• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Kadar Timbal Dalam Darah dengan Kadar Imunoglobulin E Total pada Anak Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Korelasi Kadar Timbal Dalam Darah dengan Kadar Imunoglobulin E Total pada Anak Sekolah Dasar"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Timbal

Timbal merupakan logam berat dengan warna biru keabu-abuan. Timbal

mempunyai titik lebur yang rendah yaitu sekitar 327.460C sehingga mudah

untuk dibentuk dan berbentuk dan bisa dikombinasikan dengan logam yang

lain. Hal ini menyebabkan timbal digunakan oleh manusia untuk membuat

berbagai produk seperti pipa, baterai, cat, glasir, produk vinyl, peluru,

pembungkus kabel, dan perisai radiasi.14

Hingga saat ini terdapat 4 juta rumah tangga dengan anak yang telah

terpapar timbal level tinggi. Sesuai rekomendasi CDC, kira-kira setengah juta

anak usia 1-5 tahun memiliki kadar timbal dalam darah >5 µg/dL. Paparan

timbal dapat mempengaruhi hampir setiap sistem dalam tubuh karena

paparan timbal sering terjadi tanpa gejala yang jelas.15

Di Indonesia, anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan yang padat

dengan lalu lintas memiliki risiko yang besar untuk terkena keracunan timbal.

Sumber keracunan timbal bisa berasal dari kendaraan yang menggunakan

bahan bakar bertimbal dan juga dari biji logam hasil pertambangan,

peleburan, pabrik pembuatan timbal atau industri daur ulang, debu, tanah,

cat, mainan, perhiasan, air minum, permen, keramik, obat tradisional dan

(2)

Polusi udara yang diakibatkan asap kendaraan bermotor di kota-kota

besar seperti Jakarta, Medan, Bandung, Surabaya dan beberapa kota lain

semakin parah.14 Polusi udara dari kendaraan bermotor bensin (spark ignition

engine) menghasilkan 70% karbon monoksida (CO), 100% plumbum (Pb),

60% hidrokarbon (HC), dan 60% oksida nitrogen (NOx).17 Jenis bahan bakar

yang banyak digunakan di Indonesia adalah premium yang mempunyai nilai

oktan 88 dengan kandungan timbal (tetraethyl lead) 3 g/L. Menurut World

Wide Fuel Charter (WWFC) standar nilai oktan minimum adalah 91

sedangkan Environment Protection Agency (EPA) menyatakan batas

maksimum timbal dalam satu liter bensin adalah 0.05 g.18

2.2. Sumber Paparan Timbal

Ada beberapa produk yang menyebabkan paparan timbal dan keracunan

timbal pada anak, seperti :6,14

- Timbal yang ditambahkan pada bensin

- Timbal dari industri aktif seperti pertambangan (terutama pada tanah)

- Timbal pada cat dan pewarna

- Timbal pada kaleng makanan

- Lapisan keramik

- Air minum dari pipa yang berkarat

- Timbal pada produk yang berasal dari herbal dan obat tradisional,

(3)

- Timbal yang berasal dari pembakaran sampah

- Timbal dari limbah elektronik

- Timbal dari rantai makanan lewat tanah yang terkontaminasi

Sosial ekonomi merupakan faktor penting dalam paparan terhadap

timbal. Keluarga dengan status ekonomi rendah biasanya tinggal dekat

dengan daerah industrial dan tinggal pada rumah yang sudah lama dengan

cat berbahan dasar timbal.14

2.3. Metabolisme Timbal

Paparan timbal dapat berasal dari makanan, minuman, udara, lingkungn

umum dan lingkungan kerja yang tercemar timbal. Paparan non okupasional

biasanya melalui tertelan makanan dan minuman yang tercemar timbal.

