(1)(2)MENGUKUHKAN
LANGKAH
Sektor energi global mengalami ketidakpastian yang besar
sepanjang tahun 2016, baik di sektor batubara maupun sektor
minyak dan gas, karena harga jatuh ke rekor terendah, sebelum
melonjak menjelang akhir tahun.
Indika Energy mengukuhkan langkah di tengah situasi yang
sulit, berhasil mengurangi biaya lebih lanjut, dan menstabilkan
operasi sepanjang tahun. Meskipun hasil akhir terkena dampak
akibat iklim yang tidak kondusif, secara keseluruhan bisnis
menunjukkan peningkatan fundamental, berada dalam jalur
menuju pertumbuhan yang positif.
(3)36
Laporan Komisaris Utama
40
Laporan Direktur Utama
35
LAPORAN
KOMISARIS
UTAMA &
DIREKTUR
UTAMA
26
Ikhtisar Keuangan Indika
Energy
29
Ikhtisar Saham
30
Perusahaan Asosiasi - Kideco
25
IKHTISAR
KEUANGAN 2016
6
Sekilas Indika Energy
8
Kemampuan di Sepanjang
Rantai Nilai Batubara
10
Peta Operasi
12
Peristiwa Penting
14
Struktur Perusahaan
16
Organisasi Perusahaan
18
Visi, Misi & Tata Nilai
20
Strategi Bisnis
22
Komposisi Pemegang Saham
5
TINJAUAN
PERUSAHAAN
1
(4)60
Tinjauan Umum Ekonomi
& Industri
62
Tinjauan Operasional
76
Tinjauan Keuangan
80
Prospek Usaha &
Faktor-Faktor Risiko Utama
86
Teknologi Informasi
& Komunikasi
88
Penerapan Tata Kelola
Perusahaan
112
Sumber Daya Manusia
116
Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
120
Peristiwa Setelah Tanggal
Neraca
59
LAPORAN
MANAJEMEN
125
LAPORAN
KEUANGAN
299
INFORMASI
PERUSAHAAN
45
PROFIL DEWAN
KOMISARIS &
(5)(6)(7)SUMBER DAYA
ENERGI
Sekilas Indika Energy
PT Indika Energy Tbk. (“Indika Energy” atau “Perusahaan”) tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008.
Indika Energy didirikan tahun 2000, kini menjadi salah satu perusahaan energi terintegrasi yang terkemuka di Indonesia. Portofolio
bisnis Perusahaan mencakup sektor sumber daya energi, jasa energi, dan infrastruktur energi.
Perusahaan berkembang pesat dari tahun ke tahun, baik secara organik maupun melalui akuisisi usaha-usaha yang memberikan
sinergi usaha.
Dengan portofolio usaha yang dimiliki, Perusahaan mampu menyediakan produk dan layanan yang saling melengkapi baik untuk
pelanggan domestik maupun internasional, serta memungkinkan Perusahaan memanfaatkan peluang-peluang pertumbuhan di
berbagai sektor energi di Indonesia.
Indika Energy telah berkembang menjadi perusahaan dengan kegiatan operasional di berbagai wilayah nusantara.
46
,0%
PT Kideco Jaya Agung
perusahaan pertambangan batubara
terbesar ketiga di Indonesia, berlokasi
di Kalimantan Timur
100
%
PT Indika Inti Corpindo
perusahaan perdagangan batubara
100
%
Indika Capital Investments Pte. Ltd.
perusahaan perdagangan batubara
85
,0%
PT Multi Tambangjaya Utama
perusahaan pertambangan thermal
bituminous dan coking coal
di Kalimantan Tengah
(8)JASA
ENERGI
INFRASTRUKTUR
ENERGI
69
,8%
100
%
PT Petrosea Tbk.
perusahaan rekayasa teknik & konstruksi (E&C)
dan kontraktor pertambangan batubara
PT Tripatra Engineering &
PT Tripatra Engineers & Constructors
perusahaan rekayasa teknik, pengadaan dan
konstruksi (EPC) untuk industri minyak & gas
51
,0%
PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk.
perusahaan jasa transportasi & logistik
terintegrasi untuk industri pertambangan
6
,3%
PT Cirebon Energi Prasarana
pembangkit listrik berkapasitas 1000 MW
dengan bahan bakar batubara di Cirebon,
Jawa Barat
20
,0%
PT Cirebon Electric Power
pembangkit listrik berkapasitas 660 MW
dengan bahan bakar batubara di Cirebon,
Jawa Barat
100
%
PT Kuala Pelabuhan Indonesia
perusahaan jasa manajemen pelabuhan
terintegrasi di Papua
45
,0%
PT Cotrans Asia
perusahaan jasa pengangkutan dan
pengiriman batubara
99
,8%
Petrosea Ofshore Supply Base
(POSB)
fasilitas logistik lepas pantai terintegrasi
di Kalimantan Timur
46
,0%
PT Sea Bridge Shipping
(9)Kemampuan
Di Sepanjang
Rantai Nilai
(10)(11)(12)JASA ENERGI
n
1
Exxon Mobil Cepu Project
2
JOB Pertamina Medco - Senoro
3
Pertamina HE ONWJ
4
Conoco Phillips - ESC
5
BP Tangguh
6
ENI Muara Bakau
7
Binuang Mitra Bersama
8
Anzawara Satria
9
Indonesia Cemerlang
10 Indonesia Pratama
11
Kideco Jaya Agung
12
Santan Batubara*
* dihentikan sementara
SUMBER DAYA ENERGI
▲
1
Multi Tambangjaya Utama
2
Kideco Jaya Agung
3
Santan Batubara
4
Mitra Energi Agung
INFRASTRUKTUR ENERGI
●
1
Cirebon Electric Power
2
Petrosea Offshore Supply Base
3
Kuala Pelabuhan Indonesia
Floating Crane
Â
1
FC Nicholas
2
FC Ben Glory
3
FC Abby
4
FC Chloe
5
FC Blitz
6
FC Vittoria
7
10
9
6
2
2
1
3
1
2
3
4
8
4
5
6
2
(13)Peristiwa Penting
Perjalanan Indika Energy
Pendirian PT Indika Energy.
2000
Indika Energy mengakuisisi 41% kepemilikan saham di Kideco.
Kideco didirikan pada tahun 1982, bergerak dalam pertambangan batubara tambang
terbuka di Kalimantan Timur. Kideco memiliki PKP2B generasi pertama yang berlaku
hingga tahun 2023.
2004
Indika Energy meningkatkan 5% penyertaannya di Kideco, menjadi 46%.
2006
• Melaksanakan merger antara Indika Energy dengan Tripatra Company dan Ganesha
Intra Development Company.
Tripatra didirikan pada tahun 1973, bergerak dalam bidang rekayasa teknik,
pengadaan & konstruksi (EPC), operasional dan pemeliharaan (O&M) di sektor energi.
• Pendirian Cirebon Electric Power (CEP), pembangkit listrik tenaga uap batubara
berkapasitas 660 MW. Indika Energy memiliki 20% kepemilikan di CEP.
• Tripatra mengakuisisi 45% kepemilikan saham di Cotrans Asia, sebuah perusahaan
jasa logistik batubara, yang berdiri sejak tahun 2004.
2007
• Indika Energy melakukan penawaran umum saham perdana di Bursa Efek
Indonesia, atas 937.284.000 saham atau 20% kepemilikan.
• Pendirian Sea Bridge Shipping, perusahaan jasa
transhipment
, dimana Tripatra
memiliki kepemilikan sebesar 46%.
• Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) menjadi anak perusahaan Tripatra sepenuhnya,
melalui akuisisi tambahan 50,1% kepemilikan saham.
(14)• Pendirian Indika Logistic & Support Services (ILSS).
• Indika Energy menandatangani Perjanjian Opsi untuk mengakuisisi 51%
kepemilikan saham di MBSS.
MBSS didirikan pada tahun 1994, bergerak dalam bidang jasa logistik dan
transportasi batubara yang terintegrasi.
2010
Indika Energy mengakuisisi 51% kepemilikan saham di MBSS.
2011
• Indika Energy melakukan divestasi atas 28,75% kepemilikan di Petrosea.
• Indika Energy mengakuisisi 60% kepemilikan di Mitra Energi Agung (MEA).
• MEA didirikan pada tahun 2008, tambang batubara greenfield yang memiliki IUP
dengan area konsesi seluas 5.000 Ha di Kalimantan Timur.
• Indika Energy mengakuisisi 85% kepemilikan di Multi Tambangjaya Utama (MUTU).
