• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. begitu para karyawan akan terdorong untuk memikirkan hal-hal yang inovatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. begitu para karyawan akan terdorong untuk memikirkan hal-hal yang inovatif"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

EKSPLORASI ISU BISNIS

2.1 Conceptual Framework

Dengan adanya tantangan bisnis yang sedang dihadapi oleh The British Institute, maka perusahaan perlu memiliki budaya corporate entrepreneurship, sebab dengan begitu para karyawan akan terdorong untuk memikirkan hal-hal yang inovatif untuk memajukan perusahaan. Itulah mengapa dilakukan penelitian mengenai budaya entrepreneurship dalam perusahaan agar perusahaan dapat melakukan perubahan pada hal-hal yang dianggap perlu. Penelitian ini juga berkaitan dengan sikap para pekerja dan top management, juga dilihat tingkat kepentingan akan frekuensi penerapan oleh para top management dan pekerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya budaya corporate entrepreneurship dibuat oleh TBI dalam konseptual framework yang dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(2)

2.2. Analisis Situasi Bisnis

Di Indonesia, saat ini terdapat kurang lebih 2.281 perguruan tinggi, terdiri atas 81 perguruan tinggi negeri (PTN) dan sekitar 2.200 perguruan tinggi swasta (PTS). Sayang, mutu akademik sebagian besar perguruan tinggi nasional tersebut rendah dan belum mampu menghadapi globalisasi pendidikan yang mulai merambah Indonesia (Yulianto, 2007). Salah satu diantaranya adalah kurangnya kompetensi akan berbahasa Inggris. Hal ini sebenarnya dapat menjadi sebuah peluang bagi TBI.

2.2.1 Analisis Lingkungan Makro

Permasalahan terbesar yang saat ini dialami oleh dunia adalah munculnya perdagangan secara global (Rise, 1996). Keberadaan pasar bebas menyebabkan persaingan menjadi ketat. Konsumen kini menginginkan sesuatu yang tak terbatas, seperti contohnya belajar bahasa Inggris melalui internet. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi TBI, akan tetapi dapat juga menjadi sebuah peluang.

2.2.1.1 Analisis Lingkungan Politik dan Regulasi

Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa asing makin mapan dengan keputusan pemerintah memilih bahasa Inggris sebagai bahasa asing pertama dan dukungan lembaga-lembaga asing seperti The Ford Foundation, RELO (Regional English Language Office) dan The British Council, serta kebijakan di sektor pendidikan formal, bahasa Inggris diajarkan secara resmi sebagai bahasa asing di sekolah. Hal ini sesuai dengan RPP SISDIKNAS Pasal 131 Ayat (1) bahwa bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik (DEPDIKNAS, 2007).

(3)

Bahasa Inggris semakin mantap posisinya ketika dijadikan mata Pelajaran UAN. Banyak orang bertanya-tanya, mengapa lulusan SMA sekarang tak mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris, padahal, bahasa asing yang merupakan bahasa dunia itu sudah diajarkan sejak SMP. Artinya, selama enam tahun, bahasa Inggris sudah diajarkan di sekolah minimal selama enam tahun. Bahkan, saat ini banyak anak sudah menerima pelajaran bahasa Inggris sejak SD. Meski demikian, sejumlah pengamat melihat adanya “ketidakberesan” dalam proses belajar-mengajar bahasa asing, terutama bahasa Inggris, di sekolah. Sebagai bahasa asing yang mendunia, bahasa Inggris akan tetap diperlukan, baik untuk bisa membaca teks berbahasa Inggris di perguruan tinggi maupun sebagai salah satu faktor “plus” dalam mencari pekerjaan.

Untuk memenuhi kebutuhan itu, kurikulum yang berlaku di sekolah sudah banyak mengalami perubahan. Berbagai pendekatan pun sudah banyak dilakukan. Hasilnya, tetap sama saja, kurikulum 1984 itu sebenarnya bagus. Sebab, di sana anak-anak dilatih untuk memahami dasar atau gramatika secara benar. Seandainya kurikulum itu diberlakukan sekarang, terutama di sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium bahasa lengkap, dan guru-guru yang mengajar memiliki kompetensi, bisa dipastikan hasilnya pasti akan bagus. Kurikulum 1984 berkeinginan membangun siswa untuk mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Dengan kurikulum itu, hasil yang ingin dicapai ialah, para siswa mampu menguasai bahasa Inggris secara aktif. Namun, lagi-lagi kendala besar masih menghadang. Banyak guru Bahasa Inggris sebenarnya kurang mampu mengajarkan bahasa Inggris dan buku pelajaran yang digunakan masih mementingkan struktur bahasa alias gramatika.

