• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai) Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap (Studi Kasus : Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai) Chapter III VI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah yang menjadi tempat penelitian adalah desa Pekan Tanjung Beringin yang ditentukan secara purposive (disengaja), daerah ini merupakan daerah yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Jumlah penduduk yang berprofesi sebagai nelayan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2016

Sumber : Kantor Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017 3.2 Metode Penentuan Sampel

Jumlah populasi dalam dalam penelitian ini adalah sebesar 45, jumlah ini berdasarkan nelayan yang memiliki kapal sendiri, dari jumlah populasi tersebut maka besarnya sampel dapat dihitung dengan metode Slovin, yaitu :

dimana

n: jumlah sampel N: jumlah populasi

(2)

Berdasarkan perhitungan dengan metode Slovin tersebut, maka besarnya sampel adalah 31 nelayan.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data yaitu: - Data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada nelayan

yang menjadi sampel dengan menggunakan daftar pertayaan yang telah dibuat. - Data sekunder, yaitu data yang diperoleh atau diambil dari Kantor Kecamatan,

Dinas Perikanan, dan instansi lain yang ada kaitannya dengan penelitian. 3.4 Metode Analisis Data

a. Untuk tujuan 1

Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pendapatan nelayan ikan tangkap, dianalisis dengan persamaan regresi liner berganda (Multiple Linier Regression).

Secara matematis fungsi regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = ao + a1 X1 + a2 X2 + a3 X3 + a4 X4 + a5 X5 + e

Dimana :

Y = Produksi ikan tangkap (Kg) a0 = Koefesien Intercept

(3)

X2 = Pengalaman Melaut (Tahun) X3 =Jumlah Tenaga Kerja (Jiwa) X4 = Modal (Rp)

X5 = Frekuensi Melaut (Jam/hari) e = error

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasianal

3.5.1 Definisi

1) Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan yang dimiliki dilihat dalam tahun.

2). Pengalaman melaut adalah nelayan yang telah lama menjadi nelayan dan sering melakukan menangkap ikan di laut untuk menghasilkan produksi dilihat dalam tahun.

3). Jumlah tenaga kerja adalah orang yang bekerja di kapal yang bekerja untuk menghasilkan produksi ikan dari laut dilihat dalam jiwa.

4). Modal adalah biaya yang digunakan nelayan untuk menghasilkan produksi dilihat dalam rupiah.

5). Frekuensi melaut adalah jumlah keberangkatan nelayan dalam melakukan penangkapan ikan di laut dalam kondisi (cuaca) normal dilihat dalam jam/hari.

(4)

7). Produksi adalah seluruh hasil tangkapan ikan yang dihasilkan oleh nelayan dalam jumlah kg.

8). Penerimaan adalah hasil penjualan hasil tangkapan nelayan sebelum dikurangi biaya produksi dilihat dalam rupiah.

9). Pendapatan adalah hasil penjualan hasil produksi / penerimaan nelayan yang dikurangi dengan biaya produksi dilihat dalam rupiah.

10). Biaya Produksi adalah biaya yang dapat dihitung langsung dengan menjumlahkan biaya tetap maupun biaya variabel dilihat dalam rupiah.

3.5.2 Batasan Operasional

1). Penelitian dilakukan di Desa Pekan Tanjung Beringin, Kecamatan Tanjung Beringin.

2). Sampel penelitian adalah nelayan ikan tangkap yang memiliki kapal sendiri di daerah penelitian.

(5)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK NELAYAN SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis, Batas, dan Luas Wilayah

Gambar 4.1 Peta Desa Pekan Tanjung Beringin

(6)

Tabel 4.1 Luas Daerah di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Dusun

Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017 4.1.2 Batas Administrasi Desa Pekan Tanjung Beringin

Batas-batas Wilayah desa Pekan Tanjung Beringin Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Bedagai

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pematang Cermai  Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tebing Tinggi  Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah Jarak Desa Pekan Tanjung Beringin dengan :

 Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan) : ± 75 Km  Ibu Kota Kabupaten Serdang Bedagai (Sei Rampah) : ± 8 Km

(7)

4.1.3 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk desa ini adalah 13.080 jiwa, yang terdiri atas 6.624 Jiwa laki – laki dan 6.456 Jiwa perempuan. Jumlah penduduk desa Pekan Tanjung Beringin dapat di lihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Jenis

Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017

Penduduk di desa Pekan Tanjung Beringin tersebar di setiap dusun yang terdapat di desa tersebut, yaitu di 15 dusun.

