa yang melakukan kesalahan membaca, kesalahan berupa menuliskan kata kunci dan tidak dapat mengilustrasikan gambar yang tepat, sebesar 46% kesalahan memahami soal, dengan tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yag ditanyakan, sebesar 49% kesalahan transformasi, berupa kesalahan penggunaan rumus, sebesar 55% kesalahan keterampilan proses, berupa kesalahan perhitungan dan sebesar 61% kesalahan peulisan jawaban akhir, berupa kesalahan penulisan kesimpulan.

Berdasarkan pemaparan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan terdapat kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Penelitian Rosnawati dan Agasi dengan penelitian yang akan dilakukan sama-sama meneliti tentang TIMSS. Tetapi penelitian Rosnawati lebih kepada kemampuan penalaran matematika siswa, dan penelitian Agasi lebih kepada kemampuan siswa dalam menyesaikan soal.Sedangkan penelitian Priyanto meneliti tentang kealpaan peserta didik dalam megerjakan soal cerita matematika pokok bahasan Teorema Phytagoras berdasarkan kesalahan Newman. Penelitian ini akan menganalisis kesalahan siswa dalam menyelsaikan soal TIMSS.

Hasil-hasil penelitian terdahulu yang dipaparkan, berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis dan belum mampu memberikan alternatif solusi terhadap penelitian yang akan dilaksanakan penulis sehingga penelitian

(38)

ini layak untuk dilakukan. Penelitian yang akan dilakukan peneliti lebih menekankan pada analisis kesalahan siswa dalam menyelsaikan soal TIMSS. C. Kerangka Pikir

Kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika merupakan hal yang serius dan tentunya berkaitan dengan mental siswa, terutama pada soal TIMSS.Untuk mencapai keberhasilan siswa dalam menyelesaikan soal TIMSS sangat diperlukan upaya atau strategi pembelajaran yang dapat menekan tingkat kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat menyelesaikan soal. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap kesalahan siswa tersebut sehingga prinsip cara belajar cara belajar aktif, berpikir logis, dan teliti serta kemampuan belajar mandiri dapat diterapkan, dengan demikian tingkat kesalahan yang dilakukan siswa ke depannya semakin berkurang, mengingat pelajaran matematika dapat menunjang keberhasilan belajar siswa pada mata pelajaran yang lain.

Adapun kealpaan yang sering dikerjakan peserta didik dalam mengerjakan soal matematika ialah, siswa tidak memahami maksud dari soal, salah dalam memanfaatkan simbol, siswa salah dalam peggunaan tanda operasi matematika dan sering tidak menuliskan hasil akhir secara lengkap.Hal ini menyebabkan siswa cenderung tidak memahami maksud dari soal yang diberikan ataupun lalai dalam perencanaan penyelesaian soal.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh meneliti mengenai kemampuan siswa dalam menyesaikan soal-soal TIMSS tipe penalaran. Riset tersebut meringkas bahwa 77% peserta didik yang merasa rumit pada saat menyelesaikan soal penalaran karena harus menggunakan pemahaman lebih

(39)

terhadap maskud soal. Ketelitian peserta didik ketika menganalisis fakta masih dibawah rata-rata dan tidak mengenali semua fakta tersebut. Kesulitan peserta didik menyelesaikan soal merupakan problem dasar yang seringkali terjadi pada penyelesaian matematika.

Sedangkan penelitian Rosnawati (2013) meneliti TIMSS 2011 tentang kemampuan penalaran matematika siswa SMP Indonesia. Hasil riset menyimpulkan bahwa soal yang digunakan pada TIMSS ialah soal dengan tingkatan rendah seperti pengetahuan diantaranya, mengenali, mengetahui serta mengaplikasikan strategi , dan juga dengan tingkatan tinggi seperti penalaran diantaranya, menguraikan, menggeneralisasi, sintesa, menghitung dan mengerjakan problem non rutin. Penyebab terjadinya kealpaan peserta didik pada saat mengerjakan soal TIMSS ialah jarang ditemui soal TIMSS pada pembelajaran dan pada saat ujian dilaksanakan.

