• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Petugas Di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota Tahun 2016 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Petugas Di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota Tahun 2016 Chapter III VI"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah survey tipe explanatory research (penelitian penjelasan), yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kepemimpinan dengan motivasi kerja petugas di Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota tahun 2016

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota 3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari s/d selesai 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota yang berjumlah 42 orang.

3.3.2. Sampel Penelitian

(2)

3.4 Metode Pengambilan Data

1. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan tenaga Puskesmas Sambas Kecamatan Sibolga Kota yang berpedoman pada kuesioner

2. Data sekunder diperoleh dengan cara mengadakan pencatatan data laporan dari petugas puskesmas.

3.5Definisi Operasional

Untuk memudahkan penelitian serta memperoleh pandangan yang sama, maka definisi operasional variabel penelitian adalah :

3.5.1 Variabel Bebas

Kepemimpinan adalah suatu fungsi kegiatan dalam rangka mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi yang dapat diukur dari pengambilan keputusan, pengarahan, pendelegasian, motivasi, pengawasan dan pengendalian. Dengan definisi sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan adalah kegiatan pimpinan untuk mengambil berbagai keputusan atau kebijakan berupa peraturan untuk menjadi pedoman bagi bawahannya untuk melaksanakan tugas dan fungsinya

2. Pengarahan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk menggerakkan, membimbing dan mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan.

(3)

sendiri seluruh pekerjaannya, karena keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuannya

4. Motivator adalah seorang dapat mendorong bawahannya atau memberikan motif untuk dapat melakukan sesuai yang kita inginkan dengan cara memenuhi kebutuhannya guna mencapat tujuan yang kita harapkan

5. Pengawasan adalah serangkaian kegiatan pemimpin untuk menilai dan mengoreksi pelaksanaan tugas-tugas bawahannya, sekaligus mengarahkan petugas dalam melaksanakan tugas tugasnya agar berjalan ke arah yang telah ditetapkan

6. Pengendalian adalah mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal

3.5.2 Variabel Terikat

Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau mendorong seseorang untuk menciptakan kegairahan seseorang agar mau bekerja keras dengan membangkitkan, mengarahkan dan berperilaku kerja serta mengeluarkan tingkat upaya untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya demi keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan. Yang dapat diukur dari tanggung jawab, berani mengambil resiko, memiliki tujuan yang realistik, memiliki rencana kerja, memanfaatkan umpan balik, mencari kesempatan merealisasikan rencana dengan definisi sebagai berikut :

(4)

2. Berani mengambil resiko adalah kesadaran petugas meneriman atau menghadapi kendala,hambatan dan tantangan pekerjaan sebagai konsekuensi menjadi petugas

3. Memiliki tujuan realistik adalah harapan dan tujuan masa depan yang ada pada diri petugas sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh kaitannya melakukan pekerjaannya

4. Memiliki rencana kerja adalah kemampuan yang dimiliki petugas dalam membuat atau menyusun jadwal kegiatan sebagai panduan dalam melaksanakan tugas

5. Memanfaatkan umpan balik adalah kemauan petugas dalam melakukan evaluasi atau penilaian terhadap hasil kerja yang telah dilakukan serta melakukan perbaikan

6. Mencari kesempatan merealisasikan rencana adalah kemauan petugas melakukan pendekatan kepada pihak puskesmas untuk kepentingan petugas dan berpastisipasi dalam kegiatan yang mendukung pelayanan kesehatan.

3.6 Aspek Pengukuran Data

Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yang mengacu pada format Likert yang dikategorikan kedalam 2 (dua) tingkatan,sehingga responden dimungkinkan untuk menjawab dalam berbagai tingkatan dengan nilai dari 1 (satu) sampai 2 (dua).

(5)

a. Aspek pengukuran untuk variabel kepemimpinan dikategorikan dalam 2 (dua) tingkatan,yaitu :

1. Baik, jika kepala puskesmas ya atau pernah menjalankan kegiatan dengan menggunakan kepemimpinan yang meliputi: pengambilan keputusan, pengarahan, pendelegasian, motivator, pengawasan dan pengendalian. 2. Kurang, jika kepala puskesmas tidak pernah menjalankan kegiatan dengan

menggunakan kepemimpinan yang meliputi: pengambilan keputusan, pengarahan, pendelegasian, motivator, pengawasan dan pengendalian. b. Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja petugas diukur melalui 15

pertanyaan, menggunakan skala ordinal dengan teknik pilihan jawaban :

Y = Ya diberi bobot nilai = 2

T = Tidak diberi bobot nilai = 1

Aspek pengukuran variabel motivasi kerja petugas dengan kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala puskesmas dikategorikan kedalam 2 (dua) tingkatan,yaitu :

1. Tinggi, jika petugas memiliki motivasi dan merasakan kegiatan kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala puskesmas sesuai dengan apa yang diharapkannya.

(6)

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Kepemimpinan) Variabel Bebas Jumlah

Indikator

Kriteria Bobot Nilai

Skor Skala ukur Kepemimpinan

Pengambilan Keputusan 5 1.Baik 2.Kurang

3.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Motivasi Kerja)

Variabel Kategori Bobot Nilai 1

Motivasi kerja 1.Tinggi 2.Rendah

2 1

30

15 Ordinal

3.7 Teknik Analisis Data

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan analisa kuantitatif. Ada pun tahap analisa data adalah sebagai berikut:

3.7.1 Analisis Univariat

(7)

memiliki tujuan yang realistik, memiliki rencana kerja, memanfaatkan umpan balik, mencari kesempatan merealisasikan rencana)

3.7.2 Analisis Bivariat

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependent. Dalam hal ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan (pengambilan keputusan, pengarahan, pendelegasian, motivator, pengawasan dan pengendalian) dan variabel terikat motivasi kerja petugas (tanggung jawab, berani mengambil resiko, memiliki tujuan yang realistik, memiliki rencana kerja, memanfaatkan umpan balik, mencari kesempatan merealisasikan rencana)

Uji hubungan yang digunakan adalah uji Chi-square. Uji ini dilakukan dalam rangka menganalisis hubungan dua variabel kategorik. Uji signifikan dilihat dengan menggunakan P value < 0,05.

Kesimpulan tingkat kemaknaan dapat dilakukan apabila hasil uji sebagai berikut : 1. P > 0,05 menunjukkan hasil adalah tidak signifikan

(8)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Puskesmas Sambas terletak di Kelurahan Pancuran Gerobak Kecamatan Sibolga Kota yang merupakan pusat perkotaan di Sibolga Kota. Puskesmas Sambas menanggungjawabi wilayah Kecamatan Sibolga Kota. Kecamatan Sibolga Kota terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Kelurahan Pancuran Gerobak, Kelurahan Pasar Belakang, Kelurahan Pasar Baru dan Kelurahan Kota Beringin. Luas wilayah kerja Puskesmas Sambas sekitar 2,70 km yang terdiri dari empat kelurahan. Adapun batas-batas wilayah Puskesmas Sambas adalah

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sibolga Utara - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sibolga Kota - Sebelah Selatan berbatasan dengan Pegunungan Bukit Barisan - Sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Tapian Nauli

4.1.1 Tenaga

Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Sambas sebanyak 41 orang.

