• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program Penyadaran Kebersihan Lingkungan Berbasis Bank Sampah Pada Masyarakat Pesisir di Kelurahan Belawan Sicanang"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

I. Dokumentasi di Lapangan

(2)

Gambar 2. Buku Daftar Nasabah Bank Sampah

(3)

Gambar 4. Pembuatan Pupuk Kompos

(4)

Gambar 6. Pengumpulan Sampah Sebelum disetor

(5)

Gambar 8. Wawancara dengan Ketua Unit Bank Sampah Senari

(6)

Gambar 10. Bangunan Bank Sampah Induk Sicanang

(7)
(8)

Gambar 14. Wawancara Dengan Masyarakat yang bukan Anggota Bank Sampah

(9)
(10)

Gambar 17. Rumah Masyarakat menyediakan Tempat Sampah Organik Dan Anorganik

(11)

II. Transkrip Wawancara

Informan I

Nama Informan : Arma Chaniago

Umur : 40 tahun

P: Selamat Siang bu, saya Ridho dari USU jurusan Sosiologi.

I: Iya silakan masuk.

P: Begini bu, saya mau ada wawancara untuk skripsi saya bu soal bank sampah

ini.

I: iya boleh dek. Silakan aja.

P: ini bu ada biodata yang perlu di isi sebentar. Boleh tolong diisi bu? Tapi saya

sekalian wawancara gak apa-apa ya bu.

I: oh iya, boleh aja kok. (Informan sambil menulis biodata)

P: Menurut ibu Bagaimana kondisi lingkungan kelurahan Belawan Sicanang

sebelum adanya bank sampah dulu bu?

I: Dulu di sini parah kali sampahnya dek. Apalagi karna sampah bawaan dari

Sungai Deli itu. Disinikan hilir Sungai itu. Tebawalah sampah-sampah itu kesini

kalok air pasang dek.

P: Apakah ada program pemerintah dalam menanggulangi sampah sebelum

adanya bank sampah di Sicanang bu?

I: dulu adalah... sampah di jemput seminggu sekali pake truk sampah itu. Itupun

bayar 10.000 tiap pengambilan trus yang di ambil itu Cuma sampah-sampah

dijalan-jalan besar ini aja dek.. jadi menurutku gak efektif program orang itu.

(12)

P: Dimana dulu masyarakat mengumpulkan dan membuang sampah sebelum

adanya bank sampah?

I: dulu orang sini main buang gitu ajalah.. kalau gak mau lingkungan rumahnya

kotor ya dibuang kemari. Dulu bangunan ini sebelum di bangun banyak kali

tumpukan sampah.

P: Bagaimana proses terbentuknya program bank sampah tersebut?

I: Sebenarnya awal mula kubentuk bank sampah ini karena sampah di Sicanang

ini terlalu banyak, apalagi sampah-sampah rumah tangga itu. Belum lagi sampah

yang di bawa sama air pasang. Dulunya jorok kali disini,sampai banyak keluhan

orang sakit muntah mencret tapi alhamdulillah udah mulai bersihlah sekarang.

Belum lagi pengangkutan sampah dari dinas kebersihan cuma datang seminggu

sekali, kani banyak sampah yang dikumpulkan jadi hanyut dibawa air pasang jadi

beserak lagi dia. dulu kami waktu membentuk 30 kelompok itu banyak kami

lakukan sosialisasi, dari segi kebersihan, kesehatan sampek program-program

yang bisa buat mreka untunglah pokoknya. Dulu semua kumasukin, mulai dari

pengajian, acara Kelurahan, sampe acara-acara pesta juga dulu aku sosialisasi

disitu. Makanya orang sini udah pada tau soal bank sampah ini. sekitar enam

bulan dulu aku membentuk masing-masing unit bank sampah ini. Itupun dulu

yang ikut masih sikit. Semenjak banyak keuntungan yang di tengok orang, lama

kelamaan semakin banyak yang mau bentuk unit baru. kebanyakan yang ikut di

sini ibu-ibu sama anak-anak muda dek, kalau bapak-bapaknya ya biasanya pada

pigi kerja. Ada yang nelayan, buruh kapal, banyak juga yang buruh di KIM itu.

Makanya rata-rata ibu-ibu yang aktif. Kalau urusan daftar ya tinggal dateng aja ke

ketua unitnya bawa KTP, ntar selanjutnya kita kasi buku tabungan seperti ini

(sambil menunjukkan buku tabungan). Biasanya orang sini ngambil uangnya 3

bulan sekali biar terkumpul banyak dulu dia. Trus tiap tahun kami ngasi reward

kok ke nasabah-nasabah sesuai partisipasinya. Biasanya mau lebaran itu. Itu

semua dari hasil keuntungan penjualan barang ke pabriklah. Kalau untungnya

(13)

P: panjang juga ceritanya ya bu. Trus bu, Bagaimana tanggapan ibu mengenai

kehadiran bank sampah bu?

I: kalau dimaknai sebenarnya sampah itu berguna kali loh, cuma masyarakat sama

pemerintah kita aja yang belum banyak bertindak, kalau di Jepang itu ya, sampah

itu udah jadi komoditi disana. Di jadikan macam-macamlah tapi ya itupun harus

di pilah-pilahlah sampah itu, kalau gak ya ribet juga.

P: Bagaimana tanggapan anda tentang kesadaran lingkungan secara nilai

kerohanian?

I: kalau secara agamaku ya dek, di islam kami diajarkan kebersihan itu sebagian

dari iman. Ya walaupun aku bukan muslim yang taat ya inilah tanggapanku kalau

soal nilai rohani.

P: kalau tentang kebersihan lingkungan berdasarkan nilai vital (kegunaan)?

I: menurutku sampah itu sebuah peluang sebenarnya ya dek, ya kayak itu tadi

pemerintah kita harusnya bisa meniru orang jepang. Dijadikan sampah ini jadi

komoditi sama mreka. Kan lumayan menghasilkan. Ini enggak, persoalan

lingkungan macem di abaikan aja ku tengok

P: Bagaimana tanggapan anda tentang kebersihan lingkungan berdasarkan nilai

material?

I: nilai material ini ya jelas kalilah dek.. sampah-sampah yang udah di pilah inikan

bisa di manfaatkan atau bisa dijual. Kayak ibu-ibu rumah tangga kan senang kali

itu kalau dapat duit. Walau sikitkan lumayan bantu. Apalagi pas anak mau masuk

sekolah. Kan butuh banyak duit itu.