(40)

25 A. Jenis Penelitian

Tipe riset yang digunakan pada penelitian ini yaitu riset kualitatif. Riset kualitatif merupakan riset yang menciptakan informasi deskriptif berbentuk perkata tertulis ataupun secara langsung. Riset ini digunakan untuk mendeskripsikan gambaran secara terperinci mengenai hasil analisis kesalahan siswa dan penyebab terjadinya kesalahan menyelesaikan soal TIMSS pada siswa SMP Muhammadiyah 6 Makassar kelas VIII.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 6 Makassar, Jl. Muh. Jufri No.34. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2020 sampai 13 November 2020.

C. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar. Subjek yang diwawancarai yaitu masing-masing satu siswa yang mewakili setiap jenis kesalahan. Subjek yang diwawancarai ditentukan setelah memberikan soal tes pada semua siswa kelas VIII.B.

D. ProsedurPenelitian

Prosedur penelitian adalah serangkain kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir penelitian. Adapun prosedur penelitian yang akan dilakukanyaitu: 1. Tahap Persiapan

a. Meminta izin kepada kepala sekolah SMP Muhammadiyah 6 Makassar untuk melakukan penelitian.

(41)

c. Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian.

d. Melakukan validasi instrumen pada tim validator (tim ahli). 2. Tahap Pelaksanaan

a. Menetapkan jadwal tes esai di sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Tes esai diberikan kepada semua siswa Kelas VIII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar.

b. Melaksanakan tes esai sesuai jadwal yang ditetapkan.

c. Memerik sahasil jawaban siswa dan mengidentifikasi kesalahan belajarnya.

d. Menentukan subjek penelitian yang akan di wawancarai, subjek yang diwawancarai di pilih masing-masing satu siswa yang mewakili setiap jenis kesalahan.

e. Menetapkan jadwal wawancara

f. Melaksanakan wawancara untuk mengidentifikasi penyebab kesalahan belajar yang dilakukan oleh siswa.

g. Menyimpulkan penyebab kesalahan belajar siswa berdasarkan hasil wawancara.

3. Tahap Analisis

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah menganalisis kesalahan siswa pada tes yang telah dilakukan.

(42)

E. Sumber Data

Diperoleh data dari penelitian ini adalah data hasil tes, wawancara dan dokumentasi. Tes ini dilakukan untuk melihat kesalahan siswa, wawancara dilakukan untuk melihat penyebab kesalaha siswa, dan dokumentasi sebagai pendukung dari hasil tes dan wawancara.

F. Instrumen Tes

Untuk memperoleh data yang diinginkan, diperlukan instrumen penelitian. Di dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen kunci (human instrumen).

Pada penelitian ini digunakan instrumen pendukung, yaitu: 1. Lembar Soal Tes

Soal tes yang digunakan adalah soal uraian diagnostik yang berjumlah 3 soal dengan alokasi waktu 60 menit.Soal tes yang digunakan berisi soal TIMSS pada konten aljabar yang di kutip dari Mathematics Concept and

Mathematics Items yang dikeluarkan oleh TIMSS USA, serta diterjemahkan

ke dalam bahasa indonesia agar siswa lebih paham dan lebih mudah menyelesaikan soal tersebut.

2. Pedoman Wawancara

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi-terstruktur dimana peneliti menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada kelima tahapan analisis kesalahan Newman.

(43)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu : 1. Tes

Tes digunakan untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian. Tes pada penelitian ini berupa tes tertulis yang digunakan untuk memperoleh data (informasi) mengenai deskripsi kesalahan-kesalahan dan penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal TIMSS.

2. Wawancara

Wawancara yaitu pembicaraan pada tujuan tertentu. Dimana wawancara dilakukan oleh 2 orang yaitu pewawancara (interiewer) dan terwawancara (interiew). Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal TIMSS. Wawancara dilakukan setelah subjek mengerjakan soal. Subjek yang diwawancarai yaitu dipilih masing-masing satu siswa sesuai jenis kesalahan Newman.

3. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini digunakan sebagai pedukung tes dan wawancara. Dokumentasi dilakukan dengan menggabungkan informasi baik dari catatan maupun foto, video, perekam dan alat lain yang digunakan sebagai pendukung dari penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Meleong (Avia, 2018: 31) mengatakan bahwa analisis informasi dilakukan dengan mengetahui informasi yang didapatkan dari beragam sumber riset diantaranya, catatan lapangan, wawancara, foto maupun arsip lainnya.

