• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi Yogyakana, 22 Nopember 2000 ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi Yogyakana, 22 Nopember 2000 ISSN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

,..

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakana, 22 Nopember 2000 ISSN.. 0854 -8803

TINJAUAN KESESUAIAN DISAIN HTR-MODULE DENGAN

PRINSIP KESELAMA TAN IAEA

SLL

Anhar R. Antariksawan, Puradwi I. W. clan Suharno

Pusat Pengembangan Teknologi Keselamatan Nuklir -Batan

ABSTRAK

TINJAUAN KESESUAIAN DISAIN HTR-MODULE DENGAN PRINSIP

KESELAMATAN IAEA. Telah dilakukan tinjauan kesesuaian disain HTR-Module

dengan prinsip keselamatan lAEA. Tujuan tinjauan ini adalah mempelajari seberapa jauh prinsip keselamatan lAEA yang tertera dalam dokumen lAEA No. 75-INSAG-3

diterapkan dalam disain HTR-Module. Metodologi yang diterapkan dalam studi ini adalah mempelajari pr~nsip-prinsip keselamatan lAEA yang terkait dengan disain clan manajemen kecelakaan, clan kemudian menelaah apakah disain HTR-Module sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut. Hasil tinjauan menunjukkan bahwa hampir seluruh prinsip keselamatan untuk disain yang diarahkan lAEA telah diterapkan dalam disain

HTR-Module.

Kata Kunci: Disain, HTR-Module, Prinsip Keselamatan

IABA

STUDY ON HTR-MODULE DESIGN CONFORMANCE WITH /AEA SAFETY

PRINCIPLES. The study on HTR-Module design conformance with IAEA safety

principles has been performed. The objective of this study is to assess the implementation of IAEA safety principles as described in 75-INSAG-3 document in the design of HTR-Module. The methodology followed in this study was as follows: first, studying the safety principles as written in 75-INSAG-3 especially those concern with design and accident management, studying the design of H1R-Module, and then assessing the conformance of the design with respect to those safety principles. The results showed that almost all safety principles in the HTR-Module design was conformed with the lAEA safety principles.

(2)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggl"

Yogyakana. 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -8803

PENDAHULUAN

Sejalan dengan peningkatan tuntutan keselamatan clan efisiensi penggunaan energi nuklir sebagai salah satu sumber energi, terutama energi listrik, disain reaktor

beroperasi secara komersial, yaitu yang dikenal dari jenis Magnox [1

nuklir berkembang dari varian reaktor berpendingin air ke varian reaktor berpendingin gas. Diakui bahwa penggunaan gas selain memiliki keselamatan inheren yang lebih baik dari air, altematif pendingin gas dapat memungkinkan peningkatan efisiensi mengingat pencapaian temperatur pendingin yang dapat lebih tinggi.

Pengalaman pengoperasian reaktor nuklir berpendingin gas telah berlangsung sejak lama. Bahkan sejak tahun 50-an telah ada reaktor nuklir berpendingin gas yang .Sej alan dengan kemajuan teknologi clan pengalaman yang diperoleh, disain reaktor berpendingin gas telah berkembang dengan berbagai konfigurasi clan ciri disain [2]. Temperatur pendingin gas yang tinggi menjadikan disain reaktor berpendingin gas tersebut dinamakan pula Reaktor Temperatur Tinggi (RTT). Salah satu disain RTT yang menarik untuk dipelajari adalah HTR-Module yang dikembangkan di Jerman oleh konsorsium HTR-GmbH (ABB-AG/Siemens-AG(KWU)). Meskipun disain reaktor ini baru pacta tahap disain konseptual [2], pengalaman yang telah diperoleh selama pengoperasian reaktor berpendingin gas di Jerman telah memberikan kontribusi besar pada teknologi yang dipakai di HTR-Module.

Sementara itu, di sisi lain Badan' Tenaga Atom lnternasional (International Atomic Energy Agency, IAEA) telah menyusun arahan (guidelines) tentang prinsip-prinsip keselamatan untuk reaktor clara seperti tertuang dalam dokumen No.75-INSAG-3 [No.75-INSAG-3]. Walaupun prinsip-prinsip tersebut hanya bersifat rekomendasi, dapat diharapkan bahwa kesesuaian disain suatu reaktor nuklir dengan prinsip-prinsip keselamatan yang tertuang dalam dokumen tersebut akan dapat memberikan keyakinan akan tercapainya tujuan keselamatan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sebagai langkah awal untuk menilai sejauh mana aspek keselamatan telah dipertimbangkan dengan seksama di dalam disain HTR-Module, maka dalam artikel ini akan ditinjau kesesuaian antara disain HTR-Module dengan prinsip-prinsip keselamatan lAEA yang dituangkan dalam

(3)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarta. 22 Nopember 2000 ISSN.. 0854 -8803

Studi kesesuaian disain dengan prinsip keselamatan lAEA telah pula dilakukan Westinghouse untuk disain reaktor AP600 [5].

DESKRIPSI DISAIN HTR-Module

HTR-Module dirancang oleh konsorsium HTR-GmbH -Jerman. Hingga tahun 1999, kegiatan pengembangan HTR-Module barn mencapai disain konseptual. Meskipun demikian, disain HTR-Module ini telah didukung akumulasi pengalaman pengoperasian RTT sebelumnya, seperti A VR clan THTR-300.

Reaktor HTR-Module dirancang untuk membangkitkan clara termal sebesar 200 MWth per modul dengan temperatur gas keluar teras sekitar 700°C [6]. Disain HTR-Module dapat diaplikasikan untuk sumber energi pacta instalasi kogenerasi listrik, uap proses atau pemanas distrik. Iumlah modul per instalasi adalah 2 atau lebih.

Sistem pemasok uap nuklir (Nuclear Steam Supply System, NSSS) reaktor HTR-Module pada dasarnya terdiri atas

-Bejana reaktor (Reactor Vessel, RY) yang melingkupi teras, sistem pemadaman

(shutdown) dan. fasilitas pengisian dan pengambilan elemen bakar,

-Sambungan RPV dengan saluran gas panas (hot gas duct),

-Pembangkit uap (Steam Generator, SG) bundel tabung pemanasan dan sirkulator

(blower) sirkuit primer

Teras reaktor merupakan jenis pebble-bed dimana sejumlah sekitar 360.000 elemen bakar berbentuk bola dengan TRISO-coated dilet,akkan. Bahan bakar benfuk part~kel TRISO-coated adalah jenis bahan bakar yang dikembangkan sejak tahun 1980 untuk RTT. Partikel ini tersusun dari butiran (kernel) UO2 dengan pengayaan 10,6% dan berdiameter 500 ~m. Butiran ini terbungkus oleh beberapa lapisan material berturut-turut lapisan buffer tebal 95 ~m, lapisan dalam Pyrocarbon (PyC) setebal 40 ~m, lapisan Silicone Carbide (SiC) setebal 35 ~m dan lapisan luar PyC setebal 40 ~m seperti ditunjukkan pada Gambar 1 [7].

Sebagai pendingin adalah gas Helium. Dari bagian atas gas Helium mengalir ke bawah melalui teras pebble bed clan dipanaskan dari temperatur 250°C menjadi 700°C. Selanjutnya gas mengalir melalui saluran gas panas menuju SG untuk didinginkan kembali ke temperatur 250°C. Tipe SG adalah once-through dengan bentuk bundel

(4)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarta, 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -8803

tabling helis (helical tube bundle). Aliran gas yang dibantu oleh sirkulator yang terletak di atas SG kembali ke bejana reaktor melalui anulus di sekitar saluran gas panas

RV clan SG dilingkupi oleh bejana tekan (Pressure Vessel, PV) clan masing-masing berada dalam sel atau sumuran (cavity) yang terpisah. SG diletakkan pada satu sumuran di samping sumuranRV dengan posisi lebih rendah seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Pada sekelilingdinding sumuran dimana R V diletakkan terdapat berkas tabling berisi air berfungsi menyerap panas pancaran dari R V, clan disebut pendingin sumuran

(cavity cooler).

Sistem pengendalian clan pemadaman (dalam kondisi panas) dilayani oleh 6 batang reflektor (reflector rods) yang dapat disisipkan clan ditarik dari bagian atas bejana reaktor. Untuk pemadaman seketika (scram), catu daya listrik penggerak batang

reflektor akan terputus clan secara gravitasi akan jatuh menghentikan reaksi fisi.

DOKUMEN IAEA SAFETY SERIES No. 75-INSAG-3

Dengan maksud untuk memperkuat kontribusi lAEA terhadap keselamatan reaktor daya nuklir, Direktur lendral lAEA membentuk satu kelompok pakar yang dinamai International Nuclear Safety Advisory Group (INSAG). Pecan kelompok ini adalah sebagai forum untuk pertukaran informasi diantara pakar tentang isu-isu keselamatan yang berskala internasional, clan memformulasikan dalam suatu konsep keselamatan yang bersifat umum.

Salah satu hasil yang dihasilkan INSAG sebagai tindak lanjut eval~asi pasca keyelakaan Chernobyl adalah dokumen No.75-INSAG-3 tentang Prinsip Keselamatan Dasar Reaktor Daya Nuklir (Basic Safety Principles for Nuclear Power Plants). Substansi dokumen tersebut merupakan formulasi dari pengalaman-pengalaman praktis di lapangan yang terakumulasi selama ini dari berbagai pengelola reaktor daya nuklir (utilities) maupun dari berbagai badan regulasi (regulatory body) di sebagian besar negara di dunia. Di dalam dokumen ini diberikan arahan berupa prinsip-prinsip yang apabila diterapkan dalam reaktor daya nuklir dapat diharapkan dicapai tingkat keselamatan yang tinggi. Namun demikian araban tersebut tidak bersifat mandatori,

tetapi hanya merupakan

rekomendasi.

Untuk negara-negara

yang telah berpengalaman.

(5)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Y()gyakarla. 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -8803

dirinci dalam bentuk persyaratan keselamatan (safety requirements) clan tertuang dalam

dokumen yang umum disebut Utility Requirementf}' Document (URD), contohnya adalah

dokumen EPRI di Arnerika Serikat atau EUR di Eropa.

sebelum penjabaran prinsip-prinsip

Di dalam dokumen 75-INSAG-3 ini,

keselamatan terlebih dahulu ditetapkan tujuan keselamatan (safety objectives) yang melingkupi tujuan keselamatan nuklir secara umum, tujuan proteksi radiasi clan tujuan keselamatan teknis. Selanjutnya, prinsip-prinsip keselamatan dituangkan dalam beberapa kelompok yaitu: prinsip keselamatan fundamental clan prinsip keselamatan spesifik. Dalam hat yang terakhir ini prinsip keselamatan diberikan sesuai dengan tahap kelangsungan hidup reaktor daya nuklir yaitu penempatan (siting), perancangan (design), manufaktur clan konstruksi (manufacturing and construction), uji fungsi (commissioning), Operasi (operation), manajemen kecelakaan (accident management)

clan tindakan kedaruratan (emergency preparadness).

