commit to user i
PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA
DI JAKARTA
TUGAS AKHIR
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN PERSYARATAN GUNA MENCAPAI GELAR AHLI MADYA PADA
PROGRAM D-3 MANAJEMEN PERDAGANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Oleh:
SITARAHMAWATI SEPTI MAHANANI
NIM. F3109069
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user ii
ABSTRAKSI
PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA DI
JAKARTA
SITARAHMAWATI SEPTI MAHANANI
NIM. F3109069
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur ekspor komponen otomotif pada PT Denso Indonesia mulai dari proses ekspor, pembuatan dokumen ekspor, sampai pada hambatan yang dihadapi oleh PT Denso Indonesia dalam proses ekspornya. PT Denso Indonesia adalah sebuah perusahaan manufaktur komponen otomotif yang cukup besar. Produknya tidak hanya dipasarkan di Indonesia saja, produk dari PT Denso Indonesia pun sudah merambah pasar ekspor.
Metode penelitian yang digunakan adalah observasi langsung di perusahaan dan wawancara dengan staf PT Denso Indonesia tentang bagaimana prosedur ekspor yang digunakan perusahaan, dokumen apa saja yang diperlukan, dan hambatan apa saja yang dihadapi PT Denso Indonesia dalam melaksanakan kegiatan ekspornya. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari hasil wawancara maupun pengamatan langsung di perusahaan, untuk data sekunder diperoleh dari buku referensi maupun website.
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari PT Denso Indonesia dapat diketahui bahwa prosedur ekspor yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap. Proses pemesanan oleh buyer melalui email/website, pembuatan jadwal ekspor, proses produksi, pembuatan dokumen ekspor, pemesanan ruang kapal, proses stuffing, pengiriman barang ke pelabuhan oleh pihak Freight Forwarder karena PT Denso Indonesia menguunakan term FOB dalam pengiriman barangnya, lalu penerbitan surat keterangan asal, pengiriman dokumen kepada buyer, pencairan pembayaran melalui Telegraphic Transfer.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur ekspor di PT Denso Indonesia sudah berjalan baik, meskipun terkadang ada sedikit hambatan yang dihadapi. Untuk lebih memajukan perusahaan berikut beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain, peningkatan kualitas produksi agar mempersempit kesempatan baarang cacat atau “no good quality”, dan juga peningkatan sarana dan prasarana dalam proses pembuatan dokumen agar lebih cepat terselesaikan.
commit to user iii
ABSTRACT
EXPORT PROCEDURES ON PT DENSO INDONESIA IN JAKARTA SITARAHMAWATI SEPTI MAHANANI
F3109069
This study aims to find out how to export procedures on the automotive component PT Denso Indonesia start of the export process, the manufacture of export documents, to the barriers faced by PT Denso Indonesia in the export process. PT Denso Indonesia is an automotive component manufacturing company that is large enough. Its products are marketed not only in Indonesia alone, the product of PT Denso Indonesia had already penetrated the export market.
The research method used was direct observation in the company and interviews with staff of PT Denso Indonesia about how companies use the export procedure, what documents are required, and what are the barriers faced by PT Denso Indonesia in implementing its export activities. The data used are the primary data obtained directly from interviews and direct observation in the company, for the secondary data obtained from reference books and websites. From the results obtained from the PT Denso Indonesia can be seen that the export procedure is performed consists of several stages. Ordering process by the buyer via email / website, creation of export schedules, production processes, the manufacture of export documents, booking space ship, the stuffing, delivery of goods to the port by the Freight Forwarder for PT Denso Indonesia use term FOB in the delivery of the goods, then the issuance of a certificate origin, shipping documents to the buyer, the disbursement of payment through Telegraphic Transfer.
Based on the above it can be concluded that the export procedure in PT Denso Indonesia has been running well, although sometimes there are little obstacles faced. To further advance the company following a few suggestions that can be put forward, among others, improving the quality of production in order to narrow the opportunity good disability or "no good quality", and also an increase in facilities and infrastructure in the process of creating documents in order to more quickly resolved.
commit to user iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Surakarta, … Juni 2012 Disetujui dan diterima oleh Pembimbing
Drs. Hari Murti, Msi NIP. 19561214 198403 1 001
commit to user v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Tugas Akhir Manajemen Perdagangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Manajemen Perdagangan
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing
1. Drs. Hari Murti, Msi (……….)
NIP. 19561214 198403 1 001
Penguji
2. MULYADI, SE (……….)
commit to user vi
MOTTO
- Siapa yang kalah dengan senyum, dialah pemenagnya (A. Hubard)
- Bila kedua tangan dapat mengerjakan dua hal berbeda dalam satu waktu, lakukanlah segera.
commit to user vii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada:
1. Bapak, ibuk dan kakak – kakakku tercinta, thanks a lot.
2. Kel. Besar Moch. Dalhari 3. Kak Rudhit ku
4. Tri Kusniati, Yeni Tri Utami, Medhias, Maharani, Mutiara, Anisa, dan teman-teman BI ‘09
commit to user viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada kita semua, atas karunia-Nya lah penulis mampu untuk menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul
“PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA DI JAKARTA”.
Penulisan Tugas Akhir ini dapat berjalan baik atas bimbingan, bantuan, dukungan dan motivasi dari banyak pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung hingga selesai tersusunnya Tugas Akhir ini, kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
2. Drs. Hari Murti, Msi selaku Ketua Program Studi Bisnis Internasional dan sekaligus Pembimbing saya.
3. Semua Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Bapak Kunto Adji Dharmawan yang sudah membimbing saya di PT Denso Indonesia.
5. Bapak Katmin, mas Tri Handi, dan semua staf PT Denso Indonesia. 6. Pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.
commit to user ix
Dalam penulisan karya Tugas Akhir ini mungkin belum lah sempura, masih banyak yang harus diperbaiki dan dipelajari. Oleh karena itu, saran dan masukan sangat penulis harapkan agar lebih baik dan bermanfaat bagi semua.
Surakarta, Juni 2012
commit to user x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………. i
ABSTRAKSI ………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN……….. iii
HALAMAN PENGESAHAN ………... iv
MOTTO ………... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ……… vi
KATA PENGANTAR ……….. vii
DAFTAR ISI ……….. … ix
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ………... 1
B. Perumusan Masalah ……….. 4
C. Tujuan Penelitian ………... 5
D. Kegunaan Penelitian ……….. 5
E. Metodologi Penelitian ……… 6
BAB II LANDASAN TEORI ……….. 10
A. Pengertian Ekspor ……….. 10
B. Dokumen Ekspor ……… 13
C. Komoditi Ekspor ……… 19
commit to user xi
E. Incoterm 2000 ………... 26
BAB III PEMBAHASAN……….. 33
A. Gambaran Umum Perusahaan ………. 33
1. Gambaran PT Denso Indonesia ……… 30
2. Lokasi Perusahaan ……… 37
3. Struktur Organisasi ………... 39
4. Personalia ………. 41
5. Produk yang di ekspor ……… 44
6. Pemasaran Produk Ekspor ……… 45
B. Pembahasan ……… 47
1. Prosedur Ekspor pada PT Denso Indonesia ………. 47
2. Dokumen Ekspor pada PT Denso Indonesia ………. 51
3. Kendala yang sering dialami dalam proses ekspor PT Denso Indonesia ……… 54 BAB IV PENUTUP ……… 56 A. Kesimpulan ……… 56 B. Saran ……….………. 57 DAFTAR PUSTAKA ………. 59 LAMPIRAN……….. 60
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perdagangan lintas batas suatu negara dewasa ini terjadi karena seiring bertambahnya kebutuhan akan barang dan jasa yang semakin tidak terbatas jumlah konsumsinya. Hal ini bisa juga terjadi karena jumlah barang dan jasa di negara tersebut terbatas produksinya karena kurangnya sumber daya yang dibutuhkan. Perdagangan lintas batas suatu negara atau yang biasanya disebut dengan ekspor dan impor ini tidak sama dengan perdagangan lintas batas dalam satu negara saja. Hal yang demikian ini bisa dilihat dari peraturan yang berbeda – beda di setiap negara, bisa berbeda dalam tata cara standarisasi mutu produk, ukuran/takaran produk dan juga peraturan perdagangan yang diterapkan oleh pemerintahan negara tersebut.
