• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan yang muncul akibat “new economy” telah menyebabkan persaingan global dalam banyak industri. Industri yang terkena dampak paling besar terhadap perkembangan tersebut adalah industri telekomunikasi. Hal ini mendorong industri telekomunikasi untuk melakukan transformasi jasa pelayanan kepada masyarakat dengan menawarkan berbagai keunggulan yang dimiliki perusahaan. Keunggulan yang ditawarkan antara lain adalah kemudahan akses jaringan dan seluler yang dapat dinikmati oleh pengguna layanan masing-masing industri telekomunikasi.

Menurut UU No.36 tahun 1999, telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya. UU No.36 tahun 1999 mengatur dan menjelaskan ketentuan-ketentuan umum sampai pada ketentuan penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia. Adanya UU No.36 tahun 1999 menyebabkan perubahan pada pengelolaan sektor telekomunikasi dari monopoli menjadi persaingan (kompetisi).

Pada awalnya, di Indonesia hanya ada satu perusahaan telekomunikasi yang memonopoli jaringan telekomunikasi di indonesia yaitu PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada mulanya merupakan bagian dari “Post en Telegraafdienst” yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan keputusan Gubernur Hindia Belanda No. 7 tanggal 27 Maret 1884 dan diumumkan dalam Berita Negara Hindia Belanda No. 52 tanggal 3 April 1884.

Tahun 1961 status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Tahun 1965 PN Pos dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan Perusahaan Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa

(2)

telekomunikasi nasional maupun internasional. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1991, status Perusahaan diubah menjadi perseroan terbatas milik negara (Persero). Pada tanggal 14 November 1995, Telkom melakukan penawaran umum perdana saham (Intitial Public Offering/IPO). Berdasarkan Undang-Undang Telekomunikasi No. 36, pada tanggal 1 Agustus 2001, pemerintah mengakhiri hak eksklusif Telkom sebagai satu-satunya penyelenggara layanan telepon tidak bergerak di Indonesia. Dengan statusnya sebagai perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia (52,47 %) sedangkan sisanya dikuasai oleh publik (47,53 %).

Saham perusahaan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Public Offering without Listing (POWL) di Tokyo Stock Exchange (TSE). Telkom menjadi satu-satunya perusahaan penyedia telekomunikasi di indonesia sampai pada tanggal 1 Agustus 2001, pemerintah mengakhiri hak eksklusif Telkom sebagai satu-satunya penyelenggara layanan telepon di Indonesia. Telkom merupakan salah satu perusahaan BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia (52,47 %) dan sisanya (47,53 %) dimiliki oleh publik.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Pada dasarnya, tujuan utama didirikian seuatu perusahaan adalah untuk menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham (stakeholder). Kinerja perusahaan merupakan faktor penentu untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja perusahaan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Kinerja perusahaan sebagai salah satu indikator dalam melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan. Kinerja perusahaan juga digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan rencana kegiatan operasional di masa mendatang.

Bagi manajemen, kinerja perusahaan menjadi kunci sukses dalam pencapaian efisiensi dan efektivitas seluruh proses bisnis perusahaan. Kinerja perusahaan

(3)

memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas, maupun hutang. Kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja perusahaan (Yuli, 2009).

Pada umumnya, kinerja perusahaan diukur melalui informasi finansial dan informasi non-finansial perusahaan. Informasi finansial didapatkan dari peyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya. Sedangkan informasi non-finansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Informasi non-finansial meliputi kepuasan pelanggan, proses bisnis internal serta inovasi dan pembelajaran manajemen.

Menurut Bara (2013), kinerja pengukuran suatu perusahaan dengan elemen keuangan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Return on Asset (ROA)

Return on asset (ROA) merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total asset (Chen et al, 2005 dalam Bara, 2013). Rasio ini mewakili rasio profitabilitas, yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaanya.

2. Return on Equity (ROE)

ROE merupakan pengembalian hasil atau ekuitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai suatu parameter dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu (Sartono, 2001 dalam Bara,2013). Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin meningkatkan nilai ROE. 3. Nilai Pasar

Nilai pasar merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan

dan

penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Nilai pasar (market price) merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang

(4)

berlangsung atau juga jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price) dari suatu saham (Anoraga, 2006 dalam Bara,2003).

Sedangkan menurut Tan et al., (2007) pengukuran kinerja perusahaan berbasis non financial dapat menggunakan metode balanced scorecard. Metode Balanced Scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang terintegrasi dan mencakup keseluruhan aspek finansial dan non finansial. Dengan kata lain metode balanced scorecard merupakan metode yang menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat sasaran-sasaran strategis, yang dirumuskan menggunakan 4 perspektif yang satu sama lain saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. 4 Perspektif BSC, antara lain :

1. Perspektif Keuangan, fungsinya 2. Perspektif Pelanggan

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

4. Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan

Telkom Indonesia sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom Indonesia merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Sebagai salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, Telkom memiliki pertumbuhan kinerja yang positif dan meningkat secara berkelanjutan. Untuk tahun 2013 pada laporan direksi, Telkom tercatat berhasil mempertahankan pertumbuhan kinerja tahun 2013 di atas rata-rata industri.