Hasil riset yang dilakukan terhadap data yang terkumpul dari pasca kecelakaan Three Mile Island (TMI) clan Chernobyl telah memberikan pelajaran yang sangat berarti untuk memperbaiki konsep keselamatan yang telah ada. Dalam konteks itu, para praktisi keselamatan nuklir telah mencoba mengembangkan prinsip-prinsip keselamatan yang tertuang dalam dokumen 75-INSAG-3 tersebut. Hasilnya dituangkan dalam dokuinen

IAEA- TECDOC -801. Dalam dokumen ini, perkembangan barn yang dimasukkan

dalam prinsip keselamatall yang perlu dipertimbangkan dalam disain adalah berkisar pacta kecelakaan parah (severe accident), kecelakaan pacta saat operasi daya rendah dan

materi dekomisioning.

METODOLOGI

Dalam studi ini, kajian dilakukan berdasarkan informasi dari literatur yang tersedia clan tertuang dalam daftar acuan di bagian akhir artikel ini. Langkah pertama dalam pengkajian tersebut adalah mempelajari prinsip-prinsip keselamatan yang tertuang dalam dokumen No. 75-INSAG-3 dan TECDOC-801 serta beberapa dokumen pendukung seperti dokumen Safety Series (SS) No. 50-C-D (Rev. 1) tentang Code on the Saf-ety of Nuclear Power Plants: Design [8], SS No.50-SG-D11 tentang General Design Safety Principles for Nuclear Power Plant [9], clan dokumen No. 75-INSAG-1 0 tentang

(6)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarla, 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -8803

Implementation of Defence in Depth [10]. Dokumen pendukung ini hanya dipergunakan untuk lebih memahami pengertian prinsip-prinsip keselamatan dalam disain.

Untuk mengetahui clan memahami sejauh mungkin disain HTR-Module dipakai informas~ yang tertera pacla acuan [1] clan [6]

Langkah ke dua adalah memilih item dari prinsip keselamatan yang terkait erat dengan disain. Untuk itu telah dipilih nomer item (sesuai penomeran pada INSAG-3) 3.2.1 hingga 3.2.3, 4.2.2.1 hingga 4.2.2.7, 4.2.3.1 hingga 4.2.3.16 (4.2.3.12 sampai 4.2.3.16 dari TECDOC-801), clan 4.6.1. Langkah selanjutnya adalah meninjau apakah masing-masing item tersebut sudah diterapkan pada disain HTR-Module yang ada.

Untuk mempermudah sistimatika penelaahan, telah dibuat satu matriks seperti terlihat pada Tabel 1. Perlu dicatat bahwa dalam hat ini pemyataan prinsip-prinsip keselamatan tetap diberikan dalam bahasa Inggris sesuai dengan yang tertera dalam dokumen 75-INSAG-3 clan TECDOC-801 dengan maksud untuk menghindari kekeliruan terjemahan.

HAsa DAN PEMBAHASAN

Hasil diberikan pada Tabel 1. Item yang ditelaah hanya meliputi prinsip keselamatan fundamental (butir 3.2 pada dokumen 75-INSAG-3) clan prinsip keselamatan spesifik untuk disain (butir 4.2 pada dokumen 75-INSAG.-3) serta manajemen kecelakaan (butir 4.6 pada dokumen 75-INSAG-3). Terlihat bahwa sesuai dengan kelengkapan informasi yang tersedia tentang disain HTR-Module, hampir keseluruhan prinsip-prinsip keselamatan lAEA telah diterapkan dalam disain HTR-Module. Beberapa prinsip keselamatan yang penting akan dibahas dalam uraian di bawah ini.

Konsep Pertahanan Berlapis (Defence in Depth)

Salah satu prinsip keselamatan

fundamental

dalam instalasi nuklir adalah konsep

pertahanan berlapis. Dengan konsep ini dimaksudkan bahwa setiap tindakan yang menyangkut keselamatan, baik sikap, organisasi, sistem ataupun peralatan, senantiasa didasarkan pada landasan pemikiran adanya tindakan atau alat yang akan mengkompensasi kegagalan satu tindakan atau alat yang lain yang diasumsikan dapa~ terjadi. Implementasi yang pertama konsep ini dalam proses disain adalah

(7)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarla, 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -8803

1) mendasarkan disain pada pendekatan konservatisme

2) meski dirancang secara konservatif, sistem proteksi tetap hams disediakan untuk mengantisipasi apabila batasan disain terlampaui;

3) disediakan sistem mitigasi untuk menghambat atau membatasi akibat kegagalan atau ketakmampuan sistem proteksi.

Implementasi ke dua dari konsep pertahanan berlapis adalah diterapkannya sistem penghalang ganda (multiple barriers) yang berfungsi untuk mengungkung produk radioaktif sedemikian sehingga tujuan keselamatan nuklir umum yaitu melindungi pekerja, masyarakat clan lingkungan dari bahaya radioaktif dapat tercapai. Penghalang ganda tersebut pada hakikatnya adalah sistem penghalang fisik yang

mampu

berfungsi sebagai

pengungkung

produk radioaktif.

Dalam konteks ini disain HTR-Module menunjukkan komitmen yang kuat

terhadap keselamatan dengan menerapkan konsep pertahan berlapis secara konsisten. Selain sifat dasar teknologi reaktor berpendingin gas yang memiliki sifat keselamatan inheren, yaitu dengan dapat dihindarinya kemungkinan kenaikan cepat reaktivitas clan kemungkinan ketaksediaan pendinginan teras berkat disain teras yang sesuai, HTR-Module dirancang dengan pendekatan sangat konservatif. Hal ini dapat terlihat dengan

kemampuan bahan bakar bertahan hinga temperatur sekitar

1600°C sementara

temperatur pada operasi normal hanya mencapai maksimum sekitar 850°C [6]. Temperatur bahan bakar pada saat operasi dapat dibatasi karena pemakaian bahan bakar dengan pengayaan yang rendah clan rapat daya yang rendah (sekitar 3: MW/m3). Rentang yang lebar antara batas integritas dan batas operasional tersebut memberikan marjin keselamatan yang tinggi. Faktor keamanan yang tinggi pacta bahan bakar ini sang at penting karena di bahan bakar tersebut produk fisi terbentuk dan sudah seharusnya tetap terkungkung. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa karena densitas daya yang rendah, temperatur elemen bakar dalam kondisi kecelakaan tanpa pendingin teras aktif maksimum hanya mencapai 1600°C [11]. Temperatur

maksimum tersebut itu pun dicapai setelah sekitar 6 jam [12]. Rentang waktu kenaikan temperatur yang lama tersebut menjamin adanya cukup waktu bagi operator untuk melakukan tindakan mitigasi sesuai prosedur keselamatan yang telah ditetapkan.

(8)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarla, 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -8803

Selain rancangan yang didasarkan pada pendekatan falsafah konservativisme, HTR-Module tetap dilengkapi dengan sistem proteksi untuk mengantisipasi adanya kegagalan sistem seperti halnya reaktor daya nuklir yang lain. Sistem proteksi yang utama adalah sistem pemadaman reaksi fisi. Sedangkan sebagai sistem pengambilan panas peluruhan, telah dirancang pendingin sumuran yang bekerja secara terns menerus (dalam operasi normal ataupun keadaan darurat) tanpa perlu pengaktifan.

Dari aspek penghalang ganda, disain HTR-Module menerapkannya dengan susunan: elemen bakar TRlSO-coated yang kuat mengungkung produk fisi, sistem sirkulasi primer, bejana tekan clan penghalang beton serta gedung reaktor dengan sistem ventilasi tersaring (filtered venting). Keandalan bahan bakar jenis TRlSO-coated yang dipakai di HTR-Module ini ditunjukkan dengan angka fraksi kegagalan bahan bakar selama menjalani pengujian yang hanya di bawah 1 x 10-5 [1]. Meskipun kemungkinan kebocoran produk fisi dari partikel bahan bakar sangat kecil, apabila hal itu terjadi HTR-Module telah menyiapkan penghalang yang kedua, yaitu sistem sirkulasi primer. Pada sistem pendingin primer terdapat sistem pemurnian Helium (helium purification) yang dalam hal ini dapat membantu melokalisir penyebaran produk fisi.

Pada lapis penghalang selanjutnya, terdapat kungkungan bejana tekan, dinding beton clan gedung reaktor. Sistem penyaringan udara pada gedung reaktor disediakan untuk mencegah pelepasan yang berlebihan, walaupun dalam hampir semua kasus kecelakaan yang dipelajari hal itu tidak dibutuhkan [6, 11]. Semua penghalang tersebut menjamin bahwa kegagalan satu penghalang dapat diantisipasi semaksimal mungkin oleh penghalang lapis berikutnya Kesemua itu menunjukkan telah diterapkannya konsep pertahanan berlapis secara konsisten pada disain HTR-Module.

Karakteristik Urn urn Disain

Dalam dokumen No. 75-INSAG-3 prinsip karakteristik umum (general features) untuk disain suatu reaktor daya nuklir mencakup sistem pengendalian proses .(4.2.2.1), sistem keselamatan otomatik (4.2.2.2), target keandalan (4.2.2.3), kegagalan gayut (dependent failure) (4.2.2.4), kualifikasi peralatan (4.2.2.5), kemudahan dalam inspeksi clan perawatan (4.2.2.6) serta proteksi radiasi (4.2.2.7).

(9)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarta, 22 Nopember 2fJOO ISSN: 0854 -8803

Secara umum, HTR-Module dirancang untuk senantiasa mampu menjalankan fungsi keselamatan, yaitu pengendalian reaktivitas, pengendalian pengambilan panas dan pengendalian produk fisi. Untuk pengendalian reaktivitas, HTR-Modul.e dilengkapi

6 batang pengendali.

Sistem..instrumentasi clan kendali (1 &C

system) dirancang

adanya penyimpangan harga parameter dari setting point kondisi normal.. sehingga kembali pada batas operasi yang ditetapkan. Di sisi lain, reaktor dapat tetapberoperasi mengikuti beban dari 100% daya puncak hingga 50% tanpa harus mengalami trip. Bahkan, apabila kehilangan beban sistem kendali dapat mengantisipasi tanpa reaktor

trip (load rejection without trip)

Sistem pemadaman otomatik, baik pada kondisi normal ataupun darurat, melengkapi sistem keselamatan otomatik. Dengan prinsip gagal-aman (fail-safe), batang penyerap yang berjumlah 6 buah dapat jatuh secara gravitasi apabila ada sinyal pemicunya, sehingga fungsi pemadaman dapat terjamin.

Keandalan sistem terkait dengan prinsip kualifikasi peralatan yang diterapkan. Dalam hat ini semua sistem dan alat yang terkait dengan keselamatan dirancang dengan derajat keselamatan (safety graded), seperti misalnya sistem pemadaman. Semua komponen dirancang untuk dapat mencapai umur operasi 40 tahun [1]. Dengan keandalan bahan bakar TRISO-coated yang sudah diuji serta kemampuan untuk tetap

menjalankan tiga fungsi keselamatan, yaitu pemadaman, pendinginan clan

pengungkungan, dalam berbagai kondisi degradasi teras praktis dieksklusikan dari disain. Dua kecelakaan yang paling berpeluang untuk mengakibatakan pelepasan produk radioaktif dari teras, yaitu masuknya air ke sistem sirkulasi primer (water ingres) akibat tabung pemanas SG putus clan kebocoran sistem sirkulasi primer (pressure release) diprediksikan masing-masing sebesar 3,5 x 10.6 per tahun clan 1,0 x

10-4 per tahun [13].

