• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN CANCER DI ERA JKN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAYANAN CANCER DI ERA JKN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PELAYANAN CANCER

DI ERA JKN

www.bpjs-kesehatan.go.id

dr. Herman Dinata M, AAAK

(2)

TUGAS BPJS KESEHATAN DALAM JKN

2

- Membayarkan manfaat

- Membuat

kesepakatan

dengan faskes

- Membuat atau menghentikan kontrak dengan faskes

- Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program

- Memberikan

manfaat

kepada seluruh peserta

- Membentuk cadangan teknis sesuai standar praktik aktuaria

- Melakukan dan/atau menerima

pendaftaran peserta

- Memberikan nomor identitas tunggal - Melakukan pengawasan dan

pemeriksaan kepatuhan

- Mengenakan sanksi admisnistrasif - Melaporkan ketidakpatuhan

- Memungut & mengumpulkan

iuran

- Menagih pembayaran iuran - Mengelola dan mengembangkan

DJS

- Melakukan pengawasan dan pemeriksaan kepatuhan

- Mengenakan sanksi admisnistrasif - Melaporkan ketidakpatuhan

(3)

3

PROFESIONALISME

PEMANGKU KEPENTINGAN

DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM JKN

PESERTA

BPJS KESEHATAN

FASKES

REGULATOR

Profesional

dalam

menyelenggarakan JKN

dengan mengembangkan

sistem pelayanan

kesehatan, sistem kendali

mutu pelayanan dan

sistem pembayaran

Profesional

dalam membuat

dan supervisi pelaksanaan

regulasi

tentang

pola dan

besaran tarif

, besaran

iuran,, paket benefit, dll

Hak &

(4)

Asuransi

Benefit

Luas

Terbatas

Pintu Masuk

Sempit

Lebar

Kepesertaan

Wajib

Sukarela

Prinsip

Kebutuhan

Keinginan

Asuransi

Sosial

Komersial

(5)

Hubungan antara Pasien,

Pembayar, PPK

Historical

Traditional Insurance

Modern

Pelkes

PPK

Pasien

Rp

Pasien

Organized

Intermediary

PPK

MS

$

$

Locus of Risk

Pembayar

PPK

Pasien

Pelkes

$

$

(6)

 Pembiayaan pelayanan kesehatan

dengan sistem kapitasi dan

fee-for-service

 Potensi

supplier-induced-demand

tinggi

 Pembayaran Out of Pocket

 Tidak mendorong efisiensi

 pembiayaan kesehatan menggunakan

sistem kapitasi dan

INA CBG’s

 Terdapat

pembagian risiko

finansial

antara Faskes dengan

pembayar

 Pembayaran 15 hari kerja

 Mendorong efisiensi

PRA JKN

JKN

DAMPAK

PERUBAHAN POLA PELAYANAN KESEHATAN

ASPEK PELAYANAN KESEHATAN

 Keluhan Faskes (manajemen dan tenaga kesehatan)

 Keluhan peserta

Mutu pelayanan ?

(7)
(8)

8

Jumlah FKTP bertambah sebanyak 3,572 atau

22% dari awal tahun 2014

Rasio Dokter peserta ideal 1 : 5.000

Distribusi Faskes Belum Merata

DOKTER PRAKTIK PERORANGAN 22% KLINIK PRATAMA 15% PUSKESMAS 50% RS D PRATAMA 0% KLINIK POLRI 3% KLINIK TNI 4% PRAKTIK DOKTER GIGI 6%

PENAMBAHAN FKTP KERJASAMA

Trend Pertumbuhan FKTP

15,420 16,053 17,492 17,673 18,347 18,510 16,047 16,831 18,437 18,644 19,436 19,619 14500 15500 16500 17500 18500 19500 20500

Jan 14 Juni 14 Des 14 Jan 15 Jun 15 Sep 15

Juml ah F aske s Bulan TOTAL TANPA DRG TOTAL DENGAN DRG 18.547 19,657

(9)

