• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Pada Pembelajaran Materi Bagian-Bagian Tumbuhan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Lipulalongo | Ham | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3970 12672 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Pada Pembelajaran Materi Bagian-Bagian Tumbuhan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Lipulalongo | Ham | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3970 12672 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

236

Pemanfaatan Lingkungan Sekitar Pada Pembelajaran Materi

Bagian-Bagian Tumbuhan Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas III SDN Lipulalongo

Hasma Ham, Irwan Said, dan Irwan Said

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah siswa kurang aktif karena kurangnya pengalaman langsung siswa, sehingga hasil beajarnya rendah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar pada Materi Bagian-Bagian tumbuhan di SDN Lipulalonggo Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Laut. Metode pembelajaran melibatkan siswa kelas III yang berjumlah 25 orang. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan (2) Pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pengumpulan data melalui teknik pemberian tes, wawancara, observasi dan pencatatan lapangan. Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pratindakan didapatkan hanya terdapat 4 orang siswa (16%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 21 (84%) orang siswa dengan kriteria tidak tuntas. Hasil penelitian menunjukan Pada siklus 1 banyak siswa yang tuntas 11 orang presentase ketuntasan klasikal 44%. Sedangkan Siklus II banyaknya siswa yang tuntas 20 orang, presentase ketuntasan klasikal 80%. Hasil ini menunjukan bahwa pemanfaatan lingkungan sekitar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Bagian-Bagian Tumbuhan.

Kata Kunci: Hasil Belajar Siswa, Bagian-Bagian Tumbuhan

I. PENDAHULUAN

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

237 penting dalam menyiapkan anak memasuki dunia kehidupannya. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan siswa dimana guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan adanya belajar maka terjadinya suatu perubahan dalam diri seseorang yang ditunjukkan dengan peningkatan pengetahuan, daya pikir, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut menjadi lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, setelah melalui proses tahap-tahap belajar.

Dalam pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat mengalami sebuah proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung. Hal ini perlu untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Tetapi yang diharapkan tidak sejalan dengan kenyataan karena masih banyak proses pembelajaran IPA tidak menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran hanya monoton pada buku sehingga siswa pasif dalam pembelajaran. Minat siswa dalam pembelajaran IPA kurang sehingga tidak tertarik dalam belajar, tidak memperhatikan penjelasan guru, yang berdampak pada nilai-nilai tugas dan ujian menjadi rendah. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan peneliti di kelas III SDN SDN Lipulalonggo, saat proses pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak memuaskan atau rendah.

Pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber pokok pembelajaran dapat memberikan pengalaman baru bagi anak didik dalam mengembangkan pengetahuan yang telah dimilikinya. Salah satu materi dalam pelajaran IPA yang relevan dengan pemanfaatan dan pengetahuan anak didik adalah Bagian-Bagian Tumbuhan dapat dengan mudah anak didik mengetahuinya dengan menggunakan alam sekitar sebagai sumber belajar sehingga diterapkan dan diharapkan pengetahuan anak didik menjadi lebih baik.

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

238

II. METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, meliputi; 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap evalasi/observasi, dan 4)tahap refleksi.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Lipulalongo Kabupaten Banggai Laut. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Nopember 2014

Sampel penelitian ini adalah siswa yang terdaftar pada tahun pelajaran 2013/2014

sebanyak 25 orang siswa dan guru kelas III SDN Lipulalongo

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui hasil tes pada akhir tindakan. Sedangkan data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sesudah pengumpulan data. Adapun tahap-tahap kegiatan analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data 2) menyajikan data dan 3) verifikasi data / penyimpulan. (Arikunto, 1997:34).

Verifikasi dilakukan dan penyimpulan dengan teknik persentae dan konfirmasi dengan kriteria penilaian yakni sangat baik, baik, cukup, kurang baik.

Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh dari hasil tes, Data kuantitatif diperoleh dari hasil presentase keberhasilan anak dalam menyelesaikan tugas individual dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

1) Tuntas Belajar Individu

Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa menggunakan rumus sebagai berikut :

DSI = S y w x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika presentase daya serap individu sekurang-kurangnya 70 %

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

239 Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitiian ini, maka digunakan rumus sebagai berikut:

KBK = J w y

J w y x 100 %

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah tuntas secara individual.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus 1

Berdasarkan gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas III SDN Lipulalonggo. Hal ini bisa diketahui dari 14 komponen yang diamati 2 komponen yang bernilai kurang yaitu memotivasi siswa, menyimpulkan sementara yang bernilai cukup 5 yaitu apersepsi, memberi motivasi, menyampaikan topik, memotivasi siswa bertanya dan menjawab, salam penutup dan bernilai baik sebanyak 7 komponen yaitu menyampaikan salam, mengabsen, menjelaskan tujuan, mengadakan umpan balik, mengadakan post t es, memberi tugas dan memotivasi belajar di rumah. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua.

Berdasarkan hasil observasi tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data siklus pertama kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang berkategori kurang, 5 aspek yang sudah mendapatkan nilai cukup dan 4 yang sudah berkategori baik.

Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus 1 dapat dilihat pada lampiran:

Persentase KBK = x 100% = 44%

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

240 Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan dibandingkan dengan tes awal hasil belajar siswa, skor tertinggi di siklus I 80%, sedangkan ketuntasan belajar klasikal sebesar 44%.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh kekurangan-kekurangan yang harus direfleksikan pada Siklus II sebagai berikut:

1. Kurangnya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang. 3. Sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan.

4. Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang. Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan tersebut harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.

