• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU WARGA SEKOLAH TERHADAP PERBEDAAN AGAMA DI APPLE KIDS PRESCHOOL SALATIGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU WARGA SEKOLAH TERHADAP PERBEDAAN AGAMA DI APPLE KIDS PRESCHOOL SALATIGA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERILAKU WARGA SEKOLAH TERHADAP PERBEDAAN AGAMA DI APPLE KIDS PRESCHOOL SALATIGA

Desi Kusumawati mmp29desi@gmail.com

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

ABSTRAK

Bangsa Indonesia mengakui adanya enam agama yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Keenam agama tersebut semuanya mengajarkan penganutnya untuk hidup rukun dan damai. Cara merealisasikannya dengan toleransi antar umat beragama yang mana negara sudah mengaturnya dalam Pancasila sila ke-1 yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dan UUD 1945 Bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2. Hal ini sebagaimana yang dilaksanakan oleh Apple Kids Preschool Salatiga sebagai sekolah yang menghargai perbedaan agama yang ada di lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang diambil bersumber dari data primer yang meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, dan komite sekolah yang langsung diperoleh dari lapangan serta data sekunder yang diperoleh dari dokumen. Teknik pengumpulan data dengan triangulasi dari observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah Force Field Analysis (FFA). Analisis data dilakukan pada saat dan setelah pengumpulan data yang meliputi: reduksi, penyajian, dan verifikasi data. Hasil menunjukkan bahwa perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama terlihat dari doa yang diajarkan guru kepada siswa adalah doa secara umum (tidak mengarah pada satu agama); adanya perayaan hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, Imlek, Waisak dan Nyepi; pakaian yang digunakan oleh guru adalah pakaian nasional (tidak mengarah pada satu agama tertentu). Perilaku toleransi antar umat beragama perlu dilestarikan, ditularkan dan disebarkan kepada sekolah atau masyarakat dengan membiasakan, memberikan pengertian dan contoh perilaku toleransi antar umat beragama.

(3)

PENDAHULUAN

Bangsa Indonesia mengakui adanya enam agama yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghucu. Keenam agama tersebut mengajarkan kepada pengikutnya untuk hidup rukun dan damai. Selain itu, negara pun ikut mengatur warganya untuk hidup saling menghormati antar umat beragama. Pernyataan tersebut diatur dalam Pancasila sila ke-1 yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dan UUD 1945 Bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjelaskan (1) Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab; (2) Hormat menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup; (3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya; (4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Sedangkan pasal 29 ayat 1 menjelaskan ideologi negara Indonesia dalah Ketuhanan yang Maha Esa, untuk itu segala kegiatan di negara Indonesia harus berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan itu besifat mutlak. Prinsip Ketuhanan yang ditanamkan dalam UUD 1945 merupakan perwujudan dari pengakuan keagamaan. Maka dari itu, setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya yang warganya anggap benar dan berhak mendapatkan pendidikan yang layak, serta hak setiap warga negara untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dan nyaman untuk tinggal dan berhak menentukan kewarganegaraan sendiri. Selanjutnya pasal 29 ayat 2 menjelaskan bahwa setiap warga negara memiliki agama dan kepercayaanya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Tidak ada yang bisa melarang orang untuk memilih agama yang diyakininya. Setiap agama memiliki cara dan proses ibadah yang bermacam-macam. Setiap warga negara tidak boleh untuk melarang orang beribadah.

Perilaku saling menghormati antar umat bergama dapat dimulai sejak usia dini terutama di lingkungan sekolah. Perilaku menurut Notoatmodjo (2003) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati pihak luar. Perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Perilaku tertutup (covert behavior) dan (2) Perilaku terbuka (overt behavior).

Perilaku tertutup adalah respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Perilaku terbuka (overt behavior) adalah respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2003). Rogers (dalam Notoatmodjo, 2003) mengungkapkan bahwa sebelum

(4)

orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: (1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu; (2) Interest (tertarik), yakni orang mulai tertarik kepada stimulus; (3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.; (4) Trial (mencoba), orang telah mulai mencoba perilaku baru dan (5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Penerimaan perilaku atau adopsi perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003). Faktor yang mempengaruhi perilaku adalah (1) Faktor intern mencakup: pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi; (2) Faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial-ekonomi.

Selain keluarga, sekolah merupakan tempat di mana seorang anak distimulasi untuk belajar di bawah pengawasan guru. Sekolah dapat mengajarkan siswanya untuk mengenalkan agama yang ada di Indonesia dan bagaimana cara menghormati agama yang berbeda dengan yang dianut oleh anak. Pengenalan tentang agama yang ada di Indonesia akan berdampak positif bagi anak seperti munculnya sikap saling menghormati agama yang berbeda dengan agama yang dianut oleh seorang anak.