• MUTU didirikan pada tahun 1989, merupakan tambang thermal
coal bituminous
dan
coking coal
yang memiliki PKP2B generasi ke-3 di Kalimantan Tengah, dengan
area konsesi seluas 24.970 Ha.
• Cirebon Electric Power, pembangkit listrik tenaga uap batubara dengan kapasitas
660 MW, beroperasi penuh dengan tercapainya Commercial Operation Date (COD).
2012
Indika Logistic & Support Services; mengambil alih 95% kepemilikan Tripatra di KPI.
2013
• Kompleks Indy Bintaro Office mulai beroperasi dengan ditempatinya kantor
Petrosea.
• Pendirian Indika Multi Niaga.
2015
•
September
Tripatra meraih kontrak pengerjaan Proyek Ekspansi LNG Tangguh – Train 3
•
Oktober
(15)6
Perusahaan Induk Investasi &
Bisnis Perdagangan Batubara
PT Indika Inti Corpindo
(Indonesia)
Perusahaan Induk Investasi &
Bisnis Perdagangan Batubara
SUMBER DAYA ENERGI
JASA ENERGI
(16)51,25%
PT Indika Multi Niaga
(Indonesia)
Jasa Logistik & Pelabuhan
(17)DIREKTUR
Azis Armand
Organisasi
Perusahaan
HEAD OF CORPORATE
FINANCE AND INVESTOR
RELATIONS
HEAD OF STRATEGY
AND BUSINESS
DEVELOPMENT
HEAD OF FINANCE,
ACCOUNTING, AND
BUSINESS SUPPORTS
AUDIT INTERNAL
SEKRETARIS PERUSAHAAN
KOMITE
RISIKO DAN INVESTASI
KOMITE
AUDIT & GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
(18)DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR INDEPENDEN
Eddy Junaedy Danu
DIREKTUR UTAMA
Group Chief Executive Officer
M. Arsjad Rasjid P.M.
HEAD OF LEGAL
HEAD OF CORPORATE RISK
MANAGEMENT
HEAD OF CEO OFFICE
& HEAD OF CORPORATE
COMMUNICATIONS
& SUSTAINABILITY
KOMITE
(19)(20)TATA NILAI
Integritas:
Jujur terhadap diri sendiri, orang lain dan pekerjaan
setiap saat dengan menjunjung tinggi standar etika dan norma
hukum yang berlaku.
Kesatuan dalam Keragaman:
Memandang keberagaman
sebagai aset perusahaan serta menerima, menghargai,
melengkapi dan menguatkan satu sama lain sebagai satu
kesatuan yang kokoh.
Kerjasama:
Berkontribusi aktif dan bekerjasama dengan
dilandasi saling percaya dan mengutamakan kepentingan
bersama dibandingkan kepentingan pribadi.
Prestasi:
Menjadikan prestasi sebagai tolak ukur keberhasilan
dan motivasi untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan.
Tanggung Jawab Sosial:
Memiliki kepedulian yang tinggi
terhadap lingkungan dan masyarakat serta berkontribusi bagi
peningkatan nilai tambah serta kesejahteraan masyarakat.
VISI
Menjadi perusahaan energi Indonesia tingkat dunia yang diakui
kompetensi terintegrasinya di sektor sumber daya energi, jasa
energi dan infrastruktur energi.
MISI
1. Mengembangkan sumber daya energi yang melimpah untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi global.
2. Menciptakan integrasi dan sinergi antar bisnis.
3. Menciptakan nilai yang optimal bagi pemegang saham.
4.
Mengembangkan sumber daya manusia secara
berkesinambungan.
5. Menjadi warga korporasi yang baik.
(21)Penerapan lima strategi jangka panjang
Indika Energy tercermin dalam fokus
Perusahaan untuk menciptakan sinergi
melalui tiga pilar bisnisnya, mendukung
pertumbuhan organik, dan berekspansi
melalui akuisisi, demi memberikan hasil
bagi para pemangku kepentingan.
Sehubungan dengan melemahnya
harga batubara yang berkepanjangan,
Perusahaan tetap fokus dan konsisten
dalam menerapkan strategi yang
berorientasi pada peningkatan efisiensi
operasional, pencadangan dana dan
optimalisasi biaya.
Manajemen secara terus menerus
berupaya mengoptimalkan penggunaan
aset yang dimiliki, menekan
biaya-biaya di seluruh organisasi, rasionalisasi
sumber daya manusia, serta menjalankan
pembelanjaan modal dengan
mengutamakan prinsip kehati-hatian.
(22)i
MENGINTEGRASIKAN PLATFORM KEANEKARAGAMAN ENERGI
DAN EFISIENSI OPERASIONAL.
Kini Indika Energy memiliki keahlian dan kemampuan di seluruh rantai usaha energi
batubara. Hal penting untuk mendapatkan sinergi dari integrasi ini adalah peningkatan
fleksibilitas operasional dan pengelolaan biaya, serta memberikan layanan yang efisien
kepada para pelanggan di seluruh
value chain
batubara tersebut.
2
MEMANFAATKAN KERJA SAMA YANG SUDAH TERBINA DAN
KEAHLIAN YANG DIMILIKI DI SEKTOR ENERGI DENGAN
MENGUPAYAKAN INISIATIFINISIATIF GUNA MEMASOK DAN
MELAYANI PASAR YANG BARU.
Saat ini Indika Energy memainkan peran yang cukup besar dalam bisnis pertambangan
batubara dan jasa energi secara nasional, termasuk usaha logistik dan infrastruktur
energi (pembangkit listrik). Para pelanggan internasional Kideco mencakup
perusahaan-perusahaan pembangkit listrik besar di lebih dari 16 negara di Asia dan Eropa. Dengan
produk batubara berkalori rendah yang ramah lingkungan, rendah kadar ash dan sulfur
telah meningkatkan kemungkinan terciptanya perpaduan produk-produk baru untuk
pasar yang baru.
3
MENGOPTIMALKAN PRODUKSI DAN EFISIENSI OPERASIONAL
DENGAN MEMANFAATKAN ASET YANG ADA UNTUK
PRODUKTIVITAS DAN EFISIENSI OPERASI TAMBANG.
Melalui perencanaan yang terstruktur dan rencana kerja korporasi, sistem Teknologi
Informasi dan Komunikasi (ICT) Indika Energy yang mutakhir secara bersamaan akan
dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian target dan sasaran usaha di semua
unit bisnis untuk mencapai efisiensi yang optimal dalam penggunaan sumber daya,
manajemen biaya, manajemen armada dan fleksibilitas operasional.
4
5
TERUS MENDIVERSIFIKASI SUMBER PENDAPATAN DAN
MENSTABILKAN ARUS KAS.
Kegiatan usaha Indika Energy mencakup pengintegrasian investasi yang menarik untuk
mendiversifikasi dan meningkatkan sumber pendapatan yang mengacu pada prinsip
kehatihatian dalam pengelolaan keuangan untuk menjaga nilai perusahaan.
MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA YANG
BERLIMPAH DAN MENINGKATNYA KEBUTUHAN AKAN ENERGI,
TERMASUK MELAKUKAN IDENTIFIKASI DAN MENDAPATKAN
INVESTASI YANG MENARIK DI BIDANG ENERGI.
Dalam melakukan investasi di sektor energi, Indika Energy menerapkan pendekatan
akuisisi yang disiplin berdasarkan pemahaman yang mendalam terhadap aset energi
tersebut. Hal ini mengharuskan Indika Energy untuk mengikuti perkembangan regulasi
sumber daya alam yang ada dan meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia
melalui kepentingan domestik maupun internasional.
(23)KEPEMILIKAN SAHAM DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PER 31 DESEMBER 2016
NO. NAMA
POSISI
JUMLAH SAHAM
PERSENTASE (%)
1
Agus Lasmono
Komisaris Utama
10.156.000
0,19
2
Richard Bruce Ness
Komisaris
810.000
0,02
3
M. Chatib Basri
Komisaris Independen
-
-4
Boyke W. Mukiyat
Komisaris Independen
-
-5
M. Arsjad Rasjid P.M.
Direktur Utama
1.208.000
0,02
6
Azis Armand
Direktur
1.208.000
0,02
7
Eddy Junaedy Danu
Direktur Independen
81.880.500
1,57
Komposisi
Pemegang Saham
Per 31 Desember 2016
PT Indika Mitra Energi
(63,47%)
Masyarakat
(34,68%)
(24)STRUKTUR PERMODALAN PER 31 DESEMBER 2016
MODAL DASAR
MODAL DITEMPATKAN DAN DISETOR
Rp 1.700.000.000.000
(Terbagi 17.000.000.000 saham.