9

JUMLAH FASKES RUJUKAN

DATA BUK

Tgl 6 Okt-2015

SUDAH KERJA SAMA DENGAN

BPJS KESEHATAN

A B C D A B C D

1 Pemerintah Pusat a. Kementerian

a.1 Kementerian Kesehatan 11 2 1 15 4 33

a.2 Kementerian Pendidikan 2 1 1 4

a.3 Kementerian Pertahanan 1 1

b. TNI b.1 AD 1 9 22 37 69 b.2 AL 1 3 6 10 1 21 b.3 AU 3 5 8 1 17 c. Polri 1 4 22 13 40 2 Pemerintah Daerah a. Pemerintah Provinsi 6 27 11 21 16 16 6 2 13 118 b. Pemerintah Kab/Kota 1 114 272 132 1 5 2 2 23 552 3 Swasta a. Laba 84 264 312 1 11 83 26 52 833 b. Nirlaba 7 23 36 4 4 74 c. BUMN/BUMD* 3 23 15 2 43 21 258 651 584 34 37 95 35 90 1.805 RS UMUM RS KHUSUS KLINI K N O KEPEMILIKAN JENIS TOTAL TOTAL

Realisasi Kerja Sama: 70%

Target 2016: 80%

1 Pemerintah Pusat - Kementerian 43 38 88 - TNI 125 107 86 - Polri 42 40 95 2 Pemerintah Daerah 673 634 94 3 Swasta 1.509 855 57 - BUMN/BUMD* 63 41 65 2.455 1.715 70 TOTAL No KEPEMILIKAN RS Online (16-10-2015) BPJS Kesehatan % Kerja sama

(10)

www.bpjs-kesehatan.go.id

10

PENAMBAHAN FKRTL KERJASAMA

-200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000

Des-13 Mar-14 Jun-14 Sep-14 Des-14 Mar-15 Jun-15 Sep-15 FKRTL Kerja Sama FKRTL Swasta

FKRTL

Des-13

Mar-14

Jun-14

Sep-14

Des-14

Mar-15

Jun-15

Sep-15

FKRTL Kerja Sama

1.109

1.441

1.551

1.592

1.681

1.739

1.783

1.815

FKRTL Swasta

346

557

586

617

652

821

853

865

Ket : Tidak termasuk Klinik Utama

 48% dari FKRTL yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan adalah milik swasta

 57% dari FKRTL milik swasta yang terdaftar sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan

(11)

11

PEMBAYARAN BIAYA MANFAAT RUJUKAN

s.d September 2015

Pelayanan Tingkat Pertama, 8,2 91,241 Pelayanan Rujukan, 3 3,066,554

Biaya Pelayanan Rujukan

• 36% pelayanan katastropik

• 11% penyakit kronis

• 8% penyakit infeksi

• 7% pelayanan kehamilan dan

persalinan

KASUS BIAYA (Rp)

1 PENYAKIT KRONIS KECIL LAIN-LAIN 12,148,505 2,308,758,482,573 2 PROSEDUR DIALISIS 1,307,544 1,294,285,689,329

3 PROSEDUR OPERASI KATARAK 59,480 351,039,006,462 4 PROSEDUR REHABILITASI 717,987 205,966,879,568 5PROSEDUR THERAPI FISIK DAN PROSEDUR

KECIL MUSKULOSKLETAL 1,009,487 176,197,850,305

6 PROSEDUR ULTRASOUND GINEKOLOGIK 532,420 174,653,456,459 7 PENYAKIT AKUT KECIL LAIN-LAIN 1,099,546 163,031,843,098 8 PROSEDUR RADIOTERAPI 134,659 157,254,259,900 9 PERAWATAN LUKA 715,171 145,584,447,577

10 PROSEDUR ULTRASOUND LAIN-LAIN 300,167 127,257,701,156

NO GRUP CBGS Rawat Jalan

KASUS BIAYA (Rp) 1 OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR 242.995 1.157.057.364.478 2PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN

PARASIT LAIN-LAIN 186.098 663.378.113.113 3DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN

LAIN-LAIN 166.101 628.524.818.218 4 KEGAGALAN JANTUNG 88.709 558.743.133.343 5 INFEKSI NON BAKTERI 172.896 432.882.929.690 6NYERI ABDOMEN & GASTROENTERITIS

LAIN-LAIN 147.860 402.793.639.854 7 PERSALINAN VAGINAL 167.340 397.872.854.222 8PROSEDUR KARDIOVASKULAR

PERKUTAN 7.222 396.805.290.642 9SIMPLE PNEUMONIA & WHOOPING

COUGH 73.173 393.715.942.501 10 HIPERTENSI 81.866 357.870.635.334 NO GROUP CBGS Rawat Inap

10 CBGs Terbanyak

(12)

BIAYA PELAYANAN KESEHATAN

Jan 2014 s/d Agustus 2015

Sumber : Laporan Manajemen Des 2014 &

Agustus 2015

Biaya pelkes

Tahun 2014 sebesar Rp 42,6 T

Tahun 2015 s.d Agustus sebesar

Rp. 36,4 T

12

ANIMO PENDAFTARAN

PESERTA SANGAT BESAR

UTILISASI PELKES

MENINGKAT

2014

(13)

PEMANFAATAN JKN

OLEH PESERTA

Kunjungan Rawat Jalan Tingkat

Pertama

1.

