• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Riwayat Singkat Perusahaan

PT. Eloda Mitra merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pangan. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1989 merupakan bentuk pengembangan dari perusahaan Bernardi Farm and Processing yang berdiri pada tahun 1976 di Sidoarjo. Pada tahun 1978, perusahaan yang semula melakukan usaha peternakan dan pemotongan ayam kemudian berkembang ke prosesing ayam dan penjualan karkas ayam pada tahun 1980 hingga 1986 dengan kapasitas produksi sebesar 300kg/hari. Pada tahun 1980, daging sapi juga menjadi pilihan untuk diolah dagingnya menjadi produk. Adanya pengembangan usaha menyebabkan perusahaan mengganti nama menjadi PT. Bernardi Meat Processing Plan pada tahun 1983.

Bernardi menjadi pelopor Burger di Surabaya dan sekitarnya sebelum makanan cepat saji milik Amerika masuk dan berkembang di Indonesia. Mulai tahun 1983 melalui merek “Burgeria”, Bernardi memperkenalkan burger dengan metode pengenalan dari rumah ke rumah dengan becak burger dan melakukan penjualan di berbagai tempat, seperti mall, sinar market, dan toko enam.

Pada tahun 1989 PT. Eloda Mitra kemudian melebarkan sayap ke industri pengolahan daging dalam bentuk frozen/chilled food dan makanan kaleng dengan menggunakan merek dagang Bernardi dan terjadi peningkatan kapasitas produksi menjadi 100 ton/bulan serta produk bakery dengan merek dagang Rious. Beberapa produk unggulan pada pengolahan daging, yaitu bakso, sosis, burger dan smoked beef. Selain itu, makanan kaleng seperti corned beef, beef liver paste, sup merah dan ethnic food (rendang, rawon, soto daging dan lain-lain) juga menjadi produk unggulan.

(2)

PT. Eloda Mitra mempunyai beberapa merek dagang lain selain Bernardi, yaitu Vitalia, Prima, dan Abby’s.

Motto yang digunakan Bernardi adalah “A Tradition in Meats” yang memiliki arti bahwa perusahaan mempertahankan rasa produknya melalui proses pengolahan yang modern dan berstandar internasional namun tetap bercitarasa tradisional. Selain itu, dengan visi menjadi perusahaan daging olah dan bakery terdepan yang menjadi pilihan utama pelanggan, maka perusahaan berusaha untuk menjamin kepuasan pelanggan dengan produk yang berkualitas, aman, sehat, inovatif, dan halal dengan menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan dan memperhatikan lingkungan. Hingga kini perusahaan melakukan peningkatan kualitas produk dan melakukan penelitian serta improvisasi produk secara terus-menerus dan berkelanjutan, mengingat kualitas dan inovasi merupakan nilai utama perusahaan dan demi kepuasan pelanggan.

Usaha pengembangan produk yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya membawa keuntungan tetapi ada dampak lain bagi masyarakat dan lingkungan yang harus ditangani dengan tepat, khususnya dalam hal pengelolaan limbah. Limbah yang dihasilkan selama penerimaan bahan, proses produksi hingga packaging dibedakan menjadi dua, yakni limbah padat dan limbah cair. Jenis limbah yang berbeda memiliki perlakuan yang berbeda karena memiliki karakteristik yang berbeda sehingga penanganan yang tepat dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan.

Ketenagakerjaan dan pemodalan juga berkembang seiring dengan berkembangnya perusahaan. Tenaga kerja yang pada tahun 1980 hanya 30 karyawan dengan sistem kerja satu shift kemudian berkembang secara perlahan menjadi 1000 karyawan dengan sistem kerja tiga shift. Penambahan karyawan dilakukan dengan perekrutan pegawai baru di berbagai daerah dengan proses seleksi yang telah ditentukan oleh

(3)

perusahaan. Dengan adanya proses seleksi diharapkan perusahaan dapat berjalan lebih baik karena adanya pegawai berpotensi. Pegawai yang lolos seleksi tidak hanya berprestasi di bidang akademik namun juga memiliki soft skill yang memadai. Sementara pemodalan didapatkan dari hasil kerja sama dengan BRI pada tahun 1976. BRI memberikan program pemerintah berupa pemodalan kredit kecil dengan tujuan memperkenalkan usaha peternakan di daerah Jawa Timur mengingat PT. Eloda Mitra sebagai pelopor industri pengolahan ayam broiler di Jawa Timur. Namun, sampai saat ini setelah PT. Eloda Mitra sudah berkembang, perusahaan tidak melakukan kerja sama dengan pihak manapun.