(44)

Bagi Miles dan Huberman (Sugiyono, 2016: 246) mengatakan kalau tindakan analisis informasi kualiatatif dipakekan secara interaktif serta berjalan secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga diperoleh informasi yang saksama. Analisis informasi dilakukan sebagai barikut:

1. Reduksi Data

Reduksi informasi adalah suatu aktivitas memilah, atau penyempurnaan informasi baik dari penambahan informasi yang masih kurang lengkap ataupun penyusutan informasi yang tidak diperlukan. Sesi reduksi informasi riset yaitu:

a. Menganalisis hasil jawaban siswa untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal TIMSS. b. Mengelompokkan kesalahan-kesalahan yang telah ditemukan pada tahap

pertama yang disesuaikan dengan kategori kesalahan Newman.

c. Menggolongkan siswa dalam kategori kesalahan Newman untuk diwawancarai.

2. Penyajian Data

Pada penelitian ini dilakukan penyajian informasi yang berupa bentuk teks naratif. Informasi diperoleh dari hasil pekerjaan siswa dan hasil wawancara. 3. Menarik Kesimpulan

Pada sesi menarik kesimpulan dilakukan dengan menyamakan hasil pekerjaan siswa dengan wawancara sehingga bisa di tarik kesimpulan deksripsi kesalahan dan penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal TIMSS.

(45)

I. Teknik Pengujian Keabsahan data

Pada penelitian ini diperoleh keabsahan informasi dengan cara tranggulasi Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik dilakukan dengan mengumpulkan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, yaitu tes, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dari hasi ltes, dilakukan pengecekan dengan wawancara dapat diperkuat dengan dokumen yang meliputi foto hasil pekerjaan siswa yang diperoleh sehingga dapat dijadikan sebagai pembanding dan pelengkap untuk memperkuat data hasil penelitian.

(46)

31 A. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian didapatkan dari subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar. Pelaksanaan tes diikuti oleh 20 siswa. Sedangkan subjek yang diwawancarai dipilih masing-masing satu siswa yang mewakili setiap jenis kesalahan.

Untuk memudahkan menganalisis data penelitian, maka dibuat kode P dan S1 dengan maksud sebagai berikut:

Keterangan: P : Pewawancara S : Subjek Penelitian 1 : Subjek Penelitian Ke-

Berikut ini data siswa kelas VIII.B SMP Muhammadiyah 6 Makassar yang mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal TIMSS.

(47)

Tabel 4.1 Pengelompokan Jenis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 6 Makassar dalam Menyelesaikan Soal TIMSS

No Subjek Soal 1 Soal 2 Soal 3

A1 A2 A3 A4 A5 A1 A2 A3 A4 A5 A1 A2 A3 A4 A5 1 S1 - - √ √ √ - - - √ √ 2 S2 - - - - √ - - - √ √ 3 S3 - - - - - - √ √ √ √ - - - - - 4 S4 - - √ √ √ - - - - 5 S5 - √ √ √ √ - - √ √ √ - - - - - 6 S6 - - √ √ √ - - - √ √ 7 S7 - - - √ √ - - - √ √ - - - √ √ 8 S8 - - √ √ √ - - - - 9 S9 - √ √ √ √ - - - √ √ 10 S10 - - - √ √ √ √ - - - - - 11 S11 - √ √ √ √ - - - - √ - - - - - 12 S12 - - - √ √ - - √ √ √ - - - √ √ 13 S13 - - - √ √ √ √ - - - - - 14 S14 - √ √ √ √ - - - √ √ 15 S15 - - - √ √ √ √ - - - √ √ 16 S16 - - - √ √ - - - - - 17 S17 - - √ √ √ - √ √ √ √ - - - - - 18 S18 - - - √ √ √ √ - - - - - 19 S19 - √ √ √ √ - - - √ √ 20 S20 - - √ √ √ - - - - Jumlah 0 5 11 13 14 - 6 8 10 11 0 0 0 9 9 Keterangan:

: Subjek terpilih yang melakukan kesalahan memahami : Subjek terpilih yang melakukan kesalahan transformasi : Subjek terpilih yang melakukan kesalahan keterapilan proses : Subjek terpilih yang melakukan kesalahan penulisan jawaban A1 : Kesalahan Membaca Soal

A2 : Kesalahan Memahami Masalah A3 : Kesalahan Transformasi

A4 : Kesalahan Keterampilan Proses A5 : Kesalahan Penulisan Jawaban

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang melakukan kesalahan membaca. Untuk soal nomor 1 berkaitan dengan pengaplikasian

(48)

bentuk aljabar dalam menyelesaikan masalah luas pada persegi panjang, di mana 5 siswa yang melakukan kesalahan memahami soal dari 20 siswa, 11 siswa yang melakukan kesalahan transformasi dari 20 siswa, 13 siswa yang melakukan kesalahan keterampilan proses dari 20 siswa, 14 siswa yang melakukan kesalahan penulisan jawaban dari 20 siswa.

Untuk soal nomor 2 berkaitan dengan mengaplikasikan persamaan dalam menentukan ukuran-ukuran kayu, di mana6 siswa yang melakukan kesalahan memahami dari 20 siswa, 8 siswa yang melakukan kesalahan transformasi dari 20 siswa, 10 siswa yang melakukan kesalahan keterampilan proses dari 20 siswa, 11 siswa yang melakukan kesalahan penulisan jawaban dari 20 siswa.

Untuk soal nomor 3 berkaitan dengan aljabar dalam menentukan susunan pada pola ke-10, di mana tidak ada siswa yang melakukan kesalahan memahami dan kesalahan transformasi, 9 siswa yang melakukan kesalahan keterampilan proses dari 20 siswa, dan 9 siswa yang melakukan penulisan jawaban dari 20 siswa. Setiap jenis kesalahan di pilih masing-masing satu subjek yang mewakili setiap jenis kesalahan. Adapun subjek yang terpilih menjadi subjek penelitian untuk wawancara disajikan dalam tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Subjek Penelitian yang Terpilih Untuk di Wawancarai

Subjek Nomor Soal Kesalahan yang Terjadi

S3 (Nur Fadillah) 1 Kesalahan Memahami Soal

S5 (Indah Sari Lestari) 1, 2 Kesalahan Transformasi

S12 (Ririn Ramadhani) 1, 2, 3 Kesalahan Keterampilan Proses S7 (Zakilah Fadhiatul Ilmi) 1, 2, 3 Kesalahan Penulisan Jawaban

Subjek yang terpilih sebagaimana yang terdapat pada tabel 4.1 yaitu S3 yang melakukan kesalahan memahami pada soal nomor 1 dan bersedia mengikuti semua prosedur penelitian, S5 yang melakukan kesalahan

(49)

transformasi pada soal nomor 1, 2 dan bersedia mengikuti semua prosedur penelitian, S12 yang melakukan kesalahan keterampilan proses pada soal nomor 1,2,3 dan bersedia mengikuti prosedur penelitian, S7 yang melakukan penulisan jawaban pada soal nomor 1,2,3 dan bersedia mengikuti proses penelitian.

Deskripsi kesalahan dan penyebab terjadinya kesalahan dalam menyeleaikan soal TIMSS menurut kesalahan Newman sebagai berikut:

1. Deskripsi kesalahan siswa dalam menyelesaiakan soal TIMSS a. Soal Nomor 1 (Ekpresi Aljabar)

Soal nomor 1 berkaitan dengan mengaplikasian bentuk aljabar dalam menyelesaikan masalah luas persegi panjang. Terdapat 4 siswa yang melakukan kesalahan memahami soal dari 20 siswa. Persentase kesalahan memahami soal yaitu: /

' 100 = 25%. Terdapat 11 siswa yang melakukan kesalahan transformasi dari 20 siswa. Persentase kesalahan transformasi yaitu: &&

'× 100% = 55%.