P: Dari ketiga nilai di atas, faktor apa yang paling mempengaruhi anda dalam

menjaga kebersihan lingkungan?

I: kalau aku ya, apalagi setelah kulihat orang disini nilai material yang paling

utama. Kalo gak karna duit mana mau orang ikut milah sampah gini. Kan

(14)

I: kalau aku pribadi masihlah dek. Karena udah kurasakan sendiri dampak sampah

ini. Gak enak kali kurasa.

P: Di dalam sebuah organisasi atau lembaga tentunya terdapat pembagian kerja

sesuai dengan kedudukan masing-masing anggota. Pada proses perekrutan

pengelola bank sampah, adakah persyaratan tertentu untuk mengisi jabatan

masing-masing anggota?

I: bagiku dek, latarbelakang cemanapun dia, apapun pendidikannya gak

berpengaruh samaku untuk menjalankan bank sampah ini. Intinya satu, yang

penting mau. Udah itu aja. justru kalau kulihat makin dia berpendidikan tinggi

justru makin gengsi untuk ikut program ini

P: Apakah jenjang pendidikan dan skill anda mempengaruhi posisi jabatan

tertentu ataupun kinerja daripada kelompok anda?

I: enggaklah. Yang penting siapa mau kerja aja.

P: Menurut anda bagaimana penerapan program bank sampah dalam hal

penyadaran kebersihan lingkungan pada masyarakat?

I: disini kami memberdayakan masyarkat dek. Supaya paham soal sampah ini.

Biar bisa mandiri semuanya nantinya..

P: Menurut anda apa kendala yang sedang dihadapi pihak bank sampah dalam

mengajak masyarakat berpartisipasi menjadi nasabah ataupun pengelola?

I: Kendalanya itulah, kurang sarana dan prasarana dari pemerintah. Kadang

kurang dana pun kami jadi gak begaji anggota itu. Trus maunya pemerintah kita

ini bisa mengendalikan harga pasaran loak. Kayak singapore kan itu. Jadi gak

terkendala kita sama harga-harga barang ini.

P: begitu ya bu, kalau gitu bu selanjutnya bisa sekalian ini kuesioner mengenai

pola kesadaran ini?

(15)

P: makasih atas waktunya ya bu. Kayaknya nanti kami bakal sering2 main kemari

ya

I: datang ajalah dek.. pintu kami terbuka bagi orang yang mau belajar (sambil

tertawa)

Informan II

Nama Informan : Mariaty Pohan

Umur : 38 tahun

P: Selamat sore bu, saya ridho dari USU. Saya mau wawancara mengenai Bank Sampah.

I: oh, iya boleh pak. sebentar ya pak. (Wawancara sempat terhenti sebentar akibat adanya gangguan monyet yang datang di Kawasan Ekowisata Mangrove). Saya memang ketua unit bank sampah pak. kan kami terpecah-pecah. Kebetulan yang di sekitar sini saya ketua unitnya.

P: oh begitu ya bu. Pas kalilah bu saya mau wawancara untuk skripsi saya bu, biar cepat tamat (Sambil tertawa). Saya izin merekam ya bu, biar nanti gampang pas saya ngetiknya.

I: iya pak gak apa-apa.

P: nah yang pertama bu mengenai data profil ibu dulu, nama lengkap ibu siapa?

I: nama saya Mariaty Pohan pak.

P: oh, ternyata orang batak ya bu.

I: iya pak, Cuma lantaran udah lama tinggal sama orang jawa jadi terikut juga jadi gak terlalu nampak bataknya pak.

P: kalau usia ibu berapa bu?

I: usia saya 38 tahun pak, Cuma di KTP ditulis tahun 76, jadi sekitar 40 tahun kalau menurut KTP

P: alamatnya ini di lingkungan berapa bu?

I: ini di Lingkungan 11 pak, tapi bloknya termasuk blok 15 pak.

(16)

I: pendapatan dari bank sampah kira-kira Rp.200.000 perbulan pak

P: kalau pendapatan keseluruhan gimana buk? Maksudnya pendapatan dari hasil jualan ibu disini gitu..

I: ya kalau keseluruhan ya maulah 2 juta.

P; pengeluarannya kira-kira berapa bu?

I: kalau cerita pengeluaran yaa lebih banyaklah pak, kadang tak terhitung itu (Sambil tertawa)

P: iya ya bu. Jadi ibu di Sicanang ini udah berapa lamalah bu?

I: dari tahun 90, sekitar 26 tahunanlah

P: jadi menurut ibu, dulu sebelum adanya bank sampah ini gimanalah kondisi lingkungan di Sicanang ini?

I: parah, disana-sini gundukan sampah itu berserakan gak peduli masyarakat sama kebersihan lingkungan ini. Kalau sekarangkan udah tau kita sampah itu bisa di gunakan.

P: emg dulu gak ada program pemerintah untuk menanggulangi sampah ini bu?

I: Dulu ada pengangkutan sampah seminggu sekali di jalan-jalan besar sana. Kami sempat dulu buat program pengangkutan ke lorong-lorong kecil trus di kutip 10.000 sekali ambil. Cuma gak berjalan lama karena orang itu ngerasa kemahalan untuk buang sampah aja. itu sekitar 2013 lalu gitu.

P: gitu ya bu. Jadi menurut ibu asal terbentuknya bank sampah ini gimanalah bu?

I: dulu ya karena di bentuk buk Armalah pak. kan karena banyak kali gundukan-gundukan sampah di sini makanya mungkin di bentuk.

P: jadi ibu kok bisa jadi di pilih sebagai ketua?

I: dulukan suami saya termasuk orang yang aktif di ormas-ormas, jadi termasuk yang di pandang orang sinilah. Jadi pas ada musyawarah pembentukan kelompok unit, saya dipilih warga sekitar rumah untuk jadi ketua unitnya. Dulu kami pas udah di bentuk langsung di buatkan tempatnya, dikasikanlah alat-alat untuk kerjanya kayak timbangan, keranjang sampah, trus diajarin gitulah buat pupuk atau buat kerajinan. Apalagikan semenjak ada bank sampah ini masyarakat udah tau kalau sampah itu bernilai ekonomi. Makanya banyak masyarakat terutama ibu-ibu jadi ikut nyetor sampah. Kan lumayan.