Ekspor, salah satu kegiatan perdagangan lintas batas negara dengan cara menjual atau mengeluarkan produk dari dalam suatu kawasan pabean suatu negara ke kawasan pabean negara lain. Ekspor menjadi salah satu komponen dalam mengasilkan pendapatan suatu negara. Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun. Di negara kita sendiri Indonesia, ekspor
commit to user
menjadi penambah pendapatan negara sebagaimana dalam rumus: (http://peunaronesia.blogspot.com, 18/05/2012, 14.30)
Y = C + I + G + (X - M)
Dimana (Y) adalah pendapatan negara, (C) adalah konsumsi rumah tangga,(I) adalah investasi perusahaan (G) adalah belanja negara, (X) adalah ekspor, dan (M) adalah impor. Semakin tinggi nilai ekspor berarti bisa dilihat perkembangan ekonomi yang semakin pesat. Transaksi ekspor bagi negara Indonesia sangat berpengaruh besar karena selain bisa menambah devisa negara, juga bisa menghasilkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kita.
Dunia otomotif di negara kita sedang berkembang pesat, terlihat semakin banyaknya kendaraan bermotor yang memadati jalanan, terlebih di kota-kota besar. Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta pun demikian padatnya oleh kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Hal itu menunjukkan bahwa jumlah sumber daya manusia di negara kita cukup banyak didukung sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Keadaan yang demikian pun tidak disia-siakan oleh para investor asing untuk mengembangkan usahanya di negara kita dan mengekspor hasil usahanya ke luar negeri.
Salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing yang bergerak di bidang otomotif yang sedang berkembang pesat adalah PT Denso Indonesia. Perusahaan asal negara Jepang yang bergerak di bidang manufaktur komponen otomotif yang berada di Sunter, Jakarta Utara. Saham PT Denso
commit to user
Indonesia dipegang oleh tiga perusahaan besar yaitu, Denso International Asia Singapore sebesar 58%, Toyota Tsusho Corporation sebesar 16%, dan Astra Otopart sebesar 26%. PT Denso Indonesia berperan sebagai produsen, importir, dan sekaligus eksportir komponen otomotif. PT Denso Indonesia hampir setiap hari selalu mengekspor hasil produksinya kepada group perusahaan Denso yang ada di berbagai belahan dunia.
Hasil nyata yang terlihat adalah dengan banyaknya kegiatan ekspor yang terus berlangsung di PT Denso Indonesia, tak hanya itu, perusahaan juga menyerap ribuan karyawan untuk dipekerjakan. Seiring bertambahnya pesanan barang dari Denso Grup di luar negeri memicu PT Denso Indonesia untuk terus mengepakkan sayapnya. Saat ini PT Denso Indonesia mempunyai dua pabrik besar yang berada di Sunter, Jakarta Utara dan di Kawasan Industri MM 2100 Cibitung, Bekasi.
Barang – barang yang dihasilkan antara lain Car Ac, Bus Ac, Compressor, Magnet Clucth, Radiator, Reserve Tank, Alumunium Radiator, Oil Cooler, Spark Plug (Busi), Stick Coil, O2 Sensor, Air Filter, Oil Filter, ISCV, Horn. Barang-barang tersebut diproduksi sesuai dengan tipe dan ukuran yang diminta oleh buyer.
PT Denso Indonesia mengekspor produknya kepada Group perusahaan Denso sendiri di seluruh belahan dunia, dengan tujuan untuk menjaga kualitas produk sebelum sampai ke tangan konsumen akhir. Oleh karena itu, prosedur ekpsor yang digunakan oleh PT Denso Indonesia (DNIA)
commit to user
hampir sama di semua perusahaan Denso di dunia. Dokumen ekspor yang dipergunakan pun sudah menggunakan program komputer yang sedemikian rupa tertata dengan rapi. Proses pengiriman dokumen antar divisi pun menggunakan jaringan intranet (LAN) sehingga memperkecil jumlah penggunaan kertas (paperless). Itulah yang menarik dari prosedur ekspor di PT Denso Indonesia.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian singkat di atas, penulis ingin mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur ekspor di PT Denso Indonesia, menyangkut aspek dokumen dan operasional serta kendala yang terjadi di dalam proses ekspor PT Denso Indonesia dengan judul, “PROSEDUR EKSPOR PADA PT DENSO INDONESIA DI JAKARTA”
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar penulis fokus terhadap permasalahan apa yang akan diteliti dan dipelajari di perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah ini agar ruang lingkup yang penulis teliti bisa lebih jelas dan terarah sesuai dengan permasalahan yang akan di teliti.
Untuk memudahkan dalam proses pembahasan masalah dan pembahasannya, maka penulis merumuskan obyek permasalahannya sebagai berikut :
commit to user
1. Bagaimana prosedur/tata cara ekspor yang ada pada PT Denso Indonesia?
2. Dokumen apa saja yang digunakan PT Denso Indonesia dalam proses ekspornya?
3. Kendala-kendala apa saja yang sering dihadapi dalam proses ekspor di PT denso Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan agar materi yang penulis teliti dapat memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan tentang dunia perdagangan internasional, khususnya dalam proses ekspor pada PT Denso Indonesia. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia.
2. Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang digunakan PT Denso Indonesia dala proses ekspornya.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi PT Denso Indonesia dalam menjalankan kegiatan ekspornya.
D. Kegunaan Penelitian
Selain mempunyai batasan penulisan dan tujuan, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian. Manfaatnya anatara lain sebagai berikut :
commit to user 1. Bagi PT Denso Indonesia
Memberikan masukan tentang dunia perdagangan internasional khususnya bidang ekspor dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam mengambil kebijakan untuk memajukan hasil ekspor PT Denso Indonesia.
2. Bagi Mahasiswa dan Pembaca lainnya
Sebagai bahan tambahan referensi bacaan dan tambahan informasi khususnya bagi mahasiswa program studi Bisnis Internasional/Manajemen Perdagangan yang akan menyusun Tugas Akhir dengan cakupan materi yang sama.
E. Metode Penelitian
Penelitian menurut penulis adalah suatu kegiatan yang menyenangkan, dalam penelitian kita bisa mengamati, melihat, mendengar dan merasakan hal yang ada di dalam ruang lingkup penelitian dan selanjutnya bisa disusun dalam sebuah laporan penelitian. Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, maka penulis memerlukan sebuah metode penelitian agar hasil penelitian yang ditulis bisa dipertanggungjawabkan dan member manfaat bagi yang membacanya.
Metode penelitian menjabarkan secara tertulis tentang cara penelitian tersebut dilakukan. Metode penelitian terdiri dari :
commit to user 1. Ruang Lingkup Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, kualitatif. Penelitian ini lebih mengamati bagaimana prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara pada tanggal 2 Februari – 2 Maret 2012.
2. Jenis dan Alat Pengumpulan Data a. Jenis Data
1) Data Primer
Data yang digunakan merupakan data dari perusahaan mengenai gambaran umum PT Denso Indonesia, Struktur Perusahaan, Profil Perusahaan, Prosedur Ekspor di PT Denso Indonesia, Data Negara Tujuan ekspor,dll.
2) Data Sekunder
Data yang digunakan dalam penulisan laporan penelitian mengenai prosedur ekspor yang berasal dari sumber selain perusahaan tempat penulis melakukan penelitian.
Contoh: Makalah PPEI 2011, buku “Seluk Beluk Perdagangan Ekspor” karangan Amir MS, website PT Denso Indonesia www.denso.co.id, dll.
b. Metode Pengumpulan Data 1) Wawancara
commit to user
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan pihak perusahaan yang terkait. Misalnya, menanyakan kepada staff exim tentang mekanisme ekspor, pembuatan dokumen, profil perusahaan, dll.
2) Observasi
Pengamatan langsung pada proses kegiatan produksi di pabrik, pengamatan proses pembuatan dokumen di perusahaan mulai dari ordering barang sampai barang di fiat muat, dll.
3) Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur atau referensi yang berkaitan dengan lingkup penelitian. Seperti mempelajari buku “Strategi Memasuki Pasar Ekspor”, Makalah PPEI 2011, Tugas Akhir tahun terdahulu. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberikan pedoman dan tambahan referensi bagi penulis dalam proses penulisan laporan penelitian.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data diperoleh langsung dari sumbernya. Pada penelitian ini, data diperoleh melalui proses wawancara pada staff ekspor PT Denso Indonesia mengenai sejarah berdirinya perusahaan, produk yang diekspor, mekanisme ekspor, pembuatan dokumen ekspor, dll.
commit to user b. Sumber Data Sekunder
Data pendukung yang diperoleh dari sumber lain dan masih berkaitan dengan cakupan materi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengambil data dari literatur di perpustakaan, dan internet maupun Laporan Tugas Akhir angkatan terdahulu.
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN EKSPOR
Perdagangan adalah suatu proses penyampaian suatu barang dan jasa dari suatu unit produksi kepada unit produksi lainnya ataupun dari produsen ke konsumen dengan jalan transfer kepemilikan atas barang dan jasa. (PPEI, 2011).
Perdagangan internasional adalah perdagangan antar suatu bangsa di suatu negara dengan bangsa di suatu negara lain atau pergerakan barang dan jasa dari suatu negara ke negara lain atau pergerakan barang dan jasa dari daerah pabean keluar daerah pabean atau dari luar pabean masuk ke daerah pabean lainnya. (PPEI, 2011).
Ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau Negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing serta melakukan komunikasi dengan bahasa asing. (Amir M.S, 2004)
Ekspor dan impor adalah merupakan kegiatan perdagangan baik itu barang maupun jasa yang dilakukan oleh suatu negara terhadap negara lain
commit to user
melalui prosedur/persyaratan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. (PPEI, 2011).
Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi daratan, perairan, dan ruang udara di atasnya serta tempat – tempat tertentu di Zone Ekonomi Eksklusif dan landasan kontinen yang di dalamnya berlaku Undang – Undang ini. (UU Republik Indonesia no.17 tahun 2006 Tentang Kepabeanan)
Cara paling mudah dalam memasuki pasar di negara lain adalah dengan cara melakukan ekspor. Aktivitas eksor merupakan kegiatan produksi barang disuatu negara dan menjualnya di negara lain. Ada dua bentuk aktivitas ekspor yaitu, occasional exporting dan active exporting. Occasional exporting adalah merupakan bentuk keterlibatan perusahaan yang pasif, dimana perusahaan hanya mengekspor karena adanya permintaan dari luar negeri. Sedangkan active exporting adalah komitmen perusahaan untuk mengembangkan ekspor, perusahaan membuat produknya di negeri sendiri (home country).
Produk ini bisa tetap seperti asli, maupun telah disesuaikan dengan pasar di luar negeri. Kegiatan ekspor nyaris tidak mengubah lini produk, organisasi, investasi, dan misi perusahaan. Salah satu keunggulan dari ekspor adalah memungkinkan kegiatan pemanufakturan di konsentrasikan di satu lokasi saja (di dalam negeri), yang mana hal ini memberikan keuntungan biaya dan kualitas daripada kegiatan pemanufakturan yang terdesentralisasi.
commit to user
Meskipun ekspor merupakan alternatif strategi memasuki pasar dengan investasi yang murah dan resiko rendah, namun strategi ini memerlukan investasi yang cukup besar dan berarti dalam aspek pemasarannya.
Ekspor dapat dilakukan oleh setiap perusahaan atau perorangan yang telah memiliki : (PPEI, 2011)
1. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Izin Usaha dari Departemen Teknis / lembaga pemerintah Non Departemen berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Syarat – syarat untuk mendapatkan SIUP dan TDP adalah : (PPEI, 2008)
a. Persyaratan untuk mendapatkan SIUP
1) Memiliki akte (surat keterangan pengesahan notaris)
2) Menyerahkan fotocopy KTP dan foto
3) Menyerahkan surat keterangan domisili
4) Menyerahkan SK WNI, ganti nama (warga asing)
5) Menyerahkan TDP.
b. Persyaratan untuk mendapatkan TDP
commit to user 2) Melampirkan KTP semua pengurus.
3) Melampirkan daftar pemegang saham.
4) Menyerahkan fotocopy NPWP
5) Melampirkan fotocopy keterangan domisili.
6) Melampirkan fotocopy SIUP.
B. DOKUMEN EKSPOR
Semua jenis dokumen yang terdapat dalam perdagangan internasional, baik yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran, dan instansi lain mempunyai arti dan peranan yang sama penting. Karena itu semua dokumen perlu dibuat dan diteliti dengan seksama. Dokumen – dokumen dalam perdagangan internasional dapat dibedakan atau dimasukkan dalam kelompok sebagai berikut, (Amir M.S, 2005: 217) :
1. Dokumen Induk
Dokumen inti yang dikeluarkan oleh badan Pelaksana Utama Perdagangan Internasional, yang berfungsi sebagai alat pembuktian realisasi suatu transaksi. Yang termasuk jenis ini adalah:
a. Faktur Perdagangan
Dikeluarkan oleh eksportir sendiri. Yang dimaksud dengan Faktur Perdagangan adalah suatu nota perhitungan yang dibuat oleh eksportir yang terutama berisi:
1) Jumlah barang (Quantity). 2) Harga satuan (Unit Price).
commit to user 3) Harga total (Total Price).
4) Perhitungan pembayaran (Payment Breakdown).
Faktur merupakan alat bukti perhitungan atas suatu transaksi yang dilakukan antara eksportir dengan importir.
a. Letter of Credit
Dikeluarkan oleh Bank Devisa. Yang dimaksud dengan L/C adalah surat kredit yang dikeluarkan oleh Bank Devisa atas permintaan Importir, yang member hak kepada eksportir untuk menarik wesel atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat kredit itu. L/C merupakan alat bukti pembayaran atas suatu transaksi yang dilakukan antara eksportir dengan importir.
b. Bill of Lading
Dikeluarkan oleh Perusahaan Pelayaran Samudera. Yang dimaksud dengan B/L adalah suatu tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan Pelayaran sebagai tanda bukti pemilikan atas barang yang telah dimuat di atas kapal laut olek eksportir untuk diserahkan kepada impportir. B/L merupakan alat bukti penerimaan dan sekaligus penyerahan hak milik atas barang sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir. B/L juga merupakan alat bukti adanya kontrak pengangkutan antara shipper dengan perusahaan pelayaran.
commit to user c. Polis Asuransi
Dikeluarkan oleh Maskapai Asuransi. Yang dimaksud oleh polis asuransi adalah Surat Bukti Pertanggungan yang dikeluarkan maskapai Asuransi atas permintaan eksportir maupun importir untuk menjamin keselamatan atas barang yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar premi. Polis Asuransi mrupakan alat bukti pertanggungan atas barang yang dimaksud sebagai pelaksanaan suatu transaksi antara eksportir dengan importir.
