• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Karakteristik Nilai Tanah Dilihat Dari Variabel Penentu Nilai tanah

Variabel yang diduga sebagai variabel penentu nilai tanah sangat beragam. Variabel - variabel penentu nilai tanah tersebut berbeda - beda untuk setiap wilayah satu dengan wilayah yang lain, baik dari macam variabel yang mempengaruhi dan besarnya tingkat pengaruh dari setiap variabel tersebut. Pada tahap analisis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik nilai tanah di kawasan sekitar Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo dilihat dari tiap - tiap variabel penentunya.

Melalui tahap analisis ini diharapkan akan diketahui bagaimana setiap variabel yang diduga sebagai varia bel penentu nilai tanah di kawasan sekitar Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo berpengaruh terhadap nilai tanah di kawasan tersebut. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan analisa korelasi antara nilai tanah dengan tiap - tiap variabel penentu nil ai tanah yang digunakan dan diujikan dalam Tugas Akhir ini .

Variabel penentu nilai tanah yang diduga berpengaruh terhadap nilai tanah di kawasan sekitar Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo yang digunakan dan diujikan dalam Tugas Akhir ini adalah variabel luas tanah yang merupakan merupakan faktor fisik, variabel hak kepemilikan tanah dan variabel penggunaan lahan yang merupakan faktor karakteristik legal serta variabel jarak terhadap pusat kota, variabel jarak terhadap pasar induk, variabel jarak terhadap pelabuhan juga variabel jarak terhadap lokasi industri dan pergudangan yang merupakan faktor lokasi dan aksesbilitas.

4.1.1 Karakteristik Nilai Tanah

Karakteristik nilai tanah ditampilkan dengan menggunakan tabel rerata yang menunjukkan kla sifikasi dari nilai tanah tersebut. Berdasarkan data obyek PBB yang terletak

(2)

46 67 67676767

di kawasan sekitar Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo, terdapat 630 obyek PBB yang menjadi populasi dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini .

Dari 630 obyek PBB tersebut, nilai tanah maksimum pada tahun 2000 terdapat di Kelurahan Wiroborang dengan nilai sebesar Rp. 335.000,-/m2. Sedangkan nilai tanah minimumnya terdapat di Kelurahan Mayangan dengan nilai sebesar Rp. 7.150,-/m2.

Berdasarkan rentang nilai maksimum dan minimum tersebut, yaitu sebesar Rp. 347.850,-, beserta jumlah kelas yang digunakan, yaitu sebanyak 10 kelas, dimana penetapan jumlah kelas yang digunakan tersebut telah dibahas pada proses kompilasi data pada bab metode penelitian , maka lebar kelas untuk setiap kelas data nilai tanah adalah sebesar Rp. 34.785,-. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian kelas nilai tanah tersebut beserta frekuensi (F) atau jumlahnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(3)

Tabel 4.1

Karakteristik Nilai Tanah Tahun 2000

Kelas Nilai Tanah (Rp/m2)

Nilai Tanah (Rp/m2)

Rentang F %

Min Max Rata-rata

7.150 - 41.395 7150 36.000 22.938,92 28.850 250 39,7 41.396 - 76.181 48.000 64.545 54.976,69 16.545 234 37,1 76.182 - 110.967 77.749 103.000 83.589,81 25.251 37 5,9 110.968 - 145.753 128.000 128.000 128.000 0 67 10,6 145.754 - 180.539 160.000 160.000 160.000 0 2 0,3 180.540 - 215.325 200.000 200.000 200.000 0 25 4 215.326 - 250.111 - - - - 0 0 250.112 - 284.897 - - - - 0 0 284.898 - 319.683 285.000 285.000 285.000 0 5 0,8 319.684 - 354.469 335.000 335.000 335.000 0 10 1,6 Total 630 100

Keterangan : F (frekuensi) , ( - ) = tidak ada

Pada Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2000 di kawasan sekitar Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo yang berada di Kecamatan Mayangan berada pada kelas nilai tanah pertama, yaitu antara Rp. 7.150,- /m2– Rp. 41.395,-/m2 sebesar 39,7%. Pada tahun 2000 ini, t idak ada obyek PBB dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi pada kelas nilai tanah ketujuh dengan rentang nilai antara Rp. 215.326,-/m2 – Rp. 250.111,-/m2 dan kelas nilai tanah kedelapan dengan rentang nilai antara Rp. 250.112,-/m2– Rp. 284.897,-/m2.