(17)

I: dari kecilkan awak dulu suka buat bunga-bunga itu. Kebetulan ini dari bahan sampah. Ya makanya awak pikir buat nama sampah jadi indah aja. truskan memang unit kami lebih sering buat kerajinan-kerajinan gitu. Apalagi dulu waktu ada pertemuan bank sampah, hasil kerajinan olahan kami ternyata bisa di jual. Makanya makin semangat. Pak, kebetulan saya mau ada kegiatan ini. Gimana ya pak

P: oh iya bu gapapa. Kita lanjut lain waktu aja ya bu. terima kasih atas waktunya ya bu.

I: iya sama-sama pak..

Informan III

Nama : Nurul

Umur : 25 Tahun

Kelompok Bank Sampah : Lotus

P : Selamat Siang kak. Dengan kak Nurul?

I : Iya, silakan masuk bang. Ada apa itu bang?

P : Saya Ridho mahasiswa USU kak. Ada mau meneliti tentang Bank

Sampah. Bu Arma menyarankan saya untuk menjadikan kakak salah satu

kelompok yang dapat memberi info seputar penelitian saya ini kak.

Apakah boleh kak?

I : Oh iya boleh aja bang. Selagi bisa dijawab pasti dibantu hehehe (sambil

tersenyum malu-malu)

P : Kak, gimana menurut kakak kehadiran Bank Sampah disini kak? Apa

kakak merasa ada manfaatnya?

I : Wah, kalau dibilang manfaat ada kalilah bang. Bukan bilang apa ya,

kalau gak ada Bank Sampah itu disini, mungkin entah udah kayakmana

(18)

yang nganggap gak ada guna Bank Sampah disini, padahal bukan bilang

apa ya bang banyak kali untungnya ada Bank Sampah ini. Contohnya jadi

banyak masuk orang-orang pedatang kayak kawan-kawan bu Arma. Kan

lumayan kali itu bang. Jadi banyak jualan orang itu laku. Setiap datang

tamu minimal pesan makan pesan minum itu bang. Makanya kalau

dibilang gak ada manfaat bank Sampah ini itu salah kali rasaku ya bang.

Lumayan lagi dapat uang dari sampah bang. Lumayan jadi uang-uang

tambahan. Apalagi hanya sampah loh yang kita anggap selama ini gak

berguna ternyata bisa menghasilkan uang kan luamayan kali bang.

P : Iya ya kak, kakak sendiri kalau minsalnya bank sampah ini gak

menghasilkan uang lagi, apakah kakak tetap mau ngumpulin sampah dan

menjaga kebersihan?

I : Ya tetap aja bang, karena kan bersih kembali lagi untuk diri kita sendiri

bang. Kalau bersih lingkungan kan enak dipandang terus kesehatan juga

minimal terjaga bang.

P : Gitu ya kak, terus gimana keaktifan kelompok kakak dalam program

Bank Sampah ini kak?

I : Kalau kelompok kami termasuk yang aktif juga bang. Tiap bulan

penghasilan lumayanlah dari Bank Sampah ini karena banyak anggotanya

aktif (menunjukkan buku bulanan bank sampah) terusk kami yang

aktif-aktif gitu kan dapat penghargaan juga bang. Itulah enaknya Bank Sampah

ini. jadi kayak sekolah juga ngajarkan gimana kita berlomba-lomba

melakukan hal yang positif.

P : Iya ya kak. Duh makasih banyak buat infonya ya kak. Saya mau coba ke

beberapa masyarakat lagi untuk wawancara ya kak. Makasih ya kak.

I : Iya bang, sama-sama kalau ada yang mau ditanya datang aja lagi kemari

bang.

(19)

Informan IV

Nama : Lidia

Usia : 25 Tahun

Kelompok Bank Sampah : Sampah Jadi Indah

P: Kak Lid, lagi sibuk? Ngobrol bentar boleh?

I: Iya boleh bang, mengenai apa ini bang?

P: Gini kak, kan kulihat sekeliling tempat kakak ini bersih, jadi mau tau apa yang

membuat kakak dengan semangat membuat suasana bersih kayak gini?

I: Oh kalau ini memang suka aja lihat suasana bersih bang cuma faktor yang

paling mendominan kenapa bisa bersih gini ya karena kehadiran Bank

Sampah bank. Dulu sebenarnya lingkungan ini juga gak sebersih ini bang.

Kehadiran bank sampah udah membawa pengaruhlah bang untuk daerah

sini.

P: Iya ya kak, tapi dengar dengar keuntungan Bank Sampah gak seberapa kak?

I: Memang kalau cerita untung gak seberapa bang, namanya kan sistem tabung ya.

Tapi aklau dipikir-pikir udah lumayan jugalah bang bisa nambah modal

sikit-sikit buat jualan kayak aku ini kan bang. Terus itulah untungnya bang

ada bank sampah ini, ini bukan hanya hanya sekedar ngumpilin sampah

aja terus dibuat di Bank Sampah, tapi kami dilatih juga buat-buat sampah

itu jadi barang-barang yang ada harganya gitu. Kayak buat tas, buat kotak

pensil masih banyak lagi, terus, itu dujual bang, kayak pas ada bazar

tas-tas itu bisa ditawar sampai 300-an bang.

P: Iya memang ya kak ada dampaknya ya kak. Tapi kalaulah minsalnya bank

sampah ini gak ngasih keuntungan dalam bentuk materi gitu kak. Apa

kakak tetap mau ngumpulin sampah dan jaga kebersihan lingkungan ini

(20)

I: Ya kalaupun gitu ya tetap dikumpul bang cuma ya mungkin gak sesemangat

inilah bang. Wajar namanya manusia masih cerita soal untung rugi yakan

bang hehehe.

P: Begitu ya kak, makasih banyak buat infonya ya kak.

Informan V

Nama Informan : Rusmiono

Usia : 45 Tahun

P: Selamat Siang Pak. Bapak lagi sibukkah Pak?

I: Ya beginilah Pak dibilang sibuk juga enggak dibilang enggak ya begini yang

dipegangin. Kenapa itu Pak?

P: Selalu semangat Bapak ngerjain ini ya pak. (sambil memotongin bambu).

I: Iya ini Pak.

P: Pak, saya mau wawancara mengenai Bank Sampah. Boleh ya Pak?

I: Oh iya silakan Pak.

P: Pak, gimana menurut Bapak kehadiran Bank Sampah di tempat ini Pak?