2. Dokumen Penunjang
Dokumen Penunjang adalah dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat dalam dokumen induk, terutama faktur perdagangan. Yang termasuk jenis ini adalah : a. Packing List
Daftar yang berisi perincian lengkap mengenai jenis dan jumlah satuan dari barang yang terdapat dalam tiap peti atau total keseluruhannya sama dengan jenis dan jumlah yang tercantum dalam Faktur Perdagangan. Packing List penting sekali untuk barang yang tidak sejenis atau tidak seragam seperti mesin – mesin Spareparts (suku cadang), barang kelontong, tekstil, pakaian jadi, dan lainnya.
commit to user
Suatu pernyataan (catatan) yang berisi perincian berat dari tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan berat kotor dan berat bersih dari tiap kemasan itu dan dihimpun menjadi satu daftar yang total keseluruhannya sama dengan total berat kotor dan total berat bersih yang tercantum dalam Faktur Perdagangan. Weight Note penting artinya untuk barang yang harganya didasarkan pada beratnya dan juga penting untuk menyediakan alat bongkar muat maupun alat angkut yang sesuai dengan berat tiap kemasan itu, seperti dalam menyediakan forklift, truck, trailer serta kondisi jalan yang akan dilalui, juga untuk menghitung uang tambang.
c. Measurement List
Daftar yang berisi ukuran dan takaran dari tiap peti atau tiap kemasan yang biasanya menyebutkan volume atau kubikasi dari tiap kemasan. Daftar ini total keseluruhannya sama dengan total volume yang tercantum dalam Faktur Perdagangan. Measurement List penting artinya untuk barang yang harganya didasarkan pada volumenya dan juga untuk menyediakan alat bongkar muat dan alat angkut yang sesuai. Juga untuk menghitung uang tambang.
d. Inspection Certificate atau Surveyor Report
Suatu pernyataan (kadang kala dibawah sumpah) yang berisi keterangan mengenai mutu barang, jenis barang, jumlah barang, harga barang, dan keterangan lain yang dibutuhkan, yang
commit to user
dikeluarkan oleh suatu badan usaha jasa yang independen atas permintaan eksportir, ataupun instansi lain yang membutuhkan. Inspection certificate penting untuk menilai secara menyeluruh suatu barang dalam suatu transaksi. Semakin kurang dikenal bonafiditas dan integritas seorang rekanan, semakin penting artinya kedudukan Inspection Certificate. Begitu juga untuk trannsaksi party besar dan proyek lengkap.
e. Chemical Analysis
Suatu pernyataan yang dikeluarkan oleh laboratorium kimia dari perusahaan sendiri, atau dari badan penelitian yang independen yang berisikan komposisi kimiawi dari suatu barang. Chemical analysis ini penting artinya untuk menentukan mutu dari produk kimia.
f. Test Certificate
Pernyataan yang dibuat oleh laboratorium perusahaan atau balai penelitian independen yang menyatakan hasil uji coba atas suatu barang ataupun peralatan mengenai kekuatan, daya tahan, kapasitas, dan konstruksinya. Test Certificate ini penting untuk barang yang akan dipergunakan menahan beban, seperti kemasan, alat angkut, mesin industri, tangki – tangki, boiler, diesel serta sumber energi lainnya.
commit to user g. Manufacturer’s Certificate
Surat pernyataan yang dibuat oleh produsen yang menyatakan bahwa barang tersebut adalah hasil produksinya yang membawa merk dagangannya ( Trade Mark ). Manufacturer’s Certificate penting artinya sebagai bukti keaslian dan jaminan mutu atas barang, yang dikaitkan dengan nama baik dari produsen itu dalam pasaran Internasional, yang juga menyangkut masalah Patent, Trade Mark, dan Lisensi.
h. Certificate of Origin
Surat pernyataan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, biasanya Kamar Dagang (Chamber of Commerce), yang menyebutkan Negara asal suatu barang. Certificate of Origin ini penting artinya untuk memperoleh fasilitas bea masuk maupun sebagai alat penghitung quota di Negara tujuan, atau untuk mencegah masuknya barang dari negara terlarang.
3. DOKUMEN PEMBANTU
Dokumen yang diperlukan untuk membantu parra pelaksana dalam menjalankan tugas Follow Up (Tugas Lanjutan). Yang termasuk jenis ini adalah:
a. Instruction Manual
Keterangan terinci mengenai tata cara dan tata kerja suatu alat, termasuk uraian mengenai Manufacturing Process (Proses Produksi) dari suatu komoditi. Instruction Manual ini penting
commit to user
artinya untuk memudahkan operator dalam mempergunakan suatu alat, sehingga sangat berguna dalam upaya reparasi.
b. Layout Scheme
Gambar desain tata letak mesin dalam pabrik yang susunannya disesuaikan dengan urutan proses produksi dan bertujuan untuk memperoleh efisiensi dan produktivitas yang optimal pada saat berproduksi. Layout scheme ini penting artinya untuk memudahkan erector pada saat pemasangan mesin – mesin dilakukan dalam area pabrik.
c. Brochure atau Leaflet
Buku kecil yang berisi keterangan singkat mengenai suatu produk yang bertujuan memberikan informasi kepada konsumen tentang produk termaksud. Brochure atau Leaflet ini penting artinya untuk memudahkan salesman pada saat melakukan pemasaran.
C. KOMODITI EKSPOR
Berdasarkan peraturan yang berlaku di Indonesia, maka barang ekspor dibagi menjadi 4 komoditi, yaitu antara lain (PPEI, 2008) :
1. Barang yang dilarang ekspornya.
Barang yang dilarang ekspornya adalah barang yang tidak boleh diekspor. Adanya larangan untuk mengekspor barang tertentu pada dasarnya diterbitkan atas pertimbangan :
commit to user
a. Untuk melindungi kelestarian alam, jenis binatang dan tanaman langka agar tidak punah.
b. Untuk meningkatkan nilai tambang barang tersebut dengan memproses menjadi barang jadi atau setengah jadi di dalam negeri.
c. Untuk menjamin pengadaan barang tersebut bagi keperluan dalam negeri.
d. Untuk menjaga barang – barang kuno yang mempunyai nilai kebudayaan tinggi tetap berada di dalam negeri.
2. Barang yang diatur ekspornya
Barang yang diatur ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan oleh Eksportir terdaftar.
Eksportir terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang telah mendapat pengakuan Mentri Perindustrian dan Perdagangan untuk mengekspor barang - barang tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku. Contoh komoditi yang diatur ekspornya adalah tekstil untuk tujuan negara kuota, rotan, kayu.
Pengaturan terhadap barang – barang yang diatur ekspornya didasarkan atas pertimbangan :
a. Adanya perjanjian internasional yang berkaitan dengan barang – barang tersebut.
commit to user
b. Untuk memantapkan pemasaran barang – barang tersebut di luar negeri.
c. Untuk memelihara kestabilan harga, khususnya ditingkat petani.
d. Untuk memberi kesempatan dan kepastian berusaha kepada golongan ekonomi lemah serta melakukan pembinaan ekspor.
e. Mencegah persaingan tidak sehat antar eksportir.
3. Barang yang diawasi ekspornya
Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Menteri Perindustrian dan Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk olehnya.
Pengawasan terhadap barang yang diawasi ekspornya pada dasarnya dimaksudkan untuk mengamankan barang – barang penting yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Pelaksanaan ekspor barang – barang tersebut hanya dapat dilakukan apabila ada surplus produksi, sehingga jika ekspor hal tersebut tidak akan menganggu pengadaan kebutuhan dalam negeri. Contoh barang yang diawasi ekspornya adalah Inti kelapa sawit, Minyak bumi, Gas bumi, Pupuk urea, Bibit sapi, Sapi, Kerbau, dll.
commit to user 4. Komoditi yang bebas untuk ekspor.
Barang yang bebas untuk ekspor adalah barang yang tidak termasuk dalam salah satu dari 3 (tiga) kategori barang tersebut di atas.
Didalam suatu kegiatan ekspor, hal terpenting dari sisi pembeli / buyer adalah menerima barang yang dia pesan dengan cepat dan tidak mengecewakan (dalam kondisi yang baik) seperti barang yang diterima tidaklah rusak, patah, tahan lama, dsb. Sedangkan dari pihak penjual / seller adalah menerima pembayaran dengan lancar. Pembayaran yaitu suatu hak yang dapat ditagih oleh seller (penjual) kepada buyer (pembeli) sebagai imbal balik karena seller telah memenuhi kewajibannya.
D. PIHAK – PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROSEDUR EKSPOR
1. Produsen.
Orang atau perusahaan yang memproduksi barang mentah atau barang setengah jadi, menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
2. Eksportir.
Eksportir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan ekspor. selain harus memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan izin usaha dari Dept. Teknis/Lembaga Pemerintah Non-Dept, perusahaan eksportir harus memiliki izin ekspor.
commit to user 3. Bank.