Nilai nominal Rp 100 per saham)
Rp 521.019.200.000 (US$ 56.892.154)
(Terbagi 5.210.192.000 saham)
PEMEGANG SAHAM PENGENDALI PER 31 DESEMBER 2016
STATUS KEPEMILIKAN
JUMLAH LEMBAR SAHAM
KEPEMILIKAN (%)
PT Indika Mitra Energi*
3.307.097.790
63,47
JPMCB NA Re-JPMCB
Singapore Branch
271.762.000
5,22
*) Dikendalikan oleh Wiwoho Basuki Tjokronegoro & keluarga sebesar 40,5% dan Agus Lasmono sebesar 59,5% .
KOMPOSISI PEMILIKAN SAHAM PER 31 DESEMBER 2016
STATUS KEPEMILIKAN
JUMLAH LEMBAR SAHAM
KEPEMILIKAN (%)
Perseroan Terbatas (PT)
3.342.192.081
64,15
Perorangan Indonesia
935.581.077
17,96
Badan Usaha Asing
433.215.242
8,31
Reksadana
404.855.300
7,77
Karyawan
35.579.500
0,68
Dana Pensiun
30.575.100
0,59
Asuransi
18.694.000
0,36
Perorangan Asing
5.094.200
0,10
Yayasan
4.386.000
0,08
Koperasi
19.500
0,00
(25)(26)(27)LABA KOTOR
dalam US$
Dinyatakan dalam US$. kecuali dinyatakan lain
2016 2015 2014
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
KONSOLIDASIAN
Pendapatan 775.232.931 1.097.296.489 1.109.508.311
Beban Pokok Kontrak dan Penjualan 686.531.106 1.008.966.857 948.472.697
Laba Kotor 88.701.825 88.329.632 161.035.614
Beban Penjualan Umum dan Administrasi 98.818.007 103.752.957 132.267.653
(Rugi) Laba Usaha (10,116,182) (15.423.325) 28.767.961
Rugi Bersih Tahun Berjalan (104.230.726) (76.847.028) (30.616.975)
Total - Rugi Komprehensif Tahun Berjalan (102.566.344) (74.016.652) (29.412.415)
Rugi Bersih Yang Dapat Diatribusikan Kepada :
Pemilik Entitas Induk (67.594.082) (44.587.878) (27.635.381)
Kepentingan Non-Pengendali (36.636.644) (32.259.150) (2.981.594)
Rugi Komprehensif Yang Dapat Diatribusikan Kepada:
Pemilik Entitas Induk (65.929.700) (41.757.502) (26.430.821)
Kepentingan Non-Pengendali (36.636.644) (32.259.150) (2.981.594)
Bagian Laba Bersih Entitas Asosiasi dan Pengendalian Bersama Entitas 59.464.493 72.629.159 73.482.756
Jumlah Saham Beredar (lembar) 5.210.192.000 5.210.192.000 5.210.192.000
Rugi per Saham (0,0130) (0,0086) (0,0053)
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Investasi pada Entitas Asosiasi 260.422.206 277.545.435 271.766.662
Investasi pada Pengendalian Bersama Entitas 10.832.519 13.026.000 14.487.529
Investasi pada unit Portofolio - Pihak Ketiga 25.532.293 59.241.118 54.780.796
Investasi dalam obligasi - -
-Jumlah Aset Lancar 667.436.233 827.311.691 831.419.308
Jumlah Aset Tidak Lancar 1.154.896.836 1.323.133.520 1.458.891.053
Jumlah Aset 1 .822.333.069 2.150.445.211 2.290.310.361
Jumlah Liabilitas Lancar 312.981.711 505.612.838 396.736.289
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 768.241.790 813.287.965 979.632.294
Jumlah Liabilitas 1.081.223.501 1.318.900.803 1.376.368.583
Jumlah Ekuitas 741.109.568 831.544.408 913.941.778
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 1.822.333.069 2.150.445.211 2.290.310.361
Ikhtisar Keuangan
Indika Energy
0
,4%
RUGI USAHA
dalam US$
PENDAPATAN
dalam US$
2016 | 775.232.931
2015| 1.097.296.489
(28)RUGI YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA
PEMILIK ENTITAS INDUK
dalam US$
2016 | (67.594.082)
2015 | (44.587.878)
Dinyatakan dalam US$. kecuali dinyatakan lain
2016 2015 2014
PERTUMBUHAN (%)
Pendapatan -29,4% -1,1% 28,5%
Beban Pokok Kontrak dan Penjualan -32,0% 6,4% 41,6%
Laba Kotor 0,4% -45,1% -16,7%
Beban Penjualan Umum dan Administrasi -4,8% -21,6% -13,2%
(Rugi) Laba Usaha 34,4% -153,6% -29,7%
Rugi - Diatribusikan kepada pemilik entitas induk 51,6% -61,3% -55,8%
Jumlah Aset -15,3% -6,1% -1,1%
Jumlah Liabilitas -18,0% -4,2% 0,7%
Jumlah Ekuitas -10,9% -9,0% -3,8%
RASIO USAHA
(Rugi) Laba Usaha / Pendapatan (%) -1,3 -1,4 2,6
Rugi yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk / Pendapatan
(%)
-8,72 -4,06 -2,49
(Rugi) Laba Usaha / Jumlah Ekuitas (x) -0,01 -0,02 0,03
Laba (Rugi) yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk /
Jumlah Ekuitas (%)
-0,09 -0,05 -0,03
Laba Usaha / Jumlah Aset (x) -0,01 -0,01 0,01
Rugi yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk / Jumlah Aset
(x)
-0,04 -0,02 -0,01
RASIO KEUANGAN
Jumlah Aset Lancar / Jumlah Liabilitas Lancar (x) 2,13 1,64 2,10
Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (x) 1,46 1,59 1,51
Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (x) 0,59 0,61 0,60
Adjusted EBITDA*
dalam US$
2016 | 155.714.099
2015 | 191.958.917
BAGIAN LABA BERSIH
ENTITAS ASOSIASI DAN
PENGENDALIAN BERSAMA
ENTITAS
dalam US$
2016 | 59.464.493
2015 | 72.629.159
51
,6%
(29)Petrosea
18,8%
MBSS
8,2%
Tripatra
43,3%
Lain-lain
5,7%
Coal Trading
24,0%
INFORMASI OBLIGASI
KETERANGAN
NILAI
BURSA PENCATATAN
TINGKAT
BUNGA
TANGGAL
EFEKTIF
TANGGAL
JATUH
TEMPO
PERINGKAT
Obligasi 2018 US$ 171,4
Juta
Singapore Stock
Exchange
7% 5 Mei 2011 7 Mei 2018 “Caa1” dengan outlook negatif oleh
Moody’s dan “CCC” dengan outlook
negatif oleh Fitch.
Obligasi 2023 US$ 500
Juta
Singapore Stock
Exchange
6,375% 24 Januari
2013
24 Januari
2023
“Caa1” dengan outlook negatif oleh
Moody’s dan “CCC” dengan outlook
negatif oleh Fitch.
KEBIJAKAN DIVIDEN
JUMLAH DIVIDEN
(DALAM MILIAR RUPIAH)
DIVIDEN PER LEMBAR SAHAM
(DALAM RUPIAH)
RASIO DIVIDEN
TANGGAL PEMBAYARAN DIVIDEN
2008 437,40 84,00 40,32% dari Laba Bersih 2008 3 Juli 2009
Rincian
Pendapatan
US$ 775,2 juta
US$ 1.097,3 juta
Petrosea
27,0%
MBSS
8,4%
Tripatra
28,0%
Lain-lain
8,6%
Coal Trading
28,0%
2015
(30)KINERJA SAHAM 2015-2016
TAHUN
HARGA SAHAM
TOTAL SAHAM
PEREDARAN SAHAM DI PASAR REGULER
KAPITALISASI PASAR
(RP)
TERTINGGI TERENDAH PENUTUPAN VOLUME TRANSAKSI FREKUENSI
(X)
NILAI
(RP MILIAR)
2015
TW 1 520 426 434 5.210.192.000 77.881.300,00 19.729 37.320.677.400,00 2.261.223.328.000
TW 2 435 290 315 5.210.192.000 204.976.300,00 27.610 74.717.967.100,00 1.641.210.480.000
TW 3 328 185 193 5.210.192.000 95.074.900,00 13.040 23.710.530.600,00 1.005.567.056.000
TW 4 232 105 110 5.210.192.000 357.095.300,00 25.239 54.827.955.800,00 573.121.120.000
2016
TW 1 377 106 345 5.210.192.000 1.856.935.500,00 60.810 340.227.898.800,00 1.797.516.240.000
TW 2 685 252 540 5.210.192.000 3.059.840.300,00 148.270 1.393.511.723.400,00 2.813.503.680.000
Ikhtisar Saham
SUSPENSI
Selama tahun 2016, perdagangan saham INDY mengalami 2 (dua) kali suspensi dikarenakan Unusual Market Activity
(UMA).