Paparan okupasional melalui saluran pernafasan dan pencernaan terutama

oleh timbal karbonat dan timbal sulfat. Rata-rata 10-30% timbal yang

terinhalasi diabsorpsi melalui paru-paru dan sekitar 5-10% dari yang tertelan

diabsorpsi melalui saluran cerna. Sebanyak 30-40% timbal yang di absorpsi

melalui saluran pernafasan akan masuk ke aliran darah.15

Di aliran darah, timbal akan diikat oleh eritrosit dan kemudian akan

menuju jaringan lunak (sumsum tulang, saraf, ginjal dan hati) dan jaringan

keras (tulang, kuku, rambut, gigi). Umumnya ekskresi timbal berjalan sangat

lambat. Timbal memiliki waktu paruh dalam darah kurang lebih 25 hari,

(4)

yang menyebabkan timbal mudah terakumulasi dalam tubuh, baik melalui

pajanan okupasional maupun non okupasional.19,20

2.4. Efek Keracunan Timbal

Timbal merupakan logam berat yang toksik. Efek toksik pada anak bisa

subklinis, bisa dari kadar yang rendah dibawah 5mcg/dL sampai yang

menyebabkan kematian sekitar 150 μg/dL. Setiap organ tubuh bisa

berpotensi terkena efek dari peningkatan kadar timbal dalam tubuh, yang

terutama sistem saraf, kardiovaskular, ginjal, endokrin, imun, dan

hematologi.6,21

Berikut efek klinis keracunan timbal pada sistem tubuh yaitu:

1. Sistem hematologi: timbal dapat menyebabkan terjadinya anemia

karena mengganggu biosintesis heme dan merusak membran sel

eritrosit.16,22,23 Pada keracunan timbal yang kronis dapat dijumpai

basophilic stippling pada pemeriksaan morfologi darah.24

2. Sistem neurologis: keracunan timbal dapat menyebabkan penurunan

Intelligence Quotient (IQ), gangguan efek kognitif, sakit kepala, kejang,

ensefalopati, perubahan perilaku, bertambahnya edema serebral dan

peningkatan intrakranial.25

3. Sistem ginjal: dijumpainya aminoasiduria, glikosuria, dan peningkatan

(5)

gagal ginjal, serta dapat menginduksi terjadinya sindroma

Fanconi.14,20,25

4. Sistem gastrointestinal: dapat terjadi muntah, sakit perut, dan

konstipasi (lead colic syndrome).14

5. Sistem endokrin: anak dengan keracunan timbal dapat memiliki tinggi

badan lebih pendek dibanding anak sehat dan didapati status pubertas

yang terlambat.26

6. Sistem kardiovaskular: adanya hubungan yang signifikan antara

peningkatan absorpsi timbal dengan peningkatan tekanan darah saat

dewasa.24

7. Sistem imun: peningkatan kadar timbal dalam darah berhubungan

dengan peningkatan kadar IgE, dan efeknya biasanya pada paparan

yang rendah dibawah 10 μg/dL.9,14

2.5. Efek Timbal Terhadap Sistem Imun

Sistem imun adalah mekanisme yang digunakan tubuh untuk

mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya

yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam lingkungannya. Sistem

imun terbagi menjadi sistem imun spesifik dan non spesifik. Sistem imun

spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh sel limfosit

dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya seperti sel

(6)

yang mempresentasikan antigen (APC = antigen presenting cell = makrofag)

sel limfosit T dan sel limfosit B. Sel T dan sel B masing-masing berperan

pada imunitas seluler dan humoral. 27

Timbal merupakan imunotoksik yang mempunyai efek terhadap

imunitas humoral.28 Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh

sel limfosit B dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas

sel B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresikan oleh sel

plasma.27 Timbal akan mengubah limfosit T menuju pematangan sel B

dimana peralihan ini lebih condong kepada orang atau binatang yang

terpapar timbal.28

McCabe dan Lawrence (1990) melaporkan timbal menyebabkan

peningkatan ekpresi sel B pada molekul kelas II, sehingga akan

mempengaruhi diferensiasi sel B, dan mengubah menjadi sel plasma dan

menghasilkan IgE.28,29 Penelitian yang dilakukan kepada para pekerja yang

terpapar timbal, didapatkan timbal berhubungan dengan perubahan beberapa

subpopulasi sel T, respon kepada mitogen sel T, serum imunoglobulin atau

faktor komplemen dan aktivitas leukosit polymorphonuclear (PMN).21

Timbal juga merubah fungsi pada pertahanan terhadap infeksi dan sel

tumor. Beberapa studi melaporkan adanya peningkatan penyakit pada

anak-anak dan orang dewasa yang terpapar dengan timbal. Termasuk infeksi

virus, bakteri, penyakit autoimun seperti SLE (systemic lupus erythematous)

(7)