Bank devisa merupakan kelompok pendukung yang memberikan jasa perkreditan, baik dalam bentuk kredit ekspor maupun sebagai uang muka jaminan L/C impor. Disamping itu juga sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pembukaan L/C impor, penerimaan L/C ekspor , penyampaian dokumen pengapalan maupun dalam negosiasi dokumen pengapalan itu. Bank juga sangat berguna sebagai peneliti keaslian dokumen pengapalkan dan dalam verifikasi jenis dan isi masing-masing dokumen-pengapalan.
Bila importir akan memesan barang menggunakan L/C, maka importir tidak menyerahkan uangnya langsung pada eksportir, namun importir akan membuka L/C di bank devisa di negara importir, dengan menaruh uang sebagai deposit sejumlah nilai barang yang akan di impor.
4. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang.
Untuk menjamin mutu komoditi yang akan diekspor, terutama untuk menjaga bonafiditas perusahaan dan menghindari tuntutan ganti rugi (claims) dari pembeli, diperlukan pemeriksaan mutu barang dari badan usaha yang mengkhususkan diri untuk pekerjaan itu, seperti Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang atau Independent Surveyor.
commit to user 5. Usaha Jasa Transportasi
Dengan berkembangnya ekspor dan juga dengan adannya perombakan dalam bidang angkutan baik darat, laut maupun udara, khususnya dengan munculnnya perpetikemasan (Containerization), maka muncul usaha jasa baru dalam transportasi yang lazim dikenal dengan freight forwarder.
Tugas freight forwarder ini lebih luas dari tugas EMKL, EMKU, atau EMKA ( Ekspedisi Muatan Kapal Laut/Udara/ Kereta Api). Tugas itu antara lain mulai dari penumpukan muatan, menyelenggarakan pengepakan sampai membukukan muatan aneka wahana yang bias diperdagangkan.
6. Bea dan Cukai.
Pabean sebagai alat pemerintah bertindak sebagi penjaga lalu lintas komoditi internasional, di samping mengamankan pemasukan keuangan Negara bagi kepentingan APBN, juga membantu eksportir dan importir dalam mempelancar arus barang.
7. Independent Surveyor.
Sebagaimana dimaklumi pada umumnya importer dan eksportir berada dalam jarak yang berjauhan dalam arti geografis sehingga bonafiditas dan integritas masing-masing jurang dapat diketahui.
commit to user
Dewasa ini dapat dilihat bahwa Surveyor selain sebagai juru periksa terhadap mutu, jenis, kuantum, keaslian serta kondisi terhadap barang. Pemerintah telah memanfaatkan juru periksa ini untuk mengam,ankan bea masuk impor maupun sertifikat ekspor.
Pemerintah telah menunjuk surveyor terkenal PT. SUCOFINDO (Superintending Company of Indonesia) untuk melaksanakan survey dan merupakan badan independent yang ditunjuk oleh pemerintah untuk pengawasan barang-barang yang akan di ekspor ke luar negeri.
Dalam tugasnya Sucofindo mempunyai peranan yaitu mewakili pihak pemerintah Indonesia untuk mengawasi barang-barang yang diekspor, khususnya yang terkena Pajak Ekspor (PE).
Hasil pengawasan dan pengecekan lapangan terhadap barang-barang yang akan di ekspor dituangkan dalam dokumen ekspor.
8. Perusahaan Asuransi.
Resiko atas barang baik di darat maupun di laut tak mungkin dipikul sendiri oleh para eksportir maupun importer. Dalam hal ini maskapai asuransi memegang peran yang tidak dapat diabaikan dalam merumuskan persyaratan kontrak perdagangan internasional yang dapat menjamin risiko yang terkecil dalam transaksi itu.
commit to user 9. Perusahaan Pelayaran.
Peranan Perusahaan Pelayaran (Shipping Company) dalam kaitannya dengan kegiatan ekspor-impor sangat besar, karena sebagai perusahaan jasa pengapalan barang-barang yang diekspor, sekaligus sebagai penyedia container kosong bagi eksportir.
Dalam kaitannya dengan dokumen ekspor, shipping company mengeluarkan dokumen pengapalan yang disebut “ Bill of Lading”, yang merupakan dokumen pokok dalam negosiasi/ pencairan L/C di Bank Devisa.
Bill of Lading adalah tanda terima penyerahan barang yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran (Shipping Company) sebagai tanda bukti atas barang yang telah dimuat diatas kapal laut oleh eksportir untuk diserahkan oleh importir.
10. Kanwil Deperindag.
Untuk mengurus kemudahan atau keringanan bea masuk bagi komoditas Indonesia yang diberikan oleh negara maju dalam rangka GSP (Generalized System of Preference) maka komoditi ekspor Indonesia memerlukan apa yang disebut Surat Keterangan Asal (SKA) barang. SKA ini dapat diperoleh dari Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
commit to user 11. Kedutaan Negara Asing.
Dalam hal ini selain membantu promosi, kantor kedutaan di luar negeri dapat pula mengeluarkan dokumen legalitas seperti Consuler-Invoice yang berfungsi untuk mengecek dan mengesahkan pengapalan suatu barang dari Negara tertentu.
E. INCOTERM 2000
Perdagangan antar negara yang berbeda budaya dan bahasa seringkali menimbulkan terjadinya kesalah-pahaman komunikasi sebagai akibat dari perbedaan penasiran terhadap suatu istilah. Dalam perdagangan internasional, tidak jarang terjadi perselisihan dengan melibatkan lembaga peradilan yang membuang uang dan waktu sebagai akibat dari perbedaan persepsi yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masing-masing pihak. ICC (International Chamber of Commerce – Kamar Dagang Internasional) kemudaian berupaya mengatasi hal tersebut dengan menerbitkan INCOTERMS (International Commercial Terms) pada tahun 1936 dengan tujuan untuk menciptakan seperangkat peraturan internasional agar terjadi keseragman penafsiran dalam mengartikan istilah-istilah yang umum dipergunakan dalam perdagangan internasional. Dengan ruang lingkup terbatas pada materi yang berkenaan dengan penyerahan barang dalam kontrak jual beli. Berdasarkan persyaratan dalam penyerahan barang, Incoterm 2000 dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
commit to user
1. Kelompok “E” Term.
Eksportir menyerahkan barang di tempatnya (gudang eksportir) sendiri. Hanya terdapat satu term untuk kelompok ini, yaitu:
EXW -- Ex-Works
Dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Penjual hanya menyediakan barang ditempatnya, penjualan frangko gudang.
b. Pembeli harus mengatur pengangkutannya, yang berarti menanggung biaya dan resiko termasuk izin ekspor.
c. Tanggung jawab penjual sangat minim, karena pembeli membeli barang langsung ditempat penjual (cash and carry).
d. Bagi pembeli cara ini kurang menyenangkan, karena seolah-olah semua biaya dan resiko ditanggung oleh pembeli.
e. Syarat ini jangan dipakai bila pembeli tidak mungkin mengurus formalitas ekspor, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Kelompok “F” Term.
Eksportir menyerahkan barang ditempat yang ditunjuk oleh importir. Pada term ini terdapat tiga jenis, yaitu:
a. FAS -- Free Along Ship
Dengan persyaratan sebagai berikut:
1) Kewajiban eksportir menyerahkan barangnya “Uncleared for export” di sisi kapal dermaga atau tongkang dipelabuhan muat.
commit to user
2) Pembeli menanggung biaya dan resiko hilang atau kerusakan yang timbul saat barang tiba di sisi kapal.
3) Penjual memberitahukan kedatangan barang dan menyerahkan dokumen – dokumen penyerahan yang diperlukan.
b. FCA -- Free Carriage
Dengan persyaratan sebagai berikut:
1) Untuk memenuhi persyaratan dari transportasi modern seperti multimodal transport, container, roll on atau roll of dalam trainer dan ferry.
2) Mirip FOB, hanya disini eksportir menyerahkan barang ditempat yang ditunjuk pembeli dalam keadaan “clear for export”
3) Disebut juga “free carriage... (name point)”. Di tempat (titik) tersebut tanggung jawab penjual berakhir.
4) Penjual tidak menanggung asuransi.
c. FOB -- Free On Board
Dengan persyaratan sebagai berikut:
1) Penjual menyerahkan barangnya diatas kapal “clean on board”.