8 MARET
BEI mengeluarkan Pengumuman UMA INDY melalui Surat Peng-UMA-0018/BEI.WAS/03-2016.
1
18 MARET
BEI melakukan penghentian sementara perdagangan saham INDY melalui surat Peng-SPT-0006/BEI.WAS/03-2016 tanggal 17 Maret
2016 (suspensi pertama).
21 MARET
BEI melakukan pembukaan kembali perdagangan saham INDY melalui surat Peng-SPT-0007/BEI.WAS/03-2016 tanggal 18 Maret 2016.
2
23 MARET
BEI melakukan penghentian sementara perdagangan saham INDY melalui surat Peng-SPT-0009/BEI.WAS/03-2016 tanggal 22 Maret
2016 (suspensi kedua).
1 APRIL
BEI melakukan pembukaan kembali perdagangan saham INDY melalui surat Peng-SPT-0010/BEI.WAS/03-2016 tanggal 31 Maret 2016.
2015
2016
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1,000
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Jan
Harga Saham
Rp
Volume
(jutaan)
Jan
Mar May Jul Sep Dec Mar May Jul Sep Dec
Feb Apr Jun Aug Oct Nov Feb Apr Jun Aug Oct Nov
2
(31)-38
,7%
-36
,0%
-24
,8%
Dinyatakan dalam jutaan US$, kecuali dinyatakan lain
2016 2015 2014
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
Penjualan 1.247,8 1.658,2 2.059,4
Beban Pokok Penjualan 1.067,8 1.376,9 1.731,1
Laba Kotor 180,0 281,3 328,3
Beban Usaha 24,7 27,8 32,7
Laba Usaha 155,4 253,6 295,6
Laba Bersih 88,6 138,1 154,4
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Jumlah Aset Lancar 273,9 400,5 396,0
Jumlah Aset Tidak Lancar 171,4 182,2 206,4
Jumlah Aset 445,3 582,8 602,4
Jumlah Liabilitas Lancar 146,0 211,5 224,3
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 53,7 48,0 51,6
Jumlah Liabilitas 199,7 259,6 275,8
Jumlah Ekuitas 245,6 323,2 326,6
Jumlah Liabilitas & Ekuitas 445,3 582,8 602,4
PERTUMBUHAN (%)
Penjualan -24,8 -19,5 -2,9
Beban Pokok Penjualan -22,5 -20,5 4,6
Laba Kotor -36,0 -14,3 -29,5
Beban usaha -11,1 -15,2 3,6
Laba Usaha -38,7 -14,2 -31,9
Laba Bersih -35,8 -10,5 -27,3
Jumlah Aset -23,6 -3,3 -12,3
Jumlah Liabilitas -23,1 -5,9 -14,7
Jumlah Ekuitas -24,0 -1,0 -10,1
Perusahaan Asosiasi
Kideco
LABA KOTOR
dalam jutaan US$
2016 | 180,0
2015 | 281,3
LABA USAHA
dalam jutaan US$
2016 | 155,4
2015 | 253,6
PENJUALAN
dalam jutaan US$
2016 | 1.247,8
(32)-35
,8%
-15
,8%
-36
,3%
Dinyatakan dalam jutaan US$, kecuali dinyatakan lain
2016 2015 2014
RASIO USAHA
Laba Usaha / Penjualan (%) 12,45 15,29 14,35
Laba Bersih / Penjualan (%) 7,10 8,33 7,50
Laba Usaha / Jumlah Ekuitas (x) 0,63 0,78 0,90
Laba Bersih / Jumlah Ekuitas (x) 0,36 0,43 0,47
Laba Usaha / Jumlah Aset (x) 0,35 0,44 0,49
Laba Bersih / Jumlah Aset (x) 0,20 0,24 0,26
RASIO KEUANGAN
Jumlah Aset Lancar / Jumlah Liabilitas Lancar (x) 1,88 1,89 1,77
Jumlah Liabilitas / Jumlah Ekuitas (x) 0,81 0,80 0,84
Jumlah Liabilitas / Jumlah Aset (x) 0,45 0,45 0,46
EBITDA
dalam jutaan US$
2016 | 179,6
2015 | 281,8
VOLUME PENJUALAN
dalam jutaan ton
2016 | 32,5
2015 | 38,6
LABA BERSIH
dalam jutaan US$
2016 | 88,6
(33)CADANGAN BATUBARA KIDECO BERDASARKAN LOKASI TAMBANG
dalam jutaan ton
AREA
CALORIFIC VALUE (KCAL)
PROVED
PROBABLE
TOTAL
Roto Utara 5.615 - 9,0 9,0
Roto Selatan 4.940 43,0 19,0 62,0
Roto Selatan G (Biu) 4.855 - 8,0 8,0
Roto Tengah 4.785 14,0 8,0 22,
1998 1999
0
5,0
7,4 8,5
10,3
11,5
14,0
16,0
18,2 18,9
20,6
22,0
24,7
29,1
31,5
34,2
37,3
40,3
39,0
32,1
2000 2001 2002 2003
2004 2007 2010 2011 2005 2006 2012 2008 2009 2013 2014 2015 2016
(dalam jutaan ton)
10
20
30
40
50
(34)SUMBER DAYA BATUBARA KIDECO BERDASARKAN LOKASI TAMBANG
dalam jutaan ton
AREA
MEASURED
INDICATED
INFERRED
TOTAL
Roto Utara - 23,0 17,0 40,0
Roto Selatan 60,0 72,0 44,0 175,0
Roto Selatan G (Biu) - 12,0 21,0 33,0
Roto Tengah 55,0 68,0 64,0 187,0
Susubang 1,0 5,0 3,0 9,0
Samarangau 142,0 585,0 208,0 935,0
Total
250,0
775,0
350,0
1,375,0
Berdasarkan JORC Report Juni 2015
PRODUKSI BATUBARA KIDECO BERDASARKAN AREA TAMBANG TAHUN 2016
KETERANGAN
ROTO UTARA
ROTO SELATAN
ROTO TENGAH
SAMARANGAU
SUSUBANG
TOTAL
Overburden (jutaan bcm) 8,6 89,5 19,7 71,2 4,8 193,9
Produksi (jutaan ton) 2,3 10,2 2,3 16,7 0,6 32,1
Stripping Ratio
(x) 3,8 8,8 8,3 4,3 8,0 6,0
PENJUALAN BATUBARA KIDECO BERDASARKAN NEGARA TUJUAN TAHUN 2016
KETERANGAN
VOLUME
(ribu ton)
%
China
8.667
26,7%
Indonesia
8.565
26,4%
India
3.231
10,0%
Korea
2.650
8,2%
Filipina
2.350
7,2%
Malaysia
1.835
5,7%
Japan
1.460
4,5%
Taiwan
1.275
3,9%
Thailand
970
3,0%
(35)(36)LAPORAN
KOMISARIS UTAMA
DAN DIREKTUR
(37)(38)AGUS LASMONO
| Komisaris Utama
(39)Tahun 2016 merupakan tahun yang sangat tidak menentu bagi
sektor batubara dan bisnis lain yang terkait. Penyebab utamanya
adalah moratorium China untuk batubara impor, yang secara
mendadak dan tak terduga menjadi mudah pada akhir triwulan
ketiga, hal ini untuk memenuhi permintaan domestik terhadap
batubara menjelang datangnya musim dingin. Walaupun secara
historis permintaan dari China pada umumnya meningkat karena
pengaruh cuaca, namun peningkatan di triwulan ketiga tersebut
tidaklah terduga, mengingat ketatnya pasokan batubara global
akibat penurunan harga selama beberapa tahun belakangan,
mengakibatkan ketidakseimbangan dalam supply-demand yang
memicu kenaikan harga.
Sektor minyak dan gas juga menunjukkan fluktuasi yang besar,
sebagai kelanjutan penurunan harga yang dimulai sejak 2014
akibat produksi minyak serpih (shale oil) di Amerika Serikat,
serta produksi dari OPEC dan Rusia. Meski demikian, sama
halnya dengan batubara, harga minyak meningkat tajam ke
tingkat rekor pada akhir tahun karena menurunnya produksi dari
Amerika Serikat dan Nigeria.
