• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Kegiatan Penelitian estimasi kebutuhan luas hutan kota berdasarkan kebutuhan oksigen di Kotamadya Jakarta Selatan. Tempat pengambilan data primer akan dilakukan pada jalan – jalan arteri primer yang merupakan pintu masuk dan keluar yang menuju wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dan hutan kota yang ada di Kotamadya Jakarta Selatan. Sedangkan tempat pengambilan data sekunder dilakukan di Dinas Perhubungan Kotamadya Jakarta Selatan, Dinas Pertamanan Kotamadya Jakarta Selatan dan Badan Pusat Statistik Propinsi DKI Jakarta.

Rencana tata waktu penelitian, dimulai dari tahap persiapan penelitian sampai dengan sidang tesis dilakukan selama 5 (lima) bulan yaitu dimulai dari bulan Juli sampai dengan November Tahun 2008.

4.2 Metode Penelitian

4.2.1 Jenis Data dan Alat Yang Digunakan

Jenis data yang akan digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diambil secara langsung pada saat penelitian sedangkan data sekunder adalah data yang diambil dari data yang telah dipublikasikan atau data yang telah dilakukan peneltian terlebih dahulu.

4.2.1.1. Data Primer

Data primer yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Rata – rata Konsumsi penggunaan BBM untuk kendaraan di Kotamadya Jakarta Selatan ;

b. Jumlah kendaraan yang masuk dan keluar dari jalan arteri primer ; c. Kuesioner ;

d. Hasil wawancara dengan pihak – pihak terkait yang terlibat dalam pengelolaan hutan kota di Kotamadya Jakarta Selatan, seperti Suku Dinas Kebersihan Kotamadya Jakarta Selatan, Dinas Kehutanan dan Pertanian Kotamadya Jakarta

(2)

Kotamadya Jakarta Selatan

4.2.1.2. Data Sekunder

Data Sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Data Sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Kondisi Biofisik Kotamadya Jakarta Selatan yang meliputi :

- Jumlah, luas dan lokasi hutan kota - Jumlah, luas dan lokasi jalur hijau ; b. Kondisi klimatologis

- Suhu udara

- Kelembapan relatif - Curah hujan - Kecepatan angin; c. Data administratif wilayah

- Luas wilayah

- Batas wilayah kecamatan, - Tata guna lahan;

d. Peta Dasar Kotamadya Jakarta Selatan; e. Data jumlah penduduk;

f. Data jumlah kendaraan bermotor ;

g. Jumlah hewan ternak di Kotamadya Jakarta Selatan;

h. Jumlah kendaraan yang keluar masuk menuju Kotamadya Jakarta Selatan.

4.2.1.3. Alat yang Digunakan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian estimasi kebutuhan luas hutan kota di Kotamadya Jakarta Selatan adalah sebagai berikut

a. Komputer b. Camera

c. GPS tipe Garmin 12 – XL

d. Arc View Ver 3.2

(3)

4.2.2 Penentuan Kebutuhan Luasan Hutan Kota Berdasarkan Kebutuhan Oksigen

Oksigen merupakan suatu unsur kimia yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Penghasil oksigen terbesar di bumi adalah tumbuhan. Agar manusia tetap dapat menghirup oksigen dengan baik, salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menanam tumbuh – tumbuhan dan atau pepohonan dalam bentuk hutan kota.

Kebutuhan luasan hutan kota berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan yaitu 40 % dari luas kota, sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 ditentukan bahwa luas hutan kota paling sedikit 10 % dari luas seluruh kawasan kota.