2) Pembeli mengurus angkutan, membayar freight dan menanggung asuransi.
commit to user
3) Resiko pindah dari eksportir keimportir pada waktu barang melewati pagar kapal.
4) Keuntungan penjual :
a) Pelabuhan muatan di negara sendiri, dimana eksportir sudah mengenal kondisi, peraturan perpajakan dan pabean.
b) Menghindari fluktuasi freight rate dan valuta asing.
3. Kelompok “C” Term
Eksportir menandatangani kontrak angkutan dengan atau tanpa menanggung resiko kehilangan maupun kerusakan.
a. CFR -- Cost and Freight
Dengan persyaratan sebagai berikut :
1) Penjual menanggung biaya freight sampai ditempat tujuan yang ditunjuk pembeli.
2) Resiko kerusakan atau kehilangan dipindahkan ke pembeli mulai barang melewati pagar kapal.
3) Menguntungkan penjual bila eksportir besar dapat menentukan yang lebih baik dari segi pengangkut.
4) Dapat mengutungkan pembeli, karena penjual dapat mengurusi angkutannya dan menghindari fluktuasi rate.
b. CIF -- Cost Insurance and Freight
commit to user
1) Sama dengan CFR hanya ditambah penjual menanggung asuransi.
2) Penjual mengapalkan barang dalam keadaan “clear for export”
c. CPT -- Carriage Paid To
Dengan persyaratan sebagai berikut :
1) Carriage Paid To… (name destination). Kewajiban penjual seperti CFR, membayar freight hingga ke tempat tujuan. Tapi resiko kerusakan barang dipindah ke pembeli.
2) Penjual memastikan barangnya “clear for export”, carrier maksudnya dalam hal ini semua orang yang menandatangai kontrak angkutan dan melaksanakannya dengan multimodal transport.
d. CIP -- Carriage and Insurance Paid To
Dengan persyaratan sebagai berikut :
Kewajiban eksportir menyiapkan barang “clear for export”, membayar freight dan asuransinya.
4. Kelompok “D” Term
Eksportir menanggung semua biaya dan resiko yang diperukan / timbul dalam pengangkutan.
a. DAF -- Delivery At Frontier
commit to user
1) Angkutan yang digunakan kerata api atau truk (land transport).
2) Kewajiban penjual menyerahkan barang sampai batas negara sebelum batas pabean dengan menyerahkan dokumen – dokumen yang diperlukan untuk customs clearance.
3) Terjadi di daratan Eropa.
b. DES -- Delivery Ex Ship
Dengan persyaratan sebagai berikut :
1) Penjual menyerahkan barangnya ke pembeli di atas kapal di pelabuhan tujuan, atas biaya dan resiko penjual.
2) Pembeli menerima penyerahan barang dari kapal, menanggung biaya bongkar, izin impor, bea masuk, pajak dan biaya lain – lain.
3) Penjual tidak bertanggung jawab terhadap asuransi.
c. DEQ -- Delivery Ex Quay
Dengan persyaratan sebagai berikut :
1) Kewajiban utama penjual adalah mengangkut barangnya dan menyerahkan barang tersebut kepada pembeli di dermaga pelabuhan tujuan.
2) Penjual menanggung biaya angkutan termasuk resiko yang terjadi.
d. DDU -- Delivery Duty Unpaid
commit to user
1) Penjual menyerahkan barangnya di pelabuhan tujuan dan menanggung biaya angkutan serta resikonya.
2) Menanggung biaya pembongkaran sampai di darat “unclear for export”.
3) Kewajiban pembeli menerima barang dalam keadaan “unclear for import”.
e. DDP -- Delivery Duty Paid
Dengan persyaratan sebagai berikut :
1) Kewajiban penjual adalah maksimum, penjual menyerahkan barang di pelabuhan tujuan dengan menanggung semua biaya impor di negara pembeli.
2) Pembeli menerima barangnya di pelabuhan bongkar “clear for import”.
3) Pada setiap transaksi, terikat dua belah pihak paling sedikit yang terlibat dan masing – masing mempunyai kepentingan yang berbeda, yang setiap saat dapat berubah. Untuk mengamankan resiko kerja dari suatu transaksi terhadap kerugian, diperlukan adanya kesepakatan, sanksi/memegang jaminan sebanding nilai bisnis tersebut. Transaksi luar negeri maupun dalam negeri sama-sama berpeluang untuk timbulnya sengketa, sehingga lebih aman bila kesepakatan di dukung dengan perjanjian dan sanksi hukum.
commit to user
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Gambaran PT Denso Indonesia a. Sejarah PT Denso Indonesia
PT Denso Indonesia adalah salah satu perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang bergerak dibidang manufaktur komponen otomotif yang terletak di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Perusahaan asal negara Jepang ini didirikan sejak 12 Mei 1975 silam setelah mendapatkan lisensi dari Departemen Perindustrian, namun baru memulai operasinya pada tanggal 1 Februari 1978. PT Denso Indonesia saat ini sudah memproduksi kurang lebih dua belas jenis komponen otomotif baik untuk motor, mobil maupun bus.
PT Denso Indonesia bergerak sebagai produsen, importir dan sekaligus eksportir komponen otomotif. Semakin bertambahnya waktu, PT Denso Indonesia mulai mengembangkan sayapnya dengan mendirikan satu pabrik lagi di kawasan industri Cibitung, Bekasi pada tahun 1995. Tidak berhenti sampai disitu, bulan Mei 1997 PT Denso Indonesia mendirikan satu anak perusahaan yang bernama PT Hamaden Indonesia. PT Hamaden Indonesia adalah
commit to user
anakan PT Denso Indonesia yang berkonsentrasi untuk memproduksi Horn.
PT Denso Indonesia mendapatkan dua sertifikat ISO sekaligus pada tahun 1998. Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9002 (Quality Management System) pada bulan Juli dan Sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan ,ISO 14001 (Environment Management System) pada Desember 1998.
Pada tahun 2004, yang semula perusahaan ini bernama PT Denso Indonesia Corporation saat awal berdiri, berganti nama menjadi PT Denso Indonesia hingga saat ini. Dan November 2004 mendirikan satu anak perusahaan lagi yaitu, PT Denso Sales Indonesia yang menangani pemasaran dan penjualan komponen otomotif.
b. Pemegang Saham
Sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing, modal PT Denso Indonesia berasal dari gabungan saham tiga perusahaan asing yang sudah maju. 58 persen saham dipegang oleh Denso International Asia Singapore, Toyota Tsusho Corporation memegang 16 persen saham PT Denso Idonesia, dan sisanya 26 persen dimiliki oleh Astra Otopart.
commit to user
GAMBAR 3.1 DIAGRAM PEMEGANG SAHAM Sumber : Hasil Pengamatan Pada PT. Denso Indonesia
c. Direksi
Tabel 3.1 Jajaran Komisaris
SISWANTO PRAWIROATMODJO PRESIDEN KOMISARIS
DARMAWAN WIDJAJA KOMISARIS
TOSHIYUKI KATO KOMISARIS
YASUSHI YAMANAKA KOMISARIS
KAZUNORI YOSHIDA KOMISARIS
JUN KARUBE KOMISARIS
Sumber : Dokumen PT Denso Indonesia
DIAS, 58% TTC, 16%
AOP, 26%
SHARE HOLDER / CAPITAL
DIAS TTC AOP
commit to user
Tabel 3.2 Jajaran Direktur
KAZUYOSHI MINATO PRESIDEN DIREKTUR
A.K. HADI WAKIL PRESIDEN
HIDEO KURIMOTO DIREKTUR
ANTONIUS HARTOYO DIREKTUR
YASUHIRO FUKUHARA DIREKTUR
JAMAL ABDUL NASSER DIREKTUR
YASUSHI NEI DIREKTUR
Sumber : Dokumen PT Denso Indonesia
d. Anak Perusahaan/Grup PT Denso Indonesia 1) PT Denso Sales Indonesia
Alamat : Jl. Gaya Motor I no.6 Sunter II Tg. Priok, Jakarta 14330
Telepon : (62)(21) 6512279 Fax : (62)(21) 6510566 Berdiri : 5 November 2004
Bisnis lini : penjualan dan pemasaran komponen otomotif di Indonesia
2) PT Hamaden Indonesia
Alamat : Jl. Gaya Motor I no.6 Sunter II Tg. Priok, Jakarta 14330
Telepon : (62)(21) 6512279 Fax : (62)(21) 6510566 Berdiri : Mei 1997
commit to user
3) PT TD Automotive Compressor Indonesia
Alamat : Jl Kalimantan Blok E1-2, Kw Industri MM2100, Cikarang Barat, Bekasi 17520
Telepon : (62)(21) 8980303 Fax : (62)(21) 8980605 Bisnis lini : Compressor e. Visi PT Denso Indonesia
“Consideration and fulfillment” f. Misi PT Denso Indonesia
“Contributing to a better world by creating value together with a vision for the future.”
g. Filosofi PT Denso Indonesia
1) To be an asset to the nation.