EVALUASI TERHADAP MANAJEMEN
PERUSAHAAN DAN PELAKSANAAN
STRATEGI
Pada semester pertama tahun 2016, bisnis kami terpengaruh
oleh penurunan harga batubara, minyak, dan gas yang
berkelanjutan. Peningkatan signifikan yang tampak menjelang
akhir tahun, tidak cukup banyak untuk dapat memberikan
dampak terhadap hasil bisnis kami di tahun 2016. Dalam kondisi
seperti ini, pendapatan menurun 29,4% menjadi US$ 775,2 juta.
Adanya berbagai one off, mengakibatkan Perusahaan mencatat
Rugi yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas induk
sebesar US$ 67,6 juta dibandingkan dengan kerugian senilai US$
44,6 juta di tahun 2015.
Meski demikian, dilihat pada tingkat fundamental, Perusahaan
menunjukkan peningkatan. Laba kotor tetap stabil di kisaran
US$ 88 juta dan margin kotor naik 0,4%. Jika dinormalisasi
(dengan mengeluarkan pajak yang tidak terpulihkan, penurunan
nilai aset dan manfaat karyawan tertentu pada tahun 2016 serta
keuntungan dari pembelian kembali sebagian Obligasi tahun
2018 setelah dikurangi penurunan nilai aset pada tahun 2015),
Rugi yang Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk menjadi
sebesar US$ 29,0 juta dibandingkan US$ 55,8 juta di tahun
2015.
Angka-angka ini menunjukkan strategi perbaikan yang
dilaksanakan Direksi sejak 2015, mulai menampakkan hasil.
Dalam dua tahun terakhir, manajemen mengurangi biaya secara
signifikan, menstabilkan kegiatan operasional, meningkatkan
efisiensi, menjaga cadangan kas, dan menunda belanja modal
sebagai tanggapan terhadap iklim usaha yang tidak kondusif.
Pada tahun 2016 saja, jumlah utang berkurang sekitar US$ 164,9
juta menjadi US$ 805,3 juta, dan biaya-biaya dikurangi sebesar
US$ 4,9 juta, dimana dampak penuh dari inisiatif pengurangan
biaya ini akan dirasakan pada tahun-tahun berikutnya. Secara
bersamaan, berbagai kontrak baru telah didapatkan, hal ini
meningkatkan nilai total backlog MBSS, Petrosea dan Tripatra
pada akhir tahun 2016 menjadi US$ 1.706,5 juta. Selain itu,
Perusahaan memiliki ruang dan sumber daya untuk berinvestasi
karena saldo kas serta aset keuangan lainnya yang solid pada
akhir tahun tercatat senilai US$ 308,1 juta.
Secara keseluruhan, inisiatif ini tidak hanya meningkatkan
fundamental Perusahaan, melainkan juga secara substansial
memperkuat daya saing Grup. Dengan memperhatikan
indikator-indikator tersebut, menurut pendapat kami Direksi
telah berhasil meletakkan landasan perbaikan yang akan
mendatangkan manfaat bagi para pemegang saham di tahun
2017 dan selanjutnya, menunjukkan ketahanan dan kemampuan
kami untuk bangkit kembali.
(40)AGUS LASMONO
Komisaris Utama
PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Walaupun iklim usaha tidak kondusif, tata kelola perusahaan
tetap menjadi prioritas. Indika Energy senantiasa berkomitmen
terhadap standar tertinggi tata kelola perusahaan, bersama
dengan semua anak perusahaannya. Dalam melaksanakan
hal tersebut, Dewan Komisaris secara teratur mengawasi
dan memberi saran kepada Direksi melalui rapat-rapat yang
telah dijadwalkan, diskusi interim, dan laporan. Secara umum,
Dewan Komisaris merasa puas terhadap penerapan tata kelola
perusahaan di bawah Direksi telah memenuhi standar yang
relevan. Secara khusus, Etika Perilaku Bisnis telah diterapkan di
seluruh Grup tanpa memandang jabatan.
PENDAPAT TENTANG PROSPEK USAHA
Peningkatan yang diprediksi Direksi untuk tahun 2017 didasarkan
pada penalaran yang wajar. Peningkatan backlog di anak
perusahaan akan memberi kontribusi terhadap pertumbuhan
pendapatan tertentu, sementara langkah pemotongan biaya
yang dilakukan pada 2016 cukup berhasil mengurangi biaya,
dengan manfaat sepenuhnya masih dapat dirasakan di tahun
2017. Selain itu, penurunan nilai yang dilaksanakan pada 2016
secara efektif merampingkan neraca keuangan.
Meskipun secara eksternal potensi terjadinya gejolak masih
tetap tinggi, berbagai indikator menunjukkan kondisi harga
global yang lebih stabil untuk batubara dan minyak yang
memiliki pengaruh tidak langsung terhadap harga batubara.
Pengurangan produksi yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya juga telah menyebabkan pasokan dan permintaan
berada pada keseimbangan lebih baik, yang dapat memberi
kontribusi terhadap stabilitas pasar. Sementara itu, tindakan
yang diambil oleh manajemen secara efektif telah menjadikan
Perusahaan lebih produktif dan kompetitif, terlepas dari situasi
iklim usaha.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kami percaya akan pemikiran
manajemen bahwa tahun 2017 akan menjadi tahun yang lebih
baik bagi Indika Energy dan para pemegang sahamnya.
PERUBAHAN DEWAN KOMISARIS
Sepanjang tahun ini, jumlah Komisaris berkurang dari tujuh
orang menjadi lima orang, dan kemudian berkurang lagi
menjadi empat orang di bulan Januari 2017. Dalam Rapat
Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 28 April
2016, Bapak Wiwoho Basuki Tjokronegoro, Bapak Indracahya
Basuki, Bapak Pandri Prabono-Moelyo, dan Bapak Dedi Aditya
Sumanagara mengundurkan diri dari anggota Dewan Komisaris.
Sebagai penggantinya, RUPST menunjuk Bapak Wishnu
Wardhana yang sebelumnya menjabat Direktur Utama Indika
Energy menjadi Komisaris Utama, Bapak Richard Bruce Ness
yang sebelumnya Direktur Indika Energy menjadi Komisaris, dan
Bapak Boyke Wibowo Mukiyat sebagai Komisaris Independen.
Pada awal Desember 2016, Bapak Wishnu Wardhana
mengundurkan diri dari jabatan beliau sebagai Komisaris Utama,
untuk fokus pada kegiatan lain. Selanjutnya, dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 30 Januari 2017,
saya diangkat sebagai Komisaris Utama.
Atas nama Dewan Komisaris, saya menyambut Bapak Boyke
Wibowo Mukiyat dalam jajaran Dewan Komisaris, serta
mengharapkan keaktifan dan kontribusi berharga beliau. Saya
juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak Wiwoho Basuki
Tjokronegoro, Bapak Indracahya Basuki, Bapak Pandri
Prabono-Moelyo, Bapak Dedi Aditya Sumanagara, dan Bapak Wishnu
Wardhana atas berbagai kontribusi yang telah mereka berikan
kepada Perusahaan. Kami mendoakan kesuksesan untuk mereka
semua.
PENUTUP
(41)(42)M. ARSJAD RASJID P.M.
|
Direktur Utama
& CEO Grup
(43)Kondisi di tahun 2016 tetap sangat menantang bagi sebagian
besar industri energi di Indonesia. Pada awal tahun, kondisi
yang memburuk terus berlanjut di sektor batubara serta minyak
dan gas. Harga acuan untuk batubara thermal menurut Harga
Batubara Acuan (HBA) di Indonesia mencapai titik terendahnya
dalam lebih dari lima tahun pada harga US$ 50,92 per ton
di bulan Februari, sementara harga minyak mentah jatuh ke
tingkat terendah dalam tiga belas tahun pada harga US$ 26,55
per barel di bulan Januari.
Meski demikian, pada triwulan ketiga harga batubara melonjak,
terutama dipicu oleh kenaikan permintaan dari China dan
keterbatasan pasokan. Di bulan Desember, HBA naik tajam
menjadi US$ 101,69 per ton, harga tertinggi sejak awal tahun
2012, walaupun sejak saat itu HBA menurun dan berada di
kisaran sekitar US$ 85 per ton. Sementara itu harga minyak
mentah pada semester kedua tahun 2016 naik hampir dua kali
lipat, hingga mencapai puncaknya di US$ 54 per barel pada
akhir tahun. Kondisi yang tak menentu ini menjadi tantangan
besar bagi semua bisnis di sektor energi.