I: Gimana ya Pak bilangnya, kalau saya sih biasa aja dengan kehadiran Bank

Sampah. Tidak terlalu semangat juga, soalnya bukan bilang apa ya. Rasa

saya program itu jalan kuran jalan juga kayaknya waktu saya gak cukup

ngurus atau terlibat dalam itu juga pak. Soalnya fokus saya memang di

mangrove ini Pak.

P: Jadi, Bapak rasa gak ada guna Bank Sampah disini Pak?

I: Kalau aku karena memang dari kecil udah tinggal di Canang ini. Dulu ku

(21)

mengurus kampung kita ini pak. Kan gak enak jorok-jorok gini. Banyak

dampak negatif yang kita terima. Kadang kalau orang sini ku tengok

buang sampah sembarangan ya kita tegur jugalah Pak. Apalagi kita tinggal

didaerah wisata gini. Jadi memang udah hukum alamnya jaga kebersihan

lingkungan Pak. Jadi gak musti ada Bank Sampah.

P: Tapi kan gak semua orang punya pemikiran seperti apa. Gimana bapak rasa

dengan kondisi yang banyak masyarakat yang acuh gak acuh sama

kebersihan lingkungan?

I: Kalau dibilang ya Pak sedih sebenarnya lihat kondisi di Canang ini Pak.

Sampah dimana-mana, seringnya anak-anak disini sakit gak jelas gitu Pak.

Saya rasa sih karena sampah dan lingkungan yang kotor pak. Liat

anak-anak sering mandi di sungai, sampah di sungai itu dulu banyak kali pak.

Mungkin entah apa-apa terminum, tertelan kan Pak. Tapi cemanalah Pak

dari dulu saya juga binggung ngatasinya harus gimana, saya gak punya

latar belakang pendidikan yang ngarah kesitu pak. Binggung saya

ngolahnya gimana Pak. Pemerintah kita kurang perhatian kalau soal

sampah gini Pak. Taunya orang itukan duit ajanya.”

P: Begitu ya Pak. Jadi bapak tanpa Bank Sampah pun tetap menjaga kebersihan

lingkungan walaupun tidak ada manfaat materinya Pak?

I: Lingkungan ini udah kayak hidupkulah Pak. Memang aku dari dulu terbeban

kali lihat Canang ini. Prihatin aku liat lingkungan orang ini Pak. Karena

kan orang ini daerah pesisir sampah itu jadi makanan orang inilah daerah

pesisir sampah itu diantarlah sampah itu semua kesini kan..Terus kan gak

bisa orang ini ngatasi gimana. Makanya kupikir cocoklah buat merespon

positif artinya mereka udah lama pengen ada solusi berubah. Sebenarnya

kan Pak, kalau cerita sampah ini harus adanya rasa cinta lingkungan yang

tulus dari dalam hati supaya betul-betul terlaksana bagus program bank

sampah ini. Kalau Cuma ngarep duit aja sama aja bohong itu Pak.

(22)

Informan VI

Nama : Wati

Umur : 48 Tahun

P : Selamat Siang, Bu.. Maaf menganggu sebentar..kenalin Bu saya Ridho dari USU Bu..Mau wawancara sama Ibu boleh?

I : Oh iya, duduk sini dek. Mau wawancara mengenai apa?

P : Gini Bu, saya mau nanya-nanya mengenai Bank Sampah depan rumah ibu ini. Apa ibu ikut terlibat dalam kelompok Bank Sampah? Ceritanya nama Ibu siapa Bu?

I : Oh, Bank Sampah dek. Dulu ikut dek awal-awalnya sekarang udah enggak. Nama Ibu Wati dek.

P : Kenapa gak ikut lagi dalam kelompok Bank Sampah Bu?

I : Cemanalah dek, malas Ibu lihatnya. Harganya rendah kali dijual kesitu. Lihatlah dek harga papan telur itu cuma 50 perak entah per apa gitu. Tengoklah dek awak beli kotak telur itu aja hampir 200perak 1 biji. Pokoknya ngambil sepapan telur harga kotaknya 200 sebiji. Terakhir banyak udah setinggi ini adalah 10kg lebih itu kan ya Sar (sambil memegang bahu teman disebelahnya)

P : Berapalah itu Bu?

I : 10 kg harga 1 kgnya Cuma 50 perak, kali 10kg Cuma 500 perak.

P : Di parapat kotak telur mahallah Bu. Orang itu kalau rumah makan untuk ngusir lalat Bu. Kami rumah makan pake itu juga.

I : Iya itulah...(diam sesaat karena ada pengunjung datang membeli dagangan Informan)

P : Jadi gitu ya Bu, jadi gimana Ibu gak aktif lagi gitu gimana cara ngundurnya Bu?

I : Yaa gak ada mundur gitu, paling yah gak aktif lagi. Tapi nama kami ya masih adalah disitu dek..lagian udah gak aktif kali laginya Bank Sampah itu dek..

(23)

I : Aduh, gak pernah awak ikut dek. Adapun acara-acara kek gitu untuk orang-orang dekat si Arma itu aja. Pilih-pilih kasih juga dek. Makanya malas juga ikut program-programnya gitu..

P : Oh iya gitu ya Bu? Masa gitu Bu?

I : Iya dek, Bank Sampah itu angin-anginan juga dek. Tengoklah nanti kalau udah mau datang pemerintah diajaklah kami bersihkan ini rame-rame, tapi kalau ada sembako atau sumbangan dari mana-mana, mana pernah kami dapat apa-apa dek.

P : Loh jadi bersih-bersih gitu banyak juga yang mau datang Bu? Dapat apalah bersih-bersih gitu Bu?

I : Yaa gak ada dek paling ya dikasih makan siang, gitu aja. Makanya gak palah gunanya ada bank sampah itu disini dek. Dulu pernah kami diajak kelolah pupuk kan, awak ikutlah kan tapi setiap hari kuranjangkan batang-batang sayur ini tapi gak hancur-hancur sampai bauk terakhir ku buanglah..

P : Ibu dulu kelompok siapa? Berarti kurang pengajaran untuk pengelolahannya gitu ya Bu?

I : ada itu kelompok si Nila tapi ya gak aktif juga. Udah awak bilang masyarakat disini panas-panas taik ayam. Lagi baru heboh semua, lama-lama nanti habis juga sendiri. Gitu-gitu aja dek..