Distribusi penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Distribusi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut

(8)

Dari Tabel 4.3 kita dapat melihat bahwa jumlah penduduk terbesar berada di dusun V yaitu sebesar 1900 jiwa (14,5%), sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di dusun II yaitu sebesar 362 jiwa (2,8%)

Mata pencaharian utama penduduk desa Pekan Tanjung Beringin adalah nelayan, bertani, berdagang, PNS, dan pegawai.

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut

Mata Pencaharian Tahun 2016

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Nelayan 4.227 58,18

Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mata pencaharian yang paling dominan ditekuni oleh masyarakat Desa Pekan Tanjung Beringin adalah nelayan dengan persentase 58,18% atau 4.227 jiwa.

Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut

Pendidikan Tahun 2016

No Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 4.598 37,17

Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017

(9)

tersebut juga termasuk penduduk yang tidak sekolah/tidak tamat bersekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Desa Pekan Tanjung Beringin masih rendah.

Komposisi penduduk menurut suku dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin menurut

Sumber : Profil Desa Pekan Tanjung Beringin, 2017

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa suku yang paling dominan di Desa Pekan Tanjung Beringin adalah suku melayu dengan persentase 65,42% atau sebanyak 8.558 jiwa.

4.2 Karakteristik Nelayan Sampel

Karateristik nelayan sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur, pendidikan, pengalaman melaut, frekuensi melaut, jumlah tanggungan dan kapasitas kapal. Karakteristik nelayan sampel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7 Karakteristik Nelayan Sampel

(10)

Umur seseorang menentukan kinerja dari orang tersebut. Semakin tua umur seseorang, maka pekerjaan berat yang akan dilakukan akan semakin sedikit dan begitu pula sebaliknya. Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa umur nelayan sampel di daerah penelitian berkisar antara 30 – 62 tahun dengan rata-rata umur nelayan 47,87. Dapat dilihat bahwa nelayan masih berada pada kategori umur produktif yang masih cukup berpotensi dalam mengoptimalkan hasil tangkapannya.

Pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam penangkapan ikan, dimana respon nelayan terhadap teknologi yang sedang berkembang sangat bergantung dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan nelayan, maka akan semakin mudah untuk mengadaptasi teknologi dalam menjalankannya. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat sebagian besar nelayan berpendidikan formal rendah. Tingkat pendidikan formal nelayan sampel tergolong rendah, tingkat pendidikan formal nelayan sampel di daerah penelitian berkisar antara 0-12 tahun rata-rata 7,25 tahun. Dari data ini dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan nelayan masih rendah, yaitu hanya tamatan SD.

(11)

juga sebaliknya. Dari tabel 4.5 kita dapat melihat bahwa frekuensi melaut nelayan sampel di daerah penelitian berkisar antara 10 – 18 jam dengan rata-rata frekuensi melaut sebesar 13,87. Dari rata – rata ini dapat dilihat bahwa frekuensi melaut nelayan cukup tinggi.

Kapasitas kapal yang digunakan nelayan di daerah penelitian akan berpengaruh

(12)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap

5.1.1. Biaya Produksi

Rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan oleh nelayan ikan tangkap per trip dapat dilihat pada Tabel 5.1 sebagai berikut:

Tabel 5.1 Total Rata – Rata Biaya Produksi Nelayan Ikan Tangkap Per Trip

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 2

Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya produksi nelayan ikan tangkap per trip adalah sebesar Rp. 1.146.194 dengan rata – rata biaya solar yaitu Rp.369.290, biaya makanan Rp.160.000, biaya es Rp.50.645, biaya tenaga kerja Rp.125.806, biaya penyusutan Rp. 440.452.

