• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) PADA ANAK USIA SEKOLAH ACHMAD DENI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PAKAR DIAGNOSIS ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) PADA ANAK USIA SEKOLAH ACHMAD DENI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS

ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder)

PADA ANAK USIA SEKOLAH

ACHMAD DENI

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(2)

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS

ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder)

PADA ANAK USIA SEKOLAH

ACHMAD DENI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada

Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(3)

ABSTRACT

ACHMAD DENI. Expert System Diagnosis of ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) in school age children. Supervised by SRI NURDIATI and MELLY LATIFAH.

Expert System Diagnosis of ADHD in School Aged Children (SPDAPA) is a computer system developed for diagnosing ADHD in children. This system is based on the signs of attitude and behavior of children at home. This study aims to find the facts and knowledge bases to diagnose ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) and develop a web based Expert System Diagnosis of ADHD in school-age children. Certainty factor (CF) is the method used to develop this system. This method needs a value of belief and unbelief information from the parameters which are used as a variable count. Therefore process will find the certainty factor. This research methodology uses several stages: frame of mind, an approach system, system design, identification and system model. System development also uses waterfall method that includes the definition and purpose of analysis, software and system design, implementation and unit testing, integration and testing, operation and maintenance of the system. The results of this study show the parameters of ADHD divided into three categories: Inattention, Hyperactivity, and Impulsivity and 24 parameters found from experts acquisition process. Each parameter has a value of belief (MB) and disbelief (MD) with a range of values between 0 to 1, which is a variable to search the value of certainty factor (CF). Finally, the result of this system is certainty factor (CF) with range between -1 to 1.

(4)

Judul : Sistem Pakar Diagnoisi ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) pada Anak Usia Sekolah

Nama : Achmad Deni NIM : G64062552

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir . Sri Nurdiati, M.Sc Ir. Melly Latifah, M.Si

NIP. 19601126 198601 2 001 NIP. 19621029 199002 2 001

Mengetahui:

Ketua Departemen Ilmu Komputer,

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. NIP. 19601126 198601 2 001

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala curahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Sistem Pakar Diagnosis ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder) pada Anak Usia Sekolah, sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Sarjana Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc selaku pembimbing I yang telah memberi saran, masukan, dan ide-ide kepada Penulis dalam menyusun skripsi ini. Terima kasih juga Penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Melly Latifah, M.Si selaku pembimbing II dan juga sebagai pakar dalam menyusun skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1 Ibu, Bapak, Aa, Teteh dan adik tercinta yang selalu memberikan doa, nasihat, dukungan, semangat, dan kasih sayang yang luar biasa kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Ibu Elsi Muwarni yang senantiasa memberi dukungan, Ery, Adhil, sahabat terbaik selama kuliah di IPB ini.

2 Keluarga besar Maestro yang selalu kompak dan saling mendukung untuk berlomba dalam menjalankan kebaikan, termasuk saling mendukung menggapai cita-cita pasca kampus.

3 Kepada teman-teman satu atap di Rumah Senyum, terima kasih luar biasa atas rasa berbaginya selama ini.

4 Keluarga Generasi Inspirasi khususnya BPH yang selalu memberikan semangat dan inspirasi kepada Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir.

5 Kawan-kawan Ilkom angkatan 43 yang telah banyak membantu Penulis selama menjalani waktu kuliah di IPB.

6 Departemen Ilmu Komputer, staf, dan dosen yang telah banyak membantu baik selama penelitian maupun pada masa perkuliahan.

Kepada semua pihak lainnya yang telah memberikan kontribusi yang besar selama pengerjaan penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih banyak.

Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.

Bogor, Oktober 2010

(6)

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis berasal dari daerah terpencil di Pandeglang Banten, tepatnya di Kampung Sukasari Kecamatan Menes, yang sekarang mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Pulosari. Lahir di Pandeglang pada tanggal 5 Agustus 1988 dari pasangan Ibu Suhamdah dan Bapak Sukarna. Pendidikan yang pernah dijalani mulai dari SD Negeri 2 Sukasari, kemudian melanjutkan ke SLTP N 3 Menes dan SMA Negeri 1 Pandeglang, dan alhamdulillah diterima di Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Selama sekolah dan kuliah, penulis aktif di beberapa organisasi. Ketika SMP penulis aktif di kegiatan OSIS sebagai ketua umum dan Pramuka sebagai pengurus. Pada saat di perguruan tinggi, penulis aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa mulai dari tingkat pertama sebagai Ketua Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, tingkat dua sebagai Ketua Departemen Sosial Politik BEM FMIPA IPB, tingkat tiga sebagai Ketua Umum BEM FMIPA IPB, dan pada tingkat empat diminta sebagai Wakil Presiden Mahasiswa BEM IPB. Selain itu penulis juga aktif di lingkungan masyarakat pada lembaga LP3M (Lembaga Pengembangan Potensi Pelajar dan Pemuda Muslim) serta di lembaga training ATOM Indonesia sebagai trainer. Penulis juga aktif mengisi acara-acara di kampus maupun di luar kampus. Semoga apa yang selama ini dijalani menjadi sebuah bekal untuk menghadapi kehidupan pasca kampus sehingga bisa bermanfaat untuk masyarakat, agama, dan bangsa.