Tabel 4.1 Distribusi Tenaga Menurut Jenis Kategori Tenaga Kesehatan Tahun 2016

No Kategori Tenaga Jumlah

1 Dokter Umum 4

2 Dokter Gigi 2

3 SKM 4

4 Keperawatan 11

5 Kebidanan 10

(9)

Tabel 4.1 Lanjutan

7 Analisis 2

8 SPK 1

9 SMF 2

10 Gizi 2

11 SMU 1

Jumlah 41

Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas 2016

4.1.2. Jenis Pelayanan

Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas sambas adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif (upaya peningkatan kesehatan), preventif (upaya pencegahan), kuratif (upaya pengobatan) dan rehabilitatif (upaya pemulihan kesehatn) yang ditujukan kepada semua penduduk melalui kegiatan pokok puskesmas.

4.2. Deskripsi Karakteristik Petugas Puskesmas Secara umum dapat digambarkan karakteristik responden menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja dan status perkawinan tahun 2016

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

(10)

Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Umur

No Berdasarkan umur Jumlah Persentase

1 < 30 tahun 17 41,5

2 31-40 tahun 18 43,9

3 41-50 tahun 4 9,8

4 >50 tahun 2 4,9

Jumlah 41 100

Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas 2016

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin kebanyakan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (78,0%) dan sedangkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (22,0%).

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin No Jenis kelamin Jumlah Persentase

1 Perempuan 32 78,0

2 Laki-laki 9 22,0

Jumlah 41 100

Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas 2016

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

(11)

sebanyak 1 orang (2,4%), tingkat pendidikan SMF sebanyak 1 orang (2,4%) dan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 1 orang (2,4%).

Tabel 4.4 Distribusi Tenaga Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat pendidikan Jumlah Persentase

1 DIII keperawatan 11 26,8

2 DIII Gizi 2 4,9

3 DIII kebidanan 10 24,4

4 DIII analisis 2 4,9

5 DIII Kesehatan Lingkungan 2 4,9

6 Sarjana Kesehatan Masyarakat 4 9,8

7 Sarjana Gizi 1 2,4

8 Dokter 4 9,8

9 Dokter Gigi 2 4,9

10 SPK 1 2,4

11 SMF 1 2,4

12 SLTA 1 2,4

Jumlah 41 100

Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas 2016

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan masa kerja sebagian besar masa kerja responden kurang dari 5 tahun sebanyak 15 responden (36,6%), masa kerja 5-10 tahun sebanyak 8 orang (19,5%), masa kerja 11-15 tahun sebanyak 13 orang (31,7%), masa kerja 16-20 tahun sebanyak 3 orang (7,3%) dan masa kerja >20 tahun sebanyak 2 orang (4,9%).

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Masa Kerja

No Masa kerja Jumlah Persentase

1 <5 tahun 15 36,6

2 5-10 tahun 8 19,5

3 11-15 tahun 13 31,7

4 16-20 tahun 3 7,3

5 >20 tahun 2 4,9

Jumlah 41 100

(12)

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Berdasarkan status perkawinan sebagian besar responden berstatus kawin sebanyak 30 orang (73,2%), status belum kawin sebanyak 10 orang (24,4%) dan status janda sebanyak 1 orang (2,4%).

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan No Status perkawinan Jumlah Persentase

1 Kawin 30 73,2

2 Belum kawin 10 24,4

3 Janda 1 2,4

Jumlah 41 100

Sumber : Data Kepegawaian Puskesmas 2016

4.3. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel bebas kepemimpinan kepala puskesmas (pengambilan keputusan, pengarahan, pendelegasian, motivator, pengawasan dan pengendalian) dan variabel terikat motivasi kerja petugas (tanggung jawab, berani mengambil resiko, memiliki tujuan yang realistik, memiliki rencana kerja, memanfaatkan umpan balik, mencari kesempatan merealisasikan rencana)

4.3.1 Pengambilan Keputusan

(13)

Sebanyak 18 responden (43,9%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak sering mengambil keputusan sendiri, 23 responden (56,1%) mengatakan ya sering mengambil keputusan sendiri.

Sebanyak 25 responden (61,0%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak melibatkan dan mengajak dalam merumuskan tujuan, 16 responden (39,0% ) mengatakan ya melibatkan mengajak dalam merumuskan tujuan.

Sebanyak 25 responden (61,0%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak menjalankan komunikasi yang baik dalam pengambilan keputusan sehingga kerja yang harmonis, 16 responden (39,0%) mengatakan ya menjalankan komunikasi yang baik dalam pengambilan keputusan sehingga kerja yang harmonis.

Sebanyak 22 responden (53,7%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak menggunakan analisa yang tepat dan mendalam dalam membuat keputusan, 19 responden (46,3%) mengatakan ya menggunakan analisa yang tepat dan mendalam dalam membuat keputusan.

Tabel 4.7. Distribusi Responden Pada Aspek Pengambilan Keputusan Kepala Puskesmas

No Pertanyaan Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan mengikutsertakn pengambilan keputusan

23 56,1 18 43,9 2 Pimpinan mengambil keputusan sendiri 18 43,9 23 56,1 3 Pimpinan melibatkan dan mengajak

merumuskan tujuan

25 61,0 16 39,0 4 Pimpinan menjalankan komunikasi yang baik

dalam pengambilan keputusan sehingga kerja yang harmonis

25 61,0 16 39,0

5 Pimpinan menggunakan analisa yang tepat dan mendalam dalam membuat keputusan

(14)

Secara persentase menunjukkan bahwa distribusi frekuensi menurut kemampuan kepala puskesmas dalam melakukan pengambilan keputusan pada kepemimpinan sebagai besar responden menilai bahwa kepala puskesmas kurang dalam melakukan pengambilan keputusan, sebanyak 22 responden (53,7%), dan yang menilai dalam kategori baik sebanyak 19 responden (46,3%).

Tabel 4.8. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Pengambilan Keputusan

No Pengambilan Keputusan F %

1 Baik 19 46,3

2 Kurang 22 53,7

Jumlah 41 100,0

4.3.2. Pengarahan

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner tentang pengarahan yang dilaksanakan kepala puskesman sebanyak 28 responden (68,3%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak memberikan pengarahan atas tugas yang harus dilakukan, 13 responden (31,7%) mengatakan ya memberikan pengarahan atas tugas yang harus dilakukan.

Sebanyak 24 responden (58,5%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak mengadakan bimbingan dan pengarahan secara berkala melalui rapat setiap bulannya, 17 responden (41,5%) mengatakan ya mengadakan bimbingan dan pengarahan secara berkala melalui rapat setiap bulannya.

(15)

Sebanyak 22 responden (53,7%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak memberikan bimbingan atau pengarahan pada bawahannya sebelum melaksanakan tugas, 19 responden (46,3%) mengatakan ya memberikan bimbingan atau pengarahan pada bawahannya sebelum melaksanakan tugas.

Sebanyak 11 responden (26,8%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak menggunakan bahasa yang sopan dan lembut ketika memberikan pengarahan, 30 responden (73,2%) mengatakan ya menggunakan bahasa yang sopan dan lembut ketika memberikan pengarahan.

