• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL KIMIA ANORGANIK PEMBUATAN TAWAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JURNAL KIMIA ANORGANIK PEMBUATAN TAWAS"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

PEMBUATAN TAWAS

Kamis, 27 Maret 2014

HANNA AULIA

1112016200057

Kelompok 2

Fahmi Herdiansyah 1112016200039

Hanna Aulia 1112016200057

Ira Nurpialawati 1112016200029

Kiki Sukirman 1112016200067

Nur Hikmah 1112016200058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

ABSTRAK

Tawas merupakan kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Tawas ini dikenal dengan nama Al2(SO4)3.18H2O yang berperan sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah, tawas di gunakan jugan dalam industri kertas dan karton, bahan aditif pada makana serta penolak api pada tekstil . Telah dilakukan percobaan berjudul “Pembuatan Tawas” yang bertujuan untuk menghasilkan tawas. Tawas di buat dengan bahan aluminium pada kaleng, kaleng ini di campur dengan KOH dan H2SO4 hasilnya berupa larutan putih susu yang di diamkan hingga jenuh dan jadilah Kristal tawas siap pakai. Dari hasil praktikum pembuatan tawas dihasilkan tawas 41.43 gr. Tawas di uji coba, dan berhasil menjernihkan air yang mulanya bercampur lumpur.

A. INTRODUCTION

Tawas atau alum adalah suatu senyawa Alumunium Sulfat dengan rumus kimia Al2(SO4).18H2O. Pembuatan tawas dapat di laksanakan dengan melarutkan material yang mengandung Al2O3 dalam larutan asam sulfa. Salah satu sumber Al2O3 di alam terdapat dalam tanah kaolin. Reaksi antara kaolin dengan larutan asam sulfat akan menghasilkan larutan alumunium sulfat. Tawas padat di peroleh dari proses kristalisasi larutan jenuh alumunium sufat (Jalaludin, Toni Jamaludi : 2005)

Alumunium adalah logam putih, liat dan dapat di tempa. Bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 669oC. Bila terkena udara objek –objek alumunium teroksidasi pada permukaannya. Asam nitrat pekat membuat logam menjadi pasif. Alumunium sulfat membentuk garam-garam rangkap dengan sulfat dari kation-kation monovalen dengan bentuk Kristal yang menarik, yang di sebut tawas(alum, aluin) (Vogel, G Shevla: 1985)

(3)

pewarna penolak air, aditif pada makanan, dan dalam pengolahan limbah cair dan perusahaan air minum (Petrucci, Ralp H:1987)

Alumunium merupakan unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi(sesudah oksigen dan silikon), mencapai 8,2 % dari massa total. Bijih yang penting dalam alumunium adalah bauksit. Bauksit dimurnikan dalam proses bayer yang mengambil manfaat bahwa oksida alumina amfoter larut dalam basa kuat tetapi besi (III) oksida tidak. (oxtoby:2003)

B. MATERIAL

2. Ukur larutan KOH 20% sebanyak 40ml dengan gelas ukur dan masukkan ke dalam gelas beaker.

3. Potong kaleng (Alumunium) minuman yang telah di amplas menjadi bagian yang kecil, timbang sebanyak 2 gram.

4. Masukkan potongan Alumunium 2 gram ke dalam larutan KOH. Diamkan dan amati 5. Jika gelembung pada sampel telah menghilang lanjutkan dengan memanaskan larutan

pada hot plate hingga bau menghilang.

6. Saring larutan hingga ampas alumunium dan cairannya terpisah, selanjutnya diamkan sejenak cairan yang telah di saring.

7. Jika bau telah hilang, bawa sampel ke lemari asam dan campurkan H2SO4 6M 30ml dan amati.

(4)

Data percobaan:

Sampel tawas + gelas beaker = 141.26 gr

Timbangan set = 0.07 gr

Gelas beaker = 99.9 gr

Tawas = 41.43 gr

Persamaan Reaksi :

2Al + 2KOH(aq) + 6H2O(l) ---- 2K[Al(OH)4](s) + 3H2(g) 2K[Al(OH)4](s)+H2SO4 (aq) ---- 2Al(OH)3(s)+K2SO4(aq)+2H2O(l) 2Al(OH)3(s) + 3 H2SO4 (aq) ---- Al2(SO4)3(s) + 6H2O(l)

K2SO4(aq)+Al2(SO4)3(s)+12H2O(l) ---- 2KAl(SO4)2.12H2O(s)

Reaksi keseluruhan :

2Al(s) + 2KOH(aq) + 10H2O(l) + 4H2SO4(aq) --- 2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g)

D. DISCUSSION

Pada praktikum kali ini yaitu mengenai pembuatan tawas dari bahan dasar aluminium + KOH + H2SO4 pekat. Hal pertama yang di lakukan adalah memotong lempengan alumunium (kaleng minuman yang telah di amplas) kecil agar raeaksi penguraian berjalan lebih cepat. Potongan alumunium ini kemudian di larutkan kedalam KOH 20%. Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat dengan reaksi 2Al (s) + 2KOH (aq) + 6H2O(l) menghasilkan produk 2KAl(OH)4(s) + 3H2 (g).

