• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEDI YUSDARLY /BDP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEDI YUSDARLY /BDP"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

HT'BT'NGAI\I

A

TTARA

PEMELIHARAAI\I TANAMAN MENGHASILKAN

KELAPA SAWIT

@laeis guineensis Jacq)

DENGAN

PRODUKSI

TUGAS AKHTR

Oleh

:

DEDI YUSDARLY

0501010/BDP

SEKOLAII TINGGI

ILMU

PERTAI\IIAhI

AGROBISMS

PERKEBT]NAI\I

MEDAI\i

(2)

HT'BT'NGAN ANTARA PEMELIHARAAIT TANAMAN MENGHASILKAI\I

KELAPA

SAWIT@Iaeir

guineensis Jacq)

DENGAII

PRODIIKSI

TUGAS

AKIIIR

Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana

Sains

Terapan

Dalam Program Studi Budidaya

Perkebunan Pada Pr.,ogram

Diploma

IV

Sekolah

Tinggi

Ilmu

Pertanian Agrobisnis Perkebunan

Oleh:

DEDI YUSDARLY

0501010/BIIP

SEKOLAH

TINGGI

ILMU

PERTANIAN

AGROBISI\IIS PERKEBT]NAhI

MEDAIT

(3)

Jrdul TugasAkhir

Nama

Nomor Induk Mahasiswa Program Studi

HUBLINGA]-I

AIITARA

PEMELIHAIUTu{{

TA}.{AMAN MENGHASILKAN

KELAPA

SAWIT

@laeis guiwensfs jacq)

DENGAN

PRODUKSI

DEDI YI.'SDARLY

0501010

BUDIDAYA

PERKEBIJNAN

W

Arief Setilwan

S. SP.

MSi

Anggota

(rr.

KetuaProgram Studi

BDP

ahyuni, MP.)

""$$gnd'Aji,

S.Pd,

M.Eng.prac)

Tanggal Lulus, 06

April

2009 Ketua

(4)

RINGKASAI{

DEDI

YIISDARLY,

Hubungan

Antara

Pemeliharaan

Tanaman Menghasilkan

Kelapa sawit

Dengan

Produksi. Dibimbing oleh

Guntoro,

SP dan

Arief

Setiawan S, SP.

Msi.

Pemeliharaan

tanaman

salah satu tindakan yang sangat penting d*n menentukan ngxa

produktif

tanaman. Pemeliharaan bukan hanya ditujukan pada

hamaq

tetapi

juga

pada

media tumbuh

(tanah).

Walaupun tanaman dipelihara

de,ngan baik, tetapi pemeliharaan tanah diabaikan maka

tidak

akan banyak memberi manfaat.

Tujuan

dilakukan

pemeliharaan tanaman menghasilkan kelapa

sawit

yang tepat dan teratur adalah

untuk

mendapatkan

prodtrktivitas

yang

optimal.

Kegiatan

tersebut

meliputi

pemeliharaan

piringan

pokok,

pemeliharaan

jalan

pikul,

pe,meliharaan gawangan,

dongkel anak kayu,

pemeliharaan

jalan,

pemeliharaan

saluran

ar,

pemeliharaan teras, penunasan, pemupukan,

dan

pengendalian hama penyakit.

Pemeliharaan Tanaman

Menghasilkan

kelapa sawit harus

dilaksanakan

scara

intensif

agar

produktivitas yang dihasilkan

optimal.

Untuk

mendapatkan p,oduktivitas yang optimal harus memperhatikan unsur-unsur pemeliharaan tanaman agar kualitas tanaman yang dihasilkan baik.

Mengetahui

unsur-unsur pemeliharaan

tanaman

yang

berkaitan

dengan

poduktivitas kelapa

sawit.

Mengetahui pengaruh pemeliharaan

Tanaman Menghasilkan

(TM)

terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit.

Penelitian

ini

dilaksanakan pada butan Februari sampai akhir

Maret

2009

di

Aftleling

XI

Kebun

Adolina

PTPN

tV

dan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat (PIR)

Desa

Teluk

Dalam

Kecamatan Simpang

Empat

Kabupaten Asatran Sumatra

Utara.

Fenelitian

ini

dilatrukan dengan menggunakan analisa

deskriptif analitik,

demikian

iuga

pengamatan tentang pelaksanaan pemeliharaan tanaman menghasilkan

ymg

dilakukan

di

Afcleling

XI

Kebun

Adolina

PTPN

IV

dan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat

(PR)

Desa

Teluk Dalam

Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asatran Sumatra

Utara

bari

trasit produksi selama 3

(iga)

tahun 2006

-2008

dapat

dilihat

Produksi Kebun

Adolina

sebanyak 74,99 ton/tra lebih

tinggi

produksinya dibandingkan dengan Broduksi Perkebunan

Inti

Rakyat selama 3 (tiga) tahun 2006-2008 sebanyak 39 tonlha

fikarenakan Kebun

Adolina memiliki

pemeliharaan

dan

perawatan tanaman yang

(5)

(Raja),

Jaya

syah Indra,

bang

Ali

Rental

serta

semua

pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang membantu penelitian dan penyelesaian Tugas

Akhir

ini.

Demikian penulisan Tugas

Akhir ini,

bila

ada yang kurang sempurna penulis mengharapkan semoga Tugas

Akhir ini

dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Maret 2009

Penulis

(6)

RIWAYAT

TIIDUP

Penulis dilahirkan

di

Air

Batu, Asatran pada tanggal 06 Desember 1986 dari Ayah bernama Ngatiman dan Ibu bernama Nuriani. Penulis merupakan anak keempat dari limabersaudara.

pada

tahun

1999

penulis

lulus dari SD Negeri

010034 Perkebunan Teluk Dalam, tahun 2002 penutis

lulus dari

SLTP

Neqeri

1

Air

Battr, tahun 2005 penulis tutus

dari SMA Negeri

1 Simpang Empat dan selanjutnya penulis melanjutkan studi

tahun 2005

di

Sekolatr

Tinggi

llmu

Pertanian

Agribisnis

Perkebunan (STIP-AP) Medan jurusan Budidaya Perkebunan.

Selama mengikuti perkuliahan,

Aktifitas

yang pernah dilakukan oleh penulis

yaitu

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan

I

(PKL I)

tahun 2007

di

PTPN

III

Sei Karang Kabupaten

Deli

Serdang dan Praktek

Kerja

Lapangan

II

(PKL

II)

2008

di

PT.Bakrie

Pasaman Plantation, Padang-sumatra

Barat.

Melalarkan Tugas

Akhir

tahun 2009 di PTP Nusantara

IV

Kebun Adolina Af<leling

XI.

(7)

DAf,'TAR

ISI

RINGKASAI{

KATA

PENGANTAR

RTWAYAT HIDUP

DAFTAR

ISI

DAFTARTABEL....

PEI\IDAHI'LUAI\I...

Latar Belakang Perumusan masalah.... Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian..

TINJAUAIT PUSTAKA

Botani Kelapa Sawit... Syarat Tumbuh....

Iklim

Tanah...

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit ...

BAIIAN

DAN

METODE

...

Ternpat dan Waktu Penelitian Metoile Penelitian

Pengamatan/ Analisa

HASIL

DAI\I

PEMBAIIASAN

... Jenis-jenis Pekerjaan Pemeliharaan Kebuhrhan Bahan dan

Alat

Kebuhrhan Tenaga Kerja...

Halaman

t

llr

n

v

vlr

I

2 J J 4 4

l1

1l

13 15 30 30 30 30 32 JZ 36 39

4t

(8)

IGSIMPT]LAII DAN

SARAN

Kesimpulan Saran

DAFTAR PUSTAKA

43 43 44 v1

(9)

No

DAFTAR TABEL

Judul Halaman

l-

Rotasi Pemeliharaan kelapa sawit tanaman menghasilkan di kebun

Adolina dan kebun

PIR...

36

2

Kebutuhan Bahan untuk pemeliharaan kelapa sawit tanalnan menghasilkan

di

Kebun Adolina

Afdeling

XI

Blok N-.-...--....

3- Dosis pernupukan kelapa sawit fase tanaman menghasilkan di Kebun Adolina Afdeling

XI

Blok

N...

4- Kebututran batran untuk pemeliharaan kelapa sawit tanaman menghasilkan di Kebun PIR Teluk Dalam... - - -. :-... - -.. -.

5. Dosis pemupukan kelapa sawit fase tanaman menghasilkan

di

Kebun PIR Teluk Dalam...

6

Kebutuhan tenaga kerja untuk pemeliharaan kelapa sawit tanaman menghasilkan di Kebun

Adolina

.---.-.-.--'-.----:-?- Kebutuhan tenaga kerja untuk pemeliharaan kelapa sawit tanaman

menghasilkan

di

Kebun PIR...