a. Biaya Variabel

Biaya variabel yang digunakan dalam kegiatan nelayan ikan tangkap didaerah penelitian terdiri atas biaya solar, makanan/bekal, es, dan tenaga kerja. Adapun masing – masing biaya variabel akan dijelaskan sebagai berikut:

No Jenis Biaya Per Trip

- Penyusutan Alat (Rp) 440.452

(13)

1. Biaya Solar

Nelayan ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin memperoleh solar dari pedagang atau SPBU yang berada di Desa Pekan Tanjung Beringin. Jenis bahan bakar yang digunakan yaitu jenis bahan bakar premium yang didapatkan di SPBU.

Harga bahan bakar solar yang digunakan nelayan yaitu Rp.6000/liter dan total rata

– rata biaya yang dikeluarkan nelayan berdasarkan hasil penelitian adalah sebesar Rp.369.290.

2. Biaya Makanan

Nelayan didaerah penelitian umumnya pergi melaut dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga memerlukan bekal makanan. Berdasarkan hasil penelitian biaya makanan yang dikeluarkan oleh nelayan tergantung oleh jumlah nelayan yang berangkat dalam satu trip. Biaya rata – rata yang dikeluarkan nelayan untuk makanan adalah sebesar Rp. 160.000.

3. Biaya Es

Es merupakan salah satu faktor penentu kualitas hasil tangkapan nelayan. Perjalanan yang jauh dan memerlukan waktu lama merupakan penyebab diperlukannya es untuk menjaga ketahanan ikan hasil tangkapan nelayan sebelum sampai ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Hal ini bertujuan agar kualitas ikan tetap terjaga ketika dalam perjalanan. Berdasarkan hasil penelitian rata – rata biaya yang dikeluarkan nelayan untuk es adalah sebesar Rp.50.645.

4. Biaya Tenaga Kerja

(14)

sistem harian dengan upah pria rata-rata sebesar Rp. 50.000/hari . Berdasarkan hasil penelitian biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh nelayan pada adalah sebesar Rp. 125.806.

b. Biaya Tetap

1. Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan adalah biaya yang dikeluarkan akibat adanya penurunan nilai dari alat yang mengalami penyusutan. Ada beberapa alat yang mengalami penyusutan yaitu alat-alat dan perlengkapan milik nelayan. Alat-alat dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapal, aki, vibber, jangkar, jaring. Berdasarkan hasil penelitian biaya rata-rata penyusutan alat yang dikeluarkan oleh nelayan pada adalah sebesar Rp.440.452.

5.1.2 Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap

Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan yang diperoleh nelayan dikurangi dengan jumlah biaya produksi selama proses produksi berlangsung. Berikut ini diperlihatkan rata-rata pendapatan bersih nelayan ikan tangkap di daerah penelitian:

Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 6

(15)

5.2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap di Daerah Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat 5 (lima ) faktor yang mempengaruhi pendapatan yaitu pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal dan frekuensi melaut. Akan tetapi, sebelum dilakukannya pengujian dengan menggunakan SPSS, harus diketahui jika data yang digunakan dalam penelitian ini sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asumsi BLUE (Best, Linier, Unbiased, dan Estimator). Untuk menguji hal tersebut, maka digunakan Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas, Heterokedastisitas, dan Multikolinieritas.

5.2.1. Uji Asumsi Klasik (Ordinary Least Square)

1. Uji Normalitas

(16)

Grafik Histogram pada Gambar 5.1. menunjukkan bahwa pola distribusi data adalah normal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 5.2. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 5.2. menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Tabel 5.4. Hasil Uji Kolmogrov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 31

Normal Parametersa,b Mean 0E-7

Std. Deviation 36041.17690790

Most Extreme Differences

Absolute .203

Positive .113

Negative -.203

Kolmogorov-Smirnov Z 1.129

Asymp. Sig. (2-tailed) .157

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(17)

ditolak, yang berarti distribusi sampel tidak berbeda nyata dengan distribusi normal atau sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Berdasarkan hasil Uji Normalitas, baik dengan menggunakan metode Grafik Histogram, dengan Normal P-Plot of Regression Standardized Residul, maupun dengan menggunakan Tabel Kolmogrov – Smirnov Test, maka diperoleh hasil bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga dapat diproses dengan uji selanjutnya.

