• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Jigsaw Dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Web Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 20142015 T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Jigsaw Dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Web Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Saraswati Salatiga Tahun Ajaran 20142015 T1 Full text"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN METODE JIGSAW DENGAN

MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI SMK SARASWATI SALATIGA

TAHUN AJARAN 2014/2015

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas teknologi informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Dwi Indah Mekarsari NIM : 702010018

Program Studi S1 Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

1) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

PENERAPAN METODE JIGSAW DENGAN

MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS

WEB PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI SMK SARASWATI SALATIGA

TAHUN AJARAN 2014/2015

1)

Dwi Indah Mekarsari, 2)Krismiyati, S. Pd, M.A

Fakultas Teknologi Informaasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl.Diponegoro 52-60, salatiga 50711, Indonesia

1)

702010018@student.uksw.edu, 2)Krismi@staff.uksw.edu

Abstract

The background of the research is student’s willingness in learning Bahasa Indonesia still very low X TP A class (Machine Egineering) in SMK SARASWATI SALATIGA. It was influenced by the implementation of using traditional methods. The purpose of this research is to know the activities and outcomes of student’s learning after, using the implementation of jigsaw method using web-based learning media. This research is a classroom action research which uses two cycles, This study had four phases: planning, action, observation, reflection. The validation data uses two phases: test and nontest (observation, interview, photo and video documentation). The data analysis uses quantitative and qualitative techniques. The web-bases learning media uses Edmodo and Blendspace for increase activies and the result of student learning. The result of learning activities can be saw start indicator one until five, the percentages of activities in cycle I was 30.00% and cycle II of learning activities was 55.00%.

Keywords : Jigsaw Method, Web Base-Learning Media, Learning Activity.

Abstrak

Latar belakang penelitian ini adalah kemauan siswa dalam belajar Bahasa Indonesia masih sangat rendah untuk kelas X TP A (Teknik Pemesinan) di SMK SARASWATI SALATIGA. Hal itu dipengaruhi oleh pelaksanaan penggunaan metode tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa setelah menggunakan penerapan metode jigsaw menggunakan media pembelajaran berbasis web. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan dua siklus, studi ini memiliki empat tahap: perencanaan, tindakan, observasi dn refleksi. Data validasi menggunakan dua tahap: tes dan nontes(observasi, wawancara, foto dan video dokumentasi). Analisis data menggunakan edmodo dan blendspace untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil kegiatan pembelajaran dapat dilihat menggunakan indikator satu sampai lima, persentase kegiatan pada siklus I adalah 30.00% dan siklus II dari kegiatan belajar adalah 55.00%.

Kata Kunci: Metode Jigsaw, Media Pembelajaran berbasis web, aktivitas

(8)

8

Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat, manusia dengan berbagai persoalan dan kegiatan secara dinamis dituntut untuk mampu beradaptasi dan memecahkan segala persoalan yang ada. Tentunya dibutuhkan kecerdasan, kreativitas dan kearifan agar tidak menimbulkan masalah kembali sehingga ilmu pengetahuan teknologi informasi sangat penting dalam dunia pendidikan[1]. Teknologi informasi adalah tata cara atau sistem yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dengan adanya teknologi informasi maka kebutuhan pendidikan akan mudah didapatkan, oleh karena itu pentingnya teknologi informasi akan memunculkan kualitas pendidikan yang bermutu[10]. Pendidikan adalah sebuah proses untuk mencapai optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan jembatan untuk menghasilkan lulusan yang terbaik, berkualitas dan mandiri [3]. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut perlu diadakan evaluasi di setiap pelaksanaan pembelajaran, Untuk menunjang keberhasilan dalam belajar maka dibutuhkan sebuah strategi media pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar Peserta Didik secara maksimal [6]. Salah satunya adalah menggunakan media pembelajaran berbasis e-Learning, e-Learning adalah pembelajaran dan pelaksanaanya didukung oleh jasa teknologi, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer[14]. Salah satu media pembelajaran e-Learning yang digunakan adalah Edmodo “Edmodo is a teacher-created, private, secure social platform, with a twitter-type networking tool for teachers and students to share ideas, files,

event, and assignment”. Situs ini mempermudah guru dan Peserta Didik untuk berinteraksi, berkolaborasi dalam kelas virtual, dan dapat digunakan diluar lingkungan sekolah selain itu yang semula materi pembelajaran disampaikan melalui metode-metode pembelajaran sekarang penyampaian materi telah dirubah kedalam bentuk digital [17]. Untuk meningkatkan hasil belajar Peserta Didik guru juga memerlukan adanya keaktifan dalam proses belajar-mengajar. Proses belajar mengajar merupakan usaha kerjasama dimana bukan hanya guru tetapi juga anggota-anggota kelompoknya mesti terlibat sebagai peserta aktif, hal ini memungkinkan pembelajaran berpusat terhadap Peserta Didik [3]. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian ini di SMK SARASWATI SALATIGA kelas X TP A (Teknik Pemesinan), dipilihnya kelas tersebut karena rata-rata kelas untuk kelas X TP A (Teknik Pemesinan) terbilang rendah dibandingkan dengan kelas X lainnya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(9)

9

evaluasi pembelajaran banyak Peserta Didik yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka dari itu, hasil yang dicapai Peserta Didik dibawah dari 70 oleh karena itu diperlukan alternatif metode pembelajaran supaya hasil belajar Peserta Didik dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil evaluasi tersebut peneliti atau guru mencoba menggunakan teknik penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan aktifitas Peserta Didik dan hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Rencana pelaksanaan dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif dengan merencanakan tindakan kelas, karena tindakan kelas sangat mempengaruhi perubahan yang terjadi pada peserta didik.

2. Kajian Pustaka

Model pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda, salah satu model pembelajaran koperatif adalah jigsaw. Pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu model dari kooperatif yang dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson yaitu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 4-6 orang. Secara heterogen bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas materi pelajaran yang dipelajari dan menyampaikan materi tersebut ke anggota kelompok lain [24].

Metode jigsaw ini memiliki 4 langkah yang harus dicermati. Pertama, memilih salah satu atau dua bab yang masing-masing mencakup materi untuk dua atau tiga hari. Kedua, membuat sebuah lembar ahli untuk tiap unit. Ketiga, buatlah sebuah kuis. Kuis tersebut berisi paling sedikit lima pertanyaan. Keempat, gunakan skema diskusi, skema diskusi untuk tiap topik dapat membantu mengarahkan diskusi dalam kelompok ahli [20].