Untuk tahun 2008, nilai tanah maksimum tetap terdapat di Kelurahan Wiroborang, sama seperti pada tahun 2000, dengan nilai tanah sebesar Rp. 537.000,-/m2. Sedangkan untuk nilai tanah minimum pada tahun 2008 terdapat di Kelurahan

(4)

48 67 67676767

Sukabumi, yaitu sebesar Rp. 20.000, -/m2, berbeda dengan tahun 2000 dimana nilai tanah minimumnya terdapat di Kelurahan Mayangan. Rentang nilai maksimum dan minimum pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 517.000, - , dimana dengan jumlah kelas yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu sebanyak 10 kelas maka lebar kelas untuk setiap kelas data nilai tanah adalah sebesar Rp. 51.700, -. Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian kelas nilai tanah tersebut beserta frekuensi (F) atau jumlahnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Karakteristik Nilai Tanah Tahun 2008

Kelas Nilai Tanah (Rp/m2)

Nilai Tanah (Rp/m2)

Rentang F %

Min Max Rata-rata

20.000 - 71.700 20.000 64.000 44.972,38 44.000 181 29 71.701 - 123.401 82.000 82.000 82.000 0 63 10,0 123.402 - 175.102 128.000 128.000 128.000 0 70 11,1 175.103 - 226.803 200.000 200.000 200.000 0 97 15,4 226.804 - 278.504 243.000 243.000 243.000 0 18 2,9 278.505 - 330.205 285.000 285.000 285.000 0 172 27,3 330.206 - 381.906 335.000 335.000 335.000 0 13 2,1 381.907 - 433.607 394.000 394.000 394.000 0 6 1 433.608 - 485.308 - - - - 0 0 485.309 - 537.009 537.000 537.000 537.000 0 10 1,6 Total 630 100

Keterangan : F (frekuensi) , ( - ) = tidak ada

Pada Tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2008 di kawasan sekitar Jalur Lingkar Utara (JLU) Kota Probolinggo yang berada di Kecamatan Mayangan berada pada kelas nilai

(5)

pertama, yaitu antara nilai tanah Rp. 7.150,-/m2– Rp. 41.395,-/m2 sebesar 29%. Tidak ditemukan obyek PBB dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2008 hanya pada kelas nilai tanah kesembilan dengan nilai tanah antara Rp. 215.326,-/m2– Rp. 250.111,-/m2.

Dari Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi 6 30 obyek PBB pada tahun 2000 dan 2008 , nilai tanah maksimum terdapat di Kelurahan Wiroborang pada tahun 2008 dengan nilai sebesar Rp. 537.000,-/m2 dan nilai tanah minimumnya terdapat di Kelurahan Mayangan pada tahun 2000 dengan nilai sebesar Rp. 7.150,-/m2. Rentang nilai tanah maksimum dan minimum tersebut adalah sebesar Rp. 529.850 ,-. Seperti yang telah dibahas pada tahap kompilasi dan klasifikasi data pada bab metodologi penelitian, untuk jumlah kelas yang telah ditetapkan sebanyak 10 kelas, maka dapat ditentukan lebar kelas untuk setiap kelasnya adalah sebesar Rp. 52.985,-.

