• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA ABSTRAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

November 2012

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA Oleh :

Dwi Bhuwana Djati1, Achmad Dasuki2, Elly Sukmanasa3 ABSTRAK

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pabuaran 02 Kabupaten Bogor dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Masalah.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar yang terdiri dari 30 siswa, dengan komposisi 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 62,67 atau 33,33% sedangkan siklus kedua memperoleh nilai rata-rata 87 atau 83,33%. Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukan adanya peningkatan pada motivasi, kerjasama, dan partisipasi siswa dengan memperoleh nilai rata-rata pada siklus pertama yaitu 79, sedangkan pada silkus kedua memperoleh nilai rata-rata 97,66.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pabuaran 02 Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Selain itu, model pembelajaran ini dapat meningkatkan partisipasi dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Kata kunci : problem solving, hasil belajar

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan 2 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan 3 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan

ABSTRACT

This is Classroom Action Research. Conducted collaborativelly in two cycles. The goal of this research is to know the increasing of students learning result on math on students of fifth grade in Pabuaran 02 Elementary School Bogor using creative problem solving learning model.

The subjects of the research are students of fifth grade in Bantarjati 5 Elementary School Bogor, class V, the total is 30 students, 13 boys and 17 girls. The research is conducted on odd semester academic program 2012/2013.

The reasult of the research shows that the average score of the learning result from 30 students on first cycle is 62.67 with completed level 33.33% even tought on second cycle is 87 with completed level 83.33%. So as the result of observation students it

(2)

2 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

November 2012

shows that their motivation, attention and participation are increased well. Their score on first cycle is 79, even tought on second cycle they get 97.66.

Based on the research, the writer concludes that problem based learning model is able to increase students learning result on math subject which is conducted on students of fifth grade in Pabuaran 02 Elementary School Bogor. Beside that, this model is also able to increase students motivation, attention and participation in learning process.

Key Words : Problem Solving, Learning Outcome.

A. Pendahuluan

Pentingnya mempelajari

matematika ternyata tidak membuat matematika menjadi pelajaran yang digemari oleh sebagian siswa. Matematika justru sering kali dianggap sebagai pelajaran yang sulit, sehingga siswa hanya sekedar menghafal konsep atau rumus saja tanpa memahaminya. Padahal pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan cara memecahkan masalah. Hal ini tentu akan mengakibatkan siswa tidak mampu menerapkan konsep matematika tersebut jika menemui permasalahan dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan fakta tersebut, maka diperlukan peran guru sebagai fasilitator untuk membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses pendidikan, agar siswa siap menghadapi permasalahan dalam kehidupan yang sebenarnya.

Dari beberapa permasalahan yang terjadi di dalam kelas tersebut, ternyata berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru kelas V Sekolah Dasar Negeri Pabuaran 02 pada tahun pelajaran 2011/2012, bahwa dari 30 siswa yang berhasil mencapai ketuntasan di atas KKM 65 sebanyak 18 siswa atau sebesar 60%. Untuk itu diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran, baik pada kinerja guru maupun hasil belajar siswanya.

Hal ini menuntut guru untuk menemukan alternatif solusi permasalahan tersebut. Guru dapat menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based

Learning). Model pembelajaran

berbasis masalah dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar, sehingga siswa dapat lebih fokus dalam belajar.

Berdasarkan fakta-fakta di atas peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam, apakah dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning) dapat memecahkan masalah tersebut pada mata pelajaran matematika.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Dapat Dirumuskan Permasalahan :

“Apakah Penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika pada kelas V Sekolah Dasar Negeri Pabuaran 02 Kabupaten Bogor?”

