14
STRATEGI HEARING
TUJUAN
PERKIRAAN WAKTU
PERLENGKAPAN
Mempelajari mekanisme hearing.
Menunjukkan perbedaan hearing dengan unjuk rasa.
Memahami peran-peran yang harus ada dalam hearing.
Mempersiapkan Press Conference dan Press Release.
Kertas Kerja Hearing
90 menit
MENGAPA
MEMbUAT
STRATEGI
HEARING AMAT
PENTING
Produk akhir sebuah advokasi adalah perubahan. Sedangkan perubahan itu merupakan hasil dari interaksi antara semua pelaku, baik pembuat kebijakan, pelaksananya maupun masyarakat.
Jika salah satu saja merasa perubahan itu tidak ada kaitannya dengan mereka, maka meraka tidak akan ambil bagian dalam perubahan itu. Untuk itu, aksi yang dipilih oleh advokator dalam melakukan advokasi haruslah mampu merangsang keterlibatan semua pelaku.
Jika isu yang dianggap strategis misalnya akta kelahiran gratis, maka aksi advokasinya minimal meliputi tiga pelaku dengan skema sebagai berikut:
Adanya payung hukum penggratisan biaya akta. Pembuat kebijakan
Pelaku kebijakan Rekomendasi sumber
PAD yang lain.
Sasaran Aksi yang sesuai berupa Untuk pelaku
Hearing, pengajuan draft, dst.
Adanya alternatif pengganti hilangnya sumber PAD.
Masyarakat Pemahaman bahwa akta Penyuluhan lahir adalah hak setiap
warga Negara.
Dalam kerangka advokasi, pilihan aksi dan pelakunya tergambar dengan amat jelas. Peserta yang sudah memahami kerangka advokasi terpadu, dengan cepat mampu memutuskan aksi apa yang sesuai untuk pelaku tertentu. Bagian yang belum ada dalam kerangka terpadu itu menjadi sasaran.
Untuk apa Hearing?
Dalam arus advokasi terpadu, ada beberapa aksi yang bercorak dialogis dan ada yang tidak; masing-masing dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Hearing adalah salah satu aksi advokasi yang dialogis dan juga personal
(dibandingkan, misalnya, judicial review yang juga dialogis namun kurang personal) sehingga advokator dapat lebih leluasa meyakinkan sasaran advokasi. Keuntungan ini diperlukan untuk mendukung/menutup kekurangan dari aksi lain yang kurang personal dan kurang dialogis (misalnya class action, boikot, dan lain-lain). Advokasi yang semata-mata mengandalkan penekanan (pressure) ini mungkin berhasil memengaruhi pendapat umum, tapi kecil peluangnya mendesakkan perubahan di ruang parlemen.
Kembali kepada prinsip advokasi yaitu gradual, incremental, simultan dan komprehensif, maka aktivitas hearing bersifat strategis untuk mempengaruhi perubahan kebijakan.
Seperti apa Hearing?
Dibandingkan aksi lain dalam arus advokasi, hearing punya karaktaristik unik. Sasarannya adalah legislatif dan eksekutif yang berbeda sudut pandang dalam melihat suatu isu. Konsekuensinya untuk satu isu yang sama, peserta perlu berlatih menggunakan dua varian hearing dengan satu konten yang sama namun harus disampaikan dengan sudut pandang berbeda. Di sini, keterampilan melakukan framing dan reframing sangat diperlukan agar peserta siap melakukan hearing baik dengan legislatif maupun eksekutif.
