• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI DAFTAR ISI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ... 1 BAB I PENDAHULUAN ... 2 Latar belakang ... 3 Pokok bahasan ... 3 Tujuan penelitian ... 3 BAB II PEMBAHASAN ... 4

Pengertian analisis data ... 4

Tahap analisis data ... 4

Analisis “belakang meja” ... 7

Simpulan dan pembahasan ... 10

BAB III PENUTUP ... 13

Kesimpulan ... 13

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan tidak lepas dari sebuah penelitian, baik penelitian kuantitatif atau kualitatif. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu penelitian atau sering disebut dengan metode penelitian tentunya mempunyai kaidah-kaidah tertentu untuk membaca objek penelitian. Kaidah-kaidah itulah yang harus dipegang teguh oleh peneliti agar bisa menghasilkan riset yang menarik dan bisa dipertanggungjawabkan.

Salah satu kaidah penelitian; baik penelitian kuantitatif ataupun kualitatif adalah analisis data. Dalam penelitian kualitatif proses analisis dan interpretasi data memerlukan cara berfikir kreatif, kritis dan sangat hati-hati. Kedua proses tersebut merupakan proses yang saling terkait dan sangat erat hubungannya. Analisis data merupakan proses untuk pengorganisasian data dalam rangka mendapatkan pola-pola atau bentuk-bentuk keteraturan. Sedangkan interpretasi data adalah proses pemberian makna terhadap pola-pola atau keteraturan-keteraturan yang ditemukan dalam sebuah penelitian.

Data yang terkumpul diharapkan dapat merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. Proses penyusunan data dapat berbeda-beda antar peneliti tergantung selera, pengalaman dan kreatifitas berfikir sehingga data yang terkumpul dapat mempengaruhi pemilihan alat analisis data. Dalam

penelitian kualitatif tidak ada formula yang pasti untuk menganalisis data seperti formula yang dipakai dalam penelitian kuantitatif. Namun, pada dasarnya terdapat beberapa kesamaan langkah yang ditempuh untuk menganalisis dan interpretasi data. Proses analisis data diawali dengan menelaah seluruh data yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan lapangan, dan kajian dokumen (pustaka). Langkah berikutnya reduksi data yang dilakukan dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan upaya membuat rangkuman dari segala data yang ada. Kemudian, menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan ini dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Pengkategorian ini

(3)

dilakukan dengan cara koding. Selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan keabsahan data. Langkah terakhir, penafsiran data yang telah untuk diuji (verifikasi) untuk dijadikan teori substansif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.

Dalam makalah ini, akan dibahas tentang analisis data penelitian kualitatif. Dimana, gaya analisis dari penelitian ini jauh berbeda dengan gaya analisa kuantitatif yang selalu menggunakan angka-angka untuk menyimpulkan suatu penelitian. Analisis data kualitatif berkaitan dengan data berupa kata atau kalimat yang dihasilkan dari objek penelitian serta berkaitan dengan kejadian yang melingkupi sebuah objek penelitian.

B. Pokok Bahasan

Berdasarkan latar belakang di atas, pokok bahasan makalah ini adalah : 1. Pengertian analisis data

2. Tahap analisis data

3. Analisis “belakang meja” 4. Simpulan dan pembahasan C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan atau penyusunan makalah ini adalah untuk memahami : 1. Pengertian analisis data

2. Tahap analisis data

3. Analisis “belakang meja” 4. Simpulan dan pembahasan

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Analisis Data

LeCompte and Schensul (dalam Kawulich, 2013:1) mendefinisikan analisis sebagai proses peneliti menggunakan dan mengurangi serta memilah data menjadi sebuah cerita dan mengintepretasikannya. Analisis data adalah sebuah proses mengurangi sejumlah data yang terkumpul untuk kemudian memahaminya. Menurut Bogdan dan Biglen dalam Moleong (1999), Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang datapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain Demikian juga yang diungkapkan oleh Matthew B. Miles dan Michael Haberman dalam Mappiare (2009) bahwa terdapat 3 langkah analisis yang meliputi reduksi data (data reduction), pemaparan data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Sumber lain menyebutkan 3 aktivitas: pendeskripsian (describing), pengategorian (classifying), dan

penghubung-hubungan makna (connecting), dilakukan sampai berhasil dijawab seluruh permasalahan yang diteliti Dey (dalam Mappiare, 2009:119).