Tahun 2014 sebanyak 61.7 Juta

2.

S.d Agustus 2015 sebanyak 66,1 Juta

13

127,8 Juta kunjungan ke

Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama

Kasus Rawat Inap Tingkat Pertama

1.

Tahun 2014 sebanyak 511 Ribu pasien

2. S.d Agustus 2015 sebanyak 809 Ribu pasien

1,4 Juta pasien Rawat Inap

di Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama

Kunjungan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan

1.

Tahun 2014 sebanyak 21,3 Juta

2. S.d Agustus 2015 sebanyak 25,4 Juta

Kasus Rawat Inap Tingkat Lanjutan

1.

Tahun 2014 sebanyak 4.2 Juta pasien

2. S.d Agustus 2015 sebanyak 4.09 Juta pasien

46,7 Juta pasien Rawat Jalan

dan 8,12 Juta pasien Rawat

Inap di Rumah Sakit

(14)

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAN

PELAYANAN KANKER

(15)

1. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

2. UU No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

3. Perpres No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah direvisi

menjadi Perpres No. 111 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden

Nomor 12 Tahun 2013

4. Permenkes No 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam

Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan

5. Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan

Kesehatan

8. Permenkes No. 27 Tahun 2014

1

tentang Petunjuk Teknis Sistem INA CBG’s

9. Permenkes No. 28 Tahun 2014

2

tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN

10. Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit

15

LANDASAN HUKUM PELAYANAN

DAN PEMBAYARAN KANKER

(16)

1. Permenkes No 63 Tahun 2014 tentang Pengadaan obat berdasarkan e-catalog

2. Kepmenkes No. 328/Menkes/SK/VIII/2013 tentang Formularium Nasional

3. Kepmenkes No. 159/Menkes/SK/V/2014 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium Nasional

4. Kepmenkes No.

HK.02.02/Menkes/363/2015

tentang Perubahan Kedua atas

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 328/Menkes/SK/IX/2013 tentang Formularium

Nasional

5. Keputusan Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Nomor HK.02/03/III/1346/2014 Tahun 2014 tentang Pedoman Penerapan Fornas

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No

02.02/MENKES/524/2015 tentang Pedoman

penyusunan dan penerapan formularium nasional.

16

LANDASAN HUKUM PELAYANAN

OBAT KANKER

(17)

METODE PEMBAYARAN

DI FKRTL

METO

DE

PEM

BAY

ARAN

INA CBG’S

KONSULTASI

AKOMODASI, ALKES, OBAT, DLL

TINDAKAN MEDIS (OPERASI DAN NON

OPERASI)

DI LUAR PAKET

INACBG’S

1. OBAT ANTIKANKER

2. ALAT BANTU KESEHATAN

3. OBAT KRONIS NON STABIL

4. AMBULANS

5. CAPD

Permenkes No 59/2014

17

BESARAN TARIF

SESUAI KELAS RS

BESARAN TARIF

TIDAK

MENGACU

KEPADA KELAS

RS

(18)

Sistem Pembayaran Pelayanan Obat

Permenkes No.59 Tahun 2014

FKTP

Kapitasi

Non Kapitasi

Obat PRB*

FKRTL

INA CBGs

Non INA

CBGs

Obat Kronis

Non Stabil*

Obat

Kemoterapi*

Obat Top Up

Hemofilia**

Special drugs yang masuk paket INA-CBG’s adalah obat Thalasemia (Deferiprone, Deferasirox

dan Deferoksamin), Albumin dan Streptokinase

* Pembayaran secara Fee For Services

(19)
(20)
(21)

21

PELAYANAN OBAT KEMOTERAPI

Permenkes Nomor 59 Tahun 2014

• Pemberian obat untuk kemoterapi, thalassemia, dan hemophilia dilakukan di

fasilitas kesehatan

tingkat III

.

• Fasilitas kesehatan tingkat II dapat memberikan obat kemoterapi, thalassemia, dan hemofilia

dengan

mempertimbangkan kemampuan fasilitas kesehatan dan kompetensi sumber daya

manusia

kesehatan.