(7)

iv DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... v DAFTAR LAMPIRAN ... v PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan ... 1 Manfaat ... 1

Ruang Lingkup Penelitian ... 1

TINJAUAN PUSTAKA ... 1

Sistem Pakar ... 1

Basis Pengetahuan (Knowledge Base) ... 2

Akuisisi Pengetahuan ... 2

Certainty Factor (CF) ... 2

ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) ... 3

Inattention ... 3 Hiperaktivitas ... 3 Impulsif ... 3 METODE PENELITIAN ... 3 Kerangka Pemikiran ... 3 Pendekatan Sistem ... 3

Rancang Bangun Sistem ... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4

Analisis Kebutuhan ... 4 Akusisi Pengetahuan ... 4 Identifikasi Sistem ... 4 Model Sistem ... 4 Desain Sistem ... 6 Implementasi Sistem ... 8 Pengujian ... 8

KESIMPULAN DAN SARAN ... 9

Kesimpulan... 9

Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(8)

v

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Parameter Inattention dan hasil pembobotannya ... 6

2. Parameter Hyperactivity dan hasil pembobotannya ... 6

3. Parameter Impulsivity dan hasil pembobotannya ... 7

3. Alur pengujian fungsi utama sistem ... 9

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Proses akuisisi pengetahuan. ... 2

2. Kombinasi aturan ketidakpastian. ... 2

3. Alur diagnosis gangguan ADHD pada anak usia dini... 4

4. Metode waterfall. ... 5

5. Diagram konteks SPADPA ... 7

6. DFD level 1 untuk pengguna biasa. ... 8

7. DFD level 1 untuk administrator. ... 8

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Tampilan sistem untuk user ... 11

2 Tampilan hasil diagnosis ... 14

(9)

1

PENDAHULUAN Latar Belakang

ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan prilaku yang ditandai gangguan pemusatan perhatian dan gangguan konsentrasi (Barkley 2006).

Pada beberapa kasus di Amerika Serikat, ADHD ditemukan pada 4-12% di antara anak sekolah, dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki. Sekitar 30-80% kasus menunjukkan ADHD menetap sampai masa remaja bahkan sampai dewasa. Oleh karena itu perlu diketahui sejak dini gejala ADHD pada anak, agar dapat dilakukan penanganan dan terapi oleh para orang tua di rumah (Wood 2007).

Gejala ADHD ini harus terlihat di berbagai tempat berbeda. Misalnya di rumah, di sekolah, di tempat rekreasi, sehingga di dalam pendiagnosisan diperlukan kecermatan dan ketelitian dari pakar/ahli (dalam hal ini psikolog anak) terhadap sikap dan tingkah laku anak pada tempat yang berbeda. Bahkan bukan tidak mungkin gejala ADHD ini mirip dengan gejala autis, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan hasil diagnosis gangguan pada anak.

Para orang tua biasanya melakukan konsultasi kepada dokter atau psikiater, namun observasi sesaat oleh psikiater atau psikolog saja ada peluang gagal untuk menentukan apakah anak mengalami ADHD atau tidak. Oleh karena itu untuk mengetahui gejala ADHD ini harus mengandalkan informasi dari guru di sekolah atau orang tua di rumah, sehingga perlu dikembangkan Sistem Pakar Diagnosis ADHD pada Anak Usia Sekolah (SPDAPA) yang dapat membantu para orang tua dalam mendeteksi lebih dini ADHD pada anak.

Sistem Pakar Diagnosis ADHD Pada Anak Usia Sekolah (SPDAPA) merupakan suatu sistem komputer yang dikembangkan untuk mendiagnosis ADHD pada anak berdasarkan gejala-gejala berupa sikap dan tingkah laku anak ketika di rumah. Sistem ini dikembangkan dengan berbasiskan pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dari pakar/ahli melalui proses akuisisi pengetahuan ke dalam sistem. Pengetahuan (knowledge) kemudian diolah oleh sistem untuk menghasilkan output sebagai hasil diagnosisnya.

Pengembangan Sistem Pakar Diagnosis ADHD Pada Anak Usia Sekolah (SPDAPA) ini melibatkan pakar dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB sebagai kepakarannya. Dengan

demikian proses evaluasi sistem dapat dilakukan.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah merumuskan

fakta dan basis pengetahuan untuk

mendiagnosis ADHD

(Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) dan mengembangkan Sistem Pakar Diagnosis ADHD pada Anak Usia Sekolah berbasis website.