& hoduksi

Kebun Adolina

Aftleling

)O

Blok N

tahun tanam 1995 ....-. 9- Produksi kebun PIR Teluk Dalam tahun tanam 1995...

38 38 39 40

4l

42 42 vl1

(10)

2

Pemeliharaan tanaman merupakan salatr satu tindakan yang sangat penting

fu

melrentukan masa produktif tanaman. Pemeliharaan bukan hanya ditujukan pada

LEman'

tetapi

juga

pada

media tumbuh

(tanah).

Walaupun tanaman dipeiihara

fugan

baik, tetapi pemeliharaan tanah diabaikan maka

tidak

akan banyak memberi

rrfaat

(Fauzi,

dkk

2006).

Tujuan dilakukan pemeliharaan tanaman menghasilkan kelapa

sawit

yang

rqc

dan teratur adalah untuk mendapatkan

produktivitas

yang

optimal.

Kegiatan

llrcbut

meliputi

pemeliharaan

piringan

pFrt

pemeliharaan

jalan

pikul,

lmeliharaan

gavrangan,

dongkel

anak kayu,

pemeliharaan

jalan,

pemeliharaan

tre

air,

pemeliharaan teras, penunasan, pemupukan,

dan

pengendalian harna

Frakit

(Riszq

1995).

hrmusan

masalah

Pemeliharaan Tanaman

Menghasilkan kelapa

sawit harus

dilaksanakan

rEra

intensif

agar

produktivitas yang dihasilkan

optimal.

Untuk

mendapatkan

trnfoktivitas

yang

optimal

harus memperhatikan unsur-unsur pemeliharaan tanaman

rEa

lain

pemeliharaan

piringan pokolq

pemeliharaan

jatan pikul,

pemeliharaan

rlmngan;

dongkel anak kayu,

pemeliharaan

jalan,

pemeliharaan saluran

air,

nuinaman

teras, penunasan, pemupukan, dan pengendalian hama

penyakit

agar

H.rtas

tanaman yang dihasilkan baik.

(11)

Dari hal diatas penulis

ingin

menuliskan penelitian dengan

judul

Hubungan

Affifa

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kelapa

sawit

(Etaeis

guineensis Jasq)

Deogan Produksi.

Triuan

Penelitian

l-

Mengetahui unsur-unsur

pemeliharaan Produktivitas kelaPa sawit'

tanaman

Yang berkaitan

dengan

z.

Mengetahui pengaruh pemeliharaan Tanaman'Menghasitkan

(TM)

terhadap

produktivitas tanaman kelapa sawit'

f:gnnaan

Penelitian

Hasil

penelitian

ini

dihmapkan sebagai bahan

informasi

bagi

semua pihak

(12)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani

Kelapa Sawit

DaLam

dunia botani,

semua tumbuhan

diklasifikasikan untuk

memudahkan

dalam identifftasi

secara

ilmiah.

Metode

pemberian

nama

ilmiah (Latin)

ini

dikembangkan

oleh carolus Linnaeues.

Tanaman

kelapa

sawit

diklasifikasikan

sebagai berikut.

Embry opltyt a ShiP onagama Angiospermae

Monocothyledonse Arecaceae

Cocoideae Eloeis

: Elaeis guineensis

lacq

diusahakan secara komersial

di Afrika,

Selatan, serta

beberapa

daerah

lain

Divisi

Kelas Ordo

Famili

Subfamili Genus Spesies Kelapa sawit

Tenggara,

Pasifik il?ahan,2008).

Amerika

Selatan,

Asia

(13)

Tanaman kalapa sawit dibedakan

Zbagiauyakni:

vegetatif dan generatif e. Bagian

Vegetatif

Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit meliputi akar, batang dan daun.

l.

Akar

Tanaman kelapa sawit berakar serabut yang

terdiri

atas akar primer, sekunder,

utier

dan

kuarter.

Akar-akar

primer

pada umumnya tumbuh

ke

bawalu sadangkan

fu

sekunder, tertier dan kuartier arah tumbuhnya mendatar dan ke bawatr.

Akar

kgartier berfungsi menyerap unsur hara dan air dari dalam

tanah.

Akar-&

kelapa

sawit

banyak

berkembang

di

lapisan tanah atas sampai

kedalaman

a

I

meter dan semakin kebawah semakin sedikit.

Perakarannya yang

paling

padat terdapat pada kedalaman

25

cm.

Panjang

*r

yang tumbuh kesamping dapat mencapai

6

m.

Oleh karena

itq

permukaan

air

eh

harus diupayakan sekitar kedalaman 80-100 cm, teristimewa pada areal tanah

gnbut

drainase harus lancar

(Riszq

1999).

2-

Batang

Kelapa sawit termasuk

tanaman

monokotil

tidak

bercabang

dan

tidak

-nJrunyai

karnbium. Pada

ujung

batang terdapat

titik

tumbuh yang

terus

tc*embang

membentuk

daun dan

ketinggian

batang.

Diameter batang

dapat

Ecapai

90

cm.

Tinggi

batang untuk tanaman komersial tidak

lebih

dari 12

m.

Jika

man

telah mencapai ketinggian

lebih

dali

12

m

sudah

sulit

dipanen, maka pada

cNrmnya

tanaman diatas umur 25 tahun sudah diremajakan.

(14)

6

Batang sawit berfungsi sebagai penyeimbang dan pengangkut bahan makanan

ftk

tanaman serta sebagai penyangga mahkota

daun.

Pelepah

tumbuh

secara

*rahn

membentuk

spirat yang

biasanya

8

pelepah

dalam

1 putaran'

Selanjutnya

Ay*atan

bahwa kelapa sawit

memiliki

rumus daun % spiral ada yang mengarah ke

lii&nke

kanantergantung sifat genetisnya (Risza" 1999)'

3.

Daun

Daun

kelapa

sawit

membentuk suatu pelepatr

bersirip

genap dan berhrlang

ria.iar.

Panjang pelepatr dapat mencapai 9 m;

jirmlah

anak daun

tiap

pelepah dapat

Ecryai

380 helai, panjang anak daun mencapai 120

cm.

Pelepah daun sejak mulai

Ubmtuk

sampai

tua

mencapai

waktu

+

7

tahun;

jumlatl

petepah

dalam

I

pohon

rcpai

60 pelepah.

Untuk

kemudatran panen digunakan sistem songgo

duq

jumlah

daun setelalt

.1xan

kelapa dewasa dapat mencapai 15 m'z. Daun kelapa sawit berfungsi sebagai

@at

fotosintesis dan alat

respirasi.

Oleh

karena

itu

pemangkasan pelepah daun

+'fi

mungkin

dihindarkan,

kecuali

pangkas pendahuluan

dan

pangkas

eetitaraan

yang hanya dibenarkan sampai songgo

dua

Jika pelepah dapat dipertahankan lebih lama berarti semakin lama pula proses

fusintesis

berlangsung dan semakin banyak bahan makanan yang

dikirim

ke buah.

Hd

ini

berartitandan akan meningkat (Fauzi, 2006).

(15)

hBagian

Generatif

t.

Bunga

Kelapa sawit mulai berbunga pada

umur

12

bulan.

Pembungaan kelapa sawit

-

rsuk

monacciious

artinya

bunga

jantan

dan bunga betina

terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada satu tandan yang

sama

Namun kadang-kadang dijumpai

juga

r-l?m

satu tandan terdapat bunga jantan

dan bunga

betina.

Bunga seperti

itu

tersebut

hnga

banci (hermaprodit).

Tanaman

sawit

menyerbuk

secara

silang

dan

juga

myerbuk

sendiri.

e[

Bungajantan

Bunga

jantan

ataupun bunga betina

keluar

dari

ketiak

pelepah

daun.

Satu

hda

bunga jantan

terdiri

sampai

+

200

spiklet.

Dalam

satu

spiklet

terdapat

700-10fi)

bunga

jantan-

Dalam

safu tandan bunga

jantan

dapat mencapai

+

50

grarn

lgmg

sari. b)- Bunga betina

Bunga betina dalam satu tandan

juga

dapat mencai 200

spiklet.

Tetapi dalam

s&t

spiklet

hanya terdapat

*

20

bunga

betina

Dalam

satu tandan bunga betina

ftrdapat

*

3000 bunga

betina

Bentuk

bunga betina seperti bunga

cengkelr-

.Ser

rtlerenciation

te4adi 17 -2s bulan sebelum masa receptive.

c)- Penyerbukan

Bunga jantan biasanya terbuka/mekar selama

24

hari.