Kep. Dirjen Binfar Nomor HK. 02.03/III/1346/2014 tentang

Pedoman Penerapan Formularium Nasional

• Peresepan obat anti kanker

hanya boleh dilakukan oleh Dokter Ahli Onkologi/Spesialis Konsultan

Bidang Onkologi dan harus dilengkapi dengan protokol terapi dari dokter yang merawat

dan telah disetujui oleh Tim Onkologi (Cancer/Tumor Board), kecuali obat goserelin asetat dan

leuprorelin asetat untuk terapi endometriosis dapat diresepkan langsung oleh Dokter

Ahli Obstetri dan Ginekologi.

• Untuk Rumah Sakit yang memiliki Dokter Ahli Onkologi/Spesialis Konsultan Bidang Onkologi, maka

peresepan obat anti kanker dapat diberikan oleh dokter tersebut dengan persetujuan Tim Onkologi

(Cancer/Tumor Board).

• Untuk Rumah Sakit yang tidak memiliki Dokter Ahli Onkologi/Spesialis Konsultan Bidang

Onkologi, maka keputusan peresepan pertama obat anti kanker harus dilakukan oleh Rumah Sakit

yang memiliki Dokter Ahli Onkologi/Spesialis Konsultan Bidang Onkologi. Peresepan selanjutnya

dapat diberikan oleh dokter spesialis di Rumah Sakit tersebut sesuai rekomendasi dan persetujuan

Tim Onkologi (Cancer/Tumor Board)

(22)

SK MENKES NO

02.02/MENKES/524/2015

• PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN

FORMULARIUM NASIONAL

• Pemberian obat dilakukan di faskes tingkat III atau

tingkat II

• Tim onkologi  dokter ahli onkologi, perawat

onkologi, apoteker yg dididik utk khemo/

• Fasilitas untuk peracikan obat khemo (Laminary flow)

• Ruang Isolasi untuk pasien khemo

• Protap  penyimpanan, pengelolaan, dan

penatalaksanaan khemoth serta pengelolaan limbah

khemo

(23)

SK MENKES NO

02.02/MENKES/524/2015

• Obat Khemoth  Non cancer

• Dokter ahli yang sesuai dgn bidangnya

• Goserelin asetat dan leuprorelin 

endometriosis  obgyn

• Metotrexat  rheumatoid arthritis 

spesialis reumatologi

(24)

Permenkes 59/2014 pasal 22

PEMBAYARAN OBAT KEMOTERAPI

24

Pembiayaan pelayanan kemoterapi =

tariff INA CBG’s sesuai diagnose dan prosedur

ditambah

harga obat kemoterapi sesuai e-catalog*

(25)

Larangan menarik iur biaya

PMK No. 28

Th 2014

• Penggunaan obat

di luar Formularium nasional

di

FKRTL hanya dimungkinkan setelah mendapat

rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi

dengan persetujuan Komite Medik atau

Kepala/Direktur Rumah Sakit yang biayanya sudah

termasuk dalam tarif INA CBGs dan

tidak boleh

dibebankan kepada peserta

.

25

Fasilitas kesehatan

tidak diperbolehkan meminta iur

biaya

kepada peserta selama mendapatkan

manfaat pelayanan kesehatan sesuai dengan

(26)

UTILISASI PENYAKIT KANKER

DALAM PROGRAM JKN

(27)

10 GROUP CBG’S

RAWAT JALAN

BERBIAYA TERBESAR

27

KASUS BIAYA (Rp) UNIT COST

1 PENYAKIT KRONIS KECIL LAIN-LAIN 12.454.024 2.405.342.648.053 193.138 2 PROSEDUR DIALISIS 1.505.531 1.504.747.365.586 999.479

3 PENYAKIT AKUT KECIL LAIN-LAIN 1.402.849 211.124.822.974 150.497 4 PROSEDUR REHABILITASI 647.020 197.782.289.103 305.682 5 PROSEDUR RADIOTERAPI 131.856 150.439.072.500 1.140.935 6 PERAWATAN LUKA 718.026 149.460.910.578 208.155 7

PROSEDUR THERAPI FISIK DAN

PROSEDUR KECIL MUSKULOSKLETAL 809.040 146.698.188.351 181.324

8 PENYAKIT KRONIS BESAR LAIN-LAIN 613.239 145.270.110.297 236.890 9 PROSEDUR OPERASI KATARAK 31.281 137.810.350.974 4.405.561 10 PROSEDUR ULTRASOUND GINEKOLOGIK 478.608 114.117.557.142 238.436