P : Jadi Bu, Ibu sendiri suka bersih gak Bu?

I : Kalau suka ya suka aja dek. Cuma ya cemana kan bilangnya. Namanya sampah cemanalah cara ngatasinya kan? Gak guna juga gitu kali dek.

P : Tapi kan disini banyak Bu dibawa air laut?

I : Iya memang terbawa air pasang cuma paling surut airnya ya terbawa lagi sendiri. Tenang aja (sambil ketawa)...hahahahahaha

P : Hahaha jadi ibu kalau ngelolah sampah Ibu gimana?

I : Yaa tumpuk aja situ dek, nanti lewat dua minggu sekali kan mobil sampah barulah diserahkan. Cuma memang kadang kalau udah kelamaan lewat jadi bau juga rumah dek. Cuma ya cemana memang udah gitu kan hidup ini. memang gak lepas dari sampah kan yaa.

(24)

I : Kalau soal sakit ya pasti pernahlah kan yaa, cuma sakit kan udah seizin yang kuasa dek. Gak palah karna sampah. Orang gilak jorok aja pun gaknya juga sakit. Jadi gak palah ngaruh sih dek menurut awak.

P : Gitu pula ya Bu. Bu, makasih banyak ya Bu buat waktunya.

I : Iya dek kalau mau tau lebih jelas lagi boleh tanya itu si Sarah.. Dia juga anggota dulu.

P: Oh iya ya Bu. Makasih banyaki yaa Bu..Bisalah sering-sering kesini yaa. Enak masakan Ibu..

I : Ih bisa ajalah, iyalah seringlah datang kesini yaa. Tanya aja semua taunya tentang Bank Sampah itu dek.

P : Iya bu makasih ya Bu. (Langsung melanjutkan wawancara ke informan selanjutnya).

Informan VII

Nama : Sarah

Umur : 38 Tahun

P: Bu, iya ya Ibu anggota Bank Sampah? Siapa namanya Bu?

I: Iya, nama saya Sarah.

P: Gimana bu dengan program Bank Sampah yang Ibu rasakan?

I: Sama saya gak terlalu ngefek yaa. Soalnya Bank Sampah ini agak gak jelas juga gimana. Pilih-pilih kasih gitu. Kayak itu kan ada klinik Bank Sampah bayar pakai sampah itu kan? Itu ya Cuma sekali sebulan itupun ya udah ada kuponnya gitu, Cuma untuk orang-orang dekat sama keluarga orang itu aja. Kayak orang-orang kayak kami ini manalah dianggap.

P: Masa iya gitu Bu? Ibu dulu kelompok mana Bu?

I: Kelompok Srikandi, paling pengurus-pengurusnya itunya yang lumayan

rasanya. Kalau aku gak terasa apa-apa sama Bank Sampah ini. orang itu kan baru sebentar jadi sekretaris udah mewah aja hidupnya.

P: Jadi ibu udah keluar ini Bu?

I: Kalau di bilang keluar enggaklah cuma ya gak aktif lagi gitu.

(25)

I: Bulan 12 tahun 2015 itu buka Bank Sampah, semua didaftarin waktu itu.. semua ikut itu.. tapi udah itu ya udah.

P: Jadi apa untungnya waktu itu Bu?

I: Kalau di bilang untung ya gak adalah..udah dibilang disuruh kumpulin kami kumpulin udah gitu dijual ya gak laku. Banyak yang ditolak itu sampahnya dek. Tapi gitu Menteri datang gak diundanglah kami. Tapi kalau soal bersih-beresih kamilah disuruh. Banyak ini bantuan untuk Bank Sampah ini, dari orang-orang Jepang itu. Tapi ya gitu kalau udah datang orang itu, ya kami gak jadi apa-apalah dek. Pelengkap-pelengkap aja.

P: Iya ya. Jadi gak gitu dilibatkanlah masyarakat setempat ya Bu?Ibu udah laam tinggal disini? Menurut Ibu gimanalah perkembangan Canang yang dulu sama yang sekarang Bu?

I: Yaa sama aja..kayak gitu ajalah sampahnya. Paling ini nanti kalau menteri masuk barulah dikorek semua sampahnya, bersih semua ini nanti. Besok datang menteri bersih semua ini. gitulah modelnya..

P : Iya ya Bu inilah saya menampung semua pendapat masyarakat terhadap Bank Sampah ini. Mau lihat beda ada gak adanya Bank Sampah ini.

I: Sama aja itu, gitu-gitu aja.. dulu awalnya semua jenis sampah laku.. ini laku..itu laku semua bisa tapi sekarang apa yang laku? Gak pernah bisa dijual kesitu. Palak lewat motor sampah langsung kasih ajalah. Buang sampah gitu ajalah jadinya. Katanya dulu apa rinso itu laku buat bikin tas. Awak kumpulinlah kan pas dijual dibilang gak lakulah inilah banyak alasan. Dulu itu sampe sampah softex pun laku katanya, gitu dijual gak laku yaudalah ku buang aja terus.

P: hmm...gitu ya bu. Buat Ibu sendiri bersih itu apa?

I: Bersih apa ya? Ya gak kotorlah dek (sambil tersenyum)

P: Ibu suka bersih gak? Gimana kalau ibu lihat sekeliling ibu kotor?

I: Yaa suka aja sih, Cuma memang kalau lihat sekeliling kotor juga biasa aja soalnya malas juga ngutipin sampah gitu. Kayak mulung. Jadi pemulung smua masyarakat canang ini gara-gara bank sampah ini dek.

P: Masa gitu Bu? Cuma kan jadi bagus buat suasana jadi terlihat lebih bersih dan indah kan Bu?

(26)

P: Tapi niat awalnya karna mau ngurangi sampah hasil pasang itu bu? Jadi BLH mau bersihkan itu niatnya Bu.

I: Gak ada itu dari dulu gini ajanya gak jorok-jorok kali juga orang hutannya ini dulu juga. Sampah pasang itu datang ya pergi lagi. Kita suruh aja sampahnya pergi, pergi sendiri. Paling nyangkut-nyangkut sikitlah sini dek. Ini karena jalan gini aja makanya udah susah sampah nyangkut. Kan udah makin bagus jalan ini ya udah kuranglah sampah.

P: Dulu gimana awalnya mereka ngajak ibu ikut Bank Sampah?

