• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

BAB 1 GAMBARAN UMUM

1.1 Geografis

Provinsi Sulawesi Selatan terletak pada 116⁰48′ BT - 122⁰36′ BT dan - 0⁰12′ LS - 8⁰ LS. Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan adalah 46.717 km2. Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari 24 kabupaten/ kota dengan jumlah kecamatan sebanyak 304 kecamatan. Secara administratif, Provinsi Sulawesi Selatan berbatasan dengan:

- Salawesi Barat di sebelah utara - Selat Makasar di sebelah timur - Teluk Bone di sebelah selatan - Laut Flores di sebelah barat

1.2 Demografi

Jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan berjumlah 8.034.800 jiwa dengan kepadatan penduduk 172 jiwa/km2. Dalam kurun waktu empat tahun terjadi pertumbuhan penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 4,95 %, sehingga pada tahun 2014 jumlah penduduk meningkat menjadi 8.432.200 jiwa dengan kepadatan penduduk 180 jiwa/km2.

Tabel 1-1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah penduduk (jiwa) 8.034.800 8.156.100 8.250.000 8.342.000 8.432.200

Kepadatan penduduk

(jiwa/ km2) 172 175 177 179 180

Pertumbuhan penduduk (%) 1,51 1,15 1,12 1,08

Laju pertumbuhan (%) 1,21

(2)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

BAB 2 TIM PEMBINA JASA KONSTRUKSI

2.1 Kelembagaan TPJK Provinsi Sulawesi Selatan

Pembentukan Tim Pembina Jasa Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan terakhir dibentuk pada tahun 2014 melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 538/II/Tahun 2014 tahun tentang Pembentukan Tim Pembina Jasa Konstruksi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Tim Pembina Jasa Konstruksi (TPJK) Pemerintah mempunyai fungsi pelaksana koordinasi dan rekomendasi hasil pembinaan jasa konstruksi sebagai bahan kebijakan.

Dalam menjalankan fungsinya sebagaimana dimaksud pada Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan nomor 538/II/Tahun 2014, maka TPJK Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai tugas:

1. menyusun perencanaan kegiatan menyangkut dengan jadwal dan target kegiatan yang akan menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan;

2. mengendalikanpelaksanaan kegiatan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan target kegiatan yang akan dicapai;

3. melakukan koordinasi dan konsultasi dengan unsur terkait dalamrangka pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi.

Dalam melaksanakan pembinaan jasa konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan, kelembagaan pembina jasa konstruksi berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan nomor 538/II/Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2-1 berikut.

Tabel 2-1 Susunan dan Personalia TPJK Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 538/II/Tahun 2014 tahun 2014

Kelembagaan TPJK Pembina TPJK Provinsi Sulawesi Selatan

Pengarah 1 Pengarah 2

Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Ketua

Wakil Ketua 1 Wakil Ketua 2 Wakil Ketua 3 Sekretaris

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan

Kepala Dinas Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Selatan Kepala Biro Bina Pembangunan Setda Provinsi Sulawesi Selatan Anggota 1. Kepala Biro Bina Pembangunan Usaha Jasa Provinsi Sulawesi

Selatan

2. Pembangunan pada Biro Bina Pembangunan Setda Provinsi Sulawesi Selatan

(3)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

3. Sekretaris Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Provinsi Sulawesi Selatan

4. Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan

5. Kabag Pengendalian Pembangunan pada Biro Pembangunan Setda Provinsi Sulawesi Selatan

6. Ka Sub Bagian Bina Jasa Konstruksi pada Biro Bina Pembangunan Setda Provinsi Sulawesi Selatan 7. Ka Subag Bina Pembangunan Daerah pada Biro Bina

Pembangunan Setda Provinsi Sulawesi Selatan

8. Ka Subag tata Usaha pada Biro Bina Pembangunan Setda Provinsi Sulawesi Selatan

9. Kepala Seksi Pembinaan Jasa Konstruksi pada Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan

10. Ka Sub Bagian Bina Jasa Lembaga Sertifikasi pada Biro Bina Pembangunan Setda Provinsi Sulawesi Selatan

11. Ka Sub Bagian Bina Jasa Non Konstruksi pada Biro Bina Pembangunan Setda

12. Syahrial Muchtar Djarru 13. Haryati

14. Anwar

15. Marlina Mangande,SE,Ak 16. Sudirman Aras

2.1.1 Pelaksanaan tugas dan fungsi TPJKP

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi TPJK Provinsi Sulawesi Selatan mengacu pada Surat Keputusan Gubernur Nomor 538/II/Tahun 2014, dimana tim pembina harus melakukan pembinaan jasa konstruksi dalam lingkup pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan.