Kajian Teoritik

Beberapa ahli mengungkapkan teori-teori mengenai model pembelajaran berbasis masalah, diantaranya yaitu Uno Hamzah dan Nurdin Mohamad, (2011:12) yang

mengungkapkan pembelajaran

berdasarkan masalah adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah autentik sebagai sumber

(3)

3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

November 2012

belajar, sehingga peserta didik dilatih berpikir tingkat tinggi dan mengembangkan kepribadian lewat masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan kecakapan siswa memproses informasi sebagaimana yang diungkapkan oleh

Suprijono Agus (2009:70)

mengungkapkan peserta didik berusaha belajar mandiri dalam memecahkan problem dengan mengembangkan

kemampuan menganalisis dan

mengelola informasi, pembelajaran berbasis masalah membantu siswa memahami struktur dan ide-ide kunci suatu disiplin.

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran berbasis masalah adalah

model pembelajaran yang

merangkaikan aktivitas belajar siswa dimana menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah, dengan demikian pembelajaran berbasis masalah memberikan kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk

memecahkan masalah yang

dihadapinya.

Tujuan dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah yaitu untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa. Sebagaimana yang dikemukakan Sudjana Nana (2009:22) menambahkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan Hamalik Oemar (2011:30) hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa yang berakibat terhadap perubahan

kompetensi siswa dari pengalaman yang diperoleh siswa yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan dapat dievaluasi secara terukur.

Matematika merupakan mata pelajaran yang diteliti dalam penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pengertian matematika banyak di ungkapkan beberapa ahli, diantaranya H.W. Fowler dalam Muslich Masnur (2008:224) menerangkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak. Selain itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:300) diungkapkan matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.

Kemudian Soenarjo (2008:97) mengungkapkan bahwa trapesium adalah suatu bangun segiempat yang dua buah sisinya sejajar. Trapesium ABCD, mempunyai sisi sejajar AD dan BC, dan dituliskan AD // BC. AB, BC, CD dan DA merupakan sisi-sisi trapesium. Sisi terpanjang trapesium di atas disebut alas. Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disintesiskan bahwa matematika adalah suatu bidang ilmu eksakta yang bersifat abstrak mempelajari tentang bilangan, simbol, hubungan pola dan lambang yang dapat memberikan kemudahan bagi seseorang dalam menyikapi suatu masalah dalam kehidupannya sehingga dapat memecahkan masalah tersebut.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam pelajaran matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Pabuaran 02 melalui Model Pembelajaran berbasis Masalah (Problem-Based

(4)

4 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

November 2012

Learning) dan untuk pengembangan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

Pelaksanaan penelitian

dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Pabuaran 02, Desa Pabuaran, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor pada semester I tahun pelajaran 2012/2013, yaitu pada tanggal 12 November 2012 dan tanggal 15 November 2012. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VA semester I Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 17 orang perempuan dan 13 orang laki-laki.

C. Temuan Penelitian

Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan ke siklus I dan siklus II hingga mencapai nilai ketuntasan hasil belajar sesuai dengan indikator keberhasilan yaitu 75% siswa mencapai atau melebihi nilai KKM.

1. Deskripsi Hasil Penilaian Tes Awal (prasiklus)

Tabel 1 Data Ketentusan Hasil Tes Awal No . Ket. Frekuens i Persentas e 1 Tuntas 9 30% 2 Belum Tuntas 21 70% Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas hasil tes awal masih banyak yang belum mengenal materi, ini terbukti dari 30 siswa yang mencapai KKM hanya 9 siswa atau 30% dan sisanya 21 siswa atau 70% yang belum mencapai KKM.

2. Deskripsi Data Siklus I

Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Ket. Frekuensi Persentase

1 Tuntas 10 33,33%

2 Belum

Tuntas 20 66,67%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 30 siswa ada 10 siswa atau 33,33% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai KKM sebesar 70. Sedangkan 20 siswa atau 66,67% masih memperoleh nilai di bawah KKM atau belum tuntas.

3. Deskripsi Data Siklus II

Tabel 3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Ket. Frekuensi Persentase

1 Tuntas 25 83,33%

2 Belum

Tuntas 5 6,67%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui dari 40 siswa ada 25 siswa atau 83,33% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai KKM sebesar 70. Sedangkan 5 siswa atau 6, 67% masih memperoleh nilai di bawah KKM atau belum tuntas.