2. Uji Heterokedastisitas

Tabel 5.5 Hasil Uji t-Statistik Unstandardized Residual Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 5.5. menunjukkan bahwa tingkat signifikansi seluruh variabel bebas lebih

besar dari α (0,05). Signifikansi variabel pendidikan 0,922 > α (0,05), Pengalaman melaut 0,353 > α (0,05), Jumlah tenaga kerja 0,167 > α (0,05), Modal 0,362 > α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1ditolak, yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi atau model regresi merupakan homokedastisitas.

Pengalaman melaut -.946 .353

jumlah tenaga kerja 1.425 .167

Modal -.929 .362

Frekuensi melaut .001 .999

(18)

3. Uji Multikolinieritas

Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolinieritas

Berdasarkan Tabel 5.6. menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier pada penelitian ini bebas dari gejala multikolineritas.

Setelah dilakukan pengujian Uji Asumsi Klasik, maka diketahui bahwa data tidak menyimpang dari asumsi BLUE (Best, Linier, Unbiased, dan Estimator) sehingga dapat diteruskan dengan Uji Kesesuaian Model (Test of Goodness of Fit).

5.2.2 Uji Kesesuain Model (Test of Goodness of Fit)

Setelah diuji menggunakan SPSS diketahui bahwa pengaruh variabel bebas (pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal dan frekuensi melaut) terhadap variabel terikat (pendapatan) seperti terlihat pada tabel di bawah ini:

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Pendidikan .618 1.618

Pengalaman melaut .585 1.709

Jumlah tenaga kerja .173 1.683

Modal .178 1.878

Frekuensi melaut .489 2.045

(19)

Tabel 5.7. Hasil Analisis Regresi Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Ikan Tangkap Di Daerah Penelitian

No Variabel Koef. Regresi Sig.

Y = -74169.48 + 1013.12X1 + 607.74X2 - 68453.19X3 +.48X4 + 3871.92X5 Dimana :

1. Hasil Koefisien Determinasi (R2)

(20)

2. Hasil Uji Serempak (Uji Statistik F)

Berdasarkan Tabel Anova pada Lampiran 7, didapat signifikansi F sebesar 0,000 < α (0,05). Hal ini menujukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel bebas (pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal dan frekuensi melaut) berpengaruh nyata terhadap variabel terikat (pendapatan).

3. Hasil Uji Parsial (Uji Statistik t)

a. Pengaruh Pendidikan Terhadap Pendapatan Nelayan

Hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien regresi X1 (pendidikan) bernilai 1013.121, artinya setiap kenaikan pendidikan sebesar 1 tahun, maka pendapatan nelayan akan naik sebesar Rp. 1013.121 dengan asumsi variabel lain konstan. Namun, nilai signifikansi t pendidikan (X1) adalah sebesar 0,762 > α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.

Variabel pendidikan tidak berpengaruh signfikan terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin. Karena berdasarkan hasil penelitian, nelayan di daerah penelitian sudah ada yang mulai melaut sejak kecil hingga ada nelayan yang tidak selesai sekolah, hanya untuk melaut. Hal ini dikarenakan dalam melaut nelayan hanya membutuhkan ketrampilan dan modal. sehingga tinggi rendahnya pendidikan nelayan di daerah penelitian tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pendapatan nelayan tersebut.

(21)

memungkinkan orang tersebut memperoleh pendapatan yang lebih tinggi (Robinson, 2006).

b. Pengaruh Pengalaman Melaut Terhadap Pendapatan Nelayan

Hasil estimasi menunjukkan bahwa X2 (pengalaman melaut) bernilai 607.738, artinya setiap kenaikan pengalaman 1 tahun, maka pendapatan nelayan akan naik sebesar Rp. 607.738 dengan asumsi variabel lain konstan. Nilai signifikansi t pengalaman melaut (X2) adalah sebesar 0,545 > α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas pengalaman melaut tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.