Rincian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi TPJK terkait pembinaan jasa konstruksi dapat dilihat pada tabel 2-2. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap TPJK Provinsi Sulawesi Selatan, pelaksanaan tugas dan fungsi TPJK dinilai cukup baik karena TPJK melaksanakan 9 dari 9 substansi tugas pokok dan fungsi TPJK. Substansi tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan oleh TPJK Provinsi Sulawesi Selatan adalah:

- pelaksanakan kebijakan pembina jasa konstruksi secara tahunan - penyebarluasan perundang-undangan jasa konstruksi secara triwulan - pelaksanaan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada

penyedia jasa secara bulanan

- pelaksanaan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada pengguna jasa secara bulanan

(4)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

- pelaksanaan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada masyarakat secara bulanan

- pelaksanaan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada perguruan tinggi secara bulanan

- pelaksanaan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada asosiasi secara bulanan

- pelaksanaan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada NGO/LSM secara bulanan

- pelaksanaan pengawsan tata tertib konstruksi secara tahunan

Tabel 2-2 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi TPJK Provinsi Sulawesi Selatan

Pelaksanaan Tugas Pokok dan

Fungsi Mingguan Bulanan Triwulan Tahunan

Melaksanakan kebijakan pembina

jasa konstruksi - - - √

Menyebarluakan

perundang-undangan jasa konstruksi - - √ -

Melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada penyedia jasa

- √ - -

Melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada pengguna jasa

- √ - -

Melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada masyarakat

- √ - -

Melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada perguruan tinggi

- √ - -

Melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada asosiasi

- √ - -

Melaksanakan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan kepada NGO/LSM

- √ - -

Melaksanakan pengawsan tata

tertib konstruksi - - - √

Sumber: hasil survei 2015

2.1.2 Organisasi dan tata kerja

Struktur kelembagaan yang direkomendasikan menurut Surat Edaran Kemendagri nomor 601/476/SJ adalah ketua dijabat oleh Asisten Sekretaris Daerah, sekretaris dijabat oleh Dinas Pekerjaan Umum, dan

(5)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

sekretariat terdiri atas unsur Pemerintah Daerah, sedangkan struktur keanggotaan diserahkan pada kewenangan daerah. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 538/II/Tahun 2014, struktur kelembagaan TPJK Provinsi Sulawesi Selatan dinilai baik karena kelembagaan TPJK telah sesuai dengan rekomendasi Surat Edaran Kemendagri nomor 601/476/SJ, dimana kelembagaan TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari ketua oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Bagian Ekonomi dan Pembangunan, sekretaris oleh Kepala Biro Bina Pembangunan Setda, dan anggota oleh unsur-unsur pemerintah daerah.

2.1.3 Fasilitas

Dalam mendukung kinerja TPJK Provinsi Sulawesi Selatan, fasilitas seperti ruang khusus (secretariat), komputer, printer, telepon, dan sebagainya sangat dibutuhkan. Fasilitas TPJK Provinsi Sulawesi Selatan dinilai memadai dalam mendukung kinerja TPJK.

2.1.4 Sistem informasi

Dalam menyediakan informasi-informasi terkait pembinaan jasa konstruksi, maka dibutuhkan sistem informasi yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan jasa konstruksi baik penyedia jasa, pengguna jasa, maupun masyarakat. TPJK Provinsi Sulawesi Selatan sudah memiliki sistem informasi yang [bediri sendiri] [terintegrasi dengan [pemerintah daerah/pusat]]

Informasi-informasi tentang TPJKP dapat diakses melalui Sistem Informasi Pembinaan Jasa Konstruksi (SIPJAKI) yang telah dikembangkan oleh TPJK nasional (BP Konstruksi Kementerian PU). Sebagai salah satu instansi TPJKN seharusnya data diperbaharui oleh TPJKP.

2.2 Proses pembinaan TPJKP terhadap pemangku kepentingan

konstruksi

Berdasarkan PP No. 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi, bentuk pembinaan jasa konstruksi terdiri dari pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan. Pembinaan ini dilakukan oleh TPJK kepada semua pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam penyelenggaraan jasa

(6)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

konstruksi. Pihak-pihak yang menjadi sasaran pembinaan jasa konstruksi oleh TPJK terdiri dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi (LPJKP), pengguna jasa, penyedia jasa, perguruan tinggi, masyarakat pengguna dan pihak yang terkena dampak konstruksi baik dalam pengadaan, proses konstruksi, dan pemanfaatan bangunan konstruksi.

2.2.1 Pengaturan

Program pengaturan yang dilakukan oleh TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap pemangku kepentingan konstruksi dapat dilihat pada Tabel 2-3. Berdasarkan table tersebut, program pengaturan yang dilakukan oleh TPJK Provinsi Sulawesi Selatan dinilai baik karena TPJK Provinsi Sulawesi Selatan telah melaksanakan 12 substansi pengaturan dari 17 substansi yang ada. Pengaturan ini dilakukan dengan cara sosialisasi, workshop, dan surat edaran.

Tabel 2-3 Program Pengaturan TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Pemangku Kepentingan Konstruksi

Sumber: hasil survei 2015 Deskripsi Dilaksanakan Tidak

Dilaksanakan Keterangan

Arahan pembinaan pengadaan Sosialisasi

Arahan pembinaan kontraktual Workshop

Arahan pembinaan green contruction Sosialisasi

Arahan pembinaan investasi Sosialisasi

Arahan pembinaan kelembagaan TPJKP Workshop

Arahan pembinaan SIPJAKI Sosialisasi

Arahan pembinaan SBU Sosialisasi

Arahan pembinaan SIUJK Surat Edaran

Arahan pembinaan SKA Sosialisasi

Arahan pembinaan SKT

Arahan pembinaan penyusunan Amdal

Arahan pembinaan penyusunan RKL

Arahan pembinaan penyusunan RPL

Arahan pembinaan penerbitan IMB

Arahan pembinaan SMM Sosialisasi

Arahan pembinaan SMK3 Sosialisasi

Arahan pembinaan tertib pemanfaatan bangunan

(7)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH 2.2.2 Pemberdayaan

Pembinaan TPJK terhadap pemangku kepentingan jasa konstruksi melalui program pemberdayaan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi, pengembangan usaha jasa konstruksi, dukungan lembaga keuangan dalam memperoleh pendanaan, dukungan lembaga pertanggungan dalam hal jaminan pertanggungjawaban resiko, dan peningkatan kemampuan teknologi sistem informasi dan pengembangan teknologi. Program pembinaan pemberdayaan ini dilakukan terhadap penyedia jasa, pengguna jasa, masyarakat, LPJKP, dan TPJK kabupaten/ kota.