STRATEGI DAN KINERJA TAHUN 2016
Di tengah kondisi ini, strategi berkelanjutan yang kami
implementasikan sejak tahun 2015 menunjukkan indikasi
perubahan yang positif dan menunjukkan ketangguhan
Perusahaan untuk melangkah maju. Strategi ini terdiri dari empat
inisiatif: pemangkasan biaya dan peningkatan operasional,
stabilisasi operasi termasuk konsolidasi bisnis dan divestasi aset
non-inti, menjaga cadangan kas selaras dengan pengurangan
beban utang, serta peningkatan pengembangan usaha. Dengan
strategi ini, Indika Energy secara signifikan dapat merampingkan
biayanya, menghemat 4,8% atau senilai US$ 4,9 juta pada
tahun 2016, dimana dampak penuh penghematan biaya ini akan
lebih dirasakan di tahun 2017.
Secara umum, operasional telah terjaga stabil, divestasi
berbagai aset non-inti berlangsung, dan utang telah berkurang
sebesar US$ 267,7 juta dalam empat tahun terakhir, sehingga
menurunkan biaya pendanaan. Yang terakhir, dan sangat
penting, upaya pengembangan usaha meningkatkan nilai
backlog Perusahaan lebih dari 60% menjadi US$ 1.706,5 juta
pada akhir 2016. Sebagai hasilnya, kinerja Grup membaik,
dengan peningkatan laba kotor dari 8,0% pada tahun 2015
menjadi 11,4% pada tahun 2016.
Walaupun demikian, dampak sepenuhnya dari proses perbaikan
(turnaround) baru akan dirasakan pada tahun mendatang.
Di tahun 2016, pendapatan masih menurun, di mana faktor
utamanya berasal dari Tripatra karena proyek-proyek besar
telah diselesaikan sesuai perkiraan; dari MBSS, disebabkan
volume angkutan yang lebih rendah dan tekanan harga yang
berkelanjutan; serta dari penurunan volume dan harga penjualan
dan perdagangan batubara. Akibatnya, Indika Energy mencatat
penurunan pendapatan sebesar 29,4% menjadi US$ 775,2 juta,
meskipun laba kotor tetap stabil di kisaran US$ 88 juta pada
tahun 2016 dan 2015.
Di bidang usaha, kerugian terbesar berasal dari IIR, MBSS,
dan Petrosea. Sedangkan bagian laba bersih entitas asosiasi
dan pengendalian bersama entitas menurun sebesar US$ 13,2
juta menjadi US$ 59,5 juta pada tahun 2016, dengan faktor
utama karena turunnya laba bersih dari Kideco yang disebabkan
produksi dan harga batubara yang lebih rendah. Selain itu,
di tingkat konsolidasi, Perusahaan melakukan sejumlah
penghapusbukuan terutama terkait dengan pajak yang tak
terpulihkan, serta penurunan nilai aset tak berwujud dan aset
tetap dikarenakan penurunan perkiraan nilai aset tersebut di
masa depan, di tengah iklim usaha yang tidak kondusif.
Akibatnya, Rugi yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas
Induk meningkat 51,6% menjadi US$ 67,6 juta pada tahun 2016.
Namun jika dinormalisasi, Rugi yang dapat Diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk menjadi senilai US$ 29,0 juta dibandingkan
dengan US$ 55,8 juta pada tahun 2015.
(44)PROSPEK USAHA
Berdasarkan pemaparan di atas dan iklim usaha yang membaik,
kami yakin Perusahaan dapat memperbaiki kinerjanya di tahun
2017. Terlepas dari adanya indikasi percepatan pertumbuhan
ekonomi nasional serta harga batubara, minyak dan gas yang
secara umum lebih tinggi, kami berharap peningkatan backlog
dan perbaikan struktur biaya akan menghasilkan pertumbuhan
secara keseluruhan. Secara khusus, dampak sepenuhnya dari
rasionalisasi organisasi akan terasa di tahun 2017, dan diharapkan
memberi dampak signifikan. Patut dicatat, Perusahaan memiliki
kas dan aset keuangan lainnya yang signifikan sebesar US$ 308,1
juta pada akhir 2016, memberi keleluasaan bagi Perusahaan
untuk bermanuver.
Ke depan, Perusahaan akan terus menjajaki peluang bisnis,
mengendalikan biaya, dan membayar utang. Berbagai inisiatif
yang diambil Perusahaan dalam dua tahun terakhir telah
menempatkan bisnisnya pada posisi yang strategis untuk
bersaing. Beberapa bisnis Perusahaan berhasil meningkatkan
pangsa pasar atau memulai lini usaha baru, yang menjadi
pertanda baik terhadap keberlanjutan usaha.
PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN
Di Indika Energy, kami memandang penting tata kelola
perusahaan yang baik sebagai fondasi bisnis kami. Sesuai dengan
visi dan misi Perusahaan menjadi perusahaan kelas dunia, kami
selalu mengikuti perkembangan tata kelola perusahaan di
Amerika Serikat dan OECD, serta berusaha mengadopsinya.
Antara lain, Indika Energy menjunjung tinggi keberagaman dan
menolak diskriminasi berdasarkan agama, gender atau etnis;
menjaga netralitas politik; dan telah menerapkan praktek
anti-suap dan anti-penipuan. Prinsip tersebut berlaku untuk semua
karyawan dan manajemen Indika Energy tanpa memandang
jabatan.
Dalam konteks melakukan perampingan organisasi, setelah
melakukan berbagai pertimbangan, diputuskan fungsi Komite
Audit dan Komite Good Governance akan lebih efisien, jika
dilakukan oleh kelompok orang yang sama. Karena itu, di tahun
2016 Komite Audit dan Komite Good Governance digabung,
menghasilkan penghematan waktu dan koordinasi, tanpa
kehilangan fungsi tersebut. Perubahan ini sama sekali tidak
mengganggu kemampuan kami menegakkan semua prinsip
tata kelola perusahaan yang baik. Kami senantiasa memastikan,
Indika Energy secara tepat mematuhi semua peraturan dan
regulasi yang berlaku.
PERUBAHAN DIREKSI
Pada RUPST yang berlangsung pada 28 April 2016, Bapak Wishnu
Wardhana, Bapak Richard Bruce Ness, Bapak Rico Rustombi dan
Bapak Joseph Pangalila mengundurkan diri sebagai anggota
Direksi, dan selanjutnya Bapak Wishnu Wardhana dan Bapak
Richard Bruce Ness diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris.
Pada RUPST tersebut, saya juga mengundurkan diri sebagai
Wakil Direktur Utama dan kemudian saya diangkat sebagai
Direktur Utama, bersama dengan Bapak Azis Armand dan Bapak
Eddy Junaedy Danu sebagai Direksi.
Kami berterima kasih kepada Bapak Wishnu Wardhana, Bapak
Richard Bruce Ness, Bapak Rico Rustombi, dan Bapak Joseph
Pangalila atas jasa mereka sebagai Direksi.
PENUTUP
Beberapa tahun belakangan ini merupakan periode yang sangat
menantang bagi sektor energi, terutama untuk bisnis yang
berkaitan dengan batubara dan juga minyak dan gas. Atas nama
Direksi, saya ingin mengucapkan terima kasih atas dedikasi
seluruh karyawan, Dewan Komisaris, pelanggan dan mitra kerja,
serta terutama para pemegang saham yang setia atas dukungan
dan kesabarannya. Kami yakin, di tahun 2017 kepercayaan Anda
terhadap kami akan membuahkan hasil.
M. ARSJAD RASJID P.M.
(45)(46)(47)AGUS
LASMONO
Komisaris Utama
Dewan Komisaris
MUHAMAD
CHATIB BASRI
(48)BOYKE WIBOWO
MUKIYAT
Komisaris Independen
RICHARD
BRUCE NESS
(49)AGUS LASMONO
Komisaris Utama
Usia 45 tahun, menjabat sebagai Komisaris Utama Indika Energy
sejak Januari 2017, berdasarkan Akta Nomor 24 tertanggal 30
Januari 2017. Bapak Agus Lasmono adalah pendiri dan pemilik
Indika Energy, sebelumnya beliau menjabat sebagai Wakil
Komisaris Utama Indika Energy dari tahun 2007 sampai 2017.
Beliau juga menjadi anggota Komite Human Capital Indika
Energy berdasarkan Akta Dewan Komisaris Nomor 076/IE/BOC/
DEC/VII/2016.
Bapak Agus Lasmono menjabat pula sebagai Komisaris Utama
PT Net Mediatama Televisi (sejak 2012), PT Indika Inti Corpindo
(sejak 2004), PT Indika Inti Holdiko (sejak 2004), dan Komisaris
di Kideco (sejak 2004), serta sebagai Direktur Utama PT Indika
Mitra Energi (sejak 2010) dan PT Indika Multi Media (sejak 2002).
Sebelumnya beliau juga pernah menjabat sebagai Komisaris
Independen PT Surya Citra Media Tbk. dan PT Surya Citra Televisi
(2005-2013).
Beliau meraih gelar Bachelor of Arts di bidang Ekonomi dari
Pepperdine University, Malibu, California, Amerika Serikat tahun
1993 dan gelar Master di bidang Bisnis Internasional dari West
Coast University, Los Angeles, California, Amerika Serikat tahun
1995.
(50)MUHAMAD CHATIB BASRI
Komisaris Independen
Usia 52 tahun, menjabat sebagai Komisaris Independen Indika
Energy sejak April 2015, berdasarkan Akta Nomor 95 tertanggal
29 April 2015, sebelumnya menjabat sebagai Komisaris
Independen dari Maret 2008 sampai Juni 2012. Beliau juga
Ketua Komite Human Capital Indika Energy berdasarkan Akta
Dewan Komisaris Nomor 076/IE/BOC/DEC/VII/2016 dan anggota
Komite Risiko & Investasi Indika Energy berdasarkan Akta Dewan
Komisaris Nomor 077/IE/BOC/DEC/VII/2016.
Beliau juga merupakan Presiden Komisaris di PT XL Axiata
Tbk. (sejak 29 September 2016), Presiden Komisaris Indonesia
Infrastructure Finance (sejak 2015), Direktur Non-Eksekutif
Independen Axiata Group Berhad, Malaysia (sejak 2015) dan
Komisaris Independen PT Astra International Tbk.
Bapak M. Chatib Basri sebelumnya pernah menjabat sebagai
Menteri Keuangan Republik Indonesia (2013-2014), Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia
(2012-2013), Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional Republik Indonesia
(2010-2012), Staf Khusus Menteri Keuangan Republik Indonesia
(2006-2010), Deputi Menteri Keuangan Republik Indonesia
untuk G-20 (2006-2010), Penasihat Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Republik Indonesia (2004-2005).
Bapak M. Chatib Basri adalah anggota Dewan Penasehat
Bank Dunia untuk Gender and Development, Ketua Dewan
Penasehat di Mandiri Institute. Beliau menjadi Thee Kian Wie
visiting Professor di Australian National University, juga Pengajar
Senior di Departemen Ekonomi Universitas Indonesia. Beliau
juga pernah menjadi Senior Fellow di Harvard Kennedy School,
Amerika Serikat (2015-2016) dan anggota Kelompok Penasihat
Regional Asia Pasifik dari Dana Moneter Internasional (IMF)
(2010-2012).
(51)BOYKE WIBOWO MUKIYAT
Komisaris Independen
Usia 58 tahun, menjabat sebagai Komisaris Independen Indika
Energy sejak 2016, berdasarkan Akta Nomor 58 tertanggal
28 April 2016. Bapak Boyke juga menjabat sebagai Komisaris
Utama PT Rukun Raharja Tbk. dan Direktur Utama PT Truba Jaya
Engineering.
Beliau menjadi Ketua Komite Audit & Corporate Governance
Indika Energy berdasarkan Akta Dewan Komisaris Nomor 075/
IE/BOC/DEC/VII/2016 dan anggota Komite Risiko & Investasi
Indika Energy berdasarkan Akta Dewan Komisaris Nomor 077/
IE/BOC/DEC/VII/2016.
Bapak Boyke pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT
Jakarta Propertindo (2015-2016), Komisaris PT Pertamina EP
Cepu (2014-2015), Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola
Aset (2008-2013), Direktur Utama PT Bahana Pembinaan
Usaha Indoneia (2006-2008), Direktur PT Bahana Pembinaan
Usaha Indonesia (2001-2006), Direktur Utama PT Niaga
Asset Management (1999-2001), dan Direktur PT Niaga Asset
Management (1997-1999).
(52)RICHARD BRUCE NESS
Komisaris
Usia 67 tahun, menjabat sebagai Komisaris Indika Energy
sejak 2016 berdasarkan Akta Nomor 58 tertanggal 28 April
2016. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur Indika
Energy sejak Mei 2009 sampai April 2016, dan jabatan Direktur
Independen (2013-2014). Bapak Rick bergabung dengan Indika
Energy sebagai Direktur tahun 2009 berdasarkan Akta Nomor
123 tertanggal 28 Mei 2009. Beliau juga menjadi anggota
Komite Risiko & Investasi Indika Energy berdasarkan Akta Dewan
Komisaris Nomor 077/IE/BOC/DEC/VII/2016.
Beliau menjabat pula sebagai Komisaris Utama Petrosea (sejak
2010). Beliau berpengalaman di sektor energi, sumber daya,
dan pertambangan selama lebih dari 30 tahun. Beliau pernah
menjabat sebagai Komisaris MBSS (2010-2011), Direktur Utama
di berbagai perusahaan afiliasi dan anak perusahaan Newmont,
konsultan pertambangan PT Clinton Indonesia, dan Wakil
Presiden PT Freeport Indonesia. Bapak Ness juga menjabat
posisi Ketua bidang Pertambangan di American Chamber of
Commerce, Indonesia.
(53)M. ARSJAD
RASJID P.M.
Direktur Utama
(54)EDDY JUNAEDY
DANU
Direktur Independen
AZIS
ARMAND
(55)M. ARSJAD RASJID P.M.
Direktur Utama
Usia 46 tahun, menjabat sebagai Direktur Utama Indika Energy
pada Mei 2016, berdasarkan Akta Nomor 60 tertanggal 28 April
2016. Sebelumnya beliau menempati posisi sebagai Wakil Direktur
Utama dari Mei 2014 sampai April 2016, dan Direktur Utama dari
Februari 2007 sampai Mei 2014. Bapak Arsjad Rasjid pernah
menjabat Komisaris Utama Indika Energy tahun 2000 berdasarkan
Akta Nomor 31 tertanggal 19 Oktober 2000.
Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama MBSS
(sejak 2010), PT Indika Indonesia Resources (sejak 2016), PT Indika
Logistic & Support Services (sejak 2015), dan PT Indy Properti
Indonesia (sejak 2014). Beliau juga menjabat sebagai Komisaris
PT Indika Mitra Energi (sejak 2010), Kideco (sejak 2017), Tripatra
(2007-2015) (2016-sekarang), PT Indika Multi Energi (sejak 2015),
dan PT Indika Energy Infrastructure (sejak 2016). Selain itu, beliau
menjabat sebagai Direktur Utama PT Indika Inti Corpindo (sejak
2016) dan PT Indika Infrastruktur Investindo (sejak 2016).
Bapak Arsjad Rasjid menimba ilmu di University of Southern
California di bidang Computer Engineering tahun 1990, dan
meraih gelar Bachelor of Science di bidang Administrasi Bisnis
tahun 1993 dari Pepperdine University, California, Amerika
Serikat. Pada 2016, beliau mengikuti program Executive Education
- International Directors Programme 2016 di INSEAD yang
diselenggarakan di Singapura dan Perancis. Pada 2012, beliau
menyelesaikan program Executive Education Global Leadership
and Public Policy for the 21st Century di Harvard Kennedy School,
Amerika Serikat, serta menyelesaikan program Insights Into
Politics and Public Policy in Asia untuk Para Pemimpin Global di
Lee Kuan Yew School of Public Policy, Singapura. Di tahun 2013
beliau menyelesaikan Executive Education on Impacting Investing
di Said Business School, University of Oxford, Inggris. Pada 2014
beliau menyelesaikan program Executive Education on Leadership
Profil
(56)AZIS ARMAND
Direktur
Usia 49 tahun, menjabat sebagai Direktur Indika Energy sejak
Februari 2007, sedangkan dari Maret 2008 sampai Mei 2013
beliau menjabat sebagai Direktur Independen. Bapak Azis
Armand bergabung dengan Indika Energy sebagai Direktur
tahun 2007, berdasarkan Akta Nomor 24 tertanggal 15 Februari
2007.
Beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Indika Inti Corpindo
(sejak 2016), PT Indika Infrastruktur Investindo (sejak 2008),
PT Indika Indonesia Resources (sejak 2015), dan PT Indika
Multi Energi Internasional (sejak 2015), serta menjabat sebagai
Direktur Kideco (sejak 2004), PT Indika Multi Energi (sejak 2016),
dan PT Indika Energy Infrastructure (sejak 2016).
Beliau pernah menjabat sebagai Komisaris Petrosea
(2009-2013) dan Direktur Utama PT Indika Indonesia Resources
(2014-2015). Beliau memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di bidang
Keuangan Korporasi dan Investasi. Sebelumnya beliau berkarier
sebagai Rating Manager di PT Pemeringkatan Efek Indonesia
(1995-1997) dan Associate di JP Morgan Chase (1997-2004).
(57)EDDY JUNAEDY DANU
Direktur Independen
Usia 66 tahun, menjabat sebagai Direktur Independen Indika
Energy sejak 2014, berdasarkan Akta Nomor 21 tertanggal 14
Mei 2014. Bapak Eddy Junaedy Danu bergabung dengan Indika
Energy sebagai Direktur tahun 2009, berdasarkan Akta Nomor
123 tertanggal 28 Mei 2009.
Bapak Eddy Danu juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT
Tripatra Engineers & Constructors dan PT Tripatra Engineering
(Tripatra) (sejak April 2015), PT Indika Multi Energi Internasional
(sejak Mei 2014), dan PT Indika Infrastruktur Investindo (sejak
Mei 2014). Beliau menjabat pula sebagai Komisaris PT Indika
Inti Corpindo (sejak April 2016), PT Cirebon Electric Power (CEP)
(sejak Mei 2014), PT Cirebon Energi Prasarana (sejak Agustus
2016), PT Prasarana Energi Indonesia (sejak Agustus 2016), PT
Prasarana Energi Cirebon (sejak Agustus 2016), dan PT Indika
Logistic & Support Services (sejak April 2016).
Beliau juga menjadi Ketua Komite Risiko & Investasi di Tripatra,
anggota Komite Risiko & Investasi di MBSS, dan anggota Komite
Human Capital di Petrosea.
Beliau pernah menjabat sebagai Komisaris Utama di Petrosea
(2014-2015), Direktur Utama di Petrosea (2013-2014), dan Wakil
Direktur Utama di CEP (2011-2014).
Beliau telah mengabdi di Tripatra selama lebih dari 35 tahun,
sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Tripatra dan Direktur
Eksekutif untuk Pemasaran dan Operasional. Beliau memiliki
pengalaman lebih dari 36 tahun di bidang engineering dan
manajemen proyek, serta pernah menjadi Project Engineer dan
Project Manager untuk berbagai proyek minyak dan gas EPC
berskala besar.
(58)(59)(60)(61)(62)TINJAUAN UMUM EKONOMI
Perekonomian global menunjukkan sedikit peningkatan di
tahun 2016. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan
pertumbuhan perekonomian global sebesar 3,1% dibandingkan
2,4% pada tahun sebelumnya. Tahun 2016 ditandai dengan
perdagangan global yang stagnan, ketidakpastian politik, dan
investasi yang lemah. Pertumbuhan perekonomian di negara
maju tetap lambat, dengan kinerja campuran di pasar
negara-negara berkembang. Secara keseluruhan, pertumbuhan global
meningkat pada semester kedua tahun ini dengan momentum
di triwulan keempat.
Perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan serupa,
dengan peningkatan PDB sebesar 5,02% dari 4,8% pada tahun
sebelumnya. Ini merupakan tingkat pertumbuhan terendah
sejak 2009, menurut Statistik Indonesia. Perekonomian tetap
dibayangi iklim ketidakpastian kebijakan, permintaan ekspor
yang masih rendah, dan tingkat pengeluaran pemerintah yang
lebih rendah. Meski demikian, konsumsi rumah tangga tetap
sehat, dengan inflasi riil yang rendah, dan peningkatan harga
komoditas yang kondusif bagi pertumbuhan menjelang akhir
tahun.
TINJAUAN INDUSTRI BATUBARA,
MINYAK & GAS
Industri batubara, minyak dan gas mengalami tahun yang sangat
tidak menentu, di mana harga melorot ke tingkat rendah yang
baru pada awal 2016, sebelum naik sekitar dua kali lipat pada
akhir tahun. Di segmen batubara, patokan Newcastle 6.300
turun dari US$ 65,3 per ton pada Desember 2015 menjadi sekitar
US$ 40 per ton pada awal 2016, sebelum melonjak hingga di
atas US$ 100 per ton pada akhir tahun.
Patokan harga batubara thermal Indonesia (Harga Batubara
Acuan atau HBA) mencapai titik terendah dalam lebih dari lima
tahun sebesar US$ 50,92 per ton di bulan Februari, kemudian
naik menjadi US$ 101,69 per metrik ton pada bulan Desember.
Faktor pendorong utamanya adalah kelonggaran yang terjadi
tiba-tiba dan tidak diperkirakan dalam pembatasan impor
batubara China pada triwulan ketiga, dikombinasikan dengan
pasokan yang ketat di pasar akibat turunnya harga batubara
selama beberapa tahun.
Total produksi batubara Indonesia tahun 2016 diperkirakan
sebesar 363 juta ton menurut Asosiasi Pertambangan Batubara
Indonesia (APBI) & Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, 12,7% lebih rendah dibandingkan produksi tahun
2015 sebesar 416 juta ton. Dari jumlah tersebut, porsi yang
diserap pasar batubara domestik meningkat dari sekitar 21%
pada tahun 2015 menjadi 31% pada tahun 2016. Sementara
itu, harga minyak melonjak dari harga yang rendah selama 13
tahun, yakni di bawah US$ 27 per barel pada bulan Januari,
karena kelebihan pasokan; menjadi di atas US$ 55 per barel
pada akhir tahun, karena Rusia dan OPEC mengurangi produksi,
di samping produksi dari ladang minyak serpih Amerika Serikat
(63)(64)MENGUKUHKAN LANGKAH
Pada tahun 2016, sebagian besar usaha Indika Energy terus
dibayangi penurunan harga selama beberapa tahun terakhir.
Para produsen batubara tetap enggan menaikkan produksi
di semester pertama tahun ini, sementara
perusahaan-perusahaan minyak ragu untuk berinvestasi dalam eksplorasi
di tengah kecenderungan penurunan harga. Akibatnya, peluang
pertumbuhan bagi perusahaan-perusahaan jasa yang terkait
dengan sektor tersebut tetap langka.
Menyikapi latar belakang tersebut, usaha Perusahaan yang
terkait dengan batubara dan minyak secara umum mengalami
penurunan volume penjualan dan harga, meskipun Kideco tetap
mencatat keuntungan. Kontribusi positif juga diperoleh dari
Tripatra, usaha kelistrikan, dan beberapa anak perusahaan yang
lebih kecil, tetapi tidak cukup untuk mengimbangi penurunan
di usaha utama, sehingga menghasilkan kerugian di tingkat
perusahaan induk.
Karena itu, pendapatan turun 29,4% menjadi US$ 775,2 juta dari
US$ 1.097,3 juta pada tahun 2015. Meski demikian, laba kotor
tetap stabil, mengalami kenaikan 0,4% menjadi US$ 88,7 juta.
Perusahaan mampu menghemat US$ 4,9 juta melalui inisiatif
efisiensi biaya. Dampak sepenuhnya dari inisiatif ini direalisasikan
pada tahun berikutnya, sejalan dengan pembelian kembali
obligasi. Meski demikian, beberapa penghapusan terutama yang
terkait dengan pajak yang tidak terpulihkan dan penurunan nilai
aset tak berwujud, serta properti, pabrik, dan peralatan dalam
usaha yang menghasilkan rugi bersih yang diatribusikan kepada
pemilik entitas induk sebesar US$ 67,6 juta.
Tinjauan
Operasional
Indika Energy menghadapi kondisi tersebut dengan
merasionalisasi struktur organisasi di seluruh Grup, yang
mempengaruhi pengurangan biaya lainnya, mengamankan kas,
memperketat belanja modal, meningkatkan produktivitas dan
utilisasi aset, serta mencari peluang usaha baru, terutama ketika
iklim usaha yang terkait dengan batubara dan minyak menjadi
lebih kondusif pada akhir tahun.
• Beban Penjualan, Umum, dan Administrasi berkurang US$ 4,9
juta menjadi US$ 98,8 juta di tingkat konsolidasian, terutama
disebabkan langkah optimasi biaya, seperti pengurangan biaya
sewa dan profesional, sert alokasi biaya MUTU ke Beban Pokok
Kontrak dan Penjualan setelah dilanjutkan produksi pada tahun
2016.
• Meskipun pendapatan menurun, laba kotor tetap stabil.
(65)