Manfaat

Sistem Pakar Diagnosis ADHD Pada Anak Usia Sekolah (SPDAPA) ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi dalam mendiagnosis ADHD pada anak. Adapun pengguna sistem ini adalah para orang tua. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai media pembelajaran mahasiswa.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan

pada gangguan pemusatan perhatian

(inattentiveness), impulsif (impulsivity) dan hiperaktif (overactivity).

Sistem pakar ini mendiagnosis anak dengan usia antara 6-12 tahun dan setting diagnosisnya adalah di rumah, serta orang tua sebagai pengguna. Gejala yang dialami oleh anak, minimal harus terlihat atau menetap selama enam bulan atau lebih.

Masukan dari sistem ini berupa gejala-gejala yang terjadi pada anak saat berada di lingkungan rumah dan dianalisis oleh sistem untuk kemudian dihasilkan keluaran berupa kesimpulan nilai Certainty Factor.

Sistem ini berbasis web dan dikembangkan dengan menggunakan metode Certainty Factor

(CF). Metode Certainty Factor ini

membutuhkan informasi ukuran kepercayaan (MB) dan ukuran ketidakpercayaan (MD) dari suatu parameter yang nantinya akan dijadikan variabel dalam melakukan perhitungan untuk didapatkan nilai akhir yang tidak lain adalah nilai Certainty Factor. Sistem ini dikembangkan berbasis web agar pengguna dalam hal ini orang tua dapat dengan mudah mengakses serta menggunakannya.

TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003), sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha

(10)

2 mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer,

agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli.

Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah di dalam domain tertentu. Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu:

 Penalaran berbasis aturan (Rule-base Reasoning). Pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk: IF-THEN.

 Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning). Basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (Kusumadewi 2003).

Akuisisi Pengetahuan

Giarratano (1998) dalam bukunya menjelasakan proses akuisisi pengetahuan sebagai berikut:

Tahap awal, knowledge engineer melakukan diskusi dengan pakar untuk mengumpulkan pengetahuan yang dimiliki pakar yang bersangkutan. Tahap ini serupa dengan proses diskusi persyaratan/kebutuhan yang dilakukan system engineer pada sistem konvensional dengan kliennya. Setelah itu knowledge engineer melakukan koding pengetahuan secara eksplisit ke dalam knowledge base. Pakar kemudian mengevaluasi sistem pakar dan

memberikan kritik. Proses ini berlangsung secara iteratif hingga dinilai sesuai oleh pakar.

Certainty Factor

Menurut Kusumadewi (2003) Certainty Factor (CF) menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan. Notasi faktor kepastian:

[ ] [ ] [ ], dengan: CF[h,e] = faktor kepastian

MB[h,e] = ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e (antara 0 dan 1)

MD[h,e] = ukuran ketidakpercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e (antara 0 dan 1).

Gambar di bawah ini menunjukkan kombinasi aturan ketidakpastian:

Ada 3 hal yang mungkin terjadi pada Certainty Factor (CF):

Beberapa evidence dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu hipotesis (Gambar 2a). Jika e1 dan e2 adalah

observasi, maka: [ ] { [ ] [ ] [ ] ( [ ]) [ ] { [ ] [ ] [ ] ( [ ])  CF dihitung dari kombinasi beberapa

hipotesis (Gambar 2b). Jika h1 dan h2 adalah

hipotesis, maka: [ ] ( [ ] [ ] [ ] ( [ ] [ ] [ ] ( [ ] [ ] [ ] ( [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] Sumber Pakar Knowledge Engineer Sistem Pakar

Gambar 1 Proses Akuisisi Pengetahuan (Giarratano 1998) e1 e2 h h1 h2 (a) (b) A C B (c)

(11)

3 [ ] [ ] [ ]

Contoh kasus dari kombinasi ini adalah ketika adanya hipotesis yang lebih dari satu, misalnya dua hipotesis yang berbeda yaitu seseorang mengalami gangguan ADHD atau seseorang mengalami gangguan Autis.

 Beberapa aturan saling bergandengan, ketidakpastian dari suatu aturan menjadi input untuk aturan yang lainnya (Gambar 2c), maka:

[ ] [ ] ( [ ]) Dengan MB’[s,e] adalah ukuran kepercayaan h berdasarkan keyakinan penuh terhadap validitas s (Knight 1991).

ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder)

ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder) Menurut Barkley (2006) adalah gangguan prilaku pada anak berupa ganguan pemusatan perhatian (inattentiveness) yang disertai dengan impulsif (impulsivity) dan hiperaktif (overactivity).

Inattention

Gejala Inattention atau kurangnya perhatian dapat digambarkan sebagai berikut:

 Sering gagal dalam memberi perhatian secara erat secara jelas atau membuat kesalahan yang tidak terkontrol seperti di lingkungan rumah, sekolah dan lainnya.