(4)

2.2.1.2. Analisis Lingkungan Ekonomi

Konsep kompetensi akhir–akhir ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah terpenting saat ini, yaitu kualitas sumber daya manusia (SDM). Kata kompetensi memang bukan barang baru, sehingga kemudian kita kenal berbagai definisi tentang kompetensi yang muncul dari berbagai pakar manajemen, di mana dua definisi tidak selalu persis satu sama lain namun esensinya sama.

Istilah kompetensi semakin popular dan mengalami berbagai pengkayaan isi, variasi serta fungsi. Penggunaan kompetensi sendiri di dalam organisasi juga semakin luas mencakup hampir kesemua fungsi manajemen sumber daya manusia.

Dari berbagai literatur yang menjelaskan tentang kompetensi, tampaknya terdapat kesepahaman bahwa kompetensi didefinisikan sebagai sekumpulan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) dan karakter pribadi yang lain, yang mendasari perilaku seseorang untuk menghasilkan kinerja tinggi (Kuncoro, 2005).

Kompetensi tersebut haruslah bersifat observable (dapat diamati), measurable (dapat diukur) upgradeable (dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan) dan demonstrable (dapat dibuktikan). Dengan demikian menjadi jelas sekarang betapa pentingnya kompetensi bagi siapa pun, baik itu individu-individu, organisasi-organisasi, perusahaan-perusahaan swasta dan lembaga–lembaga kursus pada khususnya. Karena, dari kompetensi, kinerja dihasilkan. Dari kinerja, prestasi diperoleh. Dari kinerja, efisiensi dan efektifitas didapat.

Kompetensi merupakan jalan yang harus dilalui oleh bangsa ini untuk mencapai kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Karena kompetensi membuat

(5)

SDM. SDM yang handal dapat mewujudkan daya saing ekonomi, sedangkan daya saing ekonomi adalah salah satu tuntutan globalisasi. Pendidikan dapat menciptakan SDM berkualitas dan handal. Pendidikan merupakan kegiatan investasi di mana pembangunan ekonomi sangat berkepentingan, karena pembangunan ekonomi membutuhkan kualitas SDM yang unggul dalam kapasitas penguasaan sikap mental maupun IPTEK, sehingga dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Perolehan kompetensi SDM, terutama pada hard competency (knoledge & skill), dapat disediakan oleh pendidikan nonformal, seperti lembaga kursus, lembaga pelatihan, dan sebagainya.

2.2.1.3 Analisis Lingkungan Sosial Budaya

Permintaan akan tenaga kerja dengan kemampuan berbahasa Inggris yang baik menjadikan bisnis kursus bahasa Inggris sangat strategis. Bahkan ada anggapan bahwa semakin muda usia semakin mudah anak belajar bahasa daripada orang dewasa. Keberhasilan belajar bahasa asing sangat ditentukan oleh motif atau kebutuhan berkomunikasi dalam lingkungannya. Motif atau kebutuhan ini pun bergantung pada budaya masing-masing keluarga dan lingkungan.

Belakangan ini aneka kursus bahasa asing, terutama Inggris, kian semarak. Tidak hanya untuk orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Lembaga persekolahan pun tak mau ketinggalan zaman. Pengajaran bahasa Inggris yang semula hanya dikenal di tingkat SMTP, kini diberikan kepada siswa SD, bahkan murid Sekolah Taman Kanak-Kanak. Fenomena seperti itu antara lain terpacu oleh obsesi orang tua yang menghendaki anaknya cepat bisa berbahasa asing. Mereka berpandangan, semakin dini anak belajar bahasa asing, semakin mudah ia menguasai bahasa itu dan semakin mudah ia bergelut dalam kancah persaingan bebas.

(6)

2.2.1.4. Analisis Teknologi

Pasar global dewasa ini memunculkan tuntutan-tuntutan baru akan pendidikan. Salah satu penyebab tuntutan itu adalah pencapaian kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang semakin cepat. Bahkan, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengikis batas-batas negara dan membantu menciptakan jaringan internasional. Pasar global jasa pendidikan merupakan kesempatan emas sekaligus tantangan terbesar yang harus dihadapi lembaga– lembaga kursus bahasa Inggris di masa depan terutama dalam menyediakan teknologi yang terdepan.