Berikut dapat dilihat mengenai pembagian kelas nilai tanah beserta frekuensi (F) atau jumlahnya untuk tahun 2000 dan 2008 yang akan digunakan untuk mem bandingkan karakteristik nilai tanah antara tahun 2000 dengan tahun 2008 :

(6)
(7)

Tabel 4.3

Perbandingan Karakteristik Nilai Tanah Tahun 2000 dan 2008

Kelas Nilai Tanah (Rp/m2) Tahun 2000 Tahun 2008 Nilai Tanah (Rp/m2) Rentang F % Nilai Tanah (Rp/m2) Rentang F %

Min Max Rata-rata Min Max Rata-rata

7.150 - 60.135 7.150 48.000 31.598,77 40.850 382 60,6 20.000 48.000 34.052,17 28.000 115 18,3 60.136 - 113.121 64.000 103.000 69.217,94 39.000 139 22,1 64.000 82.000 72.790,7 18.000 129 20,5 113.122 - 166.107 128.000 160.000 128.927,54 32.000 69 11 128.000 128.000 128.000 0 70 11,1 166.108 - 219.093 200.000 200.000 200.000 0 25 4 200.000 200.000 200.000 0 97 15,4 219.094 - 272.079 - - - - 0 0 243.000 243.000 243.000 0 18 2,9 272.080 - 325.065 285.000 285.000 285.000 0 5 0,8 285.000 285.000 285.000 0 172 27,3 325.066 - 378.051 335.000 335.000 335.000 0 10 1,6 335.000 335.000 335.000 0 13 2,1 378.052 - 431.037 - - - - 0 0 394.000 394.000 394.000 0 6 1 431.038 - 484.023 - - - - 0 0 - - - - 0 0 484.024 - 537.009 - - - - 0 0 537.000 537.000 537.000 0 10 1,6 Total 630 100 630 100

(8)
(9)

Gambar 4.1

Perbandingan Karakteristik Nilai Tanah Tahun 2000 dan 2008 Dari tabel 4.3 dan gambar 4.1 diatas menunjukkan bahwa frekuaensi (F) terbanyak pada tahun 2000 terdapat pada kelas nilai tanah terendah dengan rentang nilai tanah Rp. 7.150,-/m2 – Rp. 60. 135,-/m2 sebesar 60,6% dan banyak terdapat kelas nilai tanah yang kosong, yaitu kelas nilai tanah dimana tidak ditemukan obyek PBB dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi pada kelas tersebut, antara lain pada kelas nilai tanah kelima dengan rentang nilai antara Rp. 219.094,-/m2 – Rp. 272.079,-/m2, kelas nilai tanah kedelapan dengan rentang nilai antara Rp. 378.052,-/m2– Rp. 431.037,-/m2, kelas nilai tanah kesembilan dengan rentang nilai antara Rp. 431.038,-/m2– Rp. 484.023,-/m2dan kelas nilai kesepuluh atau kelas nilai tanah tertinggi dengan rentang nilai tanah antara Rp. 484.024,-/m2– Rp. 537.009,-/m2.

Sedangkan untuk tahun 2008, frekuensi (F) penyebaran nilai tanah lebih merata pada semua kelas nilai tanah, kecuali untuk kelas nilai tanah kesembilan dengan rentang nilai antara Rp. 431.038,-/m2– Rp. 484.023,-/m2, dimana tidak ditemuka n

7.150 -60.135 60.136 -113.121 113.122 -166.107 166.108 -219.093 219.094 -272.079 272.080 -325.065 325.066 -378.051 378.052 -431.037 431.038 -484.023 484.024 -537.009 Tahun 2000 382 139 69 25 0 5 10 0 0 0 tahun 2008 115 129 70 97 18 172 13 6 0 10 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Perbandingan Karakteristik Nilai Tanah Tahun 2000 dan 2008

Frekuensi

(10)

52

67

676767

67

obyek PBB dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi pada kelas ini. Frekuensi (F) terbanyak untuk tahun 2008 terdapat pada kelas nilai tanah keenam dengan rentang nilai antara Rp. 272.080,-/m2– Rp. 325.065,-/m2sebesar 27,3%.