TAHUN 2014 GROUP CBGS

NO

KASUS BIAYA (Rp) UNIT COST

1 PENYAKIT KRONIS KECIL LAIN-LAIN 12.148.505 2.308.758.482.573 190.045 2 PROSEDUR DIALISIS 1.307.544 1.294.285.689.329 989.860

3 PROSEDUR OPERASI KATARAK 59.480 351.039.006.462 5.901.799 4 PROSEDUR REHABILITASI 717.987 205.966.879.568 286.867 5 PROSEDUR THERAPI FISIK DAN

PROSEDUR KECIL MUSKULOSKLETAL 1.009.487 176.197.850.305 174.542 6 PROSEDUR ULTRASOUND

GINEKOLOGIK 532.420 174.653.456.459 328.037

7 PENYAKIT AKUT KECIL LAIN-LAIN 1.099.546 163.031.843.098 148.272 8 PROSEDUR RADIOTERAPI 134.659 157.254.259.900 1.167.796 9 PERAWATAN LUKA 715.171 145.584.447.577 203.566

10 PROSEDUR ULTRASOUND LAIN-LAIN 300.167 127.257.701.156 423.956

NO GRUP CBGS TAHUN 2015

(28)

10 GROUP CBG’S

RAWAT INAP

BERBIAYA TERBESAR

28

KASUS BIAYA (Rp) UNIT COST

1

OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR 297,781 1,422,116,110,798 4,775,711 2

DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN

LAIN-LAIN 212,165 821,138,586,134 3,870,283 3

KEGAGALAN JANTUNG 115,331 819,865,777,967 7,108,807 4

PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN

PARASIT LAIN-LAIN 207,815 746,053,922,119 3,589,991 5

PERSALINAN VAGINAL 283,083 686,964,858,020 2,426,726 6

NYERI ABDOMEN &

GASTROENTERITIS LAIN-LAIN 209,773 660,059,867,293 3,146,543 7

HIPERTENSI 121,831 561,498,562,917 4,608,832 8

SIMPLE PNEUMONIA & WHOOPING

COUGH 91,669 515,333,849,353 5,621,681 9

PERADANGAN DAN INFEKSI

PERNAFASAN 89,549 491,740,271,432 5,491,298 10

INFEKSI NON BAKTERI 155,830 429,496,259,600 2,756,185

NO GROUP CBGS TAHUN 2014

KASUS BIAYA (Rp) UNIT COST 1 OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR 242.995 1.157.057.364.478 4.761.651 2 PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN

PARASIT LAIN-LAIN 186.098 663.378.113.113 3.564.671 3 DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN

LAIN-LAIN 166.101 628.524.818.218 3.783.992 4 KEGAGALAN JANTUNG 88.709 558.743.133.343 6.298.607 5 INFEKSI NON BAKTERI 172.896 432.882.929.690 2.503.719 6 NYERI ABDOMEN &

GASTROENTERITIS LAIN-LAIN 147.860 402.793.639.854 2.724.156 7 PERSALINAN VAGINAL 167.340 397.872.854.222 2.377.631 8 PROSEDUR KARDIOVASKULAR

PERKUTAN 7.222 396.805.290.642 54.943.962 9 SIMPLE PNEUMONIA & WHOOPING

COUGH 73.173 393.715.942.501 5.380.618 10 HIPERTENSI 81.866 357.870.635.334 4.371.420 NO GROUP CBGS TAHUN 2015

(29)

UTILISASI PENYAKIT

KATASTROFIK

29

KSS

BIAYA

JANTUNG

4,430,768

4,791,207,762,681

GGL GINJAL

1,568,732

1,971,535,366,941

KANKER

937,943

1,638,517,591,981

STROKE

593,759

801,836,467,803

THALLASEMIA

77,426

299,884,058,459

SIROSIS HEPATIS

90,895

180,770,772,528

HEMOPHILIA

19,072

68,382,404,846

LEUKEMIA

43,961

124,635,836,349

Grand Total

7,762,556

9,876,770,261,588

KATASTROPIK

TAHUN 2015

Tahun 2015

: Transaksional BOA Sd 30 September 2015

KASUS

BIAYA (Rp)

