• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PANKREAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PANKREAT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

A. KONSEP DASAR PENYAKIT PANKREATITIS

1.1 Anatomi Fisiologi Pankreas

a. Anatomi

Terletak pada kuadran bagian kiri atas di antara kurvatura duodenum dan limpa dan panjangnya mencapai 15 cm.

b. Fisiologi

Pankreas merupakan kelenjar eksokrin (pencernaan) sekaligus kelenjar endokrin. 1. Fungsi endokrin

 Sel pankreas yang memproduksi hormon disebut sel pulau Langerhans, yang terdiri dari sel alfa yang memproduksi glukagon dan sel beta yang memproduksi insulin.

Glukagon. Efek glukagon secara keseluruhan adalah meningkatkan kadar glukosa darah dan membuat semua jenis makanan dapat digunakan untuk proses energi. Glukagon merangsang hati untuk mengubah glikogen menurunkan glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan penggunaan lemak dan asam amino untuk produksi energi. Proses glukoneogenesis merupakan pengubahan kelebihan asam amino menjadi karbohidrat sederhana yang dapat memasuki reaksi pada respirasi sel.Sekresi glukagon dirangsang oleh hipoglikemia. Hal ini dapat terjadi pada keadaaan lapar atau selama stres fisiologis, misalnya olahraga.

(2)

darah ke sel dengan meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap glukosa (namun otak, hati, dan sel-sel ginjal tidak bergantung pada insulin untuk asupan glukosa). Di dalam sel, glukosa digunakan digunakan pada respirasi sel untuk menghasilkan energi. Hati dan otot rangka mengubah glukosa menjadi glikogen (glikogenesis) yang disimpan untuk digunakan di lain waktu. Insulin juga memungkinkan sel-sel untuk mengambil asam lemak dan asam amino untuk digunakan dalam sintesis lemak dan protein (bukan untuk produksi energi).

2. Fungsi eksokrin

Kelenjar eksokrin pada paankreas disebut acini, yang menghasilkan enzim yang terlibat pada proses pencernaan ketiga jenis molekul kompleks makanan. Enzim pankreatik amilase akan mencerna zat pati menjadi maltosa. Kita bisa menyebutnya enzim “cadangan” untuk amilase saliva. Lipase akan mengubah lemak yang teremulsi menjadi asam lemak dan gliserol. Pengemulsifan atau pemisahan lemak pada garam empedu akan meningkatkan luas permukaan sehingga enzim lipase akan dapat bekerja secara efektif. Tripsinogen adalah suatu enzim yang tidak aktif, yang akan menjadi tripsin aktif di dalam duodenum. Tripsin akan mencerna polipeptida menjadi asam-asam amino rantai pendek. Cairan enzim pankreatik dibawa oleh saluran-saluran kecil yang kemudian bersatu membentuk saluran yang lebih besar, dan akhirnya masuk ke dalam duktus pankreatikus mayor. Duktus tambahan juga bisa muncul. Duktus pankreatikus mayor bisa muncul dari sisi medial pankreas dan bergabung dengan duktus koledokus komunis untuk kemudian menuju ke duodenum. Pankreas juga memproduksi cairan bikarbonat yang bersifat basa.

(3)

1.2 PENGERTIAN

Pankreatitis adalah inflamasi yang mengenai pankreas yang bersifat serius dengan intensitas yang ringan sampai berat dan berakibat fatal.Pankreatitis juga didefinisikan sebagai peradangan pada pankreas yang menggangu fungsi eksokrin dalam membantu menjalankan metabilisme dalam tubuh.

Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000; 558)

Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Smeltzer, Suzanne C., 2001; 1338)

1.3 EPIDEMIOLOGI

Usia umumnya manusia mengalami perubahan fisologi secara drastic menurun dengan cepat selah usia 40 tahun. Pancreatitis sering muncul pada pasien yang pecandu alcohol yang berumus dari yang berumur 40 tahun. Tetapi dapat muncul jua pada usia muda sebagai pencandu berat alcohol.Pada orang dengan pendapatan tinggi dan rentan stress. Cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum-minuman yang banyak mengandung alcohol sebagai pelarian untuk mengurangi stress psykologinya, oleh karena itu penyakit ini banyak dialami oleh anak pejabat, kontraktor, pekerja biasa dengan gaji lembur yang tinggi dan rendah nilai agamanya.