Penentuan luasan hutan kota berdasarkan kebutuhan akan oksigen dapat menggunakan metode kunto yang telah dimodifikasi oleh Dahlan (2003) Rumus metode Geravkis adalah sebagai berikut :

Lt = At + Bt + Ct + Dt (20)(24) Lt : Luas hutan kota

At : Jumlah kebutuhan Oksigen bagi penduduk

Bt : Jumlah kebutuhan Oksigen bagi kendaraan bermotor Ct : Jumlah kebutuhan Oksigen bagi hewan ternak

20 : Konstanta yang menunjukan bahwa 1 ha luas lahan menghasilkan 20 Kg Oksigen Setiap Jamnya

24 : Banyaknya jam dalam satu hari

4.2.2.1 Penentuan Kebutuhan Oksigen oleh Manusia

Dasar penghitungan kebutuhan oksigen oleh manusia menggunakan data sekunder. Setiap orang mengkonsumsi Oksigen dalam jumlah yang sama setiap harinya yaitu ± 0,864 Kg/hari (Smith,1981).. Rumus perhitungan Oksigen yang dibutuhkan oleh penduduk Propinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut :

(4)

JPT : Jumlah penduduk terdaftar JPU : Jumlah penduduk ulang alik

0,5 : Asumsi lamanya penduduk ulang alik berada di wilayah administrasi Propinsi DKI Jakarta selama 12 jam

Data jumlah penduduk diperoleh dari hasil sensus Badan Pusat Statistik Propinsi DKI Jakarta dan perhitungan yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk pada tahun 2008, 2010,2015 dan 2020 adalah didasarkan pada perhitungan laju rata – rata pertumbuhan penduduk. Rumus perhitungan jumlah penduduk untuk tahun – tahun yang akan datang adalah sebagai berikut :

Pt = PO (1 + r)t Dimana :

Pt : Jumlah penduduk pada akhir periode waktu ke t P0 : Jumlah penduduk pada awal periode waktu ke t r : Rata – rata prosentase pertambahan jumlah penduduk t : Selisih tahun

4.2.2.2 Penentuan Kebutuhan Oksigen oleh Ternak

Setiap jenis ternak yang sama mengkonsumsi oksigen dalam jumlah yang sama setiap hari yaitu : Kerbau dan Sapi 1.702 Kg/hari, Kuda 1.854 Kg/hari, kambing dan domba 0,31 liter/hari dan ayam 0,167 liter/hari (Fandeli,2001)

Data jumlah hewan ternak diperoleh dari Hasil Sensus Badan Pusat Statistik Propinsi DKI Jakarta dan untuk melakukan perhitungan untuk memperkirakan jumlah hewan ternak pada tahun 2008, 2010,2015 dan 2020 didasarkan pada perhitungan laju rata – rata pertumbuhan hewan ternak. Perhitungan jumlah ternak pada tahun tertentu adalah menggunakan rumus bunga berganda yaitu :

Pt = PO (1 + r)t Dimana :

Pt : Jumlah hewan ternak pada akhir periode waktu ke t P0 : Jumlah hewan ternak pada awal periode waktu ke t r : Rata – rata prosentase pertambahan jumlah hewan ternak t : Selisih tahun

(5)

4.2.2.3 Penentuan Kebutuhan Oksigen oleh Kendaraan

Penentuan kebutuhan Oksigen oleh Kendaraan didasarkan pada hasil penelitian Wisesa (1988) dimana kebutuhan Oksigen dibagi berdasarkan jenis kendaraannya yaitu kendaraan penumpang, kendaraan bus, kendaraan beban dan sepeda motor. Jumlah Oksigen yang dibutuhkan oleh masing – masing jenis kendaraan tersebut adalah untuk jenis kendaraan penumpang Oksigen yang dibutuhkan adalah 11,63 kg/jam, kendaraan bus 45,76 kg/jam, kendaraan beban 22,8 kg/jam, serta sepeda motor 0,58 jam/jam.

Menurut Ditlantas Polda Metro Jaya kendaraan bermotor dikategorikan menjadi 4 (empat), yaitu : kendaraan penumpang, kendaraan beban, kendaraan bis dan sepeda motor. Kendaraan penumpang adalah setiap jenis kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan tempat duduk untuk sebanyak – banyaknya delapan orang tidak termasuk tempat duduk untuk pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi. Kendaraan beban adalah setiap jenis kendaraan bermotor yang digunakan untuk angkutan barang, selain dari mobil penumpang, bis dan sepeda motor. Kendaraan Bus adalah setiap jenis kendaraan yang dilengkapi dengan tempat duduk lebih dari delapan orang. Sepeda motor adalah setiap jenis kendaraan bermotor beroda dua.