Adanya kerusakan peralatan secara bersarna akibat sebab yang sarna (common cause), terutama yang terkait dengan keselamatan seperti sistem pemadaman clan

.~

pengambilan panas, dalam, disain, HTR-Module dihindari dengan menerapkan

redundansi peralatan clan pemisahan fisik seperti ditunjukkan misalnya pada sistem pemadaman dan sistem catu daya. Kejadian pemicu eksternal yang pada umumnya

(10)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakana, 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -8803

menjadi penyebab kerusakan secara bersama diantisipasi dengan rancangan bangunan reaktor yang telah memperhitungkan dampak gempa, ledakan yang terjadi di luar bangunan reaktor clan hantaman pesawat yang mungkin jatuh di atas bangunan reaktor.

Sedangkan tentang prinsip kemudahan akses untuk inspeksi clan perawatan HTR-Module juga tampak telah mempertimbangkan hal tersebut. Hal ini dapat dilihat

dari diletakkannya bejana reaktor clan pembangkit uap pad a dua ruangan yang berbeda yang terpisah dengan dinding beton. Dengan demikian, perbaikan pada pembangkit uap dapat dilakukan lebih mudah clan aman dari paparan radiasi yang besar. Selain itu kemudahan akses inspeksi clan perawatan juga ditunjukkan dengan rancangan penutup bejana reaktor yang dapat dibuka clan ditutup secara mudah apabila dikehendaki. Dua modul reaktor dipisahkan dengan daerah yang disebut central service area sebagai akses allan untuk menuju ke salah satu modulo Di sisi lain, kedua modul dapat dioperasikan secara mandiri, sehingga apabila reaktor pertama hams dipadamkan, reaktor kedua tetap

dapat beroperasi

Untuk menjalankan fungsi pendinginan, pendingin sumuran dirancang mengambil panas yang terdisipasi ke luar bejana reaktor selama operasi normal, clan mengambil panas peluruhan pada kondisi darurat. Kapasitas dirancang dengan marjin yang besar, yaitu 3 kali kapasitas maksimum yang diperhitungkan.

Dalam kaitannya dengan prinsip proteksi radiasi, seperti halnya reaktor nuklir jenis lain, disain HTR-Module telah mempertimbangkannya. Hal ini mudah dilihat dari telah diterapkannya konsep pertahanan berlapis. Selain itu disain clan konfigurasi set pengungkung bejana reaktor clan pembangkit uap juga menunjukkan hat tersebut.

Alat-alat pemantauan paparan radiasi di dalam gedung reaktor clan sekitarnya, walau tidak disebut eksplisit di informasi yang tersedia, diyakini sudah pula dipersiapkan.

Karakteristik Keselamatan Khusus

Prinsip-prinsip keselamatan yang termasuk di dalam karakteristik keselamatan khusus (specific features) tertera secara lengkap pada Tabel 1. Dalam hat ini pun, disain

HTR -Module,

sesual

dengan informasi

yang

dapat

dikumpulkan,

telah

mengimplementasikan hampir keseluruhan prinsip tersebut.

Proteksi terhadap kecelakaan transien daya (item 4.2.3.1) dilakukan dengan. merancang teras reaktor berdasarkan reaktivitas umpan balik' (feedback) negatif. Setiap

(11)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakal1a, 22 Nopember 2000 ISSN.. 0854 -8803

kenaikan daya akibat kenaikan fluks netron akan dikompensasi dengan penambahan sifat penyerapan netron. Dengan demikian, kenaikan daya secara tak terkendali dapat dihindarkan. Meskipun demikian, dalam hat penge~dalian daya reaktor, HTR-Module seperti telah disin~gung di atas, dilengkapi dengan 6 buah batang kendali. Apabila pemadaman belum dianggap cukup, tersedia pula penyerap berbentuk bola kecil (disebut KLAK) yang dapat dijatuhkan secara gravitasi ke teras reaktor.

Pengambilan panas baik pada kondisi normal (item 4.2.3.4) ataupun darurat (item 4.2.3.5) telah dirancang secara baik. Pada kondisi normal, pengambilan.panas dari teras dilakukan oleh sirkulasi gas di sisi primer clan air pendingin di sisi sekunder. Air pendingin sekunder dilengkapi dengan sistem bantu dalam keadaan darurat. Sedangkan untuk mengambil panas yang terdisipasi ke luar bejana reaktor, telah ditempatkan sistem pendingin yang disebut pendingin sumuran. Pendingin sumuran ini menerima panas, baik secara radiasi maupun konveksi. Perlu dicatat bahwa dengan adanya pendingin sumuran yang berupa tabung-tabung berisi air menutupi permukaan dinding sumuran dari beton, sekaligus menjaga temperatur dinding beton tetap dingin.

Integritas teras (item 4.2.3.2) clan sistem pendingin (item 4.2.3.6) dijamin dengan, pertama-tama, menggunakan code clan standar untuk instalasi nuklir, termasuk standar jaminan kualitas. Dalam operasi normal, sesuai disain HTR-Module, dinding terluar sistem pendingin clan bejana reaktor hanya bersentuhan dengan aliran gas yang bertemperatur rendah 250°C. Hasil analisis menunjukkan bahwa temperatur di teras reaktor tidak pemah melebihi 1600°C, baik ada pendingin sumuran ataupun tidak [Ill sehingga integritas teras dari aspek termal dapat terjamin. Selain itu, bejanafeaktor clan struktur teras HTR-Module telah dirancang terhadap kemungkinan kejadian eksternal. Sedangkan, tala letak bertingkat antara bejana reaktor clan SG menambah stabilitas mekanik sistem terhadap beban. Di sisi lain, rancangan sistem sirkulasi primer dibuat sangat sederhana, pendek dengan maksimum diameter hanya 65 mm. Dengan demikian kemungkinan terjadinya kebocoran pendingin primer dapat diminimalkan, apabila pun terjadi, luas kebocoran tidak terlalu besar.

Kungkungan material radioaktif (item 4.2.3.7) pada disain HTR-Module pada intinya bertumpu pada partikel bahan bakar jenis TRlSO-coated yang dipergunakan.

(12)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarta, 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -8803

Integritas disain TRISO-coated telah diamati dari hasil pengujian yang dilakukan selama

fit Hasil pengujian sifatbahan bakar teriradiasi dapat dirangkum sebagai berikut [11]:

Untuk temperatur ~ 1600°C produk fisi masih terkungkung secara baik di bahan

bakar;

Untuk temperatur ~ 1700°C, lapisan SiC mulai mengalami kerusakan kecil akibat korosi oleh produk fisi, clan

.Untuk temperatur c; 21 OO°C, SiC terdekomposisi, tetapi lapisan PyC tetap utuh.

Selain itu, adanya marjin yang lebar antara batas operasi normal clan batas keutuhan material memberikan tingkat keselamatan yang tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa batas temperatur maksimum yang diijinkan untuk partikel bahan bakar tersebut tidak akan pernah terlampaui. Meskipun demikian, apabila pelepasan terjadi dari partikel bahan bakar tersebut, kungkungan sistem sirkulasi primer, bejana reaktor, clan dinding sumuran yang terbuat dan beton akan menjadi penghalang yang berikutnya. Sehingga, keselamatan personil yang bekerja di dalam gedung reaktor dapat terjamin. Sedangkan, kemungkinan penyebarannya ke lingkungan akan dibatasi dengan adanya sistem ventilasi tersaring (filtered ventilation system). Akan halnya penyebaran ke lingkungan, disain HTR-Module telah menyesuaikan dengan peraturan di Jerman, temp at disain reaktor ini dikembangkan, yaitu Article 28 of the German Radiation Protection Ordinance [6]. Syarat lisensi di Jerman mengharuskan bahwa dalam hat kecelakaan dasar disain, paparan radiasi tidak boleh lebih dari 5/15 rem (untuk badan

dan thyroid) [11]

Untuk memenuhi prinsip kemampuan pemantauan status keselamatan (item 4.2.3.9) clan tetap menjaga kemampuan pengendalian dalam kondisi kecelakaan (item 4.2.3.10), disain HTR-Module dilengkapi dengan sistem instrumentasi yang terpasang di tempat-tempat penting, seperti di teras clan sistem sirkulasi primer. Adanya sistem penasihat (advisory system) yang mendasarkan pada kemampuan sistem pakar (expert system) diharapkan dapat membantu operator mendiagnosa status keselamatan. Semua kendali pada prinsipnya dilakukan operator melalui ruang kendali utama yang dirancang tahan gempa. Dalam kondisi ruang kendali utama tersebut rusak, HTR-Module dilengkapi dengan ruang kendali darurat (emergency control room) yang tetap mampu memantau status keselamatan reaktor.

(13)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarta, 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -8803

Salah satu kejadian pemicu yang paling penting adalah terputusnya sistem catu daya (station blackout). Prinsip keselamatan yang terkait dengan hat tersebut perlu dipertimbangkan dalam disain (item 4.2.3.11). Untuk mengatasi hat tersebut, disain HTR-Module dilengkapi dengan sistem catu daya darurat termasuk disel clan baterei yang terdiri dua jalur independen. Sistern catu daya darurat akan berfungsi hingga catu daya utarna dapat diperbaiki atau reaktor dapat dikendalikan dalarn keadaan allan.

Dalam hat pengendalian kecelakaan (item 4.2.3.12), selain bertumpu pada konsep pertahanan berlapis yang diterapkan, HTR-Module dilengkapi dengan sistem

instrumentasi untuk memantau keselamatan reaktor.

Sistem instrumentasi

memantau parameter penting di teras clan sistem pendingin tersebut dihubungkan dengan sistem pakar yang membantu diagnosa status operasi reaktor. Selain itu, prosedur standar untuk tindakan perlindungan telah ditetapkan. Tindakan perlindungan tersebut adalah: pemadaman denganjalan menjatuhkan batang kendali, pematian sistem sirkulasi primer clan pengisolasian pembangkit uap dengan cara menutup katup isolasi uap utama.

Selain

pnnSlp

keselamatan

di

atas,

dokumen

lAEA- TECDOC-80 1

menambahkan prinsip keselamatan dalam hat penyalaan (startup), pemadaman (shutdown) clan operasi daya rendah (item 4.2.3.13). Disain teras HTR-Module dari jenis pebble bed memungkinkan untuk penggantian bahan bakar secara kontinyu selama beroperasi, dengan demikian frekuensi pemadaman terencana hanya untuk penggantian bahan bakar dapat dihindari. Pemadaman hanya dilakukan untuk perawatan. Natnun demikian, tidak ada keterangan rinci yang bisa diperoleh dari disain HTR-Modul tentang hal yang spesifik terkait dengan prinsip 4.4.3.13 ini.