 Sering mengalami kesulitan menjaga perhatian/konsentrasi dalam menerima tugas atau aktifitas bermain.

 Terlihat tidak mendengarkan ketika orang lain berbicara secara langsung.

 Sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan.

Sering menghindar, tidak senang.

Hiperaktivitas

Pada gejala hiperaktivitas dapat dilihat dari sikap anak seperti berikut:

 Sering menggerakkan jari tangan dan kaki pada saat makan dan lainnya.

 Sering berlari-lari, memanjat pada situasi yang tidak tepat.

 Kesulitan untuk melakukan aktivitas waktu luang dengan tenang.

Impulsif

Pada gejala impulsif ini dapat dilihat parameternya sebagai berikut:

 Sering mengeluarkan perkataan tanpa berfikir, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya selesai.

Sulit menunggu giliran atau antrian.

Sering menyela pembicaraan orang lain.

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Kemiripan gejala ADHD dengan autisme serta gangguan retardasi mental terkadang menimbulkan kesulitan dalam membuat kesimpulan tentang gangguan ADHD pada anak usia sekolah. Dengan menggunakan metode Certainty Factor (CF), SPDAPA (Sistem Pakar Diagnosis ADHD pada Anak Usia Sekolah) proses pendiagnosisan gangguan ADHD ini mudah untuk dilakukan.

Penentuan gangguan ADHD pada anak usia sekolah ini dilihat dari beberapa gejala. Gejala inatensi, seperti: tingkat perhatian, kemampuan mengorganisir, tingkat konsentrasi, dan daya ingat. Gejala impulsif, seperti: mengganggu orang lain, sulit mengikuti aturan. Gejala hiperaktif, seperti: intensitas bergerak dan tingkat kegelisahan.

Pendekatan Sistem

Pada tahap pendekatan sistem ini dilakukan analisis kebutuhan, formulasi masalah atau akuisisi pengetahuan dan identifikasi sistem. Untuk penjelasan tentang tahapan-tahapan ini terdapat pada hasil dan pembahasan.

Rancang Bangun Sistem

Alur dari Sistem Pakar Diagnosis ADHD Pada Anak Usia Sekolah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3 Alur diagnosis gangguan ADHD pada anak usia dini

Identitas Anak Identifikasi Inattention Identifikasi Hiperaktivitas Identifikasi Impulsif Output Basis Pengetahu

(12)

4 Alur proses dari Sistem Pakar Diagnosis

ADHD Pada Anak Usia Sekolah ini seperti pada Gambar 3. Sistem ini akan menampilkan form untuk identitas anak meliputi nama, sekolah, jenis kelamin, usia dan nama orang tua anak. Pada tahap selanjutnya user memilih prilaku anak yang selama ini terlihat, meliputi kategori inattention, hiperaktivitas dan impulsif. Kemudian parameter yang dipilih pada setiap kategori akan digunakan oleh sistem untuk mengambil keputusan, pengambilan keputusan ini berupa nilai kepercayaan seorang anak mengalami gangguan ADHD sesuai dengan parameter yang dipilih. Pada sistem ini juga terdapat informasi mengenai ADHD dan cara pencegahannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kebutuhan

Pada tahap ini ditentukan kebutuhan pengguna akan Sistem Pakar Diagnosis ADHD pada Anak Usia Dini, karena banyaknya

kemungkinan seorang anak mengalami

gangguan perkembangan, salah satunya ADHD ini. Proses diagnosis yang dibutuhkan oleh pengguna adalah proses yang sederhana dan mudah dimengerti, karena pengguna sistem ini adalah para orang tua, selain itu juga sistem ini seharusnya mudah untuk diakses. Dari sni diketahui bahwa sangat dibutuhkan Sistem Pakar Diagnosis ADHD pada Anak Usia Dini dengan menggunakan metode Certainty Factor yang berbasis website. Sistem ini hanya memberikan informasi nilai kepercayaan seorang anak mengalami gangguan ADHD berdasarkan parameter yang dipilih oleh user dalam hal ini orang tua.

Akuisisi Pengetahuan

Sumber pengetahuan yang digunakan untuk membangun sistem pakar ini berasal dari pakar psikologi anak, buku referensi, majalah dan sumber lain di internet. Pakar ahlinya berasal dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Metode akuisisi pengetahuan yang

dilakukan adalah dengan melakukan

wawancara, pengumpulan data dari berbagai sumber referensi, diskusi masalah mengenai teori, parameter dan pembobotan untuk setiap parameter.