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal [21]. Media pembelajaran dapat ditemukan dengan mudah, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, internet dan sebagainya. Alat dan bahan tersebut dapat dijadikan alternatif media pembelajaran yang lebih kreatif dan memberikan motivasi untuk peserta didik[8].

Social Learning merupakan interaksi peserta didik dengan lingkungannya. Pembelajaran sosial mencoba untuk menggambarkan sebuah proses mengenai perilaku (behavior) apa yang harus atau tidak harus diproyeksikan ketika kita berada dalam berbagai situasi sosial. Selain itu, pembelajaran sosial mampu menumbuhkan kemampuan berfikir untuk mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah serta mampu menggabungkan ide-ide tertentu yang ditimbulkan[22].

Edmodo merupakan salah satu media sosial yang memberikan keamanan dan kemudahan untuk berkolaborasi antar guru, guru dengan peserta didik maupun orang tua, selain itu Edmodo juga dapat membuat sebuah komunitas untuk bertukar pendapat, akses pekerjaan, nilai, dan pemberitahuan informasi sekolah [23]. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh ketika menggunakan

(10)

10

dibuat sama dengan facebook. Kedua, Closed group collaboration hanya yang memiliki group code yang dapat mengikuti kelas. Ketiga, Free dapat diakses secara online dan tersedia untuk perangkat smart phone. Keempat, tidak memerlukan server disekolah. Kelima, dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Keenam, Edmodo dapat diaplikasikan dalam satu kelas, satu sekolah, antar sekolah dalam satu kota atau kabupaten. Ketujuh, Edmodo dapat digunakan bagi peserta didik, guru dan orang tua. Kedelapan, Edmodo digunakan untuk berkomunikasi dengan menggunakan model sosial media, learning material dan evaluasi. Kesepuluh, terdapat notifikasi untuk guru, peserta didik dan orang tua[26]. Selain keuntungan yang telah disebutkan diatas, untuk mendukung proses pembelajaran Edmodo juga telah dilengkapi berbagai aplikasi E-Learning lainnya untuk dikolaborasikan. Salah satunya adalah Blendspace, Blendspace merupakan aplikasi yang dapat digunakan didalam Edmodo yang dikombinasikan dengan berbagai macam aktifitas untuk proses pembelajaran. Kelebihan yang dapat ditampilkan melalui aplikasi Blendspace antara lain video, gambar, dan materi.

Blendspace mampu memberikan ruang kolaborasi antara peserta didik satu dengan yang lainnya untuk bertukar informasi[27].

Dari pembahasan kajian pustaka diatas maka dapat ditarik sebuah indikator untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai sebagai berikut:

1. Semua Peserta didik sudah cukup memperhatikan penjelasan guru berkaitan dengan penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web..

2. Semua Peserta didik semangat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Web.

3. Peserta didik mampu melaksanakan perintah guru untuk berdiskusi bersama kelompoknya, dengan tugas yang sudah ditentukan.

4. Peserta didik cukup tenang saat melakukan diskusi kelompok dengan metode jigsaw.

5. Semua Peserta didik aktif saat melakukan diskusi kelompok inti hal ini bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas dan tepat untuk kelompok asal.

Selain indikator untuk mengetahui aktifitas maka peneliti ingin menerapkan perencanaan pembelajaran sebagai berikut:

1. Tabel, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I.

No Kegiatan Metode Waktu

1 Kegiatan Inti

a. Mengamati Ceramah

Peserta didik mencari informasi mengenai penyusunan hasil observasi mengenal semesta alam melalui modul atau media internet.

10 mnt

b. Menanya

Peserta didik berdiskusi mengenai struktur dan kaidah laporan hasil diskusi 4 mnt

c. Mengumpulkan Data

- Peneliti atau guru mengenalkan dan mempraktekkan media pembelajaran

E-Learning “Edmodo” untuk membangkitkan motivasi peserta didik. Ceramah, jigsaw, praktik

13 mnt

- Peneliti atau guru memberikan kesempatan kapada peserta didik untuk bergabung dalam group Edmodo.

1 mnt

- Guru atau peneliti menggunakan metode jigsaw untuk membagi kelompok yang berjumlah 8, untuk kelompok asal dan menentukan kelompok ahli.

6 mnt

(11)

11

Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi laporan observasi dengan menggunakan metode jigsaw

6 mnt

e. Mengomunikasikan

- Peserta didik melakukan Tanya jawab secara lisan sebagai bentuk penguatan. 6 mnt

f. Penutup

- Menyimpulkan hasil setelah proses belajar-mengajar berlangsung melalui aplikasi edmodo.

- Berdoa pulang dan salam

9 mnt

2. Tabel, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.

No Kegiatan Metode Waktu

1 Kegiatan Inti

a. Mengamati Ceramah

- Guru atau peneliti menyampaikan hasil post test dan diskusi pertemuan minggu lalu atau siklus I.

- Peserta didik membaca dan mencari informasi mengenai tema yang sudah ditentukan melalui metode jigsaw.

15 mnt

b. Menanya

- Peserta didik berdiskusi mengenai struktur dan kaidah laporan hasil diskusi.

- Peserta Didik dan guru mengingatkan dalam proses pembelajaran menggunakan media video yang ada diblendspace.

5 mnt

c. Mengumpulkan Data

- Peserta didik memperhatikan media pembelajaran yang digunakan untuk berdiskusi dalam penggunaan metode jigsaw.

- Guru atau peneliti membagikan media pembelajaran berupa dokumentasi photo yang ada di blandspace untuk mempermudah peserta didik berdiskusi kembali.

Ceramah, jigsaw, praktik

44 mnt

- Peneliti atau guru memberikan kesempatan kapada peserta didik untuk bergabung dalam group Edmodo.

1 mnt

d. Mengasosiasi

Peserta didik mengembangkan informasi yang didapat melalui media pembelajaran E-Learning (Edmodo).

12 mnt

e. Mengomunikasikan

- Peserta didik melakukan Tanya jawab secara lisan sebagai bentuk penguatan serta membantu kesulitan mereka..