Salah satu tanda timbal menginduksi imunotoksik seperti yang

didefinisikan oleh Lawrence and McCabe (2002), timbal menyebabkan

perubahan respon imun dari Th1 dependent ke Th2 dependent. Karena

perubahan dari fungsi T helper ini akan mempengaruhi respon dari

penjamu.21,28 Perubahan Th2 dependent akan menyebabkan penurunan dari

interferon (IFN) dan tidak adekuatnya produksi interleukin-12 (IL-12) yang

berguna untuk pertahanan tubuh. Sebaliknya akan terjadi peningkatan

produksi dari IL-4, IL-6, dan IL-10. Peningkatan IL-4 akan menyebabkan

peningkatan dari IgE. 28

Gambar 2.1 Efek timbal terhadap sistem imun28

Gambar 2.1 menjelaskan timbal akan menginduksi perubahan

(8)

Pergeseran fungsional secara bermakna tidak sesuai jika dibandingkan

dengan perubahan relatif antar leukosit pada paparan timbal yang rendah

sampai sedang.28

Produksi antibodi IgE spesifik memerlukan kerjasama aktif antara

makrofag, sel T dan sel B. Alergen yang masuk akan difagosit oleh makrofag

untuk diproses dan dipresentasikan kepada sel T. Sel T yang tersensitisasi

akan merangsang sel B berkembang menjadi sel plasma yang mensintesis

dan mensekresi IgE.29

Peningkatan kadar IgE akan meningkatkan sensitisasi terhadap alergi.

IgE akan menempel ke reseptor FcᵋRI pada permukaan sel mast. Paparan

yang berulang terhadap antigen akan mengaktivasi sel mast untuk pelepasan

mediator. Salah satu mediator dari sel mast adalah histamin. Gejala yang

timbul akibat pembentukan histamin bervariasi. Pada hidung timbul rasa

gatal, hipersekresi dan tersumbat. Pada kulit gejala yang timbul reaksi gatal

berupa wheal dan flare, sedangkan pada saluran cerna adalah hipersekresi

asam lambung, kejang usus, dan diare.30

2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan IgE

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan peningkatan IgE adalah :

1. Penyakit atopi

Penyakit atopi terdiri dari asma, dermatitis atopik, rinitis alergik. IgE

(9)

tubuh terhadap alergen. Pengikatan IgE dengan alergen akan

menyebabkan peradangan dan iritasi. Alergi merupakan reaksi

hipersensitivitas tipe 1 yang diperantarai oleh IgE.31,32

2. Infeksi parasit

Reaksi imun pada infeksi cacing ditandai dengan eosinofilia dan produksi

antibodi IgE yang tinggi. Antigen spesifik yang merangsang ikatan sel

mast-IgE akan menyebabkan eksudasi protein serum. Eliminasi infestasi

dari usus membutuhkan kombinasi imunitas seluler dan humoral.33

3. Hyper IgE Syndrome

Hyper IgE Syndrome (HIES) merupakan penyakit imunodefisiensi yang

jarang yang mempunyai karakteristik eczema, abses kulit, infeksi paru,

eosinofilia, dan tingginya kadar IgE.34

2.7. Diagnosis Keracunan Timbal

Diagnosis paparan terhadap timbal dapat dilakukan antara lain dengan

anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium, dan radiologi. Keracunan timbal

banyak terjadi pada anak dengan sosial ekonomi rendah dan tinggal di rumah

tua atau di area risiko tinggi terpapar timbal.1,26,27 Gejala keracunan timbal

dapat terjadi dari kadar yang rendah sampai yang tinggi. Gejala yang ringan

yang dapat ditemui adalah abdominal discomfort, kelelahan, myalgia,23

Pada pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan untuk mengevaluasi

(10)

tepi, kadar timbal dalam darah, blood urea nitrogen, kadar erytrocyte

protoporphyrin, kadar kreatinin, dan urinalisa.20 Waktu untuk pemeriksaan

ulangan kadar timbal darah tergantung terhadap kadar inisial timbal.35

2.8. Penatalaksanaan

Kadar timbal yang tinggi diatas 45 μg/dL memerlukan terapi kelasi.

Pemberian terapi kelasi ini tergantung kepada gejala pasien dan lingkungan.