Identifikasi Sistem

Sistem Pakar Diagnosis ADHD pada Anak Usia Dini ini berfungsi untuk memberikan solusi bagi permasalahan user, yakni para orang tua. Proses diagnosis yang dilakukan pertama kali adalah dengan mengisi identitas anak, kemudian memilih parameter yang disediakan oleh sistem yang merupakan prilaku yang selama ini terlihat pada anak berdasarkan kategori yang sudah ada, yang terlihat selama minimal enam bulan atau lebih. Setiap parameter yang dipilih memiliki bobot masing-masing yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan dan memberikan output berupa nilai Certainty Factor.

Model Sistem

Dalam tahap ini dibuat suatu model sistem yang mendekati sistem berifikir pakar untuk mendiagnosis ADHD pada anak. Hal ini dilakukan dengan harapan sistem yang dikembangkan mempunyai nilai akurasi yang tinggi dalam melakukan diagnosis.

Sistem Pakar Diagnosis ADHD Pada Anak Usia Dini menggunakan metode Certainty Factor yang dikembangkan dengan menggunakan perangkat lunak Notepad++, XAMPP, dan Zend Studio Versi 6.0.

Sistem pakar ini berbasis website, dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Perangkat lunak Zend Studio versi 6.0 yang digunakan untuk membuat sistem ini. Sistem ini juga menggunakan MySql sebagai Database Management System.

Model proses perangkat lunak adalah sebuah representasi abstrak dari proses perangkat lunak. Setiap model proses merepresentasikan sebuah proses hanya dari satu perspektif tertentu sehingga hanya memberikan sebagian informasi dari proses tersebut. Ada sejumlah model proses yang cukup umum digunakan. Model-model tersebut bisa digunakan menjelaskan berbagai pendekatan atau metode pengembangan perangkat lunak. Gambar 4 memperlihatkan model yang digunakan dalam pengembangan aplikasi SCOL yaitu model Waterfall (Sommerville 2001).

Menurut Sommerville, tahapan-tahapan penting dari model Waterfall dapat dipetakan menjadi aktivitas-aktivitas pengembangan:

(13)

6 Requirements Definition System & Software Design Implementation & Unit Testing

Integration & System Testing

Operation & Maintenance

1. Definisi dan analisis kebutuhan. Layanan, batasan, dan tujuan sistem ditetapkan melalui pembicaraan dengan pengguna sistem. Informasi tersebut kemudian didefinisikan secara detail dan menjadi spesifikasi sistem.

2. Desain perangkat lunak dan sistem. Desain sistem berfungsi untuk menetapkan aksitektur sistem secara keseluruhan. Desain perangkat lunak meliputi identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak. 3. Implementasi dan pengujian unit. Pengujian

unit meliputi verifikasi bahwa setiap unit memenuhi spesifikasinya.

4. Integrasi dan pengujian sistem. Seluruh unit perangkat lunak diuji sebagai sebuah sistem secara keseluruhan untuk memastikan bahwa kebutuhan perangkat lunak telah terpenuhi.

5. Operasi dan pemeliharaan. Pada tahap ini sistem telah digunakan. Pemeliharaan meliputi perbaikan error yang tidak

diketahui saat pengembangan,

pengembangan sistem dan penambahan layanan baru.

Parameter yang digunakan pada sistem ini terbagi dalam tiga kategori yaitu Inattention, Hiperaktivitas dan Impulsif. Setiap paramater yang sudah ditentukan dari hasil akuisisi ini memiliki bobot MB dan MD. MB adalah bobot ukuran kepercayaan dari paramater, sedangkan MD adalah bobot ukuran krtidak percayaan dari parameter.

Bobot yang dimiliki setiap parameter itulah yang kemudian akan digunakan untuk perhitungan metode Certainty Factor, yang output dari perhitungannya menjadi nilai

kemungkinan seorang anak mengalami

gangguan ADHD. Adapun parameter dan hasil pembobotan setiap parameter dapat dilihat pada tabel berikut yang diambil dari sumber DSM IV (Diagnostic Statistical Manual).

Tabel 1 Parameter Inattention dan hasil pembobotannya

No Gejala Inattention MB MD

1 Gagal memberikan perhatian penuh pada detil 0,92 0,004

2 Ceroboh mengerjakan tugas di rumah atau kegiatan lain 0,89 0,007

3. Kesulitan mempertahankan perhatian saat bermain 0,97 0,002

4. Tampak tidak mendengarkan saat diajak bicara 0,89 0,006

5. Tampak tidak mengikuti instruksi 0,91 0,004

6. Gagal menyelesaikan tugas di rumah (contoh: menaruh sepatu dan barang) 0,90 0,004 7. Kesulitan dalam mengorganisasikan tugas dan kegiatan (contoh: menaruh

sepatu lalu menaruh barang lalu membereskan tempat tidur) 0,93 0,005

8. Menghindari permainan yang membutuhkan usaha mental seperti membuat PR

atau tugas sekolah (contoh: puzzle, lego, balok) 0,91 0,006

9. Tidak menyukai kegiatan yang membutuhkan usaha mental seperti membuat

PR atau tugas sekolah (contoh: puzzle, lego, balok) 0,94 0,002

10. Kehilangan barang-barang 0,89 0,007

11. Mudah terdistraksi oleh stimulus-stimulus eksternal pada saat mengerjakan

tugas atau kegiatan di rumah 0,98 0,001

12. Pelupa dalam kegiatan sehari-hari 0,84 0,008

Gambar 4 Metode Waterfall (Sommerville 2001)

