• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. (primary demand), tetapi berkembang menjadi kebutuhan sekunder (secondary

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. (primary demand), tetapi berkembang menjadi kebutuhan sekunder (secondary"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Masa Globalisasi seperti sekarang ini dimana perubahan tekonologi dan arus informasi yangsemakin maju dan cepat mendorong timbulnya laju persaingan dalam dunia usaha. Melihat banyaknya produk yang di tawarkan maka konsumen akan mulai melihat merek mana yang memenuhi kebutuhannya. Jadi kebutuhan konsumen tidak terbatas pada fungsi utama yang diberikan pada suatu produk (primary demand), tetapi berkembang menjadi kebutuhan sekunder (secondary demand) yaitu keinginan pada suatu merek. Menurut Ribhan (2006) dengan hanya memuaskan pelanggan tidak cukup menjaga pelanggan agar tetap loyal, sementara di lain pihak pelanggan tetap bebas dalam membuat pilihan suatu merek.Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Telkomsel.

Telkomsel merupakan kartu seluler yang menduduki peringkat pertama dilihat dari perolehann Top Brand Index yang diukur berdasarkan tiga kategori yaitu Top Of Mind, last Usage, dan Future Intention. Telkomsel pada saait ini telah menjadi market leader. Selama 15 tahun beroperasi sejak peluncuranpertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26 Mei 1995, Telkomsel terus mempertahankan keunggulan market share dan menjadi yang terdepan dalam layanan mobile lifestyle. Telkomsel memang dapat menarik perhatian dengan cara program marketing seperti: tarif SMS hemat, bonus bicara dan bonus SMS, perhitungan per detik, masaaktif lama, gratis internet 10 MB dan pilihan

(2)

pembayaran yang variatif. Telkomsel denganstrateginya yang membangun jaringan dari daerah berhasil mengembangkan pangsa pasarindustri telepon seluler.

Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat memberikan pengauh yang sangat besar bagi perusahaan jasa telekomunikasi di Indonesia. Awal kelahiran industry seluler di Indonesia didominasi oleh dua operator selular besar yang berbasis GSM ( Global System For MobileCominication), yaitu PT. Telkomsel ( Telekomunikasi Seluler Indonesia) dn PT. Satelindo (Satelit Palapa Indonesia). Beberapa tahun kemudian hadi operator selular dengan nama PT.Excelcomindo Pratama.

Berikut adalah tabel SIM CARD Telkomsel yang mengalami kenaikan nilai Top Brand Index Pada Tahun 2014-2015 :

Tabel 1.1

Tabel pelanggan Operator Sellular Periode 2013-2015

Sumber : www.id.techinasia.com ( Data Olah Ms. Excel)

0 20 40 60 80 100 120 140

tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015

Telkomsel XL Axiata Indosat

(3)

Pertama mari kita lihat bagaimana pertumbuhan penggunaan 3 operator seluler ini pada tahun 2013 apabila dibandingkan pada tahun 2014 dan 2015.Dimulai dari Telokomsel sebagai operator selular terbesar di Indonesia. Perusahaan ini dilaporkan mengalami peningkatan jumlah pengguna yang cukup signifikan.Pada tahun 2013 pengguna di Telkomsel dilaporkan mencapai 128,6 pengguna sedangkan XL Axiata 64,7 dan indosat hanya 57,5 pengguna. Pada tahun 2014 penggunanya dilaporkan mencapai 132,7 juta pengguna, sedangkan pada tahun 2015 total mecapai 139,2 juta pengguna. Sedangkan XL Axiata sebagai operator selular terbesar kedua tampaknya mengalami penurunan pada tahun 2014 pengguna XL Axiata mencapai 62,6 juta, sedangkan pada tahun 2015 menglami penurunan hingga hanya mencapai 58,3 pengguna.