Adapun tujuan analisis data kualitatif adalah mencari makna dibalik data yang melalui pengakuan subyek pelakukanya. Peneliti dihadapkan kepada berbagai objek penelitian yang semuanya menghasilkan data yang membutuhkan analisis. Data yang didapat dari obyek penelitian memiliki kaitan yang masih belum jelas. Oleh karenanya, analisis diperlukan untuk mengungkap kaitan tersebut secara jelas sehingga menjadi pemahaman umum.

B. Tahap analisis data

Analisis kualitatif berakar pada pendekatan fenomenologi yang sebenarnya lebih banyak mengkritik pendekatan positivisme yang dianggap terlalu kaku, hitam-putih dan terlalu taat asas. Alasannya bahwa analisis fenomenologi lebih tepat digunakan untuk mengurai persoalan subjek manusia yang umumnya tidak

(5)

taat asas, berubah ubah, memiliki subjektivitas individual, memiliki emosi, dan sebagainnya.

Dengan demikian maka analisis-analisis kualitatif cenderung menggunakan pendekatan logika induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuara pada kesimpulan-kesimpulan umum. Dengan demikian, seperti yang dikatakan Bungin, (2007:147), pendekatan ini menggunakan logika berpikir menyerupai piramida duduk, seperti di bawah ini.

Fakta/Data/ Informasi

Kesimpulan Teori/ Dalil/ Hukum Strategi analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti dan frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung makna dari fakta-fakta yang tampak dipermukaan itu. Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekadar untuk menjelaskan fakta tersebut.

Model tahapan analisis induktif adalah sebagai berikut

1. Melakukan pengamatan terhadap fenomena sosial, melakukan identifikasi, revisi-revisi, dan pengecekan ulang terhadap data yang ada.

2. Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh 3. Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi

4. Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi 5. Menarik kesimpulan-kesimpulan umum 6. Membangun atau menjelaskan teori

Moleong dalam Bungin Burhan (2007:151) mengutip beberapa pendapat mengenai strategi umum analisis kualitatif sebagai berikut :

1. Bogdan& Biklen. (1982) mengatakan analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan:

a. Bekerja dengan data b. Mengorganisasikan data:

(6)

d. Menyintesiskannya

e. Mencari dan menemukan pola

f. Menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari s- g. Memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain

2. Seiddel (1998) mengatakan analisis dara kualitatif prosesnya beralan sebagai berikut

a. Mencatat yang menghasilkan cataran lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya teuap dapat ditelusuri

b. Mengumpulkan, memilahmilah,mengklasifikasikan,menyintesiskan, memmbuat ikhtisar, dan membuat indeksnya

c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola, dan hubungan-hubungan: dan d. Membuat temuan-temuan umum.

3. Janice McDrury(Collaborative Group Analysis o Dara, 1999) mengatakan tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut.

a. Membaca mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasanyang ada dalam data;

b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data;

c. Menuliskan'model yang ditemukan; d. Koding yang telah dilakukan.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tahapan penelitian kualitatif juga adalah tahapan analisis kualitatif dengan demikian, maka tahapan-tahapan analisis itu juga adalah yang dilaksanakan peneliti pada setiap tahapan penelitiannya. Jadi, model langkah analisis data kualitatif bukanlah teknik analisis data kualitatif melainkan sebuah strategi data yang melekat pada setiap tahapan langkah

penelitian sedangkan metode teknik analisis kualitatif adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (beberapa alat untuk pengumpulan data saja) dan sekaligus juga adalah alat analisis data.