Lama pemakaian kendaraan untuk tiap – tiap jenis kendaraan tersebut akan menggunakan angka rata – rata dari data jawaban kuisioner pengguna setiap jenis kendaraan tersebut. Rumus perhitungan kebutuhan Oksigen yang dibutuhkan oleh kendaraan pada tahun ke-t adalah sebagai berikut :

∑ Kebutuhan Oksigen Kendaraan = (∑Kp X 11,63 Kg/Jam X LPp) + (∑KBS X 45,76 Kg/Jam X LPBS) + (∑KBN X 22,8 Kg/Jam X LPBN) + (∑KM X 0,58 Kg/Jam X LPM)

Keterangan :

∑Kp = Jumlah kendaraan penumpang pada tahun ke – t (Unit) ∑KBS = Jumlah kendaraan bus pada tahun ke – t (Unit)

∑KBN = Jumlah kendaraan pengangkut beban pada tahun ke – t (Unit) ∑KM = Jumlah kendaraan sepeda motor pada tahun ke – t (Unit) LPP = Rata – rata lama penggunaan kendaraan penumpang (Jam) LPBS = Rata – rata lama penggunaan kendaraan Bus (Jam)

LPBN = Rata – rata lama penggunaan kendaraan Pengangkut Beban (Jam) LPM = Rata – rata lama penggunaan kendaraan kendaraan Sepeda Motor (Jam)

(6)

jumlah kendaraan yang terdaftar di tambah dengan rata – rata jumlah kendaraan yang keluar dan masuk di wilayah tersebut. Perhitungan jumlah kendaraan yang keluar dan masuk menggunakan data perhitungan jumlah yang keluar dan masuk melalui jalan – jalan arteri yang menghubungkan setiap Kotamadya dengan Kotamadya Jakarta Selatan. dan data jumlah kendaraan yang melalui jalan tol yang menuju Propinsi DKI Jakarta. Perhitungan jumlah kendaraan akan dilakukan selama 7 (tujuh) hari berturut - turut dengan pembagian waktu berdasarkan tiga kategori yaitu kategori jam sibuk, kategori jam kerja dan kategori jam tidak sibuk. Pengambilan sample pada kategori jam sibuk adalah jam 07.00 – 08.00 WIB dan 17.00 – 18.00 WIB, kategori jam kerja 12.00 – 13.00 dan kategori tidak sibuk pukul 22.00 – 23.00.

1. Jalan Raya Tomang, jalan tersebut merupakan jalan yang menghubungkan antara Kotamadya Jakarta Barat dengan Kotamadya Jakarta Selatan

2. Jalan Raya Matraman, jalan tersebut merupakan jalan yang menghubungkan antara Kotamadya Jakarta Timur dengan Kotamadya Jakarta Selatan

3. Jalan Asia Afrika, jalan tersebut merupakan jalan yang menghubungkan antara Kotamadya Jakarta Selatan dengan Kotamadya Jakarta Selatan.

4. Jalan Letjen Supranoto, jalan tersebut merupakan jalan yang menghubungkan antara Kotamadya Jakarta Utara dengan Kotamadya Jakarta Selatan.