Begitupun Indonsat yang mengalami penurunan pengguna pada tahun 2014 pengguna Indosat mencapai 59,7 pengguna dan turun menjadi 54,3 pengguna pada tahun 2015. Hal ini mengindikasikan perpindahan pelanggan.Peralihan Merek ( Brand switching) adalah dimana seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya (Sticky-Marketing.com). Peralihan Merek (brand switching) ditandai dengan keterlibatan yang rendah (low involment).

Konsumen merupakan penerima informasi pasif (information catching) ketika konsumen tersebut melihat iklan di televise, surat kabar, majalah, dan media luar ruang seperti spanduk, umbul – umbul, billboard, dan lain – lain. Iklan periklanan (reminder advertising) menciptakan keakraban merek (brand familiarity) dan bukan keyakinan merek (brand conviction). Melalui personal

(4)

selling, mengadakan iklan penjualan dengan cara program bundling kartu perdana dengan merek handphone tertentu, serta melakukan hubungan masyarakat (Humas) dengan cara press release dan sponsorship juga dapat menciptakan keakraban merek pada pengguna SIM Card. Pemasaran juga dapat melakukan strategi menjaga agar jangan sampai kehabisan stok. Bila kita lalai melihat stok dan ternyata stok barangg kita habis, kinsmen akan beralih ke merek lain. Apalagi para pesaing sudah menawarkan barang dengan kualitas yang tidak jauh berbeda, harga yang lebih rendah, dan variasi yang lebih menarik hati para konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Semua hal sepele seperti ini jelas harus di cermati dengan baik oleh parah pemasar, agar perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan pasar guna menjadi lebih unggul dari para pesaing dengan produk atau merek yang ditawarkan.

Menurut Sutisna (2011) konsumen yang melakuka brand switching merupakan konsumen yang low involment, konsumen tersebut dalam prilaku pembeliannya di pengaruhi oleh ingatan yang kuat akan merek tersebut. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat di simpulkan bahwa iklan juga merupakan salah satu faktor yang memperngaruh brand switching.

Perpindahan merek ( brand switching ) juga dapat muncul karena variety seeking. Tjipto (2008) mengidentifikasi sejumlah motif pelanggan untuk beralih merek. Motif-motif tersebut dikelompokkan menjadi motif internal dan eksternal. Motif Internal mencerminkan true variety seeking, merupakan perilaku beralih merek yang dilakukan demi mencari variasi semata dan di sebabkan factor intrinstik seperti rasa ingin tahu, kebutuhan akan perubahan untuk mengatasi

(5)

kebosanan terhadap suatu merek, atau menghindari kejenuhan atribut tertentu. Motif eksternal mereflesikan derived varied behavior yang di picuoleh nilai fungsional atau instrumental merek atau produk alternatif dan factor eksternal lainnya seperti yang terkait dengan waktu, uang, manfaat, ataupun resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka dalam peralihan merek. Berikut adalah jenis variasi dari produk telkomsel.

Tabel 1.2

Variasi Produk Telkomsel

Sumber : Wikipedia Telkomsel

Harga juga menjadi salah satu factor yang menyebabkan seorang konsumen melakukan perpindahan merek (brand switching). Cahyono dan Soesanto (2012) dalam penelitiannya pada produk rokok Sampoerna mengatakan, “ Harga produk rokok Sampoerna lebih mahal dari rokok wajah merek lain atau harganya sesuai

Kartu Halo

Simpati

Kartu AS Kartu AS FLEXI Kartu Halo FLEXI

Telkomsel Flash Kartu Facebook Simpati LOOP

(6)

dengan manfaat dari kokok Sampoerna yang akan mengakibatkan konsumen berpindah ke merek rokok lain”.Hal ini di kuatkan kembali denganpenelitian yang dilakukan Pranita dan Irwanto ( 2011) bahwa para responden cukup menggunakan keterlibatannya di dalam memilih kartu seluler yang di gunakannya. Berikut adalah data harga yang ada pada produk TELKOMSEL