C. Analisis Belakang Meja

Dalam penelitian kualitatif, tidak sekadar mendeskripsikan sebuah fenomena, sehingga fenomena itu tak berangka namun yang terpenting adalah

(7)

menjelaskan makna, mendeskripsikan makna dari fenomena yang muncul, bahkan menjelaskan metamakna yaitu makna di balik makna. Setiap fenomena selain memiliki "pertanda" dan deskripsinya fenomena juga memiliki makna "substansi”, roh atau jiwa yang tersimpan di balik fenomena itu sendiri. Jadi, umpamanya fenomena cantik, seperti penjelasan di atas, analisisnya adalah apa sebenarnya makna cantik dalam masyarakat tersebut; cantik itu hidung mancung, kulit putih, baik budi pekertinya, anak pejabat, badan yang kurus atau muk, rambut yang lurus dan panjang? atau yang mana? karena di dalam berbagai masyarakat memiliki makna yang berbeda-beda tentang cantik ini. Pertanyaan kemudian berkembang ke arah menemukan jawaban terhadap makna ontologi, epistemologi dan aksiologi cantik, data perdebatan dan kritik terhadap makna cantik itu sendiri. Inilah yang dimaksud dengan dan pendekatan kualitatif alam pendekatan kualitatif.

Dalam hal ini Mappiare (2009) menggambarkan pemaknaan tersebut dengan sebutan analisis “belakang meja”. Analisis data "belakang meja"

mencakup aktivitas pokok peninjauan kembali hasil analisis di lapangan, refleksi makna dan pemaknaan makna (Lebih abstrak), serta upaya-upaya penarikan simpulan atas pertanyaan “Apa yang sedang terjadi" dan "Mengapa terjadi demikian". Kalau pada analisis “di lapangan" peneliti mengandalkan keterampilan memburu makna, kecermatan pengamatan dan kejelian

membedakan mana kejadian selaku data dan mana yang bukan, pada analisis "belakang meja" peneliti mengandalkan kemampuan imajinatif, kreatif, kehati-hatian dan penghayatan etik yang kuat.

Pada peninjauan kembali hasil analisis di lapangan, tugas peneliti kualitatif adalah memeriksa dengan sesegera mungkin catatan lapangan. Sering terjadi catatan lapangan, karena kesempatan menulis yang kurang, terdapat kekurangan keterangan kejadian di sana-sini, bahkan tidak jarang catatan itu hanya berisi serangkaian kata-kunci dari apa yang sedang berlangsung. Sebelum dilakukan analisis "belakang meja", peneliti hendaknya melengkapi kembali atau menulis ulang catatan lapangan berdasarkan apa kejadian yang sungguh terjadi yang masih diingatnya. Refleksi data yang semula dilakukan di lapangan dapat pula

(8)

diperlukan di sini agar tidak terjadi apa yang disebut 'mengarang cerita' yang tidak terjadi di lapangan, atau "mengada-ada' dengan menambah-nambah refleksi data yang tidak didukung data. Di sinilah, antara lain, esensi dari konsep “Pribadi Peneliti adalah Instrumen” ~ usahakanlah agar pribadi anda tetap valid. Aktivitas pokok refleksi makna sangat dipersyarati adanya kemampuan imajinatif dan kreativitas dalam kadar cukup tinggi pada peneliti kualitatif. Ketika dilakukan aktivitas pokok refleksi makna, pemaknaan makna (lebih abstrak), sering terjadi adanya 'kekurangan data pendukung atau bahkan kesenjangan data. Dalam hal ini, sangat diperlukan kehati-hatian dan penghayatan etik yang kuat. Peneliti harus senantiasa menahan diri untuk tidak menambah nambah data pendukung suatu makna abstrak yang diinginkannya, atau untuk menutupi kesenjangan data'. Hal tepat dan paling etis dilakukan peneliti dalam hal ini adalah penulisan catatan tambahan pada "Buku Catatan Kancah” mengenai kekurangan data dukung itu atau kesenjangan data itu untuk menjadi pedoman bagi penelusuran data pada kesempatan memasuki lapangan hari berikutnya.