Namun

secara

efektif

.@t

menyerbuki

selama

2-3

had.

dan

selanjutnya

daya

hidup

sudah

merurun.

hmga

jantan

pada saat terbuka

yaitu

masa

anthesis.

Tepung sari

(16)

G

dan

berbau

spesifik dan disukai

seftrngga

penyerbuk.

Setelah

lewat

4

hari

bnbah

menjadi kecoklat-coklatan (Risza, lggg).

Btmga betina pada saat terbuka

yaitu

pada

maria receptive berwama

putih

hkuning-

kuningan dan

pada

hari

ke

4

menjadi

merah

kehitam-hitaman.

Masa

@Vive

bunga

betina

berlangsung selama

24

hatr.

Pada masa receptive selama

I

hili

bunga betina berlendir dan mengeluarkan bau spesifik yang

disukai

serangga

p:uyeftuk.

Penyerbukan dapat dilakukan dengan angin, bantuan manusia atau serangga

pnyerbuk.

Serangga penyerbuk kelapa

,u*

yang

sudatr

lama

ada

di

Indonesia

*ra

laig

Thrips

hawaiensis.

Sex

ratio

dapat mencapai

50%-gA%.

Serangga

ini

Eih

dianggap kurang

aktif

karena tidak secara sempuma dapat menyerbuki seluruh

hga

betina

sampai

tandan yang terjepit pelepatr dan lapisan bunga yang

tEada

dibagian

dalam.

Oleh

karena

itu

timbutah

ide

penyerbukan buatan yang

eukan

oleh

manusia

yang

biasa

disebut

assisted

potlination

namun

biayanya

qEat

mahal.

Pada saat

im

assisted

pollinationtidak

dilakukan lagi secara komersial, karena

il"h

ada serangga penyerbuk kelapa

sawit

Elaeidobius

kamerunihts yang

telah

fiintroduksi

dari

Afrika

pada tahun

l98l

ke

Malaysia dan

ke

Indonesia pada tahun

r9t3.

serangga

ini

sangat

aktif

dan

populasinya sangat

cepa!

sehingga sangat

mpengaruhi

peningkatan produktivitas kelapa sawit

(Riszq

lggg).

(17)

9

2-

Buah

Proses pembentukan

buatr sejak

saat

penyerbukan

sampai

buah

matang

+

6 bulan.

Dapat

juga terjadi lebih

lambat atau

lbih

cepat tergantung

dari

keadaan

iHim

setempat. Dalam satu tandan dewasa dapat mencapai + 2000 buah

Buatr ketapa

sawit

pada

waktu

muda berwarna

hitam

(varitas Nigrescens),

hnrudian

setelah berumur

*

5

bulan

berangsur-angsur merah kekuning-kuningan.

hda

saat

penrbatran

wanu

tersebut

terjadi

pioses

pembentukan

minyak

pada

Gncsrp

(daging

buah).

Perubahan warna tersebut karena pada

butir-butir

minyak

mgandung

zat w ama (cor oten).

Proses pembentukan

minyak

dalam

dagrng

buah

berlangsung selama 3-4

-trggu

yaitu

sampai

tingkat

morfologis.

Yang

disebut matang

mofologis

adalah

'

telatr matang

dan

kandungan minyaknya sudah

optimal.

Sedanglan matang

f,iDlogi

adalah buah sudah matang ranum dan sudatr siap tumbuh,

yakni

*

I

bulan

+-h

matang

morfologis.

Berat buah berkisar 10-20 gram (Fauzi,2006). Buatr kelapa sawit termasuk buah batu yang

terdiri

dari 3 bagian, yakni:

a)-

Lapisan hloir (Epicarpizm) disebut

kulit

luar.

b).

Lapisan tengah (ltlesocarpizm) disebut daging buah, mengandung minyak sawit.

c). Lapisan dalam (Endocarpfzn) disebut

inti,

mengandung minyak

inti.

Diantara

inti

dan daging buatr terdapat lapisan tempurung (cangkang) yang

(18)

10

a).

kulit

biji(spermodemis)

disebut cangkang (sheel)' b).

tali

pusat

(Funiculus)-c).

inti biji

(Nucleus seminis)

3.

Tipe (Varitas)

Berdasarkan

tebal

tipisnya tempurung

(cangkang)

dan

kandungan minyak

i{etn

buah maka kelapa sawit dapat dibedakan dalam 3 tipe, yakni:

a). Tipe

Dura :

tempurung (cangkang)

sangat

tebal,

kandungan minyak dalam buatr randah.

b). Tipe Pisifera :

tempuung

sangat

tipis

bahkan hanyak berbentuk bayangan

cincin,

hamPir

tidak

bertemPurung

minyak dalam buah

tinggi.

c).Tipe

Tenera

:

merupakan persilangan

Dura

sebagai

pisifera

sebagai pohon

bapak.

Tenera kandungan minYak

tinggi.

namun

kandungan

Berdasarkan

warnanya

ada

3

varitas, yakni

:

Nigrescens,

Virescens, dan 116pscens. Varitas yang dipakai untuk tanaman komersial adalah varitas Nigerscens

1ng

berasal

dad

Afrika.

Varitas

lainnya hanya

untuk

program pemuliaan (Risza, rgee).

pohon

ibu,

dengan bertempurung

tipis

(19)

11

qFrat

Tumbuh

KelaPa

Sawit

pertumbuhan

dan produksi kelapa

sawit

dipengaruhi banyak

faktor,

baik

ftor

dari

dalam maupun

dari

tanaman

kelapa

sawit

itu

sendiri.

Faktor-faktor

Esebut

pada dasarnya dapat dibedakan

menjadi

faktor

lingkungan' genetic'

dan

ftor

teknis-agronomis. Dalam menunjang pertumbuhan dan proses produksi kelapa

rffiit,

faktor

tersebut saling

terkaitan dan

mempengaruhi

satu

sama

lain'

untuk

mcapai

produksi kerapa

sawit

yang maksimar, diharapkan

ketiga faktor

tersebut

*lu

dalam keadaan optimal (Paharu 2008)'

qylrit

Tumbuh

+ndim

Faktor

iklim

sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tandan

hhea

sawit.

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan

baik

pada daerah

tropika

basah

di

Elitar

lintang Utara-selatan l2deraiatpada ketinggian 0-500 m

dpl'

Beberapa unsur

it{iim

yang penting dan saling

mempengaruhi adalah curah

hujaru

sinar matalmri'

rft,,

kelembabanudar4 dan angin (Fauzi' 2006)

t-

Crlrah Hujan

Curahhujanoptimumyangdiperlukantanamankelapasawitrata-rata2.000-1500 mm/tahun dengan

distribusi

merata sepanjang tatrun tanpa bulan

kering

yang

h*epanjangan.

curah

hujan yang merata dapat menunurkan pengu{ryan dari tanatt

fu

tanaman

sawit.

Namun, yang terpenting adatah

tidak terjadi defisit

air

sebesar

i50 mm.

Bita tanah dalam keadaan kering, akar tanaman sulit menyerap mineral dari

,i

'a

(20)

t2

tanah. Oleh sebab itu, musim kemarau yang berkepanjangan akan menurunkan

i (Riszq

1999).

Sinar Matahari

Sinar

matahari diperlukan

untuk

memproduksi karbohidrat

dan

memacu

lpjberrtukan

buah dan

bunga.

Untuk

itq

intensitas, kualitas, dan lama penyinaran

-

berpengaruh. Lama penyinaran optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit

$?

im/hari.

Beberapa daerah seperti

Riaq

Jambi, dan

Sumatera Selatan sering penyinaran matatrari kurang dari 5

jun

pada bulan-bulan

tertentu.

Penyinaran

ry4

turang

dapat

meyebabkan berkurangnya

asimilasi dan

gangguan penyakit

ffirui,2006).

E

Suhu

Selain curah

hujan

dan sinar matahari yang

cukup.

Tanaman kelapa sawit

mertukan

suhu

yang optimum

sekitar 24-28"

C,

untuk tumbuh

dengan baik.

&stipun

demikian,

tanaman

masih bisa tumbuh

pada

suhu

terendah

l8o C

dan

-

ggr 32'

C.

Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggr rendah suhu adalah lama

pnyinaran

dan ketinggian

tempat. Makin

lama penyinaftm atau makin rendah suatu

tqld,

tinggi

suhunya.

Suhu berpengaruh terhadap masa pembungaan dan llamatangan

buah.

Tanaman kelapa sawit yang ditanarn lebih dari ketinggian 500

m

fit

akm

terlambat berbunga satu tahun

jika

dibandingkan dengan yang ditanam

di

(21)

l3

a-

Kelembaban Udara dan

Angin

Kelembaban udara dan

angin

adalah

faktor

yang

penting untuk

menunjang

Icrarmbuhan

kelapa

sawit.