10 mnt

f. Penutup

- Kelompok asal membuat rangkuman hasil diskusi dengan memanfaatkan aplikasi pendukung yang ada di media pembelajaran edmodo.

- Peneliti menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw dengan peserta didik setelah proses belajar-mengajar berlangsung melalui aplikasi edmodo.

- Menutup dengan salam.

10 mnt

(12)

12

hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik selama proses belajar berlangsung dilihat dari segi keaktifan siswa didalam kelas dan evaluasi belajar peserta didik. Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan pembagian waktu yang tepat sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan dapat berdampak positif pada peningkatan prestasi belajar peserta didik [13].

Bahasa Indonesia merupakan salah satu temporal dari Bahasa melayu yang sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialek-dialek temporal terdahulu seperti Bahasa melayu klasik dan melayu kuno. Bahasa Indonesia menunjukkan gerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Bahasa yang bertujuan untuk mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia serta Bahasa yang digunakan untuk alat berkomunikasi yang memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Selain itu, Bahasa Indonesia juga memberikan proses pembentukan karakter peserta didik untuk dapat lebih tertata dalam pengucapan yang lebih sopan santun [18].

Ada dua kajian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama, penelitian oleh Kusharyati dengan teknik Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi Peserta didik Kelas XI IS SMA NEGERI

8 SURAKARTA”. Hasil pelaksanaan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II

menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep dan hasil belajar dibandingkan sebelum teknik penerapan tersebut dilakukan [8]. Kedua, Partadjaja dan Sulastri menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan mengalami peningkatan belajar dan aktivitas belajar. Berdasarkan teknik menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw memberikan adanya perubahan perilaku belajar yang negatif berubah menjadi positif oleh Mahasiswa itu sendiri dibanding sebelum pelaksanaan metode jigsaw [12].

Berdasarkan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran

kooperatif “Jigsaw” tersebut bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar peserta didik. Meskipun penelitian mengenai penerapan model

pembelajaran kooperatif “Jigsaw” telah banyak dilakukan peneliti berupaya untuk

mengkombinasikan metode pembelajaran yang ada dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web. Salah satunya adalah penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mengevaluasi hasil pembelajaran menggunakan media pembelajaran Edmodo.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif, Teknik kuantitatif merupakan analisis data yang diperoleh dengan cara menghitung rata-rata hasil tes pada siklus I dan siklus II. Sedangkan teknik kualitatif merupakan analisis dari hasil pengumpulan data yang dilakukan pada siklus I dan siklus II. Dari data tersebut akan diketahui perubahan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain itu data tersebut digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis

(13)

13

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, untuk bekerja sama dengan peneliti. Tujuan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas. Penelitian TIndakan Kelas (PTK) yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan dikelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran (aktifitas) dan lebih menekankan pada aspek proses saat pembelajaran berlangsung.

PTK memiliki 4 langkah setiap siklus. Pertama perencanaan, tahapan ini menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru dan peneliti yang akan melakukan pengamatan proses jalannya tindakan. Kedua, tindakan adalah pembelajaran macam apa yang dilakukan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. Ketiga, pengamatan atau observasi ini dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Keempat, refleksi bertujuan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan setelah kegiatan berlangsung. Penelitian diadobsi dari penelitian tindakan kelas menurut Arikunto terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi [2].

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan siklus I dan siklus II

Siklus I, tahap pertma yang dilakukan adalah perencanaan, perencanaan digunakan agar tindakan pembelajaran yang dilakukan akan lebh terarah dan sistematis melalui penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Kedua tindakan, guru melakukan tindakan dengan mengacu pada skenario dan RPP yang telah dibuat untuk menerapkan metode pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web. Ketiga pengamatan, guru mengamati setiap kinerja Peserta Didik selama pembelajaran berlangsung bersamaan dengan tindakan. Keempat refleksi, Pada tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Selain itu peneliti melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web. Hasil refleksi ini selanjutnya akan menentukan untuk siklus berikutnya.

(14)

14

dari ke empat tahap tersebut sudah menunjukkan keberhasilan dalam proses pembelajara. Maka, tidak diperlukan kembali adanya siklus berikutnya.

Teknik Pengambilan Sampel, untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti dalam kasus ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Diambilnya sampel ini karena peneliti ingin mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik melalui aktivitas dan hasil evaluasi setelah proses belajar berlangsung. Maka sampel yang dipilih adalah peserta didik kelas X untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA, dengan jumlah peserta didik sebanyak 40 dan kelas tersebut dianggap homogen serta memenuhi syarat untuk melakukan penelitian, untuk mendukung penelitian tersebut maka syarat yang diperlukan sebagai berikut: diperlukannya observasi awal untuk mengetahui pertimbangan dilakukan penelitian ini, dari beberapa kelas yang ada di SMK SARASWATI kelas X TPA yang menurut guru atau peneliti hasil belajar rendh serta kemauan belajar peserta didik tergolong rendah[25].

Teknik Pengumpulan Data, dalam mengumpulkandata dapat dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannnya. Pengumpulan data ini menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif, teknik kuantitatif merupakan analisis data yang diperoleh dengan cara menghitung rata-rata hasil tes pada siklus I dan siklus II. Dengan menggunakan rumus , x adalah rata-rata, adalah jumlah nilai semua siswa, n adalah jumlah siswa. Sedangkan teknik kualitatif merupakan analisis dari hasil pedoman observasi, wawancara dan studi dokumenter yang dilakukan pada siklus I dan siklus II saat proses belajar-mengajar berlangsung. Dari data tersebut akan diketahui perubahan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Selain itu data tersebut digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik[7]. Untuk mendapatkan data yang lebih valid peneliti mengkombinasikan teknik kuantitatif dan kualitatif menggunakan penelitian tindakan kelas, yang terdapat 4 tahap yang digunakan. Pertama, Observasi dilakukan untuk mengamati perilaku Peserta Didik selama proses pembelajaran berlangsung. Kedua, wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami oleh peserta didik, wawancara dilakukan secara terstruktur. Ketiga, studi dokumenter merupakan teknik pengumpulan data dengan menganalisis dokumen baik dokumen tertulis maupun gambar elektronik. Foto atau gambar elektronik yang sudah diambil ini untuk bukti otentik mengenai tingkah laku Peserta Didik pada saat pembelajaran berlangsung. Keempat, Soal tes yang diberikan pada siklus I, siklus II serta materi yang diberikan sesuai dengan K1, K2, K3, dan K4 (Kegiatan Inti) yang ada pada kurikulum 2013 [11].