Adapun upaya-upaya penarikan simpulan atas pertanyaan Apa yang sedang terjadi" atau "Bagaimana terjadinya", dan “Mengapa terjadi demikian” secara khusus perlu dipusatkan perhatian pada sifat analisis yang sirkuler dari "variabel-variabel” Jawaban atas pertanyaan tersebut di atas ini, khusus dalam riset

kualitatif untuk tugas atau proyek akhir akademik, hendaknya tetap berpegang pada konsepsi ilmu atau profesi seperti terdapat dalam rumusan masalah penelitian. Pertanyaan mengenai "Apa yang sedang terjadi?" membutuhkan jawaban yang diperoleh melalui pendeskripsian yang jika data yang ditemukan dan refleksi atau pemaknaannya sudah benar akan dengan mudah dilakukan. Jawaban deskriptif itu harus pula ditemukan pola kejadiannya melalui pertanyaan "Bagaimana terjadinya?”. Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh pemahaman mengenai ciri-sifat tiap bongkahan apa yang ditemukan. Bongkahan itu lalu digolong-golongkan dalam proses kategorisasi ~ ditemukannya, misalnya bongkahan konsep 'A', konsep 'B', konsep 'C’, konsep ‘D’, konsep ‘E’, dan lainnya, diikuti ketegasan mana batas tiap konsep. Hal yang agak sulit adalah menjawab pertanyaan ketiga di atas ini. Ini tentu harus bertolak pada jawaban pertanyaan pertama dan kedua yang di dalamnya mungkin mengandung beberapa

(9)

term atau konsep, seperti dikatakan tadi. Jawaban atas pertanyaan "Mengapa" tadi, lazimnya lebih mudah jika peneliti membatasi diri dulu pada konsep yang ada. Hal penting adalah mengingat bahwa sifat realitas dalam keyakinan kualitatif adalah proses sirkuler. Karena itu, dalam aktivitas selanjutnya yaitu menghubung hubungkan, perlu dicari ‘benang merah' yang menunjukkan bukti-bukti penjelas adanya hubungan sebab akibat seputar konsep 'A' sampai' E'. Ketika seorang peneliti berhasil melihat dan menyusun keterkaitan antarkonsep/antarkonstruk variabel penelitian maka dikatakan dia berhasil merumuskan suatu proposisi. Jika ternyata konsep yang ada belum memuaskan, berdasarkan cues pada data dan clue pada hipotesis (dalam catatan lapangan) maka lebih bagus peneliti kembali ke lapangan untuk memburu bukti-bukti baru.

Sebagai klarifikasi bahasan di atas ini, dalam analisis data "belakang meja" perlu diperhatikan:

1) Pertanyaan pokok yang perlu dijawab, yang membimbing peneliti,adalah "Apa yang sedang terjadi "Bagaimana terjadinya", dan"Mengapa terjadi demikian". Untuk itu peneliti mengandalkan kemampuan imajinatif, kreatif, kehati hatian, dan penghayatan etik yang kuat.

2) Aktivitas ini melibatkan peninjauan kembali data dan jika perlu,

penambahan refleksi arti data. Konsep mengenai "Pribadi Peneliti sebagai Instrumen” adalah penting dalam proses keseluruhan riset dan menonjol keberadaannya dalam peninjauan kembali data dan upaya-upaya penarikan simpulan.

3) Upaya-upaya penarikan simpulan atas pevrtanyaan Apa yang sedang terad melibatkan pendeskripsian; jawaban atas Pertanyaan Bagaimana terjadinya kategorisasi dan upaya penyimpulan dari dari pertanyaan “Mengapa terjadi demikian” melibatkan penghubung-hubungan. yaitu menemukan pola hubungan untuk menghasilkan suatu proposisi. Khusus untuk produk berupa proposisi, diperlukan hanya jika tujuan penelitian bermaksud demikian.

D. Simpulan dan Pembahasan (dengan Teori)

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang

(10)

dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan.Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.

Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman (1992) hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin

menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan "kesepakatan

intersubjektif" atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.

Menurut Mappiare (2009:122-123) “Suatu simpulan riset kualitatif harus dapat dipertanggungjawabkan ikhwal bukti empiriknya. logika

penyimpulannya,dan semuanya dapat dikomunikasikan. Pertanggungjawaban dilakukan dengan pembeberan secara jelas adanya masalah, rasionel identifikasi masalah, prosedur dan metode pemecahan masalah, dan alur logika

penyimpulan. Hanya dengan demikian maka suatu simpulan riset kualitatif dapat disebut ilmiah. Khusus ikhwal penyimpulan (mulai dari mendeskripsikan – mengelasifikasikan – menghubungkan yang dilakukan secara

sistematis, cermat, dan etis), jika semuanya dapat dikomunikasikan dan

berpeluang besar disepakati, maka simpulan itu dapat diklaimm sebagai simpulan ilmiah”

Oleh karena itu penelitian kualitatif harus memiliki kredibilitas sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kredibilitas dalam penelitian adalah melalui langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2012 :270)

a. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh maupun menemukan data baru.