Tabel 1.3

Paket data Telkomsel untuk Blackberry

(7)

Tabel 1.4

Paket Internet Telkomsel

Sumber : www.Telkomsel.com

Tabel 1.5

Tarif Nelpon Telkomsel

(8)

. Keterlibatan dapat berkisar dari tingkat rendah ( sedikit atau tidak ada relevansi) ke moderat (ada relevansi yang di rasakan) hinga ke tingkat tinggi (relevansinya sangat dirasakan). Memang harga yang di tawarkan oleh TELKOMSEL cukup tinggi, namun dapat kita lihat kepuasan performa yang dapat di nikmati ketika kita memakainya.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah kualitas produk, Harga, dan variasi produk berpengaruh terhadap perpindahan merek ( brand switching) ?

2. Apakah Kualitas Produk mempengaruhi perpindahan merek dari suatu operator ke operator Telkomsel ?

3. Apakah Harga mempengaruhi perpindahan merek dari suatu operator ke operator Telkomsel ?

4. Apakah Variasi Produk mempengaruhi perpindahan merek dari suatu operator ke operator Telkomsel ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh Kualitas produk, Harga, dan variasi produk berpengaruh terhadap perpindahan merek ( brand switching)

2. Untuk mempengaruhi pengaruh Kualitas Produk perpindahan merek dari suatu operator ke operator Telkomsel

3. Untuk mengetahui adanya pengaruh Harga Produk mempengaruhi perpindahan merek dari suatu operator ke operator Telkomsel

(9)

4. Untuk mengetahui adanya pengauh Variasi Produk perpindahan merek dari suatu operator ke operator Telkomsel

1.4 Manfat Penelitian

Manfaat – manfat yang ingin di capai oleh penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya berhubungan dengan Brandswitching konsumen dilihat dari faktor harga, kualitas dan variasi.

2. Bagi Universitas

Memberikan tambahan pembendaharaan kepustakaan khususny yang berhungan perilaku pemasaran.

3. Bagi Pembaca

Menambah wawasan dan pngetahuan pembaca yang berhubungan dengan brand switching konsumen di lihat dari factor harga , kualitas, dan variasi produk.

(10)

Kotler, Philip., and Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jakarta : PT. Indeks.

(11)

Operator Sellular Total pengguna pada tahun 2013 (juta) Total pengguna pada tahun 2014 (juta) Total pengguna pada tahun 2015 (juta) TELKOMSEL 128,6 132,7 139,2 XL AXIATA 64,7 65,6 58,3 INDOSAT 57,5 59,7 54,3 0 20 40 60 80 100 120 140

tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015

Telkomsel XL Axiata Indosat

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Karena kondisi gempa yang telah terjadi di Lombok – Nusa Tenggara Barat, terkait uraian di atas, dengan begitu peneliti ingin mengetahui seberapa efektif

Pasca UU Perkawinan dilakukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi terkait pasal 7 ayat 1 tentang usia batas usia anak perempuan melangsungkan perkawiana, MK telah

Buku pop-up adalah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau berunsur tiga dimensi (3D). Buku yang dikemas dengan teknik ini memberikan visualisasi cerita yang lebih

Pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi heuristik merupakan pembelajaran berpaham sistematis, yang menjadikan konflik kognitif sebagai titik awal proses

Kabupaten Pasarnan Untuk keperluan pengambilan data dalam rangka Penulisan Tugas Akhir Program Magister TAPM pad.a Program Pascasarjana Universitas Terbuka, dengan ini kami

Kereta api berat dikenal juga sebagai Heavy Rail Transit atau rapid transit, underground, subway, tube, elevated, atau metro adalah angkutan kereta api perkotaan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang sudah dipaparkan, ada beberapa hal yang akhirnya disimpulkan sebagai berikut. 1) Kemampuan siswa kelas X SMA Negeri