4.1.2 Karakteristik Nilai Tanah Berdasarkan Variabel Luas Tanah Tahun 2000

Hubungan antara variabel luas tanah dan nilai tanah yang direpresentasikan dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2000 untuk mengetahui karakteristik nilai tanah berdasarkan variabel luas tanah pada tahun 2000 , dapat diketahui dengan mencari korelasi antara nilai tanah dengan variabel penentu nilai tanahnya , dimana dalam hal ini adalah variabel luas tanah. Adapun hasil analisa korelasi antara variabel luas tanah dan nilai tanah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Korelasi Antara Variabel Luas Tanah Dengan Variabel Nilai Tanah Tahun 2000

Variabel Luas Tanah NJOP bumi

Luas Tanah Pearson Correlation 1 -,174 Signifikansi . ,000 N (Jumlah Data) 630 630 NJOP bumi Pearson Correlation -,174 1 Signifikansi ,000 . N (Jumlah Data) 630 630

(11)

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa nilai korelasi antara variabel luas tanah dengan nilai tanah adalah sebesar -0,174 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa hubungan antara luas tanah dengan nilai tanah yang direpresentasikan dengan Nilai Jual Obyek Paj ak (NJOP) bumi adalah signifikan/bermakna. Sedangkan tanda negatif pada koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan antara nilai tanah dan variabel luas tanah , yang artinya semakin luas tanah bertambah maka NJOP bumi akan semakin kecil dan sebaliknya.

4.1.3 Karakteristik Nilai Tanah Berdasarkan Dummy Variable Penentu Nilai Tanah Tahun 2000

Dummy variable penentu nilai tanah untuk tahun 2000

antara lain adalah variabel status kepemilikan tanah, variabel pola penggunaan lahan, variabel jarak terhadap pusat kota, variabel jarak terhadap pasar induk, variabel jarak terhadap pasar induk dan variabel jarak terha dap industri. Pada tahun 2000, semua variabel penentu nilai tanah yang berkaitan dengan jarak dimasukkan dalam dummy variable karena pada tahun 2000 belum dibangun jalan lingkar utara yang terletak di Kelurahan Mangunharjo.

Hasil analisa korelasi antara variabel - variabel penentu nilai tanah yang berupa dummy variable dalam Tugas Akhir ini dapat dilihat pada tabel berikut :

(12)

54

67

676767

67

Tabel 4.5

Korelasi Antara Variabel - Variabel Penentu Nilai Tanah Yang Termasuk Dummy Variable Dengan Variabel Nilai Tanah

Tahun 2000 Metode

Korelasi Variabel NJOP bumi

Kendall’s Tau Status Kepemilikan Tanah Koefisien Korelasi ,102 Signifikansi ,003 N (Jumlah Data) 630 Pola Penggunaan Lahan Koefisien Korelasi -,371 Signifikansi ,000 N (Jumlah Data) 630 Jarak Ke Pusat Kota Koefisien Korelasi ,174 Signifikansi ,000 N (Jumlah Data) 630 Jarak Ke Pasar Induk Koefisien Korelasi ,243 Signifikansi ,000 N (Jumlah Data) 630 Jarak Ke Pelabuhan Koefisien Korelasi -,020 Signifikansi ,502 N (Jumlah Data) 630 Jarak Ke Lokasi Industri dan Pergudangan Koefisien Korelasi ,048 Signifikansi ,113 N (Jumlah Data) 630

(13)

Dummy variable status kepemilikan tanah merupakan

salah satu faktor penentu nilai tanah yang termasuk dalam faktor karakteristik legal. Variabel status kepemilikan tanah dibagi menjadi 2 kelas, yaitu tanah negara dan tanah milik. Dari Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel status kepemilikan tanah dengan nilai tanah yang direpresentasikan dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi pada tahun 2000 mempunyai nilai signifikansi 0,003 yang berarti nilai signifikasi tersebut kurang dari 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh dari vari abel status kepemilikan tanah tersebut signifikan/bermakna terhadap Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2000.