Hearing sendiri merupakan ramuan dari dua aksi: (1) menggalang sekutu
dan (2) membingkai isu agar menarik. Tampak jelas di sini, semangatnya adalah kebersamaan dan bukan perlawanan. Semangat ini perlu ditekankan kepada peserta agar tidak mencampur-adukkan aksi hearing dengan aksi non kolegial (misalnya unjuk rasa, sama-sama kelanjutan dari galang sekutu namun bersifat diametral). Sifat kolegial ini perlu ditunjukkan kepada legislatif dalam bentuk perlakuan kolegial kepada mereka. Jika dibandingkan, perlakuan kolegial vs diametral adalah sbb:
Appointment lebih dahulu
Pemberitahuan kedatangan Memperkenalkan
diri Tidak selalu jelas
KEBERSAMAAN PERIHAL
Pemberitahuan sepihak, seringkali pada hari yang sama
Indentitas jelas
Format pertemuan Dialogis Alegoris
PERLAWANAN
Pernyataan aspirasi Kontribusi
Formal & santun
Draft Perda, data riset, dll
Informal Aspirasi saja
Tentu tidak berarti perlakuan diametral lebih buruk daripada kolegial, keduanya mendapat tempat di dalam Bagan Arus Advokasi. Perlakuan diametral tepat dipakai jika kondisi tidak menguntungkan untuk hearing. Sebelum kondisi terbukti tidak menguntungkan, hearing-lah yang sebaiknya dipakai sehingga perlakuan kolegial digunakan.
Sebagai implementasi hal di atas, maka pada saat hearing:
o Peserta harus mampu menunjukkan sikap memandang legislatif sebagai sekutu atau mitra.
o Mampu membuktikan dalam presentasinya kepada legislatif bahwa musuh bersamanya adalah isu yang diajukan.
o Untuk mencapai tujuan itu, peserta perlu mengemas isu menjadi menarik sebagaimana dipelajari di sesi Mengemas Pesan.
Cipta Suasana Diskusi Tim Supervisi 3 Tim Penutup Membangun • suasana (state of mind) Menjelaskan • tujuan sesi Mempelajari • mekanisme hearing. Menunjukkan • perbedaan hearing dengan unjuk rasa. Memahami • peran-peran yang harus ada dalam hearing. Mempersiapkan • Press Conference dan Press Release. Memastikan • semua tim mencapai tujuan sesuai tugas yang diberikan. Flipchart • Spidol • Kertas kerja • Diskusi •
kelompok • Bimbingan langsung Kisah • Ceramah • 5” 60” 30” 5” TOPIK
RINGKASAN ALUR SESI
TUJUAN
ALAT BANTU
METODE
Cipta Suasana
Berdiri di depan, ucapkan kalimat pembukaan •
yang positif, hangat, apresiatif, segar dan mantap.
Ajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk •
memancing partisipasi dan perhatian. o Misalnya, “Sudah membawa data
semuanya ?”
Ceritakan dengan gaya berkisah cerita tentang •
“Pertandingan Tim 3 Kuda” Diskusi Kelompok
Awali dengan menjelaskan tujuan sesi. •
Peserta dibagi dalam 3 tim, persilakan memilih •
berdasarkan kompetensi: Tim Presenter, Tim Penjawab Keberatan dan Tim Press Release. Beri tugas pada tiap tim secara simultan: •
o Tim Presenter menyiapkan presentasi (alur eksposisi isu) berdasarkan
“Rumusan Isu Strategis”, menentukan siapa presentator, moderator dan siapa presentator ekstra yang akan memberikan data/informasi pendukung.
o Tim Penjawab Keberatan menyusun perkiraan keberatan yang akan muncul dan teknik menjawab.
o Tim Press Release menyusun press
release yang besok dibagikan kepada
wartawan yang diajak hadir, sekaligus menghubungi kembali wartawan untuk hadir di gedung DPRD.
Berikan waktu bagi mereka untuk berdiskusi, jaga •
waktu dengan cara berkeliling mengingatkan untuk tidak mengobrol dan berdebat yang tidak perlu.
No Kegiatan
Keterangan
PROSES LENGKAP
1.
2. Undangan untuk
wartawan agar hadir ke lokasi hearing sebaiknya sudah dikirim sejak sudah ada kepastian jadwal hearing.
3.
Arahkan dengan cara mensupervisi di masing-•
masing tim secara khusus Supervisi Tim Pembuat Presentasi
Periksa kemajuan pekerjaan dan kelengkapan alat: •
o Apakah Rumusan Isu Strategis sudah diubah menjadi presentasi (powerpoint) dan menggunakan Alur Eksposisi Isu yang logis? (contoh ada di lampiran di bagian akhir modul ini).
o Apakah sudah dilengkapi data?
o Apakah penampilan materi presentasi singkat padat?
o Apakah pada akhir presentasi sudah ada perumusan rekomendasi aksi?