1.4 ETIOLOGI

 Konsumsi alcohol cukup lama

Konsumsi alcohol akanmengakibatkan suasana lebih alkalis pada enzim-enzim pankreas. Suasana itu akan berakibat timbulnya kerusakan pada pancreas.

 Infeksi bakteri

Walaupun jarang bakteri juga dapat mencapai pankreas untuk merusak organ pankreas. Kerusakan ini akan berdampak pada peningkatan enzim pankreas yang justru dapat merusak pankreas.

(4)

Virus yang sering menimbulkan kerusakan pada pankreas adalah virus parotitis

1.5 PATOFISIOLOGI

Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang berisiko mengakibatkan edema pada pankreas (terutama daerah ampula vater). Dengan demikian didalam pankreas akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan peradangan pada pankreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi oleh mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (unsure panas).

Adanya refluk enzim agar meningkatkan volume enzim dan distensi pada pankreas yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung.Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung. Distensi pada pankreas yang melampaui beban akan berdampak pada penekanaan dinding duktus dan pankreas serta pembuluh darah pankreas. Pembuluh darah dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada pankreas atau ke jaringan sekitar yang berakibat pada ekimosis pinggang dan umbilicus. Kerusakan yang terjadi pada pankreas secara sistemik dapat meningkatkan respon asam lambung sebagai salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksi yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah. Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak pada peningkatan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi cairan dalam tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan volume darah inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.

1.6 MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri perut hebat, melintang dan tembus sampai bagian punggung.  Distensi abdomen

(5)

 Terdapat memar (ekimosis) pada pinggang dan sekitar umbilicus (pada pancreatitis hemoragik).

 Hipotensi  Panas  Agitasi  Dispnea

 Hematemesis dan melena  Takikardi

 Nyeri tekan pada epigastrium 1.7 KOMPLIKASI

 Nekrosis pankreas. Nekrosis pankreas terjadi karena adanya sekresi pankreas yang mengalami refluk ke pankreas setelah dari empedu yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pankreas.

 Syok dan kegagalan organ multiple. Syok dan kegagalan organ terjadi karena adanya penurunan volume cairan yang dapat berakibat pada penurunan volume darah dan vaskulerissai,sehingga organ dapat mengalami kegagalan fungsi akibat penurunan perfusi.

 Gagal ginjal

1.8 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN HASIL

Diagnosis pancreatitis dapat ditegakkan melalui riwayat nyeri abdomen di daerah epigatrik, pemeriksaan fisik serta faktor-faktor resiko yang tergali (contohnya trauma abdomen,konsumsi obat-obatan seperti yang tertera diatas).

Data-data lain yang dapat menunjang antara lain:

 Kadar amylase dan lipase serum. Kadar amylase serum akan naik cepat dalam waktu 24 jam dan akan menurun dengan cepat pada waktu 48 jam-72 jam. Sedangkan lipase serum akan meningkat dalam 48 jam dan akan tetap tinggi dalam waktu 5-7 hari.

 Hiperglikemia dan glukosuria yang bersifat sementara. Terjadinya pancreatitis dapat mempengaruhi fungsi dari pulau-pulau Langerhans yang merupakan produksi insulin.

(6)

 Kenaikan kadar fibrinogen. Kenaikan ini sebagai dampak kerusakan dari pankreas.

 Pada ambilan cairan peritoneum banyak mengandung sekresi pankreas. Plasma pankreas dapat mengalir ke rongga abdomen disertai dengan hasil sekresi pada pankreas.

 Feses penderita yang berwarna pucat dan berbau sangat busuk. Ini terjadi karena kandungan lemak yang tinggi pada feses.

 Pada USG terlihat peningkatan diameter pankreas karena mengalami edema.

1.9 PENATALAKSANAAN

 Pengobatan yang bersifat simptomatik seperti pemberian analgetik contohnya meperidin untuk mengurangi nyeri penderita, memberi obat antiemetic untuk mengurangi mual dan muntah.

 Semua asupan oral harus dihentikan karena dapat mempengaruhi sekresi pada gaster dan pankreas dimana sekresi itu akan naik apabila ada bahan makanan yang masuk.  Pemberian makanan melalui Total pareteral nutrision (TPN).