Terdapat 13 siswa yang melakukan kesalahan keterampilan proses dari 20 siswa. Persentase kesalahan keterampilan proses yaitu: &

' 100 = 65%. Terdapat 17 siswa yang melakukan kesalahan penulisan jawaban dari 20 siswa. Persentase kesalahan penulisan jawaban yaitu: &

'× 100 = 70%.

b. Soal Nomor 2 (Persamaan/Fungsi)

Soal nomor 2 berkaitan dengan mengaplikasikan persamaan dalam menentukan ukuran-ukuran kayu. Terdapat 5 siswa yang melakukan kesalahan memahami soal dari 20 siswa. Persentase kesalahan memahami

(50)

soal yaitu: 2

'× 100 = 30%. Terdapat 8 siswa yang melakukan kesalahan transformasi dari 20 siswa. Persentase kesalahan transformasi yaitu:

3

'× 100% = 40%.

Terdapat 10 siswa yang melakukan kesalahan keterampilan proses dari 20 siswa. Persentase kesalahan transformassi yaitu: &'

'× 100% = 50%. Terdapat 11 siswa yang melakukan kesalahan penulisan jawaban dari 20 siswa. Persentase kesalahan penulisan jawaban yaitu: &&

'× 100% = 55%.

c. Soal Nomor 3 (Pola)

Soal nomor 3 pengaplikasian aljabar dalam menentukan susunan pola ke-10. Tidak ada siswa yang melakukan kesalahan memahami soal. Persentase kesalahan memahami soal yaitu: '

'× 100% = 0%. Tidak ada siswa yang melakukan kesalahan transformasi. Persentase kesalahan transformasi yaitu: '

'× 100% = 0%.

Terdapat 9 siswa yang melakukan kesalahan keterampilan proses dari 20 siswa. Persentase kesalahan keterampilan proses yaitu: 4

'× 100% = 45%. Terdapat 9 siswa yang melakukan kesalahan penulisan jawaban dari 20 siswa. Persentase kesalahan penulisan jawaban yaitu:

4

'× 100% = 45%.

2. Deskripsi Penyebab Kesalahan Siswa dalam menyelesaikan soal TIMSS Berikut ini hasil pekerjaan siswa menurut kesalahan Newman dan hasil wawancara yaitu

(51)

a. Kesalahan memahami

Berikut ini pekerjaan subjek yang melakukan kesalahan memahami Soal Nomor 2

Gambar 4.1 Hasil pekerjaan Subjek S3 SN2 Kesalahan Memahami Berdasarkan gambar 4.1 hasil pekerjaan subjek S3 (SN1) bahwa subjek dapat menuliskan informasi yang diketahui dalam soal tetapi kurang tepat. Subjek menuliska potongan kayu 3 = x-6, seharusnya subjek menuliskan potongan kayu 3 = x+6.

Petikan wawancara S3 (SN2) P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 P S3 : : : : : : : : : : : : : :

Bisa bacakan soal nomor 2 dek?

Sepotong kayu panjangnya 40 cm, dipotong menjadi 3 bagian jika panjang potongan kayu tersebut berturut-turut 2x-5 cm, x+7 cm, x+6 cm. Tentukan panjang potongan yang terpanjang?

Bisa sebutkan apa yang diketahui dari soal?

Bisa kak, yang diketahui yaitu, panjang kayu = 40 cm, potongan pertama = 2x-5 Potongan kedua = x+7 dan potongan ketiga x-6 (subjek menyebutkan sesuai lembar jawaban)

Apakah semua informasi yang diketahui dari soal cukup untuk menjawab apa yang ditanyakan dalam soal? Cukup kak

Perhatikan soalnya dek, untuk potongan ketiga tidak keliru ki dek!

iya kak, x+6 di situ salah tuliska Kenapa bisa salah tulis dek? Kurang teliti kak

Oke,bisa sebutkan apa yang ditanyakan dek!

Yang ditanyakan adalah tentukan panjang potongan terpanjang

Oke, mengerti maksudnya itu dek? Mengerti kak

(52)

Berdasarkan petikan wawancara subjek S3 terlihat bahwa subjek mampu menyebutkan semua informasi yang diketahui dalam soal tetapi kurang tepat, di mana subjek dapat menentukan panjang kayu 40 cm, potongan kayu 1: 2x-5 cm, potongan kayu 2: x+7 cm dan subjek keliru dalam menyebutkan potongan 3, subjek menyebutkan x-6, sedangkan yang benarnya adalah potongan 3: x+6. Subjek dapat menyebutkan informasi yang ditanyakan dalam soal.