Kelembaban optimum

bagi

pertumbuhan kelapa sawit

rilntah

80%.

Kecepatan

angina

5-6

km/jam

sangat

baik untrk

membantu

puyerbukan.

Angin

yang

kering

menyebabkan penguapan

lebih

besar, mengurangi

Hembaban,

dan dalam

waktu

lama

mengakibatkan tanaman

layu.

Faktor-faktor

l4g

mempengaruhi kelembaban adalah suhu, sinar matahari, lama penyinaran, curah

h.Fn,

dan evapotranspirasi (Risza, 1999). 2.

Tanah

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh

di

berbagai

jenis

tanalL seperti podsolik,

heol,

hidromorfik kelabu alluvial,

atau

regosol.

Namun,

kemampuan produksi

Hrya

sawit

pada masing-masing

jenis

tanah tersebut

tidak

sama. Ada

dua sifat

rma

tanah sebagai media tumbuh,

yaitu

sifat

kimia

dan

sifat

fisik

tanah (Fauzi,

mo.

+

Sifat

fisik

tanah

Beberapa

hal

yang

menentukan

sifat

fisik

'ianah adalah

tekstur,

struktur,

hsistensi,

kemiringan tanah, permaebilitas, ketebalan lapisan tanah, dan kedalaman

snukaan

air

tanah.

Tanaman kelapa sawit tubuh

baik

pada tanah gembur, subur, terdrainase baik, permaebilitas sedang, dan mempunyai solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas. Tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20-60o10, debu

lV

Nyo,

dan

liat 20-50%.

Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir

(22)

Keadaan

topografi

pada areal perkebunan kelapa sawit berhubungan dengan

hrrudahan

perawatan tanaman dan

panen.

Topografi yang

dianggap

cukup

baik

Erk

tanaman

kelapa sawit

adalatr dengan kemiringan

0-15o. Hal

ini

akan

mudahkan

pengangkutan buah

dari

pohon ketempat pemungutan

hasil

atau dari

fc*eUunan

ke pabrik pengolatran. Areal

dengan kemiringan lereng

lebih

dari

15'

E'h

memungkinkan ditanami, tetapi perlu dibuat

teras.

Pada areal seperti

ini

akan

royuti*an

panen serta pengangkutan

(Risza

1999).

LI Sitt

kimia tanah

Sifat kimia

tanah dapat

dilihat dari

kemasaman

dan komposisi

kandungan

tra

mineralnya.

Sifat

kimia

tanah mempunyai

arti

penting dalam menentukan dosis

pmpukan

dan kelas kesuburan tanah.

Tanaman

kelapa

sawit

tidak

memerlukan

tanah dengan

sifat kimia

yang

ilirerra

sebab kekurangan

suatu unsur

hara

dapat

diatasi

dengan pemupukan.

fdaryun

demikiarU

tamh

yang mengandung unsur hara dalam

jumlah

besar baik

frk

pertumbuhan

vegetatif

dan

generatif tanaman,

sedangkan asaman

tamh

retukan

ketersediaan dan keseimbangan ,nsur-unsur hara dalam

tanah.

Kelapa

cwit

dapat tumbuhan pada

pH

tanah

alilara 4,0-6,5,

sedangkan

pH

optimumnya

drlah

5-5,5.

Tanah yang

memiliki pH

rendah dapat dinaikan dengan pengapurd,

H'I:i

membutuhkan biaya yang

tinggi.

Tanah dengan

pH

rendah biasanya dijumpai

:da

daerah pasaflg surut terutama tanah garnbut.

Tanaman kelapa

sawit tumbuh

baik

pada tanah

yang

memiliki

kandungan

(23)

l5

Mg

dan

K

berada

pada

batas

normal, yaitu untuk

Mg

0.4-1,0

me/gram,

K

0,15-1,20 me/100

gftrm.

NarnurU

faktor

pengelolaan budidaya atau

is

dan

sifat

genetis

induk

tanaman

kelapa sawit

juga

saagat

produksi kelapa sawit (Fauzi, 2006)

raan

Tanaman Menghasilkan

yang

dimaksud pemetiharaan tanaman menghasilkan adalah pemeliharaan dilakukan mulai dari umur 3 tatrun sampai dengan umuf 25 tahun

(Risza

1995).

Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk perawatan

crop

batang berbentuk penyiangan

setektif

(selektif

weeding)

dan ihkan seputar pangkal (bokoran,

piringan). Llluran

bokoratr

dimulai

dengan

0.5

m,

1.0

nr, dan

1.25

m

sesuai dengan

umur

tanaman

atau

besarnya

tanaman.

Penyiangan

dengan herbisida sangat dianjurkan

untuk

jalan tikus

(haarvesting

path)

atau pada saat tenaga

kerja

be*urang

2007).

Penyiangan dilaksanakan untuk membasmi tumbuhan pengganggu pada areal

untuk

menghindari

terganggunya

tanaman.

Selain

itu

penutup

tanah cover crop) yang ditanam sejak semula dapat bertahan lama (Hakim, 2007). Penyiangan

bermaksud

untuk

mengurangi

persaingan

pada

pengambilan

EE

hara, udara,

air

dan sinar matatrari

yang

akan menyebabkan antara tanaman

(24)

2007)-16

Gulma diperkebunan kelapa

sawit

telatr

diketahui

sebagai salah satu faktor

dapat

menurunkan

produksi kelapa

sawit

secara

kualitatif dan

kuantitatif. irannya akan menurunkan produksi karena kemampuan gulma dapat menyaingi

kelapa

sawit.

Selain

itu

dapat

mempersulit

pemeliharaan tanaman didalam melakukan upaya pemungutan hasil (Hakinu 2007).

Pengendalian gulma terutama dilaksanakan untuk mengurangi populasi gulma dapat merugikan karena potensinya dapat

menyaingi

tanaman kelapa sawit

hal

unsur

hara

kelembaban,

sinar

matahari

dan faktor tumbuh

lainnya, ing mempertinggi kesulitan dalam pemeliharaan dan pemungutan hasil kelapa

'cir

(Hakim, 2007).

Dibandingkan dengan

komoditi

perkebunan lainnya, kelapa sawit mernpunyai

rclah

gulma yang

lebih

tinggi.

Hal

ini

dikarenakan salah satu faktornya adalah

tanam tanaman

ini

lebih

lebar, sehingga penutupan tanah

oleh

kanopi lambat.

Emdisi ini

membuat cahaya matahari leluasa mencapai pennukaan tanah yang kaya potensi

gulma.

Gulma

ini

mudah

tumbuh

apabila

lingkungan

mendapatkan

Lnsitas

cahaya yang cukup (Hakim, 2007).

U. mumnya gulma

slalu

dibersihkan pada

piringan

/

bokoran tanaman seluas

hgkffian

dengan berdiameter 0.5-1.75

m.

Ini

dimaksudkan

untuk

menghilangkan

ftmpetisi

gulma dalam hal nutrisi, kelembaban dan faktor lainnya

(Hakim,

2007). Dalam praktek

piringan

sekitar tanaman kelapa sawit biasa dipelihara bersih

fti

gulma

(clean

weeding). Hal

ini

dapat

dilakukan

dengan cara manual, kalau

(25)

t7

Hisida

pada saat pembukaan lalran, dimana lahan penuh dengan vegetasi yang

mghalangi

pengerjaan tanatl dan penanaman kelapa sawit

di

ambil dari

golongan 5rmg

bersifat kontak

maupun

sistemih

seperti paraquat

dan

glifosat.

Pemakaian

Hisida

ini

memberikan hasil pengendalian yang bersifat sementara, karena hanya

@ian

gulma yang

tersemprot saja

yang

mati,

bagian gulma lainnya

yang tidak

&*ena

akan

tumbuh

kembali.

Bahan

aktif

lainnya

yang

banyak

sekali

dformulasikan

sebagai herbisida yang bersifat sistemik adalatr glifosat, bersifat slow

dive,

itu

berarti respon gulma terhadap glifosat tersebut membutuhkan waktu yang

5llkup

[ama.

Gtifosat baru akaa menunjukkan gejala kematian yang

jelas

pada dua minggu sesudah

aplikasinya.

Oleh karena hal

itq

penggunaan

glifosat

sangat rentan

trhadan

adanya

curah hujan yang

menyebabkan

pencucian sehingga

herbisida

Elarut

lagi (Hakim, 2007).

1.

Circle

Weeding

(piringan)

Circle

weeding

adalah membersihkan

piringan pokok

kelapa

sawit

untuk mcngurangi persaingan tanaman dengan

gulma"

sebagai

tempat

penaburan pupulq mempermudah proses panen,

dan pengawasan.