Variabel pengalaman melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin. Karena berdasarkan hasil penelitian, dengan semakin berpengalamannya seorang nelayan hanya akan meningkatkan keterampilan nelayan dalam melaut bukan mempengaruhi hasil tangkapan yang diperoleh nelayan tersebut. Karena hasil tangkapan tangkapan dipengaruhi oleh besarnya kapasitas kapal yang digunakan nelayan. Itulah sebabnya pengalaman melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujarno (2008) yang menyatakan bahwa secara parsial (statistik) variabel bebas pengalaman melaut tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan di daerah penelitian.

c. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Nelayan

(22)

pendapatan nelayan akan berkurang sebesar Rp. 68453.185 dengan asumsi variabel lain konstan. Namun, nilai signifikansi t jumlah tenaga kerja (X3) adalah sebesar 0,025 < α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel bebas jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.

Variabel jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin. Karena berdasarkan hasil penelitian, jumlah tenaga kerja akan mempengaruhi pendapatan nelayan karena dengan semakin banyak tenaga kerja yang digunakan akan berpengeruh signifikan terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sujarno (2008) yang menyatakan bahwa secara parsial (statistik) variabel bebas jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan di daerah penelitian.

d. Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan Nelayan

Hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien regresi X4 (modal) bernilai .484, artinya setiap kenaikan modal sebesar 1 rupiah, maka pendapatan nelayan akan naik sebesar Rp. .484 dengan asumsi variabel lain konstan. Namun, nilai signifikansi t modal (X4) adalah sebesar 0,000 < α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel bebas modal berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.

(23)

nelayan akan memiliki kapal dengan kapasitas yang lebih besar serta dapat menggunakan jaring penangkap ikan yang lebih besar. Sehingga dengan menggunakan kapasitas dan jaring kapal yang lebih besar akan dapat meningkatkan produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan nelayan ikan tangkap. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil modal yang dimiliki nelayan maka kapasitas dan jaring kapal yang digunakan akan semakin kecil. Sehingga jumlah tangkapan akan semakin kecil dan pendapatan yang di dapat nelayan rendah.

Hal tersebut sesuai dengan teori Hidayat (2000) bahwa dalam perekonomian, secara umum pemanfaatan modal yang tepat akan mendorong peningkatan produksi. Meningkatnya jumlah modal yang digunakan akan meningkatkan pendapatan. Oleh karena itu, modal merupakan alat pendorong yang kuat untuk meningkatkan hasil produksi yang akhirnya akan dapat menentukan pendapatan usaha.

e. Pengaruh Frekuensi Melaut Terhadap Pendapatan Nelayan

Hasil estimasi menunjukkan bahwa koefisien regresi X5 (frekuensi melaut) bernilai 3871.923, artinya setiap kenaikan frekuensi 1 jam, maka pendapatan nelayan akan naik sebesar Rp. 3871.923 dengan asumsi variabel lain konstan. Namun, nilai signifikansi t jumlah tenaga kerja (X3) adalah sebesar 0,446 > α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel bebas jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan.

(24)

frekuensi melaut tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap di Desa Pekan Tanjung Beringin. Kontribusi frekuensi melaut dalam satu hari belum tentu dapat meningkatkan tingkat pendapatan nelayan ikan tangkap karena yang menentukan frekuensi melaut adalah para nelayan sehingga mereka dapat mengatur sendiri frekuensi melaut untuk memperoleh pendapatannya. Nelayan ikan tangkap tidak terikat dengan frekuensi melaut, para nelayan mempunyai cara pandang yang fleksibel dalam hal penentuan frekuensi melaut. Nelayan beranggapan belum tentu frekuensi melaut yang pendek atau panjang akan meningkatkan pendapatan sehingga para nelayan sudah mempunyai pengaturan frekuensi melaut meyesuaikan kondisi dari nelayan tersebut.