Demikian pula untuk tempat penyimpanan bahan bakar yang telah digunakan (item 4.2.3.14). Bahan bakar dikeluarkan dari teras melaluifuel element discharge tube. Bahan bakar yang rusak yang secara bentuk geometri tidak memenuhi syarat dipisahkan dalamfragments casket, sedangkan yang tidak rusak akan dikirim ke fasil.itas pengukur burn-up. Di fasilitas ini diketahui apakah bahan bakar telah mencapai burn-up

maksimum atau tidak Apabila bahan bakar tersebut telah mencapai burn-up

maksimum, maka akan dibawa ke temp at penyimpanan bahan bakar bekas yang ada di samping gedung reaktor melalui outward transfer buffer line. Setiap harinya tidak

(14)

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarta. 22 Nopember 2000 ISSN : 0854 -8803

kurang terdapat 360 buah bahan bakar bekas disimpan di tempat penyimpanan. Tentang dekomisioning (item 4.2.3.16), informasi tidak tersedia secara rinci

Sedang, untuk keamanan instalasi (item 4.2.3.15), dari tata letak instalasi HTR-Module terlihat bahwa gedung reaktor terletak di tengah area. Akses masuk ke gedung reaktor hanya dilakukah melalui satu pintu yaitu melalui gate house.

Strategi Manajemen Kecelakaan

HTR-Module

terkumpul,

disaiIi

Sejauh

informasi

yang

mempertimbangkan adanya kecelakaan parah (severe accident) yang akan mengakibatkan degradasi teras secara signifikan. Hal ini karena dari hasil analisis

diketahui bahwa dalam kondisi kecelakaan

yang diasumsikan, temperatur maksimum

bahan bakar tidak akan terlampaui. Sehingga tidak acta implementasi khusus, prosedural ataupun perangkat keras yang ditujukan untuk melakukan tindakan mitigasi

kecelakaan parah tersebut. Tindakan yang ada untuk mengatasi kecelakaan dasar disain telah dianggap cukup untuk menj aga reaktor dan kemungkinan kecelakaan parah.

KESIMPULAN

Dari basil tinjauan yang dilakukan terhadap disain HTR-Module yang dikembangkan oleh konsorsium HTR-GmbH, Jerman, diketahui bahwa disain tersebut telah mengimplementasikan sebagian besar prinsip keselamatan yang direkom~ndasikan oleh IAEA seperti tercantum dalam dokumen IAEA No. 75-~SAG-3 clan IAEA-TECDOC-80 1. Beberapa item yang tidak diimplementasikan dapat berarti memang

tidak dipertimbangkan dalam disain tersebut atau keterbatasan informasi yang ada.

Meskipun demikian, dengan memperhatikan hasil tinjauan tersebut secara umum dapat dikatakan bahwa disain HTR-Module telah dapat memenuhi tuntutan prinsip keselamatan seperti yang diharapkan.

(15)

,

Prosiding Seminar ke-5 Reaktor Temperatur Tinggi

Yogyakarta, 22 Nopember 2000 ISSN: 0854 -'8803

ACUAN

[1]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Gas Cooled Reactor

Design and Safety", Technical Report Series No. 312,1990.

[2]. YUS R. AKHMAD dkk., "Konfigurasi Dasar Berbagai Reaktor Suhu Tinggi", Pro siding Seminar ke-IV Reaktor Temperatur Tinggi dan Teknologi Nuklir, Jakarta 15-16 Februari, 1999.

[3]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Basic Safety Principles for Nuclear Power Plants", SS No. 75-INSAG-3, 1988.

[4]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Development of Safety

Principles for the Design of Future Nuclear Power Plants", IAEA- TECDOC-80 1, 1995.

[5]. WESTINGHOUSE Electric Corp., AP600 Conformance With IAEA Safety Principles, AP600 Document Number GW-GL-005, October 1993.

[6]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Design and Development Status of Small and Medium Reactor Systems 1995", IAEA-TECDOC-881, 1996.

[7]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Fuel Performance and

Fission Product Behaviour in Gas Cooled Reactors", IAEA- TECDOC-978, 1997.

[8]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Code on the Safety of

Nuclear Power Plants: Design", SS No. 50-C-D (Rev. 1), 1988.

[9]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "General Design Safety

Principles for Nuclear Power Plants, SS No. 50-SG-D 11, 1986.

[10]. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, "Implementation of Defence in Depth Principles

[11]. W. KRUGER and R. SCHULTEN, "Technology and Safety Aspects of German HTGR", Proceeding on International Topical Meeting on Safety of Next Generation Power Reactors, Seattle (USA), May, 1988.

[12]. A. SYAUKAT, "HTR Untuk Kogenerasi Panas dan Listrik", Prosiding Seminar ke-IV Reaktor Temperatur Tinggi dan Teknologi Nuklir, Jakarta 15-16 Febniari, 1999.

[13]. J. Wolters, Risikoanalyse fur den HTR-Modul, Sicherheit Von

Hochtemperaturreaktoren, Institut fur Nukleare Sicherheitsforschung der kernforschungsanlage, Julich GmbH, 1985.

(16)

'gg :: E::: I..

~

~ ~

~

~

~~

~g

~

~ ~

.,.,~

, :: ~ ~ I.. ~ ~< '- :: ~ ~ ~. bC~ .5 ~ ~ ~

.,

~

e c Q..::';:;

~

OQ OQ I ~

~

~

..

~ ~

~

~ j;;'~ ~ ~~ ~ <:) -& ~~~'-.;;

~8

E:\.J

~

~

~

.., ~ Q.,. .""' "" I ~ ~

.Q.8

c;S

~

~~::s ~ ~t..5 ~ ~

~

O':

..

« ~

-Q)

=

~ E E 0\ 0

--,--, r-.. '-"' .~ "0

.-~ ~ +-' §' -g"-"

~

g

~ I

~

~

a

~ ~ ..c

a

~

~

a

1

"

(17)

C) P' 3 cr' P' '"1 N C/) ~

3

P' rn

~

(fI 3 '0 '"1 S'

~

'&

.g. P'

~

P' '"1 (fI

~

.-+ 0 '"1 0.. P'

~

'0 (fI

g.

P'

~

~

.-+

~

P' '0

'-"

::z=

~

0 0.. E.. (fI

u

~ ~

1

\J

8

"'elc.-.j.,(J~" ~'D~'U()~:O 5.9.

I

~ ~.~ g g CI~ ~S 3 f1 nn ~Q 0" Q'i 'nc", n ~ 9 ~.~~~ ~t=,C\~ia

fi6

~~;"

"'=

C"°-~ Q~~o ~t:~< o"'Q~ .,°..0 <"Ii nl:g, ~~.~

n I ~ -< ~ !O k 2. ,., !II

~

"

~

~

.~

~~

.,.. s. C"~'1:3 ... ~ ~ ;: I

~.."

~ ~

""~

g~

...

~

~

~

~

~

~

~ I Cc Cc &;

(18)

.~ bO .~ E:::

..

~ '@

'"

~

~

"0::. .90::. .:co::. ~'"'I

'"

..

Q;: '" ~ 1 t:

~

'"

..g. g< '- '"'I t:'"'I

'"

C;o:J ~-~~ .5 ~ ~ ~

e

~

Q.,~ ac ac

~

I ;-;; ac ~ '.

~

~

4)

-;

"0 0

~

I

~

f-c

~

~

.-~ rn

:a

~ "0 ~

-<

~

-a

"'cd rn

S

5

~ +"'

--4) rn 4) ~ 4) ~ "'Q)

~

f-c. Q) -.g 0

~

~

~

:= .~

:a

s

.:s

~

~

~

Q) :=

I~

t;; C\)

~

~

~

.9., .:.s

g-o

~

.-Q) u

~

Q) ~ Q) 0 ~ 0 ';i) Q)

~

.1::1 r/)

~

"'"' -:S

~

-Q)

g

~

Q) a

~

I""' '" 2:IJ ?, t!'I) ~ ~ ~ 'I) '" ...~'I) ~,...~ ~ 'I) E ';:'. 'I) c u 'I) ;0. ~ 'I) ~ u 'I) c --t: ~.-§ ~ :: t: ~ ~ E: uc~;o.~~""" ~ "'~~~'I)'I)~ ~'5~~'I)'I)';::"";:: ~ ~;o. .~ ~ '5 ~ ~ E: 'Ii ~~~~-~"'~c;o. ~ -'"'~C~'I)~~ E: -5 E ~ -~ t: ~ E: ~ ~ ;:: 'I) 'I) ;0. ~ .~ ~ ...~ ~ -t: U ;0. --~ 'I) 'I) ~ -t:~tJ",u~';::E: ~~~'I)~~~';::~~ ~=t:U'l)c"?::;::c-~ ~ c U ;0. '- -.~ ...~ 'I)" ;:: ~ ~ 'I) '" o~]"'g",'5~E'O ~""~~c'l)c;::'1)~ ",'I)~.5'-]"'-'I)'I)

~

~

~

~

~"ij

~

-~

'5

~

'I)::::u"ija..t:~...~~ ~ ~ ~~ ~ "C-:: E:"" ~ ~ "'-'1).- ~~r.;~--~8~t:~~~~.~!::~ --'I) -9 ~ t: ~ --~

~~~~~~~~!~

'l)9.C'l)~'I)'I)'I)'I) ~ E .§ ~ '5 E-::; "6 '5 '5 '5 ~ 0 bJ) ~ -g~

~

~

~

]~

~ ~ c ,,~-'" .= u ,~

]

5

~

~1

'0 o.

s

,-,

~

.= 0. .c-~ '~ .g ~ .~ .~ u .~ ~ S 0. .~ ~ ~ ~ ~

~

c ~ ~ 0 '"' Q) Cd ~Q)~""5' :g .~...~.E g~ ",;a o~S~.c0.8~E.d ;2; ~ Q) 't:I ~ bJ) ~ ro I ~ ~'C Q) ~ c § in ~ ~~S".§]]~~~2,~ -~ 2, Q).~.c bJ) $. ;a

~~.g~;gs§]S]

~ §;2; ~~ * S'.g &~ g 'Q3 ~' ~ ~.~ ~ ~ S 2, ~~ ~ 2,bJ) ~ bJ) I .~ § II.(/),,", c= 0 ..g 0) ;>-0) I...

0-~

0) -0 Co) Co)

~

C'! C'! ~ ~ ~I::~

~~~

'I) §

'"

o 8 ~-.;::~"- 1::--...'I) ~ ~;o..o'I) ~ ~ '5 ~..s:: ~ I:: 'I) "-°'5..s:: ~ '" ~ '1)"- ~ ~ --I::

~u~

--"-~..s::::::,'" ~ ... "- ...~ '" "~ ~ --~ 'tj~"§ ~

~~~.g

~~~~

"'... -0 ~"~ ~ ~ " 'I) I:: ~"- 'I) '" "-..s:: ~ , ~ ~ "- 'I) I:: ~ ~ ;:. "- '--- ~ 'I) ~C'~'" bJ);e ~ o~ ~ ~ ~ bJ).. t.;= bJ) ~ 0'" ;>. o~ a) ro~~t.;. ~ §g::r:.:.:~u u '~ ~t.; tOO@O ... o

s

~ 0'" .0 ...0 0 0 t.; , 0'" bJ) 0 ~ " 'ObJ)~a)\Otr)a)~ t.;a)...~~ oo~a) 0'-' , ... p = °p t.; bJ) t.; .~ ~ ":= @'ObJ).o§bJ)s.s= ~_O~"'

]

~a)~:= 01) t.;t.; ""~a)~ 0 ~ ;>.,~ ",~:.s 0""-~ ~ ",a) ~ §~5§S~::'" § t.;=~-$;:10~ ~ '" a 0':; 'a t= ,5':': 0 S o~ @ ;:1 bJ) a) "'~. ~ a)J2"Q)':':t.;.o~~a) =a)'(jbJ)~ ;:1~O~ &...~~",~..~t.; cs~;>.~e~;:1~ ro t.; 0- C ~ ro ...v '0 bJ) ~ .~ ~ ~ e s ~ ~ ~",~CCbJ)(.)~tOO ~ ~... ~» ~ g.&~

~~CCO~-""O

°a ~ ~ oS C/) c .s .tOO .~ -~c2~ro"'t:c

~~.g.sF..a~8s

§ ~

~

~ .~ t: .g '8

~

f'"1. CO'! f"1

-~ ~ ..I:: ~ ~ '" ~.-~ ;:s u ..0 g ~ ~ I:: ~ t ~

~~'c-§6.!::J~

""§

~

~

.t:

.~~~~

:-.:: ~ ~ ~

~~~~

~ ~ ~ .?; u '" ~ ;:s u !-! ~~ ~~~o o~..~

~I::.s.~

~~~I.-~~& .§~.§~~ .