Menurut Surat Edaran Departemen Keuangan RI, Direktorat Jendral Pajak Nomor SE -55/PJ.6/1999 tentang Petunjuk Teknis Analisis Penentuan NIR (Nilai Indikasi Rata -Rata), nilai tanah juga dipengaruhi oleh pola penggunaan lahannya, dimana pola penggunaan lahan tersebut dapat dibedakan menjadi 5 , yaitu perumahan/lahan kosong, perdagangan/perkantoran, industri, sawah dan kebun.

Dari Tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel pola penggunaan lahan dengan nilai tanah yang direpresentasikan dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2000 mempunyai nilai signifikansi 0,00 0 yang berarti nilai signifikasi tersebut kurang dari 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh dari variabel pola penggunaan lahan tersebut signifikan/bermakna terhadap Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2000.

Untuk variabel jarak terhadap pusat kota dan ja rak terhadap pasar induk, dari T abel 4.9 dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel jarak terhadap pusat kota dan jarak terhadap pasar induk dengan nilai tanah yang direpresentasikan dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2000 mempunyai nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai signifikasi tersebut kurang dari 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh dari variabel tersebut adalah

(14)

56

67

676767

67

signifikan/bermakna terhadap Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi pada tahun 2000.

Sedangkan untuk variabel jarak terhadap pelabuhan, dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel jarak terhadap pelabuhan dengan nilai tanah yang direpresentasikan dengan Nilai Ju al Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2000 tidak signifikan karena mempunyai nilai signifikansi 0,502 yang berarti nilai signifika nsi tersebut lebih dari 0,05.

Begitu juga dengan variabel jarak terhadap lokasi industri, dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa kor elasi antara variabel jarak terhadap lokasi industri dengan nilai tanah yang direpresentasikan dengan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi tahun 2000 tidak signifikan karena mempunyai nilai signifikansi 0,113 yang berarti nilai signifikasi tersebut lebih dari 0,05.

4.2 Analisa Model Pendugaan Nilai Tanah

Analisa model pendugaan nilai tanah merupakan analis a yang membahas tahapan - tahapan dalam memperoleh model pendugaan nilai tanah yang ditentukan dari variabel - variabel penentu nilai tanah yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan model regresi dengan dummy variable.

Tujuan dari analisa model pendugaan nilai tanah ini adalah untuk mendapatkan model yang menjelaskan hubungan antara nilai tanah dengan variabel - variabel penentu nilai tanah yang telah ditetapkan sebelumnya, dimana dari model pendugaan nilai tanah tersebut dapat diketahui pengaruh dan signifikansi/makna dari masing - masing variabel penentu nilai tanah terhadap nilai tanah.

Dalam Tugas Akhir ini, ada 7 variabel penentu nilai tanah yang diuji untuk membentuk suatu model pendugaan nilai tanah. Adapun ketujuh variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Variabel Luas Tanah (L)

(15)

3. Variabel Penggunaan Lahan (P1, P2, P3, P4 dan P5) 4. Variabel Jarak Terhadap Pusat Kota (JPK)

5. Variabel Jarak Terhadap Pasar Induk (JPI) 6. Variabel Jarak Terhadap Lokasi Pelabuhan (JP) 7. Variabel Jarak Terhadap Lokasi Industri dan

Pergudangan (JIP)

Dari tujuh variabel penentu nilai tanah tersebut didapatkan hasil model regresi dengan dummy variable sebagai berikut :

Tabel 4.6

Analisa Hasil Model Regresi Dengan Dummy Variable

(Sumber : Hasil Perhitungan SPSS, 2008)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dengan koefisien determinasi (R Square) yang dihasilkan sebesar 0,489, maka dapat diketahui bahwa ketujuh variabel penentu nilai tanah yang digunakan dan diuji dalam Tugas Akhir ini mempengaruhi Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bumi sebesar 48,9% atau dengan kata lain goodness

of fit (ketepatan model) da ri model yang dihasilkan adalah sebesar

48,9%. Model Summary ,699 a ,489 ,481 80991,56411 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), Jarak Industri, D_Kebun, D_ Status, D_Industri/Pergudangan, Luas Tanah, D_ Sawah, D_Pekantoran/Perdagangan, Jarak Pasar Induk, Jarak Pelabuhan, Jarak Ke Pusat Kota a.