1. Pemberdayaan penyedia jasa

Pembinaan jasa konstruksi terhadap penyedia jasa dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran penyedia jasa terhadap hak dan kewajibannya dalam bidang jasa konstruksi. Program pemberdayaan yang dilakukan oleh TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap penyedia jasa dinilai cukup baik. Penyedia jasa yang menjadi sasaran dari program pemberdayaan adalah tenaga ahli konstruksi, tenaga terampil konstruksi, dan konsultan dengan substansi pemberdayaan adalah substansi pemberdayaan SDM dan pertanggungjawaban teknis. Selain itu, bentuk pemberdayaan yang diberikan pada penyedia jasa adalah sosialisasi spek teknis jalan dan jembatan, Sistem Manajemen Mutu (SMM), dan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

Tabel 2-4 Program Pemberdayaan TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Penyedia Jasa

Program Pemberdayaan Penyedia Jasa Sumber Daya Manusia Pembiayaan/ Manajemen Keuangan Asuransi Pertanggung jawaban Teknis Badan Usaha - - - - Tenaga Ahli - - Tenaga Trampil - - Konsultan - -

(8)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

2. Pemberdayaan pengguna jasa

Berdasarkan PP No 30 Tahun 2000, pembinaan jasa konstruksi dilakukan terhadap pengguna jasa guna untuk menumbuhkan pemahaman dan kesadaran akan hak dan kewajiban pengguna jasa dalam pengikatan dan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Program pemberdayaan TPJK Provinsi Banten dinilai kurang baik karena pelaksanaan pembinaan yang dilakukan belum mencakup semua sasaran pengguna jasa dan hanya mencakup satu substansi yaitu substansi pengadaan jasa konstruksi. Yang menjadi sasaran pemberdayaan pengguna jasa adalah pemerintah provinsi dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Tabel 2-5 Program Pemberdayaan TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Pengguna Jasa

Program Pemberdayaan

Pengguna Jasa Pengadaan Kontrak

Administrasi Kontrak

Perselisihan Kontrak

Pemerintah Provinsi - - -

Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) - - -

Unit Pelayanan Pengadaan (ULP) - - - -

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) - - - -

Swasta - - - -

Sumber: hasil survei 2015

3. Pemberdayaan masyarakat

Pembinaan jasa konstruksi terhadap masyarakat dilakukan untuk menumbuhkembangkan pemahaman akan peran strategis jasa konstruksi dalam pembangunan nasional, kesadaran akan hak dan kewajiban guna mewujudkan tertib usaha, tertib penyelenggaraan, dan tertib pemanfaatan. Program pemberdayaan oleh TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap asosiasi profesi, asosiasi perusahaan, perguruan tinggi, dan LSM belum dilaksanakan. Pemberdayaan dengan substansi SMM, SMK3, UU jasa konstruksi, pemanfaatan jasa konstruksi, dan bantuan teknis jasa konstruksi belum dilaksanakan kepada masyarakat.

(9)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

Tabel 2-6 Program Pemberdayaan TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Masyarakat Program Pemberdayaan Masyarakat Dilaksanakan Tidak dilaksanakan Keterangan Asosiasi Profesi Asosiasi Perusahaan Perguruan Tinggi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bentuk Pemberdayaan: - SMM - SMK3 √ - UU Jasa Konstruksi √ - Penyuluhan UU Aturan Jasa Konstruksi √ - Penyuluhan Pemanfaatan Jasa Konstruksi √ - Penyuluhan Bantuan

Teknis Jasa Konstruksi

Sumber: hasil survei 2015

4. Pemberdayaan LPJKP

Bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh Tim Pembina Jasa Konstruksi (TPJK) Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) adalah berupa workshop.

5. Pemberdayaan TPJK kabupaten dan kota

Bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh Tim Pembina Jasa Konstruksi (TPJK) Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Tim Pembina Jasa Konstruksi (TPJK) kabupaten dan kota adalah berupa workshop.

2.2.3 Pengawasan

Proses pengawasan dilakukan untuk mencapai tertib usaha, tertib penyelenggaraan, dan tertib pemanfaatan jasa konstruksi. Proses pengawasan sejauh ini belum dilaksanakan oleh TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap pemangku kepentingan konstruksi.