6

~ :c; ~ ~ ;:s ~ ~ "'.. "IJ" cIj .e c '0 , d .S § -"<5 t/) cIj blJO'" ~ ~ of;) §' ~ bIJ g § ~S:cIj ~~~~..., 80 ",~,D~~S 5 o ~ ~ ~ ~ ~ bIJ

~

~

I -~

~

,D

~

~ bIJ .~ Cl) -,.,Cl) ~ '0 '" '" .~ ; Cl) ~ ~ §.s ~Cl) .A.cIj~ blJCdE ~A.~~~~

~

~:~

§

j

~

j

~

~

,.,~"'

::g u ~ !::,~cIj

~

Cl)--Cl) .~ ~ -~ Cl) Cl) ~ ] '8' .-'0 ~

~

= '0 =,D o~ ~ Cl) ".f;) = '0 '" ~

;g~5

E§]~~~

Cl)-- ",i =Cl)Cl) '3 8 o~ .f;),D S "0 "Q) ~ '0 A. (/) ] ~.s of;) A..~ o § -~~cIj-~ .§ 'p s ~ gj5 § I Cl) cIj -Cl) = = Cl)

~

(/) S of;) A. ~ 'O.s S 8Cl) cljSclje~Cl) A.A.::r::~~A.~S

(19)

0\ 00 ~~§--3 =~g.~~

~

.§:'

~

~

i

~

~

§

§

~~~'?;'. 5'~eo@: ...~oG ""8'~~ GGO"~ """""'.~ ~ ~ t;;. G = '" g ;g: B- a = t;;. '" ~ 0;1. ~ '""'" '""'" G~""'~ ,?;,E!=G "-"Ggr~ ~~'?;'S .-'" Po G~O"Po '=> ~ '?;' ~ ~ ~ ~G'd vpo x- =.~ ~"'G

[

U\~'""'" =G~ c> I ~ <'.9.] 'd 1. 0\ ~ g = a. ~ (Jq 'dXpo,B "'..~.po

:

0

S

=.

~~.

S

g

~ '-'?;' =,"","~(Jq ~ a.", '?;' ...G ..~ =]g§ §S~~ ~"'~'d -'d~'d .e!. ~ ~ eo G ~ ~. ~~ S~~~ g 5 g. ~.o.R-.e' '-" = "'~." -~ (Jq ~ ~ ~.

~~§

;p'""'"

-_.

... ~~~~~~::o ::-::()-;:;:-::~-.~ ~. II) ::- () "" !::i. s. ~ '" II) ::-. §.

'"

~

~

'"

§

-.

~'1;j"";:::'-..Br..::: :;.II)~::-~. ~ ~. () II) II) ,.". , ",.

""~~,,,,"O:;:::~ _.O~~OIl)'" ::::::II)~~

rJQ ~O~~II)'~~ ""~II)~()~'"~ g '" '" ~ (1j ~ ~~~O~1;;'~II) "" '" ~ 1;;""O';:::,~...~ O~~::II)~ ::- ~ -.::" -. ~ '. '" () -.II) QQ

-::

"

'"

-~",.O-, " II) '" :: 0 ...~ II) "" ::II),,"~ II) § C;;' '" () ~ II) "'" -.0 r.. 0 ::-'~::::::-", ",~~~~II)~ ~ ~ ~S; ",' ~~ .'"" ""'~ O~.

~'c.~::::

~ ...II) "",'" '" ::... -::- ~ '--~""'OII)~ is' '. ...~ ~,,"II) -.~ ~

~

~~.

'"

II) '" 0 ...

~

CIo""-

~

~

~

~

~

CIo 1;j' "'"' N N W acr"'tj

~~.

~

~

[~~

~

s

'" ~ ~ =:; _.G ~ ~ ~ =' '0 ='~. cr' Po ~"'~G§_.~~s

~~~~2F'O~~

E!e;='Po?;" g~=,

~~~e?;~~~~~ 'O~co~SPo~5.~ G~~..;~oG..;Ge?;..

~

< '0 .'0 ~. '0 ~ 0 _.G ~ Po ~ -OJ _.~ ~~ """"""',<Po ~ gJ. ~ ~ E.. (') ~ =:; ~"'cr' gJ.~. ~

~

~~g. ~ ~ ='~~ GOO cr' "-'~'O S~ G~ .~ G _.0 ~. =' (; ~ ~ 0" gJ. Po .aG SS Pog "j. ~ ..; <:r ~. ~ ~'O ~o

~

~

g. ~ ~ £)' S' G", <'0 '" ~ G (11 '< G ",0- ~~ ~;;! _.~ '" ~ ~ , '<Po 'gQ; 0\ ~~

g.

'O """0

~

~()~()"'~ cc..,c~;: s.::scc~ "..~~~_c ~ -.E: '. ~ '" .~ () ~ ~ g~~~g,'" ~ ;: (). ~" ~ ~ -~ ~ ~ ~ c~ ~~§~~ ~.~::s~ c~~~~ ~ ..,. ~ ~ '" ~ ~ , ~ " c ~ '. ~~~~~ ~5:~Q'" ~~..,c§ ~ ~.'" ~ ,,~~"'~

~~~~..,

~~~~.~

:-. -".. -.

~.~~5?.~

~ c~::s ~ ~ ~ 'g. ;:;.: ~ ~ t5 c 'S. ~ 'i'" ~.::s ~ ~

~

~

~

E;> 0

s

~

_. () (/)

~

~

'< (/) '< (/) CD S (/) ~ N N N ~ 'O UJ'O "C ~ ~ ~ 2 ~ = = "'I:rS~~ S~o.~8. ~~""'~~= ~ ~ =: ~I:r~ § ~g.~ 1-1 1:r~5 ~ ~~~ e:

[

'"""" (1) . o~ < 0 ~. 1-1 I ~ '" ~ V\~ '"

~'?~

~

o""'

g.

1-10

i

0 ~ 0'0

~.

~~

.'"2 s ~ (1) 0 (\) ~ ~~ ~ ~ 'S 0\ ~ p. I:r ';:' g § ~ '0 PO ~':;2~~~ = (') ... ~ '" -.~ ~

~~~~~

~~~@.g~ @ ~ '" (\0 ~ '" ~ ~ ~ "'~~~::!: (\0 -.(') 0 :So:s ~~:s~ ~ -.~ :s ~~cl~~ -.-" (\o:s~..,:S"""':S ~::s'--::!:'" (\0 '" (') ~ -.0 -. ~... ~ -"o~~~~ ~ ~ '" ~ ~"'~.g :s ~E?.-~ -.~ ...

~~~~

~ ~-. :s~:s§ ""':S~~

::s'-~.",

-~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

~

.t

.t

~

~

"t1

~

g

'tjl

a

(") (fI (I) (I) (") 0 ~ .,...

a

-

(I)

:

~l

s

(I)

~

:3

~

t)

--

~ '" t) ~ ~ "" ~1 (\)

'"

~.

~ """ N ~ (!>

~

~

.g

~

~

'0 ...,

-.

~

~

_.

'0 ~ (!> t1' g. ~ 3

~

§

-

~

'0 ~ 0- ~ 0-

-.

t1' ~ S'

~

I-i

~

~

0

g-

G

~

~ ,.g.

g

~

..,

~

(1>

-~""

j !)Q ~ ~ ~

~;::

;4.~' .~ ~

""~

""-

"'" ~. C'~ ~ ... ~ ~ ~ ' ""'"" ~ ~

""~

(::,;.;.. (::,~ (::,~

...

~

~

'"

i$ E" ... ::i ~. &].

(20)

.~

~

E:::; ... ::: E '"

~

~

"'c

.9c ~c ~ '" ... 0:: '"

.,.,~

I E

~

'"

...§-2~

E

'"

~ ~. ~"t: .s: ~

-S-O- ~ ~ Q o:.~ QO QO

~

I

~

QO ~ .. ~

~

§

"5 .=

~

-'-"

G)

-;:j -0 0

~

~

:I::

~

t\1 ~ --0 t\1 -0 t\1

0-~

-~

~

e

t\1

-G) ~ G) ~ 0-~

~

~

0-~

t\1

0-e

G)

~

G) Po;

-Q)

~

f-;

~

,.£> . &~t: '" t: c

'o-~::

t: ::

]~8

1 ~ c ~ u

':5_::

"- ~ 0 I

~

~

~

~

r;

~

, "" 0-I t:I, C ~ :: .s ~ '"

~~~

~ ." '"

~

'

~

",og:: § c u "- ~ o~ ~ ~ :: '" c~, ~",c t: § '" b()~ :: ~, "0; u ~ ~ I ~t:~~ Q~ ",,'u §

I)

§ " f!;§ ~..c oS ~ ~ S' . bJ)Cl)§

~.E~

BCl)~ ~ Po...2 :a:~S 0 ~~bJ) Cl)~§ ...J2-e §Cl)~

~§~

=:g~

,~.= tn

~~&

I

~

~

~

~

~

~ ~

~

Q

~

~ r-i I..,.:

s

~*

~

~

:

'a:>~

rn-S ~

'-'S

I ~"2 --:-5Q)t: 00 3'~ .1:: rn r..,

~~.

~

~~s:: ~ ~ bO!...g at)() ~~~

s~~

*

~

a

bO ~

:~oo

S

a

~

., ...5 _.-Q) ,moo p. 'r\. N

~

'-1" 'e:

I!

'"

~ ~ ;: t3

-

~

\,) t3 O-0 ~

~

1 ~ " I ~ ~ ..s:: (3 "~ '"' " "-":S ~ (3 ..s:: c '"' ::.. ~"- <--' ' c ---~ "- '"' ~, ~ :-=: ~ -(31 '" ~ ~ (3 ~I c~ ,~~ ~ 8 -2 ~ ~I ~ -~ ~ "-"'~"'~'" (3 ~ "~ (3 ~ "'~~~~ ~ ~ § "~ ~~, ~

.,

~