2) To provide the best service to the customer.
3) To respect the individual and develop teamwork.
4) To continually strive for excellence.
2. Lokasi Perusahaan a. Sunter Plant
Pabrik PT Denso menjadi satu kawasan dengan lokasi kantor pusat yang berada di Jl.Gaya Motor I no.6 Sunter II Kel. Sungai Bambu, Jakarta Utara 14330. Di Sunter Plant ini terdapat kantor
commit to user
pusat PT Denso Indonesia, dan dua anak perusahaan yaitu PT Denso Sales Indonesia dan PT Hamaden Indonesia. Ketiga perusahaan ini berdiri di atas tanah seluas 38.000 m2 dengan luas bangunan kurang lebih 19.000 m2.
b. Bekasi Plant
PT Denso Indonesia juga mempunyai pabrik di Bekasi, letaknya di Jalan Kalimantan Blok E1-2, Kw Industri MM2100, Cikarang Barat, Bekasi 17520. Di Bekasi Plant ini terdapat pabrik dari PT Denso Indonesia beserta kantor dan juga anak perusahaan yakni, PT TD Automotive Compressor Indonesia. Lokasi pabrik ini didirikan di atas tanah seluas 100.000 m2 dengan luas bangunan 39,450 m2.
c. Keuntungan Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan yang berada di Sunter mempunyai keuntungan karena letaknya cukup dekat dengan pelabuhan internasional Tanjung Priok. Jarak antara pabrik dengan pelabuhan bisa ditempuh dengan waktu kurang dari 30 menit dengan kondisi jalan normal atau tidak macet. Oleh karena itu, proses ekspor dari PT Denso Indonesia lebih terkonsentrasi di Sunter karena lebih mempersingkat waktu pengiriman barang untuk sampai ke atas kapal yang akan mengangkut. Selain itu, pabrik di Sunter lebih dekat dengan kantor Bea Cukai dan kantor Disperindag untuk
commit to user
mempermudah proses perijinan ekspor. Dan juga lebih dekat dengan instansi – instansi yang terkait dengan urusan ekspor.
Demikian halnya dengan lokasi pabrik yang berada di Bekasi, walaupun jauh dengan lokasi-lokasi penunjang kegiatan ekspor PT Denso Indonesia, namun pabrik ini lebih besar. Hasil produksi pun lebih banyak dan lebih cepat. Di Bekasi ini pun terdapat kegiatan ekspor, namun frekuensinya tidak sebanyak yang di Sunter.
3. Struktur Organisasi
Untuk struktur organisasi pada PT Denso Indonesia, pemegang kekuasaan tertinggi ada pada jajaran komisaris, selanjutnya adalah jajaran direktur dengan lima orang dari PT Denso Indonesia, dan dua orang dari Astra Otopart. Presiden direktur dan wakil presiden direktur bersama para komite membawahi beberapa direktorat. Di bawah direktorat masih ada divisi dan departemen yang membawahi para staff dan karyawan.
Jajaran direktorat yang ada pada PT Denso Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Administration Director : Purwantio B. b. Corporate Director : Hideo Kurimoto c. Sunter Plant Director : Kenji Kakutani d. Bekasi Plant Director : A. Hartoyo e. Factory Support Director : A. Hartoyo
commit to user
Gambar 3.2. Struktur organisasi PT Denso Indonesia Sumber : Dokumen PT Denso Indonesia
GA IS PLAN & IS SUPPORT ACCOUNTING FINANCE BUSINESS COST PROCUREMEN FACTORY PROD ENG.1 PROD ENG.2 PROUCTION 1 PRODUCTION INSPECTION QLTYASSURANCE FINISHED PARTS MAINTENANC FACTORY PROD ENG.1 PROD ENG.2 PROUCTION 1 PRODUCTION INSPECTION Q.A FINISHED PARTS MAINTENANC DESIGN PROD ENG,3 MACHINERY UTILITY DOMESTIC EXIM UTILITY INFORMATION FINANCE & BUSINESS PROCUREMENT PRODUCTION MAINTENANCE DESIGN PRODUCTION PRODUCTION QUALITY PRODUCTION CONTROL DIRECTORS PRODUCTION QUALITY ASSURANCE PRODUCTION CONTROL MAINTENANCE MACHINERY UTILITY SUNTER DISTRIBUTION UTILITY BEKASI CORPORATE SUNTER PLANT BEKASI PLANT FACTORY COMMITTEE PRESIDENT VICE PRESIDENT
commit to user
Untuk jajaran tertinggi dalam struktur organisasi adalah komisioner. Namun dalam operasional sehari – hari, wewenang tertinggi dipimpin oleh seorang presiden dan wakil presiden direktur. Untuk bagian administrasi dan Corporate Directorate yang membawahi bagian personalia dan sistem informasi serta bagian keuangan dan Business Planning dikendalikan oleh kantor pusat di Sunter. Untuk bagian lain sudah ada di masing-masing lokasi perusahaan.
Gambar 3.3 Struktur Divisi Ekspor-Impor. Sumber: Dokumen PT Denso Indonesia
4. Personalia
a. Seleksi Karyawan
Seleksi karyawan pada PT Denso Indonesia cukup ketat, para pelamar harus mengikuti serangkaian test yang diselenggarakan
commit to user
oleh perusahaan. Berikut adalah tahapan yang harus dilaksanakan oleh pelamar :
1) Penerimaan calon karyawan (HRD staff) a) Seleksi lamaran kerja
b) Tes fisik
c) Psikotes, Matematika, Quality Awareness d) Medical check up
Jika sudah lulus, maka seleksi selanjutnya dengan Green Card Training.
2) Green Card Training (Committee)
Durasi training Green Card adalah dua minggu (10 hari kerja) di dalam kelas. Isi dari Green Card Education adalah sebagai berikut :
a) Profile Company (pengenalan perusahaan).
b) Product Knowledge (pengetahuan tentang produk). c) Safety (pengamanan).
d) Quality Control.
e) Total Industrial Engineering. f) Production.
g) Morale Activity.
3) Evaluasi (HRD, Committee, PIC production)
Waktu tunggu diberikan untuk persiapan menunggu panggilan wawancara dan selanjutnya adalah proses
commit to user
penandatanganan kontrak kerja, dan setelah itu, karyawan baru akan diberikan Orientation Job Training selama 1 minggu di lapangan.
b. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja PT Denso Indonesia & Group per tanggal 24 Februari 2012 adalah 4.005 orang dengan perincian sebagai berikut:
1) PT Denso Indonesia : 2.575 orang
2) PT Denso Sales Indonesia : 135 orang
3) PT Hamaden Indonesia : 345 orang
4) PT TD Automotive Compressor Indonesia : 950 orang c. Jam kerja
1) Jam Kerja
Senin – kamis : 07.30 – 16.30
Jumat : 07.30 – 16.50
2) Jam Istirahat
Senin – Kamis : Pagi 09.30 – 09.40
Siang 12.00 – 12.40
Sore 15.00 – 15.10
Jumat : Pagi 09.30 – 09.40
Siang 11.45 – 12.45
commit to user d. Fasilitas dan jaminan sosial
Fasilitas dan jaminan sosial yang diberikan oleh Group PT Denso Indonesia adalah sebagai berikut :
1) 245 hari kerja dalam setahun. 2) Kenaikan gaji tahunan.