Tabel 4.9 Distribusi Responden Pada Aspek Pengarahan Kepala Puskesmas

No Pertanyaan Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan memberikan pengarahan atas tugas

28 68,3 13 31,7

2 Pimpinan mengadakan bimbingan dan pengarahan secara berkala melalui rapat

24 58,5 17 41,5

3 Pimpinan selalu memberikan pengarahan apabila terdapat kesalahan dalam melaksanakan tugas

22 53,7 19 46,3

4 Pimpinan selalu memberikan bimbingan atau pengarahan pada bawahannya sebelum melaksanakan tugas

22 53,7 19 46,3

5 Pimpinan menggunakan bahasa yang sopan dan lembut ketika memberikan pengarahan

11 26,8 30 73,2

(16)

Tabel 4.10. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Pengarahan

No Pengarahan F %

1 Baik 18 43,9

2 Kurang 23 56,1

Jumlah 41 100,0

4.3.3. Pendelegasian

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner tentang pendelegasian yang dilaksanakan kepala puskesmas sebanyak 12 responden (29,3%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak mendelegasikan wewenang tetap menciptakan hubungan kerja yang menyenangkan, 29 responden (70,7%) mengatakan ya mendelegasikan wewenang tetap menciptakan hubungan kerja yang menyenangkan.

Sebanyak 13 responden (31,7% ) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak memberikan tugas dan pelimpahan wewenang,serta mempercayai petugas dalam tugas dan fungsi, 28 reponden (68,3%) mengatakan ya memberikan tugas dan pelimpahan wewenang,serta mempercayai petugas dalam tugas dan fungsi.

Sebanyak 17 responden (41,5%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak memberikan kepercayaan yang cukup besar untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang diberikan, 24 responden (58,5%) mengatakan ya memberikan kepercayaan yang cukup besar untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang diberikan

(17)

Sebanyak 21 responden (51,2%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak selalu memberikan tugas dan pelimpangan wewenang, 20 responden (48,8%) mengatakan ya selalu memberikan tugas dan pelimpangan wewenang. Tabel 4.11.Distribusi Responden Pada Aspek Pendelegasian Kepala

Puskesmas

No Pertanyaan Tidak Ya

F % F %

1 Dalam mendelegasikan wewenang pimpinan tetap menciptakan

hubungan kerja yang menyenangkan

12 29,3 29 70,7

2 Pimpinan memberikan tugas dan pelimpangan wewenang serta mempercayai dalam tugas dan fungsi

13 31,7 28 68,3

3 Pimpinan memberikan kepercayaan yang cukup besar untuk

mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang diberikan

17 41,5 24 58,5

4 Pimpinan dalam melaksanakan tugas, petugas diberi wewenang cukup besar

20 48,8 21 51,2

5 Pimpinan selalu memberikan tugas dan pelimpangan wewenang

21 51,2 20 48,8

Secara persentase menunjukkan bahwa distribusi frekuensi menurut kemampuan kepala puskesmas dalam melakukan pendelegasian sebagian besar responden menilai bahwa kepala puskesmas baik dalam melakukan pendelegasian, sebanyak 36 responden (87,8%), sementara menilai dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (12,2%).

Tabel 4.12. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Pendelegasian

No Pendelegasian F %

1 Baik 36 87,8

2 Kurang 5 12,2

(18)

4.3.4 Motivator

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner tentang motivator yang dilaksanakan kepala puskesmas sebanyak 22 responden (53,7%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak memberikan hukuman atau sanksi kepada petugas yang tidak disiplin kerja, 19 responden (46,3%) mengatakan ya memberikan hukuman atau sanksi kepada petugas yang tidak disiplin kerja

Sebanyak 24 responden (58,5%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak memberikan pujian kepada para petugas ketika berprestasi dalam bekerja, 17 responden (41,5%) mengatakan ya memberikan pujian kepada para petugas ketika berprestasi dalam bekerja.

Sebanyak 32 responden (78,0%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak memberikan promosi jabatan kepada petugas yang berprestasi, 9 responden (22,0%) mengatakan ya memberikan promosi jabatan kepada petugas yang berprestasi.

Sebanyak 19 responden (46,3%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak memberikan kesempatan dalam mengembangkan diri misalnya pelatihan pendidikan, 22 responden (53,7%) mengatakan ya pimpinan memberikan kesempatan dalam mengembangkan diri misalnya pelatihan pendidikan

(19)

Tabel 4.13. Distribusi Responden Pada Aspek Motivator Kepala Puskesmas

No Pertanyaan Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan memberikan hukuman atau sanksi yang tidak disiplin bekerja

22 53,7 19 46,3

2 Pimpinan memberikan pujian ketika petugas berprestasi dalam kerjanya

23 56,1 17 41,5

3 Pimpinan memberikan promosi jabatan kepada petugas yang berprestasi

32 78,0 9 22,0

4 Pimpinan memberikan kesempatan dalam mengembangkan diri misalnya pelatihan pendidikan

19 46,3 22 53,7

5 Pimpinan pernah memberikan reward atau imbalan jasa

24 58,5 17 41,5

Secara persentase menunjukkan bahwa distribusi frekuensi menurut kemampuan kepala puskesmas dalam melakukan motivator sebagian besar responden menilai bahwa kepala puskesmas kurang dalam melakukan motivator, sebanyak 21 responden (51,2%), sementara menilai dalam kategori baik 20 responden (48,8%).

Tabel 4.14. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Motivator

(20)

(29,3%) mengatakan ya mengadakan pengawasan langsung dalam setiap pekerjaan yang diberikan.

Sebanyak 27 responden (65,9%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak mengamati hasil pekerjaan petugas, 14 responden (34,1%) mengatakan ya mengamati hasil pekerjaan petugas.

Sebanyak 23 respoden (56,1%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak selalu memeriksa atau mengoreksi hasil pekerjaan, 18 responden (43,9%) mengatakan ya selalu memeriksa atau mengoreksi hasil pekerjaan

Sebanyak 18 responden (56,1%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak memberikan bimbingan dan paham dengan pekerjaan ketika mengalami kesulitan dengan pekerjaan, 23 responden (56,1%) mengatakan ya memberikan bimbingan dan paham dengan pekerjaan ketika mengalami kesulitan dengan pekerjaan

Sebanyak 19 responden (46,3%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak selalu memberikan bimbingan/penerangan sebelum melaksanakan tugas, 22 responden (53,7%) mengatakan ya selalu memberikan bimbingan/penerangan sebelum melaksanakan tugas.

Tabel 4.15. Distribusi Responden Pada Aspek Pengawasan Kepala Puskesmas

No Pertanyaan Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan selalu mengadakan pengawasan langsung dalam setiap pekerjaan yang diberikan

29 70,0 12 29,3

2 Pimpinan mengamati hasil pekerjaan

27 65,9 14 34,1

3 Pimpinan selalu memeriksa atau mengoreksi hasil pekerjaan

(21)

4

Pimpinan memberikan bimbingan dan paham dengan pekerjaan ketika mengalami kesulitan dengan

pekerjaan

18 43,9 23 56,1

5

Pimpinan selalu memberikan bimbingan/penerangan sebelum melaksanakan tugas

19 46,3 22 53,7

Secara persentase menunjukkan bahwa distribusi frekuensi menurut kemampuan kepala puskesmas dalam melakukan pengawasan sebagian besar responden menilai bahwa kepala puskesmas kurang dalam melakukan pengawasan, sebanyak 24 responden (58,5%), sementara menilai dalam kategori baik sebanyak 17 responden (41,5%).