Untuk tahun 2014, sampai dengan triwulan III tahun 2014, Telkom berhasil mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dengan pendapatan sebesar Rp 65,84 triliun atau tumbuh sebesar 7,1% dibanding pada triwulan III di tahun 2013 yang mencapai nilai Rp 61,49 triliun. Dengan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dari tahun ke tahun, tentunya Telkom juga melakukan inovasi dalam pembaharuan yang secara berkelanjutan terhadap instrumen software dan aplikasi dalam menunjang proses bisnis internal perusahaan.

Sejak tahun 2008, Telkom melakukan trasformasi bisnis menuju pada sistem bisnis terpadu berbasis teknologi dan informasi yang dijalankan dengan nama program INFUSION 2008. Program ini dijalankan oleh Telkom dengan tujuan

(5)

untuk mengantarkan transformasi sistem bisnis perusahaan berbasis teknologi informasi (TI) untuk menuju World Class Service Company.

Transformasi bisnis berbasis teknologi dan informasi yang dilakukan oleh Telkom berdampak pada beban belanja modal yang semakin meningkat diiringi oleh biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya capital expenditure dalam pembelanjaan sistem pendukung dalam proses bisnis perusahaan. Total dana yang dianggarkan sebagai biaya capital expenditure INFUSION 2008 ini adalah sebesar Rp 510,5 milyar. Penggunaan dana ini digunakan untuk pembelanjaan sistem SAP yang digunakan untuk implementasi CRM (national product-customer support system), sistem CLARITY untuk implementasi national operation support system dan sistem CONVERGYS untuk implementasi convergent billing.

Dengan adanya transformasi bisnis berbasis teknologi dan informasi, sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di Telkom dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan pada bidang teknologi dan informasi. Dapat dikatakan, Telkom telah melakukan transformasi bisnis dari bisnis yang berbasis tenaga kerja (labor-based business) menjadi bisnis yang berdasarkan pada pengetahuan (knowledge based business). Dalam bisnis berbasis tenaga kerja, perusahaan sangat bergantung pada sumber daya seperti tanah, sumber daya alam, peralatan, dan modal untuk menciptakan nilai namun dalam bisnis berbasis pengetahuan, perusahaan sangat bergantung pada sumber daya pengetahuan yang memiliki nilai lebih daripada aset fisik bagi organisasi.

Selain dari sisi biaya capital expenditure yang semakin meningkat, adanya perubahan bisnis berbasis pengetahuan telah mengakibatkan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini karyawan PT. Telkom lebih banyak melakukan pekerjaan dengan modal otak, yang dikenal sebagai modal intelektual. Sejak tahun 2009, Telkom mengembangkan layanan-layanan SDM berbasis teknologi dan informasi (TI). Telkom melakukan perubahan mendasar dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dengan mengubah konsep human resources menjadi human capital. Dengan melihat bakat karyawan meliputi keterampilan individu, pengetahuan, sikap, kecerdasan, keahlian, pengalaman, kelayakan, kemampuan,

(6)

kesesuaian, wewenang, pelatihan dan pendidikan, kreativitas dan nilai tambah lainnya sebagai aset perusahaan untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Transformasi bisnis perusahaan yang terfokus pada bisnis TIME, penguatan kompetensi SDM dilakukan dengan pelatihan dan pendidikan yang bersifat perubahan kompetensi dan pengembangan kompetensi baik yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap strategi bisnis dan operasional. Fokus program pelatihan dan pendidikan bagi karyawan yang diselenggarakan Telkom adalah di bidang teknologi, pemasaran dan manajemen, telekomunikasi, informasi bisnis dan pengembangan bisnis new wave untuk mendukung terwujudnya visi Telkom menjadi pemimpin pasar dalam penyelenggaraan TIME (Teknologi, Informasi, Media, dan Edutainment).

Selama tahun 2011, sebanyak 11.784 karyawan Telkom telah mengikuti kompetensi perubahan dan kompetensi pengembangan. Untuk pelaksanaan program pelatihan dan pendidikan selama tahun 2011, Telkom mengeluarkan Rp157,0 miliar atau rata-rata sebesar Rp7,9 juta per karyawan yang mengikuti program tersebut. Pengubahan sudut pandang dari human resources menjadi human capital akan mengoptimalkan kinerja sumber daya manusia yang ada. Pelatihan dan pengembangan untuk karyawan juga dilakukan sehingga akan membentuk sistem kerja yang lebih efektif dan efisien. Proyeksi mengenai jumlah human capital dihitung berdasarkan portofolio bisnis selama periode lima tahun ke depan melalui aspek proyeksi secara rinci yang mengacu pada komposisi job stream, pendidikan, usia dan jabatan.