Hal ini bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak frekuensi melaut yang dilakukan oleh nelayan, maka jumlah hasil tangkapan kapal yang diperoleh juga lebih besar, dan hal ini akan mempengaruhi penerimaan perkapal yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap pendapatan nelayan (Sari, 2005).

5.3 Masalah – Masalah Yang Dihadapi Nelayan Ikan Tangkap Di Daerah Penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa masalah yang dihadapi nelayan ikan tangkap di daerah penelitian yaitu:

(25)

diharapkan modal merupakan alat pendorong yang kuat untuk meningkatkan hasil produksi yang akhirnya akan dapat menentukan pendapatan usaha.

2) Masalah nelayan kecil memang sangat rumit. Mereka tidak berkembang karena tingginya peredaran narkoba di desa Pekan Tanjung Beringin. Banyak nelayan yang terjebak dalam penyalahgunaan narkoba tersebut. Sehingga diharapkan adanya upaya yang lebih dari pemerintah agar dapat memberantas peredaran narkoba tersebut, agar dapat meningkatkan taraf hidup nelayan di daerah penelitian.

(26)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1) Modal dan jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap di daerah penelitian. Sedangkan pendidikan, pengalaman melaut, dan frekuensi melaut tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap.

2) Semua variabel bebas (pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tenaga kerja, modal, dan frekuensi melaut) berpengaruh nyata terhadap pendapatan nelayan ikan tangkap

3) Masalah yang dihadapi nelayan ikan tangkap di daerah penelitian yaitu kekurangan modal dan peralatan sehingga harus bergantung pada pemilik modal dan peralatan. Adapun masalah lainnya yang berasal dari faktor internal (penyalahgunaan narkoba) dan eksternal (kebijakan pemerintah) di daerah penelitian.

6.2 Saran

1) Kepada nelayan

Diharapkan untuk membentuk koperasi untuk dapat membantu menghadapi masalah permodalan yang dihadapi dan lebih memperhatikan efisiensi penggunaan tenaga kerja untuk meningkatkan pendapatan.

(27)

2) Kepada pemerintah

Diharapkan agar pemerintah lebih memperhatikan nelayan kecil, untuk dapat meningkatkan taraf hidup mereka dengan membantu masalah – masalah yang dihadapi nelayan .

3) Kepada peneliti selanjutnya

Gambar

Gambar 4.1 Peta Desa Pekan Tanjung Beringin
Tabel 4.1 Luas Daerah di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Dusun Tahun 2016
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin Menurut Dusun Tahun 2016
Tabel 4.6 Komposisi Penduduk di Desa Pekan Tanjung Beringin menurut Suku Tahun 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

blhr.a berhubung mesatabaEn pembimbing Unil KctnLm Mrhr.is\ a (UK\4) Univcrsitas Ncgeri Yogyrkana trhun 2004 lelih lrrbrs diprndrng

Sistem prosedural Skripsi pada Kampus STMIK Mercusuar saat ini sudah berjalan dengan baik dan sudah tersistem, namun belum sepenuhnya terkontrol dalam satu sistem yang

Fakultas Ilmu Budaya USU, yang telah membantu penulis selama. dalam

[r]

Penilaian yang dilakukan terhadap dosen di UNISSULA dilaksanakan dengan berbasis pada pengawasan, artinya penilaian yang dilakukan terhadap dosen tidak saja

ARTIKEL TEMA TEMA HITAM DALAM LIMA KARYA SASTRA ANAK BERBAHASA INGGRIS BUKU CERITA BERGAMBAR DALAM TANTANGAN ZAMAN DI INDONESIA. REV SUDUT PANDANG DALAM ISLAND OF

Sikap sosial yang diamati meliputi 5 aspek yang dikembangkan dari 4 indikator dasar yaitu disiplin, kerja sama, tanggung jawab, dan percaya diri.Adapun ke-5

Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel disiplin kerja pegawai di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pasar Bayongbong Kabupaten Garut yang dilakukan kurang