Apple Kids Preschool Salatiga adalah sekolah yang pluralisme dari segi agama. Siswanya terdiri dari lima agama yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Guru dan Staff terdiri dari agama Islam dan Kristen. Pengajaran yang dilakukan di Apple Kids Preschool Salatiga bersifat nasionalis tanpa merujuk pada satu agama tertentu. Kondisi ini menggambarkan adanya perbedaan agama warga Apple Kids Preschool Salatiga.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di lingkungan sekolah. Sedangkan manfaat penelitian ini adalah (1) Bagi Penulis: menambah pengetahuan tentang perilaku warga sekolah dalam menghormati perbedaan agama yang ada di sekolah; (2) Bagi Sekolah: memotivasi sekolah untuk membentuk dan mengubah perilaku warga sekolah agar lebih menghormati antar umat beragama.

(5)

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mengamati situasi sosial yang ada di lapangan. Data yang diambil bersumber dari data primer yang meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, dan komite sekolah yang langsung diperoleh dari lapangan serta data sekunder yang diperoleh dari dokumen. Fokus penelitian ini adalah perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di sekolah. Lokasi penelitian ini di Apple Kids Preschool yang terletak di Jl. Dr. Sumardi No. 11 Salatiga. Subyek penelitian ini adalah warga Apple Kids Preschol Salatiga. Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama.

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi, observasi dan studi pustaka. Pedoman wawancara dapat dilihat dalam tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1 : Pedoman Wawancara

No Pertanyaan Kepada Kepala Sekolah dan Guru

1. Apakah ada kegiatan di sekolah untuk merayakan hari-hari besar keagamaan? 2. Bentuk pengajaran seperti apa yang diajarkan di sekolah yang mencerminkan

sekolah ini bersifat nasionalis?

3. Bagaimana cara memperlakukan siswa yang berbeda agama dengan yang kita anut?

No Pertanyaan Kepada Orang Tua Murid

1. Apa alasan Bapak/Ibu menyekolahkan anaknya di Apple Kids Preschool Salatiga? 2. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana toleransi antar umat beragama di sekolah ini? 3. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya kegiatan hari-hari besar keagamaan yang ada

di sekolah ini?

4. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana sikap guru/kepala sekolah dalam memperlakukan anak ibu yang berbeda agama dengan guru/kepala sekolahnya?

No. Pertanyaan Kepada Siswa

1. Apakah kamu tahu agama yang diakui di Indonesia? 2. Apakah kamu tahu tempat ibadah masing-masing agama? 3. Apakah kamu tahu perayaan hari-hari besar keagamaan?

4. Apakah kamu sayang kepada teman yang berbeda agama dengan yang kamu anut?

Sedangkan untuk pedoman obserwasi dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah ini: Tabel 2: Pedoman Observasi

(6)

No. Yang Diobservasi Sasaran

1. Doa yang diajarkan Guru

2. Cara berdoa Guru dan Siswa

3. Cara berpakaian Guru dan Siswa

4. Salam yang diucapkan saat bertemu dengan orang lain/kegiatan sekolah

Guru, Siswa, Orang Tua, Kepala Sekolah

5. Kegiatan hari besar keagamaan Guru, Siswa, Kepala Sekolah

Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan hari besar keagamaan yang ada di Apple Kids Preschool Salatiga.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis kualitatif. Analisis ini meliputi hal-hal mengenai gambaran umum tentang alasan atau hal-hal yang terkait dengan perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di sekolahnya. Strategi untuk menyikapi perbedaan agama yang ada di Apple Kids Preschool Salatiga disusun dengan analisis Medan Daya/Kekuatan atau Force Field Analysis (FFA) yang dikembangkan oleh Kurt Lewin (1951).

Tahap-tahap FFA menurut Sianipar dan Entang (2003) yaitu: (1) Mengidentifikasi masalah berdasarkan isu strategis. Isu strategis dapat menyangkut aspek kelembagaan. Melalui aspek tersebut dapat diidentifikasi masalah-masalah dalam menyikapi perbedaan agama; (2) Mengelompokkan masalah-masalah tersebut untuk dianalisis; (3) Menganalisis masalah dengan mengidentifikasi berbagai kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat; (4) Faktor-faktor pendorong dan penghambat dinilai berdasarkan skor; (5) Skor yang diberikan berdasarkan aspek-aspek berikut: a) urgensi atau bobot faktor dalam mencapai kinerja; b) dukungan atau kontribusi tiap faktor dalam mencapai kinerja; 3) keterkaitan antara faktor dalam mencapai kinerja.