(10)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

Tabel 2-7 Program Pengawasan TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap Pemangku Kepentingan Jasa Konstruksi

Pengawasan Dilaksanakan Tidak

dilaksanakan Keterangan

- Penerbitan SBU

- Penerbitan SKA √

- Penerbitan SKT √

- Evaluasi Penerbitan SIUJK √

- Evaluasi Penerbitan IMB √

- Evaluasi Tertib SMM √

- Evaluasi Tertib SMK3 √

- Evaluasi Tertib Pemanfaatan Bangunan

Sumber: hasil survei 2015

2.3 Kegiatan pembinaan/ bantuan TPJK

2.3.1 Pembinaan TPJKP kepada Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Sulawesi Selatan

Tim Pembina Jasa Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan melakukan pembinaan kepada Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan (LPJKP). Dalam rangka peningkatan kinerja lembaga telah dilakukan kerjasama pelatihan/ koordinasi/ kemitraan kebutuhan lembaga. Sedangkan dalam sistem informasi telah dibuat website mengenai jasa konstruksi Sulawesi Selatan yang beralamat di

http://www.lpjk.org.

Berdasarkan hasil survei, kegiatan pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan terhadap LPJK Provinsi Sulawesi Selatan belum dilakukan oleh TPJK Provinsi Sulawesi Selatan.

(11)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH 2.3.2 Pembinaan TPJKP terhadap penyedia jasa

Berdasarkan Surat Edaran Kemendagri No. 601/ 476/ SJ, 13 Maret 2016, Tim Pembina Jasa Konstruksi melakukan pembinaan kepada penyedia jasa. Berdasarkan hasil survei, kegiatan pembinaan/ bantuan yang terdiri dari pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan belum dilakukan oleh TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap penyedia jasa.

(12)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

BAB 3 POTRET INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

3.1 Peran Sektor Konstruksi Terhadap Perekonomian Provinsi Sulawesi

Selatan

Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki peran strategis terhadap pembangunan daerah. Kontribusi sektor konstruksi terhadap perekonomian sangat signifikan karena sektor ini merupakan katalisator bagi sektor-sektor lain seperti sektor jasa, transportasi, perdagangan, dan industri.

Semakin besar sumbangan suatu sektor terhadap PDRB, maka semakin besar pengaruh sektor tersebut terhadap perekonomian daerah. Besar kontribusi sektor konstruksi terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2014. Pada tahun 2010, sektor konstruksi memberi konstribusi sebesar 5,66% terhadap PDB. Pada tahun 2011, kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB meningkat menjadi 5,9%. Pada tahun 2012, konstribusi sektor konstruksi terhadap PDB mengalami peningkatan sebesar 5,74%, sehingga pada tahun tersebut sektor konstruksi memberi kontribusi sebesar 11,64% terhadap PDB. Kontribusi sektor konstruksi ini kemudian meningkat menjadi 11,96% pada tahun 2013 dan menurun pada tahun 2014 menjadi 11,8%. Jadi, dalam rentang tahun 2010 sampai 2014 rata-rata peran sektor konstruksi terhadap perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan adalah sekitar 9,4 %.

Tabel 3-1 Kontribusi Sektor Konstruksi terhadap Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 PDRB Total 51.199.900 55.098.740 202.184.590 217.618.450 234.083.970 PDRB Konstruksi 2.900.270 3.250.820 23.541.780 26.029.530 27.627.860 Konstribusi Sektor Konstruksi terhadap PDRB (%) 5,66 5,9 11,64 11,96 11,8

(13)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

3.2 Peran Sektor Konstruksi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di

Provinsi Sulawesi Selatan

Sektor konstruksi merupakan sektor yang menyediakan lapangan perkerjaan bagi masyarakat baik masyarakat yang berpendidikan, semi-berpendidikan, dan tidak berpendidikan. Penyerapan tenaga kerja di bidang konstruksi dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Rata-rata jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor konstruksi pada tahun 2010 sampai 2014 adalah sebesar 6,85 % dari total angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah tenaga kerja konstruksi cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang berjumlah 158.753 jiwa menjadi 210.957 jiwa pada tahun 2014.

Besar penyerapan tenaga kerja bidang konstruksi dapat dilihat pada tabel 3.2. Pada tahun 2010 penyerapan kerja sektor konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 13,01 % dari total angkatan kerja sebesar 1.220.454 jiwa. Penyerapan tenaga kerja konstruksi mengalami penurunan pada tahun 2011 menjadi sebesar 4,95% dari total angkatan kerja sebesar 3.612.424 jiwa. Pada tahun 2012 jumlah tenaga kerja mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dari 3.612.424 jiwa menjadi 3.560.891 jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan kerja mengalami peningkatan dari tahun 2011 menjadi 181.433 jiwa. Penyerapan tenaga kerja konstruksi pada tahun 2012 adalah sebesar 5,1%. Pada tahun 2013 penyerapan tenaga kerja konstruksi mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 5,53% dari total angkatan kerja 3.468.192 jiwa. Kemudian pada tahun 2014 terjadi peningkatan dalam penyerapan tenaga kerja menjadi 5,68% dari total angkatan kerja 3.715.801 jiwa.

Tabel 3-2 Peran Sektor Konstruksi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Angkatan Kerja 1.220.454 3.612.424 3.560.891 3.468.192 3.715.801 Tenaga Kerja Konstruksi 158.753 178.717 181.433 191.746 210.957 Penyerapan Tenaga Kerja Konstruksi (%) 13,01 4,95 5,1 5,53 5,68

Sumber: Statistik Indonesia

Sektor konstruksi yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan kepada masyakarat akan mengurangi tingkat pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan akan mampu menurunkan tingkat penggangguran, sehingga kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat. Peningkatan penyerapan tenaga kerja konstruksi cenderung diikuti juga oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi di bidang konstruksi.