Berdasarkan data hasil belajar yang diperoleh pada pelaksanaan penelitian di atas, dapat dituangkan pada diagram histogram di bawah ini:

Gambar 1 Diagram Histogram Hasil Belajar 0 10 20 30 Tuntas Belum Tuntas

(5)

5 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

November 2012

Berdasarkan diagram di atas dapat terlihat peningkatan yang terjadi pada hasil belajar dalam pelaksanaan penelitian dari tes awal sampai siklus II.

D. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan di SD Negeri Pabuaran 02 Kabupaten Bogor pada kelas V-A mata pelajaran matematika, dilaksanakan hingga dua siklus. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis masalah menggunakan metode secara kelompok dan individu.

Pada pra-penelitian ini peneliti mengumpulkan data obyektif sekolah, melakukan tes awal, melakukan analisis data tes awal untuk merekomendasikan perencanaan tindakan dan menyusun perangkat pembelajaran, kemudian mendiskusikan semua data dan fakta hasil pra-penelitian dengan tim kolaborator. Dari hasil tes awal tersebut, dapat diketahui bahwa dari jumlah seluruh siswa, hanya 9 siswa atau sebesar 30% yang sudah tuntas mencapai nilai KKM, sedangkan sisanya sebanyak 21 siswa atau sebesar 70% belum tuntas mencapai KKM.

Pada penelitian ini, terdapat tiga aspek yang diteliti. Aspek pertama hasil belajar. Seperti yang dikemukakan Sudjana Nana (2009:22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila dari 30 siswa mampu mencapai ketuntasan hingga 75% di atas KKM.

Pada tes hasil belajar siklus I yang mendapat nilai di atas KKM 70 sebanyak 10 siswa atau 33,33% dan 20 siswa atau 66,67% tidak mencapai KKM. Hasil ini belum mencapai indikator keberhasilan oleh karena itu perlu dilaksanakan siklus II. Hasil penelitian pada siklus II menunjukan adanya peningkatan dari siklus I, hal ini

dapat dilihat dari data penelitian siklus II. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM 70 mencapai 25 orang atau 83,33% dan 5 siswa atau 6,67% tidak mencapai KKM.

Aspek kedua yang diteliti yaitu perubahan perilaku siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Hamalik Oemar (2011:30) hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Pada siklus I dengan menggunakan alat peraga yang berbentuk mobil-mobilan dan menggunakan metode diskusi kelompok pada materi bangun datar trapesium, memancing motivasi belajar siswa lebih meningkat karena siswa langsung melihat dan menganalisis contoh bangun datar trapesium.

Penilaian perubahan perilaku siswa pada siklus I, diperoleh nilai rata-rata pada aspek motivasi sebesar 3,1 yang diinterpretasikan baik, pada aspek perhatian sebesar 3,07 yang diinterpretasikan baik dan pada aspek partisipasi sebesar 2,9 yang diinterpretasikan cukup. Sedangkan perubahan perilaku siswa pada siklus II, diperoleh nilai rata-rata pada aspek

motivasi sebesar 3,5 yang

diinterpretasikan baik, pada aspek perhatian sebesar 3,2 yang diinterpretasikan baik dan pada aspek partisipasi sebesar 3,3 yang diinterpretasikan baik.

Terdapat faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Anitah (2011:2.7). Menurutnya ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar, diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Dan faktor dari luar

(6)

6 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

November 2012

diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik (suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran dan teman sekolah.

Berdasarkan teori di atas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa hal yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa, salah satunya adalah faktor pelaksanaan pembelajaran. Pada pelaksanaan siklus I aspek ketiga yang diteliti yaitu pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil penilaian dari kedua observer, pelaksanaan pembelajaran memperoleh nilai rata-rata sebesar 75,5 sedangkan pada siklus II memperoleh nilai rata-rata sebesar 87. Hal ini membuktikan bahwa dalam perbaikan pada siklus I ke siklus II dapat dikatakan berhasil karena nilai rata-rata yang diperoleh meningkat.