Supriyanto dan Damayanti (2007) memberikan pedoman penilaian faktor penghambat dan faktor pendorong. Pedoman penilaian untuk faktor penghambat sebagai berikut: faktor sangat kuat menghambat pencapaian tujuan (81-100 %) nilai 5; faktor kuat menghambat pencapaian tujuan (61-80 %) nilai 4; faktor cukup kuat menghambat pencapaian tujuan (41-40 %) nilai 3; faktor kurang menghambat pencapaian tujuan (21-39 %) nilai 2; faktor sangat kurang menghambat pencapaian tujuan (0-20 %) nilai 1. Sedangkan pedoman penilaian untuk faktor pendorong yaitu faktor sangat kuat mendorong tercapainya tujuan (81 -100%) nilai 5; faktor kuat mendorong tercapainya tujuan (61-80 %) nilai 4; faktor cukup kuat mendorong tercapainya tujuan (41-40 %) nilai 3; faktor kurang mendorong tercapainya tujuan (21-39 %)

(7)

nilai 3; faktor sangat kurang mendorong tercapainya tujuan (0-20 %) nilai 1. Diagram medan kekuatan dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.

5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 Total Faktor Pendorong = 18 > Total Faktor Penghambat = 10

Keterangan:

D1 =Toleransi antar umat beragama H1 = Fanatisme terhadap agamanya secara berlebihan

D2 = Kesadaran warga untuk menerima, H2 = Masih kurangnya kesadaran untuk menghargai, menghormati perbedaan menghargai, menghormati

agama perbedaan agama

D3= Adanya program sekolah untuk H3= Ada program sekolah untuk merayakan hari-hari besar merayakan hari-hari besar

keagamaan keagamaan namun belum

dilaksanakan

D4 = Pengajaran di sekolah bersifat nasionalis H4 = Pakaian yang dikenakan siswa atau guru menunjukkan identitas agama tertentu

Gambar 1 : Diagram Medan Kekuatan ARAH YANG DIINGINKAN

D1= 5 D2=4 D3=5 D4=4 H1=5 H2=3 H3=1 H4=1

(8)

HASIL

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru diperoleh informasi bahwa Apple Kids Preschool Salatiga memiliki program sekolah dengan menyelenggarakan kegiatan hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Natal, Imlek, Nyepi, Waisak. Tujuan dari kegiatan ini agar siswa mengenal tentang hari-hari besar keagamaan yang ada di Indonesia dan menumbuhkan sikap saling menghormati, menghargai agama lain, di samping sebagai bentuk perwujudan dari salah satu misi Apple Kids Preschool Salatiga yaitu menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia. Selain itu, Bentuk pengajaran yang diajarkan di sekolah ini sebagai sekolah nasionalis seperti isi doa yang diajarkan guru kepada siswanya bersifat umum. Hal tersebut diperkuat dengan temuan peneliti ketika melakukan observasi dan studi dokumentasi di mana sikap siswa berdoa tidak menunjukkan adanya unsur agama tertentu dan isi doanya yaitu :

1. Morning Prayer: Dear God, Thank you for a wonderful day. Please, help and guide us to learn and play, according to your way. Amen

2. Snack Time: Dear God, Thank you for the world so sweet. Thank you for the birds that sing. Thank you for the food we eat. Thank you for everything. Amen.

3. Closing Prayer: Dear God, Thank you for taking care of us today. Please help bless us with safety as we are going home. Amen

Cara guru/kepala sekolah memperlakukan siswanya tidak membeda-bedakan berdasarkan agama yang dianutnya. Semuanya mendapat perlakuan yang sama dari segi hak dan kewajiban. Contohnya saat ada anak yang merayakan hari besar keagamaan diberi kartu ucapan selamat.

Orang tua murid pun mengakui dalam wawancaranya bahwa salah satu alasan menyekolahkan anaknya di Apple Kids Preschool Salatiga dikarenakan guru/kepala sekolahnya tidak membeda-bedakan siswanya terutama dari segi agama. Setiap kegiatan di sekolah termasuk perayaan hari-hari besar keagamaan diketahui oleh orang tua dari communication book yang diberikan guru kepada setiap murid. Sikap warga Apple Kids Preschool Salatiga dari hasil observasi peneliti diketahui ketika guru bertemu dengan siswa salam yang diucapkan “Hello”, begitu pula ketika guru bertemu dengan orang tua. Kata “Hello” merupakan salah satu kata yang membudaya di Apple Kids Preschool Salatiga selain kata “Thank You, Please, Help Me, Sorry” yang diperkenalkan sekolah kepada warganya dengan istilah “Five Magic Words”.