(14)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

Tabel 3-3 menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 2010 sampai 2014 pertumbuhan ekonomi di bidang konstruksi dengan rata-rata sebesar 9,39 % mampu menyerap tenaga kerja dengan rata-rata 184.321,2 jiwa di Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan kata lain, setiap pertumbuhan ekonomi sektor konstruksi mengalami peningkatan sebesar 1% di Provinsi Sulawesi Selatan, maka rata-rata jumlah tenaga kerja yang diserap adalah sekitar 19.630 jiwa.

Tabel 3-3 Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja di Bidang Konstruksi Tahun 2010-2014 di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Tenaga Kerja Konstruksi 158.753 178.717 181.433 191.746 210.957 Pertumbuhan Ekonomi Sektor

Konstruksi (%) 5,66 5,9 11,64 11,96 11,8

Sumber: Statistik Indonesia

3.3 Tenaga Kerja dan Badan Usaha Sektor Konstruksi di Provinsi

Sulawesi Selatan

3.3.1 Tenaga Kerja dan Upah Pekerja

Tenaga kerja konstruksi terdiri dari tenaga kerja tetap dan harian lepas. Tenaga kerja konstruksi tetap di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan sebesar 83,29 % dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Pada tahun 2010 tenaga kerja konstruksi tetap di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 17.655 orang, pada tahun 2011 sebanyak 27.789 orang, pada tahun 2012 sebanyak 31114 orang, pada tahun 2013 sebanyak 31.763 orang, dan pada tahun 2014 menjadi 32.360 orang.

Jumlah tenaga kerja konstruksi harian lebih besar dibanding jumlah tenaga kerja tetap konstruksi. Tenaga kerja konstruksi harian di Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2010 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 139,43 %. Pada tahun 2010 tenaga kerja konstruksi harian di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 13.484.300 orang, pada tahun 2011 sebanyak 25.707.394 orang, pada tahun 2012 sebanyak 26.366.592 orang, pada tahun 2013 sebanyak 29.191.428 orang, dan pada tahun 2014 menjadi 32.284.793 orang.

(15)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

Tabel 3-4 Jumlah Tenaga Kerja pada Sektor Konstruksi Tahun 2010-2014 di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Tenaga Kerja Tetap

(orang) 17.655 27.789 31.114 31.763 32.360

Tenaga Kerja Harian

(orang) 13.484.300 25.707.394 26.366.592 29.191.428 32.284.793 Sumber: Statistik Indonesia

3.3.2 Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil di Bidang Jasa Konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan

Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang jasa konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat dari jumlah tenaga ahli dan tenaga terampil di bidang jasa konstruksi. Jumlah tenaga ahli dan tenaga terampil bidang jasa konstruksi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah disertifikasi keahliannya dapat dilihat pada table di bawah ini.

Table 3-5 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja ahli di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh tenaga ahli utama. Pada tahun 2010 jumlah tenaga ahli konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan berjumlah 3.336 orang. Pada tahun 2011 jumlah tenaga ahli konstruksi meningkat menjadi 1.305 orang. Selanjutnya, pada tahun 2012 jumlah tenaga ahli konstruksi meningkat menjadi 3.782 orang, kemudian menurun pada tahun 2013 menjadi 388 orang. Pada tahun 2014 jumlah tenaga ahli konstruksi meningkat menjadi 568 orang.

Sementara itu, tenaga kerja terampil secara kuantitas mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 sampai 2014 jumlah tenaga terampil di Provinsi Sulawesi Selatan secara berurutan adalah 7.674 orang pada tahun 2010, 11.390 orang pada tahun 2011, 11.455 orang pada tahun 2012, 7.735 orang pada tahun 2013, dan 3.572 orang pada tahun 2014. Tenaga kerja terampil di Provinsi Sulawesi Selatan lebih didominasi oleh tenaga terampil tingkat I.

(16)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

Tabel 3-5 Tenaga Kerja Konstruksi Menurut Kualifikasi

Tahun Tenaga Kerja Ahli Tenaga Kerja Terampil

Muda Madya Utama Total Tingkat I Tingkat II Tingkat III Total

2010 10 175 948 1.133 3.796 7.688 1.450 12.934 2011 16 245 1.044 1.305 4.989 4.989 1.412 11.390 2012 19 1448 3.565 5.032 5.013 5.013 1.429 11.455 2013 4 70 33 107 1.155 1.155 735 3.045 2014 24 621 639 1.284 1.423 1.423 726 3.572 Sumber: Statistik Konstruksi

3.3.3 Badan Usaha Jasa Konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan

Badan usaha konstruksi dibedakan berdasarkan skala dan bidangnya. Berdasarkan skala badan usaha jasa konstruksi dibagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu kecil, menengah, dan besar. Sedangkan berdasarkan bidangnya badan usaha jasa konstruksi dibedakan menjadi bidang gedung, sipil dan khusus.

Berdasarkan skalanya, badan usaha lebih didominasi oleh badan usaha skala kecil. Pada tabel 3-6 jumlah badan usaha skala kecil pada tahun 2010 sampai tahun 2014 lebih banyak dibanding skala sedang dan skala besar. Pada tahun 2014 jumlah badan usaha kecil di Provinsi Sulawesi Selatan adalah 6.638 badan usaha, sedangkan badan usaha menengah berjumlah 542 dan badan usaha besar berjumlah 97.