Belum terbiasanya anak-anak mendengarkan percakapan bahasa asing, tidak siap dan tidak mampunya guru memberikan contoh percakapan yang bagus, dan minimnya fasilitas yang tersedia, untuk saat ini dianggap menjadi penghambat anak-anak menguasai bahasa asing. Diakui, banyak sekolah kini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang bagus dan canggih. Banyak sekolah kini sudah memiliki laboratorium bahasa. Akan tetapi, kenyataannya, banyak laboratorium bahasa itu tidak digunakan. Alasan utama, guru tidak tahu bagaimana mengucapkan bahasa Inggris secara benar. Akibatnya, peralatan yang canggih, bagus, dan berharga mahal itu mubazir,terlihat rapi tetapi jarang digunakan.

Para siswa pun pada akhirnya tidak pernah mendapat telaah pembicaraan dan listening secara benar. Persoalannya, secanggih apa pun peralatan yang dimiliki sekolah, apabila guru yang seharusnya mengajar tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris secara benar dan tidak fasih berbicara, tentunya akan mengalami kesulitan dalam mengajarkan bahasa Inggris secara benar. Oleh karena itu diperlukan inovasi–inovasi baik dalam fasilitas atau alat yang digunakan dalam

(7)

2.2.2 Analisis Internal 2.2.2.1 Analisis Proses Bisnis

Dalam mencapai sasaran, perusahaan harus mempersiapkan sebuah strategi menghadapi perubahan lingkungan bisnis dan melibatkan sejumlah sumber daya. Proses bisnis internal berguna bagi unit bisnis untuk :

1. Memberi proposisi nilai yang dapat menarik dan mempertahankan pelanggan pada segmen pasar yang ditargetkan

2. Memenuhi harapan pemilik perusahaan akan pengembalian finansial yang excellent

Pengukuran proses bisnis internal difokuskan pada proses internal yang mempunyai pengaruh paling besar pada kepuasan pelanggan dan pencapaian sasaran-sasaran finansial dari organisasi. Masing-masing bisnis memiliki keunikan proses untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan menghasilkan pendapatan finansial. Berikut adalah beberapa proses bisnis yang dimiliki TBI dalam mencapai tujuan dan mengukur perpektif proses bisnis internal :

1. Inovasi

Proses inovasi terdiri dari dua komponen. Informasi yang valid dan akurat tentang ukuran pasar dan preferensi pelanggan menjadi hal vital bagi proses internal yang berusaha memenuhi kebutuhan khusus para pelanggan.

Dalam proses inovasi, TBI cukup banyak meneliti kebutuhan laten para konsumen dan kemudian menciptakan produk-produk atau jasa-jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kemudian perusahaan merancang dan mengembangkan produk-produk dan jasa-jasa baru yang dapat mencapai pasar-pasar baru dan para pelanggan baru. Dalam hal ini TBI sudah cukup banyak berinovasi, terbukti dengan adanya dua program baru yaitu tersedianya tes IELTS dan iBT TOEFL internasional.

(8)

2. Operasi

The British Institute mempunyai sistem manajemen operasi untuk mengontrol mutu, biaya, dll. Dewasa ini, mutu merupakan salah satu dimensi persaingan yang penting bagi dunia jasa. Mutu dalam pengertian umum disebut sebagai derajat atau tingkat kesempurnaan, tetapi menurut definisi operaional mutu merupakan sesutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Hal ini disebabkan karena peningkatan mutu dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

3. Pemasaran

The British Institute mempunyai reputasi yang baik dalam pendidikan bahasa Inggris. TBI juga mempunyai sistem pemasaran yang terpadu dan mantap, terutama dalam penyelenggaran event–event seperti halnya kompetisi story telling, spelling bee, acara–acara olahraga yang biasanya diselenggarakan oleh English Club.

4. Sumber Daya Manusia

TBI secara terus menerus melaksanakan reorganisasi guna mendorong efisiensi melalui kejelasan peran dan akuntabilitas, dan keseimbangan antara kontrol, akuntabilitas dan pemberdayaan Unit Bisnis. Strategi yang dilaksanakan di bidang SDM adalah mengembangkan dan membangun komitmen, kemampuan dan keterampilan SDM yang diperlukan organisasi serta mengembangkan infrastruktur dan sistem SDM yang efisien serta responsif terhadap perubahan lingkungan bisnis. Hal ini terbukti dengan adanya Academic Support and Development Team (ASDT). Tim ini bertugas untuk mengkoordinir training –training dan workshop bagi para guru di seluruh TBI. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pengajaran dengan cara meningkatkan mutu para pengajar yang diharapkan akan menghasilkan kepuasan bagi konsumen.