Circle

weeding dapat dilalokarl

fugan

cara manual dan

kimiawi

(Anonim, 2003).

2.

Pasar

Pikul

Pasar

pikul

adalah

jalan

yang

dibuat

arah

Utara-Selatan

diantara

barisan

-

-man yang berfi.rngsi sebagai jalan untuk pemeliharaan tanaman, pengeluaran TBS

drr

pengawasan

lapangarr

Pemeliharaan paszr

pikul

dapat dilakukan secara manual

(26)

t8

3. Pengendalian

Lalang

Lalang adalah gulma yang sangat berbatraya bagi tanaman karena raktrs akan penyerapan unsur

har4

mempunyai zat racun

(alleloplwty)

yang dapat menghambat

pertumbuhan tanaman

sehingga

harus

diberantas

tuntas

dari

areal

pertanaman

(Ilakirn,2007).

Penyiangan pada umumnya dilaksanakan dengan 2 macampekerjaan, yaitu:

a.

Buru lalang

b.

Menyiang (seletive weeding)

a

Buru Lalang.

a.

Pekerjaan

buru

lalang dikerjakan

secara

rutin

untuk

mencapai agar areal tanaman selalu dalarn keadaan bebas

lalang.

Buru

lalang

dilahrkan

dengan

cara

manual

yaitu garpu lalang dan

secara

kimia

dengan menggunakan campuran Solar

+

Minyak

tanah atau Residu, dan dengan herbisida (Hakim, 2007).

Cara manual

b.

Lalang

bersama seluruh

akar-akarnya

digarpu keluar

dari

datam

tanah. Seluruh bagian lalang

dikumpulkan

pada satu tempat kemudian

diikat

dan dijemur dipanas matahari sehingga kering dan mati.

c.

Tidak

dibenarkan

lalang

dicabut

dengan

tangan,

atau didongkel

dengan cangkul karena akar batang akan terputus dan tinggal dalam tanah.

d.

Pengawasan yang

teliti

sangat diperlukan terutama

jangan

sampai ada areal yang dilewati.

(27)

t9

e.

Pekerjaan garyu lalang hanya dikerjakan

jika

tidak ada obat (campuran) untuk

wiping

lalang atau bulan

ke-l

dan 2 sehabis garyu terakhir (Hakim,

204D.

Wiping

lalang dengan larutan solar dan minyak tanah.

a.

Daun

lalang

dilap

dengan

lap kain

yang

telah

di

celupkan kedalam larutan 60

%

Solar

+

40

o/o minyak

tamh

atau residu,

jika

trsedia sisa-sisa

oli

dapat

pula dicampurkan. Daun lalang dilap sampai basatr mulai dari pangkal batang menuju keujung daun.

b.

Daun lalang dipotong

ll3

-

% nya untuk menghemat larutan minyak.

c.

Lap yang baru dicelupkan, agak diperas sedikit sebelum diangkat dari ember, agar tidak terlalu banyak campumn yang menetes terbuang ketanah.

d.

Lap tadi

diprjit

sedikit

dipangkal

batang lalangnya,

agar

larutan

menetes sedikit kebawalr, melalui pucuk daun lalang.

e.

lndikator wiprng

ini

berjalan baik, beberapa saat kemudian pucuk daun yang telah

diwiping

akan mudah dicabut karena seluruh bakal dan tunas daun zudah rusak.

Rotasi

wiping

lalang terjamin tepat waktu.

Pengawasan

yang

teliti

menjadi faktor yang

terpenting

untuk

suksesnya

wiping

lalang.

Bila

lalang sporadis ringan (kapasitas tenaga

wiping 2 HK/HA)

maka rotasi wiprng 15 hari sekali (Hakim, 2007).

(28)

20

Wiping

lalang dengan larutan herbisida

a.

Herbisida yang digunakan antara

lain

yang berbahan

aktif glifosat.

Herbisida

yang

digunakan

umumnya yang

mengandung bahan

aktif

480

g/l

dengan larutan

I

%.

b.

Daun lalang dilap dengan lap

kain

yang telah dicelupkan kedalam

lartrranl

% herbisida diatas.

c'

Daun lalang

dilap

sampai basah

mulai dari

pangkal batang menuju keujung daun.

d'

Lap tidak usah

dipijat

sampai menetes seperti menggunakan minyak bumi.

e'

Indikator keberhasilan

wiping

ini

jika

terlihat daun mulai menguning setelah 2 minggu, kemudian

jika

dibongkar bagian akamya terlihat ada noda hitam pada bakal tunasnya

(Hakim,

2007).

4. Pengendalian Organisme pengganggu Tanaman

Salah satu

sifat

satu

sifat

tanaman

hibrida

adalah sangat responsif terhadap

pemupukan,

nurmun

sangat

rentan

terhadap

serangan

organisme

pengganggu Tanaman

(oPT).

Jenis kelapa sawit yang ditanam saat

ini

umurnnya adalatr hibrida

hasil

persilangan antara

DxP.

Tanaman kelapa

sawit yang monukultur

tenfu saja selalu mempunyai resiko diserang hama

(Hakim,

2007).

Hama dan penyakit adalah salah satu faktor penting yang

harus diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman kelapa

sawit.

Akibat

yang

ditimbulkan

sangat besar, seperti penunrnan

produksi

bahkan kematian

tanaman.

Hama dan

penyakit

dapat

(29)

2t

menghasilkan.

Sebagian besar hama

yang

menyeftmg adalah

golongan

serangga (insekta) dan sebagian

lagi

golongan

mamali4

sedangkan penyakit yang menyemng ketapa sawit disebabkan oleh mikro organisme jamur, bakteri dan virus

(Fauzi, 2W6)

Kerugian

akibat

serangan

hama

yang cukup berat

(explosive)

dapat menurunkan produksi sampai 40 o/o, belurn lagi rugr akibat extra pemupukan. Untr"rk

mempercepat

pemulihan

kembali

(recovery), pemakaian

bahan-bahan kimia

(insektisida) tambatran, alat-alat dan lain-lain (Hakim, 2007).

Untuk

melaksanakan pencegahan sangat.menonjol

fungsi

sensus,

tapi

suatu sensus harus

didukung

oleh

adanya

disiplin

yang kuat,

organisasi

yang baik

dan petugas-petugas yang

teliti

dan penuh rasa tanggung

jawab.

Tanpa hal-hal tersebut suatu sensus

hanla

membuang-buang

waktu

serta menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi (Hakim, 2007').

5. Pemeliharaan

Jalan

Sistem jaringan

jalan

merupakan salah satu

faktor

yang paling penting dalam menunjang dan menjamin kelancaran pengangkutan terutama bahan-bahan kepertuan

tauaman,

pengumpulan/pengangkutan

hasil,

dan

pengontrolan.

Perencanaan pembukaan

jaringan

jalan

harus sesuai

dengan

topografr

dan

kebutuhan

di

perkeburian

(Anonim,

2007).

Berdasarkan fungsinya jaringan jalan pada perkebunan kelapa sawit adalatr:

l).

Jalan utama (Main road)

Jalan utama

(main road) memilki

peranan

yang

sangat

penting

disebuah perkebunan. Pembuatan

jalan

utama dilaksanakan pada awal pembukaan latran yang

(30)

22

letaknya berada didalam

kebun.

Pembentukan

jalan

dan peningkatan badan

jalan

(dikeraskan) pada tanaman

belum

meghasilkan

(TBM).

Fungsi dari

jalan

utama adalah hansportasialat/bahan

dari

dan

kegudang,

aftleling

ke

afcleling, kebun ke

pabrih

dan

ke

Emplasmen. Ukuran

dari

main road adalatr, lebar

jalan

8

m,

pinggir

jatarr

2 m,

bentuknya seperti tempurung dengan lebar badan

jalan

+

6

m

(Anonim, 2007).

2). Jalan pengumpul (collection road)

Jalan pengumpulan

(collection

road)

dibangun dan dirancang

untuk dilalui

kendaraan pengangkut

TBS

serninggu

sekali (mengikuti rotasi

panen).

Dibuat dengan arah Utara- Selatan setiap 300

m

(7 m)

dan tegak lurus dengan

jalan

utama

(Anonim,2007).

3). Pembangunan jalan

pikul

Jalan

pikuUpasar

pikul

merupakan

rintis

yang dibuat

diantara

2

barisan tanaman kelapa sawit" digunakan untuk memudahkan pengangkutan

TBS

dari dalam

blok ke

tempat pengumpulan

hasil

(TPH)

ser&a memudahkan pekerjaan perawatan tanaman.dan kontrol dilapangan

(Ptrbq

I998).

Jalan

pikul

pada lahan berlereng

ini

memiliki

kekhususan

yaitu

benrpa tangga-tangga.