I: Ya gitulah dulu katanya awalnya banyak orang Jepang mau ngasih bantuan, jadi ajaklah semua kan. Ayo lumayan ikut aja yok. Masuk kelompok aku sebagai penimbang tapi ya gitu apa yang mau ditimbang, gitu aku masuk sampai kapanpun gak ada timbangannya dikasih. Katanya mau dikasih timbangan, tapi nyatanya gak ada.

P: Oh gitu pula yaa..tapi awak tanya beberapa katanya mereka lumayan kali dapat dari Bank Sampah ini Bu. Menurut Ibu gimana Bu? Berapa ibu dapat Bu?

I: Ih,, gak ada (dengan wajah sinis)..Kami kalau mau jual sampah ya paling ke botot lebih jelas. Kalau ke bank sampah itu kan sistemnya nabung minjem pake sampah jadi kan itungannya sama aja uang kami juga yang kami minjem.

P: Oh udah ada sistem pinjem gitu?

I: Iya gitu dulu awalnya tapi ada perjanjian yang boleh minjem hanya yang punya usaha aja, tapi nyatanya apa? Yang gak ada usaha pun dipinjemin asal dekat sama orang itu.

P: Iya ya Bu emang beda-bedalah pendapat orang ya Bu. Makasih banyak ya Bu buat waktunya. Inilah nanti mau awak deskripsikan ya Bu smua pendapat masyarakat.

Informan VIII

Nama : Maria

Umur : 40 Tahun

Kelompok Bank Sampah : SENARI

(27)

I: Iya dek. Dengan siapa ini?

P: Saya Ridho Bu. Mahasiswa Sosiologi Usu yang mau melakukan penelitian mengenai Bank Sampah Bu. Bu Ester ngarahkan saya ke Ibu untuk wawancara Bu. Boleh Bu?

I: Oh iya boleh Bu, dek. Kenapa itu dek?

P: Ibu udah lama masuk anggota Bank Sampah Bu?

I: Udah lumayanlah dek. Mulai dari awal pembentukkan kelompok dek.

P: Bagaimana pandangan Ibu tentang Bank Sampah Bu?

I: Kalau saya mandang Bank Sampah ini bagus ya dek. Karna dengan adanya program itu jadi makin terarah pembuangan sampah jelas. Apalagi sampah itu berdampak kali dulu disini, sering banjir. Nah dengan adanya bank sampah ini udah agak berkura nglah. Apalagi sampah itu bisa jadi uang, kan makin semangat orang ngumupulin sampah. Sampe anak-anak pun jadi ikut ngutipin sampah. Bagus juga kan dek.

P: Wah, iya ya Bu. Lumayan penghasilan dari Bank Sampah ini bu?

I: Kalau dibilang dalam jumlah uang gak seberapa kali sih dek, Cuma ya

lumayanlah sikit-sikit nambah uang dapur daripada gak ada sama sekali.

P: Bu, kalau minsalnya bank sampah ini gak dapat uang, ibu masih mau jaga kebersihan?

I: Cemana ya dek bilangnya, kalau gak ada uangnya mungkin kuranglah semangat kan ngutip-ngutip sampah gini, tapi ya tetap jaga kebersihanlah dek. Minimal tempat rumah sendiri. Gitu sih dek.

P: Selain itu apa aja manfaat adanya Bank Sampah ini Bu?

I: Ya paling dengan adanya bank sampah ini, kami jadi tambah kawan dek. Ada kegiatan kumpul-kumpul gitu, daripada dirumah gak ada kerjaan kan. Ini kan lumayan setiap ada acara ngumpul jadi nambah keluarga dalam kelompok gitu. Soalnya kan lumayan banyak kegiatan kami disini dek. Terus semenjak ada bank sampah ini kami jadi diajak-ajak ikut seminar gitu juga dek di hotel-hotel gitu, lumayan kali lah dek. Yang belum pernah ketempat-tempat gitu jadi bisa dek. Selain itu kami juga ketemu orang-orang penting gitu dek nambah relasi juga. Kalau gak ada bank sampah ini mungkin gak akan bisa gitu yakan dek.

(28)

I: kayak yang ku bilang tadi dek, yang paling nyata memang ya lingkungan ini jadi bersih dek, berkuranglah jelas sampah itu dek. Dulu kesehatan pun kan banyak terganggu karena joroknya ini dek. Liat anak-anak main disini kan kyk anak alam aja. Kesana-kesini, makanya perlu dijaga

kebersihannya dan sekarang mulai terasalah manfaatnya berkurang yang sakitan dek.

P: Iya ya Bu. Kan Bank sampah ada program ngolah sampah jadi barang-barang yang bisa dijual bu? Apa ibu ikut terlibat di dalamnya?

I: Oh iya dek ikut, kami ngelolah sampah-sampah memang biar jadi tas, tempat pencil, tempat kado dan sebagainya dan itulah dek gak nyangka aku bisa sampah jadi kayak gitu. Bagus juga yakan jadi ada nilai jualnya. Kalau ada seminar atau pertemuan bank sampah di bazarkan juga itu loh dek. Laku banyak juga. Lumayan kalilah memang.

P: Gitu ya bu. Makasih banyak buat infonya ya Bu. Nanti kalau datang buat tanya-tanya lagi boleh ya Bu?

I: Oh iya jelas boleh dek. Mau lanjut wawancara lagi ya?

P: Iya ini mau jumpai yang lainnya dulu ya Bu. Makasih banyak ya Bu.

Informan IX

Nama Informan : Markus

Umur : 30 Tahun

P: Bang Markus, lagi sibuk? Mau nanya-nanya sikit boleh ya bang?

I: Iya bang apa itu Bang?

P: Bang, bagaimana sekarang perkembangan bank sampah ini?

I: Ginilah Bang, udah makin banyak yang dikerjakan.

P: Abang tinggal dimananya?

I: Kebetulan aku tinggal di dekat bank sampah itu bang. Jadi aku taulah

perkembangannya cemana

(29)

I: malaslah bang, ngapain ikut-ikut kayak gitu, kalok pun ikut duitnya sikit kali

bang. Gak sepadan sama capek ngutip sampah itu. Mending aku ngojek

bang

P: Oh iya bang? Kok gitu?

I: Males aku nengok orang itu bang. Giliran lagi susah kayak kemarin mau datang

menteri minta bantuan kami orang itu supaya bersihkan semua sampah. Pas ada

bantuan dari luar orang itu makan sendiri aja itu bang.