JANTUNG

3.417.806

4.408.777.379.149

GAGAL GINJAL

1.151.501

1.626.298.803.849

KANKER

702.207

1.537.693.938.976

STROKE

435.528

741.969.032.547

THALASSEMIA

60.929

215.122.989.388

SIROSIS HEPATIS

76.376

179.775.071.844

LEUKEMIA

32.321

126.447.549.192

HEMOFILIA

14.536

47.890.244.073

Grand Total

5.891.204

8.883.975.009.018

KATASTROPIK

TAHUN 2014

(30)

TOP 10 DIAGNOSA KANKER

DENGAN BIAYA TERTINGGI

(Sebagai Diagnosa Primer Bulan Pelayanan Des 2014 – Sept 2015)

30

(31)

Tingkat

Pelayanan

Jumlah Obat

Jumlah Kasus

Biaya (Rp)

ORJTP

1,431,651

52,890,125

81,617,491,495

ORJTL

9,376,194

276,194,209

788,548,476,520

ORITL

231,523

896,609

364,375,309,068

Grand Total

11,039,368

329,980,943

1,234,541,277,083

REALISASI BIAYA OBAT KRONIS & KEMOTERAPI

Bulan Beban Januari 2015 – September 2015

*Sumber Data BOA PBB Sept 2015

Berdasarkan Tingkat Pelayanan

Jenis Klaim

Jumlah Kasus

Jumlah Obat

Biaya Obat

Catur Wulan I 2015

Persentase

Kemoterapi

378,741

3,783,422

637,672,524,970

51.65%

Kronis

1,351,056

40,800,960

85,632,305,160

6.94%

PRB, Kronis

9,309,571

285,396,560

511,236,446,953

41.41%

Grand

Total

11,039,368

329,980,943

1,234,541,277,083

100.00%

(32)

32

10 Obat Kemoterapi Berbiaya Terbesar

Tahun 2015

(33)

33

HARAPAN BPJS KESEHATAN

PERMENKES 59 TAHUN

2014:

Fasilitas kesehatan tingkat II

dapat memberikan obat

kemoterapi,

thalassemia, dan hemofilia

dengan mempertimbangkan

kemampuan

fasilitas kesehatan dan

kompetensi sumber daya

manusia kesehatan

AGAR DAPAT

DITETAPKAN

STANDARD

Panduan Klinis

Fasilitas (Bio Safety

Cabinet, AMDAL, dll)

SDM

Pemeriksaan

Penunjang Diagnostik

Ketentuan Sistem

Rujukan Berjenjang

SEBAGAI DASAR KREDENSIALING FASKES PENYELENGGARA PELAYANAN

KEMOTERAPI

(34)

TANTANGAN

www.bpjs-kesehatan.go.id

Dinamika

regulasi

Ketersediaan

dan Mutu

Faskes/Nakes

Adverse

selection dan

insurance effect

Peningkatan

biaya pelkes

dan inefisiensi

pembiayaan

Kecukupan dan

kolektabilitas

iuran

JKN

34

(35)

Terima kasih

www.bpjs-kesehatan.go.id

@BPJSKesehatanRI

BPJS Kesehatan

(Akun Resmi)

BPJS Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

• Memiliki tempurung (karapaks) yang terintegrasi dengan tulang punggung, tidak dapat menarik kepala ke dalam tempurung seperti kura-kura air tawar. Contoh: penyu hijau

Berdasarkan sidik ragam yang dilakukan pada pe- nilaian tingkat kesukaan, dapat diketahui bahwa tingkat kesukaan terhadap kekerasan produk susu fermentasi kering

kepuasan pada tamu hotel tersebut. Tamu akan merasa sangat senang dan puas bila memperoleh pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang baik akan tersendiri bagi mereka dan

Sementara menurut Arens, Elder & Beasley (2006) auditing adalah pengumpulan dan pengevaluasian bukti informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian berbagai jenis pupuk kandang (PK: berasal dari kotoran ayam, kambing, sapi, dan kelinci) dan fungi mikoriza

Dan seperti yang telah saya ceritakan pada EBook pertama yang saya bagikan, gagal mendapatkan „Guru‟ di forum tersebut membuat saya akhirnya bertemu dengan seorang Mentor di

Lokasi penelitian ini adalah empat perguruan tinggi yang ada di Kota Palopo (IAIN Palopo, UNANDA Palopo, UNCOK Palopo dan STIEM Palopo. Jenis penelitian ini

Dari grafik berikut dapat dilihat bahwa semakin lama distilasi dilakukan maka fraksi mol bottom yang dihasilkan akan semakin sedikit, dan jika dibandingkan tiap rasio reflux