Untuk

menghindari terjadinya alur pada musim hujan maka

tangga-tangga

ini

tidak

mengikuti arah lereng

tetapi dibuat

dengan caru

zig-z-ag untuk mematahkan

aliran

pennukaan

(run-ofi) dan

menghindarkan agar

jalarurya

tidak

terlalu

menanjak.

Oleh

karena

itu jalan

pikul

ini

dapat

berfungsi

mempermudatr

(31)

23

menghubungkan teras

yang

satu dan yang

lainnya

sehingga

mobilitas

panen lebih

lancar(Purbq

1998).

4). Rintis tengah (average carry)

Merupakan

rintis

yang membagi

blok menjadi2bag;ian

yang sama besar dan

sejajar

dengan

jalau pengumpul. Rintis

tengah

berfungsi

sebagai

jalan

konhol, mempermudah inventarisasi

kondisi

luas areal

dan

jumtah

tanaman

yang

berada dalam

blok.

Dan

sebagai

jalan

masuk keareal

bagi

pekerja.

Lebar ialan

2

meter konstruksi dicangkuUdiratakan, kondisi hanrs tetap terjaga/ tetap bersih panjangjalan

1 20-1 30m/ha (Anonim,

204D.

6. Pemeliharaan Jembatan dan Gorong-gorong

Pada daerah

yang

dialiri

sungai,

pembuatan

jembatan jaringan

jalan

diusatrakan melalui bagian sungai yang tersempit agar pembangunan jembatan lebih

mudah

dan

efisien.

Pada sungai

kecil

dan dangkal

cukup dibuat

gorong-gorong-pada tempat-tempat

yang

rendah dan tempat penyaluran

air

dan

parit

agar dibuat gorong-gorong sesuai dengan ukuran besar

parit.

Tanah

timbunan

gorong-gorong

minimal

harus setebal gorong-gorong, agar jangan

pecahjika dilalui

kendaraan. Jalan

dan tanah diatas gorong-gorong harus waterpass

(Anonim,

2007)'

].

Tanak Kuda

Tapak kuda adalah teras

individu

dengan kemiringan lereng

<10o.

Pembuatan

tapak kuda

berfungsi

menjaga

erosi tanah,

sebagai

media

pemupukan tanaman, menjaga perakaran tanaman

tetap kokoh,

serta memudahkan pemanen mengarrbil kelapa sawit, dan memudahkan pengontrolan

(Anonim,

1996).

(32)

24

TmKontur

yry

perlu

dibangun pada latran berlereng

cuftlm

adalah teras contour

fugro

syarat sebagai berikut:

[ftyamemanjang

mengikuti kontour, tegak lurus arah lereng.

LctE

1,5

m

dan

pada

titik

tanaman dibangun

tapak

kuda

fu'r

diameter 3 m.

f:mfuingan

teras adalah sekitar l5o kearah bukit.

rrrra

teras tergantung pada kemiringan lereng,

makin

miring

lereng

F*

antar teras menurut kemiringan

lereng.

Pengukuran

jarak

teras

ini

Gra

horizontal (proyeksi) karena terkait

jarak

tanam.

Perlu ditekankan teras

ini

harus dilalrukan sebelum penarulman agar

titik

tanam dengan tepat (Purba, 1998).

i

gambaran umum dengan jarak tanam 9,42

m

segitiga sama sisi maka

retr

sebanyak 130 pohonlha dan

jarak

teras menurut

proyeksi

adalah

.Er

diuku

menurut kemiringan lereng dalam berbagai

tingkat

kemiringan

@roleh

dengan rumus sebagai berikut:

fl=

JQ

Cosd

irrk

teras menurut kerniringan lereng

F*teras

menurut proyeksi (8,16)

hiringanlereng

(o)

(33)

25

Berbagai keuntungan yang dapat diperoleh dari pembutan teras

ini

adalah :

o

Membantu menghindarkan bahaya erosi yang serius

o

Mengurangi kecepatan

aliran

ak (run-offl

dan memperbesar perembesan air kedalam tanah sehingga tersedianya air untuk tanaman lebih

terjamin-o

Mempermudatr penentuan

titik

tanam dan mernperlancar kegiatan

rutin

seperti pengendalian

gulrnq

pemupukan, dan

lainJain'

o

Memudatrkan

pelaksanaan

panen,

penunasan,

pengutipan

brondolan, pemupukan,

dan

mengurangi kerusakan

tandan akibat

jatuh

mengikuti

lereng.

o

Meningkatkan kapasitas Panen.

9. Parit Drainase

pada prinsipnya pemeliharaan saluran air dikenal dengan

2

catayaitu mencuci dan mendalamkan.mencuci

parit

dilakukan dengan tujuan memperlancar saluran

air

diparit.

Mendalamkan

parit

dilalGkan

dengan

tujuan

memperbaiki bentuk

parit seperti

bentuk

semula sehingga dapat meruImpung

limpahan

air hujan

dan

dapat mengalirkan air tersebut dengan lancar (Anonim, 2007)'

parit

harus segera

dicuci/

didalamkan apabila sudah

tidak

lancar/

dangkal.

Hal

ini

bisa

dilihat

pada saat

musim hujan

apakah

air

menggenang dibadan

jalan

atau areal tanaman (Anonim, 2007).

(34)

26

Cara melaksanakan perawatan

parit

Dimulai

dari

hilk

kehulu,

semua

rumput

dan batang

kayu

dibersihkan dan keluarkan dari dalam

parit.

Diletakkan

1 meter diluar bahu

jalan'

Palit

didalamkan dengan menggali tanah sampai tanah dasar semula sehingga menyerupai ukuran awal

dan bentuk

trapesium dengan

manual).

Rotasi

mendalamkan

parit

1

x

4

tahun' Khususnya untuk parit ditanah gambut rotasi pendalaman parit

dilakukan

1

x

2

tatun

(Anonim,2007).

Dimulai dari

hilir

ke

hulq

semua

gulma yang tumbuh

dikfuil

kanan parit dibersihkan dan diletakkan

diluar

batru

jalan'

Batang atau sampah agar diangfuat keluar

parit.

Batru

jalan

yang berumput dibabat mepet atau

dikhemis'

Rotasi 1

x

setahun.

Yang

sudah didalarnkan pada tahrxr yang sama

tidak

ditalarkan pencucian

(Anonim,2007)-10. Pemeliharaan Benteng dan Rorak

perneliharan

rorak

ditaksanakan dengan mendalamkan

kembali

sampai pada kedalaman semula dan benteng yang rusak agar

diperbaiki

sehingga sesuai dengan

bentuk dan ukuran semula.

11. Pemangkasan (penunasan) pelepah daun

Ketika

pemanenan

masih

menggunakan

kapak dan

tangga

bambu

sampai

tahun 1986,

pemanen

hanya

memotong

tandan

lalu

memotong pelepah

yang menghalangi sehingga pemotongan pelepah sangat

minim.

Setelah penggunazm egrek

ti 1 l i I l

(35)

27

banyak pelepah menjadi korban dan menyebabkan pelepah menjadi

tidak

beraturan. Pemotongan mepet (rapaQ ke batang

dan

sukar terlaksana, menyebabkan timbulnya kantongan

yang

menyebabkan

banyak

berondolan

yang

menyangkut pada pohon

(Lubis,2008).

Adapun tujuan pemotongan pelepah

ini

adalah membuang pelepatt yang

tidak

berguna dan tidak berfungsi, disamping

itu

bertujuan juga untuk :

dan pakis atau tumbuhan

liar

lainnya

Pada prakteknya dikenal 2 sistem

yaitu

:

pemotongan dilakukan sampai satu lingkaran dari tandan terbawah.

2

lingkaran

ditinggalkan

atau

2

pelepah

dibawatr tandan

matang tidak dipotong sedangkan pelepatr lain yang berada dibawahnya harus dibuang. Untuk daeratr Sumatra Utam atau daerah

lainnya

yang masa panen puncaknya

jatuh mulai Juli

-

Oktober maka pekerjaan penunasan

ini

sebaiknya dilakukan pada waktu musim panen rendah yaitu bulan Februari

-

Mei

setiap hari sabtu

jika

dipakai sistem panen 5lT,karena pada musim puncak biasanya kegiatan penunasan

ini

tidak

(36)

28 I l i i I i l i I

sempat melakukan penunasan. Pada daerah yang

memiliki

musim kering

panjang penunasan agar diselesaikan sebelum musim kemarau tiba (Lubis, 2008).

12. Pemupukan

Banyak faktor

yang

mempengaruhi

efisiensi

dan efektivitas

pemupukan.