Perbaiki sampai standar, persilakan lanjutkan •
sendiri.
Supervisi calon Moderator secara pribadi Ajak mendesain “Pembukaan” menggunakan •
teknik framing yang bagus. o Apresiasi anggota dewan
o Framing alasan datang ke DPRD, dan lain-lain.
Latih jika perlu, minta untuk mensimulasi dengan •
Anda beberapa kali. Pastikan kemampuan sesuai standar, bila belum terlatih sampai standar, selanjutnya persilakan lanjutkan sendiri. Supervisi kelompok Penjawab Keberatan
Pastikan sudah ada calon notulis untuk
• hearing.
Periksa kemajuan •
o Apakah perkiraan keberatan anggota Dewan sudah diramalkan?
o Apakah jawaban sudah disiapkan? 4.
5.
Ingatkan untuk menggunakan teknik
framing yang sudah
dipelajari.
Ingatkan untuk menggunakan teknik
framing yang sudah
dipelajari.
Ingatkan untuk menggunakan teknik
reframing yang sudah
dipelajari.
6.
7.
o Bagaimana keterampilan menjawab? Sudahkah sesuai standar?
Supervisi Kelompok Press Release
Apakah kertas posisi sudah diubah menjadi
• press
release?
Apakah pembaca
• press release siap menjawab
pertanyaan?
Perbaiki sampai kemampuan standar, persilakan •
lanjutkan sendiri? Penutup
Setelah waktu habis, kumpulkan kembali semua •
kelompok, umumkan bahwa nanti malam akan dilakukan Simulasi.
Ingatkan untuk meninjau materi Advokasi media.
Usahakan energi peserta tidak habis di sesi ini mengingat masih ada sesi Simulasi yang memerlukan banyak energi.
Fasilitator perlu cepat berpindah-pindah memeriksa dinamika pemeran moderator-presenter-penjawab untuk mencegah periode idle atau debat kusir.
Dalam situasi persiapan ini, tidak perlu ragu untuk tampil keras secara anggun. Umumnya peserta bisa menerima perlakuan “keras” ini.
Apabila ada Narasumber yang pada sesi 4 berdialog dengan peserta tenyata bersedia hadir, maka beliau bisa dilibatkan sebagai supervisor berdampingan dengan fasilitator.
LAMPIRAN
Kisah Pertandingan Tim 3 Kuda
Pada zaman dahulu kala tengah terjadi pertikaian antara dua suku di daerah terpencil. Karena sudah terlalu banyak korban jatuh, akhirnya mereka bersepakat untuk damai. Namun agar ego tetap terpuaskan, Suku Egogo meminta dilakukan pertandingan pacu kuda antara sukunya dengan Suku Hatiti untuk menentukan suku mana yang lebih unggul.
Suku Egogo meminta pertandingan ini berupa pacuan 3 kuda yang dilakukan berturut-turut. Secara kebetulan kedua suku itu masing-masing tinggal memiliki 3 kuda, karena kuda lainnya sudah mati saat perang.
Dalam perhitungan Suku Egogo merasa pasti akan menang, karena ia memiliki 3 kuda dengan spesifikasi:
o Kuda A: Kecepatan 100 km/jam o Kuda B: Kecepatan 90 km/jam o Kuda C: Kecepatan 80 km/jam
Sedangkan dari kegiatan intelijennya, ia tahu bahwa Suku Hatiti, memiliki kuda dengan spesifikasi kemampuan sebagai berikut:
o Kuda 1: Kecepatan 95 km/jam o Kuda 2: Kecepatan 85 km/jam o Kuda 3: Kecepatan 75 km/jam
Dengan demikian ia pasti akan memenangkan pertandingan, karena jika masing-masing kuda dipasangkan, maka setiap kudanya lebih cepat 5 km/jam dibandingkan kuda Suku Hatiti.