P: Jadi kalau menurut abang kenapalah orang-orang disini banyak yang

ikut ke bank sampah itu?

I: ibu-ibu disini bang kalau bukan karna duit gak akan mau itu ikut ke

bank sampah bang. Mending dia tidur dari pada capek-capek kerja gak

jelas gitu. Lagian duitnya sikit kali itu bang.

P: Emang gak bagus ya kehadiran bank sampah ini bang?

I: sampah ini gak gitu pengaruhnya sama Canang ini dari dulu bang, dari

dulu gini-gini ajanya sampahnya. Dulu aku disuruh ikut bang,

Cuma malulah aku Kalau cerita pengalaman buruk soal sampah

kurasa gak ada bang

P: Abang rasa ada gak pihak-pihak yang bertentangan dengan bank sampah ini?

I: adalah bang. Banyak pun. Dulu kan pernah bermasalah bank sampah ini karna

bau kali. Sempat mau kami demo ini bang. Cuma jadi perjanjian damai

trus orang bank sampah buat perjanjian sama masyarakat supaya gak

menyusahkan kayak dulu lagi.

P: gitu ya bang. makasih banyak buat infonya ya bang.

(30)

Informan X

P : Bu, kemarin kan di rekomendasikan bu arma untuk wawancara ibu

tentang bank sampah?

I : Iya terus kenapa dek? Untuk apa itu

P : Gini Bu, mau nanya-nanya untuk keperluan skripsi. Ya soal bank

sampah inilah bu

I : iya boleh aja. kebetulan saya senang kalau ada yang wawancara gini.

Silakan aja . namamu siapa?

P : nama saya ridho bu.

I : okelah dho. Apa pertanyaannya?

P : gimana pendapat ibu tentang sampah di Sicanang ini bu?

I : kalau masyarakat bisa paham, sebenarnya sampah ini sebuah peluang

dho. Banyak yang bisa dilakukan dari sampah ini. Selain dijualkan bisa

diolah, contoh sampah organik kan bisa jadi pupuk. Trus sampah

anorganik yang gak terjual bisa di pakai. Sebenarnya ada alat daur

ulangnya. Tapi masih di luar negeri tu di pakai. Kita di Indonesia masih

kurang sadar tentang pengelolaan sampah

P : kalau pembentukan kelompoknya dulu cemana bu?

I :kalau pembentukan kelompok dulu kami berdasarkan hasil

musyawarahnya dho. Ada 5 orang pengurus wajib itu dulu kata si Arma.

Keuntungannya ya kami pengurus ini bisa dapat 20-30% dari total

penjualan sampah perbulan dho

P : Cuma itu aja untungnya bu? Kan lumayan sedikit itu

I : kelompok kamilah dho termasuk yang paling banyak anggotanya

sampai sekarang..kalau gak salah waktu akhir Desember kemarin datang

(31)

orang itu kelompok kami yang menang, jadi Ibu dikasih kesempatan

kalau mau ambil kuliah lagi..itupun gunanya biar makin mantap

membimbing masyarakat disini.. kan bisa saling nopang nanti, jadi

gantian gitu. Iya dho. Kami memang ada kayak perlombaan antara

kelompok-kelompok ini, dululah kami pernah menang sekali menang

dapat uang sama piala untuk kelompok kami dari BLH, kalau gak salah

kami dapat 2jt-an kami. Uang itu kami bagilah sama yang aktif-aktif di

kelompok kami, karena gak semua itu aktif-aktif.

P : Gitu ya Bu. Kalau gitu makasih banyak ya Bu buat waktunya.

I : Sama-sama dek.

Informan XI

Nama Informan : Esteria Napitupulu

Umur : 43 Tahun

P: Selamat Siang Bu. Benar ini dengan Bu Maria?

I: Iya dek. Dengan siapa ini?

P: Saya Ridho Bu. Mahasiswa Sosiologi Usu yang mau melakukan penelitian mengenai Bank Sampah Bu. Bu Ester ngarahkan saya ke Ibu untuk wawancara Bu. Boleh Bu?

I: Oh iya boleh Bu, dek. Kenapa itu dek?

P: Ibu udah lama masuk anggota Bank Sampah Bu?

I: Udah lumayanlah dek. Mulai dari awal pembentukkan kelompok dek.

P: Bagaimana pandangan Ibu tentang Bank Sampah Bu?

(32)

P: Wah, iya ya Bu. Lumayan penghasilan dari Bank Sampah ini bu?

I: Kalau dibilang dalam jumlah uang gak seberapa kali sih dek, Cuma ya

lumayanlah sikit-sikit nambah uang dapur daripada gak ada sama sekali.

P: Bu, kalau minsalnya bank sampah ini gak dapat uang, ibu masih mau jaga kebersihan?

I: Jujur aja ya dek, kalau aku ya, kalau gak ada uangnya malas aku ngerjain kaya

gini. Ini kan itung-itung kaya pemulung ngambilin sampah, Cuma kan

kalau gini lumayan untuk nambah-nambah uang di rumah.

P: dulu ada program dari pemerintah untuk sampah disini bu?

I: Dulu banyak kali sampah disini dek, apalagi sampah yang di bawa dari

laut sama sungai di sana itu. Beserak kali dulu disini dek, apalagi

pengangkutan sampah cuma datang seminggu sekali. Itupun cuma di

jalan-jalan besar sini ajanya dia ngambilnya.di dalam-dalam sana ya

gitulah di biarkan aja. gak merata orang itu kerjanya dek. Itupun kami di

suruh bayar Rp.10.000 seminggu sekali.

P: Jadi apalah Keuntungan ikut ini bu?

I: Sebenarnya Bank Sampah ini membuka akses kali ya dek, karena dulu

kami ini kan tergolong gaptek tapi sekarang mulai banyak

pelatihan-pelatihan.. kayak aku inilah diajak bu Arma kemarin ikut pelatihan,

seminar ke hotel-hotel kayak ke Antares gitu sama kawan-kawan

lainnya.. seminarnya kayak pelestarian lingkungan gitu, terus tas-tas

buatan disini di bawa kesana untuk bazar gitu.. laku juga dek, kayak tas

bu Mariaty itu kan..itulah kalau gak karena Bank Sampah mana mungkin

(33)

dek, terbuka akses untuk kami di sini. Kemarin baru lagi ada program

dari bank BTN untuk pinjam duit. Orang itu minta datanya dari bank

sampah induk dek. Jadi kebanyakan nasabahnya orang-orang bank

sampah ini juga. Trus banyak lagi kayak program-program kampus atau

berobat gratis, orang dari luar kebanyakan kerjasama sama pihak bank

sampah ini. Ya udah pastilah yang diutamakan kita yang terdaftar ini

yang banyak di undang kalau acara-acara gitu dek.