Teknik Pengolahan Data dan Analisis, proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dapat diolah menggunakan analisis data kuantitatif yang diperoleh dengan cara menghitung siklus I dan siklus II. Selanjutnya dari perhitungan yang diperoleh melalui data kuantitatif, mampu menjawab permasalahan hasil belajar peserta didik. Dengan menggunakan rumus

(∑xi/ . X adalah rata-rata atau mean, xi adalah jumlah nilai semua Peserta

(15)

15

dalam persentase belajar peserta didik dapat menggunakan rumus P = (B/N) * 100. P adalah pencapaian persentase, B adalah Nilai Mentah, N adalah banyaknya Peserta Didik yang mengikuti tes, 100 merupakan bilangan tetap. Dari segi kualitatif analisis hasil yang diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumenter. Data dari kualitatif digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis

web dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik [7].

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pelaksanaan Tindakan terdiri dari 3 tahap. Prasiklus dalam tahap ini peneliti melaksanakan pengambilan hasil belajar yang telah didiskusikan dengan Guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia pada tanggal, 30 agustus 2014. Untuk hasil yang diperoleh kurang memuaskan hal ini, disebabkan karena peserta didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Selain itu, keinginan peserta didik untuk mencari informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia tergolong rendah. Untuk proses belajar-mengajar guru masih menggunakan metode tradisional, dan tidak memberikan motifasi kepada peserta didik untuk semangat belajar. Tahap prasiklus ini dilakukan untuk memperoleh data awal mengenai efektifitas dan hasil belajar peserta didik. Hasil dari prasiklus dapat dijelaskan pada diagram dibawah ini.

Gambar 1. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

Dari diagram ketuntasan hasil belajar prasiklus diatas, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kategori persentase kelulusan mencapai 35% atau sebanyak 9 peserta didik yang lulus sesuai dengan KKM . Sedangkan kategori persentase peserta didik yang tidak lulus mencapai 65% atau sebanyak 31.

Pelaksanaan Tindakan Siklus I, dilakukan pada tanggal 2 september 2014 untuk memperoleh hasil aktifitas peserta didik melalui penerapan metode

jigsaw. Materi yang disampaikan tentang “Mengenal Alam Semesta” yang

berkaitan dengan laporan observasi peserta didik. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti menggunakan 2 pengumpulan yaitu kuantitatif dan kualitatif berikut diskripsi semua data yang diperoleh selama penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web berlangsung.

(16)

16

memahami penyampaian informasi mengenai materi yang diberikan oleh guru pengampu atau peneliti, dan dapat dilihat tingkat ketidak lulusan persentase yang dicapai sebesar 12.5% ditingkat interval (0-69) atau sebanyak 10 peserta didik yang tidak lulus. Dilihat dari diagram hasil diskusi menggunakan metode jigsaw dibawah ini hasil yang didapat cukup memuaskan. Namun keaktifan peserta didik saat melakukan diskusi masih kurang, oleh karena itu diperlukan tindakan siklus II agar hasil yang didapat cukup memuaskan.

Gambar 2. Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw Siklus I

Hasil Tes Siklus I, hasil tes penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA. Berdasarkan hasil perolehan belajar peserta didik menggunakan edmodo sebagai berikut. Persentase hasil kelulusan yang dicapai sebesar 17.5% atau sebanyak 7 peserta didik yang lulus ditingkat interval (70-79) dan (80-99). Tingkat ketidak lulusan persentase yang dicapai sebesar 82.5% ditingkat interval (0-49), (50-59), dan (60-69) karena batas ketuntasan kriteria minimal (KKM) . Maka diperlukan tindakan siklus II, selain itu kendala yang dialami peserta didik adalah penggunaan media pembelajaran web yang baru pertama kali diterapkan. Oleh karena itu, hasil yang diperoleh peserta didik kurang memuaskan. Berikut diagram ketuntasan hasil belajar siklus I pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Gambar 3. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Hasil Non Tes Siklus I, Hasil Nontes yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dokumentasi foto dan video supaya lebih jelas, hasil nontes akan diuraikan sebagai berikut.

87,5% 12,5%

Diagram Hasil Diskusi

Metode Jigsaw

Lulus Tidak Lulus

17.5%

82.5%

Ketuntasan Hasil

Belajar Siklus I

Bahasa Indonesia

Lulus

(17)

17

Hasil Observasi Siklus I, hasil observasi ini dilakukan untuk memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas peserta didik selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini dilakukan dengan cara berkolaborasi antara peneliti dan guru pengampu, sehingga diperoleh kesimpulan untuk siklus I. Pengamatan atau observasi dilakukan berdasarkan 5 indikator pencapaian. indikator pertama diperoleh persentase sebesar 53%, peserta didik memperhatikan proses kegiatan belajar dengan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web. Indikator kedua, diperoleh persentase sebesar 45%, peserta didik menunjukkan semangat belajar dengan metode yang baru serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Indikator ketiga, perolehan persentase cukup memuaskan 100% peserta didik memperhatikan dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Indikator keempat, perolehan yang dicapai adalah 30% semua peserta didik melakukan diskusi kelompok namun yang lainnya berdiskusi sambil bercerita dengan teman lainnya. Indikator yang kelima, persentase yang diperoleh adalah 58% peserta didik cukup ramai untuk melakukan diskusi kelompok.

Hasil Wawancara Siklus I, wawancara yang dilakukan pada siklus I kurang memuaskan. Hal ini, disebabkan karena media pembelajaran yang digunakn masih asing bagi peserta didik. Oleh karena iitu, diperlukan wawancara pada tahap siklus II untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berdasarkan analisa dan hasil wawancara dapat diketahui bahwa peserta didik belum pernah melakukan pembelajaran dengan menggunakan E-Learning dan photo, dengan media tersebut memberikan kemudahan dalam belajar dan mampu memberikan informasi sesuai dengan observasi tema yang diangkat serta menarik dan tidak membosankan. Selain wawancara yang dilakukan untuk peserta didik wawancara juga dilakukan dengan guru pengampu untuk mengetahui perkembangan hasil belajar peserta ddik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web membuat peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif dalam menuangkan gagasan dan ide yang dimilikinya. Oleh sebab itu, penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web ini perlu diterapkan di mata pelajaran lainnya selain mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Dokumentasi Photo dan Video siklus I, Dari hasil dokumentasi photo dan video, peneliti atau guru mendapat kemudahan untuk menganalisa hasil penelitian tersebut. Dimana perilaku, aktifitas peserta didik dapat dilihat kembali jika guru atau peneliti mengalami kesulitan dalam menganalisa hasil penelitian. Video siklus I terlampir dalam CD/DVD hasil penelitian “Penerapan Metode Jigsaw dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Web pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA.