Pasien yang memiliki gejala harus dirawat inap dan diberikan terapi kelasi

dengan Edetate Calcium Disodium (CaNa2EDTA). Terapi kelasi tersebut

diberikan lewat infus yang berguna untuk mengeluarkan timbal pada pasien

dengan ensefalopati. Terapi kelasi oral diberikan pada pasien yang memiliki

kadar timbal yang tinggi dalam darah tetapi asimptomatik. Terapi yang dapat

diberikan 2.3 Dimercaptosuccinic Acid (DMSA, Succimer), DMPS (Unithiol)

dan penicillamine.22 Pemberian DMSA juga sebagai antioksidan yang dapat

memperbaiki masalah imunotoksik. Saat ini beberapa studi menyarankan

pemberian antioksidan bisa dipertimbangkan, seperti pemberian vitamin E

pada tikus yang terpapar timbal dapat memperbaiki fungsi sistem imun.28

2.9. Pencegahan

Nutrisi mempunyai peranan penting untuk mencegah terjadinya keracunan

timbal, terutama pada anak-anak. Vitamin C, kalsium, zat besi, zinc, dan

(11)

folat dapat meningkatkan ekskresi dari timbal.36-38 Dibutuhkan nutrisi yang

seimbang serta vitamin dan mineral untuk mencegah peningkatan kadar

timbal dalam darah.

Ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh orang tua dalam

mencegah anak terpapar timbal. Diantaranya dengan mendapatkan informasi

dari pemerintah setempat tentang timbal dalam air minum, menggunakan air

dingin untuk memasak dan membiarkan air kran mengalir kira-kira satu menit

sebelum digunakan.16

Mencuci tangan merupakan salah satu cara pencegahan terhadap

paparan timbal. Mencuci tangan dapat membersihkan segala macam debu

atau kotoran. Cara lain mencegah terhadap paparan timbal adalah tidak

menggunakan piring yang mengandung timbal (khususnya piring yang sudah

retak), menyapu lantai atau segala macam permukaan dengan kain basah

untuk mengurangi debu (dimana mungkin mengandung timbal), menghindari

makanan dari kaleng yang mengandung timbal dalam lapisannya, mencuci

mainan anak-anak dengan teratur dan membuang mainan anak-anak yang

sudah rusak atau terkelupas catnya, anak dan wanita hamil tidak memasuki

area yang sedang direnovasi.16,37

Untuk para pekerja dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri

seperti masker. Anak yang berumur 6 bulan sampai 6 tahun dianjurkan untuk

dinilai resiko dari paparan timbal. Tes darah direkomendasikan pada usia 12

(12)

2.10. Kerangka Teori

Gambar 2.2. Kerangka teori

Absorpsi

Imbalance Th1 dependent & Th2 dependent Peningkatan diferensiasi sel B

menjadi plasma dan peningkatan IL4

Peningkatan sensitisasi terhadap alergi darah

Paparan timbal :

• Melalui pencernaan

• Melalui pernafasan

• Melalui kontak kulit

Peningkatan kadar IgE

Jaringan lunak

Sel B Sel T

↑ IL4, IL5 ↓IFN-ɣ Jaringan keras

(13)

2.11. Kerangka Konseptual

Gambar 2.3. Kerangka konseptual

Kadar timbal Kadar IgE total

karakteristik lingkungan

Gambar

Gambar 2.1 Efek timbal terhadap sistem imun28
Gambar 2.2. Kerangka teori
Gambar 2.3. Kerangka konseptual

Referensi

Dokumen terkait

design phases, clear and thorough project brief, thorough detailings of design, continuous coordination and direct communication, and team effort by owner, consultant

Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak begitu

Tujuan Khususnya adalah menentukan prevalensi karies gigi di tingkat provinsi pada penduduk usia 12 tahun ke atas di Indonesia, menentukan prevalensi karies gigi

Karena ttab tidak terletak pada daerah kritik maka dapat diputuskan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa “ada perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara

Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai dan penyelenggaraan diklat, digunakan deskriptif analisis dengan hasil kinerja mendapat skor 4,37 yang berada pada kategori

Dari analisis jawaban tes, pada soal nomor 7 ada beberapa siswa yang tidak mencari persamaan garis sinngung kurva, siswa hanya mengerjakan sampai mencari koordinat

Pada tahap awal pengembangan dan penerapan SMM di perusahaan keluarga yang sistem mana- jemennya sentralistis dengan tingkat pemahaman ISO 9001:2008 yang masih

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa minat belajar matematika meningkat dari 79,83% pada siklus I menjadi 85,11% pada siklus