4.2.3. Penentuan Kebutuhan Luasan Hutan Kota Berdasarkan Kebutuhan Karbondioksida

Penentuan kebutuhan luas hutan kota dilakukan dengan pendekatan jumlah karbondioksida merupakan hasil perjumlahan jumlah karbondioksida yang dihasilkan oleh aktifitas penduduk, kendaraan bermotor dan industri. Rumus perhitungan jumlah karbondioksida yang diserap adalah sebagai berikut :

(7)

L = (∑ ai . vi) + (∑ bi .wi) + (∑ ci . zi) K

Keterangan :

L : Luas hutan kota (ha)

ai : karbondioksida yang dihasilkan seorang manusia (kg/hari) bi : karbondioksida yang dihasilkan per kendaraan bermotor (kg/hari) ci : karbondioksida yang dihasilkan per kendaraan bermotor (kg/hari) vi : jumlah penduduk (jiwa)

wi : jumlah kendaraan bermotor (unit) zi : jumlah industri (unit)

K : kemampuan tipe vegetasi dalam menyerap karbondioksida (kg/hari/ha) 4.2.3.1 Karbondioksida yang Dihasilkan Penduduk

Karbondioksida yang dihasilkan dari aktivitas seorang manusia adalah sama yaitu 0,96 kg/hari (Grey and Denake,1997). Data jumlah penduduk diperoleh dari hasil sensus Badan Pusat Statistik Propinsi DKI Jakarta dan perhitungan yang digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk pada tahun 2008, 2010,2015 dan 2020 adalah didasarkan pada perhitungan laju rata – rata pertumbuhan penduduk. Rumus perhitungan jumlah penduduk untuk tahun – tahun yang akan datang adalah sebagai berikut :

Pt = PO (1 + r)t Dimana :

Pt : Jumlah Penduduk pada akhir periode waktu ke t P0 : Jumlah penduduk pada awal periode waktu ke t r : Rata – rata prosentase pertambahan jumlah penduduk t : Selisih tahun

4.2.3.2 Karbondioksida yang Dihasilkan Kendaraan Bermotor

Kendaraan bermotor merupakan salah satu komponen yang paling banyak menghasilkan karbondioksida, oleh sebab itu karbondioksida yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor perlu mendapatkan perhatian yang serius. Berdasarkan hasil perhitungan hasil penelitian Wisesa (1988) dan Defra (2001) Banyaknya karbondioksida yang dihasilkan oleh tiap jenis kendaraan adalah 13,34 kg/jam untuk jenis kendaraan penumpang, 25,08 kg/jam untuk kendaraan beban, 44,27 kg/jam untuk

(8)

karbondioksida yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

∑ Karbondioksida Kendaraan = (∑Kp X 13,34 Kg/Jam X LPp) + (∑KBS X 25,08 Kg/Jam X LPBS) + (∑KBN X 44,27Kg/Jam X LPBN) + (∑KM X 0,68 Kg/Jam X LPM)

Keterangan :

∑Kp = Jumlah kendaraan penumpang pada tahun ke – t (Unit) ∑KBS = Jumlah kendaraan bus pada tahun ke – t (Unit)

∑KBN = Jumlah kendaraan pengangkut beban pada tahun ke – t (Unit) ∑KM = Jumlah kendaraan sepeda motor pada tahun ke – t (Unit) LPP = Rata – rata lama penggunaan kendaraan penumpang (Jam) LPBS = Rata – rata lama penggunaan kendaraan Bus (Jam)

LPBN = Rata – rata lama penggunaan kendaraan Pengangkut Beban (Jam) LPM = Rata – rata lama penggunaan kendaraan kendaraan Sepeda Motor (Jam)

Data jumlah kendaraan yang digunakan adalah sama dengan jumlah kendaraan yang digunakan pada penentuan hutan kota berdasarkan kebutuhan oksigen diatas.

4.2.4. Analisa Spasial Kebutuhan Hutan Kota

Analisa spasial hutan kota dilakukan dengan membangun basis data. Pembangunan basis data menggunakan data sekunder berupa peta digital yang terdiri dari 7 jenis tema yang meliputi : yaitu layer jumlah penduduk per kecamatan, layer jumlah kendaraan bermotor, layer jumlah hewan ternak, layer batas administrasi kecamatan, layer penutupan vegetasi, layer jalan dan layer sungai.