Refleksi siklus I, Berdasarkan hasil penelitian Siklus I dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh peserta didik belum memuaskan baik dari tes maupun nontes. untuk hasil diskusi yang dilaksanakan pada siklus I data yang diperoleh 87,5% peserta didik lulus dan memuaskan kurang lebih ada 30 peserta didik yang lulus dalam kegiatan Diskusi kelompok menggunakan metode jigsaw, tetapi untuk hasil tes pada siklus I yang menggunakan media pembelajaran berbasis Web

(18)

18

disebabkan peserta didik baru pertama kali melakukan tes menggunakan media pembelajaran berbasis Web. Disamping itu, hasil perilaku peserta didik belum mengalami perubahan yang berarti. Hal ini disebabkan masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan dari peneliti dalam penggunaan media pembelajaran berbasis WebEDMODO”.

Pelaksanaan Tindakan Siklus II, dilakukan pada tanggal 29 september 2014 untuk memperoleh hasil aktifitas peserta didik melalui penerapan metode jigsaw yang lebih baik disiklus II. Pada bagian siklus II akan dibahas hasil diskusi, tes dan nontes seperti siklus I, tindakan siklus II dilaksanakan karena hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Materi yang

disampaikan sama dengan siklus I, tentang “Mengenal Alam Semesta” yang

berkaitan dengan laporan observasi peserta didik. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti menggunakan 2 pengumpulan yaitu kuantitatif dan kualitatif sama siklus I. Berikut diskripsi semua data yang diperoleh selama penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web berlangsung.

Hasil Diskusi Siklus II, perolehan data dari hasil diskusi dengan menggunakan metode jigsaw pada siklus II digunakan untuk engetahui peningkatan keaktifan dan aktivitas belajar peserta didik didalam kelas dibandingkan dengan siklus II. Dibawah ini merupakan diagram perolehan hasil diskusi metode jigsaw siklus II.

Gambar 8. Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw Siklus II

Dilihat dari diagram hasil diskusi metode jigsaw siklus II diatas menunjukkan terjadinya peningkatan yang cukup memuaskan dari 40 peserta didik, rata-rata persentase kelulusan yang didapat adalah 97.5% dari 39 peserta didik ditingkat interval (70-74), (74-80), (81-85) dan (86-90). Kelas X TP A (Teknik Pemesinan). Hal ini membuktikan bahwa peserta didik telah dengan baik tentang penyampaian informasi materi yang diberikan oleh guru atau peneliti. Untuk tingkat ketidak lulusan menurun menjadi 2,5%. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan dan aktifitas peserta didik dalam penerapan metode jigsaw pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan.

98% 2,5%

Diagram Hasil Diskusi Metode

Jigsaw Siklus II

Lulus

(19)

19

Hasil Tes Siklus II

Hasil tes untuk Penerapan Metode Jigsaw Dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Web Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA siklus II adalah perbaikan untuk mendapatkan peningkatan prestasi tentang kemampuan dan aktifitas belajar peserta didik mengenai struktur teks laporan hasil observasi. Berdasarkan hasil penelitian siklus II dapat ditunjukkan diagram ketuntasan hasil belajar siklus II pada mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan EDMODO.

Gambar 9. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Dari diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus IIdiatas telah menunjukkan adanya peningkatan yang memuaskan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kategori persentase sangat baik adalah 67,5% atau sebanyak 28 peserta didik diantara tingkat interval (70-79) dan (80-99), selanjutnya 32,5% tidak lulus belajar atau sebanyak 12 peserta didik ditingkat interval (0-49), (50-59) dan (60-69), karena batas ketuntasan (KKM) di sekolah adalah 70. Sehingga hasil yang didapat pada siklus II ini sudah baik, dan peserta didik juga lebih memahami pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis WebEdmodo”.

Dengan demikian hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik sudah baik dan memuaskan dibandingkan dengan perolehan pencapaian pada siklus I. Mengenai peningkatan hasil belajar yang didapatkan, peserta didik merasa senang dan lebih semangat untuk belajar dengan teknik penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web untuk “Edmodo dan

Blandspace”. Untuk peserta didik yang tidak mengikuti tes pada siklus II maka

peneliti memberikan kesempatan dilain hari untuk peserta didik mengikuti tes menggunakan edmodo. Hasil belajar yang didapat adalah 78 sehingga peserta didik tersebut berhasil mengikuti tes online menggunakan Edmodo. Untuk 12 peserta didik yang belum tuntas peneliti melakukan remidial ulang setelah kegiatan yang ada disekolah selesai. Peserta didik melakukan tes kembali menggunakan edmodo dan hasil yang didapat sudah memenuhi ketuntasan kriteria minimal(KKM).

Hasil Non Tes Siklus II, Hasil non-tes untuk siklus II ini meliputi Hasil observasi, wawancara, dokumentasi foto dan video. Supaya lebih jelas, hasil non-tes akan diuraikan sebagai berikut.

Hasil Observasi Siklus II, hasil observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan siklus I. dari hasil observasi pada siklus II dapat diketahui adanya

67.5% 32.5%

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Bahasa Indonesia

Lulus

(20)

20

perubahan perilaku peserta didik kearah yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan perilaku peserta didik serta mengidentifikasi setiap aspek yang diamati oleh peneliti. Ada beberapa indikator yang mendukung terjadinya peningkatan yang ditunjukkan. Indikator pertama, kategori persentase yang didapat sebesar 73% peserta didik dengan giat melaksanakan diskusi kelompok menggunakan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web. Indikator kedua, persentase yang didapat sebesar 68% peserta didik merasa lebih tertarik dan senang dengan menggunakan media berbasis web. Indikator ketiga, persentase yang didapat sebesar 98% dalam diskusi tersebut peserta didik terlihat lebih aktif, setelah selesai berdiskusi peserta didik juga katif untuk bertanya maupun menjawab sesuai dengan tema yang dibicarakan. Indikator keempat, 65% peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru atau peneliti terlihat lebih bersemangat. Indikator kelima, kategori yang didapat sebesar 60% peserta didik dalam berdiskusi dianggap ramai. Karena dalam penyampaian informasi dibutuhkan kejelasan dan informasi yang tepat sehingga tidak akan terjadi perbedaan pendapat.