Tabel 4.16. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Pengawasan

No Pengawasan F %

1 Baik 17 41,5

2 Kurang 24 58,5

Jumlah 41 100,0

4.3.6 Pengendalian

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner tentang pengendalian yang dilaksanakan kepala puskesmas sebanyak 17 responden (41,5%) mengatakan bahwa pimpinan tidak membagi tugas sesuai dengan kemampuan, 24 responden (58,5%) mengatakan ya membagi tugas sesuai dengan kemampuan.

(22)

Sebanyak 21 responden (51,2%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak mengatur aktivatas anggotanya secara terarah, 20 responden (48,8%) mengatakan ya mengatur aktivatas anggotanya secara terarah.

Sebanyak 21 responden (51,2%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak mengatur aktivitas dalam koordinasi yang efektif, 20 responden (48,8%) mengatakan ya mengatur aktivitas dalam koordinasi yang efektif.

Sebanyak 17 responden (41,5%) mengatakan bahwa pimpinan puskesmas tidak pernah meminta pendpat dan saran dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, 24 responden (58,5%) mengatakan ya pernah meminta pendapat dan saran dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

Tabel 4.17. Distribusi Responden Pada Aspek Pengendalian Kepala Puskesmas

No Pertanyaan Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan membagi tugas sesuai dengan kemampuan

17 41,5 24 58,5

2 Pimpinan membagi tugas secara adil 23 56,1 18 43,9 3 Pimpinan mengatur aktivitas

anggotanya secara terarah

21 51,2 20 48,8

4

Pimpinan mengatur aktivitas dalam koordinasi yang efektif

21 51,2 20 48,8

5

Pimpinan pernah meminta pendapat dan saran dalam pelaksanaan tugas

17 41,5 24 58,5

(23)

Tabel 4.18. Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Pengendalian

No Pengendalian F %

1 Baik 32 78,0

2 Kurang 9 22,0

Jumlah 41 100,0

4.3.7. Motivasi Kerja Petugas

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner tentang motivasi kerja petugas puskesmas yaitu:

1. Tanggung Jawab

Sebanyak 10 responden (24,4%) mengatakatan tidak melaksanakan pekerjaan yang dibebankan karena sudah menjadi tugas petugas dan 31 responden (75,6%) mengatakan ya melaksanakan pekerjaan yang dibebankan.

Sebanyak 16 responden (29,0%) mengatakan tidak dalam tidak menunda pekerjaan yang diberikan karena melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan 25 responden (61,0%) mengatakan ya tidak menunda pekerjaan yang diberikan karena melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan

Sebanyak 32 responden (78,0%) mengatakan tidak bersedia lembur untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan 9 responden (22,0%) mengatakan ya bersedia lembur untuk menyelesaikan pekerjaan.

(24)

2. Berani Mengambil Resiko

Sebanyak 24 responden (58,5%) mengatakan tidak bersedia mengerjakan tugas tambahan untuk meningkatkan keberhasilan kerja dan 17 responden (41,5%) mengatakan ya bersedia mengerjakan tugas tambahan untuk meningkatkan keberhasilan kerja.

Sebanyak 15 responden (36,6%) mengatakan tidak menerima keluhan setiap pasien yang butuh pelayanan kesehatan dan 26 responden (63,4%) mengatakan ya menerima keluhan setiap pasien yang butuh pelayanan kesehatan.

3. Memiliki Tujuan Realistik

Sebanyak 13 responden (31,7%) mengatakan tidak memiliki keinginan untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang pelayanan kesehatan dan 28 responden (68,3%) mengatakan ya memiliki keinginan untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang pelayanan kesehatan.

Sebanyak 15 responden (36,6%) mengatakan tidak berusaha untuk meningkatkan potensi diri dengan mengikuti program pendidikan dan pelatihan dan 26 responden (63,4%) mengatakan ya berusaha untuk meningkatkan potensi diri dengan mengikuti program pendidikan dan pelatihan

4. Memiliki Rencana Kerja

Sebanyak 23 responden (56,1%) mengatakan tidak menyusun agenda kerja dalam bekerja demi tercapainya tupoksi dalam pekerjaan dan 18 responden (43,9%) mengatakan ya menyususn agenda kerja dalam bekerja.

(25)

5. Memanfaatkan Umpan Balik

Sebanyak 29 responden (70,7%) mengatakan tidak membuat catatan harian tentang hasil pelaksanaan pekerjaan dan 12 responden (29,3%) mengatakan ya membuat catatan harian tentang hasil pelaksanaan pekerjaan.

Sebanyak 21 responden (51,2%) mengatakan tidak melaksanakan evaluasi hasil pekerjaan dari waktu ke waktu dan 20 responden (48,8%) mengatakan ya melaksanakan evaluasi hasil pekerjaan dari waktu ke waktu.

Sebanyak 21 responden (51,2%) mengatakan tidak melakukan perbaikan apabila hasil evaluasi pekerjaan belum baik dan 20 responden (48,8%) mengatakan ya melakukan perbaikan apabila hasil evaluasi pekerjaan belum baik.

6. Mencari Kesempatan Merealisasikan Rencana

Sebanyak 10 responden (24,4%) mengatakan tidak berupaya untuk ikut serta pada kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dibidang pelayanan kesehatan dan 31 responden (75,6%) mengatakan ya berupaya untuk ikut serta pada kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dibidang pelayanan kesehatan.

(26)

Tabel 4.19. Distribusi Responden Pada Motivasi Kerja Petugas Puskesmas

No Motivasi Kerja Petugas Jumlah Persentase

1 Tanggung Jawab

1. Melaksanakan pekerjaan yang dibebankan

a. Ya b. Tidak Jumlah

2. Tidak menunda pekerjaan yang diberikan karena melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan

a. Ya b. Tidak Jumlah

3. Bersedia lembur untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

a. Ya b. Tidak Jumlah

4. Berupaya mencari jalan keluar setiap permasalahan dalam pekerjaan 2 Berani Mengambil Resiko

1. Bersedia mengerjakan tugas tambahan untuk meningkatkan keberhasilan kerja

a. Ya b. Tidak Jumlah

2. Menerima keluhan setiap pasien yang butuh pelayanan kesehatan 3 Memiliki tujuan realistik

(27)

Tabel 4.19 Lanjutan

2. Berusaha untuk meningkatkan potensi diri dengan mengikuti program pendidikan dan pelatihan 4 Memiliki rencana kerja

1. Menyusun agenda kerja dalam bekerja demi tercapainya tupoksi dalam pekerjaan

a. Ya b. Tidak Jumlah

2. Membuat jadwal kegiatan kerja sesuai dengan waktu kerja 5 Memanfaatkan umpan balik

1. Membuat catatan harian tentang hasil pelaksanaan pekerjaan

a. Ya b. Tidak Jumlah

2. Melaksanakan evaluasi hasil pekerjaan dari waktu ke waktu

a. Ya b. Tidak Jumlah

3. Melakukan perbaikan apabila hasil evaluasi pekerjaan belum baik

(28)

Tabel 4.19 Lanjutan

6 Mencari kesempatan merealisasikan rencana

1. Berupaya untuk ikut serta pada kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dibidang pelayanan kesehatan 2. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan

yang mendukung pelayanan kesehatan Secara persentasi menunjukkan bahwa distribusi frekuensi motivasi kerja petugas puskesmas dengan kategori rendah sebanyak 24 responden (58,5%) dan 17 responden (41,5%) dengan nilai motivasi kerja baik.