2.2. Lokasi Perusahaan dan Tata Letak Pabrik

Pemilihan lokasi yang strategis dan perencanaan pabrik yang tepat perlu dilakukan agar efisiensi dapat ditingkatkan dan biaya produksi dapat ditekan. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi dan perencanaan tata letak tergantung dari jenis produk yang diproduksi dan bahan-bahan yang digunakan serta alur distribusi yang dibidik oleh pabrik tersebut.

2.2.1. Lokasi Perusahaan

Pemilihan lokasi penting dilakukan untuk menghindari sebanyak mungkin resiko yang dapat merugikan proses produksi dan mendapatkan sebanyak mungkin kemungkinan yang bersifat menguntungkan. Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan biaya (investasi dan operasional) jangka pendek maupun jangka panjang, dan dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Pemilihan lokasi suatu pabrik merupakan investasi jangka panjang yang berdampak pada pengembangan perusahaan di masa depan. Kebijakan perluasan perusahaan, diversifikasi produk maupun pengembangan produk, kemungkinan perubahan pasar, perubahan sumber bahan baku maupun

(4)

bahan pembantu dan bahan pelengkap yang digunakan, alur tujuan distribusi dekat dengan jalan tol dan setiap pengaruh lain yang dapat diduga sejak dini menjadi dasar pemilihan lokasi suatu perusahaan. Pemilihan lokasi juga akan berdampak pada besarnya pengeluaran dan pendapatan selama menjalankan suatu perusahaan.Tujuan dari penelitian lokasi adalah untuk mendapatkan lokasi yang optimum-lokasi yang akan memberikan keuntungan yang terbesar bagi organisasi yang bersangkutan.

Menurut Wijana (2012), pemilihan lokasi pabrik secara umum dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa faktor. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan penentuan lokasi adalah:

a. Letak pasar

Perusahaan yang dekat dengan pasar akan lebih dapat memacu perusahaan dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggan dan dapat mengurangi biaya distribusi. Perlu dipertimbangkan juga apakah pasar perusahaan tersebut luas ataukah hanya melayani sebagian kecil masyarakat, produk mudah rusak atau tidak, berat produk, dan proporsi biaya distribusi barang jadi pada total biaya. Perusahaan besar dengan jangkauan pasar yang luas dapat mendirikan cabang usaha dalam bentuk pabrik di beberapa tempat secara menyebar untuk mendekati pasar. b. Bahan baku

Berbeda dengan perusahaan jasa, perusahaan manufaktur umumnya didirikan di lokasi yang dekat dengan bahan baku (perusahaan pengolahan kayu, miniman, makanan, dan lain-lain) sehingga dapat menghemat biaya pengadaan bahan.

c. Tenaga kerja

Ketersediaan tenaga kerja juga menjadi faktor penting dalam menentukan lokasi usaha, terutama bagi perusahaan manufaktur yang umumnya banyak membutuhkan banyak tenaga kerja dalam proses

(5)

produksi. Penarikan tenaga kerja, kuantitas dan jarak, tingkat upah yang berlaku, serta persaingan antar perusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi perlu diperhatikan perusahaan.

d. Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi usaha mengingat keberadaan perusahaan di samping dapat memberi manfaat tapi juga bisa menimbulkan kerugian bagi masyarakat khususnya di sekitar usaha. Sebagai contoh, perusahaan yang mempekerjakan masyarakat sekitar umumnya tidak mengalami banyak masalah karena berdirinya suatu perusahaan merupakan kesempatan bagi masyarakat mencari perkerjaan, namun perusahaan yang menghasilkan maupun mengolah sampah atau limbah seringkali ditolak keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Sampah atau limbah dalam bentuk cair, gas dan padat umumnya menghasilkan bau yang tidak sedap dan dapat mencemari lingkungan jika tidak ditangani dengan baik oleh pihak perusahaan. Perusahaan juga menyebabkan suara bising ketika beroperasi. Berbagai permasalahan tersebut menyebabkan perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan ekologi sehingga tetap dapat diterima oleh masyarakat sekitar.

e. Peraturan Pemerintah

Pemerintah selama ini telah menentukan mana kawasan untuk pemukiman dan mana untuk industri. Perusahaan tidak dapat atau akan mengalami kesulitan bila memilih lokasi yang bukan untuk kawasan industri. Masalah perijinan mendirikan bangunan, ketinggian maksimal bangunan, pembuangan limbah, dan kebijakan pemerintah lainnya juga perlu diperhatikan.

f. Listrik, Air, dan Alat Komunikasi

Sarana pendukung ini tidak dapat diabaikan, karena hampir setiap aktivitas perusahaan membutuhkan listrik, air, dan alat komunikasi.

(6)

g. Transportasi

Transportasi berfungsi untuk mendatangkan bahan baku dan mengirim bahan jadi. Terabaikannya masalah transportasi akan menimbulkan kesulitas produksi karena keterlambatan pengiriman bahan baku misalnya dan tersendatnya distribusi hasil produksi ke pasar.

h. Sarana dan Prasarana Pendukung

Ketersediaan lahan parkir yang memadai, pembuangan limbah, keamanan, fasilitas kesehatan kerja, merupakan faktor yang juga tidak kalah pentingnya di dalam penentuan lokasi usaha.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah harga tanah, dominasi masyarakat, peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws) dan relokasi, kedekatan dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaaan maupun para pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup. Handoko (1984) juga menambahkan bahwa setiap industri memerlukan sumber tenaga yang berasal dari aliran listrik, diesel, air, angin maupun gas yang juga perlu diperhatikan dalam pemilihan dan pendirian lokasi pabrik.

PT. Eloda Mitra terletak di komplek pergudangan “Sinar Buduran”, Jalan Lingkar Timur Blok B No. 1-6, Banjarsari-Buduran, Sidoarjo. Perusahaan inididirikan dengan batas wilayah sebagai berikut dan gambar lokasi perusahaan ditunjukan pada Gambar 2.1.:

Utara : berbatasan dengan pemukiman penduduk Selatan : berbatasan dengan Jalan Lingkar Timur

Timur : berbatasan dengan Jalan Ring Road Timur, Sidoarjo Barat : berbatasan dengan sawah

(7)

Gambar 2.1. Denah Lokasi PT. Eloda Mitra di Sidoarjo

Pemilihan desa Banjarsari sebagai lokasi pabrik adalah berdasarkan berbagai pertimbangan sebagai berikut:

a. Lokasi

Berada di kawasan industri yang berada di kota Sidoarjo, dekat dengan perbatasan Sidoarjo-Surabaya, dan jarak untuk akses ke tol cukup dekat sehingga memudahkan distribusi ke Surabaya, Mojokerto, Jakarta, dan kota lain serta memudahkan proses distribusi ke luar pulau, seperti Bali dan Kalimantan maupun ke luar negeri yang akan disalurkan ke pelabuhan atau bandara di Sidoarjo terlebih dahulu.

b. Transportasi

Jalan menuju PT. Eloda Mitra di Sidoarjo mudah dilalui oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Kendaraan umum juga cukup mudah dijangkau bagi karyawan yang tidak membawa kendaraan pribadi. c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja tersedia dalam jumlah yang banyak dan mudah didapat. Desa Banjarsari merupakan kawasan industri yang dekat dengan pemukiman penduduk.

(8)

d. Sumber Energi

Terdapat aliran listrik oleh PLN dan aliran gas dari Gas Negara sehingga memudahkan jalannya produksi.