 Pemasangan NGT disertai dengan pengisapan. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi volume sekresi yang ada pada gaster, juga untuk mengurangi mual dan muntah.

 Pemberian preparat yang dapat mengurangi sekresi gaster seperti simetidin.  Pemberian cairan parenteral untuk mengatasi defist cairan dalam tubuh.  Pemberian insulin(bila terdapat hiperglikemia yang berat).

 Drainase billier. Tindakan pemasangan drainase pada pankreas mempunyai tujuan mengurangi timbunan sekresi pada pankreas dan akan melancarkan aliran pada pankreas.

1.10 PENGOBATAN

Pengobatan awal utama pada pankreatits akut adalah obat-obatan,sedangakan pembedahan hanya dilakukan bila terjadi obstruksi atau komplikasi khusus seperti pseudokista pankreas.

(7)

 Mengatasi nyeri

 Mengurangi sekresi pankreas  Mencegah atau mengobati syok

 Memulihkan keseimbangan cairan dan elektrolit  Mengobati infeksi sekunder.

B. ASUHANKEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PANKREATITIS 2.1 Pengakajian keperawatan

a. Anamnesa 1) Nama:

2) Jenis kelamin: 3) Umur :

4) Usia:

(8)

5) Pendidikan dan pekerjaan

Pada orang dengan pendapatan tinggi dan rentan stress. cenderung untuk mengkonsumsi makanan cepat saji dan minum minuman yang banyak

6) Keluhan utama

Penderita biasanya datang dengan keluhan perut terasa sakit dan panas terbakar pada abdomen sampai tembus ke punggung terutama daerah epigastrik.

7) Riwayat penyakit

Riwayat perjalanan penyakit ini biasanya mulai dari rasa tidak enak di perut, rasa perih sehingga kadang orang awam menganggapnya sebagai gangguan lambung. Rasa perih itu kemudian berubah cepat menjadi rasa terbakar dan sakit pada abdomen terutama epigastrik.

8) Pengkajian pola kebutuhan: a. Kebutuhan nutrisi

Penderita pankreatitis sering mengeluh tidak nafsu makan bahkan dapat juga terjadi keluhan muntah.

b. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Pasien dengan pankreatitis akut mengalami gangguan rasa nyeri panas pada abdomen dengan tingkat (skala nyeri rata-rata di atas 6 ) yang rata-rata hebat. Pada ekspresi pasien terlihat menahan nyeri hebat pada abdomen, kadang ada yang sampai berteriak kesakitan. Rasa aman yang mungkin tidak terpenuhi mungkin aman dari rasa sakit yang mengganggu kehidupannya. Untuk lebih lengkapnya perlu pengkajian nyeri dengan unsur P (palliative), Q (quality), R (region), S (scale), T (time) dan memakai alat bantu skala nyeri yang ditulis dalam kertas lengkap dengan penjelasan nyeri skala 0 sampai 10.

b. Pemeriksaan fisik

 B1: Inspeksi frekuensi : irama, kedalaman dan upaya bernafas antara lain : dispnea, takipnea, hipernea pada pernafasan (karena tedapat distensi abdomen).  B2:

(9)

 B3: adanya nyeri pada abdomen, pada punggung dan nyeri tekan pada epigastrium.

 B5: adanya mual muntah, anoreksia,dehidrasi karena penurunan intake cairan  Inspeksi: adanya mual muntah, anoreksia

 Auskultasi : bising usus dan gaster mungkin meningkat sebagai respon mekanik terhadap peradangan pankreas.

 Perkusi: bunyi usus masih normal ( tympani)  Palpasi:Nyeri tekan pada epigastrik.

 B6: penurunan kekuatan musculoskeletal, kelemahan, turgor kulit menurun karena dehidarasi.

2.2 Diagnosa keperawatan

1) Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nyeri  DS: Mengeluh sesak napas, klien mengeluh nyeri  DO: Dypsnea, takikardi

2) Hypertermi berhubungan dengan penyakit  DS: Klien mengeluh badan panas  DO: Suhu tubuh > 37,5

3) Nyeri akut b.d agen cedera (biologi)

 DS: Klien mengeluh sangat lemah, mengatakan nyeri hebat di punggung abdomen.

 DO: Perubahan tanda-tanda vital, wajah menahan nyeri, pucat, perilaku berlindung, perilaku distraksi: menangis, meringis dan gelisah.

4) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif.  DS : Klien mengatakan rasa haus.

(10)

penurunan haluaran urine, penurunan pengisian vena, membran mukosa kering, kulit kering.

5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah

 DS : Klien mengeluh adanya gangguan sensasi pengecap, pemasukan makanan tidak adekuat.

 DO : Tidak menghabiskan porsi makan, penurunan berat badan, tonus otot buruk. 6) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

 DS: klien mengeluh penurunan toleransi terhadap aktivitas, mengeluh lemah dan lelah.

 DO: palpitasi, takikardia, peningkatan TD, respon pernapasan dan kerja jaringan meningkat.

2.3 Perencanaan Keperawatan

a. Nyeri akut b.d agen cedera (biologi)

Goal : Klien akan terbebas dari nyeri akut selama dalam perawatan

Objective : Klien tidak akan mengalami agen cedera (biologi) selama dalam perawatan. Outcomes : selama perawatan, klien :

 Melaporkan nyeri hilang/terkontrol  menunjukkan postur rileks

 menunjukkan tanda-tanda vital normal.

Intervensi:

 Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi

R/ Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas pada cahaya dan meningkatkan istirahat/relaksasi.

 Berikan latihan rentan gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot daerah leher/bahu.

R/ Dapat membantu merelaksasikan ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman tersebut.

(11)

R/ Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri.  Berikan analgetik, seperti asetaminofen, kodein.

R/ Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat. b. Hypertermi berhubungan dengan penyakit

Goal: Klien tidak akan mengalami hypertermi selama dalam perawatan Objektif: klien akan terbebas dari penyakit selama dalam perawatan Outcomes:selama perawatan, klien:

 Tidak mengeluh badan panas  Suhu kembali normal

Intervensi :

 Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.

R/ dengan membantu mengurangi demam. Catatan : penggunaan air es/alkohol mungkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual. Selain itu, alkohol dapat mengeringkan kulit.

 Observasi suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan mengigil/diaphoresis. R/ 38,9-41,1˚ C menunjukkan proses penyakit infeksius akut. Pola demam dapat membantu dalam diagnosis.

 Observasi suhu lingkungan, batasi/tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi R/ Suhu ruangan/jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal.

c. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan nyeri Goal : Klien menunjukkan pola nafas yang efektif Objektif : Klien tidak mengalami nyeri

Outcomes : selama perawatan, klien :  Tidak mengeluh sesak napas  Frekuensi nafas normal  Nadi kembali normal Intervensi:

 Ajarkan pasien laithan napas dalam efektif R/ membantu mengurangi rasa nyeri

 Bantu untuk berada dalam posisi yang nyaman yang memungkinkan ekspansi dada maksimal.

R/untuk memudahkan bernapas.  Berikan obat nyeri bila diinstrusikan

R/ untuk memungkinkan ekspansi dada yang maksimal.  Observasi dan catat status pernapasan setiap 4 jam

(12)

 Observasi nyeri setiap 3 jam

R/nyeri dapat menurunkan usaha bernapas dan ventilasi. d. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif.

Goal : Klien akan meningkatkan volume cairan yang adekuat selama dalam perawatan. Objektif : Klien tidak akan mengalami kehilangan cairan aktif selama dalam perawatan. Outcomes : selama perawatan, klien memperlihatkan :

 Heluaran urine dalam batas normal  Konsentrasi urine dalam batas normal  BB normal

 Turgor kulit normal  TD normal

 Kulit/membrane mukosa lembab

 Tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi Intervensi :.

 Jelaskan alasan kehilangan cairan dan ajarkan kepada pasien cara memantau volume cairan. (contohnya dengan mencatat berat badan setiap hari dan mengatur asupan serta haluaran).

R/ tindakan ini mendorong keterlibatan pasien dalam perawatan personal.  Selimuti pasien hanya dengan kain yang tipis. Hindari terlalu panas.

R/ untuk mencegah vasodilatasi dan berkurangnya volume darah sirkulasi.  Periksa berat jenis urine tiap 8 jam.

R/ peningkatan berat jenis urine dapat mengindikasikan dehidrasi.  Kaji turgor kulit dan membrane mukosa mulut setiap 8 jam.

R/ memeriksa dehidrasi. Berikan perawatan mulut dengan cermat setiap 4 jam.menghindari dehidrasi membrane mukosa merupakan indikator yang baik untuk status cairan.