Untuk

pertumbuhan yang sehat dan

produksi

yang

tinggi,

tanaman membutuhkan unsur hara yang seimbang dan cukup tersedia didalam

tanah.

Jika terjadi kekurangan

hara maka

pertumbuhan tanaman akan terhambat

dan mengalami defisiensi

hara tertentu

(RiszA

1995).

Salah

satu

tindakan perawatan tanaman

yang

berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan

unsur hara didalam tanah

terutarna

agar

tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan

kebutuhan.

Dengan pemupukan dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Fauzi, 2006).

Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman dapat diketatrui

dari

gejala-gejala

yary

tampak pada

tanaman.

Defisiensi unsur hara yang

berlebihan dapat menurunkan

produktivitas

tanaman bahkan

dapat

menyebabkan

kematian

(Fauzi, 2006).

Pftiktik

pemupukan

memberikan kontribusi

yang

sangat

luas

dalam meningkatkan

produksi

dan

produk yang

dihasilkan.

Salah satu

efek

pemupukan

yang

sangat bermanfaat

yaitu

meningkatkan kesuburan

tanah yang

menyebabkan

tingkat produksi

tanaman

menjadi

relatif

stabil

serta meningkatkan daya

tahan

tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh

iklim

yang

tidak

menguntungkan.

l

I

(37)

29

Selain

itq

pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur hara didalam tanatl

sehingga kebutuhan

tananran

terpenuhi

dan

pada

akhirnya tercapai daya

hasil

(produksi) yang

maksimal.

Pupuk

juga

mengganti unsur hara

yang hilang

karena pencucian

dan

terangkut

(dikonversi) melalui produk yang dihasilkan

(TBS)

serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi tanah yang baik trntuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit @ahan, 2008).

(38)

BAIIAN

DAN

METODE

I.

Tempat

dan

lVaktu

Penelitian

A.

Tempat Penelitian

Pengambilan

data

ini

dilaksanakan

di

PTP

Nusantara

IV

Kebun Adolina

Afdeling

XI

dan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat

(PIR)

Desa

Teluk

Dalam

Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asatran Sumata Utara.

B.

Waktu Penelitian

Penelitian

ini

dilaksanakan pada bulan

februari

sampai akhir

Maret

20W.

II.

Metode

Penelitian

Analisa

pemeliharaan dengan menggunakan analisa

deskriptif analitik yaitu

memperbandingkan seluruh komponen pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit.

Data

yang

dipergrmakan adalah dan

hasil

pengamatan

di

PTP Nusantara

IV

Kebun Adolina

Aftleling

XI

dan Perkebunan

Inti

Rakyat

(PR)

Desa

Teluk

Dalam Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan Sumatra Utara pada bulan Februari

sampai akhir Maret 2009.

III.

Pengamattn

I

Analisa

Pengamatan

dilakukan dengan

menganalisa

komponen-komponen

pemeliharaan

pada

tanaman

menghasilkan

kelapa

sawit

sehingga

diperoleh produktivitas yang optimal.

(39)

31

Komponen-komponen yang dianalisa

meliputi

:

1.

Jenis-jenis pekerjaan pemeliharaan

2.

Kebutuhan bahan dan alat pemeliharaan

3.

Kebutuhan tenaga kerja pemeliharaan

(40)

HASIL

DAN

PEMBAHASAI\I

I.

Jenis-jenis

pekerjaan pemeliharaan

Jenis-jenis pemeliharaan pada tanarnan menghasilkan

meliputi

:

A.

Pemeliharaan

piringan

pohon

Pemeliharaan

piringan pohon kelapa

sawit

bertujuan

untuk

mengurangi tanaman dengan

gulma

sebagai media penaburan pupuk, mempermudah proses panen dan pengawasan. Pemeliharaan piringan pohon dapat dilakukan dengan cara manual dan khemis.

Dikebun Adolina pemeliharaan piringan pohon dilakukan dengan cara khemis

dilaksanakan sebanyak

4

x I

tatrun

sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat pemeliharaan

piringan pohon dilakukan

dengan

cara khemis

dilaksanakan

I

x

I

tatrun.

B.

Pemeliharaan pasar

pikul

Pasar

pikul

adalah

jalan

yang

dibuat

arah

Utara-Selatan

diantara

barisan tanaman yang

berfrngsi

sebagai jalan tmfuk pemeliharaan taneman, pengeluaran TBS dan pengawasan

lapangan.

Pemeliharaan p€6ar

pikul

dapat dilakul<an dengan cara manual dar-r khemis.

Dikebun

Adolina

pemeliharaan pasar

pikul

dilakukan

dengan cara khemis

dilaksanakan sebanyak

4 x

1

tahun

sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat pemeliharaan pasax

pikul

tidak dilaksanakan.

(41)

33

C.

Pemeliharaan

jalan

Pemeliharaan

jalan

bertujuan

untuk

mempertatrankan

kondisi

jalan

tetap

dalam

keadaan

baik

sepanjang tahun, sehingga transportasi dapat

berjalan

lancar. Pemeliharaan jalan dapat dilakukan dengan cara manual dan mekanis.

Dikebun

Adolina

pemeliharaan

jalan

dilalcukan dengan cara

manual

dilaksanakan sebanyak

4

x

I

tahun sedangkan

di

Perkebtrnan

Inti

Rakyat pemeliharaan

jalan

tidak dilaksanakan.

D.

Dongkelanakkayu

Semua tumbuhan

yang

berupa

kayu

dan

tukulan

kelapa

sawit

didongkel sampai terbongkar

akamya. Hasil

dongkelan

dijepit

pada satu tonggak atau anjang-anjang.

Dikebun

Adolina

dongkel anak

kayu

dilaksanakan sebanyak

2

x

I

tahun sedangkan di Perkebunan

lnti

Rakyat dongkel anak kayu tidak dilaksanakan.

E.

Babat

gawangan

Gulma digawangan dibabat sampai ketinggian 20-30 cm

untuk

memudahkan pengawasan, menguftrngi persaingan

hara

dan

mengurangi kelembaban sehingga perkembangan hama dan penyakit dapat ditekan.

Dikebun

Adolina

babat

gawangan

dilaksanakan

sebanyak

2

x I

tatrun sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat babat gawangan dilaksanakan sebanyak

I

x

I

(42)

tahun-34

F.

Penunasan

Penunasan adalah pekerjaan mernotong pelepah daun dengan alat dodos atau

egrek.

Jika

terlambat

ditmas,

pohon

akan gondrong

dan menyulitkan

pekerjaan panen sehingga buah akan banyak yang tertinggal

tidak terpanen.

Jika tertalu cepat ditunas

melewati

batas songgo

dua

pohon

akan kekurangan

daun

sehingga berat tandan menunrn.

Di

Kebun

Adolina

penunasan dilaksanakan sebanyak

2

x

I

tatrun sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat

penuft$rill

dilaksanakan pada saat panen.

G.

Pengendalian

lalang

Lalang adalah

gutna

yang sangat berbahaya bagi tanaman karena rakus akan

penyerapan unsur hara, mempunyai zat racun (allelophaty) yang dapat menghambat

pertumbuhan tanaman

sehingga

harus

diberantas

tuntas

dari

areal

pertanarnan.

Pengendalian

lalang

adalah upaya

rnengendalikan bagian-bagian

yang

dapat menyebabkan pertumbuhan lalang,.

Di

Kebun Adolina

pengendalian lalang

dilakukan

dengan cara

buru

lalang

dilaksanakan sebanyak

3

x I

tatrun

sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat pengendalian lalang tidak dilaksanakan.

H.

Pemu[ukan

Untuk

jenis

dan

dosis pemupukan pada tanaman menghasilkan ditentukan berdasarkan pedoman

dari Kantor

Pusat

atau

Rekomendasi

dari Balai

penelitian. Dasar penyusunan rekomendasi pemupukan mempertimbangkan

hasil

analisa tanah, hasil analisa daun, pengamatan pertumbuhan tanaman, gejala-gejala kekurangan hara

(43)

35

yang

tujadil

terlihat

dilapangan,

produksi yang dicapai TBS/halthn dan

realisasi pemupukan sebelumnya.

Di

Kebun

Adolina

pemupukan dilaksanakan sebanyak 2

x

1 tahun sedangkan

di

Perkebunan

lnti

Rakyat

pemupukan dilaksanakan dengan menggunakan pupuk kandang.

L

Pengendalianhama

Harna

yang

menyemng tanaman

kelapa

sawit

adalah

jenis

serangga,

disamping

tikus,

babi, gajah dan

lain-lain.

Serangan hama yang

tinggi

dapat secara

nyata menurunkan produktivitas tanaman kelapa sawit.

Di

Kebun Adolina

pengendalian hama dilaksanakan sebanyak

2

x I

tatrun sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat pengendalian hama tidak

dilaksanakan.