(14)

6 Tabel 2 Parameter Hyperactivity dan hasil pembobotannya

No Gejala hyperactivity MB MD

1 Menggerakkan jari tangan saat duduk di meja makan 0,84 0,006

2 Menggerakkan jari kaki saat duduk di meja makan 0,84 0,006

3 Berlari-lari pada situasi yang tidak tepat (contoh: pada saat makan, menjelang tidur siang, mandi) 0,97 0,0035 4 Memanjat pada situasi yang tidak tepat (contoh: pada saat makan, menjelang tidur siang, mandi) 0,98 0,0015

5 Kesulitan untuk bermain dengan tenang 0,96 0,004

6 Kesulitan untuk melakukan aktivitas waktu luang dengan tenang 0,98 0,003

7 Bergerak tidak kenal lelah 0,95 0,008

8 Banyak berbicara 0,90 0,005

Tabel 3 Parameter Impulsivity dan hasil pembobotannya

No Gejala impulsivity MB MD

1 Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai diajukan. 0,92 0,004

2 Sulit menunggu giliran (contoh: menonton tayangan televisi, merebut remote) 0,97 0,004 3 Menginterupsi kegiatan orang lain (contoh: menginterupsi ibu ketika memasak, atau anggota keluarga lain.) 0,96 0,008 4 Mengganggu kegiatan orang lain (contoh: mengganggu ibu ketika memasak, atau anggota keluarga lain.) 0,98 0,006

Tabel parameter yang diambil dari sumber DSM IV ini terdiri dari tiga kategori yaitu Inattention, Hyperactivity, dan Impulsivity. Ketiga kategori tersebut memiliki parameter masing-masing. Parameter –parameter yang ada dalam kategori Inattantion terdiri atas prilaku anak yang cenderung mengalami gangguan dalam perhatian ketika anak berinterakasi dengan lingkungannya. Pada kategori Hyperactuvity terdapat paramater-parameter yang menunjukkan prilaku anak yang berlebihan dalam bergerak atau beraktivitas. Begitu pun parameter yang terdapat pada kategori impulsivity menunjukkan prilaku anak yang reaktif terhadap lingkungan sekitarnya.

Nilai dari MB dan MD pada setiap parameter yang terdapat pada tabel di atas didapatkan dari hasil wawancara dengan pakar. Karena belum adanya penelitian yang berkaitan delam pemberian bobot ini, maka pakar memberikan nilai ini berdasarkan pengalaman dengan cara menbandingkan prilaku anak yang normal dan yang mengalami gangguan.

Desain Sistem

Sistem Pakar Diagnosis ADHD Pada Anak Usia Sekolah ini berbasis website agar mudah untuk diakses oleh pengguna, yang memiliki beberapa menu di antaranya menu beranda yang berisi informasi mengenai pembuat sistem dan dosen pembimbing, menu ADHD yang berisi segala informasi tentang gangguan ADHD pada anak, menu diagnosis yang merupakan menu utama yang digunakan untuk melakukan diagnosis gangguan ADHD, menu gallery berisi gambar yang berhubungan dengan gangguan ADHD seperti gambar prilaku anak yang terlihat di sekolah, tempat bermain dan lainnya, dan yang terakhir adalah menu login yang khusus digunakan oleh administrator untuk mengedit data pada sistem ini.

Pada menu utama website ini yaitu menu diagnosis, user akan diberikan petunjuk dalam menggunakan sistem ini. Tahap selanjutnya user dapat memulai untuk melakukan diagnosis dengan mengisi identitas anak, kemudian user memilih parameter yang merupakan prilaku yang terlihat pada anak berdasarkan kategori

(15)

6 yang sudah ditentukan oleh sistem, setelah itu

dilakukan proses oleh sistem berdasarkan input parameter yang dipilih.

Hasil diagnosis sistem ini adalah identitas anak dan nilai Certainty Factor seorang anak mengalami gangguan ADHD, yang merupakan hasil perhitungan bobot pada setiap parameter yang diberikan.