Tabel 4.20 Distribusi Penilaian Responden Terhadap Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas

No Motivasi Kerja petugas Jumlah Persentasi

1

(29)

merealisasikan rencana). Uji hubungan yang digunakan adalah uji Chi-square. Uji ini dilakukan dalam rangka menganalisis hubungan dua variabel kategorik. Uji signifikan dilihat dengan menggunakan P value < 0,05.

4.4.1 Hubungan Antara Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pengambilan Keputusan Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Hasil tabulasi silang antara pengambilan keputusan kepala puskesmas sambas dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas tahun 2016 diperoleh data 41 responden, ada sebanyak 22 responden (53,7%) mengatakan bahwa kepemimpinan kepala puskesmas sambas dalam kategori kurang, sebanyak 17 responden (41,5%) yang motivasi kerja petugas rendah, dan sebanyak 5 responden (12,2%) yang motivasi kerjanya tinggi. Kategori baik ada sebanyak 19 responden (46,3%) dengan motivasi rendah sebanyak 7 responden (17,1%), dan sebanyak 12 responden (29,3%) dengan motivasi tinggi.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chisqure diperoleh nilai p=0,012 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengambilan keputusan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas tahun 2016

Tabel 4.21 Hubungan Pengambilan Keputusan Dengan Motivasi Kerja Petugas

Kategori Pengambilan Keputuisan Dengan Motivasi Kerja

Motivasi Kerja Petugas

Total P value

Rendah Tinggi

F % F % F %

Kurang 17 41,5 5 12,2 22 53,7 0,012

Baik 7 17,1 12 29,3 19 46,3

(30)

4.4.2 Hubungan Antara Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pengarahan Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Hasil tabulasi silang antara pengarahan kepala puskesmas sambas dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas tahun 2016 diperoleh data 41 responden, ada sebanyak 23 responden (56,1%) mengatakan bahwa kepemimpinan kepala puskesmas sambas dalam kategori kurang, sebanyak 18 responden (43,9%) yang motivasi kerja petugas rendah, dan sebanyak 5 responden (12,2%) yang motivasi kerjanya tinggi. Kategori baik sebanyak 18 responden (43,9%) dengan motivasi kerja rendah sebanyak 6 responden (14,6%) dan sebanyak 12 responden (29,3%) dengan motivasi kerja tinggi.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi squre diperoleh nilai p=0,005 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengarahan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas tahun 2016

Tabel 4.22 Hubungan Pengarahan Dengan Motivasi Kerja Petugas Kategori

Pengarahan Dengan Motivasi Kerja

Motivasi Kerja Petugas

Total P value

Rendah Tinggi

F % F % F %

Kurang 18 43,9 5 12,2 23 56,1 0,005

Baik 6 14,6 12 29,3 18 43,9

(31)

4.4.3 Hubungan Antara Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pendelegasian Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Hasil tabulasi silang antara pendelegasian kepala puskesmas sambas dengan motivasi kerja patugas puskesmas sambas tahun 2016 diperoleh data 41 responden, ada sebanyak 5 responden (12,2%) mengatakan bahwa kepemimpinan kepala puskesmas sambas dalam kategori kurang, sebanyak 2 responden (4,9%) yang motivasi kerja petugas rendah, dan sebanyak 3 responden (7,3%) yang motivasi kerjanya tinggi. Kategori baik sebanyak 36 responden (87,8%) dengan motivasi kerja rendah sebanyak 22 responden (53,7%), dan sebanyak 14 responden (34,1%) dengan motivasi tinggi.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi squre diperoleh nilai p=0,633 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas tahun 2016

Tabel 4.23 Hubungan Pendelegasian Dengan Motivasi Kerja Petugas Kategori

Pendelegasian Dengan Motivasi Kerja

Motivasi Kerja Petugas

Total P value

Rendah Tinggi

F % F % F %

Kurang 2 4,9 3 7,3 5 12,2 0,633

Baik 22 53,7 14 34,1 36 87,8

(32)

4.4.4 Hubungan Antara Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Motivator Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Hasil tabulasi silang antara pengarahan kepala puskesmas sambas dengan motivasi kerja patugas puskesmas sambas tahun 2016 diperoleh data 41 responden, ada sebanyak 21 responden (51,2%) mengatakan bahwa kepemimpinan kepala puskesmas sambas dalam kategori kurang, sebanyak 17 responden (41,5%) yang motivasi kerja petugas rendah, dan sebanyak 4 responden (9,8%) yang motivasi kerjanya tinggi. Kategori baik sebanyak 20 responden (48,8%) dengan motivasi rendah sebanyak 7 responden (17,1%), dan sebanyak 13 responden (31,7%) dengan motivasi tinggi.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chisqure diperoleh nilai p=0,004 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivator dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas tahun 2016

Tabel 4.24 Hubungan Motivator Dengan Motivasi Kerja Petugas Kategori Motivator

Dengan Motivasi Kerja

Motivasi Kerja Petugas

Total P value

Rendah Tinggi

F % F % F %

Kurang 17 41,5 4 9,8 21 51,2 0,004

Baik 7 17,1 13 31,7 20 48,8

(33)

4.4.5 Hubungan Antara Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pengawasan Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Hasil tabulasi silang antara pengarahan kepala puskesmas sambas dengan motivasi kerja patugas puskesmas sambas tahun 2016 diperoleh data 41 responden, ada sebanyak 24 responden (58,5%) mengatakan bahwa kepemimpinan kepala puskesmas sambas dalam kategori kurang, sebanyak 19 responden (46,3%) yang motivasi kerja petugas rendah, dan sebanyak 5 responden (12,2%) yang motivasi kerjanya tinggi. Kategori baik sebanyak 17 responden (41,5%) dengan motivasi rendah sebanyak 5 responden (12,2%), dan sebanyak 12 responden (29,3%) dengan motivasi tinggi.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chisqure diperoleh nilai p=0,003 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas tahun 2016

Tabel 4.25 Hubungan Pengawasan Dengan Motivasi Kerja Petugas Kategori

Pengawasn Dengan Motivasi Kerja

Motivasi Kerja Petugas

Total P value

Rendah Tinggi

F % F % F %

Kurang 19 46,3 5 12,2 24 58,5 0,003

Baik 5 12,2 12 29,3 17 41,5

(34)

4.4.6 Hubungan Antara Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pengendalian Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Hasil tabulasi silang antara pengarahan kepala puskesmas sambas dengan motivasi kerja patugas puskesmas sambas tahun 2016 diperoleh data 41 responden, ada sebanyak 9 responden (22,0%) mengatakan bahwa kepemimpinan kepala puskesmas sambas dalam kategori kurang, sebanyak 5 responden (12,2%) yang motivasi kerja petugas rendah, dan sebanyak 4 responden (9,8%) yang motivasi kerjanya tinggi. Kategori baik sebanyak 32 responden (78,0%) dengan motivasi rendah sebanyak 19 responden (46,3%), dan sebanyak 13 responden (31,7%) dengan motivasi tinggi.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chisqure diperoleh nilai p=1,000 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengendalian dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas tahun 2016

Tabel 4.26 Hubungan Pengendalian Dengan Motivasi Kerja Petugas Kategori

Pengendalian Dengan Motivasi Kerja

Motivasi Kerja Petugas

Total P value

Rendah Tinggi

F % F % F %

Kurang 5 12,2 4 9,8 9 22,0 1,000

Baik 19 46,3 13 31,7 32 78,0

(35)