J.

Pengendalian

penyakit

Penyakit pada tanaman ketapa sawit disebabkan oleh organisme pengganggu misalnya

jamur,

bakteri

dan

virus.

Pengendalian

pada

tanaman

yang

terserang penyakit sangat

sukar.

Biasanya tindakan pengendaliannya dengan cara pemotongan sebagian dari tanarnan yang sakit, mernbongkar dan membakamya.

Di

Kebun

Adolina

pengendalian penyakit dilaksanakan sebanyak

4

x

I

tahun sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat pengendalian penyakit tidak dilaksanakan.

Rotasi pemeliharaan tanaman menghasilkan kelapa sawit pada kebun

Adolina

dan

kebun PIR untuk lebih jelas dapat

dilihat

pada Tabel

l.

(44)

36

Tabel. 1. Rotasi pemeliharaan kelapa sawit tanaman me,nghasilkan di Kebun

Adolina

dan Kebun

PIR

Dari Tabel

I

diatas dapat

dilihat

bahwa rotasi pemeliharaan tanaman kelapa sawit pada kebun

Adolina lebih

banyak dibandingkan pemeliharaan t4naman

kelqa

sawit padakebun PIR.

Itr.

Kebutuhan

bahan

Kebututran bahan dan alat pada pemeliharaan tanaman menghasilkan meliputi khemis piringan pohon, khemis pasar

pikul, wiping

lalang, pengendalian hama.

A.

Khemis

piringan

pohon

Yang perlu

diperhatikan dalam pelaksanaan khemis

piringan pohon

adalatr pemilihan yang tepat terhadap herbisida,

volume

semprotan, dosis herbisida per ha, rotasi penyemprotan, teknik penyemprotan, organisasi pelaksanaan dilapangan.

Pemeliharaan Piringan Pohon Pemeliharaan Pasar

pikut

Pemeliharaan Jalan Dongkel Anak

Kayu

Babat Gawangan Penunasan Pengendalian lalang Pemupukan Pengendalian Hama Pengendalian Penyakit 4 4 4 2 2 2 3 2 2 4

I

I

t

(45)

3t

Di

Kebun Adolina khemis piringan

pohon menggunakan herbisida Rsmbo sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat khemis piringan pohon menggunakan herbisida

Pelita-B.

Khemis Pasar

Pikul

Khemispasarpikuldenganbahankimiadilaksanakansekaligusdengan

khemis piringan

Pokok-Di

Kebun Adolina khemis

pasar

pikul

menggunakan

herbisida

Rambo

sedangkan

di

Perkebunm

Inti

Rakyat khe,mis pasar

pilul

tidak dilaksanakan'

C.

Wiping

lalang

Pekerjaan

*iping

lalang harus disesuai dengan

rotasi tmtuk

mencapai agar areal tanaman selalu dalam keadaan bebas lalang'

Di

Kebun Adotina

wiping

lalang

menggunakan

herbisida Round

up

sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat

*iping

lalang tidak dilaksanakan'

D.

Pengcndalaian hama

Pengendalian hama dengan bahan

kimia

lazim

disebut dengan pengendalian hama

terpadu.

Pengendalian hama dengan bahan

kimia

merupakan tindakan yang praktis dan cepat. Pengendalian dilakukan menggunakan insektisida kontak.

ni

retul

Adolina

pengendatian hama menggunakan

inselrisida

Bactospeine sedangkan di Perkebunan

Inti

Rakyat tidak dilaksanakan pengendalianhama

E.

Pemupukan

UntukjenisdandosispemupukandiKebunAdoltnapaoatanalnala

menghasilkan ditentukan berdasarkan pedoman dari Kantor Pusat atau Rekomendasi

(46)

38

dari

Balai

Penelitian, sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Ralyat (PIR)

untuk

jenis

dan dosis pemupukan tanaman menghasilkan ditentukan oleh

pemitik

kebun.

Di

Kebun Adolina

pemupukan diaplikasikan menggunakan

4

(empat)

jenis

pupuk

seperti,

Ure4

TSP,

Kcl, Kiesrit

sedangkan

di

Perkebunan

Inti

Rakyat

GR)

aplikasi pupuk menggunakan jenis pupukkandang (kotoran ayarn).

Kebutuhan bahan untuk pemeliharaan kelapa sawit tanarnan menghasilkan

di

Kebun Adolina

Aftleling

)(I

Blok

N

untuk lebih jelasnya dapat

dilihat

padaTabel2.

Sedangkan

dosis

pemupukan

kelapa

sawit

fase

tanaman menghasilkan

di

Kebrm

AdolinaAftleting

XI blokN

untuk lebihjelasnya dapat

dilihat

pada Tabel 3.

Kebutuhan batran untuk pemeliharaan kelapa sawit tanaman menghasilkan

di

Kebun

PIR

Teluk Dalam untuk lebih jelasnya dapat

dilihat

pada

Tabel4.

Sedmgkan

dosis

pemupukan kelapa

sawit

fase tanarnan menghasilkan

di

Kebun PIR

Teluk Dalam untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel.

2

Kebutuhan Bahan untuk pemeliharaan kelapa sawit tanaman 6snghasilkan di Kebun Adolina

Afdeline

XI Blok

N

Jenis Pemeliharaan NamaBahan Bahan

Aktif

Dosis Rotasi Piringan Pokok Pasar Pikul Wipping

lql*g

Pengendalian Hama Herbisida Rambo Herbisida Rambo Herbisida Round

Up

Insektisida Bactospeine Glifosat Glifosat Glifosat

Mikroba

3littrlha,

3lite[fta

7

e*llt

0,3liter/ha

4xl

4xl

3xl

2x

t

(47)

39

Tabel

3.

Dosis

pemuPukan kelaPa sawit

fase

tanaman menghasilkan

di

Kebun Adolina

Aftleting

XI

blqL

N

Tabel 4. Kebutuhan pnhan untuk pemeliharaan kelapa sawit tanaman menghasilkan

diKebrmPIR TelukData4

Jenis Pemeliharaan NamaBahan Baban AKtH

Dosis Rotasi

Piringan Pokok Herbisida Pelita Glifosat

I

htrrlha

lxl

Tabel 5. Dosis pemuptrkan kelapa sawit fase tanaman menghasilkan di Kebun

PIR

Dari

Tabel

2

dan

4

diatas dapat

dilihat

batrwa kebutuhan

bahan

untuk pemeliharaan ketapa sawit tanaman menghasilkan pada kebun

Adolina lebih

banyak

dibandingkAn kebutuhan bahan

untuk

pemeliharaan

kelapa

sawit

tanaman

menghasilkan pada kebun PIR.

Sedangkan

dari

Tabel

3

dan

5

dapat

dilihat

bahwa dosis pemupukan kelapa sawit

di

Kebun

Adolina

lebih sedikit dibandingkan dengan dosis pemupukan kelapa

sawit

di

Kebun

PIR.

Tetapi Kebun

PIR

menggunakan

pupuk

kandang sedangkan Kebun Adolina menggunakan pupuk urea, TSP,

Kcl,

dan

kiesrit

Pemupukan Kotoran aYam

Gambar

Tabel  5. Dosis  pemuptrkan kelapa  sawit  fase  tanaman  menghasilkan  di  Kebun  PIR

Referensi

Dokumen terkait

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif.. 3) Membandingkan hasil wawancara antara guru pondok dengan santri- santri di pondok terkait dengan pembelajaran berbasis

Seseorang pada suatu titik dapat menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri) dan apabila seseorang sedang merasa anonim maka seseorang tersebut akan melakukan

Hanya saja, agar penetrasi nilai-nilai akhlak meresap ke dalam jiwa anak, suatu keharusan bagi orang tua atau guru untuk menetapkan strategi metode apa yang pantas

Menurut Bapak Drs.Waris Wibowo, M.Eng selaku PD II di Akademi Maritim Yogyakarta mengatakan bahwa ada terjadinya fenomena kebosanan kerja terlihat dari ada satu saat dimana

waktu ± 6 bulan ke depan. ฀aya tidak mempermasalahkan bila berat badan meningkat ketika saya memutuskan untuk berhenti merokok.. SS S

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana landasan pemikirannya dalam mengkaji sejarah Islam awal, sebagai pengantar untuk memahami pemikiran kritis Michael Cook terhadap

Selain itu, untuk penerima manfaat (remaja) yang menerima layanan bimbingan kelompok menjadi pribadi yang lebih baik dalam berperilaku dan dapat

Berdasarkan spesifikasi sistem yang dirancang diharapkan algoritma pergerak turret yang dilakukan memungkinkan robot untuk mampu mengamati objek dalam arah vertikal