3) Bonus pembayaran (Bonus THR dan bonus akhir tahun). 4) Seragam.
5) Memberikan kontribusi pada kesempatan tertentu seperti pemakaman, pernikahan, dll.
6) Memberikan kontribusi untuk staf yang meninggal. 7) Biaya medis untuk staf, pasangan, dan anak-anaknya. 8) Shuttle bus.
9) Pelatihan baik domestik dan luar negeri.
10) Hari Keluarga Tahunan (Perusahaan dan Departemen). 11) Dana pensiun.
12) Pinjaman. 13) Dll. 5. Produk yang di ekspor
Produk yang dihasilkan PT Denso Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Car Ac Mulai Tahun 1978
commit to user
c. Compressor Mulai Tahun 1992
d. Magnetic Clutch Mulai Tahun 2000
e. Radiator Mulai Tahun 1979
f. Reserve Tank Mulai Tahun 1988
g. Aluminium Radiator Mulai Tahun 2004
h. Oil Cooler Mulai Tahun 2004
i. Spark Plug Mulai Tahun 1979
j. Stick Coil Mulai Tahun 2004
k. O2 Sensor Mulai Tahun 2004
l. Air Filter Mulai Tahun 1979
m. Oil Filter Tahun 1979 – 2004
n. ISCV Tahun 1999 – 2008
6. Pemasaran Produk Ekspor a. Asian Network
1) Denso Manufacturing Vietnam Co, Ltd
2) Denso (Thailand) Co, Ltd
commit to user 4) Denso (Malaysia) Sdn. Bhd
5) Denso International Asia (Thailand) Co. Ltd
6) Denso International Asia Singapore Pte., Ltd
7) PT Denso Indonesia
8) PT Hamaden Indonesia, Mfg
9) PT Denso Sales Indonesia
10) Denso PS Electronics Corporation Korea
11) Korean Wiper Blade Co, Ltd
12) Denso Sales Korea Corp.
13) Denso Taiwan Corp.
14) Philippine Auto Component, Inc
15) Denso International Australia Pty. Ltd
b. Negara Tujuan Ekspor
1) Australia
2) Belgia
commit to user 4) China 5) Dubai 6) Holland 7) India 8) Japan 9) Malaysia 10) Philippine 11) Singapore 12) Thailand 13) Timur Tengah 14) United Kingdom 15) USA 16) Vietnam B. Pembahasan
1. Prosedur Ekspor pada PT Denso Indonesia
Proses ekspor PT Denso Indonesia hanya dilakukan terhadap Group Perusahaan Denso untuk menjaga kualitas barang agar tetap bagus, sebelum barang sampai ke tangan konsumen akhir. Oleh
commit to user
karena itu, dalam prosedur ekspor PT Denso Indonesia yang menarik adalah tanpa menggunakan proses promosi dan sales contract. Proses ordering ke PT Indonesia hanya melalui website / email dari importir. Untuk proses pendistribusian dokumen melalui email kepada masing – masing staf antar divisi dalam PT Denso Indonesia. Berikut ini adalah serangkaian prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia :
a. Staff Production Control (PC) menerima purchase order dari importir melalui website / email.
b. Staf PC melakukan input order ke sistem CIGMA (Computer Integrated for Manufacturing).
c. Staf PC membuat jadwal ekspor untuk diserahkan ke bagian produksi agar bisa memperhitungkan waktu produksi.
d. Proses produksi barang yang akan diekspor.
e. Staf PC membuat SIL (Shipping Instruction List) lalu mendistribusikannya ke bagian Inventory, Distribusi dan EXIM f. Setelah menerima jadwal ekspor (export schedule) dan SIL
(Shipping Instruction List) dari bagian PC, staf Exim mempersiapkan dokumen – dokumen ekspor yang berupa Packing List, Invoice, Case Mark, dll.
g. Pembuatan SI (Shipping Instruction) untuk Shipping Line / Freight Forwarder via email/website guna pemesanan ruang di kapal atau pesawat yang akan mengangkut barang ekspor dari PT Denso Indonesia.
commit to user
h. Staf Exim meminta konfirmasi jadwal keberangkatan kapal / pesawat dari Shipping Line atau Freight Forwarder terkait via email / telepon.
i. Memberitahukan jadwal pengambilan barang (Pick Up) oleh Agent ke bagian PC agar mempersiapkan barang yang akan diekspor. j. Pembuatan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) oleh staf Exim
dengan sistem aplikasi EDI (Electronic Data Interchange) yang tersambung langsung ke Bea Cukai. Pembuatan PEB biasanya dua hari sebelum kapal berangkat atau pada hari yang sama dengan proses stuffing barang ke kontainer.
k. Manajer Exim meninjau ulang dokumen ekspor yang sudah disiapkan oleh staf Exim dan menandatangani PEB.
l. Penandatanganan dokumen invoice oleh GM/AGM dengan tanda tangan elektronik (e-sign).
m. Proses stuffing barang ke kontainer.
n. Pick up dan pengiriman (delivery) barang sampai ke CY (Container Yard) oleh Freight Forwarder.
o. Proses Customs Clearance (Persetujuan ekspor) oleh Freight Forwarder.
p. Kapal berangkat, untuk term of delivery PT Denso menggunakan term FOB (Free on Board). Freight Forwarder menerbitkan draft B/L untuk ditinjau ulang oleh staf Exim sebelum diterbitkan B/L asli.
commit to user
q. Staf Exim mengirimkan semua dokumen ekspor yang asli kepada importir dan melampirkan SKA jika diminta oleh negara pihak Importir.
r. Pembayaran barang yang diekspor biasanya 60 hari setelah tanggal Bill of Lading melalui Telegraphic Transfer.
Gambar 3.4. ESTIMASI WAKTU DAN ALUR FIAT MUAT Sumber : Dokumen PT Denso Indonesia
commit to user
Gambar 3.5 Alur Pembuatan Surak Keterangan Asal. Sumber : Dokumen PT Denso Indonesia.
2. Dokumen Ekspor pada PT Denso Indonesia
Pada dasarnya, dokumen ekspor PT Denso Indonesia hanya delapan macam dokumen. Berikut ini kedelapan dokumen tersebut : a. Invoice
Invoice adalah faktur perdagangan atau nota perhitungan yang dibuat oleh pihak eksportir. Berisikan nama, alamat lengkap PT Denso Indonesia sebagai eksportir, identitas importir, tujuan ekspor, nomor dokumen, tanggal invoice, cara pembayaran (term of payment), cara pengiriman (term of delivery), waktu pengiriman, nama barang, deskripsi barang, case mark, part number, jumlah barang, berat barang, harga barang, mata uang, dll.
commit to user b. Packing List
Serangkaian daftar perincian mengenai barang yang diekspor. Packing List pada PT Denso Indonesia berisikan identitas eksportir dan importir, nomor packing list, nomor invoice, alamat tujuan ekspor, nama barang, jenis barang, nomor identitas barang, jumlah barang, berat bersih, berat kotor, jumlah kemasan, dll. c. Case Mark
Case Mark adalah nomor seri pada kemasan (box) atau identitas barang yang tertera pada kemasan yang mencantumkan part number dan jumlah barang tiap kemasan.
d. Shipping Instruction
Shipping Instruction adalah instruksi pengapalan/pengiriman barang yang dibuat oleh PT Denso Indonesia kepada perusahaan pengangkutan. SI ini berisikan identitas Shipping Line atau Freight Forwarder yang ditunjuk, tanggal SI, Nomor SI, nama barang, consignee, berat bersih, berat kotor, volume barang, notify party, jenis container, tanggal pengiriman, pelabuhan tujuan, dll.
e. Persetujuan Ekspor Barang (PEB)
PEB adalah dokumen pabean yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor barang. PEB dibuat oleh eksportir atau kuasanya dengan menggunakan software aplikasi PEB secara online atau biasa disebut EDI (Electronic Data Interchange). PEB berisi nama kantor pabean pemuatan, nomor