Siswa Apple Kids Preschool Salatiga mengenal agama, tempat ibadah, hari besar keagamaan di Indonesia melalui kegiatan pengajaran mewarnai, perayaan hari besar

(9)

keagamaan. Contohnya ketika perayaan Imlek seluruh siswa, guru dan staff mengenakan pakaian bernuansa merah atau cheongsam; ketika perayaan Idul Fitri mengenakan pakaian bernuansa putih dan yang perempuan mengenakan kerudung sedangkan laki-laki mengenakan peci. Nuansa perayaanpun semakin terasa karena didukung oleh dekorasi sekolah yang menunjukkan adanya perayaan hari besar keagamaan tertentu. Melalui cara berpakaian dan dekorasi ruang, siswa jadi mengenal atribut yang digunakan oleh setiap agama.

Berdasarkan diagram medan kekuatan pada gambar 1 diketahui faktor pendorong untuk menyikapi perbedaan agama di Apple Kids Preschool Salatiga lebih besar dibandingkan faktor penghambatnya. Faktor pendoring yang dimiliki Apple Kids Preschool Salatiga yaitu toleransi antar umat beragama; kesadaran warga untuk menerima, menghargai, menghormati perbedaan agama; adanya program sekolah untuk merayakan hari-hari besar keagamaan dan pengajaran di sekolah yang bersifat nasionalis. Keempat faktor pendorong tersebut ikut membantu terwujudnya perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di sekolahnya.

Kondisi di Apple Kids Preschool Salatiga tentang perilaku warganya dalam menyikapi perbedaan agama sudah mencerminkan sila ke-1 yaitu Ketuhanan yang Maha Esa dan UUD 1945 Bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2. Penerimaan perilaku warga sekolahnya dikarenakan adanya motivasi dan kesadaran dari setiap warga Apple Kids Preschool Salatiga untuk menghargai, menghormati perbedaan yang ada. Pengetahuan yang dimiliki warga sekolah tentang agama yang ada di Indonesia menumbuhkan sikap penerimaan perilaku dan biasanya bersifat langgeng karena didukung oleh adanya kesadaran (Notoatmodjo, 2003).

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan perilaku warga Apple Kids Preschool Salatiga terhadap perbedaan agama yang ada di sekolahnya sudah mencerminkan sila ke-1 yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan UUD 1945 Bab XI Pasal 29 Ayat 1 dan 2. Bentuk pengajaran yang diajarkan di sekolah ini sebagai sekolah nasionalis seperti isi doa yang diajarkan guru kepada siswanya bersifat umum. Siswa Apple Kids Preschool Salatiga mengenal agama, tempat ibadah, hari besar keagamaan di Indonesia melalui kegiatan pengajaran mewarnai, perayaan hari besar keagamaan.

Saran yang dapat diberikan untuk sekolah yaitu: sekolah dapat terus membudayakan perilaku toleransi antar umat beragama yang ada di sekolah ini dan menjadi modal untuk promosi sekolah; kegiatan hari-hari besar keagamaan yang ada di sekolah dapat dipublikasikan secara lebih luas misalnya dengan mengundang sekolah lain untuk berpartisipasi. Bagi penulis selanjutnya dapat melakukan penelitian best practise lain di sekolah ini seperti best practise program pengajaran bilingual.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Sianipar J.P.G., Entang H.M. 2003. Teknik-Teknik Analisis Manajemen. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara

Supriyanto, S., Damayanti, Nyoman Anita. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Surabaya: Airlangga University Press

BIODATA

Desi Kusumawati was born in the city of Cirebon on May 21, 1984, who graduated in master on education management from the Satya Wacana Christianity University of Salatiga 2015.

Gambar

Tabel 1 : Pedoman Wawancara
Gambar 1 : Diagram Medan Kekuatan ARAH YANG DIINGINKAN

Referensi

Dokumen terkait

Adapun cara kerja kelompok lima yaitu reaksi esterfikasi pertama , disiapkan tiga tabung reaksi dengan etanol sebagai alkohol primer , iso propanol sebagai alkohol

dengan amat tertarik untuk meneliti lebih gamblang mengenai “ Strategi Pemasaran Produk Ar-Rum (Ar-rahn Untuk Usaha Mikro Kecil ) Cabang Pegadaian Syariah Pondok Aren-

[r]

Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan dapat diwakilkan dengan menunjukkan surat tugas dari direktur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang dan memperlihatkan

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan sederhana Kegiatan Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Belanja Modal Peralatan dan Mesin Pengadaan Alat Rumah Tangga (Home Use)

In this course learn the material (1) understanding, purpose and scope of laboratory management, (2) understanding and laboratory functions, (3) design and layout of laboratory

PERLINDUNGAN ANAK DALAM NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI MELALUI PEMILIHAN UMUM RAMAH ANAK 1.. Oleh : Argadhia Aditama dan Lely Anna Puspa Sari

 Hasil dari pertanian merupakan barang yang tidak dikenakan PPN selama hasil pertanian tersebut diserahkan oleh petani.  Gabah merupakan hasil pertanian