(13)

R/ takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit.

e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual, muntah

Goal : klien akan meningkatkan asupan nutrisi secara adekuat selama dalam perawatan Objektif : klien akan terbebas dari mual, muntah selama dalam perawatan

Outcomes : selama perawatan klien :

 Mengatakan tidak ada gangguan sensasi pada indera pengecap  Mengatakan dapat memasukkan makanan secara adekuat  Menghabiskan porsi makan

 Menunjukkan peningkatan berat badan  Menunjukkan tonus otot baik

Intervensi:

 Berikan perawatan oral

R/ Menurunkan rangsangan muntah dan inflamasi/ iritasi membran mukosa kering sehubungan dengan dehidrasi dan bernapas dengan mulut bila NGT dipasang  Berikan obat sesuai indikasi :

(vitamin A, D, E, K)

R/ kebutuhan penggantian seperti metabolisme lemak terganggu, penurunan absorpsi atau penyimpangan vitamin larut dalam lemak

 Kaji abdomen, catat adanya karakter bising usus, distensi abdomen dan keluhan mual

R/ distensi abdomen dan atoni usus sering terjadi, mengakibatkan penurunan/ tak ada bising usus. Kembalinya bisisng usus dan hilangnya gejala menunjukan kesiapan untuk penghentian aspirasi gaster (selang NG)

 Observasi warna/ konsistensi/ jumlah feses. Catat konsistensi; lembek atau bau busuk

R/ steatorea terjadi karena pencernaan lemak tak sempurna f. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

Goal : Klien akan meningkatkan toleransi aktivitas selama dalam perawatan Objektif: Klien akan terbebas dari kelemahan selama dalam perawatan Outcomes : selama perawatan, klien :

 Menunjukkan toleransi terhadap aktivitas  mengatakan tidak lemah dan lelah

 tidak adanya palpitasi dan takikardia,

 tekanan darah dan pernapasan serta kerja jaringan kembali normal.. Intervensi :

 Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, napas pendek, kelemahan atau pusing terjadi.

(14)

 Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring bila diindikasikan. Batasi pengunjung, telepon, dan gangguan berulang tindakan yang tidak direncanakan. R/ meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

 Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas normal. Catat laporan kelemahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.

R/ mempengaruhi pilihan intervensi atau bantuan. 2.4 Implementasi keperawatan

Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat.

2.5 Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria hasil

DAFTAR PUSTAKA

(15)

- Smeltzer, S. C & Bare, B. G.. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8, Vol.2. 2001. EGC: Jakarta

- NANDA. 2009-2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2011.EGC: Jakarta

- Taylor, Cynthia. M.. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan. Ed.10. 2010. EGC: Jakarta

- Doengoes, Marilynn, dkk. Rencana Asuhan Keperawtan. Edisi.3. 2000. EGC : Jakarta. - Riyadi, Sujoyo Sakarmin. Askep pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin dan

Endokrin pada Pankreas. 2008. Graha Ilmu : Jogjakarta

Referensi

Dokumen terkait

Jika 9 gram senyawa tersebut dilarutkan dalam 50 gram air Kf = 1,86°C/m terbentuk larutan yang membeku pada suhu –7,44°C, maka rumus molekul senyawa tersebut adalah ..... LSD

[r]

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS (Continued) For the Years Ended June 30, 2020 and December 31, 2019 (In Thousand of Rupiah, unless otherwise stated) Perusahaan untuk

Pasar Kedinding Surya yang merupakan tempat bertemunya pedagang dan pembeli dari berbagai etnis, usia, jenis kelamin dalam transaksi penjualan terdapat

Mengetahui Rahmad bin Mansyur memberi isyarat tiba-tiba Gerson Rawaukabeko Debugalo yang ketika itu duduk tepat di belakang Didik Santoso langsung memegang kedua lengan

bahwa sesuai ketentuan Pasal 317 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

Pada komponen utama ke-11 varian yang dapat dijelaskan sudah lebih dari 80 persen dari total varian sampel.. Dengan demikian, menurut kriteria ini dibutuhkan 11 komponen utama

CT Thorax dengan kontras memperlihatkan intralobar bronchoplumonary sequester (A,B)panah kuning memperlihatkan daerah hiperdens pada lobus kiri bawah paru dengan lesi kistik