Hasil Wawancara Siklus II, Pada siklus II dilakukan wawancara ulang untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik selama penelitian ini berlangsung. Berdasarkan hasil analisis data wawancara, dapat dijelaskan bahwa peserta didik sudah mulai terbiasa menggunakan media pembelajaran berbasis

WebEdmodo”. Oleh karena itu, peserta didik meyatakan tertarik dan senang dengan pembelajaran tersebut. Adapun kesan yang disampaikan oleh peserta didik dalam pembelajaran tentang penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia cukup menyenangkan dan tidak membosankan. Mereka merasa lebih santai, cepat memahami informasi yang diperoleh melalui media pembelajaran berbasis Web, peserta didik juga memberikan masukan untuk media pembelajaran Web ini dapat digunakan di mata pelajaran lainnya. Berdasarkan jawaban peserta didik tersebut, guru atau peneliti telah melakukan perbaikan pada siklus II. Ketentuan dan pertimbangan yang telah dibuat diharapkan hasil yang ingin dicapai guru atau peneliti dapat maksimal. Selain wawancara yang dilakukan untuk peserta didik peneliti juga melakukan wawancara kembali dengan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mengetahui perkembangan peserta didik setelah dilakukan tindakan siklus II. Berdasarkan analisis dan hasil wawancara yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus

II tidak jauh beda dengan wanwancara pada siklus I, bahwa “Penerapan Metode

Jigsaw dengan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis WEB pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia” membuat peserta didik menjadi lebih aktif, kreatif dalam menuangkan gagasan dan ide yang dimilikinya. Adapun kesan yang

disampaikan oleh guru pengampu mengenai “Penerapan Metode Jigsaw dengan

Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis WEB pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesi” cukup menyenangkan dan membuat peserta didik lebih antusias dan

(21)

21

Dokumentasi Photo dan Video Siklus II, Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siklus II telah dilakukan pengambilan photo dan video kembali. Tujuan utama dari peneliti ini lebih menekankan kondisi yang terjadi didalam kelas, untuk memberikan ekspresi kepada peserta didik agar lebih aktif serta mampu berkomunikasi dengan baik. Hasil photo dan video pada siklus II sudah mengalami perubahan yang memuaskan hal ini, dapat dibandingkan pada kondisi kelas di siklus I. Dalam pengelolaan kelas guru atau peneliti sudah dapat mengkondisikan dengan tenang, oleh sebab itu peserta didik dapat menyelesaikan kegiatan diskusi dengan tepat waktu.

Refleksi Siklus II, Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II ini, dapat ditunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar peserta didik pada kelas X TP (TEKNIK PEMESINAN) A di SMK SARASWATI SALATIGA. Peningkatan aktifitas hasil belajar tersebut berupa keaktifan peserta didik didalam kelas saat melaksanakan diskusi, presentasi, tanya jawab dan menanggapi serta peningkatan nilai yang dilakukan melalui media pembelajaran berbasis WebEdmodo”. Pada

siklus II ini, rata-rata peserta didik telah mencapai lebih dari nilai yang ditargetkan yaitu lebih dari 70. Hal ini disebabkan peserta didik sudah mulai terbiasa dengan proses pembelajaran menggunakan metode jigsaw dan media pembelajaran berbasis Web.

Pembahasan, Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa dalam penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA sudah banyak terjadi peningkatan nilai serta meningkatkan keaktifan belajar peserta didik. Oleh karena itu, pembahasan berikut ini meliputi pembahasan tentang peningkatan hasil belajar mulai dari pra-siklus, siklus I dan siklus II.

(22)

22

sedangkan peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 33 atau sebesar 82.5%. Hal ini dikarenakan peserta didik baru pertama kali menggunakan media pembelajaran berbasis WebEdmodo” untuk

mengerjakan soal secara online, nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik pada siklus I adalah 88 dan nilai terendah adalah 0. Berdasarkan observasi dan hasil video yang dilaksanakan pada siklus I menunjukkan bahwa social learning

menurut Taylor (2003) tidak semuanya berjalan baik. Peserta didik masih memerlukan penjelasan dari guru. Oleh karena itu, guru atau peneliti dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar harus benar-benar memberikan penguatan kepada peserta didik supaya tidak terjadi masalah di pertemuan selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan observasi dan pembuatan video kembali pada siklus II. Namun, setelah dilakukan siklus II peserta didik mengalami peningkatan sebesar 67.5% atau sebanyak 27 peserta didik yang lulus mencapi Kriteria Ketuntasan Minimal dan sebanyak 13 peserta didik belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau sebesar 32.5%. Nilai tertinggi yang diperoleh pada siklus II adalah 96 dan nilai terendah yang diperoleh peserta didik adalah 0. Oleh karena itu, siklus II ini telah menekankan ketidak tuntasan peserta didik dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar berlangsung atau tidak sesuai dengan target KKM yang harus dicapai. Dibawah ini secara keseluruhan data hasil belajar yang diperoleh dari pra-siklus, siklus I dan siklus II dapat digambarkan pada gafik atau diagram sebagai berikut:

Gambar 12. Diagram Ketuntasan hasil belajar (Pra siklus, Siklus I dan Siklus II)

Selain mampu meningkatkan hasil belajar, peserta didik juga mampu meningkatkan aktivitas belajarnya melalui penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis WebEdmodo” pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia, walaupun hasil yang diperoleh belum maksimal. Dibawah ini adalah grafik aktivitas belajar peserta didik siklus I dan siklus II.