Jumlah badan usaha skala kecil meningkat dari 6.865 badan usaha pada tahun 2010 menjadi 6.638 badan usaha pada tahun 2014. Badan usaha skala sedang mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Dalam jangka waktu tersebut, badan usaha skala sedang peningkatan dari 158 pada tahun 2010 menjadi 542 pada tahun 2014. Badan usaha besar meningkat menurun dari 97 badan usaha pada tahun 2010 menjadi 97 badan usaha pada tahun 2014.

Pada tabel 3-6 badan usaha di Provinsi Sulawesi Selatan yang bergerak pada bidang konstruksi lebih didominasi oleh bidang gedung dan sipil. Pada tahun 2010 badan usaha bidang gedung berjumlah 3.481 menurun menjadi 3.440 pada tahun 2013. Badan usaha bidang sipil mengalami peningkatan dari tahun 2010 yang berjumlah 2.143 menjadi 2.592 pada tahun 2014. Sementara itu, badan usaha bidang khusus meningkat dari 346 pada tahun 2010 menjadi 491 pada tahun 2014.

(17)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

Tabel 3-6 Badan usaha jasa konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun Jenis/ Golongan Bidang

Kecil Sedang Besar Total Gedung Sipil Khusus Total

2010 6.865 158 97 7.120 3.481 3.586 346 7.413 2011 6.698 488 80 7.266 3.331 3.424 373 7.128 2012 6.665 564 96 7.325 3.407 3.496 422 7.325 2013 6.732 593 101 7.426 3.440 3.524 462 7.426 2014 6.638 542 97 7.277 3.431 491 3.922 Sumber: Statistik Konstruksi

3.4 Pasar Jasa Konstruksi

Pasar jasa konstruksi dapat diartikan sebagai nilai konstruksi yang dikerjakan dalam suatu wilayah. Besarnya pasar jasa konstruksi akan berpengaruh pada besarnya kontribusi sektor konstruksi terhadap PDRB baik di tingkat kota, provinsi maupun nasional. Tabel 3-7 menunjukkan bahwa pasar jasa konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi oleh pembangunan di bidang sipil, kemudian diikuti oleh pembangunan konstruksi di bidang gedung.

Nilai konstruksi bidang gedung, sipil, dan khusus mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2014. Nilai konstruksi bidang gedung pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 1,01 triliun kemudian meningkat sebesar 245,55 % menjadi Rp 3,47 triliun pada tahun 2014. Peningkatan nilai konstruksi bidang sipil adalah sebesar 82,44 % yaitu besar nilai konstruksi pada tahun 2010 sejumlah Rp 3,99 triliun meningkat menjadi Rp 7,29 triliun pada tahun 2014. Nilai konstruksi bidang khusus juga mengalami peningkatan, namun tidak sebesar peningkatan nilai bidang gedung dan sipil. Nilai konstruksi bidang khusus dalam jangka waktu 2010 sampai 2014 mengalami peningkatan sebesar 41,86 %, dimana besar nilai konstruksi bidang sipil pada tahun 2010 adalah Rp 1,41 triliun kemudian meningkat menjadi Rp 2 triliun pada tahun 2014. Nilai-nilai konstruksi ini menunjukkan bahwa pasar jasa konstruksi semakin luas dan pembangunan infrastruktur semakin meningkat.

(18)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

Tabel 3-7 Nilai Konstruksi Berdasarkan Bidang yang Diselesaikan Tahun 2010-2014 di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun

Nilai Konstruksi yang Diselesaikan (juta rupiah)

Total

Gedung Sipil Khusus

2010 1.005.304 3.994.702 1.408.644 6.408.650 2011 1.762.723 5.003.510 995.786 7.762.019 2012 2.355.816 5.814.671 1.139.520 9.310.007 2013 2.919.434 6.559.604 1.270.424 10.749.462 2014 3.473.813 7.288.078 1.998.251 12.760.142 Sumber: Statistik Konstruksi

Pendanaan jasa konstruksi berasal dari APBD, APBN, BUMN dan BUMD, luar negeri, dan sumber dana lainnya. Hal ini menunjukan bahwa pendanaan dari sumber-sumber ini akan mepengaruhi sektor konstruksi di suatu daerah. Berdasarkan tabel 3-8 di bawah, nilai jasa pelaksanaan konstruksi yang dibiayai oleh APBD, APBN, BUMN dan BUMD, luar negeri, dan sumber dana lainnya selalu mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa sektor konstruksi merupakan sektor strategis yang semakin berpotensi dalam meningkatkan perekonomian daerah. Dalam rentang waktu tahun 2010 sampai 2014 pendanaan konstruksi nasional didominiasi oleh pembiayaan dari APBD. Nilai konstruksi yang bersumber dari pendanaan APBD di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan 91,98 % dari tahun 2010 yang bernilai Rp 4,17 triliun menjadi Rp 8,01 triliun pada tahun 2014.

Nilai konstruksi yang bersumber dari APBN di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan sebesar 114,29 % dari Rp 1,17 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 2,51 triliun pada tahun 2014. Pada tahun 2010 nilai konstruksi dari BUMN dan BUMD yang berjumlah Rp 0,34 triliun mengalami mengalami peningkatan sebesar 47,46 % menjadi Rp 0,49 triliun pada tahun 2014. Nilai konstruksi dari pendanaan luar negeri meningkat dari dari Rp 0,22 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 0,44 triliun pada tahun 2014. Salah satu sumber pendanaan konstruksi adalah pihak swasta. Pada tahun 2010 nilai konstruksi dari sumber pendanaan lain ini berjumlah Rp 0,51 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp 0,66 triliun pada tahun 2014.