Desain proses dalam sistem pakar ini digunakan untuk menentukan nilai Certainty

Factor. Proses pemilihan parameter atau prilaku yang terilihat pada anak ini digunakan untuk melakukan perhitungan oleh sistem, karena setiap parameter yang dipilih oleh user memiliki dua nilai bobot MB dan MD, yang kemudian bobot inilah yang diproses sehingga menghasilkan nilai akhir berupa Certainty Factor gangguan ADHD pada anak. Adapaun diagram konteks mengenai sistem pakar ini dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

Pada diagram konteks di atas dapat dilihat bahwa user dibagi menjadi dua bagian, yaitu user untuk Pengguna Biasa dan user untuk Administrator. Untuk masuk ke dalam SPDAPA, administrator harus melakukan login atau otentikasi user dengan memasukkan username dan password.

Pada diagram konteks dapat dilihat bahwa pengguna biasa bisa mendapatkan informasi mengenai ADHD baik berupa teori ataupun contoh prilaku anak yang mengalami gangguan ADHD. Administrator dapat melakukan update dan menambahkan parameter serta melakukan penghapusan data hasil diagnosis yang dilakukan oleh user biasa.

Gambar 5 Diagram konteks SPDAPA

Gambar 6 DFD level 1 untuk pengguna biasa Pengguna

biasa

Administrator

SPDAPA

User dan password login

Output diagnosis

Input diagnosis Parameter baru

Perintah penghapusan Informasi ADHD Input diganosis Biodata anak Output diagnosis Parameter diagnosis Pengguna Biasa

Contoh prilaku anak

SPDAPA Teori ADHD hasil diagnosis knbs Input parameter 7

(16)

6

Implementasi Sistem

Agar sistem ini berjalan pada PC, sistem operasi yang digunakan adalah windows seven

serta menggunakan XAMPP yang juga

memberikan layanan MySql sebagai

databasenya. Browser yang diperlukan untuk menjalankan sistem ini misalnya Internet Explorer, Mozilla Firefox, Safari, dan lainnya.

Implementasi sistem ini menggunakan bahasa pemrograman PHP yang menggunakan logika rekursif yaitu pemanggilan fungsi sendiri yang berulang, dapat dilihat di bawah ini: function ADHD($data){ if(! is_array($data)) $data = array($data); $n = count($data); if($n == 1){ return array_shift($data); }elseif($n == 2){ $first=array_shift($da ta); $sec=array_shift($data); return $first + ($sec * (1 - $first)) }else{ $first=array_shift($data); $sec = array_shift($data); $prev = ADHD(array($first, $sec)); array_unshift($data, $prev); return ADHD($data);

Fungsi tersebut berjalan pertama kali akan membaca data berupa array, kemudian jika data hanya satu maka fungsi akan langsung menghitung dengan cara mengurangkan variabel satu dengan dua. Ketika data lebih dari dua, maka fungsi akan melakukan perhitungan rekursif seperti di bawah ini :

$first=array_shift($data); $sec=array_shift($data); $prev=ADHD(array($first,$sec)); array_unshift($data,$prev); return ADHD($data); Pengujian

Pengujian yang dilakukan pada sistem ini berupa validasi sistem dan output yang dihasilkan oleh sistem. Untuk mengetahui sesuainya sistem pakar ini, dilakukan ujicoba secara langsung oleh pakar. Proses ini dilakukan berulang kali sampai diperoleh sistem pakar yang diharapkan.

Adapun alur pengujian yanng dilakukan pada sistem ini dapat dilihat pada penjelasan tabel berikut ini:

Gambar 7 DFD level 1 untuk administrator

Parameter diagnosis Data diagnosis Parameter diagnosis Administrator Data diagnosis SPDAPA Parameter ADHD hasil diagnosis knbs Hapus Parameter baru 8

(17)

5 Tabel 4 Alur pengujian fungsi utama sistem

Aplikasi Deskripsi Uji

Kondisi

Awal Skenario Uji

Hasil yang

diharapkan Hasil Uji

Diagnosis Mengisi biodata anak dan memilih parameter yang disediakan Memilih menu diagnosis pada halaman web Memasukkan biodata

anak yang berisi nama lengkap, sekolah, tempat tanggal lahir, usia dan

nama orang tua,

kemudian memilih

parameter yang

disediakan minimal

enam parameter, dan klik button proses

Sistem akan menampilkan hasil diagnosis berupa biodata anak dan nilai CF (Certainty Factor) OK Administr ator Memasukka n username dan password Memilih menu login pada halaman web Memasukkan userrname dan password pada form login kemudian menekan button login User akan masuk ke halaman administrator OK Update parameter User melakukan update parameter yang ada Memilih menu edit pada tabel parameter Memasukkan parameter baru, kategori serta bobot MB dan MD Parameter akan berubah sesuai dengan yang diinginkan OK Tambah parameter User melakukan penambahan parameter baru Mengisi form tambah parameter yang sudah disediakan Memasukkan parameter baru, kategori serta bobot MB dan MD Parameter baru akan ditambahkan ke tabel parameter OK

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sistem pakar ini dirancang sedemikian sehingga dapat digunakan dengan mudah. Teknik yang digunakan dalam sistem ini adalah teknik Certainty Factor. Karena pada teknik ini dibutuhkan bobot ukuran kepercayaan dan ketidakpercayaan sehingga didapat sebuah nilai Certainty Factor. Sistem ini hanya memberikan kesimpulan berupa nilai Certainty Factor, bukan menyimpulkan seorang anak mengalami gangguan ADHD atau tidak.