~~~~

"-

,

~

-~ ~ ~ ~ ~~~~~ ,~'" "'c '" 1 (3~~~~ ~":S":S§8

~~~~~

'~~- ~ (3 ~ ~"5"~ ".. ""'~"G;(3~ § ':§- , 'c- "~ U(3~ C ::..~~~~ -Co' ~- '"' '"' I ~~5~~

~e:~~

~ ~ ~ bOon",=,

~

~~8.

~

~~~

~ "'=',ccn ':9 ~ ~ e "'=' "gQ30) ~§o.S.-:: o.+"""'~~ ~ ~ 0 0'-"'='~t)~J:,

~~~,o~

+"'~""bOo. ~o.cn~~ cd -~~.. . O)!;:""-oO)cn 'v 0) ~ ~ ~ ~ "'=' +"'"- ..bO ~.- ~"'=' ~ ~cncdcn~O "= ~"'=' rn +"' +"' 0)0) ~c~ ,oo.d~=,'3 cn~cn.g.::~ $"- ~ ..~ ~ 5 cd 0) "'=' "VJ o.~.-o.=,~

B-~~e;5

~ ~"~ bO':: ~ ~ 0. = ~"- ,... 0)0)0)0),0 , o..~o..",=,~cn :c.i~ , '"

l~

:z ~ t: ".§ t: '~ E: ~ t: ~ :c. ~ '- ~ t: ~ 'I) 'G E: I ~.~ '" ~ ~ ~ I~ ~ :c;. :3~ ~ -~ ~ \.) ~ "" ~ \.) '- ~ --,. ~ -""~~~~ ~ ~ "'~-:3~I:: -:3 I:: ~ ~~c~~ ""~~~~ ~""'~c

~~~~§

~~

'~~

",,' ~ ~ ~ '-"G~ ~ ~~~~~I:: ~ \.) ~ '- ~ '-~~~~c ' 1

~8~~~

~~~~ cl::"'",,\!;! \.)~~~-.. ~~ S,~:c;.

~~,,-;::

~ ~~. ~ ~ , ~ '- .~

'

-~ ~

""

--'-:c;.~~~~~ ~~S}.~~~ ~~,5c~", '-0 ~ ~_c ;: ~ '-0 ...s: s: . ~s:c,tJ

~

c'~.-s: ~ .~ 's c~~-',::I::I,~~ U'" ~ ~ § ~~ ~~~b I::I,~C~ s:.s:"'~ c"'~1::I, ',:: 'i3 s: s: ~ ~ ~ .-~... .s: '" c ~ ~ ~ ~ '-~1::I,1;,~ ~- c c ,tJ

~~§'~

...~~;: '-o"'S:~ ~ ~ .c~ '- c .:: ~ ~ ~,~.::. ~c"IJ':: " ~ u ~ ~ ~ ~ .s: 'S c ...~ '-...~c"IJ

~~~~

5:0 .~

~

.S t:: C

~

~

~

t:: C :~

l~

t-. ("-I

~

~

~

;:;:: = o~ ~ ro ~ S bI)' 5' .

~

~a~ "" ., ~ro~= -o~,Do

~

bI) bI)~

5a~

~;"",D . -'a S '0: a d)bI)~~~ :-;::ro~

~

= -o,D d) '5iJ 0 ~::r: .S t/)="'~;e =O~nro ~~ .$. d) c"" ro '"',Dt1jbl)-o

a

~

i

'~ !1.;e§ = ~cS ro ~~d)=;"" c"O~(l)""t1j S 0

cas

o

~bI)p.robl) .~ c '" ~ = ~ d) ~ d) i~ -ot/)-o ~ I . '"'"!

~

-.to

~I

~ °i3 '.::. U

~.

~ ~

~

~

~

blJ Q) u = '... IQ) ~ S ~ '+.; := '~ ~@ Q) ro =.:.: .:.:..:3 u Q) ro u ,D Q) '0':': Q) ~ ~>. = '" ~'O ro

...'C:-'~ u

~~

Q) ro := . = ~ Q)':':;3 blJ '" := ... 1,:= :: I g 5~ ~$.~ ~ ~ .:e .5 .c:. '~ ~ ~-t: U ~ '-'" ;s:

- -,-~ -, I-t: .~ .c:. ~ '" c~~ '" ~ '" ~~'"

"""~

~ t; ~ ,~ ~ .-"'c~ ~ ...~ ",~E '- '" '" c ~ .?; 'd~c ~ ~ i:: ~~~ .-'" ~ u ~ ~ \,) C ~\,) I

~

~

"u t.) ~

~

or;, §

~

,

~ ~ c t:I, "" t: "~

~

t: C

"-t.)

~

c

0:

-M. CO'!

(21)

p.~""'C ~ § ;:i2.C1) 0 C1) '" =' =' ='g.p. p. ~ (JQ _.S'

!!j:

~

S

s:

C!9.

~1\)(:1'(JQ=, ~ '" -.-,. _.-'-' '" nv C1)c g. (:1"0 ~. s

~~~~~

I\)'O"'...~P ~~ ~'"""' ~~'O£ 8 ~. C1) (:1'..-T s.a.C1)'-<:

§.

n '" '" 0 -..e. 0

5~~~

g [!t. '" 53'" '-'

-~~~

~ ~ ~'iD'

~

c ~ '0 0 § ~ § C1) COt. ~ ~ f!1. --.f) ~ ~ C~C:3~ ~1\):3~~.QQ ~

-'" -. ~ ...: ;: '" ~ -. , C -.C ""=:3:3:3

~.'"

~

-.

~ -.'" S:-~:3~i I\) I\)~~ I ~:3~~~~._I\) , f) '-~:3cC'~ C C ~

~~~~

f)~QQ~C -~ c~§~ ~I\)~~ ~~I\)~ ~ ~ I\) ~ 115 ~ '" ~ f) ~ ~ C f) I\) '. -.~ ~15:~:3 c:r--:3'" c~""O"

=:

-.-:3;;;-- ~ g.c '.::?. .~ ~ C ~S:- ~ ;;;. ~

~I

~

~

~

~

~

... ~!Io I ~I~

--""" N \...I 'v. ~ c ~ ~ ~ ~I f)"5 c c _~I f)~"'~-.~1-.~ 0: -~ ~~-~S?:~ ::: -.~ ~ ~ ~ _c~ ::: c.; ::: ~ '" -~~c~~ ~-~'--~~~Cf)"""'~ ""f)C'cl~~ ~ Q ~ ~. ~ .'" ciQ. ~ f) ~ C ~ ~~c~.:~ C "":::~~e..~ f) ,,~ -.'" R~~§:::~ ~ ~ ~. '" s ~ .~~ ~ ~ ~! ~ 0: ~ I ~ § S:- e..~. ~ ~ ~ C ... -.f) "5'" I ~~. ~ ~ <10 ~ ~ ~ ~ ~ ~ C ~~

c~.:-.~

::?. e..~~

~

~~~

~ ~~~ '" ~~ ~ 9.. """'I"~t/)0 ~ = a OS'"1""S ~~;'E ~. 0 '"1 "" = I" £" § 'E ';;;' ~. ~ 0. = ~ I" ~ ~'a '" '"1"" ~ ~. § § 'It ""

~§$§g

(1QOc.& c.(l)~5

~

S.-e;OS'

§~§~

~~(")~

:~~

~

=""1~ '-<~8.~ §g~'!-?;

~~~~

ancS~0'-,.,. ~ I"="-'~'"1 'G ~ ,.-. '"1' VJ "' a .--X c '"1 ""

~

~

~ "- ~, (\) 1 9.- ... (\) ~

c

~

~

.f:.. N w AI ~ ~. ~ ~ 0' ~. ~ ~ ~ ~ ~ ~ t) ~ ~1 ~. ~ ~ :!: ~ ~ ~~ ~ ~ ~ ~ ~ s ~. ~! I ~~-.cc._-~.",..-~c .-, ""~.~::s::s~~~~"'~;:!.g.g.~gl ~C"'_.tt-~O.~""~~.-."'~~~1 "'~t)""C~~"'Ct)()Q~"""'~."'1 C-"',-",...~~"~"""'-~. ~ ~ ~ ~ ~ &~ :!: ~ '> r. ~ ~ ",,' :!: .::,. -.'" '> ...C 't .: t) ...~ .: ~ ~ ;? ~ ,.., ~ ...~ "" ~ ~ ,::;- ~. ~ ()Q. ~ ".. ~ ",;.,.~~",-~~",-O:"",>:3_.'>~. ~~""_c~~-.~~ :-.t)..,.",,

c~~"'P.."'~~""C~"""':!:~~

~ ~ ~. ~ ~ .g '1::! c g ~ E. ~ ~ ~ ~ ~ C'1::!I::I::~,>,>~~"~'c"" ~ ~~ :::: C 'i5.~ ~ ~ -:s ..,. ~~. ~ c ::s(\) ~~~,>~~C'>~~ c~ ~ :s g..~. (\) (\) "" oQ:' ;.::- ~ t).g ~ ~ ::::~t)(\)=,,~~~C~~.~."""'c'" ~ ~ ~. ~ ~ ~ ;;;. ~ ~ ~ ~ ()Q ~ ~:g ~ t) ~ ~~ ~ ~ ~ (\) ~ ~. § ~ ~ ~ ~ g.. !5. ~ ~ ~ ~. ~ ~ ~ ~ ~ ~ §. ~ § I ' 9o.~~'>~_:-","'Q~'1::!t5._. ~. :s ~ ~~,~ (\) '" ~~ ~ ~ t) ~ ~

~c""~~~~

..,.~~~~~-t) ~ "" C '" 0' t) ~ C ~..,. () "" t) ~ ~ C~"" ~ :!:~cO;:::St) :!:~ ~I::~:!: ~~~~~~~

c-

"'.:

--(\)

---.'"

~

~ '>

-.