(19)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

Tabel 3-8 Nilai Konstruksi Pendanaan Jasa Konstruksi di Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun

Sumber Pendanaan Jasa Konstruksi (juta rupiah)

APBN APBD BUMN dan BUMD Luar Negeri Lain-lain 2010 1.173.359 4.172.589 335.203 221.925 505.573 2011 1.480.920 5.059.643 404.970 268.026 548.460 2012 1.842.185 6.097.175 452.119 326.675 591.853 2013 2.181.430 7.063.388 494.276 381.473 628.895 2014 2.514.443 8.010.527 494.276 435.218 664.644 Sumber: Statistik Konstruksi

3.5 Keuangan Daerah

Keuangan daerah menjadi kunci utama dalam melakukan pembangunan daerah yang menjadi bagian integral dari prinsip otonomi dan pengaturan sumberdaya nasional. Menurut PP No. 58 Tahun 2005, keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Keuangan daerah merupakan suatu kesatuan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. APBD juga dapat diartikan sebagai rincian sumber pendapatan dan pengeluaran daerah yang akan dilakukan dalam kurun waktu satu tahun. APBD terdiri dari 3 komponen utama yaitu pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. APBD sebagai kontrol dan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan di daerah agar tidak terjadi pemborosan dan penyelewengan. Pengelolaan APBD di Provinsi maupun Kabupaten/ Kota tidak boleh melebihi anggaran penerimaan sesuai dengan amanat UU No. 25 tahun 1991 yang mendorong adanya efisiensi pengeluaran dan memastikan ketersediaan sumber pembiayaan.

3.5.1 Pendapatan

Pendapatan daerah diartikan sebagai semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu

(20)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

dibayar kembali oleh Daerah. Pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan pendapatan lain-lain daerah yang sah. Dari Tabel 3-9 di bawah, Provinsi Sulawesi Selatan mengalami kenaikan pendapatan dari tahun ke tahun. Pendapatan Provinsi Sulawesi Selatan bertumbuh sebesar 11,38 % dari tahun 2013 ke tahun 2014, hal ini juga terjadi pada pendapatan kabupaten atau kota di dalam Provinsi Sulawesi Selatan. Pendapatan kabupaten/kota bertumbuh sebesar 13,12 % dari tahun 2013 ke tahun 2014. Pertumbuhan pendapatan kabupaten/kota lebih besar jika dibandingkan pertumbuhan pendapatan Provinsi. Pendapat suatu daerah sangat dipengaruhi oleh Dana perimbangan yang berasal dari APBN. Sebagian besar Kabupaten/ Kota di Indonesia mengandalkan Dana Perimbangan untuk membiayai belanja daerahnya.

Tabel 3-9 Pendapatan Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan (juta rupiah)

Uraian Pendapatan

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

APBD Provinsi 2.382.433 2.872.470 4.601.370 5.022.566 5.593.933 APBD Total Kab./Kota 12.302.331 14.598.819 21.127.206 19.335.643 21.871.842

Sumber: LGF Anggaran (Ringkas)

Dana APBN yang diberikan oleh Pusat ke Provinsi Sulawesi Selatan merupakan dana perimbangan yang diberikan untuk mendorong pembiayaan kegiatan khusus yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Pusat. Dana perimbangan yang berasal dari APBN ini terdiri atas Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.

Tabel 3-10 Dana Perimbangan Provinsi Sulawesi Selatan (juta rupiah)

Tahun DBH DAU DAK

2010 231.612 816.758 41.953

2011 216.839 706.276 29.238

2012 284.160 996.940 42.774

2013 303.639 1.089.771 64.264

2014 292.486 1.209.599 72.976

Sumber: LGF Anggaran (Ringkas)

Dana Bagi Hasil di Provinsi Sulawesi Selatan ini naik dari Rp 0,23 triliun tahun 2010 menjadi Rp 0,29 triliun tahun 2014. Dana bagi hasil yang

(21)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

didapatkan dari penerimaaan pajak bumi bangunan, perolehan atas hak atas atanah dan bangunan serta sumberdaya alam. Keberadaan DBH menunjukkan bahwa upaya pengurangan kesenjangan vertikal antara daerah dengan pusat.

Dana Alokasi Umum yang dialokasikan untuk Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2010 sebesar Rp 0,82 triliun meningkat secara kontinyu sampai tahun 2014 menjadi Rp 1,21 triliun. DAU yang diberikan oleh pusat kepada Provinsi Sulawesi Selatan merupakan upaya pemeratakan keuangan daerah untuk membiayaan kegiatan daerah sebagai tugas desentralisasi dari pemerintah pusat. Keberadaan DAU harus digunakan oleh Pemerintah Provinsi untuk melakukan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas masyarakat.

Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang diberikan kepada Provinsi Sulawesi Selatan ini menunjukkan peningkatan dari Rp 0,04 triliun (2010) menjadi Rp 0,07 triliun (2014) yang digunakan untuk mendanai urusan khusus menjadi urusan daerah dan priorotas nasional. Pengelolaan dana perimbangan untuk daerah yang bersumber dari pusat ini seharusnya memberikan dorongan yang kuat untuk daerah melakukan kegiatan efektif dan bermanfaat untuk kemaujuan pembangunan daerahnya.