2.2.2. Tata Letak Pabrik

Tata letak atau layout pabrik meliputi pengaturan letak mesin, material, personalia, fasilitas pelayanan, dan lain-lain. Penentuan letak fasilitas fisik hendaknya mengacu pada tercapainya situasi minimal seperti berikut:

a. Minimalisasi biaya pengendalian bahan b. Kecelakaan karyawan berkurang

c. Terciptanya keseimbangan dalam proses produksi d. Gangguan oleh mesin berkurang

e. Ruang yang tersedia dimanfaatkan dengan baik

Tujuan penyusunan layout yaitu agar peralatan dapat ditemukan sesuai dengan fungsinya sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar, efektif, ekonomis, aman, dan nyaman. Analisis produk, proses produksi, dan peralatan perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum penyusunan layout agar jenis produk dan kapasitas produksi dari setiap peralatan dapat diketahui dengan pasti.

Layout yang baik akan menghemat penggunaan ruangan, mengurangi waktu tunggu serta memperlancar distribusi bahan dan pergerakan tenaga kerja selama proses produksi sehingga dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan layout pabrik, yaitu efisiensi penggunaan alat, aliran proses produksi, tenaga kerja, dan keamanan.

Menurut Wijana (2012), ruangan yang diperlukan untuk usaha pengolahan pangan meliputi ruang penyimpanan bahan baku, ruang

(9)

persiapan, ruang produksi, ruang pengemasan, ruang penyimpanan produk, dan ruang administrasi.

a. Ruang Penyimpanan Bahan

Ruang penyimpanan harus bersih dan kering, kedap udara dan air, lantai mudah dibersihkan, serta bebas binatang perusak, seperti tikus dan kecoa agar bahan-bahan yang digunakan selama proses produksi tidak mengalami kerusakan.

b. Ruang Produksi

Ruang produksi merupakan ruang utama tempat peralatan pengolahan pangan diletakkan. Ruangan produksi dilengkapi dengan sarana air bersih untuk mencuci peralatan dan menjaga kebersihan pekerja. Penerangan di ruangan harus mencukupi agar memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tugas. Proses persiapan juga dapat dilakukan di ruangan ini.

c. Ruang Pengemasan

Ruang pengemasan digunakan untuk mengemas dan memberikan label pada produk. Peralatan pengemasan dan pelabelan diletakkan di ruang produksi sehingga ruangan harus bersih dan kering.

d. Ruang Penyimpanan Produk

Produk yang sudah dikemas dan siap dipasarkan disimpan dalam ruang penyimpanan produk hingga waktu pengiriman. Ruangan harus bersih, lantai kering, memiliki ventilasi yang cukup, tidak terkena sinar matahari secara langsung, dan bebas dari binatang perusak seperti kecoa, semut maupun tikus.

e. Ruang Administrasi

Ruang administrasi digunakan untuk melaksanakan semua kegiatan administrasi industri, seperti pencatatan barang yang masuk dan keluar, pemesanan, perencanaan kerja, dan lain-lain.

(10)

Menurut Handoko (1984), tata letak (layout) pabrik dibedakan menjadi empat pola dasar umum, yaitu:

a. Layout Proses

Layout proses adalah pengelompokan mesin-mesin dan personalia untuk melaksanakan pekerjaan yang sejenis. Layout proses menghasilkan penggunaan spesialisasi mesin dan personalia yang paling baik.

b. Layout Produk (Line Layout)

Layout produk berkaitan dengan pengelompokan berbagai mesin dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi suatu produk berdasarkan urutan proses produksi, dimana produk yang dihasilkan bergerak secara terus-menerus (continue) dalam satu garis perakitan. Layout produk berorientasi pada produk yang sedang dibuat untuk mencapai volume produksi yang tinggi.

c. Layout Kelompok (Group layout)