.."" (\) -.00 = ,..,. ()Q ~ ~ '-"~ -S°O-p.oG '0 ~ ~ ..:e. s g- g ~ ~~=,(lQSt ~ 'tj '" = ~ ~~'tj= p "'.(IQ

Gg"p.o-9~

'f.5"~

g

~~~§(IQ ~ ~~ ~.'r;"

§e:.~g

~'tj'tjgg,. <GGP~ S S 'tj ,:-. ~ ~ G p. ~ C") ~ ':::';""'=~~ 0- S ~ p.

~§§s=

&p.",,-<~ g.g~~~ ~(lQe:~~ ..-~~ ~ (1) =' ° ...C") p. ~e; Eo [~ G

~

~I

~

~ ~ ()"

~

~

~

c ~ iI ~I ~ ~ "'"" N W W """O...j~O"'(;tIj CD CD ~ CD g g..g. g.sS'a ~~ ~o"_t/]~c.~ c.~CD j ~..e::.-+ .§=~ ='-'CD ~~ O~

~

0" ~ 0" ~ .g. CD .-+ CD '"1 ,. ~ a' ~ a. CD .;- e: e. ~'O=~CD~S ---

~

~~O~ '" P~'"1"'CD

~

.£D ." ~

O"§~l~~

~~

~

~.-+CD~ "'0" t/]~e"'i CD ~ CD d" ~ S;' ~ 0" ~ ~ ~ ~ s '" .g. ~ ~ ~ £D! ~S~po. 'O~ '-' g: ~ ~ 0 CD ~i i '"1 ~ i:' ~ i s ~ ~.g e:! ~'"1 ~~ '"11

s.

~

!

go

g

I

~ po = ~I c. =, OQ I

~

(II

~

c- "'t C') C

~,

~ I 5'

~

~

.:f;i ~ N

~

I-.) ~

~

Cb

-

-

~

g

Cb

~

§ '0 ::I.

~

~ '0 ~ Cb ~ Cb

-

P' S P' §

-

~

>

'0

~

P' 0- ~

S'

::r::

~

~

0 0- E. Cb Q

~.

~

~

~"i:j

~

~

~ -. ~E!- S ~. ~()Q .~ ~ ",'" ",g ~. ~~'15 ...

'"

~

:= I 0-'-" '" ~

...'"

"'~

C C'" CO ... ~

~

't5 '" ~ ;: ... :::'1 :;:' OQ OJ.

~

~

..

~ Oc '"" ~ I Oc Oc

~

(22)

°[:J oS:

~

...

~

~

'"

~

~

~c::. ~g ~'"

~

~

~.Q , ::

~

'"

...~

~~

oS: -",

~'"

t-) ~. bO~ oS: ~

~~

o~ ~ c..~

~

~

~

~

.

00 00

~

Q)

"3

~ 0 ::?;:

~

r--::I::

~

.-cd t/)

.-~ cd ~ cd p..

<

~

~

cd

~

E cd V t/) Q) ~ p..

.-t/)

~

'c p..

~

cd §' ~ Q) 1:= Q) ~

v

.g

~

~

~

~ g .9

,

u

8

~

~

~

E: .S

~

.~ 0 ~

~

bJ) ;a

§

.~

g g P-00"::

-.e

~

g'-.;3]g

~ ~ Q) P-oQJS ~ 00 ~

a

'" ~ S '"" ~ .~ °Qj' Q) ~ e ~ ,0 "=:ooV),o g.'" ~ ~ ~

oo:§&~~

[~

[o~

~

'e. s 'e.~ ,0 QJ~Q)-g o.~o.S""

e

~

e

.-8

QJ .~ Q) '" 0 ".n'E".n~.Q QJ ~ QJ U) ,0 to: ..~ .9 r., ~ I\) ~...: ...~ ...' ~~~c.:g~ ~~ ~~ ~I\)~;:I\) ~E;;~.g~I\)--~ '--~~~E;;C' ,- E: --I\) ~c;: ~ ;0. ~ c ~-;;:-, 6~u~:::

~~]§§

;: ?-,"" ---"-E:-c;,~c'6 E:C... C '"' "- U I\) '.::::,~ r., .". '" r., E: "t: ~ 0-~ ~ ~ ~ I\) "'",r.,E;;-E: ~ I\) E: "- ~--c'" E: 9.."- ~ ~

~

~~

I\)-S

r.,""E:~~ ~~8'c-~ ~ ~ I\) ~ r., 9() E: ..." '" I\)E:I\);:~ ~"- ~~~ r~ "~ ...;: E: '-.J~~"'~

~

~

~

~]

~~

.0 bO ~5=~

~

o"~:Ero rov.o .o(/)ro S '" .~

=

bO.;] ~ ~ 51J '"

~v~

S

bO -="Q) '" <.> t4 .S Ji ~

~

~:!a]

0 '2'"1:1'" . ", ., = v

~

Iw" ~ 0 I~ S ~ ~ IE=: U .ca ~ .0 ~~bOO~

~~.e-.a-a

.o_vS.o

~

ro.o~-

bO="'V "n'" ~ .Q ..." ro "1:1 .~ ~ .,;"ca 8 ca

-_"1:10,.0,.

bIJ~ s:: "-"~ E: ";;:.. "- 0 ~'(j~ I~~ 2:IJ ' ~ O'~'" ~ "i:: ~ . -~ ...s:: ~"'~b/J ~ ~ s:: .-&E:~~ u~~~ ~ .:: ~ ~ ~'G...':S 1:)~..9s:: ...I:) -,"-~ 'e -' ~ ~ ~ ~ ~ s::...~... "~~ ~ ~ '" os::

.."-~';'~'f!

",,",-I:) .--'"' u ~~ s:: ~ '" ~ ...~ s:: ~I:)~~ "'t;; ~"-~ I:) U

~E:~~

~

.~

~

~

~ :0-::a ~ c

~

'c-~

~

~ t: 'S, t:

8

r--: M. N I . '-1"

~~

g.~

-"\:3 C!) S ~ p.~ ~ -~~ .::: .g S s. ~.s b!)

=

~ s.'"

§;o

~

'" P Q) ~ § I:: C ~ \.) I::

~

I:: ~ '£: ~ ~ ... I:: ;:s

?U

c ;:s \.) ~

'c-~

I:: I:: ~ "~ '£: I:: \.) "-~ ~ C I::

~

8

C\) ~ -"" C\) --'" ~ ~ \.) c -C\) '" C\)

~

f;;.

~

~"

~""";:"I:s"'" ""- ~ '- C\) -\.) \.)~

~~~\.)-~-- ~ ~ '" \.) ~ C\) ~~ g \.) E c ~ ~ -r;, c '" C\) C\) '0;::" C\)~~c~ ...'- C\) '" C\) ::!"'", \.)" ~~~~'" ~"~~C\) '"""" '- '" ~ ~ ~ C\) ","" C\) '" ...~ ~ ...~ ::! -~ '" , ~ -\.) '" ~ t:1::I.::!t: . '- ~ C\)

~g~a~:E

§~~~.9\.) -~ ~ ~ ~ ::! ~ c~. ~ S~~~~c \.) \.) " "" ~ ~ ~ --"'", f;;.§~c~~ ~- c ql::l.\.)I::I.I::I.'" 00; '"'"'. <"'! ~ 0\ M1M I~

~

C3 'i;; 0

~

C3 '" § ~

~

(;)

~

.~ .9 .~

~

..,.

~

bj) G) ~ = .~ s ~ ~ ~ '" . ~ ~ ~ .~ 5 ~ 8 G) ro bj)..,. A~~ S~~ uM-t3 oG)G) -G) ""~A 'S ..,. ~ 0 0

S=.~

g

ro~ 0 "0..,. ~ ~ ro ~ "ca G) .& ro A.Q "0="0 "0"'0 = "'..,. ~.~ M G)~ro ~roG) ~~,g 8.~S ~ '... S .Q ~ .-i3 5 G) ~ ~ ~A~ -c;; , ..,. G) ro f?: = = ", '" '""' ro G) 1:)1)"2 ,g ~~

§.S

~

g

6.

~

'...

b d IU ~ .-"0

~

8..5

.,

~

~ :e .~ ~~ ~ "0 '-'"' 0 '" ~ 0 = M ro.- ro"O M ~ Q)\oo;"O"OQ)Q)..,. -C;;Q)~="'-C;;ro .-A Q) Q) ~.- ~ VJOA~ VJ.Q '" s: § ~ '"- c "-c 0'"--c:-S~ \\)~~ g ~- ,~ ~ ~ ~

...~~",~t.)...

-O()E.;::'"-~~ c s: ~ c ~ ,t.) ~ ~~s::c...,~ t: ...~ "- ~ ~ ~ C~~]-:Sc:-:S t.)~s:c s", ~~~t.)c~C I-:S ~ '.::::. ~ c:

"""

6'

~§~~~ ,~ ~ ';;;; ~ -.t.) ~"~ ".. f;;-. ~"~~~~'~.2::-;o..~~"'f;}",~ ~~c= s: '- '" ~ ;: ~ C~~"~""'" c: ~ c ';;;; ' 5" ~ "..~ ~"-~"..

~~...~~~'o-~

, S:~""""~ ~ I-S ~.2-'o-'" s: § s: c.9 ~ '- "-,., '" -'" --."n I.;~~s:-""~~ ~t.)~ct:"5~~ ~ ~ -"- ~ ~ .. c:~~~'t.~c~ ~"'~,~c~~~

~~';;!]~~s:~

c... ~ ~ '- "- "- ~ c ~ C'3- bJ) d '" .M ~ cIj ~~~ bJ)bJ)=~ ==Q)~ ~ ;.. '"

S~S~

] ~ Q) ",'

'"

'"

-, C ~

-"'.-.9-~

~:§

~"C§-,c ..g8"C~ ~Q..cIj>

(23)

.g ~ ~ ~. ~ ~ ~ r) ",-",~t)""t)0 ~"'~QQC)-'~~

§,E::~~.~.~~~

O'~ -~~. '" ~ 0 ~ S;. ~~-~ ~~",-S?,C)O"°~ 0 ":'t -0 ~ ~ (\0 ;:so ~ ~ ~ .t.; ~"'=1t)0c., ~~~0~'~=1

C)""~.--,,,I::

-."'~ ~~C) ~ 0 O' ~ ~. t) ~ ~'";::;,~C)O ~~

~~~~~~~

~. 9- 0 ~~ ~ ~ -.O' ~ '" I:: I:: ~ ~. t) I:: ~ -.-~ ~C)C)-~~

~

" 0 '" ~. (:to ~ "i: ~ '" ~"'~~~~~ ~~~O~O~~ ~ ~. ~ c- '15 c., ~.~~~~~I::(}Q~- ~ '" ~"" -.c., ~ (\0 S;. ~ 0 ~ ~ c' ~ ~ ~ S;. "i;;~' '" "... '" ~~. 0 ~~

~t1~~

sg£~ ~ § ~ § = Q. ?;" ';1. ~ (1) :8 g §I = ';1. a' ?;" .~

g

~~

i!

~sga' ~(1)'O~~ ~ ~ ~ ';1.~ ~ ...

§§~~

§:CI;9.~

~

§ ~~ ::; 1 a'?;"s~~=~- ~gQ.e-.

.~.~

f

s ~ ~ ~~~

s

§; ~ :4J

~

~ ~

~

~ ~, c ~ -~ 1 ~ ~ , ~, 0-1

";1

c ~ ' (\0 , ... c '15 (\0

~

~ c' ~ """ N W w ~(/)~~'d~'d"" 'd 0 e: SOb" g ~ ~ ~ c-, < S 0 ~ g g: s; ~ ~. ~ ~ ~... s; S g. ~ ~~, ~ """' ~ ~. ; 0 = R" ~

g

::-3

~

'::-' = 0 '""-"-'. , '" 'J ~ 0 ~ ~ ~ ~ ~ g ~ * 1 0 ~ ~.§ ~ ~ ~ ~' 5. ~. g ~ c ~ ~

~

..., ~ [4 0. ~ ~ ~. 0 ~ 0 ~ = ~ .., S S ~'" = 0 ~'dS~ 0

*'d

~

?; 0' 0 g ~~ OO=R'<:.z 0 -t1.=, ~ ~ ; ~ * ~. ~ p = ~ S

~

~ ~ e.

~

~

~

0 '" = ...' S ~ '" cr"'

~

Z' 'd ~ 1;;' ~ = 0 '

=

~=

~

o """, S ~ 0 ~ 0 ~ ~~ 'd 0 ...' 3 = ~ g go ~ 0 =- e'I .., .I" '1:J -.C) ~! g ~~ ~i -~ 0"'-1 ~ ~ :'t ~ ~., ' ". <:) '" ~ '" ' ~ <:) ~~::1:~~i ~:;:§~~C)<:) R~ C) ~ § -.'"

~'O"~~~

~ ;:: -.~ Q ~<:)~f;;~ :-' ~ ,",,' 'v -.~ -.Q ~ I:: ;:s ()Q~QSc- ~ '" I:: '"

~fi~~

-.::1: ()Q ~ ~ <:) -. ~~Sc-~~ ;:s '" """~~;:s '" '" Q -.~ '" ()Q , ;:s '" C)~, ()Q ~'S;~ I -.~ C) <:) ~'.;:Q~ Sc-Sc-::1:Sc-'" '" § "'I <:) , ~

g

:s

~

c

-

'-!?.

~

~

:s

~

0' ~ "" I ~~§' ~ ~p'~f) -~.::;:- ~I g.2 §~: ~ :;; ~ ~: ~ c ~ ~ ~ ~ "" ~ ~-t;;" 'O'\""t~~ ""t~..""t ~""-S?.~~ ~ ~ ~ ""t ~ C " """ c' ~ ~ §. ~ ~ ~ ..~ ",,' ~ ~ _u~ ~ ~ c ~ ~"!);. r ~ c c "" ~