3.5.2 Belanja

Belanja daerah digunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Pengeluaran daerah dihitung melalui belanja langsung dan tidak langsung. Pengeluaran daerah terhadap sektor jasa konstruksi dapat dilihat melalui belanja langsung yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dna jasa, serta belanja modal.

Dalam kurun waktu 5 tahun, pengeluaran Provinsi Sulawesi Selatan meningkat dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Nilai belanja yang dikeluarkan oleh Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2010 adalah Rp 2,97

(22)

| PROFILPEMBINAJASAKONSTRUKSIDAERAH

triliun, Rp 2,44 triliun tahun 2011, Rp 4,76 triliun tahun 2012, Rp 5,64 triliun tahun 2014, dan Rp 5,84 triliun tahun 2014.

Nilai belanja yang diperoleh dari belanja tidak langsung dan belanja langsung di Provinsi Sulawesi Selatan cenderung meningkat dari tahun 2010 sampai 2014. berjumlah Rp 1,85 triliun pada tahun 2010, Rp 1,62 triliun tahun 2011, Rp 3,38 triliun tahun 2012, Rp 3,57 triliun tahun 2014, dan Rp 3,62 triliun tahun 2014. Belanja langsung yang diperoleh dari belanja pegawai, barang/jasa, dan modal di Provinsi Sulawesi Selatan bernilai Rp 1,12 triliun pada tahun 2010, Rp 0,82 triliun tahun 2011, Rp 1,38 triliun tahun 2012, Rp 2,07 triliun tahun 2014, dan Rp 2,22 triliun tahun 2014. Untuk pengadaan barang dan jasa, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengeluarkan belanja sebesar Rp 2,14 triliun pada tahun 2010, Rp 2,6 triliun tahun 2011, Rp 3,86 triliun tahun 2012, Rp 3,67 triliun tahun 2014, dan Rp 4,6 triliun tahun 2014.

Berdasarkan pendapatan dan belanja, Provinsi Sulawesi Selatan memiliki selisih lebih antara realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran atau yang disebut dengan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA). SiLPA di Provinsi Sulawesi Selatan bernilai Rp 0,11 triliun pada tahun 2010, Rp 0,06 triliun tahun 2011, Rp 0,16 triliun tahun 2012, Rp 0,12 triliun tahun 2014, dan Rp 0,09 triliun tahun 2014.

Tabel 3-11 Pengeluaran Daerah dan SiLPA tahun 2010-2014 di Provinsi Sulawesi Selatan (juta rupiah)

Uraian Pengeluaran

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Belanja Tidak Langsung 1.847.673 1.619.004 3.376.343 3.572.588 3.620.254

Belanja Langsung 1.124.605 824.033 1.384.599 2.071.809 2.219.123

Belanja Pegawai 141.765 118.543 161.556 178.070 163.676

Belanja Barang dan jasa Total Kab./Kota 2.142.478 2.597.099 3.856.271 3.672.469 4.604.052 Belanja Modal Total Kab./Kota 2.676.264 3.063.740 3.753.294 4.002.079 4.915.972

Total Belanja 2.972.278 2.443.037 4.760.942 5.644.397 5.839.377 SiLPA TA sebelumnya 111.508 62.304 159.572 123.462 88.994 Sumber: LGF Anggaran (Ringkas)

Gambar

Tabel 1-1 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, dan Pertumbuhan  Penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan
Tabel 2-1 Susunan dan Personalia TPJK Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan  berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 538/II/Tahun 2014 tahun 2014
Tabel 2-2 Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi TPJK Provinsi Sulawesi Selatan
Tabel 2-3 Program Pengaturan TPJK Provinsi Sulawesi Selatan terhadap  Pemangku Kepentingan Konstruksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

10 Jan 2019 Penulis diberi tugas untuk melakukan pengecekan komputer yang tidak terhubung dengan jaringan SEGOROAMARTO pada bidang Jaminan Kesehatan Daerah

Beberapa kompetensi hasil pembelajaran yang dapat dibangun dan dikembangkan dari kegiatan laboratorium diantaranya menumbuhkan minat, sikap, kepuasaan, keterbukaan dan

Untuk informasi lebih lanjut mengenai memasang ulang Windows menggunakan drive pemulihan USB, lihat bagian Pemecahan Masalah dari Manual Servis produk Anda di

Hasil analisa XRF setelah proses water leaching, acid leaching dan kalsinasi yang disajikan pada ke-3 Tabel memperlihatkan bahwa kondisi perbandingan pasir ilmenit

Pemeriksaan antemortem adalah pemeriksaan kesehatan ayam sebelum disembelih yang dilakukan oleh dokter hewan penanggung jawab teknis atau tenaga pemeriksa daging dibawah

Apa yang telah disampaikan guru sejarah pada saat wawancara dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran sejarah diperlukan media pembelajaran yang

Jadi berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa jenis- jenis hukuman dalam membentuk perilaku disiplin pada anak usia 5-6 tahun adalah bentuk hukuman yang

Hasil pengalaman kami dengan produk ini dan pengetahuan kami mengenai komposisinya kami menjangka tidak terdapat bahaya selagi produk ini digunakan dengan cara yang sesuai