Dalam penentuan permodelan spasial kebutuhan luasan hutan kota diperlukan beberapa data tabular berupa jumlah penduduk, jumlah kendaraan bermotor dan data jumlah hewan ternak. Data – data tersebut diambil dari perhitungan luasan hutan kota berdasarkan kebutuhan oksigen. Selain itu diperlukan data spasial berupa administrasi Kecamatan, peta tata guna lahan, peta sungai, peta jalan dan citra resoulusi sedang.

Dari data tabular dan data spasial tersebut dibuat layer penduduk, layer kendaraan bermotor, layer hewan ternak. yang kemudian dianalisa spasial untuk menghitung kebutuhan masing – masing oksigen sehingga dapat dihitung kebutuhan oksigen total. Diagram alir analisa spasial kebutuhan hutan kota dapat dilihat pada gambar berikut :

(9)

Mulai

Pengumpulan Data

Data Spasial Data Tabular

• Jumlah penduduk • Peta Batas adm kecamatan • Jumlah kendaraan bermotor • Peta tata guna lahan • Jumlah hewan ternak • Citra

• Jumlah industri

Gambar 5. Diagram alir analisa spasial kebutuhan hutan kota Klasifikasi Citra • Hutan lebat • Semak belukar • Sawah • Kebun campuran Penduduk Kendaraan Hewan Ternak Industri Layer

Analisis Spasial Kebutuhan Hutan Kota Analisis spasial keterbatasan RTH Ketersedian RTH • Hutan lebat • Semak belukar • Sawah • Kebun campuran Penduduk Kendaraan Hewan Ternak Industri

Kebutuhan Hutan Kota

Overlay

Prediksi Neraca Kebutuhan Hutan Kota dan Ketersediaan RTH Selesai

(10)

Penilaian dan kajian mengenai program pemerintah terhadap hutan kota dilakukan dengan metode wawancara dan pengempulan data sekunder. Informasi yang ingin diperoleh dari hasil wawancara adalah rencana pengembangan wilayah, rencana pengembangan hutan kota, jenis vegetasi yang ada di hutan kota dan keadaan hutan kota. Wawancara dilakukan dengan beberapa instansi terkait yaitu Suku Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan dan Suku Dinas Tata Ruang. Selain metode wawancara, dilakukan juga pengumpulan data sekunder berupa laporan kegiatan – kegiatan yang sedang maupun pernah berlangsung.

Gambar

Gambar 5.  Diagram alir analisa spasial kebutuhan hutan kota Klasifikasi Citra • Hutan lebat • Semak belukar • Sawah  • Kebun campuran Penduduk Kendaraan Hewan Ternak Industri Layer

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga diperlukan keberadaan masjid dan tempat wudhu yang bersih, hotel (bagi yang akan menginap), rumah makan (halal), pedagang suvenir (yang ramah). Pada saat

Harapan dari keseluruan rangkaian acara ini adalah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah disebutkan di atas, serta dapat memberikan sumbangsih bagi Jurusan Teknik Elektro dan

Simpulan yang diperoleh penulis dari hasil proses pendampingan keluarga pada keluarga Bapak I Nengah Suena di Banjar Tengah, Desa Yeh Kuning adalah masalah dari segi

ini menggunakan tempat pembuangan sampah komunal untuk beberapa rumah tangga yang kemudian diangkut menuju TPS untuk dikelola oleh sistem pengelolaan persampahan

Dari tabel diatas terlihat bahwa dalam masyarakat Gunuang Malintang khususnya dari Tradisi Alek Bakajang ini bisa tercipta hubungan yang harmonis antar masyarakat. Bentuk

Pengamatan predator meliputi dua parameter yaitu jumlah predator yang tertangkap selama pengamatan pada setiap lokasi dan uji pemangsaan. Pengambilan predator dilakukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN MATERI KEUNGGULAN GEOSTRATEGIS DI INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 6

Berdasarkan penelusuran yang terdapat pada literatur-literatur yang berkaitan dengan objek penelitian, hal ini penulis akan menemukan beberapa buku yang sangat relevansi