Deskripsi Siklus 2

Berdasarkan gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas III SDN Lipulalonggo. Hal ini bisa diketahui dari 14 komponen yang diamati tidak satu pun yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 3 komponen dan bernilai baik sebanyak 7 komponen yang bernilai sangat baik 4 komponen.

Berdasarkan hasil observasi tentang langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data siklus kedua kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang berkategori cukup, 4 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik dan 5 aspek yang berkategori sangat baik.

Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran

Persentase KBK = x 100% = 80%

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

241 Dari hasil refleksi siklus I, ternyata masih ada ditemukan kekurangan, disamping kelebihan. Oleh karena itu, perlu mencoba membuat alternatif tindakan untuk menutupi kekurangan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan siklus II dengan mengacu pada perbaikan kekurangan siklus I, maka dapat dikemukakan kelebihan-keiebihan dari siklus II antara lain:

1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa

2. Siswa sudah mulai pandai tentang pembelajaran metode eksperimen

3. Siswa mulai pintar dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. 4. Presentase ketuntasan klasikal meningkat dari 44% menjadi 80%

Memperhatikan hasil yang di capai pada pelaksanaan siklus dua dimana rata-rata siswa sudah mencapai ketuntasan individu serta secara klasikal sudah memberikan hasil yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan ini tidak lagi di lanjutkan pada siklus berikutnya.

Pembahasan

Memperhatikan hasil penelitian yang dilaksanakan di SDN Lipulalonggo, yang diambil dari hasil evaluasi baik evaluasi pra penelitian (tes awal) maupun hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran persiklus dapat menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar siswa dapat meningkat secara bertahap dari siklus 1 ke siklus II.

Sebelum melaksanakan proses tindakan pada mata pelajaran IPA di Kelas III SDN Lipulalongo pada siklus 1, diadakan tindakan observasi awal dengan memberikan soal tes kepada siswa, di mana nilai yang didapatkan dari hasil observasi awal ternyata daya serap individu masih jauh berada pada level di bawah rata-rata. Daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari (70) % sebagai patokan ketercapaian ketuntasan individu dalam pembelajaran, begitu pula dengan ketuntasan klasikal yang diperoleh yang hanya mencapai 16% atau 4 orang yang tuntas dari 25 siswa. Jika di lihat dari hasil ketuntasan klasikal ini cukup jauh dari standar ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80%.

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

242 belajar-mengajar hanya menekankan pada pemberian materi semata, sehingga hilanglah rasa beban dan tanggung jawabnya sebagai guru yang bertugas memberikan pengajaran pada siswa. Setiap hari belajar siswa dipenuhi dengan metode ceramah.

Deskripsi hasil pelaksanaan penelitian tersebut akan kita bahas secara bertahap sebagai berikut:

Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I yang terdapat pada Tabel 4.3 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA dimana terdapat 11 oran'g anak (44%) berhasil mendapatkan kategori tuntas individu dan masih

tersisa 14 orang anak (56%) berada pada kategori tidak tuntas individu. Begitu pula ketuntasan klasikal mengalami peningkatan yaitu dari 61% menjadi 44%, namun demikian proses pembelajaran pada siklus I ini belum dikatakan

Hasil evaluasi siklus 1, hasil evaluasi siklus 2 pun menunjukkan peningkatan hasil yaitu dari 25 orang siswa didapatkan 80% masuk dalam kategori tuntas dari sebelumnya hanya 44% dan terdapat hanya 5 orang siswa (20%) yang tidak tuntas, serta ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 80%. Seorang anak yang belum mencapai ketuntasan individu 5 orang, ini sudah menunjukkan peningkatan prestasi yang berarti, yaitu dari 44% ketuntasan individu pada siklus I menjadi 81,2% ketuntasan individu pada siklus 2, dengan demikian siswa perlu mendapatkan bimbingan khusus untuk meningkatkan hasil belajarnya.

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka di simpulkan bahwa pemanfaatan alam sekitar dalam pembelajaran materi Bagian-Bagian Tumbuhan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas III SDN Lipulalongo Kecamatan Labobo Kabupaten Banggai Laut

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

243 dan bekerja sama dengan sesamanya dalam pembelajaran di sekolah, suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah/guru. Selain itu, siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrrahman, (2013), Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Abruscato. (1996) Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Di SMA Negeri I Lhoong.

Conant. (2006). Penggunaan Variasi Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Alam Kelas Vc SD

Daryantoo, (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya Dewi, Rosmala.( 2006). Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Darma

Hastuti, Retno & Kusumawati, Rohana. (2010). Buku Panduan Pendidik, Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas IV. Klaten: Intan Pariwara

Haryanto, Drs.(2007). SAINS SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Http://www.raisulakbar.wordpress.com.

Majid, Abdul. (2011). Perencnaan Pembelajaran, Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Munandar, Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Nasution, S.( 2010). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Suparman, (2010). Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Trianto, ( 2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

Referensi

Dokumen terkait

Benda kerja harus direka oles dahulu dengan melamine enamel warna putih secara merata dan halus. Tahapan reka oles melamine enamel dapat dibaca pada

Pada kesempatan ini penulis mencoba mempraktekkan langsung digital recording menggunakan komputer yang biasa digunakan oleh penulis, dengan software Cakewalk Pro Audio 9, dan

[r]

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan, dengan adanya sistem pendukung keputusan untuk menentukan kelayakan pemberian kredit motor

[r]

The medium mobile software development business segment is comprised by Startups, which are not likely to be able to provide solutions on both platforms due to

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak

Terminal angkutan umum penumpang merupakan penyedia jasa angkutan umum yang berfungsi untuk dapat memberikan