(16)

58

67

676767

67

Tabel 4.7

Analisa Variabel - variabel Penentu Nilai Tanah yang Diujikan

(Sumber : Hasil Perhitungan SPSS, 2008)

Dari Tabel 4.7 di atas, didapatkan model regresi sebagai berikut : Y = 152605,899 – 3,295L + 31536,385S – 152294,78P1 + 53525,848P2 + 45655,874P3 – 95209,967P4 + 68322,072JPK – 59085,388JPI + 6656,667JP + 18922,531JIP dimana : Y = NJOP Bumi (Rp/m2) L = Luas Tanah (m2)

S = Dummy Status Kepemilikan Tanah

P1, P2, P3 dan P4 = Dummy Penggunaan Lahan JPK = Jarak Terhadap Pusat Kota (km) JPI = Jarak Terhadap Pasar Induk (km) JP = Jarak Terhadap Lokasi Pelabuhan (km) JIP = Jarak Terhadap Lokasi Industri dan

Pergudangan (km) Coefficientsa 152605.9 32492.169 4.697 .000 -3.295 1.762 -.067 -1.870 .062 -.075 31536.385 20422.168 .056 1.544 .123 .062 -152295 10115.379 -.576 -15.056 .000 -.518 53525.848 16002.637 .100 3.345 .001 .133 45655.874 23805.907 .070 1.918 .056 .077 -95210.0 25322.218 -.116 -3.760 .000 -.149 68322.072 12450.600 .386 5.487 .000 .215 -59085.4 10360.982 -.227 -5.703 .000 -.223 6656.667 5407.114 .068 1.231 .219 .049 18922.531 9087.863 .189 2.082 .038 .083 (Constant) Luas Tanah D_Status D_Sawah D_Industri/Pergudangan D_ Pekantoran/Perdagangan D_Kebun

Jarak Ke Pusat Kota Jarak Pasar Induk Jarak Pelabuhan Jarak Industri Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Partial Correlations

Dependent Variable: Harga NJOP Bumi a.

(17)

Hasil dari persamaan regresi tersebut juga menunjukkan karakteristik nilai tanah dilihat dari tiap – tiap variabel penentu nilai tanah yang diuji atau bagaimana setiap variabel penentu nilai tanah yang diuji tersebut berpengaruh dan signifikan atau tidak terhadap nilai tanah. Adapun karakteristik nilai tanah a tau pengaruh dari setiap variabel penentu nilai tanah yang digunakan dalam persamaan model regresi tersebut adalah sebagai berikut : a. Untuk variabel luas tanah, koefisien regres i yang dihasilkan

adalah -3,295 yang artinya untuk setiap penambahan luas tanah sebesar 1 m2 akan menurunkan harga NJOP bumi sebesar Rp. 3,295. Namun peningkatan ini secara statistik tidak signifikan karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, yaitu sebesar 0,062.

b. Untuk dummy variable status kepemilikan tanah, NJOP bumi dari tanah negara memiliki nilai yang lebih tinggi dari tanah hak. Namun, dummy variable status kepemilikan tanah ini secara statistik pengaruhnya tidak signifikan terhadap NJOP bumi karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,123.

c. Untuk dummy variable penggunaan lahan, dapat dilihat besarnya pengaruh tiap - tiap kelas penggunaan lahan tersebut terhadap model regresi yang telah dihasilkan dengan melihat nilai r (correlations partial) dan r2-nya. Adapun perhitungannya adalah seba gai berikut :

(18)

60

67

676767

67

Tabel 4.8

Analisa Correlations Partial

Coefficients(a) Model r r2 (Constant) Luas Tanah -0,075 0,56% D_Status 0,062 0,38% D_Sawah -0,518 26,8% D_Industri/Pergudangan 0,133 1,78% D_Pekantoran/Perdagangan 0,077 0,59% D_Kebun -0,149 2,23%