(5)

Selanjutnya larutan hasil penyaringan di tambahkan H2SO4 6M di lemari asam yang berfungsi untuk menetralkan. Karakteristik reaksi yang terjadi mula-mula terbentuk endapan berwarna putih seperti tisu basah dalam larutan. Warna putih yang terbentuk berasal dari senyawa Al(OH)3. Senyawa Al(OH)3 yang bersifat basa dicampurkan dengan asam sulfat hingga pHnya asam. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk kation-kation (K+ dan Al3+) yang merupakan elemen-elemen yang diperlukan untuk membentuk tawas. Larutan berbau dan terasa panas sehingga perlu di diamkan. Untuk membentuk Kristal yang tidak pecah larutan di rendam di dalam es batu.

larutan ini kemudian didiamkan selama satu malam dan ia membentuk Kristal putih seperti kaca dari Kalium Aluminium Sulfat KAl(SO4)2.12H2O atau sering disebutt alum. Berdasarkan hasil yang ada, praktikan menguji kemampuan adsorpsi tawas dengan cara memasukkan tawas pada air lumpur. Hasil yang di dapat air lumpur berubah menjadi jernih dan percobaan pembuatan tawas di anggap berhasil.

E. CONCLUTION

Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan, dapat di simpulkan :

 Tawas di gunakan dalam industri kertas dan karton, pengolahan limbah dan air minum, bahan aditif pada makanan dan penolak api pada tekstil.

 Tawas dapat di hasilkan dari reaksi pencampuran lempengan alumunium, KOH dan H2SO4’

 Campuran lempengan Al dengan KOH menghasilkan gas H2.

 Pembuatan tawas dengan Alumunium dan KOH menghasilkan Kristal 41.43 gr.  Tawas berbentuk Kristal putih dan berperan sebagai adsorben.

 Kristal tawas hasil praktikum berhasil menjernihkan air yang bercampur dengan lumpur.

F. REFERENSI

Petrucci, Ralp H. 1987. KIMIA DASAR Prinsip dan Terapan Modern Edisi keempat. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.

(6)

Vogel, G Shevla. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro I. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka

Jalaludin, Toni Jamaludin. 2005. Pemanfaatan Kaolin Sebagai Bahan Baku Pembuatan Alumunium Sulfat dengan Metode Adsorpsi. PDF

http://dwioktavia.wordpress.com/2011/04/14/pembuatan-tawas-aluminium/dan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini disebabkan karena semakin kecil ukuran partikel (massa sama) maka luas permukaan kontak antara padatan dan pelarut akan bertambah dan jarak lintasan difusi zat terlarut

Semakin kecil ukuran diameter katalisator menyebabkan luas kontak dan laju perpindahan massa pereaksi ke permukaan katalisator semakin besar , dengan konversi tertinggi pada suhu

Laju suatu reaksi dapat terjadi karena adanya beberapa faktor, seperti penambahan konsentrasi zat, menurunkan atau meningkatkan suhu pada sistem, luas permukaan atau bentuk

Hasil yang diperoleh dengan variasi waktu hidrotermal 1 hari, 2 hari, dan 3 hari pada suhu 80°C menunjukan hasil yang sama yaitu terbentuk dua fasa larutan, di mana fasa

Laju reaksi suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi pereaksi, luas permukaan zat yang bereaksi, suhu pada saat reaksi kimia terjadi, dan ada

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wijana, dkk.,(2009), kadar alkali bebas memiliki kecenderungan akan semakin menurun akibat semakin besar nya suhu

disebabkan karena semakin kecil ukuran partikel (massa sama) maka luas permukaan kontak antara padatan dan pelarut akan bertambah dan jarak lintasan difusi zat terlarut di

• Memanaskan larutan Natrium Silikat (NaOH 6,67M+abu sekam 2M) dan Natrium Aluminat, yg sudah di-stirer, selama 1 jam pada suhu 100 o C dengan menggunakan hot plate •