~~~..

c~~~ ~~§S:-§" ~ ~ ~ ~;-~ . c~ ""

--.

~ ~ ~:t.. ~ cr' ::I:

~~~

O-~ G ,.. '0 ~ I G" ~

g.e:o

G~o-~ =:. .o-G § 0-c"~

~~I

~i G ~, """6

~

0-~ g

~i

s '-. '-. ~ e:. s' ~~ I ;::.,§ ~ , ~ ~ ...cn ~. g

~~

kJ ~ ~ c :: I (;,- ~i

[I

C'lC'IC'I~~C'I~~~ ccc~:sc:s~:s- :s :s ~ -.~:s ~ <:0-- !II "" :s 0.; () -. ci ci s s:. ~ ~ --!IIe.!II~~<:O--~ci ci ~ :s !II ~ ~ ~ s. cc~~~~~s::() ~~ ~~S.~[§ ~'-c-.~~~s:.g-~~

~~,-~-!IIC:s-

" C'I '" C'I ~

g-~.~

§.g

~§.~

8

§§~~g.~C~~ s. ~ ~ ~ S:-. R C ~. I ~~~. ~~s::~ ~I ~:S!ll~ ~!II !II I <:O--C'l~~C'~~~~. ~!II~s::~~:s ()Q ~o.;~~ !IIC'I-.:SI <:0-- -.!II 0'" () :s !II ,a !II' _:S C --o.;V," "I !II~"t"OO~~~()-, c~C:S~:s:scO"~ -.~ ~ ~ ~:s -() :s '" ~, ~ ~ s:. ":s ~ ~ -.!II ~ -!IIC():Jo.~ ~s:.!11 !II:SC'lC~ ~ !II ~ ~ ~ ~:s -. oq ~ !II C !II .0.; :s !II.~_. ~~:s ~~:s ~s.~ .:;. ~ I)Q -,

a'>~

~

~il

l

~"'II'~

G'Ca~

~t~

~

~~g~

~'CB'B ~g~Q.,-.. p = ~.

~

§

g

~

~

g

S

§I

~~~~

~~~

f

('\

-

~

0- (;) ~ ~ (;)

~~2~

~ f/] ~ ::;-~~'C(;) p- II' (;) G .

~

-

ys-~

~ ~ ~ ~ ~ c ;:s

~

~

§ "" ('\ §

~

c

-

('\ ~ (;)- :=:.

~

~ N W 0 ~ (!)

~

'""t

~

P'

~

"C '""t 5" uo -5" ~ (0 uo (!) p;- 3

~

§ """"

~

"C

~

P' 0-" uo P'

~

~

~

~

~

0 go

-

(!)

..-

-

P'

.E.

g

~

~

~

CD

-~~

~ ~

~

-.

?;-~ ~~ .~ t..:)

'"

"-'~ "-' ::. :: ~~~ ...

'"

~

~ I -v,t::- '" ::;,

...'"

"-'~ -::,?;- -::'0- -::,... ';"J .§ '" ~ = ... ';:'j :: &].

~

~

~ Oc Vt ~ , Oc Oc ~

(24)

'~ co :: E::: I..

~

~

~

~

~

1..-::, S-::, ~-::, ~ ~ I.. ~ ~ .,.,-0 , E ~ ~ I..

§-2~

'- E ~ t"J ~-~~ .5 ~ ~ ~

.,

~

e: (;, Q,.~ =0 =0 <::0 ~ I "!o

""

~

~

~

v

~

~ 'I

'2

ro "51

"]I

i

0 ~!

~i

E--:I:

Q

.-ro cn --a ro -0 ro

C-~

-Q ro

~

e

]1

<IJ ~!

C-

.-cn Q

.-'-'

Co, Q ro

e

<IJ c ~ Po. I?:,--~ 'II

.-'5

'

:: ~ ~~ ~ ~ ~ ~ 0 .--'i:j '" ~ s:: 0 .~ ~ t!i) .~ ~ s::

~

,

.-o~~

, 0 s:: ~'II~

"""~

~ ~ 'II

::~~

"ij" s:: 'II 0

.-~-s::

'"

bQ--.-'" 'II

~.5

~

~~--~~

§-~

-\..) ~~~ 'II 0 0

~

~~

'I)

~

... -9

'"

""-'I)

~

-s:: i'l) !~ '-:t"

-("')

~

'-:t" ~ ~ .~ ~ "0 .;;j-.0; § ~ s

~,

§

~

§

~

S'

.S

~

$:!. .~ ~~

s

~

!U-~dQ. -a~ Q) 6'.'" ~ ~ "'~oo = ~ ~';;j § $!. ~ p,. ~ ":: -S ."0 ~ & § ~ ~ ~ ~ p,..;s

~

~

~

a _00 '" S '" ~ Q) ~ ~~Q)~ ~ ~ Q)r-,Q) ~Q) .c;:-.c=o~ ~

~

~, 00 ~ ~~~Q) ~. ~;::~ ~~~ .c~.c ~o;:: ~ M C ~ '" ~ ~ '" ~ ~~~ ~Q) ':::~':::OOO"'~

",="'MQ)~..

~ .;: ~ ~ ~ ~ bQ Ir\

.

C"1 1M i~

~

§

~

u ~ .~ Q t:

--t: 'I) ~

::

-.::. ~ ~ ;:-t:C ~"'~t: 'l)t:~C ~'8 C-.:: t:~c\J ~'"'bIJ~ ~~'c5~

'-'-

~

"'~"'~

~~t:c '"' ~ c~ ibIJ~~ "'~i.~ '" ~ ~ t: I ~ ~ ,--.;: t: .-~ "C' ~ c ;: -'I) (-0 ~~C:-\J'

--'u

~

~

~

5~'I)~~ ?:-.-~'I)t: ~t:'I);S~

'I)

~

--:: °t: '" t: t: 'I) C ~ 'I) ~ bIJ;S ~ :: ~ s ;: ~ 0::' 'I) '"' ~ °- ;: :t:i::t:\J~ t.;;~;:~'I) , '" i §

I]

~ ;a v '"

~

~

~

~~ \D

-C""1.

~

~ C ~ u c E: O§ ora. c o~

~

~ ':S ~ .::::, ;: ~ c ~ (.) ~ (.) C ~ ~ ~ '" -..~ ~ -;::.9""~

~,~

~

~

s ~ '- '-'"'~"'", ...~-=~ ~ '"' ~ ~ '" ~ ':I,~~~

g~~~

"i3~~.9

E~~~ ~ ~ ~ ~"- ~"-~~...~ cc...c ~ "E '~ "'£i. ~ ~"-" '- "- ~ 'r.; :: -~ ~ ~::.9::~ I c ~ c "-~ (.) ~ (.) ~

~~~~~

'"

'~ (j '1)00 ~t:t: ";;,.,.~~ C '" '-'I)~\.) '" '" \.) t: 'I) ~ ~~§ &;""!:!'I) t: ... ...c c 'I) "" 'I) .,t:~\.) -00t:

'c-~.g

'" t: '-O- ., ::s ~~b() "'~.z;;.°- ~;::... ~\.)t:C(J t: ~ O- 'I) ...'" ..."" "' ~~ t:~"... ~~~"r;; 'c-5~'t:. '" t: 'I) ~ 8.~ ~

~.s~~

::s ~ 'I) e 'I) e

~~~~

'""' \0. """ V5

~

~ ...

~

~

~ ~ .~

~

I: ... ~ §

~

~

~

~ I: ... ~ ~ c .§(;:~ ..QJ~;;j QJ "'~""~ P-~o~~;;j §~~~8;;j§ '0 P ro ~ ;; 'tj ';:i .: 'tj ~ ~ 's. ro ~ro~~8 E~~~]$'":3 ~ P- '0 ~ QJ U ro,Q

~

~t:O"'~ bI)~ CQJ~ roro .~~s .P...~~-= ~ ", ro"'" -.: QJ,,"_ro~ ro ,Q,Q~~~ro-~",~"O QJ oS ~ ~ I=: § ~.~ ~,Qc.s-.§",p-@;;j bI)ro~ .a '" ",' ;;j bI)'O ~ ;s ~ '!;J~.g

~

.:=.

~~

o "" ~ -QJQJ ;;j $p-(/)bI)S'Oro~ ~S .~;;;~'tj -QJ"'" ro ~ '"

~

.-

;;j,Q -0 t:O '" ~ro~c"" C ro;;jP-1" o..~~ ,:u""""~ .~'O '- ~ t P-.: -~ ~ ~ ~ QJ ::: ~ QJ'-~ p-:;:""U~ P ~ QJ'- -~ ~ ~ p-~~~o.~E

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita dispepsia yang rawat inap di RSU sundari Medan

Selanjutnya tahap evaluasi dilakukan melalui beberapa langkah yaitu validasi ahli yang dilakukan oleh 3 orang validator, dari analisis tentang validitas LKPD

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KARAKTERISTIK KEKUATAN

Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama siswa yaitu mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui tentang

 – Spora aseksual dihasilkan dalam jumlah Spora aseksual dihasilkan dalam jumlah yang yang sangat besar dan berfungsi. sangat besar dan berfungsi untuk menyebark untuk menyebark

Hasil penelitian Waridin dan Masrukhin (2006) menunjukan bahwa budaya organisasi yang diindikasikan dengan budaya dituntutnya pegawai mencari cara-cara yang lebih efektif dan berani

Nakon objave prvotnih rezultata RE- LY studije, počeli su se detaljnije analizirati podaci, te su napravljene brojne subanalize, koje se još nazivaju SubRe-LY. Sve to donijelo je