(11)

b. Meningkatkan ketekunan

Melakukan pengamatan secara lebih cermat. Dengan meningkatakan ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang ditemukan benar atau salah.

c. Triangulasi

Pengecekan data sebagai sebagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Analisis kasus negatif

Peneliti mencara data yang berbeda dengan data yang ditemukan. Apabila tidak ada data yang berbeda maka data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

d. Menggunakan bahan referensi

Bahan referensi yang dimaksud adalah sebagai pendukung data yang ditemukan, sebagai contoh data hasil wawancara perlu didukung adanya rekaman wawancara.

e. Menggunakan member check

Mengadakan kesepakatan dengan informan bahwa data yang telah diterima sudah sesuai dengan hasil wawancara. Apabila data sudah benar maka data sudah dianggap valid, maka peneliti perlu melakukan diskusi dengan pemberi data agar penafsiran akan data yang diperoleh dapat disepakati.

Simpulan dimaksud, khusus dalam riset untuk skripsi, tesis atau disertasi adalah berkaitan dengan satu atau lebih teori sesifat dalam penyebutan term, konsep atau konstruk yang dikaji. Ini tidak berarti bahwa suatu penelitian, sejak penyusunan pra-proposal atau proposal, adalah di bawah naungan atau turun dari teori, melainkan penyebutan term, konsep atau konstruk dimaksud dikaitan dengan tradisi suatu teori yang lazim menggunakannya tidak lain adalah untuk persyaratan communicable suatu riset ilmiah guna kesepakatan arti. Jika suatu riset sejak penyusunan pra-proposal atau proposal, pelaksanaannya, sampai pada penyimpulannya, adalah di bawah naungan payung atau bayang-bayang sesuatu teori, maka hal demikian menyalahi prinsip kualitatif yang bersifat induktif, emic view, dan pengutamaan actors' point of view.

Prinsip riset kualitatif yang disebut terakhir di atas ini tetap dipertahankan sampai pembahasan simpulan atau diskusi dengan teori. Di sinilah temuan-temuan

(12)

kualitatif, yang sangat bertolak pada dunia empirik, sangat memungkinkan berbeda dari suara teori yang sudah mapan sekalipun. Seorang peneliti kualitatif haruslah berani menelorkan simpulan dengan penjelasan yang lain dari penjelasan teori yang 'dipinjam' term dan konsep atau konstruknya ~ sepanjang simpulannya didukung data dan proses penemuan yang dapat dipertanggungjawabkan. Peneliti kualitatif haruslah berani mengikuti terus dan menyusun pola interkoneksi

datanya dengan simpulan yang mungkin lain dari yang diduga orang sebelumnya. Inilah yang disebut following up surprises les. Miles dan Huberman (dalam Mapiare, 2009). Ini tidak berarti bahwa simpulan harus lain dari yang sudah ada.

Beberapa hal yang penting diingat kembali dari paparan singkat di atas ini adalah:

1) Simpulan riset kualitatif tidak kurang ilmiahnya dengan riset kuantitatif jika simpulan itu dapat dipertanggungjawabkan ikhwal bukti

empiriknya, logika penyimpulannya, dan semuanya dapat

dikomunikasikan. Pertanggungjawaban dilakukan dengan pembeberan secara rasionel identifikasi masalah, prosedur dan metode, alur logika penyimpulan: dalam mana tiap makna yang ditarik memiliki landasan dan dapat ditunjukkan bukti landasan"di bawah-nya.

2) Sifat dapat dikomunikasikan (communicable) adalah Persyaratan ilmiah penting lainnya untuk dapatnya suatu simpulan riset kualitatif disebut ilmiah. Sifat ini berarti bahwa hasil riset itu tidak harus sudah

dikomunikasikan, melainkan potensial untuk dapat dikomunikasikan manakala diperlukan.