Berdasarkan hasil pekerjaan subjek S3 menunjukkan bahwa subjek melakukan kesalahan memahami karena subjek tidak menuliskan apa yang diketahui sesuai dengan soal.

Adapun faktor penyebab terjadinya kesalahan memahami dapat dilihat pada petikan wawancara subjek S3 berikut:

Petikan Wawancara Subjek S3 (SN2)

P S3 P S3 P S3 : : : : : :

Apakah semua informasi yang diketahui dari soal cukup untuk menjawab apa yang ditanyakan dalam soal? Cukup kak

Perhatikan soalnya dek, untuk potongan ketiga tidak keliru ki dek!

Iya kak, x+6 di situ salah tuliska Kenapa bisa salah tulis dek? Kurang teliti kak

Berdasarkan petikan wawancara S3 dilihat bahwa faktor penyebab terjadinya kesalahan memahami yaitu subjek kurang teliti dalam menuliskan informasi dari soal.

(53)

b. Kesalahan Transformasi Soal Nomor 1

Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan Subjek S5 SN1 Kesalahan Transformasi Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa subjek meuliskan rumus persegi panjang yaitu L=pxl yang tepat akan tetapi tidak mentransformasikan rumus tersebut ke dalam soal dengan benar, di mana subjek menuliskan 5 = 6 , 195 = + 2 .

Berikut adalah petikan wawancara S5 (SN1):

P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 : : : : : : : : : : : : : : :

Coba Sebutkan rumus apa yang digunakan dek?

Rumusnya yaitu rumus persegi panjang 5 = 6

Kenapa menggunakan rumus itu dek?

(Bingung) karena sudah diketahui nilai-nilainya kak, jadi saya gunakan rumus persegi panjang.

Oke, setelah sudah didapat rumusnya dek?

(Menjelaskan sesuai lembar jawaban) Masukkan nilainya kak 5 = 6 , 195 = + 2

Sudah benar mi itu carata dek? Sudah kak

Oke, jadi berapa hasilnya dek?

5 = 6 , 195 = + 2 , 195 = + 2

Tidak keliru carata dek?

(Bingung) jadi salah caraku kak?

Kurang tepat dek, kenapa bisa di tulis seperti itu dek? Karena yang saya tau begitu kak

(54)

Berdasarkan petikan wawancara subjek S5 di atas terlihat bahwa subjek melakukan kesalahan transformasi karena subjek dapat menentukan rumus yang digunakan akan tetapi tidak dapat mentransformasikan rumus tersebut ke dalam soal dengan benar.

Berdasarkan hasil pekerjaan dan petikan wawanacara subjek S5 disimpulkan bahwa subjek melakukan kesalahan transformasi karena subjek dapat menggunakan rumus dengan benar tetapi tidak mampu mentrasformasikan rumus tersebut ke dalam soal dengan benar.

Adapun faktor penyebab terjadinya kesalahan memahami dapat dilihat dari petikan wawancara subjek S5 berikut:

Petikan Wawancara Subjek S5 (SN1)

P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 : : : : : : : : : : : : :

Kenapa menggunakan rumus itu dek?

(Bingung) karena sudah diketahui nilai-nilainya kak, jadi saya gunakan rumus persegi panjang.

Oke, setelah sudah didapat rumusnya dek?

(Menjelaskan sesuai lembar jawaban) Masukkan nilainya kak 5 = 6 , 195 = + 2

Sudah benar mi itu carata dek? Sudah kak

Oke, jadi berapa hasilnya dek?

5 = 6 , 195 = + 2 , 195 = + 2

Tidak keliru carata dek?

(Bingung) jadi salah caraku kak?

Kurang tepat dek, kenapa bisa di tulis seperti itu dek? Karena yang saya tau begitu kak

Berdasarkan petikan wawancara subjek S5 (SN1) di atas terlihat bahwa faktor penyebab terjadinya kesalahan transformasi yaitu kurangnya pemahaman konsep dasar dalam menerapkan rumus ke dalam soal dengan benar.