Proses diagnosis gangguan ADHD pada anak usia sekolah yang diterapkan dalam sistem pakar yang berbasis website dapat

membantu para pengguna dalam

mengidentifikasi gangguan ADHD sejak dini. Sistem ini dapat membantu mengurangi tingkat risiko seorang anak mengalami gangguan ADHD, karena orang tua akan dapat melakukan pencegahan sejak dini.

Pada Sistem Pakar Diagnosis Gangguan ADHD Pada Anak Usia Sekolah, pengguna dapat memperoleh pengetahuan mengenai gangguan ADHD melalui input parameter yang digunakan dalam sistem ini. Selain itu sistem ini dapat mengetahui cara pencegahan sejak dini dari informasi yang diberikan sistem berdasarkan sumber referensi yang ada.

Saran

Untuk pengembangan sistem pakar ini, disarankan beberapa hal sebagai berikut:

 Sebagai perbandingan perlu digunakan teknik atau metode lain seperti teknik fuzzy.

 Perlu dikembangkannya sistem yang memberikan penjelasan lebih rinci pada setiap parameter, seperti lamanya gejala yang terlihat pada anak.

 Perlu dikembangkannya sistem untuk melakukan diagnosis beberapa gangguan perkembangan pada anak, tidak hanya ADHD, tetapi juga seperti autis, conduct disorder, dan lainnya.

(18)

6

DAFTAR PUSTAKA

Barkley, R.A. 2006. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder, Third Edition: A Handbook for Diagnosis and Treatment. New York: The Guilford Press.

Giarratano, J. 1998. Expert System Principles and Programming Third Edition. Boston,USA: PWS Publishing Company. Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence

(Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusumadewi,et al. 2003. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Marimin. 2002. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Bogor: IPB Press.

Rich & Knight. 1991. Artificial Intelligence Second Edition. United States of America: McGraw Hill,Inc.

Wood, Derek. 2007. Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Yogyakarta: Katahati.

Strickland, Bonnie. 2001. The Gale Encyclopedia of Psychology Second Edition. United States of America: Gale Group Sommerville I. 2001. Software Engineering 6th

Edition. England: Pearson Education.

(19)

7

(20)

11 Lampira 1. Tampilan Sistem untuk user

a. Tampilan beranda

(21)

12 c. Tampilan menu diagnosis

(22)

13 e. Tampilan memulai diagnosis

(23)

14 Lampiran 2. Tampilan hasil diagnosis

(24)

15 Lampiran 3. Tampilan untuk administrator

a. Tampilan menu untuk login administrator

(25)

16 c. Tampilan update parameter

Gambar

Gambar 3 Alur diagnosis gangguan  ADHD pada anak usia dini
Tabel 1 Parameter Inattention dan hasil pembobotannya
Tabel 3 Parameter Impulsivity dan hasil pembobotannya
Gambar 5 Diagram konteks SPDAPA
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sampai dengan batas akhir Pembuktian Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa tersebut tidak hadir sehingga POKJA menyatakan Paket Pekerjaan Pengadaan Generator Set (Genset,

Tujuan penelitian untuk memahami pengetahuan tentang perilaku vandalisme bahan pustaka, memahami motivasi perilaku vandalisme bahan pustaka dan memahami efek perilaku

Sekarang saya ingin meninjau bersama Anda tiga ca- ra atau metode dasar mengenai memperoleh air hi- dup dari reservoir tulisan suci: (1) membaca tulisan suci dari awal hingga

Dengan kata lain, yang dimaksud persepsi seks bebas dalam penelitian ini yaitu menginterpretasikan informasi mengenai hubungan seksual yang dilakukan dengan banyak orang

Membolehkan penyertaan rakyat yang lebih fleksibel dan terbuka di Vietnam dan Laos supaya mereka boleh mengambil bahagian dalam sistem kerajaan tanpa sebarang sekatan sebagai

Jika dirinci per nilai indeks, terbaik pertama adalah indeks perilaku hidup sehat, berikutnya adalah perilaku pe- manfaatan air bersih, perilaku pemanfaatan bahan bakar,

Penulisan hukum (skripsi) ini membahas tentang dasar pertimbangan pemisahan wewenang pengawasan terhadap lembaga keuangan perbankan antara Bank Indonesia dengan

Jika yang terjadi adalah auditor tidak mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan, maka yang menjadi inti permasalahan adalah KAP belum menerapkan prinsip etika