3) Simpulan temuan-temuan kualitatif, sangat memungkinkan berbeda, tapi tidak harus berbeda, dari suara teori yang sudah mapan sekalipun. Seorang peneliti kualitatif haruslah berani menelorkan simpulan dengan penjelasan yang lain sama sekali dari penjelasan teori yang dipinjam term dan konsep sepanjang simpulannya didukung data atau

konstruknya dan proses penemuan yang dapat dipertanggungjawabkan. 4) Cara pembahasan atau diskusi yang bagus adalah dengan pembahasan

bolak-balik antara data dan suara teori, termasuk statemen dari riset-riset lain dalam jurnal-jurnal seputar term, konsep atau konstruk yang

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dapat dimaknai sebagai analisis data belakang meja dimana mencakup aktivitas pokok peninjauan kembali hasil analisis di lapangan, refleksi makna dan pemaknaan makna (Lebih abstrak), serta upaya-upaya penarikan simpulan atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Pada analisis belaklang meja dilakukan peninjauan kembali hasil analisis lapangan. Pada peninjauan kembali hasil analisis di lapangan, tugas peneliti kualitatif adalah memeriksa dengan sesegera mungkin catatan lapangan. Sebelum dilakukan analisis "belakang meja", peneliti hendaknya melengkapi kembali atau menulis ulang catatan lapangan berdasarkan apa kejadian yang sungguh terjadi yang masih diingatnya. Refleksi data yang semula dilakukan di lapangan dapat pula

dilengkapi asalkan tetap bertolak pada data riil yang masih diingat.

Adapun upaya-upaya penarikan simpulan atas pertanyaan “Apa yang sedang terjadi" atau "Bagaimana terjadinya", dan “Mengapa terjadi demikian” secara khusus perlu dipusatkan perhatian pada sifat analisis yang sirkuler dari "variabel-variabel”.

Simpulan adalah berkaitan dengan satu atau lebih teori sesifat dalam penyebutan term, konsep atau konstruk yang dikaji. Simpulan temuan-temuan kualitatif, sangat memungkinkan berbeda, tapi tidak harus berbeda, dari suara teori yang sudah mapan sekalipun. Seorang peneliti kualitatif haruslah berani menelorkan simpulan dengan penjelasan yang lain sama sekali dari penjelasan teori yang dipinjam term dan konsep sepanjang simpulannya didukung data atau konstruknya dan proses penemuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sedangkan cara pembahasan atau diskusi yang bagus adalah dengan pembahasan bolak-balik antara data dan suara teori, termasuk statemen dari riset-riset lain dalam jurnal-jurnal seputar term, konsep atau konstruk yang dibahas.

(14)

SUMBER RUJUKAN

Bungin Burhan H. M. 2007. Penelitian Kualitatif: komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Group: Jakarta

Kawulich, BB. 2013. Qualitative Data Analysis Techniques. Department of Educational Leadership and Professional Studies. University of West Georgia: USA

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 103

Mappiare, AT. 2009. Dasar-dasar Metodologi Riset Kualitatif Untuk Ilmu Sosial dan Profesi. Jenggala Pustaka Utama: Malang

Milles & Huberman. (1992) Analisis Data Kualitatif (tentang metode-metode baru), Jakarta: UI-Press.

Referensi

Dokumen terkait

mie kuning, ayam / daging / jeroan sapi, kentang rebus, tomat, telur rebus, taoge, emping. MIE

Dengan begitu enelusuri jalanan kampung ini menjadi pengalaman baru dan berbeda dari kampung lainnya, dapat menunjang kampung dalam kegiatan ekonomi dan dapat

103 Teguh Fasty Syaputra UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Teknik Industri UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga, Fregmentasi merupakan upaya yang dilakukan umtuk membagi atau menyebarkan tanggung jawab, dalam perda Nomor 13

Berdasarkan stadium HIV/AIDS pada anak yang diklasifikasikan menurut penyakit yang secara klinis berhubungan dengan HIV, masing-masing stadium memiliki infeksi

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, volume penjualan naik 6.2 persen dari perkiraan ekonom yang memperkirakan kenaikan 5.4 persen, namun sedikit lebih rendah