Dapat dilihat pada tabel di bawah ini tentang peningkatan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 4 Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II

Aspek yang diteliti

Hasil Siklus I Hasil Siklus II

Ket. NR M K NR M K Penilaian pelaksa- naan pem- belajaran

75,5 B Baik 87 A Sangat Baik Meningkat Perubahan perilaku Siswa 79 B Baik 97,6 A Sangat Baik Meningkat Tes hasil belajar 62,6 B Baik 83,3 A Sangat Baik Meningkat Keterangan : NR = Nilai Rata-rata M = Makna K = Kategori

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat terjadinya peningkatan dari ketiga aspek yang diteliti, pada

penilaian pelaksanaan pembelajaran siklus I 75,5 dan pada siklus II menjadi 87, pada perubahan perilaku siswa siklus I mendapat nilai rata-rata 79 dan pada siklus II menjadi 97,66, dan yang terakhir pada Tes hasil belajar siklus I mendapat nilai rata-rata 62,67 dan pada siklus II menjadi 83,33.

E. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar. Selain dapat meningkatkan hasil belajar, penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan perubahan perilaku siswa pada mata pelajaran Matematika kelas VA Sekolah Dasar Negeri Pabuaran 02 Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2012/2013.

F. Daftar Pustaka

Anitah, Sri. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama

Fauzi, Hasan. 2009. Sejuta Jurus

Mengajar Mengasyikan.

Semarang: PT Sindur Press Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar

Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Muslich, Masnur. 2008. KTSP

Pembelajaran Berbasis

Kompetensi Dan Kontekstual.

Jakarta: Bumi Aksara.

Soenarjo, R.J. 2008. Matematika 5 : Untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

(7)

7 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

November 2012

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Uno, Hamzah.B. dan Nurdin, Mohamad. 2011. Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

BIODATA PENULIS

Dwi Bhuwana Djati, lahir di Bogor pada tanggal 2 Maret 1990, agama Islam, anak kedua dari pasangan

Bapak Diding

Wahyudin, S.Pd.I. dan Ibu Umiyati Purnomo, S.Pd. Tinggal di Kp. Kemang Kiara RT 02 RW 05 No. 45 Desa Kemang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh di Taman Kanak-kanak Angkasa Bogor pada tahun 1995-1996, Sekolah Dasar Negeri Kemang Kiara Kabupaten Bogor pada tahun 1996-2002, Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Bogor pada tahun 2002-2005, Sekolah Menengah Atas Negeri 9 pada tahun 2005-2008, kemudian tahun 2008 melanjutkan pendidikan S1 Pendidikan Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor.

Gambar

Tabel 1 Data Ketentusan Hasil Tes  Awal  No .  Ket.  Frekuensi  Persentase  1  Tuntas  9  30%  2  Belum  Tuntas  21  70%  Jumlah   30  100%
Tabel 4 Perbandingan Hasil Siklus I dan  Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan pertanggungjawaban kepada Presiden mengenai pelaksanaan fungsi, wewe?nang, tugas, dan kewajiban disampaikan secara berkala sesuai dengan peraturan yang

Semua bahan atau benda yang dapat menghasilkan efek ledakan, termasuk bahan yang dalam campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan, gesekan, tekanan dapat mengakibatkan

Inspektorat IV mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya, serta

Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 4/PRT/M/2007 tentang Tata Cara Penggunaan Dana Bergulir Pada Badan Layanan Umum Badan Pengatur Jalan Tol Untuk

[r]

Ide-ide persamaan, keadilan, kemanusiaan dan penghormatan kepada perempuan dalam Islam memiliki banyak landasan teks dan contoh penerapan dalam kehidupan sosial

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel independensi dewan komisaris dan internal audit berpengaruh terhadap fee audit eksternal, sedangkan variabel

Akan tetapi pada kenyataannya, koleksi yang ada di Perpustakaan Keliling Badan Perpustakaan Daerah Kabupaten Bantul memiliki berbagai kendala, salah satunya adalah