(9)

5. Keuangan

TBI memiliki strategi mengurangi beban finansial dan membawa perusahaan menuju suatu perusahaan yang profitable. Salah satu diantaranya adalah menaikkan biaya kursus yang disertai dengan penaikan mutu, seperti meningkatkan customer value melalui transparansi mutu, keandalan pelayanan, dan upaya modernisasi pelayanan.

2.2.2.2 Analisis SWOT Perusahaan

SWOT adalah singkatan dari bahasa Inggris Strengths (Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman). Analisis SWOT berguna untuk menganalisis faktor-faktor di dalam organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal. Akan tetapi perusahaan tidak dapat mengandalkan sepenuhnya pada analisis tersebut, karena analisis ini dapat menjadi subjektif. Analisis ini berguna sebagai langkah bagi perusahaan untuk berfokus pada hal-hal yang dianggap penting. Analisis SWOT dari TBI dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(10)

2.3. Akar Masalah

Dewasa ini dunia usaha semakin berkembang pesat, itulah mengapa banyak perusahaan yang bergerak di bidang jasa pendidikan kursus bahasa Inggris. Oleh karena itu TBI harus gesit dalam merespon kekurangan dalam pembelajaran bahasa asingdi sekolah dan kebutuhan di masyarakat.

Mengingat keberagaman populasi siswa di Indonesi dan variasi kebutuhan masyarakat, maka TBI perlu menelaah implementasi kurikulum bahasa asing. Dalam konteks keberagaman dan variasi kebutuhan ini, amat sulit bagi sekolah untuk memenuhi kebutuhan setiap siswanya. Keberadaan kursus-kursus bahasa asing akan tetap dibutuhkan di masa depan. Bahkan, sekolah dan lembaga informal harus bisa saling mengisi kekosongan masing-masing dalam pengajaran bahasa asing.

Sayangnya masih ada ketergantungan yang cukup besar terhadap TBI pusat. Hal ini cukup menghambat perusahaan dalam hal kecepatan berinovasi, karena terkadang harus menunggu keputusan atau ijin dari pusat. Padahal untuk bertahan di jaman persaingan global TBI tidak dapat terus memakai program yang telah ada, karena ada kemungkinan di masa depan konsumen akan merasa jenuh dan terus mencari hal-hal baru terutama dalam bidang pendidikan.

Permasalahan di atas merupakan faktor-faktor munculnya kebutuhan akan adanya budaya entrepreneurial dalam perusahaaan. Jika saja budaya ini telah muncul dalam TBI, tentunya TBI akan cepat menangkap adanya peluang baru dalam pasar, dan menjadi yang terdepan dalam kancah pendidikan.

Gambar

Gambar 2.1 Skema Peta Pemikiran Konseptual
Tabel 2.1 Matriks SWOT The British Institute Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Ada dua faktor yang dapat menyebabkan puas atau tidak puasnya pegawai yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factor) dan faktor pemotivasian (motivasional factor). Jadi

Berdasarkan hasil penelitian strategi yang dapat digunakan adalah product yaitu dengan mengkombinasikan penjualan gas 3 kg dan 5,5 kg/12 kg pada seorang konsumen industri

Berdasarkan tiga contoh puisi di atas menunjukkan bahwa gaya bahasa perbandingan yang sering digunakan oleh pengarang yakni gaya bahasa simile, personifikasi dan

Oleh karena galur Obs-1653/Ps] clan Obs-1656/Ps] mempunyai produksi tinggi, tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 1 clan 2 dan agak tahan biotipe 3 serta tahan

Kecamatan Martapura Barat Dalam Angka 2016 merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh BPS Kabupaten Banjar.. Disadari bahwa publikasi ini belum sepenuhnya memenuhi harapan

Dalam konteks regional, Cimahi kemudian dimasukkan sebagai bagian dari Bandung Metropolitan Area (BMA), dengan fungsinya sebagai daerah penyangga Kota Bandung.

Labuhanbatu Laporan Kegiatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Daops 02 Labuhanbatu Senin, 23 Januari 2017. KEGIATAN HARIAN  Apel Pagi,  Kebersihan Lingkungan 

Oleh karena itu penelitian yang berjudul Prinsip Kesantunan Berbahasa Pembawa Acara Bukan Empat Mata di stasiun televisi Trans7 Bulan Juni penting untuk dilakukan..