4.4.7 Hubungan Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Hasil tabulasi silang kepemimpinan kepala puskesmas sambas dengan motivasi kerja patugas puskesmas sambas tahun 2016 diperoleh data 41 responden, ada sebanyak 24 responden (58,5%) mengatakan bahwa kepemimpinan kepala puskesmas sambas dalam kategori kurang, sebanyak 18 responden (43,9%) yang motivasi kerja petugas rendah, dan sebanyak 6 responden (14,6%) yang motivasi kerjanya tinggi. Kategori baik sebanyak 17 responden (41,5%) dengan motivasi rendah sebanyak 6 responden (14,6%), dan sebanyak 11 responden (26,8%) dengan motivasi tinggi.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chisqure diperoleh nilai p=0,013 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan kepala puskesmas dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas tahun 2016

Tabel 4.27 Hubungan Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Petugas Kategori

Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja

Motivasi Kerja Petugas

Total P value

Rendah Tinggi

F % F % F %

Kurang 18 43,9 6 14,6 24 58,5 0,013

Baik 6 14,6 11 26,8 17 41,5

(36)

4.5 Seluruh Variabel Kepemimpinan Dengan Motivasi Kerja Petugas Variabel Kepemimpinan

1. Pengambilan Keputusan

Distribusi Responden Pada Aspek Pengambilan Keputusan No Pertanyaan Pengambilan

Keputusan

Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan mengikutsertakn pengambilan keputusan

23 56,1 18 43,9

2 Pimpinan mengambil keputusan sendiri

18 43,9 23 56,1

3 Pimpinan melibatkan dan mengajak merumuskan tujuan

25 61,0 16 39,0

4 Pimpinan menjalankan komunikasi yang baik dalam pengambilan keputusan sehingga kerja yang harmonis

25 61,0 16 39,0

5 Pimpinan menggunakan analisa yang tepat dan mendalam dalam membuat keputusan

22 53,7 19 46,3

Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan F %

1 Baik 19 46,3

2 Kurang 22 53,7

Jumlah 41 100,0

2. Pengarahan

Distribusi Responden Pada Aspek Pengarahan

No Pertanyaan Pengarahan Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan memberikan pengarahan atas tugas

28 68,3 13 31,7

2 Pimpinan mengadakan bimbingan dan pengarahan secara berkala melalui rapat

(37)

Lanjutan

3 Pimpinan selalu memberikan pengarahan apabila terdapat kesalahan dalam melaksanakan tugas

22 53,7 19 46,3

4 Pimpinan selalu memberikan bimbingan atau pengarahan pada bawahannya sebelum melaksanakan tugas

22 53,7 19 46,3

5 Pimpinan menggunakan bahasa yang sopan dan lembut ketika memberikan pengarahan

11 26,8 30 73,2

Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Pengarahan

Distribusi Responden Pada Aspek Pendelegasian

No Pertanyaan Pendelegasian Tidak Ya

F % F %

1 Dalam mendelegasikan wewenang pimpinan tetap menciptakan

hubungan kerja yang menyenangkan

12 29,3 29 70,7

2 Pimpinan memberikan tugas dan pelimpangan wewenang serta mempercayai dalam tugas dan fungsi

13 31,7 28 68,3

3 Pimpinan memberikan kepercayaan yang cukup besar untuk

mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang diberikan

17 41,5 24 58,5

4 Pimpinan dalam melaksanakan tugas, petugas diberi wewenang cukup besar

20 48,8 21 51,2

5 Pimpinan selalu memberikan tugas dan pelimpangan wewenang

(38)

Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Pendelegasian

No Pendelegasian F %

1 Baik 36 87,8

2 Kurang 5 12,2

Jumlah 41 100,0

4. Motivator

Distribusi Responden Pada Aspek Motivator

No Pertanyaan Motivator Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan memberikan hukuman atau sanksi yang tidak disiplin bekerja

22 53,7 19 46,3

2 Pimpinan memberikan pujian ketika petugas berprestasi dalam kerjanya

23 56,1 17 41,5

3 Pimpinan memberikan promosi jabatan kepada petugas yang berprestasi

32 78,0 9 22,0

4 Pimpinan memberikan kesempatan dalam mengembangkan diri misalnya pelatihan pendidikan

19 46,3 22 53,7

5 Pimpinan pernah memberikan reward atau imbalan jasa

24 58,5 17 41,5

Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Motivator

No Motivator F %

1 Baik 20 48,8

2 Kurang 21 51,2

(39)

5. Pengawasan

Distribusi Responden Pada Aspek Pengawasan

No Pertanyaan Pengawasan Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan selalu mengadakan pengawasan langsung dalam setiap pekerjaan yang diberikan

29 70,0 12 29,3

2 Pimpinan mengamati hasil pekerjaan

Pimpinan memberikan bimbingan dan paham dengan pekerjaan ketika mengalami kesulitan dengan pekerjaan

18 43,9 23 56,1

5

Pimpinan selalu memberikan bimbingan/penerangan sebelum melaksanakan tugas

19 46,3 22 53,7

Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dalam Melakukan Pengawasan

Distribusi Responden Pada Aspek Pengendalian

No Pertanyaan Pengendalian Tidak Ya

F % F %

1 Pimpinan membagi tugas sesuai dengan kemampuan

17 41,5 24 58,5

2 Pimpinan membagi tugas secara adil 23 56,1 18 43,9 3 Pimpinan mengatur aktivitas

anggotanya secara terarah

21 51,2 20 48,8

4. Pimpinan mengatur aktivitas dalam koordinasi yang efektif

21 51,2 20 48,8

5. Pimpinan pernah meminta pendapat dan saran dalam pelaksanaan tugas

(40)

Distribusi Penilaian Responden Terhadap Kepemimpinan Kepala Puskesmas

Variabel Motivasi Kerja Petugas

Distribusi Responden Pada Motivasi Kerja Petugas

No Motivasi Kerja Petugas Jumlah Persentase

1 Tanggung Jawab

1. Melaksanakan pekerjaan yang dibebankan

a. Ya b. Tidak Jumlah

2. Tidak menunda pekerjaan yang diberikan karena melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan

a. Ya b. Tidak Jumlah

3. Bersedia lembur untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

a. Ya b. Tidak Jumlah

4. Berupaya mencari jalan keluar setiap permasalahan dalam pekerjaan 2 Berani Mengambil Resiko

1. Bersedia mengerjakan tugas tambahan untuk meningkatkan keberhasilan kerja

a. Ya b. Tidak Jumlah

(41)

Lanjutan

3 Memiliki Tujuan Realistik

1. Memiliki keinginan untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang pelayanan kesehatan 2. Berusaha untuk meningkatkan potensi

diri dengan mengikuti program pendidikan dan pelatihan 4 Memiliki Rencana Kerja

1. Menyusun agenda kerja dalam bekerja demi tercapainya tupoksi dalam pekerjaan

a. Ya b. Tidak Jumlah

2. Membuat jadwal kegiatan kerja sesuai dengan waktu kerja 5 Memanfaatkan umpan balik

1. Membuat catatan harian tentang hasil pelaksanaan pekerjaan 2. Melaksanakan evaluasi hasil

pekerjaan dari waktu ke waktu a. Ya

b. Tidak Jumlah

3. Melakukan perbaikan apabila hasil evaluasi pekerjaan belum baik

(42)