(55)

Soal Nomor 2

Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan Subjek S5 SN2 Kesalahan Transformasi Berdasarkan gambar 4.3 hasil pekerjaan subjek terlihat bahwa subjek tidak menuliskan model matematika yang benar, di mana subjek tidak mampu mengubah soal tersebut ke bentuk persamaan dan lansung menuliskan proses penyelesainya.

Berikut ini petikan wawancara S5 (SN2)

P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 : : : : : : : : : : : :

Dari soal tersebut, bagaimana matematikanya dek?

Model matematikanya yaitu, 2x-5, x+7, x+6, kemudian 40 cm di subtitusi ke nilai x

Kenapa model matematikanya seperti itu dek? (Diam)

Yakin sudah benar begitu dek? Tidak yakin kak

Kenapa bisa tidak yakin dek? Saya tidak paham materinya kak

seharusnya itu dek, kita ubah dulu ke bentuk persamaan untuk mencari nilai x, setelah itu subtitusi nilai x ke masing-masing potongan kayu.

Iyye kak,

Oke bagaimana cara mengubah cara mengubah soal tersebut ke bentuk persamaan dek?

Saya tidak tau kak

Berdasarkan petikan wawancara S5 (SN2) terlihat bahwa subjek tidak bisa menentukan model matematika dengan benar, subjek lansung

(56)

menyebutkan proses penyelesain, yaitu subjek menyebutkan 2x-5, x+7, x+6 kemudian 40 cm disubtitusi ke masing-masing nilai x.

Berdasarkan hasil pekerjaan subjek dan petikan wawancara S5 (SN2) dapat disimpulkan bahwa subjek melakukan kesalahan transformasi. Adapun kesalahan yang dilakukan yaitu subjek tidak mengubah soal ke dalam model matematika yang benar.

Adapun faktor penyebab terjadinya kesalahan memahami dapat dilihat pada petikan wawancara subjek S5 berikut:

P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 P S5 : : : : : : : : : : : :

Dari soal tersebut, bagaimana soal matematikanya dek? Model matematikanya yaitu, 2x-5, x+7, x+6, kemudian 40 cm di subtitusi ke nilai x

Kenapa model matematikanya seperti itu dek? (Diam)

Yakin sudah benar begitu dek? Tidak yakin kak

Kenapa bisa tidak yakin dek? Saya tidak paham materinya kak

seharusnya itu dek, kita ubah dulu ke bentuk persamaan untuk mencari nilai x, setelah itu subtitusi nilai x ke masing-masing potongan kayu.

Iyye kak,

Oke bagaimana cara mengubah cara mengubah soal tersebut ke bentuk persamaan dek?

Saya tidak tau kak

Berdasarkan petikan wawancara subjek S5 dilihat bahwa faktor penyebab terjadinya kesalahan transformasi yaitu subjek tidak memahami materi terkait yaitu materi persamaan.

c. Kesalahan Keterampilan Proses

Berikut ini pekerjaan subjek yang melakukan kesalahan keterampilan proses dalam menyelesaikan soal TIMSS.

(57)

Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan Subjek S12 (SN1) Kesalahan Keterampilan Proses

Berdasarkan hasil pekerjaan subjek menunjukkan bahwa subjek tidak mampu melanjutkan proses penyelesaian sampai akhir. Subjek dapat melakukan proses perkalian bentuk aljabar dengan benar yaitu 195 =

+ 2 , 195 = + 2 , akan tetapi subjek tidak mengubah 195 = + 2 ke bentuk persamaan + 2 − 195 = 0 sehingga tidak mendapatkan hasil akhir.

Petikan Wawancara Subjek S-12 (SN1)

P S12 P S12 P S12 P S12 : : : : : : : :

(Perhatikan Jawabannya) Jelaskan langkah-langkah Penyelesainya dek!

Yang pertama kalikan 195=(x+2)x, hasilnya 195 = +

2

Bagaimana langkah selanjutnya dek? Tidak ku tau lanjutkan kak

Mengapa kamu kesulitan menyelesaikan langkah selanjutnya dek?

Kurang paham di situ kakkan

Bagaimana caranya mengubah 195 = + 2 ke

bentuk persamaan? Tidak ku tau kak

Berdasarkan petikan wawancara S-12 dapat dilihat bahwa subjek tidak mampu menjelaskan langkah-langkah penylesaian sampai akhir. Subjek tidak bisa membuat suatu persamaan sehingga tidak mendapatkan hasil akhir.