Jarak Ke Pusat Kota 0,215 4,64%

Jarak Pasar Induk -0,223 4,99%

Jarak Pelabuhan 0,049 0,24%

Jarak Industri 0,083 0,7%

(Sumber : Modifikasi Hasil Perhitungan SPSS , 2008)

Dari Tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa dummy variable penggunaan lahan sawah memiliki pengaruh sebesar 26,8% terhadap model yang dihasilkan, dummy variable penggunaan lahan industri/pergudangan memiliki pengaruh sebesar 1,78%, dummy variable penggunaan lahan perkantoran/perdagangan memiliki pengaruh sebesar 0,59% dan dummy variable penggunaan lahan kebun memiliki memiliki pengaruh sebesar 2,2 3%.

Pengaruh dari dummy variable penggunaan lahan perkantoran/perdagangan dilihat dari Tabel 4.7 adalah tidak signifikan karena memiliki nilai signifikan si lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,056. Sedangkan dummy variable

penggunaan lahan lainnya signifikan karena memiliki nilai signifikansi yang kurang dari 0,05, yaitu sebesar 0,000 untuk

(19)

sebesar 0,001 untuk dummy variable penggunaan lahan industri/pergudangan.

d. Untuk variabel jarak terhadap pusat kota yang memiliki koefisien regresi sebesar 68.322,072, dapat diartikan dengan setiap penambahan jarak ke pusat kota sebesar 1 km maka NJOP bumi akan meningkat sebesar Rp. 68.322,072 dan pengaruhnya secara statistik adalah signifikan.

e. Variabel jarak terhadap pasar induk memiliki koefisien regresi sebesar -59085,388 yang dapat diartikan untuk setiap penambahan jarak ke pasar induk sebesar 1 km akan menurunkan NJOP bumi sebesar Rp. 59.085,388 dan pengaruhnya secara statistik adalah signifikan.

f. Variabel jarak terhadap lokasi pelabuhan memiliki koefisien regresi sebesar 6.656,667 yang juga dapat diartikan untuk setiap penambahan jarak ke pelabuhan sebesar 1 km ma ka harga NJOP bumi akan meningkat sebesar Rp. 6.656,667, dimana secara statistik pengaruh variabel ini tidak signifikan. g. Sedangkan variabel jarak terhadap lokasi industri dan

pergudangan memiliki koefisien regresi sebesar 18 .922,531 yang artinya untuk setiap penambahan jarak industri sebesar 1 km akan meningkatkan NJOP bumi sebesar Rp. 18.922,531 dan pengaruhnya secara statistik adalah signifikan.

(20)

62

67

676767

67

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan karakteristik pati sagu ( solubility, swelling power, freeze-thaw stability, dan paste clarity ) yang telah dimodifikasi

Jika dibandingkan dengan baku mutu yang merujuk pada Keputusan menteri Lingkungan Hidup nomor 51 tahun 2004, maka batas nitrat untuk biota laut adalah 0,008 mg/l,

The enhancements of tensile modulus, hardness and resilience up to the optimum loadings were attributed to a higher crosslink density, and the deteriorations of those properties

Perusahaan yang melakukan usaha perdagangan dengan sistem direct selling sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) harus berbadan hukum Indonesia berbentuk perseroan terbatas dan

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan kompos jerami padi dengan stater Trichoderma sp yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah gabah per malai.. Nilai

Uji daya antelmintik ekstrak metanol daun kesum dilakukan terhadap cacing Ascaridia galli pada berbagai konsentrasi dengan pengontrolan suhu inkubasi 37 o C selama

Distribusi pasien PPOK di rawat inap RSUD Arifin Achmad Pekanbaru berdasarkan risiko malnutrisi dengan menggunakan skor Malnutrition Universal Screening Tools (MUST)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pembuatan dan karakterisasi limbah industry karet sheet dan polprepilen (PP) bekas dalam campuran aspal dan