6 Mencari kesempatan merealisasikan rencana

1. Berupaya untuk ikut serta pada kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dibidang pelayanan kesehatan 2. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan

yang mendukung pelayanan kesehatan c. Ya Distribusi Penilaian Responden Terhadap Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas

No Motivasi Kerja petugas Jumlah Persentasi

1

1. Hubungan Pengambilan Keputusan Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

(43)

2. Hubungan Pengarahan Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas

3. Hubungan Pendelegasian Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

(44)

5. Hubungan Pengawasan Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas

6. Hubungan Pengendalian Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

7. Hubungan Kepemimpinan Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

(45)

BAB V PEMBAHASAN

5.1Motivasi Kerja Petugas Di Puskesmas Sambas

Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukkan bahwa motivasi kerja petugas puskesmas dikategori rendah. Berdasarkan hasil wawancara dilapangan motivasi kerja yang rendah ditunjukkan dari petugas yang tidak bersedia lembur untuk mengerjakan suatu pekerjaannya, karena petugas sebagian besar berstatus kawin, petugas merasa ada dua beban dan tanggung jawab yang harus dikerjakan, seperti selain pekerjaan di puskesmas petugas juga mengerjakan pekerjaan rumahnya. Hal ini dapat menyebabkan pekerjaan petugas tersebut menjadi berlarut-larut. Walaupun demikian petugas berupaya mencari jalan keluar agar tugasnya terselesaikan serta melaksanakan pekerjaan yang dibebankan dan tidak ingin menunda pekerjaan yang diberikan karena melaksanakan pekerjaan dengan waktu yang ditentukan.

(46)

rencana kerja, tidak ada menyusun agenda kerja dalam bekerja demi tercapainya tupoksi dalam pekerjaan serta tidak membuat jadwal kegiatan kerja sesuai dengan waktu kerja hal ini karena petugas merasa kegiatan ini hanya menambah pekerjaan mereka serta petugas merasa bahwa kegiatan ini tidak pernah diawasi oleh pimpinan mereka.

Motivasi kerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas organisasi. Tanpa adanya motivasi kerja dari para petugas untuk bekerja sama bagi kepentingan organisasi, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya, apabila terdapat motivasi kerja yang tinggi dari petugas maka hal ini akan merupakan suatu jaminan atas keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya (Sutrisno, 2009)

Menurut Arifin (2012), Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan puskesmas Sambas maka diperlukan motivasi yang tinggi dari setiap petugasnya. Jika motivasi kerja yang rendah maka tidak akan mencapai tujuan puskesmas tersebut.

5.2Hubungan Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pengambilan Keputusan Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

(47)

pengambilan keputusan yang diperankan kepala puskesmas sebagian besar responden menilai kurang dengan motivasi kerja petugas yang rendah.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap petugas puskesmas diketahui bahwa komunikasi pimpinan dengan petugas kurang baik, pimpinan sebagai atasan yang mungkin memiliki banyak kesibukan sehingga pimpinan dan bawahan jarang untuk berkomunikasi langsung. Sikap pimpinan yang mengambil keputusan sendiri tanpa mengikut sertakan petugas dan tidak mengajak dalam merumuskan tujuan, menurut responden pimpinan dalam merumuskan tujuan program masih menggunakan pemikirannya sendiri mana yang penting program dibicarakan masih tidak fikirkan kepada seluruh petugasnya dan masih petugas tertentu saja yang diajak bicara sehingga sebagian petugas merasa tidak terlalu dibutuhkan sehingga motivasi kerjanya menjadi rendah.

(48)

Hal ini menjelaskan bahwa pengambilan keputusan yang baik berpengaruh terhadap motivasi kerja petugas. Pengambilan keputusan ini merupakan satu-satu nya hal yang membedakan seorang pemimpin. Oleh sebab itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh keterampilan mengambilan keputusan disaat-saat amat kritis memahami secara lebih mendalam karakter yang dimiliki oleh para bawahannya dan memahami tatahubungan organisasi yang dipimpinnya dengan lingkungan sekitarnya demi merumuskan tujuan dan memperbaiki serta mewujudkan misi dan visi pusksmas bersama.

5.3Hubungan Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pengarahan Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa variabel pengarahan memiliki hubungan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengarahan yang diperankan kepala puskesmas sebagian besar responden menilai kurang dengan motivasi kerja petugas yang rendah.

(49)

sebanyak 15 responden yang masih perlu bimbingan dan pengarahan dari pimpinannya.

Selain itu menurut responden, apabila terdapat kesalahan dalam melaksanakan tugas, petugas tidak memninta pengarahan kepada pimpinan melainkan sesama temannya, dikarenakan menurut petugas pimpinan yang sibuk dan cuek terhadap bawahannya sehingga petugas malas bertanya kepada pimpinannya. Tetapi petugas mengatakan bahwa pimpinan memiliki bahasa yang sopan dan lembut kepada petugasnya.

Menurut Siagian (2009), salah satu peran pemimpin adalah bertanggung jawab untuk memberikan pengarahan dan bimbingan kepada bawahannya. Dalam konteks puskesmas, untuk mencapai keberhasilan program maka petugas harus mau mendengar dan mengerti serta mau dibimbing oleh pemimpin..

Menurut Sutrisno (2009), tujuan pengarahan menciptakan kerjasama yang lebih efisien dan mengusahakan suasana lingkungan kerja dinamis yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoir (2011) yang menyatakan bahwa variabel pengarahan berpengaruh secara signifikan terhadap kerja perawat di Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengarahan yang dilakukan pemimpin dikategorikan kurang baik dan motivasi kerja petugas yang rendah.

(50)

mengusahakan suasana lingkungan kerja dinamis yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja.

5.4Hubungan Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pendelegasian Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa variabel pendelegasian tidak memiliki hubungan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas. Pendelegasian yang diperankan kepala puskesmas sebagian besar responden menilai baik dengan motivasi kerja petugas yang rendah

Penyebab variabel pendelegasian tidak berhubungan secara signifikan terhadap motivasi kerja, berdasarkan hasil wawancara terhadap responden pemberian kepercayaan kepada bawahannya untuk pelimpahan wewenang dengan bertanggung jawab yang sering dilakukan pemimpin cenderung membuat petugas merasa malas dan bosan apalagi dengan masa kerja petugas yang sebagian responden sudah 11-15 tahun bekerja dan sudah berpengalaman. Petugas merasa bahwa tanggung jawab yang dilimpahkan kepada mereka itu-itu saja. Menurut petugas juga pimpinan tetap menciptakan hubungan kerja yang menyenangkan dan memberikan tugas dan pelimpahan wewenang serta mempercayai petugasnya dalam tugas dan fungsinya.

(51)

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gustian (2015) yang menyatakan bahwa variabel pendelegasian terhadap motivasi kerja pegawai Universitas Negeri Padang memperoleh adanya pengarauh yang signifikan.

Hal ini menjelaskan pendelegasian ini perlunya agar jalannya organisasi tidak mengalami kemacetan dan terhindar dari bau birokratis serta menjadi faktor dalam meningkatkan motivasi bagi petugas dalam bekerja karena mereka merasa bahwa pimpinan sepenuhnya percaya kepada kinerja mereka.

Meskipun berdasarkan hasil penelitian bahwa variabel pendelegasian tidak berhubungan secara signifikan terhadap motivasi kerja petugas puskesmas sambas, tetapi aspek ini harus tetap diperhatikan.