Pada saat hari H pertandingan, apa lacur ternyata Suku Egogo kalah total, hanya satu kudanya yang menang mutlak, sedangkan 2 kudanya yang lain kalah jauh ditinggalkan oleh kuda Suku Hatiti. Sampai saat meninggal, ketua Suku Egogo bingung memikirkan kekalahannya itu, karena ia yakin informasi intelijennya sangat akurat dan tidak mungkin salah.
Yang tidak diketahui oleh ketua Suku Egogo adalah, ketua Suku Hatiti sudah mengerti dan mencium kelicikannya. Maka ia berpikir keras dan mengatur STRATEGI masak-masak sebalum pertandingan dimulai. Akhirnya setelah berdiskusi panjang dengan para Tetua Suku dan Orang Pintar ia mendapatkan solusi STRATEGI sebagai berikut:
1 Kuda A (100km/jam) Kuda 3 (75km/jam) Suku Egogo menang 2 Kuda B (90km/jam) Kuda 1 (95km/jam) Suku Hatiti menang 3 Kuda C (80km/jam) Kuda 2 (85km/jam) Suku Hatiti menang
Moral cerita
Siapa yang lebih bagus strateginya, ia yang akan menang. •
ALUR PRESENTASI
Perencanaan pembangunan memerlukan informasi yang 1.
valid.
Salah satu informasi terpenting adalah
2. vital statistics.
Komponen
3. vital statistics adalah pencatatan kelahiran.
Pencatatan kelahiran di kabupaten ini belum memadai 4.
sebagai vital statistics.
Bukti-bukti dan data statistik. •
5. Penyebab rendahnya angka pencatatan:
Penduduk tidak bersedia melaporkan kelahiran, •
karena prosesnya rumit, lama, jauh, harus bayar, dll (berikan hasil survei).
Kesadaran manfaat mencatatkan diri yang masih •
rendah (berikan hasil survei).
Buruknya layanan pencatatan kelahiran (berikan hasil •
survei)
ALUR PAPARAN RESIKO
1. Pemerintah Daerah tidak memiliki informasi statistik yang bisa diandalkan:
Menyulitkan perencanaan pembangunan (sekolah, •
sarana kesehatan, sarana tumbuh kembang). Menyulitkan perkiraan jumlah penduduk. •
Menyulitkan perkiraan jumlah penduduk usia pilih •
untuk pilkada. Dan lain-lain. •
2. Masyarakat tidak mendapat hak memiliki identitas: Kesulitan mendapatkan hak waris (nasab). •
Kesulitan mencari sekolah. •
Kesulitan mencari kerja. •
Kesulitan perlindungan hukum jika bekerja di •
luar negeri. Dan lain-lain. •
PERIHAL
CATATAN
Data statistik/hasil survei akan sangat membantu untuk mendapatkan kepercayaan anggota Dewan.
Memotivasi anggota Dewan tipe Kuda untuk tergerak bertindak.
ALUR ARGUMENTASI USUL
1. Perlunya sistem pencatatan kelahiran yang sederhana, akurat, jangkauan luas, gratis.
Diatur dengan Perda dan didukung dengan perubahan •
tatalaksana kerja (penyederhanaan) di level eksekutif 2. Perlunya sosialisasi di seluruh stakeholder.
Melibatkan komponen masyarakat •
ALUR PENYATAAN MANFAAT YANG DIPEROLEH 1. Penduduk akan senang mencatatkan kelahiran secara
sukarela.
2. Catatan Sipil akan memiliki data, dan akan mejadi lembaga yang memiliki nilai strategis di jajaran Pemda.
3. Bappeda akan dapat membuat perencanaan pembangunan dengan baik berdasarkan vital statistic.
4. Pemda akan lebih efektif merencanakan pembagunan dan pemakaian anggaran secara tepat sasaran.
ALUR PERNYATAAN USUL KONKRIT DAN DUKUNGAN 1. Mendorong dan mendukung anggota dewan untuk
menyusun Perda Pencatatan Kelahiran.