Lulus Tidak Lulus

Siklus II 67,50% 32,50%

Siklus I 17,50% 82,50%

Pra siklus 22,50% 77,50%

0,00% 50,00% 100,00% 150,00% 200,00% 250,00%

(23)

23

Gambar 13. Diagram Aktivitas Belajar Siklus I

Gambar 14. Diagram Aktivitas Belajar Siklus II

Dari diagram aktivitas belajar siklus I dan siklus II dapat dijelaskan mengenai peningkatan aktivitas belajar peserta didik, perolehan data pada siklus I indikator pertama (1) persentase yang didapat sebesar 53.00% sedangkan indikator pertama (1) yang diperoleh pada siklus II persentase yang didapat sebesar 78.00%, hal ini menunjukkan peserta didik memperhatikan penjelasan guru atau peneliti berkaitan dengan penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis web, tingkat kenaikan perolehan pada indikator (1) di siklus I dan siklus II adalah 25.00%. Indikator kedua (2) yang diperoleh pada siklus I sebesar 45.00%, sedangkan indikator (2) yang diperoleh pada siklus II mengalami kenaikan sebesar 23.00% dari 68.00% peserta didik melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dengan semangat dan senang. Indikator ketiga (3) dari siklus I memperoleh data sebesar 100% dan indikator ketiga (3) yang diperoleh pada siklus II mengalami penurunan sebesar 98.00% hal ini dikarenakan salah satu peserta didik sedang sakit sehingga peserta didik tersebut tidak dapat mengikuti kegiatan belajar – mengajar. Indikator keempat (4) dari data perolehan siklus I adalah 30.00% dan indikator keempat (4) yang diperoleh pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 35.00% dari 65.00%, saat melaksanakan diskusi kelompok peserta didik menyelesaikan dengan serius sehingga proses belajar-mengajar mampu berjalan dengan baik. Selanjutnya indikator kelima (5) pada siklus I perolehan data yang didapat sebesar 58.00% sedangkan perolehan yang didapat pada siklus II sebesar 73.00% di indikator kelima terjadi peningkatan sebesar 18.00%, peserta didik lebih terlihat aktif mau bertanya, menanggapi dibanding dengan siklus I. Dengan diskripsi yang telah dipaparkan diatas dapat dibuktikan bahwa penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan aktifitas belajar peserta didik. Selain penelitian mengenai aktivitas belajar peserta didik penelitian ini juga ingin menambahkan beberapa

(24)

24

temuan yang didapatkan saat proses penelitian ini berlangsung. Peneliti atau guru mendapatkan peserta didik yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam observasi tersebut peneliti atau guru mendapatkan peserta didik yang selalu berbicara dengan temannya, dengan kondisi yang seperti ini memerlukan perhatian khusus kepada peserta didik tersebut. Selain itu peneliti juga menemukan latar belakang masalah yang terjadi pada peserta didik saat disekolah, ternyata dalam latar belakang masalah yang dialami siswa selain bosan dengan metode pembelajaran yang tradisional masalah yang menjadi beban peserta didik tersebut adalah masalah dalam keluarganya. Untuk peserta didik ini, diperlukan perhatian khusus dari guru pengampu, dan wali kelas sehingga untuk mendapatkan masa belajar yang baik peserta didik tersebut tidak terhalangi dengan masalah keluarganya. Berdasarkan temuan pada prasiklus, mengenai observasi dan video rekaman dapat menunjukkan bahwa terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik. Pelanggaran yang tidak mematuhi tata tertib sekolah, sehingga guru yang memiliki tugas sebagai kesiswaan terpaksa memanggil peserta didik kelas X TP A (Teknik Pemesinan) untuk mempertanggung jawabkan atas pelanggaran yang telah mereka perbuat. Dengan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik maka dapat disimpulkan bahwa teori menurut Slameto (1988) yang menunjukkan efektifitas belajar sangat mempengaruhi dari berbagai faktor yang terjadi dilingkungan sekolah. Oleh sebab itu guru atau peneliti sebelum melakukan proses kegiatan belajar-mengajar harus memeriksa kondisi peserta didik, supaya dalam proses belajar mengajar tidak terganggu kembali.

(25)

25

teknik penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web sudah berjalan dengan baik. Beberapa pengumpulan data yang telah diambil melalui video rekaman peserta didik selama kegiatan penelitian ini, menerangkan bahwa telah terjadinya perubahan perilaku peserta didik. Hal ini sesuai dengan silabus yang ada pada pedoman kurikulum 2013 berkaitan dengan K1 dan K2 (Kegiatan Inti). K1 dan K2 (Kegiatan Inti) ini menerangkan tentang ajaran agama yang dianutnya (peserta didik) untuk berperilaku baik, jujur, sopan santun, bertanggung jawab dan gotong royong.

Selain itu, setelah dilakukannya penelitian ini guru pengampu merasa senang dengan proses pembelajaran serta pengelolaan kelas yang baru. Hal ini selaras dengan harapan dibentuknya kurikulum 2013 dimana kurikulum tersebut menekankan peserta didik bisa lebih aktif dalam belajar. Hal ini menjelaskan bahwa keberhasilan belajar itu didukung melalui proses dan hasil, proses yang dimaksud disini adalah kondisi kelas. Apabila kondisi kelas memberikan rasa kenyamanan bagi peserta didik maka efektifitas akan terlihat, serta evaluasi pembelajaran untuk mendapatkan prestasi yang baik akan meningkat. Oleh karena itu, untuk membuat peserta didik aktif maka guru atau peneliti harus mampu merancang desain kelas serta menggunakan metode pembelajaran yang tepat supaya peserta didik tidak merasa bosan hal ini dapat ditunjukkan melalui pedoman wawancara yang telah didapat setelah kegiatan pembelajaran selesai. Dari hasil video rekaman yang telah diambil pada pra-siklus, siklus I dan Siklus II peserta didik sudah banyak mengalami perubahan mulai peserta didik yang pasif menjadi aktif, peserta didik yang tidak berani berkomunikasi mulai berani untuk berkomunikasi di depan kelas, bertanya serta menanggapi setiap jawaban yang dirasa kurang detail atau lengkap dari jawaban teman yang ada didepan kelas.