Dalam layout kelompok, bagian-bagian dan komponen-komponen produk yang sedang dibuat dikelompokkan menjadi semacam “keluarga”. Setiap komponen diselesaikan di daerah-daerah spesialisasi tertentu dengan keseluruhan urutan pengerjaan mesin dilakukan di tempat tersebut.

d. Layout Posisi Tetap (Fixed Position Layout)

Layout posisi tetap menempatkan produk-produk besar dan kompleks yang sedang dirakit pada suatu tempat, seperti pabrik mesin, kapal laut, dan pesawat terbang. Produk dimungkinkan berada pada satu lokasi selama perakitan lengkap atau tinggal di satu tempat dalam jangka waktu yang lama hingga dilakukan pekerjaan tertentu. Produk kemudian dipindahkan ke tempat perakitan lain dimana pekerjaan selanjutnya dilakukan.

Layout yang digunakan oleh PT. Eloda Mitra adalah kombinasi dari layout proses dan produk. Penempatan mesin yang digunakan pada

(11)

pembuatan sosis sesuai dengan urutan proses produksi sehingga dapat digolongkan sebagai layout produk. Namun, pada proses sortasi bahan baku daging serta pengemasan untuk produk sosis dan produk lain, seperti ham dilakukan di lokasi yang sama sehingga dapat digolongkan sebagai layout proses dimana mesin dengan pekerjaan sejenis diletakkan di lokasi yang sama.

Gambar 2.2. Tata Ruang PT. Eloda Mitra di Sidoarjo Sumber: PT. Eloda Mitra, 2016

PT. Eloda Mitra di Sidoarjo memiliki satu bangunan utama yang terdiri dari ruang produksi dan pengemasan, ruang unloading, ruang QC, ruang R&D, kantor, ruang loading, Factory Shop dan Cafe, ruang istirahat dan IPAL (Gambar 2.2.). Tata letak pabrik dirancang sedemikian rupa

U

IPAL Ruang Produksi & Pengemasan

Mushola

Tempat Parkir Rest Area Ruang Kantor Factory Shop & Cafe Loading Ruang QC Ruang R&D Un-loading Ruang Produksi & Pengemasan

(12)

sehingga memudahkan jalannya produksi dan penyimpanan barang jadi. Bahan baku disimpan di gudang logistik dan akan dikirim ke bagian produksi untuk diolah, kemudian produk akhir disimpan di dalam gudang barang jadi.

Gambar

Gambar 2.1. Denah Lokasi PT. Eloda Mitra di Sidoarjo
Gambar 2.2. Tata Ruang PT. Eloda Mitra di Sidoarjo  Sumber: PT. Eloda Mitra, 2016

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi GCG didalam perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut telah dikelola dengan baik dan transparan dapat memberikan manfaat bukan saja kepada manajemen di

(4) Dokter tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (3), huruf a, yakni dokter yang direkrut oleh pemilik atau yang mewakili untuk RSUD sebagai pegawai tetap dan berkedudukan

Masalah utama yang ingin dicapai oleh pengendalian persediaan adalah meminimumkan biaya operasi total perusahaan. Jadi, ada dua keputusan yang perlu diambil dalam

AIR TERJUN JUNJONG IPD KULIM MASJID TAUFIK TAMAN SENTOSA TAMAN USAHA MRSM KULIM TAMAN KERJASAMA BANDAR BARU PERDA L EB UH RA YA U TA RA - S ELA TA N KLINIK DESA MACHANG

Manajemen persediaan memiliki beberapa fungsi, yaitu menghilangkan risiko akibat keterlambatan pengiriman obat atau bahan baku obat yang dibutuhkan untuk

Sedangkan parameter peubah untuk bisa mendapatkan parameter yang optimal adalah nilai top-N, dimana nilai top-N akan dimulai dari n=5 sampai n=15 dengan

Masa kerja dengan sindom terowongan karpal memiliki hubungan yang sedang dikarenakan pada penelitian ini tidak meneliti faktor lingkungan yaitu tekanan dan waktu

Renegosiasinya terlampau lama melebihi batasan waktu 1 (satu) tahun yang diatur dalam Pasal 169 huruf b Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 karena tidak adanya