2. Meminta dukungan komitmen penuh anggota dewan untuk menyusun Perda Pencatatan Kelahiran dalam bentuk agenda aksi dan alokasi anggaran.
3. Peserta audiensi siap mendukung menjadi Tim Asistensi penyusunan Perda.
4. Peserta audiensi siap memberikan dukungan data terkait. 5. Peserta audiensi siap melakukan sosialisasi ke pihak terkait:
Audiensi dengan eksekutif. •
Mobilisasi sosial ke masyarakat. •
PERIHAL
CATATAN
Memotivasi anggota Dewan tipe Keledai untuk tergerak bertindak.
KEBERATAN
DEWAN
Kami setuju dan kita semua dapat melihat dari laporan dewan tahun lalu bahwa pencatatan memang termasuk PAD. Dalam laporan itu kita juga bisa melihat bahwa pencatatan bukan satu-satunya sumber PAD.
DIATASI
DENGAN
GUIDE
Pencatatan akta lahir
merupakan PAD
Benar dan sumber PAD bukan satu-satunya dari akta.
Tentu saja bila pencatatan digratiskan PAD akan berkurang. Dari laporan tahun lalu dan juga tahun-tahun sebelumnya kita semua bisa melihat bahwa kontribusi pencatatan dalam PAD sebenarnya kecil. Dengan demikian dapat digantikan oleh sumber PAD yang lain.
Selain itu anggaran berimbang dapat dipertahankan dengan mengurangi/ menghilangkan pos anggaran yang tidak berpihak kepada rakyat.
Masyarakat dapat memahami bahwa dewan maupun pemerintah memerlukan perjalanan dinas sehingga pos ini tidak perlu dihilangkan. Kita juga percaya bahwa pos ini masih bisa disederhanakan sesuai dengan situasi ekonomi yang memprihatinkan seperti sekarang ini. Penyederhanaan dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah rombongan atau sarana transportasi & akomodasi
Benar dan dapat diatasi dengan
1. Sumber PAD lain seperti menaikkan retribusi parkir & minuman keras, wisata dll
Pencatatan gratis mengurangi PAD
2. Pengurangan/ penghilangan pos anggaran yang tidak berpihak kepada rakyat 2.1. Perjalanan dinas
2.2. Renovasi rumah dinas kepala daerah
Terus terang masyarakat tidak pernah tahu seperti apa kondisi bangunan rumah dinas sehingga perlu direnovasi. 3. Penundaan proyek
yang tidak urgent
Proyek yang tidak berdampak langsung kepada rakyat rasa-rasanya perlu ditinjau ulang, apakah layak untuk diteruskan. Membebani dalam
hal apa?
Membebani dalam hal apa? Jika terjadi ledakan permintaan
Pelayanan didistribusikan sampai •
tingkat kecamatan Penyederhanaan proses •
Jika terjadi penumpukan dokumen Dapat dilakukan digitalisasi. • Pencatatan gratis membebani pemerintah
KEBERATAN
DEWAN
DIATASI
DENGAN
GUIDE
NO
DAFTAR PERIKSA PERSIAPAN STRATEGI HEARING
PERIHAL
ADA
CATATAN
Apakah Panitia Lokal sudah menghubungi
DPRD dan meminta jadwal? 1.
Apakah sudah ada pendekatan/lobby kepada pihak komisi DPRD terkait?
2.
Apakah DPRD sudah menjawab dan bersedia?
3.
Apakah sudah tersedia laptop untuk presentasi di DPRD?
4.
Apakah LCD Projector dan layar sudah tersedia?
5.
Apakah sudah tersedia kendaraan untuk berangkat ke lokasi hearing (Gedung DPRD), dan mereka tahu harus siap jam berapa besok pagi?
6.
Apakah memerlukan kabel gulung tambahan? 7.
Apakah sudah tersedia colokan kabel untuk LCD Projector?
8.
Apakah sudah tersedia dokumen penunjang terkait?
- UUPA - KHA
- Materi lain yang relevan 9.
Apakah perjalanan jauh dan perlu membawa
snack atau makan siang?