Human capital plan yang dijalankan oleh Telkom memberikan pelatihan dan pengembangan kepada karyawan dengan tujuan agar sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam setiap aktivitas perusahaan akan banyak melakukan pekerjaan dengan modal pengetahuan, yang dikenal sebagai modal intelektual. Bontis (2004) dalam Ulum (2009:20) mendefinisikan intellectual capital sebagai nilai tersembunyi dari individu, perusahaan, institusi, komunitas dan wilayah pada saat itu dan sumber-sumber potensial untuk penciptaan nilai. Menurut Brooking (1996) dalam Ulum (2009:20) menawarkan definisi yang lebih komprehensif dengan menyatakan bahwa istilah intellectual capital diberikan untuk kombinasi intangible assets yang dapat membuat perusahaan untuk berfungsi. Modal

(7)

intelektual atau intellectual capital meliputi modal SDM dan struktur yang terkemas dalam pelanggan, proses, database, merek, dan sistem.

Saat ini faktor dominan di dalam penilaian suatu perusahaan dan terutama untuk perusahaan-perusahaan high technology dan professional service adalah intellectual capital. Intellectual capital merupakan interaksi dari human capital, customer capital dan structural capital dimana human capital di dalam suatu organisasi memiliki potensi penuh untuk membangun orientasi pasar bagi konsumennya. Menurut Ulum (2008), komponen utama dari Intellectual Capital dapat dilihat dari sumber daya perusahaan antara lain customer capital, human capital dan structural capital.

Human capital meliputi pengetahuan individu dari suatu organisasi yang ada pada pegawainya yang dihasilkan melalui kompetensi, sikap dan kecerdasan intelektual (Budi, 2011). Human capital perusahaan memiliki potensi untuk membangun orientasi pasar bagi konsumennya. Semakin baik kompetensi pegawai, maka akan semakin baik pegawai memahami kebutuhan konsumen dan akan semakin mampu pula mengembangkan customer capital untuk mempertahankan loyalitas konsumen (Astusi dan Sabeni, 2005). Dengan peningkatan adanya hubungan yang baik antara pegawai dan konsumen akan meyebabkan konsumen akan loyal terhadap perusahaan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan teehadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian Artinah (2011) menunjukkan human capital berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Dengan memiliki karyawan yang berketerampilan dan berkeahlian maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan menjamin keberlangsungan perusahaan tersebut. Meningkatnya kinerja perusahaan juga akan meningkatkan persepsi pasar. Namun, berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah dan Iswajuni (2014) yang menyatakan bahwa human capital tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan go public di BEI. Human capital belum terbukti berperan dalam intellectual capital untuk meningkatkan nilai pasar, pertumbuhan, dan actual return perusahaan.

Customer capital merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata pada perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Astuti dan Sabeni (2005) menyatakan bahwa costumer capital berhubungan dengan

(8)

kinerja keuangan perusahaan. Terjalinnya hubungan antara perusahaan dengan para konsumen perusahaan menunjukkan bahwa semakin baik perusahaan dalam mengelola costumer capital maka berakibat terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan dimana loyalitas konsumen menjadi indikator dalam peningkatan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ariawan dan Wahyu (2011), menunjukkan hasil bahwa customer capital tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Cheng et al (2010) yang menemukan bahwa hubungan konsumen yang baik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Structural capital merupakan komponen yang tersedia di dalam perusahaan yang berfungsi untuk menyediakan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung penciptaan nilai bagi para konsumen perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Astuti dan Sabeni (2005) menyatakan bahwa structural capital berhubungan positif dan signifikan dengan kinerja keuangan perusahaan. Jika perusahaan dapat mengimplementasikan dan mengembangkan sumber daya pengetahuan secara maksimal dari structural capital yang dimiliki oleh perusahaan, maka keunggulan bersaing akan dapat dicapai yang secara relatif akan menghasilkan peningkatan dari kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan Salim dan Karyawati (2013) menunjukkan hasil structural capital tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu komponen pokok bagi investor maupun kreditor dalam memilih perusahaan sebagai objek investasi. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat, terjadi persaingan yang semakin ketat antar perusahaan. Tiap perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan serta mengelola dan meningkatkan kapabilitas sumber daya yang dimilikinya guna meningkatkan value added yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Intellectual capital sebagai suatu modal sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan tentunya akan berdampak bagi kinerja perusahaan.