5.5Hubungan Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Motivator Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa variabel motivator memiliki hubungan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivator yang diperankan kepala puskesmas sebagian besar responden menilai kurang dengan motivasi kerja petugas yang rendah.

(52)

petugas tidak ingin memberikan usaha yang lebih atas tugas mereka, karena mereka merasa setiap usaha yang mereka lakukan tidak dihargai oleh pimpinan. Petugas juga menilai antara petugas yang berprestasi dengan yang tidak berprestasi sama aja tidak ada nilai insentif yang berlebihan. Sehingga petugas yang berprestasi mengatakan kurang semangat dalam menjalankan kegiatan pekerjaan dalam kesehariannya hal ini menyebabkan menurunnya motivasi kerja petugas.

Menurut Siagian (2009), motivasi merupakan daya dorong bagi seseorang untuk memberikan kontribusi yang sebesar mungkin demi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Kepala puskesmas sebagai pemimpin dalam memotivasi bawahannya sangat mempengaruhi motivasi kerja petugas, pimpinan harus mampu memberikan inspirasi,semangat dan dorongan dalam bekarya.

Hal ini menjelaskan bahwa apabila tidak terdapatnya motivasi kerja yang tinggi dari para petugas dalam suatu organisasi, maka akan lah sulit untuk mencapai tujuannya, oleh sebab itu motivator adalah salah satu faktor yang harus ada pada diri seorang pemimpin sebagai motivator bagi bawahannya demi meningkatkan motivasi kerja petugasnya sehingga terwujudlah tujuan organisasi. 5.6Hubungan Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pengawasan Kepala

Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

(53)

pengawasan yang diperankan kepala puskesmas sebagian besar responden menilai kurang dengan motivasi kerja petugas yang rendah.

Berdasarkan hasil wawancara petugas puskesmas, pimpinan tidak mengadakan pengawasan langsung dalam setiap pekerjaan karena menurut responden pimpinan selalu ingin petugasnya mengerjakan tugas sampai selesai tanpa memeriksa atau menilai pekerjaan petugas, sedangkan pimpinan sendiri bersikap cuek dan menganggap petugas sudah mampu mengerjakan suatu tugas tanpa harus adanya pengawasan. Padahal tidak semua petugas dapat mengerjakan suatu tugas dengan baik tanpa menilai dan mengoreksi pelaksanaan tugasnya. Karena sebagian responden kebanyakan masih dijenjang DIII sebanyak 11 responden, yang masih butuh penilaian dari pimpinan. Selain itu juga pimpinan tidak memahami setiap program puskesmas secara mendalam.

Menurut Muninjaya (2004), pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Tanpa pengawasan atau pengawasan yang lemah, berbagai penyalahgunaan wewenang akan terjadi.

Menurut Sulaiman (2011) pengawasan adalah sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah kegiatan/pekerjaan telah dilaksanakan sesuai rencana. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharus nya terjadi.

(54)

5.7Hubungan Kepemimpinan Dilihat Dari Aspek Pengendalian Kepala Puskesmas Dengan Motivasi Kerja Petugas Puskesmas Sambas Tahun 2016

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa variabel pengendalian tidak memiliki hubungan dengan variabel motivasi kerja petugas puskesmas sambas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian yang diperankan kepala puskesmas sebagian besar responden menilai baik dengan motivasi kerja petugas yang rendah.

Penyebab variabel pengendalian tidak berhubungan secara signifikan terhadap motivasi kerja, berdasarkan hasil wawancara responden mengatakan bahwa pimpinan telah membagi tugas kepada bawahannya sesuai dengan kemampuan petugas tetapi responden juga mengatakan bahwa dalam membagi tugas terkadang petugas merasa bahwa ada sebagian petugas diberikan tambahan tugas. Selain itu responden juga mengatakan terkadang tugas yang seharusnya dikerjakan oleh pimpinan harus dikerjakan oleh petugas. Tugas yang seharusnya bisa diselesaikan dengan tepat waktu menjadi berlarut-larut.

Walaupun pengendalian yang dilakukan pimpinan baik tapi motivasi kerja petugas rendah, menurut responden hal ini disebabkan oleh pengaruh sikap pimpinan yang kurang dalam pengawasan setelah pimpinan memberikan pengendalian terhadap aktivitas anggotanya.

(55)

pemimpin dalam mewuujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Dengan melakukan kegiatan tersebut berarti pemimpin berusaha mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap perseorangan dalam melaksanakan beban kerja atau perintah pemimpinnya.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gustian (2015) yang menyatakan bahwa variabel pengendalian terhadap motivasi kerja pegawai Universitas Negeri Padang memperoleh adanya pengaruh yang signifikan.

(56)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dengan uji chi square menunjukkan adanya hubungan kepemimpinan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas 2. Variabel kepemimpinan dengan motivasi kerja petugas menunjukkan:

a. ada hubungan pengambilan keputusan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas

b. ada hubungan pengarahan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas

c. tidak ada hubungan pendelegasian dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas

d. ada hubungan motivator dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas

e. ada hubungan pengawasan dengan motivasi kerja petugas puskesmas sambas

(57)

6.2Saran

1. Kepala Puskesmas Sambas perlu untuk meningkatkan aspek kepemimpinan seperti :

a. Melibatkan dan mengikutsertakan bawahannya dalam pengambilan keputusan agar menjadi pedoman untuk melaksanakan tugas dan fungsinya.

b. Melakukan pengarahan agar dapat membimbing dan menggerakkan segala kegiatan dalam melaksanakan suatu kegiatan.

c. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan motivasi kerja bawahannya. d. Melakukan pengawasan untuk dapat menilai dan mengoreksi pelaksanaan tugas bawahannya agar berjalan ke arah yang telah ditetapkan serta guna agar mencapai tujuan organisasi

2. Petugas Puskesmas disarankan:

a. Agar lebih meningkatkan motivasi kerja guna tercapai visi dan misi puskesmas

Gambar

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Kepemimpinan)
Tabel 4.1 Distribusi Tenaga Menurut Jenis Kategori Tenaga Kesehatan  Tahun 2016
Tabel 4.1 Lanjutan
Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fitur utama pada aplikasi ini antara lain: menjalankan perintah SQL, membuat tabel dan pengguna, melakukan backup dan recovery basisdata, menulis dan menjalankan bahasa prosedural

The image data classification using neuro-fuzzy expert system (NFES) is divided became of three partition, that is namely, pre-processing by fuzzy c-mean method, pattern

Proses analisis harga satuan bahan/material pada dasarnya adalah menghitung banyaknya volume masing-masing bahan serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

Catatan tersebut kemudian dibukukan dan diserahkan kepada kita (QS. Allah SWT melakukan pengawasan melalui diri kita sendiri. Ketika kelak nanti meninggal maka anggota

The paper deals with the use of mixed Eulerian - Lagrangian displacement in geometrically nonlinear analysis of structural system, in which displacement and deformation are

• Thông báo nhà quản lý nhóm về những lỗi không tuân thủ • Nếu họ không thực hiện các hành động sửa lỗi, họ sẽ chịu. hình

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan saya bersedia dituntut dimuka pengadilan serta bersedia menerima segala tindakan yang diambil

Walaupun pengarang karya tersebut adalah orang Indonesia, namun karyanya tidak menggunakan bahasa Indonesia tidak dapat disebut sastra Indonesia yang ideal.. Jika karya itu