P: Selain itu apa aja manfaat adanya Bank Sampah ini Bu?

I: Ya paling dengan adanya bank sampah ini, kami jadi tambah kawan dek. Ada kegiatan kumpul-kumpul gitu, daripada dirumah gak ada kerjaan kan. Ini kan lumayan setiap ada acara ngumpul jadi nambah keluarga dalam kelompok gitu. Soalnya kan lumayan banyak kegiatan kami disini dek. Terus semenjak ada bank sampah ini kami jadi diajak-ajak ikut seminar gitu juga dek di hotel-hotel gitu, lumayan kali lah dek. Yang belum pernah ketempat-tempat gitu jadi bisa dek. Selain itu kami juga ketemu orang-orang penting gitu dek nambah relasi juga. Kalau gak ada bank sampah ini mungkin gak akan bisa gitu yakan dek.

P: Iya juga ya Bu. Terus manfaat yang paling terasa buat ibu apa Bu?

I: kayak yang ku bilang tadi dek, yang paling nyata memang ya lingkungan ini jadi bersih dek, berkuranglah jelas sampah itu dek. Dulu kesehatan pun kan banyak terganggu karena joroknya ini dek. Liat anak-anak main disini kan kyk anak alam aja. Kesana-kesini, makanya perlu dijaga

kebersihannya dan sekarang mulai terasalah manfaatnya berkurang yang sakitan dek.

P: Iya ya Bu. Kan Bank sampah ada program ngolah sampah jadi barang-barang yang bisa dijual bu? Apa ibu ikut terlibat di dalamnya?

I: Oh iya dek ikut, kami ngelolah sampah-sampah memang biar jadi tas, tempat pencil, tempat kado dan sebagainya dan itulah dek gak nyangka aku bisa sampah jadi kayak gitu. Bagus juga yakan jadi ada nilai jualnya. Kalau ada seminar atau pertemuan bank sampah di bazarkan juga itu loh dek. Laku banyak juga. Lumayan kalilah memang.

(34)

tanya-I: Oh iya jelas boleh dek. Mau lanjut wawancara lagi ya?

P: Iya ini mau jumpai yang lainnya dulu ya Bu. Makasih banyak ya Bu.

Informan XII

Nama Informan : Novi

Umur : 20 Tahun

P : Halo kak, kak teringatnya nama kakak siapa?

I : Novi bang.

P : Iya ya kak, kak mau nanya, soal bank sampah. Boleh kak?

I : iya boleh aja bang.

P : yang kakak tau gimana perkembangan Sicannag ini dulu kak?

I : dulu kan bang sampah Canang ini banyak kali, taulah gara-gara air

pasang ini..Cuma kalau menurutku ya sampahnya udah berkurang

semenjak ada Bank Sampah ini..kayak ibu-ibu, anak muda setiap lihat

sampah yang kira-kira bisa dijual langsung dikumpuli orang itu,

lama-lama udah banyak barulah dijual..rata-rata orang Canang ini udah

jual-jual sampah sekarang.. lumayanlah bang untuk uang-uang

tambahan..jangankan orang itu bang, aku pun liat sampah jadi ku kutip

dan kujual bang, walau gak di Bank sampah.. aku lebih milih jual ke

botot, lebih praktis. Kalau di bank sampah inikan bang harus jadi

nasabah baru bisa jual. Ngurus kartu tabungannya lagi ribet bang.

Proses cairnya pun harus nunggu lagi bang. Soal harga juga lebih enak

jual di botot, orang itu berani lebih mahal daripada bank sampah

P : Kakak ngerasa apa manfaat dari adanya ini?

I : Selain nambah kawan ya kak kayak relasi gitu sebenarnya banyak kali

kak. Cuma itu yang paling terasa, karna kan banyak kali jadinya

jaringan yang kesini. Jadi senang ngerasa bisa kenal orang-orang luar.

Terus ini ngelola ini juga kayak buat kita ngerasa kelompok ini udah

(35)

selama ini gak dianggap orang, sekarang kalau keluar gitu ke pajak

dikenal orang juga jadinya kak. Hahahaa gitulah kak (sambil tertawa)

P : Iya memang lumayan sangat bermanfaat ya kak. Selain itu partisipasi

dalam bentuk apalagi kak?

I : Aku paling bantu Bu wati masak untuk anggota kak. Namanya cewek

kan paling itulah yang bisa dibuat..nyaman aja udah gini..masak-masak

kan enak kan daripada banyak mikir dan kerja untuk mangrove itu

kak....

Gambar

Gambar 1. Surat Keputusan Pembentukan Bank Sampah dari Lurah Belawan Sicanang
Gambar 2. Buku Daftar Nasabah Bank Sampah
Gambar 4. Pembuatan Pupuk Kompos
Gambar 6. Pengumpulan Sampah Sebelum disetor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dari koridor Jalan Raya Darmo, pergerakan pejalan kaki yang menuju koridor Jalan Stasiun Wonokormo, untuk mengakses titik aktivitas berupa stasiun Wonokromo

Dari berbagai indikator teknikal dan pola teknikal, secara jangka pendek IHSG berada dalam tren pembalikan arah dari uptrend menjadi downtrend.. Beberapa hari ke depan

Berdasarkan penjelasan di atas sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan menarik minat belajar siswa kelas IV, tidak hanya dengan menghafal namun

Media Nusantara Citra (MNC), for a strategic partnership in supplying satellite, network, telecommunication services, infrastructure, multimedia content, TV

pemaham yang sangat jelek terhadap konsep kepahlawanan.. Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut;. berdasarkan hasil analisa data di atas,

Berdasarkan hasil perbandingan total rata-rata ritase pengamatan dibandingkan dengan waktu edar rata-rata alat angkut didapatkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk 1

Faktor lain yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa adalah metode mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi yang diajarkan.. Metode yang bervariasi tentu

usename: Gambar 1 Gambar 2 Gambar 4 Gambar 3 25 Untuk membuat beberapa kuis dalam satu mata pela- jaran pada kelas dan semester tertentu, cukup menambah sub kategori