Secara teori, pemanfaatan dan pengelolaan intellectual capital yang baik oleh perusahaan dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, IC

(9)

dianggap dapat meningkatkan nilai perusahaan dan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi perusahaan. Perusahaan yang mampu memanfaatkan aset IC yang dimiliki secara efisien, maka nilai perusahaan tersebut akan meningkat. Beberapa penelitian mengenai IC telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Penelitian tentang IC yang dilakukan membuktikan bahwa IC memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini berusaha meneliti hubungan antara Intellectual Capital dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan (business performance) dengan menggunakan kuisioner untuk PT. Telkom Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung setelah melakukan transformasi bisnis berbasis teknologi dan informasi dan mengubah human resources menjadi human capital, dimana human capital merupakan komponen IC. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Ihyaul Ulum (2009). Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengukuran dengan metode Bontis, et al (2000) dengan pengumpulan data secara kualitatif. Penulis menggunakan PT. Telkom Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung sebagai objek penelitian. Dengan latar belakang yang telah dijelaskan maka penulis mengambil penelitian berjudul :

“PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN (BUSINESS PERFORMANCE)” (Studi Kasus pada PT. Telkom Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung tahun 2015)

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan yang diidentifikasi dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana intellectual capital (human capital, customer capital dan structural capital) dan kinerja keuangan (business performance) pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung tahun 2015. 2. Bagaimana pengaruh secara simultan intellectual capital (human capital,

customer capital dan structural capital) terhadap kinerja perusahaan (business performance) pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung tahun 2015.

(10)

3. Bagaimana pengaruh secara parsial intellectual capital (human capital, customer capital dan structural capital) terhadap kinerja keuangan (business performance) pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung tahun 2015 :

a. Bagaimana pengaruh Human Capital terhadap kinerja keuangan (business performance).

b. Bagaimana pengaruh Customer Capital terhadap kinerja keuangan (business performance).

c. Bagaimana pengaruh Structural Capital terhadap kinerja keuangan (business performance).

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis intellectual capital (human capital, customer capital dan structural capital) dan kinerja keuangan (business performance) pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung tahun 2015. 2. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan intellectual capital (human

capital, customer capital dan structural capital) terhadap kinerja perusahaan (business performance) pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung tahun 2015.

3. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial intellectual capital (human capital, customer capital dan structural capital) terhadap kinerja keuangan (business performance) pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung tahun 2015 :

a. Untuk menganalisis pengaruh Human Capital terhadap kinerja keuangan (business performance).

b. Untuk menganalisis pengaruh Customer Capital terhadap kinerja keuangan (business performance).

c. Untuk menganalisis pengaruh Structural Capital terhadap kinerja keuangan (business performance).

(11)

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu kegunaan dari aspek teoritis dan dari aspek praktis.

1. Aspek Teoritis

a) Bagi para peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharap dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam melakukan penelitian berikutnya.

b) Bagi para akademis, penelitian ini diharap dapat memberikan tambahan pemikiran dalam pengembangan teori mengenai intellectual capital dan kinerja perusahaan.

2. Aspek Praktis

a) Bagi Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk kantor pusat Japati Bandung, penelitian ini diharap dapat menjadi bahan pertimbangan yang membantu pihak manajemen perusahaan dalam mengelola sumber daya perusahaan agar sumber daya tersebut dapat secara efektif dan efisien dimanfaatkan sehingga dapat menciptakan nilai pasar perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan.

b) Bagi calon investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang berguna bagi para calon investor terkait dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini dibagi dalam 5 bab dan beberapa sub-bab supaya memudahkan dan memberi gambaran jelas mengenai permasalahan serta pembahasannya, sehingga para pembaca mengerti maksud dari penelitian ini. Adapun pembagian 5 bab tersebut antara lain :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan gambaran umum mengenai isi penelitian yang dilakukan. Dalam bab ini dijelaskan gambaran umum dari objek penelitian, latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah serta tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan terakhir sistematika penulisan.

(12)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini menjelaskan dasar-dasar teori yang memperkuat penelitian dan menjelaskan luas serta batasan lingkup penelitian. Dalam bab ini juga dijelaskan hipotesis dari penelitian serta referensi dari penelitian terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan metode penelitian yang dilakukan. Dalam bab ini berisi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, pengujian validitas dan pengujian reliabilitas, teknik analisis data, serta pengujian hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dijelaskan pembahasan akan penelitian serta pemaparan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan atas hasil penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

Metode yang digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif dan (one-shot) model yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data dengan cara

Kepuasan perkawinan tidak lepas dari adanya kesepakatan dan komitmen kedua belah pihak yakni suami istri dalam hal mengatur peran, tugas dan kewajiban masing-masing,