Tujuan penerapan metode jigsaw dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis Web pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK SARASWATI SALATIGA untuk meningkatan aktifitas dan hasil belajar peserta didik, selain itu peneliti juga ingin memberikan gambaran kepada guru pengampu bahwa metode pembelajaran dapat dikombinasikan dengan teknologi informasi sehingga peserta didik tidak merasa bosan dengan mata pelajaran yang hanya menggunakan metode tradisional saja karena peserta didik dapat mengembangkan informasi dari guru pengampu tanpa harus diberitahu semuanya dari guru. Hal ini sesuai dengan teori menurut Slavin (2005). Selain itu, penerapan metode jigsaw ini mampu membantu guru atau peneliti untuk memantau seberapa aktifnya peserta didik dikelas dari berbagai sudut pandang.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMK SARASWATI SALATIGA dengan memanfaatkan media pembelajaran berbasis

web “Edmodo dan Blendspace” diperoleh peningkatan aktivitas belajar dan hasil

(26)

26

siklus I untuk hasil tes menggunakan media pembelajaran berbasis web

(27)

27

Daftar Pustaka

[1] Aqib, zaenal.et al. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Guru SMP, SMA, SMK. Bandung: Yrama Widya.

[2] Arikunto, S., Suhardjono., dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

[3] Drs. A. Sujardi. 1989. Membuat Peserta Didik Aktif Belajar (65 Cara Belajar Mengajar Dalam Kelompok). Bandung: Mandar Maju.

[4] Drs. Thursan Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadya Nusantara.

[5] Erma dan Sholeh. 2008. Rancang Bangun Aplikasi E-Learning. Jurnal Teknologi. Vol. 1. No 1, 2008: 53-57.

[6] Fitriani, dian. 2013. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran PPKN Melalui Model Diskusi Buzz Group. No.02.

Diambil 11 November 2013, dari

http://scholar.google.com/scholar?start=10&q=penerapan+metode+jigsaw &hl=en&as_sdt=0,5

Http://www.skripsippknunj.com/wp-content/uploads/2013/02/JURNAL-Dian-Fitriani.pdf

[7] Husein, Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

[8] Indah, kusharyati. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Pengusaan Konsep dalam Pembelajaran Akuntansi Peserta Didik Kelas XI IS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA.

Diambil 17 Mei 2014

[8] Kartikasari, citra nur. 2012. Kesesuaian Pemilihan Media dengan Tujuan Pembelajaran

Guru Ekonomi SMA NEGERI 3 SALATIGA. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pengetahuan. Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia.

[9] Kristanto, danu. 2010. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Alat Peraga Penggaris bilangan dikelas V Semester 1 SD N Tempurejo 2 Blora tahun ajaran 2009/2010. PJJ S1 PGSD FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana.

[10] Maryono, y dan Patmi, b. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi 1 SMP Kelas VII. Jakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia.

[11] Nana, s sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

[12] Partadjaja, tjok rai dan Sulastri, made. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penalaran Mahasiswa pada Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 1(1). 65-77. JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha.

Diambil 29 Maret 2014, dari http://eprints.uns.ac.id/8595/1

[13] Pranata, a nugroho. 2011. Pengaruh Penggunaan Benda Kongkret Pada Model Pembelajaran Demonstrasi Terhadap Efektifitas Pembelajaran Remidial Matematika Peserta Didik Kelas V SD N Wiru 02 Kec. Bringin Kab. Semarang Semester II tahun ajaran 2010/2011. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen Satya Wacana.

[14] Prof. Dr. Soekartawi. 2007. Merancang dan Menyelenggarakan E-Learning. Magelang: Ardana Media.

[15] Prof. Dr. Sudarwan Darmin. 2010. Pengantar Pendidikan. Bandung: Alfabeta. [16] Robert, e slavin. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

[17] Shelly, Gary, Gunter, G, dan Gunter, r. 2011. Teachers Discovering Computers: Integrating Technology in a Connected World. United State: Cengage Learning. [18] Setiawan, budhi, M.Pd, dkk. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Salatiga.

(28)

28

[19] Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. [20] Slavin, e robert. 2005. COOPERATIVE LEARNING Teori Riset dan Praktik. London:

Allymand Bacon.

[21] Sutjiono, thomas wibowo agung. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran.Jurnal Pendidikan Penabur-No.04/Th.IV/Juli 2005.

[22] Taylor, r grorge. 2003. Social learning theories In educating young African –American males. America: University Press of America.

[23] Thornthwaite, carrie. 2014. Not a Toy, but a Tool: An Educator’s Guide for Understanding and Using iPads. Maryland: Rowman and Littlefield.

[24] Wicaksono, andri. 2014. Menulis Kreatif Sastra: dan Beberapa Model Pembelajaran. Yogyakarta: Garudhawaca.

[25] M.B.A, Riduwan dan Akdon. 2009. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika,

Bandung:Alfabeta.

[26] ______. 2014. Edmodo. www.Edmodo.com

Diambil pada tanggal 19 juli 2014. Dari www.Edmodo.com

[27] ______. 2014. Blendspace.www.Blendspace.com

Gambar

Gambar 2. Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw Siklus I
Gambar 8. Diagram Hasil Diskusi Metode Jigsaw Siklus II
Gambar 9. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Gambar 12. Diagram Ketuntasan hasil belajar
+2

Referensi

Dokumen terkait

62 Hikmah diturunkannya secara gradual adalah untuk menguatkan atau meneguhkan hati Rasulullah saw, tarbiyah bagi umat Islam dari segi keilmuan dan pengamalan,

Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah taraf

Pejabat yang membidangi kepegawaian setingkat eselon III pada unit penyelenggara penyuluhan kehutanan di daerah, yang selanjutnya disampaikan kepada Sekretaris

Pengumpulan data dari penelitian ini adalah: (1) data hasil belajar dari siklus I dan siklus II yang dilakukan siswa dan diambil dari penilaian tes hasil belajar oleh

dalam judul ini kompas.com seolah olah memberikan berita positif tentang program ibadah berhadiah tetapi ada penonjolan kalimat kutipan yang kontra terhadap

Pesantren Ar- Rahmah memiliki lahan pekarangan yang luas ± 3 ha, yang merupakan lahan yang strategis untuk pengembangan budi daya tanaman hortikultura, khususnya bawang merah

Kemudian dipastikan bahwa seluruh titik bantu baru P tidak berdekatan dengan sumber keramaian maka, dapat ditentukan lokasi titik-titik bantu baru P yang akan menjadi lokasi

Variabel dependen pada penelitian ini adalah tingkat kepatuhan perusahaan go public pada konvergensi International Financial Reporting Standard yang diukur berdasarkan