(58)

Berdasarkan hasil pekerjaan subjek dan petikan wawancara S-12 disimpulkan bahwa subjek melakukan kesalahan keterampilan proses. Kesalahan yang dilakukan yaitu subjek tidak megetahui langkah-langkah atau prosedur penyelesaian yang digunakan.

Adapun faktor penyebab terjadinya kesalahan memahami dapat dilihat pada petikan wawancara subjek S-12 berikut:

Petikan Wawancara Subjek S-12 (SN1)

P S12 P S12 P S12 P S12 : : : : : : : :

(Perhatikan Jawabannya) Jelaskan langkah-langkah Penyelesainya dek!

Yang pertama kalikan 195=(x+2)x, hasilnya 195 = +

2

Bagaimana langkah selanjutnya dek? Tidak ku tau lanjutkan kak

Mengapa kamu kesulitan menyelesaikan langkah selanjutnya dek?

Kurang paham di situ kakkan

Bagaimana caranya mengubah 195 = + 2 ke

bentuk persamaan? Tidak ku tau kak

Berdasarkan petikan wawancara subjek S12 dilihat bahwa faktor penyebab terjadinya kesalahan keterampilan proses yatiditu subjek tidak mengetahui materi terkait dan tidak mengetahui konsep untuk membuat persamaan.

(59)

Soal Nomor 2

Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan Subjek S12 SN2 Kesalahan Keterampilan Proses

Berdasarkan gambar 4.5 hasil pekerjaan subjek S12 terlihat bahwa subjek tidak menuliskan menuliskan langkah-langkah penyelesaian dengan benar sesuai yang ditanyakan dalam soal dan subjek salah dalam proses perhitungan.

Berikut ini petikan wawancara S12 (SN2) yaitu:

P S12

: :

Coba jelaskan penyelesainnya dek!

Pertama tentukan nilai potongan pertama, potongan kedua dan potongan ketiga (menjelsakan sesuai di lembar jawabannya Potongan 1: 2x-5=40 2x= 40+5 x=45/2=22,5 Potongan 2: x+7=40 x=47 Potongan 3: x+6=40

Gambar

Tabel 2.1 Kealpaan Membaca Soal  Soal  Contoh  Kemungkinan  Kesalahan Siswa  Keterangan  Sebuah  lahan  berbentuk  persegi  panjang  mempunyai  keliling  320  m
Tabel 2.2 Kealpaan Memahami  Soal  Contoh  Kemungkinan  Kesalahan Siswa  Keterangan  Kurangkan  3x – 4y dari  x – 5y  (3x – 4y) – (x – 5y) = 3x – 4y – x + 5y = 3x – x – 4y + 5y  = 2x + y
Tabel 2.3 Kealpaan Transformasi
Tabel 2.4 Kealpaan Keterampilan Proses  Soal  Contoh  Kemungkinan  Kesalahan Siswa  Keterangan  Tentukan hasil  dari 2 (2x – 3) –  (3x + 2)!  2 (2x – 3) – (3x +2)  = 4x – 6 – 3x + 2 = 4x – 3x – 6 + 2  = x – 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah operasi hitung yang. menggunakan tanda tambah (+) dan kurang (-) pada bilangan

menempuh pendidikan inklusi Ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan anak. tunadaksa di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta, mengatakan “ bahwa

Sebagai upaya agar para apoteker dapat melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan baik, Ditjen Yanfar dan Alkes Departemen Kesehatan bekerjasama dengan Ikatan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul DESAIN KRITERIA PENILAIAN

Olahraga aerobik seperti senam dapat memperlambat proses kemunduran dan penurunan kapasitas tersebut selain itu juga dapat menurunkan kadar gula darah puasa,

aspek keilmuan yang memfokuskan pada kualitas atau mutu udara dalam suatu ruang.. yang akan dimasukkan kedalam ruang atau gedung yang di tempati oleh

Pengaruh Campuran Karang Putih dengan Tanah Liat Pada Konduktivitas Termal dan Cold Crushing Strength Sebagai Bahan Refraktori5. beserta perangkat yang ada

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.. Program Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan